Anda di halaman 1dari 14

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/361525389

SEJARAH KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA DAN ERA KEPEMIMPINAN


JENDRAL LISTYO SIGIT PRABOWO

Preprint · June 2022

CITATIONS READS

0 83

2 authors, including:

Sultan Rhynaldi Ponco Wibowo


Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
1 PUBLICATION 0 CITATIONS

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

SEJARAH KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA DAN ERA KEPEMIMPINAN JENDRAL LISTYO SIGIT PRABOWO View project

All content following this page was uploaded by Sultan Rhynaldi Ponco Wibowo on 25 June 2022.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


SEJARAH KEPOLISIAN REPUBLIK INDONESIA DAN ERA KEPEMIMPINAN

JENDRAL LISTYO SIGIT PRABOWO

Sultan Reynaldi Ponco Wibowo

2021061060

Email : sultan.r.law21@mail.umy.ac.id

Abstrak

Didalam penyelenggaran sebuah negara tentu saja membutuhkan pihak kepolisian demi

keamanan,kenyamanan dan kerhamonis sebuah negara. Dinegara manapun peran kepolisian

selalu berada dalam sebuah dilemma kepentingan kekuasaan dengan menjadi garda terdepan.

Kapolri merupakan sosok utama dalam komando Kepolisian Republik Indonesia. Proses

pengangkatan Kapolri terpilih dilakukan dengan tahapan persetujuan dari Dewan Perwakilan

Rakyat. Dewan Perwakilan Rakyat memilik hak dalam setuju atau tidaknya Kapolri yang

direkomendasikan oleh Presiden. Saat ini Kepala Kepolisian Republik Indonesia dipimpin

oleh Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo, Pria kelahiran Ambon lulusan AKPOL 91. Sebelum

menjabat Kapolri, ia pernah menjadi ajudan Presiden Joko Widodo dan jabatan srategis

lainnya. Jendral Listyo Sigit merupakan Kapolri termuda dalam sejarah dan merupakan

Kapolri Non-Muslim kedua yang menjadi Kapolri.Banyak prestasi yang pernah di raih

sebelum menjadi Kapolri salah satunya kasus novel baswedan dan Djoko Tjandra.

Kata Kunci : Kepolisian Republik Indonesia, Kepemipinan, Listyo Sigit Prabowo, dan Prestasi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1
Didalam penyelenggaran sebuah negara tentu saja membutuhkan pihak kepolisian

demi keamanan,kenyamanan dan kerhamonis sebuah negara. Dinegara manapun peran

kepolisian selalu berada dalam sebuah dilemma kepentingan kekuasaan dengan menjadi

garda terdepan. Sistem kepolisian di sebuah negara tentu saja dipengaruhi atas sebuah sistem

yaitu, Sistem Politik dan juga kontrol sosial yang diterapkannya. Berdasarkan Penetapan

Pemerintah Indonesia Nomor 11/S.D Tentang Kepolisian, menjelaskan akan kedudukan

polisi setingkat dengan departemen serta kedudukan kepala Kepolisian Negara Republik

Indonesia setingkat dengan Menteri.

Berdasarkan ketetapan tersebutlah, Pemerintah Indonesia sangat berharap besar

terhadap Kepolisian agar dapat berkembang lebih baik dan juga mampu merintis komunikasi

serta hubungan yang baik hingga ketingkat terkecil pada wilayah kecamatan. Kedudukan

pihak Kepolisian disebuah negara selalu menjadi proyek startegis banyak pihak agar dapat

duduk dan dibawah kendali kekuasaan.

Pada masa kolonial Belanda, pembentukan pasukan keamanan itu diawali dengan

dibentukny pasukan yang diambil dari orang-orang pribumi dengan tujuan untuk menjaga

kekayaaan masyarakat Eropa di Hindia Belanda. Sejumlah 78 pada saat itu di rekrut dengan

tujuan menjagaa kekayaan mereka. Kepolisian Hindia Belanda yang dibentuk antara tahun

1897 hingga 1920 merupakan gagasan awal dan cikal bakal hadir dan terbentuknya

Kepolisian Negara Re1publik Indonesia di masa sekarang.

Sekilas balik pada masa pemerintaha ORBA atau order baru, Kepolisian leburkan dengan

penamaan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) yang bergerak dan bergelut atas

budaya kemiliteran.

1
Gunawan Y, 2021, Introduction to Indonesian Legal System, Yogyakarta: UMY Press.

2
Kebudayaan Militeristik begitu melekat dan mengikat sistem pemerintahan saaat itu,

sekitar hamper 30 tahun Kepolisian dibalut atas budaya tersebut. Namun, pada tahun 1998

tuntutan masyarakat sangat kuat dan satu suara untuk mewujudkan sebauh sistem

pemerintahan yang bersih dan pemerintahan yang memiliki keberpihakan terhadap

kepentingan masyarakat banyak atau masyarakat umum.

Oleh sebab itu, Pemerintah melalui Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR)

mengeluarkan TAP MPR No.VI/2000. Dimana dalam peraturan tersebut menyebutkan

tuntutan akan reformasi dan tantangan kedepan Indonesia. Dimana permintaan reposisi dan

restrukturisasi Angkatan Bersenaja Republik Indonesia (ABRI). Dasar dikeluarkan peraturan

tersebut yaitu adanya penggabungan sehingga menyebabkan tumpang tindih dan berbenturan

antara peran dan fungsi TNI yang menjadi kekuatan pertahanan negara serta POLRI sebagai

kekuatan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat( KAMTIBMAS).

Atas dasar tersebutlah, Kepolisian Republik Indonesia kembali di bawah kendali

Presiden, setelah kurang lebih 30 tahun dalam kendali Panglima Angkatan Bersenjata

Republik Indonesia (ABRI). Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian

Republik Indonesia menyatakan bahwa (1) Polri merupakan alat negara yang berperan dalam

pemeliharaan Kamtibmas, Gakkum, serta memberikan perlindungan, pengayoman dan

pelayanan kepada masyarakat.Dalam Tap MPR No. VII/2000 Bab II juga menyebutkan dan

menjelaskan bahwa (1) Kepolisian Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan

dalam memeliharaan Kamtibmas, penegakan hukum, memberikan pengayoman dan

pelayanan masyarakat. 2

Fungsi Kepolisian di negara juga di jelaskan dalam Pasal 2 yaitu, Kepolisian adalah

salah satu lembaga fungsi pemerintahan di sbeuah Negara yang berfokus pada bidang

pemeliharaan keamanan dan juga ketertiban masyarakat, penegak hukum, perlindungan


2
Tap MPR No. VII/2000

3
pengayoman dan juga dalam hal pelayanan masyarakat. Dalam menjalankan fungsi tersebut

itu, Kepolisian juga tidak melaksanakan dengan sendiri, mereka dibantu dengan stakeholder

didalamnya seperti Pasal 3 menjelaskan, Dalam menjalankan tugasnya Kepolisian Republik

Indonesia dibantuk oleh a. Kepolisian Khusus, b. Pengawai Negeri Sipil, c. Bentuk Swakarsa.

Lebih lanjut pula, Kepolisian Republik Indonesia juga memiliki wewenang dalam

menjalankan tugas dan fungsinya. Seperti yang dijelaskan pada Undang-Undang Kepolisian

Republik Indonesia Pasal 15 dan 16 .

Pasal 15 :

1. Menerima laporan dan pengaduan dari masyarakat

2. Membantu menyelesaikan perselihan antar warga yang merusak dan

menggangu ketertiban umum

3. Mencegah timbulnya penyakit masyarakat

4. Mengawasi aliran yang membuat perpecahn di masyarkat

5. Melakukan Tindakan pertama di TKP

6. Mengeluarkan SIM dan Surat keterangan terkait individu

Pasal 16:3

1. Melakukan penangkapan, penggeledahan dan penahanan

2. Melarang setiap individu untuk memasuk TKP

3. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat

4. Melakukan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab

Tentunya layaknya lembaga pemerintah yang lainnya, dalam menjalankan roda

lembaga tersebut haruslah memiliki pemimpin sebagai nahkoda dan komando dalam

menjalankan tugas dan fungsinya. Menurut Rivai (2004:65), menyatakan pemimpin adalah

3
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia

4
anggota dari suatu kumpulan yang diberi kedudukan tertentu dan diharapkan dapat bertindak

sesuai kedudukannya. Jadi pemimpin adalah juga seseorang dalam suatu perkumpulan yang

diharapakan dapat menggunakan pengaruhnya untuk mewujudkan dan mencapai tujuan

kelompok.

Dilembaga Kepolisian Republik Indonesia juga memiliki pemimpin yang dikenal

dengan sebutuan Kepala Kepolisian Republik Indonesia atau KAPOLRI. Kehadiran sosok

kapolri diharapkan mampu memberikan komado yang tepat dan cepat kepada anggota dari

bertugas dan berkewajiban sesuai dengan yang telah dituliskan di Undang-Undang yang

berlaku.

Seiring perkembangan zaman pada masa orde lama hingga orde baru yang mengalami

perubahan, juga berdampak akan bagaimana mekanisme pemilihan kapolri. Pemilihan Kepala

Kepolisian Republik Indonesia pada era reformasi sangat menuai perhatian banyak dari

seluruh masyarakat, dikarenakan pada proses pemilihan tersebut melibatkan Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) dalam proses pemilihannya. Pada saat itu hadirnya DPR tentunya

untuk diminta persetujuan tentang calor Kapolri yang disulkan oleh presiden yang menjabat

saat itu.

Keterlibatan Dewan Perwaklian Rakyat (DPR) pada saat itu juga dilandaskan atas Tap

MPR VII/MPR/2000 dan juga dilandaskan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2022

tentang Kepolisian Republik Indonesia. Pada Tap MPR tersebut yang dijelaskan pada pasal 7

ayat 3, 4mengatakan bahwa pengangkatan dan pemberhentian Kapolri bukan merupakan hak

prerogatif dari Presiden sendiri, namun juga harus melibatkan Dewan Perwakilan Rakyat

untuk mendapatkan persetujuan. Sedangkan menurut pasal 11 UU No 2 Tahun 02 itu

4
Gunawan Y, 2021, Introduction to Indonesian Legal System, Yogyakarta: UMY Press.

5
mengatakan juga Kapolri diangkat dan diberhtikan dari masa jabatan pekerjaan mereka oleh

Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Pada awal setelah Reformasi, sebelum hadirnya Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2002

tersebut disahkan, hak dari Dewan Perwakilan Rakyat dalam melakukan persetujuan Kapolri

dituliskan jelas pada Tap MPR VII/MPR/2000. Dalam ketetapan MPR tersebut, tertulis jelas

bahwa pengangkatan dan pemberhentian Kapolri bukanlah hak prerogatif Presiden, namun

tetap harus persetujuan DPR.

Dalam perjalanannya dulu, proses awal yang langsung di disetujui oleh rapat

paripurna, kemudian harus berubah dan merujuk pada proses penentuan jabatan Kapolri harus

mendapatkan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat.Didalam ketetapan dan kewajiban

Dewan Perwakilan Rakyat bahwa, Seorang pejabtan baik Kapolri atau Panglima perlu

melewati pembahasan terperinci dan mendalam untuk mendapatkan persetujuan dari lembaga

terkait, yaitu Dewan Perwakilan Rakyat. Dewan Perwakilan Rakyat melakukan penelitian

adminsitrasi, penyampaian visi-misi Kapolri yang dicalonkan, uji kelayakan, yang kemudian

naik kepada Badan Musyawarah atau (BANMUS) untuk ditetapkan dan disahkan pada rapat

paripurna.

Proses pengangkatan Kapolri terpilih dengan tahapan persetujuan dari Dewan

Perwakilan Rakyat dimulai saat kepaltikan Kapolri Jendral Polisi Da’I Bachtiar di tahun

2001. Kemudian di ikuti oleh Jendral Polisi Sutanto hingga terus berjalan proses tersebut

pada kapolri terakhir di tahun 2022, Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo yang diangkat

menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia tahun 2021 hingga sekarang.

Kehadiran Jendral baru ini harapkan mampu memberikan perubahan dan memberikan

energi yang baru dan semangat gedor yang meningkat terutama di kubu Kepolisian Republik

Indonesia. Jendral Listyo Sigiti Prabowo dilantik menggantikan kapolri sebelumnya yaitu

6
Jendral Polisi Idham Azis. Yang perlu diketahui bersama bahwa Jendral Polisi Listyo Sigit

Prabowo merupakan jendral polisi kedua dalam sejarah kepolisian yang beragama non-

muslim, dimana yang pertama yaitu Jendral Polisi Widodo Budidarmo dengan periode tahun

1974-1978.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaiaman perjalanan karir soerang Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo hingga menjadi

Kepala Kepolisian Republik Indonesia?

2. Bagiamana Periode Kepemimpinan Kepolisian Republik Indonesia dibawah

kepemimpinan Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo?

3. Bagaimana ciri khas dan gaya kemimpinan Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo?

4. Kasus apa yang pernah di pecahkan dan terungkap pada saat Listyo Sigit Prabowo sebelum

menjadi Kapolri?

BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi5

Jendral Listyo Sigit Prabowo sebelum menjabat sebagai Kepala Kepolisian Negara

Republik Indonesia beliau menjabat sebagai Kepala Badan Reserse Kriminal

(BARESKRIM). Beliau merupakan lulusan dari Akedemi Kepolisian (AKPOL) tahun 1991

dengan batalyon Bhara Daksa. Beliau lahir pada 05 Mei 1969 di Ambon, Maluku. Setelah

5
oniansyah, R., Nuriqli, P, Q. A., & Hayat, M. A. (2022) Komunikasi Politik Polri dalam Menghadapi Kritik Melalui
Bhayangkara Mural Festival 2021. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(1).

7
lulus dari Akademi Kepolisian beliau melanjutkan pendidikan di Universitas Indonesia

dengan Kajian Ilmu Kepolian. Ia lulus dari Universitas Indonesia pada tahun 2005 dengan

tesis “Efektivitas Mediasi oleh Kepolisian Dalam Penanganan Konflik Etnis di Kalijodo

Jakarta”. Penguji saat itu adalah bapak Adrianus Meliala yang sekarang menjadi anggota

ombudsman.

Setelah dua tahun lulus dari Akademi Kepolisian, Listyo Sigit berkarier sebagai

Kepala Unit (Kanit) II Satuan Reserse Kriminal di Resor Metro Tangerang. Pada saat itu, ia

berpangkat balok dua Inspektur Dua.Selain itu juga, Listyo Sigiti Prabowo pernah menjadi

Kapolres Pati, yang kemudian berlanjut menjadi Wakapolrestabes Semarang dan juga

Kapolresta Solo.

Pada tahun 2012, Listyo Sigit dipindahkan tugas ke Jakarta untuk menjabat sebagai

Kasubdit II Direktorat Tindak Pidana Umum (Dittipidum) pada Bareskrim Polri. Sejak bulan

mei 2013 Listyo Sigit menjabati sebagai Direskrimum atau Direktorat Reserse Kriminal

Umum di Polda Sulawesi Tenggara.Listyo Sigit juga pernah tercata pernah menjadi Ajudan

Presiden RI, Bapak Joko Widodo. Setelah itu ia kemudian menjabat sebagai Kapolda Banten,

dan dilanjut dengan Menjabat sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Kepolisian

Negara Republik Indonesia (Propam). Setelah berlanjut, ia diangkat naik jabatan dan

menduduki jabatan Kabareskrim (Kepala Badan Resersi Kriminal Polri). Dan pada tanggal 27

Januari 2021, ia resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo dengan persetujuan Dewan

Perwakilan Rakyat (DPR) menjadi Kepala Kepolisian Republik Indonesia (KAPOLRI).

B. Periode Kepimpinan

Dibawah kendali Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo, wajah dan citra Polri menjadi

humanis, terbuka, akuntabel dan juga meningkatnya public trust yang ditandai dengan

mudahnya pengawasan masyarakat. Kepolisian Republik Indonesia dibawah kepemimpinan

8
ini selalu mengedepankan dialog dan menganggap kritik dari masyarakat sebagai masukan

yang wajar dan menjadi konfirmasi dalam perbaikan citra kepolisian kedepan. Walaupun

Polri seringkali mendapatkan serangan kritik dan cacian dari masyarakat, Jendral ini meminta

kepada jajarannya untuk selalu mendengarkan suara masyarakat dan memberikan respon

yang baik.

Jika melihat survei dari Indikator Politik Indonesia, perihal kepuasaan dan

meningkatnya kepercayaan publik atau public trust terhadap institusi Polri sangat

memberikan hasil yang memuaskan. Namun, disatu sisi Jendral tersebut mendapatkan

tantangan yang relative berat karena harus menjaga public trust yang sudah didapatkan oleh

instansi Polri dewasa ini

Saat ini bisa dikatakan bahwa program andalan dari Jendral Listyo Sigit Prabowo

sudah yaitu “Polri Presisi” sudah terlaksana dan mencapai di angka 90%. Hasil tersebut

bukanlah dari kepolisian. Namun dari lembaga riset yang melakukan penelitian dengan

melihat program unggulan dan public trust terhadap Polri. Salah satu pogram dari Polri

Presisi adalah sistem pelayanan Polri yang berbasi digital, dimana mengadaptasi akan

perkembanagn teknologi 4.0 dan mempermudah proses masyarakat dalam memperoleh

layanan dari pihak Kepolisian.

Pada periode Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo, permutasi hanya dilakukan melalui

Telegram dan itu hanya keluar per tri semestes. Dimana kepemimpinan Jendral Polisi Listyo

Sigit Prabowo memerintahkan kepada 34 Provinsi melalui Kapolda untuk membuka dan

melaksakan gerai vaksin massal dengan proses yang tidak berbelit dimana masyarakat hanya
6
membawa KTP untuk mendapatkan vaksinisasi. Selian itu pula, diera Jendral Polisi Listyo

6
Muhyiddin, A. (2022). Strategi Polri Merespon Komunikasi Krisis Setelah Muncul # PercumaLaporPolisi. 6, 9179–9189.

9
Sigit Prabowo kolaborasi antara Kepolisian dan juga TNI sangat dilihat humanis dan

meningkat.

C. Ciri Khas dan Gaya Kepemimpinan

Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo sangat mengoptimalkan penggunakan teknologi untuk

kepentingan pelayanan terhadap masyarakat. Dimana telah tersedia aplikasi aduan dari

masyarakat berbasi digital pada website tiap anak dari Kepolisian Republik Indonesia. Selain

itu juga aplikasi pengurusan SKCK dan juga Surat Izin Mengemudi juga lebih mudah

diakses.

Di era kepemimpinan Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo juga lebih mengedepankan

akan pencegahan permasalahan, pelaksanaan keadilan dan juga problem solving. Ia juga

menegaskan di era kepemimpinannya bukan lagi berbentu single fighter namun membangun

sebuah teamwork, agar mampu melahirkan kecerdasan yang kolektif sebagai fundamen

penyelesaian masalah dengan komperhensif dan juga holistic. 7

D. Daftar Kasus8

Kasus Djoko Tjandra, Listyo Sigiti bersama para jajaran dan anak buahnya berhasil

menangkap buronan se Indonesia raya dalam terpidana kasus Hak Tagih di Bank Bali. Listyo

Sigit terlibat langsung dalam operasi pengejaran Tjoko Tjandra di pengejaran yang dilakukan

di Malaysia. Djoko Tjandra diketahui telah menjadi buronan kepolisian selama lebih dari 10

tahun, dimana seharusnya ia telah masuk dalam bui sejak tahun 2009 namun gagal

dikarenakan ia melarikan diri ke luar negeri.

7
oniansyah, R., Nuriqli, P, Q. A., & Hayat, M. A. (2022) Komunikasi Politik Polri dalam Menghadapi Kritik Melalui
Bhayangkara Mural Festival 2021. Syntax Literate: Jurnal Ilmiah Indonesia, 7(1).

8
Putra, Rahardian Satya Mandala dkk., Pembentukan Virtual Police dari Perspektif HAM di Indonesia. Rewang Rencang:
Jurnal Hukum Lex Generalis. Vol.2 No.8 (Agustus 2021)

10
Kasus Novel Baswedan, Dibawah kepemimpinan Listyo Sigiti, Badan Reserse

Kriminal berhasil menetapkan dua tersangkan dalam kasus penyiraman air keras yang

ditargetkan kepada penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kasus tersebut terjadi

pada 11 April 2017, namun pada akhir tahun 2019 dibawah komando Listyo Sigit berhasil

menangkap dan mengungkap pelaku penyiraman air keras tersebut yang ternyata anggota

polisi aktif yang menjadi tersangka.

Kebakaran Gedung Kejaksaan Agung, Badan Reserse Kriminal dibawah kepemimpinan

Listyo Sigit tanggal 23 Oktober berhasil mengungkap kasus kebakaran gedung Kejaksaan

Agung, dimana diamankan dan ditetapkan sebanyak delapan tersangkan dalam kasus

tersebut. Penyidik menyebutkan kerugian dari kebakaran tersebut senilai Rp. 1,2 Triliun yang

menyebab Biro Kepegawaian lantai 6 dilalap sijago merah.

Kasus Narkoba. Dibawah komado Listyo Sigit Prabowo Bareskrim sepanjang tahun 2020

kemarin, telah mencatat dan menngungkap kasus jaringan narkoba di Indonesia. Listyo Sigit

dan jajarannya telah mengungkap sekitar 1,2 ton jenis sabu dari jaringan Iran-Timur Tengah.

Bareskrim dibwah komando Listyo Sigit mengamankan barang bukti sebanyak 5,91 Ton

sabu, 50,50 Ton ganja dan juga 905,425 butir pil ekstasi. Dengan jumlah total 53.176 Orang.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan.9

9
Satya, R., Putra, M., Tanalina, F., & Nabila, A. (2021). ( THE ESTABLISHMENT OF A VIRTUAL POLICE FROM THE.
2(8), 742–761.

11
Didalam penyelenggaran sebuah negara tentu saja membutuhkan pihak kepolisian demi

keamanan,kenyamanan dan kerhamonis sebuah negara. Dinegara manapun peran kepolisian

selalu berada dalam sebuah dilemma kepentingan kekuasaan dengan menjadi garda terdepan.

Sistem kepolisian di sebuah negara tentu saja dipengaruhi atas sebuah sistem yaitu, Sistem

Politik dan juga kontrol sosial yang diterapkannya. Kepolisian disebuah negara dipimpin oleh

Kepala Kepolisian Negara. Di Indonesia Kepala Kepolisian Negara Indonesia atau Kapolri

dipilih oleh presiden dengan persetujuan dari Dewan Perwakilan Rakyat. Saat ini Kapolri di

pimpin langsung oleh Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo yang merupakan Kapolri termuda

dan kapolri kedua non-muslim.

Dengan gaya kepemimpinan Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo sangat

mengoptimalkan penggunakan teknologi untuk kepentingan pelayanan terhadap masyarakat.

Jendral Polisi Listyo Sigit Prabowo memiliki segugang prestasi yang pernah di ungkap

seperti kasus Djoko Tjandra, Kebakaran Kejagung dan Kasus narkoba jaringan Irian- Timur

Tengah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Gunawan Y, 2021, Hukum Internasional: Sebuah Pendekatan Modern, LP3M UMY

Gunawan Y, 2021, Introduction to Indonesian Legal System, Yogyakarta: UMY Press.

Muhyiddin, A. (2022). Strategi Polri Merespon Komunikasi Krisis Setelah Muncul #


PercumaLaporPolisi. 6, 9179–9189.

oniansyah, R., Nuriqli, P, Q. A., & Hayat, M. A. (2022) Komunikasi Politik Polri dalam
Menghadapi Kritik Melalui Bhayangkara Mural Festival 2021. Syntax Literate: Jurnal
Ilmiah Indonesia, 7(1).

Putra, Rahardian Satya Mandala dkk., Pembentukan Virtual Police dari Perspektif HAM di
Indonesia. Rewang Rencang: Jurnal Hukum Lex Generalis. Vol.2 No.8 (Agustus 2021)

Satya, R., Putra, M., Tanalina, F., & Nabila, A. (2021). ( THE ESTABLISHMENT OF A
VIRTUAL POLICE FROM THE. 2(8), 742–761.

13

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai