ABSTRAK
Masalah Keamanan dan Ketertiban Masyarakat merupakan suatu
kebutuhan dasar yang senantiasa diharapkan masyarakat dalam
melaksanakan aktifitas sehari-hari. Karena dengan adanya rasa aman dan
tertib dalam kehidupan bermasyarakat, akan dapat menciptakan kehidupan
yang harmonis dikalangan masyarakat dan yang tidak kalah pentingnya akan
dapat meningkatkan taraf kesejahteraan masyarakat dalam melaksanakan
aktifitas sehari-hari. Sebaliknya apabila kondisi strata masyarakat dihadapkan
pada kondisi tidak aman akan menganggu tatanan kehidupan bermasyarakat
yang pada gilirannya pemenuhan taraf hidup akan terganggu pula dan
suasana kehidupan mencekam/penuh ketakutan seperti yang terjadi di
beberapa tahun lalu waktu masih konflik di Poso dan Morowali, Ambon,
Papua yang harus dibayar mahal dengan korban jiwa, harta dan berbagai
fasilitas sarana dan prasarana. Untuk menciptakan, menjaga dan melindungi
masyarakat Indonesia dari segala bentuk ketidak-amanan dan ketidak-tertiban
maka Kepolisian Republik Indonesia haruslah bekerja ekstra dan tentunya
juga harus di dukung oleh fasilitas, norma dan moral yang memadai.
Dengan begitu dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa hukum dan
penegak hukum merupakan sebagian faktor penegakan hukum yang tidak bisa
diabaikan, jika diabaikan akan menyebabkan tidak tercapainya penegakan
hukum yang diharapkan”. Berkenaan dengan hal tersebut, ternyata Polri
mempunyai tatanan luas, ia tidak hanya berfungsi dalam kaitannya dengan
proses pidana saja, tetapi mencakup pula selaku pengayom yang memberikan
perlindungan dan pelayanan pada masyarakat serta selaku pembimbing
masyarakat ke arah terwujudnya tertib dan tegaknya hukum demi terjaminnya
keamanan dan ketertiban masyarakat dalam rangka terpeliharanya keamanan
dalam negeri. Dan yang terpenting adalah bagaimana Polri dalam
melaksanakan peran dan fungsinya dengan baik sehingga dapat diterima oleh
masyarakat sehingga dapat menjaga keamanan dan ketertiban dengan
memperoleh dukungan maksimal dari masyarakat.
dinamis masyarakat sebagai salah azasi manusia. Atau dengan kata lain
satu prasyarat terselenggaranya harus bertindak secara professional
proses pembangunan nasional yang dan memegang kode etik secara ketat
ditandai oleh terjaminnya tertib dan dan keras, sehingga tidak terjerumus
tegaknya hukum serta terbinanya kedalam prilaku yang dibenci
ketentraman yang mengandung masyarakat .
kemampuan membina serta Masyarakat dan polisi
mengembangkan potensi dan merupakan dua kegiatan yang tidak
kekuatan masyarakat dalam bisa di pisahkan. Tanpa masyarakat,
menangkal, mencegah, dan tidak akan ada polisi dan tanpa polisi,
menanggulangi segala bentuk proses-proses dalam masyarakat tidak
pelanggaran hukum dan akan berjalan dengan lancar dan
bentukbentuk gangguan lainnya produktif.
dapat meresahkan masyarakat. Kenyataan tersebut di atas,
Sejalan dengan hal tersebut, menurut Barda Nawawi Arief3,
Soerjono Soekanto1 berpendapat bahwa Polri dalam menjalankan
bahwa: “hukum dan penegak hukum tugasnya berperan ganda baik sebagai
merupakan sebagian faktor penegak hukum maupun sebagai
penegakan hukum yang tidak bisa pekerja sosial (sosial worker) pada
diabaikan, jika diabaikan akan aspek sosial dan kemasyarakatan
menyebabkan tidak tercapainya (pelayanan dan pengabdian). Prilaku
penegakan hukum yang diharapkan”. masyarakat dan penegak hukum
Penegakan hukum, penjagaan menurut Soerjono Soekanto4
keamanan dan ketertiban masyarakat berpendapat bahwa :
(Kamtibmas)2 serta pelayanan dan Salah satu fungsi hukum baik
pengayoman masyarakat adalah tugas sebagai kaidah maupun sebagai
pokok polisi sebagai profesi mulia, sikap tindak atau perilaku teratur
yang aplikasinya harus berdasarkan adalah membimbing perilaku
undang-undang yang berlaku dan hak manusia. Masalah pengaruh hukum
tidak hanya terbatas pada timbulnya
1 Soerjono Soekanto, Faktor-faktor ketaatan atau kepatuhan pada
yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Cet hukum, tapi mencakup efek total
Kelima, dari hukum terhadap sikap tindak
Rajawali, Jakarta, 2004, hlm., 5. atau prilaku baik yang bersifat
2 Keamanan dan ketertiban positif maupun negatif.
masyarakat adalah suatu kondisi dinamis Pembaharuan Undang-undang
masyarakat sebagai salah satu prasyarat
terselenggaranya proses pembangunan Kepolisian Indonesia, UU No. 2
nasional dalam rangka tercapainya tujuan Tahun 2002 dimaksudkan untuk
nasional yang ditandai oleh terjaminnya lebih memantapkan kedudukan dan
keamanan, ketertiban, dan tegaknya peran Polri sebagai fungsi
hukum, serta terbinanya ketenteraman, pemerintahan meliputi pemeliharaan
yang mengandung kemampuan membina keamanan dan ketertiban masyarakat,
serta mengembangkan potensi dan
kekuatan masyarakat dalam menangkal,
penegakan hukum, perlindungan dan
mencegah, dan menanggulangi segala
bentuk pelanggaran hukum dan bentuk- 3 Barda Nawawi, Bunga Rampai
bentuk gangguan lainnya yang dapat Kebijakan Hukum Pidana, PT. Citra Aditya
meresahkan masyarakat, Pasal 1 angka Bakti, Bandung, 2005, hlm., 5.
(5) Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 4 Soerjono Soekanto, Efektivitas
tentang Kepolisian Negara Republik Hukum Dan Peranan Sanksi, Remaja Karya,
Indonesia. Bandung, 2005, hlm., 10.
Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion
Edisi 2, Volume 1, Tahun 2013
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku-Buku
Barda Nawawi. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. PT. Citra Aditya Bakti.
Bandung. 2005.
………………. Kebijakan Kriminal. Bahan Seminar. 2005.
Baringbing Simpul, RE, Mewujudkan Supremasi Hukum, Pusat Kegiatan Reformasi.
Jakarta. 2001.
Kansil. C.S.T. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.
1992.
Liliana Tedjosaputro. Etika Profesi Notaris; Penegakan Hukum. PT Bayu Indra Grafika.
Yogyakarta. 1995.
Satjipto Rahardjo. Penyelenggaraan Keadilan Dalam Masyarakat Yang Sedang Berubah,
Masalah-Masalah Hukum, Nomor 1-6 Tahun X/10.
Soebroto Brotodirejo. Polri Sebagai Penegak Hukum. Sespimpol. Bandung.1989.
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Cet Kelima.
Rajawali. Jakarta. 2004.
…………………… Efektivitas Hukum Dan Peranan Sanksi, Remaja Karya. Bandung.
2005
………………….. Hukum Acara Pidana. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Semarang. 2006.
W.J.S.Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia. PN Balai Pustaka. Jakarta. 1985.
B. Peraturan Perundang-Undangan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia.
BIODATA