Anda di halaman 1dari 8

KEDUDUKAN POLRI DALAM SISTEM KETATANEGARAAN INDONESIA

Fahrysyah Aulya
Univeritas Negeri Medan

ABSTRACT
The purpose of this study is to find out how the position of the police is in the state
organizational structure and how the police work in the state administration system.
In addition, the police also play a role as a law enforcement agency. Article 30(4) of
the 1945 Constitution states that "The National Police of the Republic of Indonesia as
a tool of the state to ensure security and public order are tasked with protecting,
defending, serving the community and upholding the law.

Keywords : Police, Position, State administration system

PENDAHULUAN

Polisi merupakan lembaga pemerintah yang dapat dikatakan memiliki peran


problematis dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, yang menurut misi dan perannya
posisinya harus ditempatkan pada posisi yang mandiri. Jika independensi posisi Polri
salah dalam sistem organisasi, maka POLRI dapat menjadi lembaga negara adidaya,
karena tugas dan wewenangnya sangat luas. Perbedaan status kepolisian dalam
konstitusi negara Indonesia menimbulkan permasalahan bagi kepolisian dalam
menjalankan tugas dan wewenangnya sebagai kepolisian negara.Oleh karena itu, jika
kedudukan polisi dalam penyelenggaraan tugas negara di bidang keamanan dan
ketertiban masyarakat sesuai dengan paradigma baru polisi sipil dalam sistem
ketatanegaraan Indonesia, maka harus dikaji secara ilmiah berdasarkan konsep
tersebut. Konstitusi dan konsepsi hukum administrasi, agar agar posisinya dapat
ditentukan sesuai cita-cita administrasi publik, bahwa kepolisian harus berkembang
menjadi lembaga yang mandiri, modern, proporsional dan profesional, mengikuti
hukum positif Indonesia.
Konsep hukum negara dan hukum tata usaha negara harus dikaji secara ilmiah
untuk menyatakan bahwa kedudukan polisi didasarkan pada administrasi publik yang
ideal, sehingga polisi menjadi lembaga yang benar-benar mandiri, modern,
proporsional, dan profesional yang memenuhi kebutuhan masyarakat.
1

1Jean Daryn Hendar Iskandar, “ Kedudukan Kepolisian Negara Republik Indonesia


Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia hal 46-55 “

1
kebutuhan dan harapan berdasarkan penerapan good police (good police)
goodgovernance). Pemerintahan yang baik dapat terwujud manakala didukung oleh
penyelenggara fungsi pemerintahan yang baik.Dengan demikian penyelenggaraan
kepolisian yang menjalankan salah satu fungsi pemerintahan akan dapat mendukung
pemerintahan yang baik bila terwujud kepolisian yang baik (goodpolice). Polri sebagai
institusi atau organisasi yang menjalankan fungsi sebagai alat negara harus
menjalankan strategi negara, khususnya untuk kepentingan stabilitas serta
pengendalian masyarakat sipil.
Sebagai bagian dari eksekutif, polisi bertanggung jawab atas penegakan hukum
(Gakkum) dan ketertiban masyarakat. Polisi sebagai bagian terpenting dalam sistem
ketatanegaraan negara (eksekutif), yang mempunyai wewenang dan tugas
melaksanakan keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibma), harus siap menjaga
dan menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat akibat perubahan. sehingga
Kepolisian (Polri) benar-benar dapat memposisikan diri secara profesional, efektif,
efisien dan modern. dan pemandu, advokat, dan lembaga penegak hukum yang
tepercaya. Oleh karena itu di mana kedudukan kepolisian dalam menjalankan fungsi
pemerintahan bidang keamanan dan ketertiban masyarakat sesuai dengan paradigma
baru polisi sipil atau non-militer dalam sistem pemerintahan Indonesia.

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.


Penelitian deskriptif kualitatif, deskriptif adalah rumusan masalah yang mengarahkan
penelitian untuk menelaah atau menggambarkan situasi sosial yang dikaji secara
menyeluruh, luas dan mendalam. Menurut Bogdan pendekatan kualitatif, adalah teknik
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan
tentang orang-orang dan perilaku yang diamati. Hal ini didasarkan pada keyakinan
bahwa pengetahuan muncul dari lingkungan sosial dan bahwa memahami.

PEMBAHASAN

A.KEDUDUKAN POLRI DALAM SISTEM KETATANEGARAAN


INDONESIA

Polisi adalah sebuah institusi untuk pemerintah yang memainkan peran penting
dalam supremasi hukum. Kehidupan hukum sangat ditentukan oleh faktor struktural
atau pranata hukum, disamping faktor lain seperti muatan hukum dan budaya hukum.
Perubahan lingkungan saat ini dan yang akan datang menunjukkan terjadinya
perubahan, yang tidak lagi terbatas pada ruang dan waktu tertentu. 2

2Dr. M. Gaussyah, S.H., M.H, Peranan dan Kedudukan POLRI dalam Sistem
Ketatanegaraan Indonesia

2
Perubahan yang sangat nyata terlihat pada lingkungan masyarakat tempat mereka
bekerja untuk mewujudkan masyarakat madani yang seharusnya menjadi paradigma
masa depan negara Indonesia, berlandaskan pada supremasi hukum, moralitas dan
etika, demokratisasi dan hak asasi manusia. Inisiatif kebijakan untuk memisahkan Polri
dari ABRI, terutama untuk menegakkan supremasi hukum, dimana diperlukan
kepolisian yang mandiri dan mandiri. Awalnya, Kepolisian Negara Republik Indonesia
(POLRI) adalah bagian dari militer. Polisi adalah bagian dari ABRI, bersama dengan
Tentara Nasional Indonesia, Angkatan Udara Indonesia dan Angkatan Laut Indonesia.
Keterlibatan POLRI dalam ABRI membuat pembinaan kelembagaan dan personel
Polri menjadi kurang baik. Model seperti itu menjadikan institusi Polri mandiri dan
menjadi subordinat dari institusi militer. Fakta sejarah menunjukkan betapa tidak
berdayanya polisi dalam menangani kasus yang menyangkut kepentingan aparat
pertahanan.Polri sering mengintervensi pelaksanaan tugasnya, terutama sebagai
lembaga penegak hukum. Rentannya perjalanan era Polri penuh dengan tahapan,
posisinya tidak diatur secara jelas dan tegas dalam UUD 1945, dan telah mengalami
beberapa kali perubahan, berbeda dengan angkatan darat, laut, dan angkatan udara yang
diatur secara ketat dalam UUD 1945. 1945. UUD 1945. yaitu, "Presiden memiliki
kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara.
Perubahan jabatan polisi ditetapkan di bawah kewenangan Kementerian Dalam
Negeri, Perdana Menteri, Kapolri, Menteri Pertahanan dan Keamanan, dan Presiden.
Namun ketentuan pasal 30 (5) UUD 1945 menuntut tindakan lebih lanjut dalam
pembuatan undang-undang yang mengatur tentang susunan dan kedudukan polisi, serta
hubungan yurisdiksi dalam pelaksanaan tugasnya. Dengan demikian, konsekuensi
logis dari ketentuan Pasal 30 (5) UUD 1945 adalah terbentuknya UU Polri No. 2 Tahun
2002, dimana Kepolisian berada di bawah Presiden dan bertanggung jawab kepada
Presiden.
Dilihat dari sejarah gagasan dan pembentukan posisi polisi selama perjuangan
dan konflik serius antara beberapa institusi yang menginginkan polisi disubordinasikan
ke lembaganya, seperti Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kehakiman. dan
Jaksa Agung, seperti dijelaskan Daniel S. Lev, setelah pengakuan kedaulatan, muncul
dua pertanyaan terkait tentang status Polri. Kekhawatiran pertama kementerian mana
yang harus bertanggung jawab atas kepolisian. Dalam hal ini, Kementerian Kehakiman
dan Kementerian Dalam Negeri sama-sama ingin menempatkan polisi di bawah
kendali mereka. Pihak lain mengusulkan agar polisi tetap berada di bawah kekuasaan
perdana menteri atau dibentuk kementerian baru, Kementerian Keamanan yang
dipimpin oleh Jaksa Agung.3

3Sadjijono,Fungsi Kepolisian Dalam Pelaksanaan Good Governance, Laksbang,


edisi-ke satu, Yogyakarta, 2005, hal. 323-324.

3
Tarik-menarik muncul karena kontrol polisi diharapkan memperkuat
kekuasaan dan prestise kementerian pemenang, membuat persaingan untuk itu semakin
sulit. Perebutan posisi dewan kepolisian terus berlanjut dan baru-baru ini dengan
diluncurkannya Tap pada masa reformasi. MPR RI no. VI/MPR/2000, ketuk.
Ditetapkannya MPR No VII/MPR/2000 dan UU No 2 Tahun 2002 agar posisi Polri
berada di bawah Presiden, namun perdebatan ini belum juga berakhir. Beberapa
pertanyaan yang mendasari posisi ideal polisi dapat ditanyakan dari perspektif filosofis,
teoretis, dan hukum.
Secara filosofis, keberadaan fungsi kepolisian sudah ada sebelum terbentuknya
badan kepolisian, karena tugas kepolisian merupakan bagian dari kehidupan manusia,
yaitu menciptakan rasa aman, tenteram, dan tertib dalam kehidupan sehari-hari. Secara
teori, polisi sebagai alat negara yang melaksanakan salah satu tugas penyelenggaraan
pemerintahan di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat. Menurut teori
ketatanegaraan, dalam suatu negara yang menganut sistem pemerintahan presidensial,
presiden memimpin negara dalam kedudukan kepala negara dan kepala pemerintahan.
Menambahkan konsep polisi sebagai “alat negara” bawah presiden dalam menjalankan
kekuasaan kepala negara. Di sisi lain, tugas polisi menjalankan salah satu “tugas
pemerintah” yang diselenggarakan oleh presiden sebagai pemegang kekuasaan
eksekutif mengalihkan sebagian kekuasaannya kepada polisi, khususnya di bidang
keamanan. dan ketertiban.
Secara yuridis kewenangan kepolisian ini diperoleh dengan cara yang diakui,
karena tugas dan wewenang kepolisian bersumber dari konstitusi, peraturan MPR dan
undang-undang, sebagaimana dirumuskan dalam pasal 30 ayat 4 UUD 1945. mentaati
undang-undang”, Pasal 6(1) Perpu MPR RI. VII/MPR/2000, yang berbunyi: “Polri
Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang berperan dalam menjamin
keamanan dan ketertiban masyarakat. , hukum penegakan, perlindungan, dan
pelayanan sosial” dan Pasal 5 UU No. 2 (1) Tahun 2002, yang menyatakan:
“Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah alat negara yang berperan dalam
menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, serta
memberikan perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat dalam
rangka terpeliharanya keamanan dalam negeri.” 4 Susunan kepolisian di bawah
pimpinan organisasi kepolisian dari tingkat pusat sampai dengan daerah. Dasar hukum
komposisi kepolisian diatur dalam Pasal 3, ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 Keputusan
Presiden Nomor 70 Tahun 2002 yang berbunyi sebagai berikut:

a).Organisasi kepolisian diselenggarakan secara berjenjang dari tingkat pusat sampai


dengan tingkat daerah

4Ida Bagus Kade Danendra, Kedudukan dan Fungsi Kepolisian dalam Struktut
Organisasi Negata Republik Indonesia

4
b).Organisasi Polri di tingkat pusat disebut Mabes Polri disingkat Mabes Polri;

c).Organisasi kepolisian nasional di tingkat daerah disebut Kepolisian Daerah Republik


Indonesia, disingkat Polda.

Konteks kedudukan polisi di bawah presiden dapat diartikan bahwa kepolisian berada
di bawah presiden atau berada di bawah kekuasaan presiden, artinya kepolisian berada
di bawah presiden. pemilik kekuasaan. Tugas dan wewenang kepolisian adalah tugas
dan wewenang presiden yang dialihkan kepada kepolisian sehingga organisasi
kepolisian secara otomatis bertanggung jawab kepada presiden sebagai pemegang
kekuasaan.
Tugas administrasi Kepolisian Negara dibagi menjadi dua kategori : tugas
sosial memastikan keamanan dan ketertiban masyarakat, perlindungan, pertahanan dan
pelayanan publik, dan tugas penegakan hukum sebagai alat negara. untuk penegakan
hukum. Dengan menggunakan kewenangan tersebut, Polri menjalin hubungan
kerjasama dengan badan, lembaga dan instansi lain. Dengan demikian, Polri sebagai
institusi memperoleh kekuasaan dan diatribusikan, diturunkan, dan didelegasikan dari
presiden, yang tidak menutup kemungkinan adanya hubungan kerja antara Polri dengan
institusi lain, sehingga dapat diamati adanya pembagian kerja dalam kegiatan Polri.
yang juga bisa disebut pembagian kekuasaan. Satu hal yang patut dicatat adalah bahwa
pelaksanaan kekuasaan polisi tidak bertanggung jawab kepada siapa pun, tetapi diawasi
atau dikontrol oleh masyarakat dan lembaga yang mewakilinya. Berpikir di masa
depan, siapa yang akan melakukan pengawasan presiden dan kepala polisi yang efektif
ketika presiden juga membentuk komisi polisi dan ombudsman yang independen, yang
semuanya bertindak sebagai pembantu dan bawahan presiden. Diagram di bawah ini
dengan jelas menggambarkan posisi dan wilayah tanggung jawab Kepolisian di bawah
Presiden.
Menafsirkan ungkapan polisi nasional meminjam konsep bahwa hukum
domestik adalah hukum yang diterapkan secara nasional terhadap hukum yang berlaku
secara lokal5yaitu hukum umum, hukum domestik sebagai hukum yang diakui berlaku
secara nasional oleh badan legislatif nasional. Solly Lubis berbicara tentang
pembangunan hukum nasional dan visi nasional mengatakan bahwa pembangunan
hukum nasional dan visi nasional merupakan satu paket yang menyimpang dari titik
tolak strategis yang sama,yaitu konsep dan cita-cita negara kesatuan yang bertujuan
melindungi serta menjaga kelangsungan dan keutuhan negara-bangsa (nation)-Negara
: Indonesia. Berdasarkan pengertian “hukum nasional” diatas pengertian “polisi
nasional” dapat diartikan sebagai kesatuan kepolisian yang tergabung dalam negara
(bangsa) nasional yang tidak dipisahkan secara lokal atau regional dan dipusatkan ke
dalam kepolisian pusat. Jadi di sini, Polri yang dimaksud bukanlah kepolisian daerah

5Dr. Yoyok Ucuk Suyono, S.H., M.Hum, Hukum Kepolisian


Kedudukan Polri Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan UUD
1945, 2014

5
yang terpisah dan berdiri sendiri di setiap tempat atau daerah. Yurisdiksi erat kaitannya
dengan pembagian kekuasaan satuan kepolisian menurut tingkat satuan, sehingga
semakin kecil satuan maka semakin sempit wilayah hukumnya dan semakin terbatas
wilayah hukumnya. Tugas dan wewenang tersebut didelegasikan secara bertahap,
misalnya tugas dan wewenang kepolisian pusat (Mabes) kepada kepolisian daerah
(Polda), tugas dan wewenang kepolisian daerah bersifat parsial. dilimpahkan ke
kepolisian daerah (Polwil) kepolisian (Polres/Polresta), Polres ke kepolisian sektor
(Polsek) dll. Pembagian kewenangan tersebut dirumuskan dalam Pasal 2 Keputusan
Presiden Nomor 70 Tahun 2002 yang isinya “Pengelolaan tingkat daerah menurut
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Selain itu, polisi memiliki kontribusi penting bagi stabilitas masyarakat dengan
peran pengawasannya, yang tidak terbatas hanya pada kasus pidana. Sementara itu,
tanpa dukungan masyarakat, polisi akan berhasil mencapai tujuan yang diharapkan
dalam pelaksanaan tugasnya. Hal ini membuktikan bahwa Polri memiliki hubungan
dengan penduduk, dengan kata lain resiprositas dapat menghubungkan tujuan yang
dapat dicapai. Sehubungan dengan hal tersebut di atas, undang-undang no. 2 tahun
2002 Keputusan Kepolisian “Polisi adalah alat revolusi dalam rangka pembangunan
negara, yang pada awalnya bertujuan untuk mencapai masyarakat adil dan makmur
berdasarkan Pancas bersama”.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan beberapa faktor penting dan
seberapa besar pengaruh kepolisian atau kepolisian terhadap percepatan pembangunan
dan pembangunan pertahanan negara dalam stabilitas masyarakat dan negara, yaitu:
Tugas, tugas dan lingkungan kerja, lembaga atau organisasi serta pelaksanaan di
lapangan yang menentukan keberhasilan. Polisi mendorong penonton untuk
berpartisipasi. Independensi polisi diperlukan terutama untuk menjalankan tugasnya
sebagai lembaga kepolisian (kriminal). 6 Tujuan hukum pidana adalah untuk
memulihkan keseimbangan masyarakat yang telah dirusak oleh kejahatan.Polisi
memiliki independensi penuh dalam melaksanakan tugas penyidikannya terhadap para
pelaku kejahatan, sehingga bebas dari kekuasaan ekstra hukum. Tanpa independensi,
tidak mungkin polisi dapat menjalankan tugasnya sebagai penegak hukum dengan baik.
Masyarakat membutuhkan departemen kepolisian. Tidak ada masyarakat tanpa
departemen kepolisian. Peran polisi adalah untuk menjamin ketertiban dan keamanan
masyarakat (Kamtibmas). Selain itu, polisi juga berperan sebagai penegak hukum.
Polisi merupakan bagian dari sistem peradilan pidana bersama dengan lembaga
penegak hukum lainnya yaitu kejaksaan dan pengadilan.

6Soebroto Brotodiredjo,Asas-asas Wewenang Kepolisian, Sedikit Tentang Hukum


Kepolisian Di Indonesia, Menyongsong Undang-undang Kepolisian Yang Baru,
Bunga Rampai, PTIK Jakarta, 1984, hal. 7.

6
KESIMPULAN

1.Kepolisian organisasi negara lahir dari tugas kepolisian yang berkaitan dengan setiap
orang untuk menjaga, memelihara, mengamankan dan menertibkan diri dan
lingkungannya. Mencermati empat undang-undang positif di Indonesia yang mengatur
status kepolisian, yakni Ketetapan MPR RI No. VII/MPR/2000, Undang-Undang
Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia, Keputusan
Presiden Nomor 70 Tahun 2002 tentang Organisasi Kepolisian Negara Republik
Indonesia, dan Keputusan Presiden Nomor 89 Tahun 2000, undang-undang yang
disebut Landasan Cita-cita POLISI. Status Polri saat ini dengan demikian melapor
langsung kepada Presiden.

2. Masyarakat membutuhkan peran Polri untuk menjaga keamanan dan ketertiban


masyarakat. Selain itu, polisi juga berperan sebagai lembaga penegak hukum. Pasal
30(4) UUD 1945 menyatakan bahwa “Kepolisian Negara Republik Indonesia sebagai
alat negara untuk menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat mempunyai tugas
melindungi, membela, melayani masyarakat dan menegakkan hukum. hukum". Tugas
Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dalam UU No. Menurut Pasal 2 Undang-
Undang Kepolisian Negara Republik Indonesia Tahun 2002, “fungsi kepolisian adalah
salah satu fungsi pemerintahan negara di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat,
kepolisian, perlindungan, pertahanan, dan pelayanan sosial”. Hal ini menekankan
fungsi pemerintahan, dimana polisi memenuhi salah satu fungsi pemerintahan yang
ada. Peran polisi memiliki arti yang sama dengan tugas dan wewenang polisi, baik
dalam arti preventif maupun represif.

3. Pasal 30(4) UUD 1945 menyatakan bahwa “Polri Negara Republik Indonesia
sebagai alat negara untuk menjamin keamanan dan ketertiban masyarakat bertugas
melindungi, membela, melayani masyarakat dan menegakkan hukum. hukum".
Sedangkan dalam undang-undang no. Menurut Pasal 2 Undang-Undang Kepolisian
Negara Republik Indonesia Tahun 2002, “fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi
pemerintahan negara di bidang keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan
hukum, perlindungan, pertahanan, dan pelayanan sosial”. Penekanannya di sini adalah
pada peran pemerintah, dengan polisi memenuhi salah satu peran pemerintah yang ada.
Tugas kepolisian memiliki arti yang sama dengan tugas dan wewenang kepolisian, baik
dalam arti preventif maupun represif.

DAFTAR PUSTAKA

Jean Daryn Hendar Iskandar, Kedudukan Kepolisian Negara Republik Indonesia


Dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia hal 46-55.

Dr. M. Gaussyah, S.H., M.H, Peranan dan Kedudukan POLRI dalam Sistem
Ketatanegaraan Indonesia

7
Dr. Yoyok Ucuk Suyono, S.H., M.Hum, Hukum Kepolisian Kedudukan Polri Dalam
Sistem Ketatanegaraan Indonesia Setelah Perubahan UUD 1945, 2014

Ida Bagus Kade Danendra, Kedudukan dan Fungsi Kepolisian dalam Struktut
Organisasi Negata Republik Indonesia.

Sadjijono,Fungsi Kepolisian Dalam Pelaksanaan Good Governance, Laksbang, edisi-


ke satu, Yogyakarta, 2005, hal. 323-324.

Soebroto Brotodiredjo, Asas-asas Wewenang Kepolisian, Sedikit Tentang Hukum


Kepolisian Di Indonesia, Menyongsong Undang-undang Kepolisian Yang Baru, Bunga
Rampai, PTIK Jakarta, 1984, hal. 7.

Anda mungkin juga menyukai