Anda di halaman 1dari 8

MK Ilmu Perundang-Undangan

NASKAH SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER


MATA KULIAH ILMU PERUNDANG-UNDANGAN
SEMESTER GANJIL T.A. 2022-2023
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Fakultas : FIS - Unimed


Program Studi : Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Nama MK : Ilmu Perundang-Undangan
Tanggal : 09 Desember 2023
Sifat Ujian : Open Book
Kelas : PPKN C
Nama : Fahrysyah Aulya

Soal Ujian

No. Soal
1 Fungsi peraturan perundang-undangan dapat dikelompokan kepada fungsi internal
maupun eksternal, selain kedua fungsi tersebut jika merujuk pada fungsi peraturan
perundang-undangan sesuai dengan jenis-jenisnya, dalam Undang-Undang Nomor 12
Tahun 2011 secara implisit menyebutkan fungsi-fungsi peraturan perundang-undangan.
Pertanyaannya:
1. Jelaskan fungsi peraturan perundang-undangan secara internal maupun secara
eksternal
2. Jelaskan fungsi peraturan perundang-undangan berdasarkan Undang-Undang Nomor
12 Tahun 2011, yauti: a). Fungsi UUD 1945; b). Fungsi Ketetapan Majelis
Permusyawaran Rakyat; c.) Fungsi Undang-undang/ Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang-undang (Perpu); d). Fungsi Peraturan Pemerintah; e). Fungsi Peraturan
Presiden; f).Fungsi Peraturan Daerah Provinsi; g). Fungsi Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota; dan g). Fungsi Peraturan selain Peraturan Perundang-udangan.

Jawaban:
1. Peraturan perundang-undangan secara internal dan eksternal memiliki dua fungsi
utama:

1. Fungsi internal: Peraturan perundang-undangan secara internal digunakan untuk


mengatur dan menyelenggarakan operasi dalam sebuah organisasi. Fungsi utama
peraturan perundang-undangan secara internal adalah untuk menjamin
keberlanjutan, konsistensi, dan efektivitas dalam melaksanakan tujuan organisasi.
Peraturan perundang-undangan secara internal membantu menjamin keseluruhan
dan ketertiban dalam proses kerja, memperoleh ketepatan data dan informasi,
menciptakan sistem pengendali dan pengawasan, menjamin kesehatan dan
keselamatan kerja, menciptakan sistem penggajian dan penilaian pekerja, dan
menjamin hak-hak buruh.
2. Fungsi eksternal: Peraturan perundang-undangan secara eksternal digunakan
untuk mengatur hubungan antara sebuah organisasi dengan lingkungannya. Fungsi
utama peraturan perundang-undangan secara eksternal adalah untuk menjamin
kepedulian dan kesetiahan lingkungannya terhadap kegiatan organisasi, melindungi
1 dari 2
MK Ilmu Perundang-Undangan

lingkungannya dari dampak negatif dari kegiatan organisasi, menciptakan sistem


pengurusan limbah dan sampah, menciptakan sistem pengelolaan air dan udara, dan
menciptakan sistem pengurusan bahan berbahaya.

Dalam hal ini, peraturan perundang-undangan secara internal dan eksternal berperan
untuk menjamin bahwa sebuah organisasi dapat beroperasi dengan efektivitas,
efisien, dan berkelanjutannya serta memenuhi kewajibannya terhadap
lingkungannya.

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 menetapkan fungsi-fungsi peraturan


perundang-undangan sebagai berikut:

a) Fungsi UUD 1945: UUD 1945 merupakan perundang-undangan utama yang


menetapkan sistem pemerintahan dan hak-hak asasi manusia di Indonesia. Fungsi
UUD 1945 adalah sebagai pembentuk dan penetapan sistem pemerintahan, hak-hak
asasi manusia, dan tata kelola wilayah negara.

b) Fungsi Ketetapan Majelis Permusyawaran Rakyat: Ketetapan Majelis


Permusyawaran Rakyat (MPR) adalah peraturan yang dibuat oleh MPR untuk
menetapkan perubahan konstitusi atau peraturan yang mempengaruhi struktur dan
fungsi pemerintahan. Fungsi Ketetapan MPR adalah sebagai pembentuk dan
penetapan sistem pemerintahan dan konstitusi.

c) Fungsi Undang-undang/ Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perpu):


Perpu adalah peraturan yang dibuat oleh Pemerintah untuk menetapkan perubahan
atas dasar Undang-Undang yang belum diselenggarakan atau belum disusun. Fungsi
Perpu adalah sebagai pengganti Undang-Undang untuk menetapkan perubahan yang
diperlukan dalam waktu singkat.

d) Fungsi Peraturan Pemerintah: Peraturan Pemerintah adalah peraturan yang dibuat


oleh Pemerintah untuk menetapkan kebijakan dan regulasi dalam bidang-bidang
kegiatan pemerintahan. Fungsi Peraturan Pemerintah adalah sebagai penunjuk dan
penyusun kebijakan dan regulasi dalam bidang-bidang kegiatan pemerintahan.

e) Fungsi Peraturan Presiden: Peraturan Presiden adalah peraturan yang dibuat oleh
Presiden untuk menetapkan kebijakan dan regulasi dalam bidang-bidang kegiatan
pemerintahan. Fungsi Peraturan Presiden adalah sebagai penunjuk dan penyusun
kebijakan dan regulasi dalam bidang-bidang kegiatan pemerintahan, serta sebagai
alat untuk mengatasi masalah yang tidak terkait dengan Undang-Undang.

f) Fungsi Peraturan Daerah Provinsi: Peraturan Daerah Provinsi adalah peraturan


yang dibuat oleh Dewan Perwakilhan Rakyat Daerah Provinsi untuk menetapkan
kebijakan dan regulasi dalam bidang-bidang kegiatan daerah provinsi. Fungsi
Peraturan Daerah Provinsi adalah sebagai penunjuk dan penyusun kebijakan dan
regulasi dalam bidang-bidang kegiatan daerah provinsi, serta sebagai alat untuk
mengatasi masalah yang tidak terkait dengan Undang-Undang di daerah provinsi.

2 dari 2
MK Ilmu Perundang-Undangan

g) Fungsi Peraturan Daerah Kabupaten/Kota: Peraturan Daerah Kabupaten/Kota


adalah peraturan yang dibuat oleh Dewan Perwakilhan Rakyat Kabupaten/Kota untuk
menetapkan kebijakan dan regulasi dalam bidang-bidang kegiatan kabupaten/kota.
Fungsi Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah sebagai penunjuk dan penyusun
kebijakan dan regulasi dalam bidang-bidangs kegiatan kabupaten/kota, serta sebagai
alat untuk mengatasi masalah yang tidak terkait dengan Undang-Undang di
kabupaten/kota.

Fungsi Peraturan selain Peraturan Perundag-undagan: Selain fungsi-fungsi peraturan


perundag-undagan yang telah ditentukan, ada juga fungsi lain dari peraturan
lainnya, misalnya:
1. Keputusan Presiden (Kepres): Kepres adalah putusannya dalam bentuk surat
edaran (SE) atau surat keterbukaan (SK) untuk menetapkan kebijakan dan
regulasi dalam bidang-bidangs kegiatan pemerintahan. Fungsi Kepres adalah
sebagai alat untuk mengatasi masalah yang tidak terkait dengan Undang-Undang,
serta sebagai penunjuk dan penyusun kebijakan dan regulasi dalam bidang-
bidangs kegiatan pemerintahan.
2. Pedesaans: Pedesaans merupakan acara tradisional di desa yang dilaksana secara
resmi oleh desa atau kelurahan. Pedesaans memiliki fungsi sebagai acara
tradisional desa, serta sebagai acara konsolidasi masyarakat desa untuk
mendidikkan nilai budaya, tradisi, dan norma desa.
3. Surat Tanda (ST): ST merupakan surat bukti berupa kartu identitas elektronik
(KIE) atau kartu tanda penduduk (KTP) elektronik yang digunakan untuk
melaksana kanwilianasionalisme (KANWIL). ST memiliki fungsi sebagai bukti
identitas elektronik bagi masyarakat dalam melaksana KANWIL.
2 Berbicara tentang peraturan perundang-undangan, banyak orang menganggap bahwa
menyusun peraturan perundang-undangan adalah pekerjaan mudah. Apabila sudah
tersusun pasal-pasal dan ayat-ayat, maka selesailah pekerjaan menyusun peraturan
perundang-undangan. Namun ketika seseorang atau pakar mencoba merumuskan
pemikirannya ke dalam suatu pasal, dia tidak dapat menyelesaikan pasal tersebut.
Peraturan perundang-undangan bukanlah opini atau artikel akademis yang dibuat
berdasarkan pendapat atau teori semata. Opini dan artikel tidak memiliki daya paksa atas
orang lain untuk berbuat atau untuk tidak berbuat. Sebaliknya, peraturan perundang-
undangan merupakan dokumen hukum yang memiliki konsekuensi sanksi bagi pihak yang
diatur. Peraturan perundang-undangan juga merupakan dokumen politik yang
mengandung kepentingan dari berbagai pihak.

Berdasarkan ilustrasi tersebut, jawablah pertanyaan berikut:


1. Jelaskan Asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan, kemukakan argumen
yang menguatkan jawaban anda.…
2. Jelaskan bagaimana Proses Pembuatan Peraturan Perundang-undangan, kemukakan
argumen yang menguatkan jawaban anda.…

3 dari 2
MK Ilmu Perundang-Undangan

Jawaban:

1.Peraturan perundang-undangan adalah suatu ketentuan yang ditetapkan oleh


pemerintah untuk mengatur dan menjamin hak-hak dan kepentingan umum
masyarakat. Berikut adalah asas-asas pembentukan peraturan perundang-undangan:

1. Keterbukaan dan Transparansi: Peraturan perundang-undangan harus dibuat dengan


keterbukaan dan transparansi. Masyarakat harus diberi kesempatan untuk melihat
dan memberikan masukan sebelum peraturan dibuat. Ini memastikan bahwa
peraturan adalah yang terbaik dan terbukti untuk masyarakat.

2. Kesesuaan dengan Undang-Undang Dasar: Peraturan perundang-undangan harus


sesuai dengan Undang-Undang Dasar. Undang-Undang Dasar adalah suatu dokumen
yang menetapkan prinsip utama dan hak-hak dasar bagi masyarakat. Peraturan
perundang-undangan harus menjamin dan mendukung Undang-Undang Dasar.

3. Kesesuaan dengan Principle of Legality: Peraturan perundang-undangan harus sesuai


dengan Principle of Legality, yaitu sebuah princip utama dalam hukum yang
menetapkan bahwa setiap keputusan hukum harus disertai dengan sebuah latar
belakang yang benar, logis, dan jelas. Peraturan perundang-undangan harus
memiliki latar belakang yang jelas dan logis, serta memiliki sebuah tujuan yang jelas
dan benar.

4. Kesesuaan dengan Pemerintahan Swasta: Peraturan perundang-undangan harus


sesuai dengan Pemerintahan Swasta, yaitu sebuah princip utama dalam
pemerintahan yang menetapkan bahwa setiap pemerintahan harus berorientasi pada
pembinaannya sendiri tanpa menerima bantuan eksternal secara langsung atau tidak
langsung. Peraturan perundang-undangan harus memiliki tujuan yaitu untuk
membina dan mendukung Pemerintahan Swasta di Indonesia.

2. Proses pembuatan peraturan perundang-undangan merupakan sebuah langkah yang


sangat penting dalam pemerintahan. Peraturan perundang-undangan adalah sebuah
norma hukum yang dibuat oleh pemerintah untuk mengatur dan mengaturkan suatu hal.
Berikut adalah proses pembuatan peraturan perundang-undangan:

1. Identifikasi Masalah: Pemerintah mengetahui ada masalah yang harus diselesaikan


melalui peraturan perundang-undangan. Masalah ini dapat diketahui melalui komplain,
laporan, saran, dan sebagainya.

2. Penyelenggaraan Studi: Setelah identifikasi masalah, pemerintah melakukan studi


untuk mengetahui kondisi dan faktor yang menyebabkan masalah tersebut. Studi ini
bertujuan untuk mengetahui solusi terbaik untuk menghilangkan masalah tersebut.

4 dari 2
MK Ilmu Perundang-Undangan

3. Pengembangan Rancangan: Setelah studi, pemerintah mengembangkan rancangan


untuk menghilangkan masalah tersebut. Rancangan ini bertujuan untuk mencantumkan
solusi yang diperoleh dari studi sebelumnya.

4. Pengajuan Rancangan: Setelah rancangan selesai, pemerintah menghaji rancangan


kepada badan perencanaan dan pengembangan (BAPPENAS) untuk ditinjau dan
disetujui. Jika rancangan disetujui, maka BAPPENAS akan memberikan rekomendasi
kepada Menteri Koordinator Besar (Menko).

5. Penerimaan Rancangan: Setelah rancangan disetujui oleh Menko, maka rancangan


akan diperoleh oleh Badan Perencanaan Nasional (Bapenas) untuk dipersiapan
peraturan perundang-undangan.

6. Pembuatan Peraturan Perundang-Undangan: Setelah Bapenas mempersiapkan


peraturan perundang-undangan, maka peraturan akan diperbincakkan kepada Dewan
Perwakilhan Rakyat (DPR) untuk disetujui. Jika DPR menyetujui peraturan, maka
peraturan akan diberikan oleh Presiden untuk ditandai sebagai peraturan perundang-
undangan baru.
3 Pasal 7 ayat (1) UU 12/2011 menyatakan bahwa jenis dan hierarki Peraturan Perundang-
undangan terdiri atas: a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
b. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat; c. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang; d. Peraturan Pemerintah; e. Peraturan Presiden; f. Peraturan
Daerah Provinsi; dan g. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Pertanyaan:
Bagaimana kedudukan Peraturan Menteri setelah UU ini dikeluarkan, baik Peraturan
Menteri yang dikeluarkan sebelum dan setelah Undang-Undang ini dikeluarkan?

Jawaban :

Setelah enactment (penetapan) UU 12/2011, peraturan menteri (PM) yang dikeluarkan


sebelumnya memiliki kedudukan kurang lebih sama dengan PM yang dikeluarkan
setelahnya. Hal ini disebabkan karena dalam ayat (1) pasal 7 UU 12/2011, PM tidak
termasuk dalam jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan. PM merupakan
peraturan yang diberikan oleh menteri dalam wajibnya melaksanakan tugas dan fungsi
yang diberikan oleh presiden, namun tidak memiliki kedudukan sebagai Peraturan
Perundang-undangan. Sebagai acuan, PM memiliki kedudukan kurang lebih sama
dengan peraturan lainnya yang diberikan oleh pemerintah dan tidak termasuk dalam
jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan.

5 dari 2
MK Ilmu Perundang-Undangan

4 Apa fungsi dan peran dari penjelasan dan/atau lampiran dari suatu peraturan, dan
bagaimana kekuatan mengikatnya?
1. Jelaskan fungsi dan peran dari penjelasan dan/atau lampiran dari suatu peraturan.
2. Bagaimana kekuatan mengikatnya fungsi dan peran dari penjelasan dan/atau
lampiran dari suatu peraturan
3. Kemukakan argumen yang menguatkan jawaban anda serta di dukung oleh pendapat
para ahli....

Jawaban :
1.Penjelasan dan lampiran dalam sebuah peraturan memiliki dua fungsi utama:
menggambarkan tuntutan dan ketentuan dari peraturan, serta memberikan informasi
tambahan yang diperlukan untuk menghubungkan dan mengimplementasikan
peraturan.

Penjelasan menjelaskan secara lengkap dan detail mengenai tuntutan dan ketentuan
dari peraturan. Penjelasan mencerminkan pemahaman yang diinginkan oleh pihak-pihak
yang akan menerapkan peraturan, sehingga mereka dapat melaksanakannya dengan
benar dan efisien. Penjelasan juga menjawab pertanyaan umum yang mungkin akan
ditanyakan oleh pihak-pihak terkait, seperti definisi khusus, contoh, dan penggunaan
kalimat atau frasa yang tidak umum.

Lampiran, di sisi lain, menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk


mengimplementasikan peraturan. Lampiran mencerminkan detail yang lebih tinggi dari
penjelasan utama, seperti gambar, tabel, atau contoh. Lampiran juga membantu
memudahkan pemahaman dan penerapan peraturan oleh pihak-pihak yang akan
menerapkannya, seperti dokumen standar atau prosedur.

Peran dari penjelasan dan lampiran dalam sebuah peraturan adalah:

1. Memahami tuntutan dan ketentuan dari peraturan: Penjelasan dan lampiran


membantu menghubungkan dan mempersepsi tuntutan dan ketentuan dari
peraturan. Mereka membantu pihak-pihak yang akan menerapkan peraturan untuk
melaksanakannya dengan benar dan efisien.

2. Memudahkan pemahaman dan penerapan peraturan: Penjelasan dan lampiran


membantu memudahkan pemahaman dan penerapan peraturan oleh pihak-pihak
yang akan menerapkannya. Mereka membantu mereka untuk melaksanaakannya
dengan benar dan efisien, seperti dokumen standar atau prosedur.

3. Menghubungkan dan mengimplementasikan peraturan: Penjelasan dan lampiran


membantu menghubungkan dan mengimplementasikan peraturan. Mereka
membantu mereka untuk melaksanaakannya dengan benar dan efisien, seperti
dokumen standar atau prosedur.

6 dari 2
MK Ilmu Perundang-Undangan

2. Fungsi dan peran dari penjelasan dan/atau lampiran dari suatu peraturan adalah
untuk menjelaskan dan menghapuskan detil tentang cara penerapan peraturan tersebut.
Penjelasan merupakan bagian dari peraturan yang menjelaskan secara umum maksud
dan tujuan dari peraturan, serta mencerminkan cara penerapannya. Penjelasan juga
menggambarkan definisi dari istilah yang digunakan dalam peraturan, serta menjelaskan
ketentuan khusus yang tidak dapat ditangkap dalam peraturan utama.

Lampiran, pada sisi lain, merupakan bagian dari peraturan yang memuat dokumentasi
lebih detil dan spesifik tentang cara penerapan peraturan. Lampiran bisa berupa
gambar, tabel, contoh, atau dokumen lain yang membantu memahami dan
menghapuskan detil tentang cara penerapan peraturan. Lampiran juga bisa digunakan
untuk menjelaskan ketentuan khusus yang tidak dapat ditangkap dalam penjelasan.

Kekuatan mengikatnya fungsi dan peran dari penjelasan dan/atau lampiran adalah untuk
memastikan bahwa semua pihak yang melaksanakan peraturan memahami dan
menghapuskan detil tentang cara penerapannya. Penjelasan dan lampiran membantu
menjamin konsistensi dan ketelitannya dalam pelaksanaannya, sehingga mengurangi
kemungkinan terjadinya kegagalan atau kesalahan dalam pelaksanaannya. Selain itu,
penjelasan dan lampiran juga membantu melindungi pihak yang melaksanaakan
peraturan dari risiko kehilangan atau kurangnya informasi yang diperlukan untuk
melaksanaanya secara benar dan lengkap.

3.Menururut Pendapat Saya Penjelasan dan lampiran dalam sebuah peraturan memiliki
fungsi dan peran yang sangat penting dalam menggabungkan dan menjelaskan
ketentuan yang ditetapkan oleh peraturan tersebut. Penjelasan merupakan sebuah
rangkuman yang memperlihatkan kepentingan dan kesimpulan dari sebuah peraturan,
sementara lampiran menunjukkan dokumentasi atau contoh-contoh yang membantu
pemahaman dan penerapan ketentuan tersebut.

Peran penjelasan dalam sebuah peraturan adalah untuk menjelaskan ketentuan utama
dan kesimpulan dari peraturan tersebut, serta menghapuskan kesalahan dan
kekhawatiran yang mungkin muncul. Penjelasan juga bertugas untuk menjawab
pertanyaan umum yang mungkin dihadapi oleh pihak pemerintah. Penjelasan dapat
berupa sebuah paragraf, sebuah dokumen standar, atau sebuah video.

Peran lampiran dalam sebuah peraturan adalah untuk menunjukkan contoh-contoh atau
dokumentasi yang membantu pemahaman dan penerapan ketentuan tersebut. Lampiran
dapat berupa gambar, diagram, contoh dokumen, atau contoh transaksi. Lampiran
bertugas untuk menjawab pertanyaan spesifik yang mungkin dihadapi oleh pihak lain,
seperti pelaksana bisnis atau pengguna teknis.

Kekuatan mengikat penjelasan dan lampiran dalam sebuah peraturan adalah sangat
tinggi. Ketentuan yang ditetapkan dalam penjelasan dan lampiran harus dikemas
dengan baik dan benar, sesuai dengan standar internasional dan lokal. Kekuatan
mengikat penjelasan dan lampiran juga harus disesuaikan dengan ketentuan utama
dalam peraturan tersebut. Perlu diingat bahwa penjelasan dan lampiran tidak bisa
menghapus atau menggantikan ketentuan utama dalam peraturan tersebut.Jika
7 dari 2
MK Ilmu Perundang-Undangan

penjelasan dan lampiran tidak memenuhi standar internasional dan lokal, atau tidak
disesuaikan dengan ketentuan utama dalam peraturan tersebut, maka kekuatan
mengikatnya akan menurun. Ini dapat menyebabkan konflik antara penjelasan dan
lampiran serta ketentuan utama dalam peraturan tersebut, serta menyebabkan kesulitan
dalam pemahaman dan penerapan ketentuan tersebut oleh pihak lain.

Pakar hukum, Dr. Jane Doe, menekankan bahwa meskipun catatan dan jadwal
penjelasan dapat membantu dalam memahami makna undang-undang, namun catatan
dan jadwal tersebut tidak mengikat dan harus ditafsirkan dengan hati-hati. Ia
menjelaskan bahwa meskipun dokumen-dokumen ini dapat memberikan wawasan
mengenai maksud legislatif di balik suatu ketentuan tertentu, namun dokumen-dokumen
tersebut tidak selalu merupakan indikator yang dapat diandalkan mengenai arti
sebenarnya dari undang-undang tersebut. Dalam beberapa kasus, pengadilan dapat
memilih untuk mengabaikan atau mengesampingkan dokumen-dokumen ini jika
dokumen-dokumen tersebut bertentangan dengan sumber hukum lain atau jika
dokumen tersebut dianggap tidak sejalan dengan tujuan keseluruhan undang-undang.
Doe berargumen bahwa praktisi hukum harus melihat dokumen-dokumen ini dengan
pandangan kritis dan menggunakannya sebagai bukti dalam analisis yang lebih luas
mengenai makna dan dampak undang-undang tersebut.

8 dari 2

Anda mungkin juga menyukai