1 Tahun 2012
Edward Simamora
Muaz Zul
ABSTRAK
Kemitraan Polisi dan Masyarakat masih terkendala pemahaman masyarakat akan tugas bersama
dalam menjaga keamanan dan ketertiban dalam suatu daerah, walaupun telah dibentuk forum-
forum kemitraan , Fasilitas yang masih minim seperti kendaraan patroli, pos-pos polisi serta
sara dan prasarana penunjang Iainnya. Penerapan Prinsip Prinsip Tata Pemerintahan yang Baik
Dalam Perpolisian Modern di Indonesia dilakukan dengan Reformasi struktural yakni
perubahan kelembagaan, organisasi dan kedudukan Polri.
1
Mercatoria Vol. 5 No. 1 Tahun 2012
2
Mercatoria Vol. 5 No. 1 Tahun 2012
telah menyadari tujuan dan kegiatan ekonomi dan administrasi untuk mengelola
"militer" dan polisi sangatlah berbeda masalah-masalah nasional pada semua
dibanding yang ada pada dekade lalu.3 tingkatan. Disini tekanannya pada
Militer adalah organisasi yang kewenangan, kekuasaan yang sah atau
melindungi negara dengan cara berperang, kekuasaan yang memiliki legitimasi. Selain
penggunaan senjata, dan kekuatan yang itu menurut World Bank, kata governance
mematikan. Pelatihan para anggota militer diartikan sebagai "the way state power is
difokuskan pada hal yang berkaitan dengan used in managing economic and social
peperangan, penggunaan senjata, dan resources for development society", yang oleh
strategi militer untuk melawan musuh Sadu Wasistiono dimaknai sebagai "cara",
dengan kekuatan untuk mematikan. yakni cara bagaimana
"Membunuh musuh" adalah suatu norma Lembaga Administrasi Negara (LAN)
yang dapat diterima dalam peperangan. mengartikan governance adalah proses
Tentu saja, pendekatan militeristik ini penyelenggaraan kekuasaan negara dalam
sangat berbeda dengan prinsip polisi yang melaksanakan penyediaan public Good and
melayani dan mengayomi masyarakat. service." Pinto mengartikan governance
Fokus dari "budaya" dan strategi sebagai praktek penyelenggaraan
mititer bukan pada melayani masyarakat kekuasaan dan kewenangan oleh
dengan cara menciptakan kemitraan, pemerintah dalam pengelolaan urusan
menyelesaikan masalah, menghormati hak pemerintahan secara umum dan
asasi manusia para warga negara, pembangunan ekonomi pada khususnya,5
membatasi penggunaan kekuatan, Istilah Good governance secara
mencegah kejahatan, dan menjamin hidup etimologi diterjemahkan menjadi
yangIebih baik bagi anggota masyarakat. pengelolaan yang baik atau
Hal-hal tersebuta adalah serangkaian penyelenggaraan yang baik,6 tata
strategi penting dari Polki dan Polwan yang pemerintahan yang baik dan berwibawa.7
melayani dan melindungi masyarakat dari Bahkan ada pendapat yang mengatakan
warga masyarakat. Serangkaian strategi istilah Good governance lebih tepat diganti
yang tepat dan cocok dalam "Model dengan istilah ethical.8 Di dalam
Polmas". mendefinsiikan Good governance sangat
variatif dan tidak ada keseragaman, bahkan
1. Lahirnya Prinsip Good
Governance
5
Di dalam literatur governance Pinto dalam Nisjar S. Karhi, Beberapa
didefinisikan secara variatif oleh beberapa Catatan Tentang "Good Governance", Jurnal
Administrasi dan Pembangunan, Vol. 1 No. 2,
penulis dan beberapa lembaga nasional
1997, halaman. 119 dalam Joko Widodo, Good
maupun dunia. Seperti halnya dikemukakan Governance Insan Cendekia, Surabaya, 2001,
oleh United Nations Development halaman.18.
Programme (UNDP) yang mengartikan 6
Moh. Mahfud MD, Ketika Gudang
governance, adalah "the exercise of Kehabisan Teori Ekonomi" dalam
political,economic, and administrative PemerintahanYang Bersih, Ull Press, Yogyakarta,
authority to manage a nation's affairs at 2000, halaman. vii.
7
alllevels."4 Dengan demikian kata Bank Dunia dalam Miftah Toha,
"Transparansi dan Pertanggungjawaban
"governance" berarti "penggunaan" atau"
PublikTerhadap Tindakan Pemerintah", Makalah
pelaksanaan", yakni penggunaan politik, Seminar Hukum Nasional ke-7,Jakarta, 1999,
halaman. 2.
3 8
Ibid, hlm 12 trans H. Winarta, 'Governance and
4
UNDP dalam Sadu Wasistiono, Kapita Corruption", Makalah Conference on
Selekta Penyelenggaraan PemerintahanDaerah, GoodGovernance in East Asia Realities, Problem,
Fokusmedia, Cetakan Ketiga, Bandung, 2003, and Challenges, diselenggarakanoleh CSIS, Jakarta,
halaman. 30. Nopember 7, 1999, halaman. 3.
3
Mercatoria Vol. 5 No. 1 Tahun 2012
4
Mercatoria Vol. 5 No. 1 Tahun 2012
bertanggungjawab. Dan menurut pendapat menjadi buruk, apabita tujuan yang sempit
Bank Dunia dalam laporannya mengenai hanya khusus untuk kepentingan
"GoodGovernance and Development' tahun pemerintah, proses pengambilan keputusan
1992 yang dikutip oleh Bintan R.Saragih, ditentukan sendiri oleh pemerintah dan
mengartikan Good governance sebagai disalahgunakan, penyelenggaraan
"petayanan publik yang efisien, sistem pemerintahan terpecah-pecah atau tidak
pengadilan yang dapat diandalkan, jalan.
pemerintahan yang bertanggung jawab Suatu pemerintahan yang baik (good
(accountable) pada publiknya. governance) akan lahir darisuatu
Pemerintah (governance) pada pemerintahan yang bersih (clean
dasarnya bisa baik atau bisa buruk, governance), pemerintahan yang baik (good
pemerintahan dikatakan baik (good governance) hanya dapat terwujud,
governance) manakala tujuan bersama manakala diselenggarakan oleh pemerintah
dijalankan dengan baik, memperhatikan yang baik, dan pemerintah akan baik
proses pembuatan keputusan, menjalankan apabila dilandaskan pada prinsip
fungsi peraturan, kekuasaan dijalankan transparansi dan akuntabilitas.13
sebagaimana mestinya, dan lembaga yang Dengan demikian dapat ditarik suatu
teratur. Dikatakan buruk apabila tujuan pemahaman, bahwa pada dasamya Good
sedikit dijalankan, kurang memperhatikan governance adalah merupakan
proses pembuatan keputusan, tidak penyelenggaraan pemerintahan yang
berfungsinya peraturan dan kekuasaan bersih, teratur, tertib, tanpa cacat dan
dijalankan secara sewenang-wenang. Hal berwibawa, oleh karena itu tindak tanjut
yang sama dikatakan olehCarolina G. untuk mewujudkan pemerintahan yang baik
Hernandez, bahwa : (good governance) dan bersih (clean
"In general, governance can be good governance) dengan mengaktualisasikan
or bad: good when collectiongoals secara efektif Asas-asas Umum
are served well, the processes of Pemerintahan yang Baik (penulis: afgemene
decision making areobserved, begin selen van behoortijk bestuur), yang
governors perform their functions digunakan sebagai hukum tidak tertulis
and exercise theirpower properly, and dengan melalui pelaksanaan hukum dan
the organization is sustained. It is bad penerapan hukum serta pembentukan
whenonly the goal of a few, especially hukum.
the governors are served,prescribed 2. Ciri-Ciri dan Karakteristik Good
processes are breached, power and governance
entitlements areabused, and when Permasalahan pemerintahan ini
the organization's survival is menjadi suatu perdebatan, karena adanya
threatened r theorganization dinamika yang menuntut perubahan-
fragment or dies". perubahan, baik pada sisipemerintah
Disini dapat dipahami, bahwa baik maupun warga masyarakat. Perubahan
dan tidaknya suatu pemerintahan sangat diharapkan, agar pemerintah dan peran
ditentukan oleh tujuan dan proses elite politik menjadi lebih demokratis,
pembuatan keputusan dalam efisien dalam penggunaan sumber daya
penyelenggaraan pemerintahan. Akan publik, efektif dalam menjalankan fungsi
menjadi baik apabila tujuan bersama pelayanan publik, lebih tanggap serta
dijalankan dengan baik, proses pengambilan
keputusan yang berorientasi pada tujuan 13
Soewoto Mulyosudarmo, Tinjauan
bersama, pemerintah dalam Yuridis Terhadap Kekuasaan Pemerintah
menyelenggarakan fungsi dan menjalankan Daerahdan Dewan Perwakilan Rakyat, makalah
kewenangan dengan sebaik-baiknya secara disampaikan dalam Forum Workshoptentang
terus-menerus (berkelanjutan). Dan akan Revitalisasi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat
Kabupaten Madiun, 18-19 April 2000.
5
Mercatoria Vol. 5 No. 1 Tahun 2012
6
Mercatoria Vol. 5 No. 1 Tahun 2012
7
Mercatoria Vol. 5 No. 1 Tahun 2012
Perpolisian modern adalah antitesa menghisap habis semua inisiatif dan bakat
dan perpolisian konvensional, yang masyarakat.
mempraktekkan gaya perpolisian ini sadar Sudut pandang positif, gagasan yang
sepenuhnya akan keterbatasannya dalam memiliki banyak dukungan independen dari
berbagai hal guna mencapai tujuan-tujuan swaorganisasi dalam masyarakat, yang
kepolisian pada umumnya. Untuk itu yang dengannya orang-orang bisa bekerja secara
dilakukan adalah penuntasan masalah bersama-sama untuk memecahkan
(problem solving policing), kegiatan yang masalah-masalah mereka sendiri, yang bisa
sepenuhnya berorientasi pada pelayanan bertindak sarana perlindungan rakyat dan
atau jasa-jasa publik (public service penguasaan pemerintah.26
policing), perpolisian dengan mengandalkan Dahl menyatakan bahwa untuk
pada sumber daya setempat (resourcebased menjamin agar pemerintah berperilaku
policing) dan dilakukan bersam-sama demokratis, harus ada kesempatan yang
dengan masyarakat (community policing).25 diberikan kepada rakyat untuk :
Reformasi Polri dapat dilakukan 1. merumuskan preferensi atau
melalui perubahan baik secara struktural, kepentingannya sendiri;
instrumental dan kultural salah satu 2. memberitahukan perihal preferensinya
sasarannya adalah bentuk kepolisian itu kepada sesama warga negara dan
nasional yang pelaksanaan operasionalnya kepada pemerintah melalui tindakan
di fokuskan pada tingkat Polres sebagai individual maupun kolektif; dan
komando operasional dasar (KOD) atau 3. mengusahakan agar kepentingannya itu
basic police unit atau kepolisian pada dipertimbangkan secara setara dalam
Kotamadya maupun Kabupaten. Kepolisian proses pembuatan keputusan
yang berorientsi pada masyarakat perlu pemerintah, artinya tidak di
adanya : "An equal commitment to diskriminasikan berdasar isi atau asal-
community-oriented government — usulnya.27
Community-oriented government adapts the Community policing (perpolisian
principles of community policing to the komuniti) adalah gaya perpolisian yang
delivery of municipal service to mendekatkan polisi kepada masyarakat
neighborhoods". yang dilayaninya. Community policing
diartikan juga sebagai filosofi perpolisian
IV. Masyarakat Sipil (Civil Society) dan program strategi, Robert Blair (1992) :
dan Demokrasi Di Indonesia as a Philoshopy of policing, it embodies
Masyarakat sipil merupakan salah anumber of principles or ideas thatguide the
satu istilah yang digunakan di Indonesia structure of policing towardgoal attainment
dalam padanan bahasa Indonesia dari kata (Kratcosky and Duane Dukes, 1991995, 86).
Civil society. Padanan Iainnya yang sering Dapat didefinisikan sebagai cara/gaya
digunakan adalah masyarakat warga, perpolisian di mana polisi bekerja
masyarakat madani, masyarakat berbudaya samadengan masyarakat setempat (tempat
atau masyarakat beradab. Konsep ia bertugas) untuk mengidentifikasi,
masyarakat sipil bisa dipandang dari dua menyelesaikan masalah-masalah sosial
aspek yang berbeda: sudut pandang negatif, dalam masyarakat dan polisi sebagai
gagasan bahwa jangkauan negara harus katalisator yang mendukung masyarakat
dibatasi, sehingga negara dicegah agar tidak untuk membangun/menjaga keamanan di
mengendalikan semua kegiatan masyarakat,
mersuki semua lingkup kehidupan, atau 26
Bayley David H, 1994, Police for the
Future (diterjemahkan dan disadur oleh
Kunarto),Jakarta, Cipta Manunggal, halaman 158
25 27
Meliala Adrianus, 1999, Kumpulan Dalam makalah Kacung Marijan,
Tulisan Menjelang dan Sesudah Polri Keluar "Wajah Demokrasi Kita", Republika, 23 Januari
dadABRI, Universitas Indonesia. 1999).
8
Mercatoria Vol. 5 No. 1 Tahun 2012
9
Mercatoria Vol. 5 No. 1 Tahun 2012
10
Mercatoria Vol. 5 No. 1 Tahun 2012
Impunity, UN
MD, Moh. Mahfud, 2000, Ketika Gudang Doc.E/CN.4/2005/102/Add.
Kehabisan Teori Ekonomi" dalam Anneke, O., Understanding Policing: a
PemerintahanYang Bersih, Ull Press, resource for human rights activists,
Yogyakarta. Amnesty International Nederland,
Sedarmayanti, Good Governance Amsterdam, 2006.
(Kepemerintahan Yang Balk) Dalam Satjipto, R., Tentang Community Policing Di
RangkaOtonomi Daerah, Mandar Indonesia, makalah seminar "Polisi
Maju, Bandung, 2003 antara harapan dan Kenyataan",
____________, 1999a, makalah sarasehan diselenggarakan oleh Sespati Polri,
"Etika Publik Polisi Indonesia", Jakarta, 2 Pebruari 2001.
tanpa penerbit. Stromseth, David W., & Rosa, B., Can Might
____________, 1999b, Polisi Indonesia Dalam Make Rights?, Building the Rule of
Rangka Otonomi Daerah, Makalah Law After Military Interventions,
Seminar Hukum Nasional VII, Cambridge University Press,
Departemen Kehakiman. Cambridge, 2007.
Mulyosudarmo, S., Tinjauan Yuridis Zulham, dan Taufik S., (2010), Peran
Terhadap Kekuasaan Pemerintah Kepolisian Dalam Penerapan
Daerahdan Dewan Perwakilan Hukum Terhadap Kejahatan
Rakyat, makalah disampaikan dalam Psikotropika (Studi Pada Polresta
Forum Workshoptentang Pematang Siantar), Mercatoria, 3
Revitalisasi Anggota Dewan (1): 58 – 70
Perwakilan Rakyat Kabupaten
Yudianto, E., Marlina, dan Arif, (2010),
Madiun, 18-19 April 2000
Peran Kepolisian Republik
Purbopranoto, K., Beberapa Catatan Hukum
Tata Pemerintahan dan Peradilan Indonesia dalam Sosialisasi
Administrasi dengan Alumni, Undang-Undang Nomor 22 Tahun
Bandung, 1981. 2009 tentang Lalu Lintas dan
Concluding Observations of the Committee Angkutan Jalan (Studi pada Markas
against Torture: Indonesia,UN. Doc. Kepolisian Daerah Sumatera
CAT/C/ ION/CO/2, 2 Juli 2008. Utara), Mercatoria, 3 (1): 20 – 33
Koalisi Refomiasi Polri (ICJR, ICW, IDSPS, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia
Imparsial, INFID, KontraS, LBH Tahun 1945.
Jakarta, Praxis, ProPatria, P2D) Undang-Undang No 2 Tahun 2002 Tentang
Kertas Posisi Reformasi Kepolisian Kepolisian.
Republik Indonesia Menuju Surat Keputusan Kapolri No 737/X/2005
Pemolisian yang Demokratis. Tentang Pengertian umum dan
Orentlicher Diane, Set of Principles for The dasar Hukum Pembentukan Polm
Protection and Promotion ofHuman
Rights through Action to Combat
11