Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH HUKUM KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Lawrence Meir Friedman (1975,1998) terdapat tiga unsur dalam
sistem hukum, yakni Struktur (Structure), substansi (Substance) dan Kultur Hukum
(Legal Culture).[1] Dalam negara hukum kehidupan hukum sangat ditentukan oleh
Struktur Hukum atau lembaga hukum disamping faktor-faktor lain. Lembaga hukum
sebagai alat penegakkan hukum sangat menentukan apakah hukum telah ditegakkan
sesuai dengan tujuan hukum yaitu keadilan dan kesejahteraan masyarakat.
Meskipun substansi hukum yang meliputi peraturan perundang-undangannya
baik namun apabila aparat penegak hukum (Struktur Hukum) tidak baik, maka rasa
keadilan dalam masyarakat akan terancam. Akan tetapi bila substansi hukumnya tidak
baik atau tidak lengkap namun aparat penegak hukumnya baik akan lebih menjamin
rasa keadilan dalam masyarakat.
Berdasarkan konstitusi yaitu Pasal 1 ayat 3 UUD 1945 Amandemen ketiga
menentukan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. Sebagai negara hukum
sudah seharusnya dalam setiap kegiatan dan aktifitas masyarakat serta pemerintahan
berdasarkan atas hukum. Hukum dijadikan panglima dalam penyelenggaraan negara.
Guna melaksanakan amanat konstitusi tersebut diperlukan penegak hukum untuk
menjamin terlaksananya negara hukum di Indonesia. Penegak hukum yang termasuk
dalam struktur hukum yakni, pengadilan, kejaksaan dan kepolisian. Kepolisian
sebagai salah satu lembaga pemerintahan yang memegang peranan penting dalam
negara yang berdasarkan atas hukum. Kedudukan lembaga kepolisian dalam suatu
organisasi negara berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas dan tanggungjawab yang
dibebankan serta kinerja lembaga kepolisian. Sejarah Kepolisian Negara Republik
Indonesia dimulai sejak kemerdekaan Indonesia hingga masa reformasi. Dalam
perkembangannya telah mengalami beberapa kali perubahan kedudukan kepolisian
dalam ketatanegaraan yang membawa dampak dan pengaruh yang signifikan terhadap
tugas dan tanggungjawab sebagai lembaga dalam organisasi negara. Perubahan
kedudukan tersebut menyesuaikan terhadap konstitusi yang berlaku di Indonesia.

B. Perumusan Masalah
1. Mengapa Kepolisian Negara Republik Indonesia dibentuk?
2. Bagaimana lembaga Kepolisian Negara Republik Indonesia dimasa yang akan
datang?
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pembentukan Kepolisian Negara Republik Indonesia.


Montesquieu membagi kekuasaan dalam tiga bidang
yakni eksekutif, yudikatif dan legislatif yang selanjutnya dikenal dengan Trias
Politika. Indonesia berdasarkan UUD 1945 tidak menganut paham Trias Politika.
Meski demikian pelembagaan berbagai kekuasaan negara menunjukkan dengan tegas
bahwa para perumus UUD 1945 sangat dipengaruhi oleh ajaran Trias
Politika.Pelembagaan berbagai kekuasaan negara dalam UUD 1945 tidak dipisahkan
secara tegas yang akan menimbulkanchecking power with power. Namun demikian
masing-masing lembaga pemegang kekuasaan tetap ada keterkaitan dan koordinasi
(checks and balances).
Disamping adanya pergantian dan perubahan (amandemen) UUD 1945 yang
mempengaruhi eksistensi kepolisian, terdapat juga tiga peraturan perundang-
undangan yang pernah berlaku dan berpengaruh terhadap kedudukan, fungsi dan
peranan kepolisian yang secara teknis juga mengatur tugas dan wewenang kepolisian,
antara lain UU No. 13 Tahun 1961 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kepolisian
Negara Republik Indonesia yang berlaku sejak tanggal 30 Juni 1961 sampai dengan
tanggal 7 Oktober 1997, UU No. 28 Tahun 1997 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia yang berlaku sejak tanggal 7 Oktober 1997 sampai dengan tanggal 8
Januari 2002 dan UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia yang berlaku sejak tanggal 8 Januari 2002 sampai dengan sekarang.

 Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).


 Konstitusi Republik Indonesia Serikat 1949 ( Konstitusi RIS 1949)
 Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (UUDS 1950)
 Undang-Undang Dasar 1945 setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959
 Undang-Undang Dasar 1945 setelah Amandemen

2. Lembaga Kepolisian Negara Republik Indonesia dimasa yang akan datang.


Berakhirnya era orde baru pada tahun 1998 yang diawali dengan tuntutan
reformasi disegala bidang kehidupan berbangsa dan bernegara telah berdampak luas
terhadap eksistensi lembaga kepolisian dalam ketatanegaraan Indonesia. Salah satu
tuntuan reformasi tersebut yakni penegakkan hukum, HAM dan pemberantasan
KKN. Dalam melaksanakan penegakkan hukum, kepolisian harus mandiri, bebas dari
intervensi dan bersifat independen. Sehingga perlu adanya peraturan perundang-
undangan yang dapat menjamin terlaksananya penegakkan hukum oleh kepolisian.
Fungsi pemerintahan yang diemban oleh kepolisian berupa tindakan nyata
dalam menjalankan penegakkan hukum preventif maupun represif, memberikan
perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat dan tindakan
mengeluarkan keputusan-keputusan yang bersifat umum dalam rangka menjaga,
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat. Ketertiban masyarakat sangat
diperlukan dalam negara dan sangat erat hubungannya dengan keamanan masyarakat,
maka diperlukan dan harus ada suatu alat perlengkapan negara yang ditugaskan
khusus untuk menjaga keamanan dan ketertiban dalam negeri tersebut, yakni jawatan
kepolisian.
TUGAS RESUME HUKUM KEPOLISIAN
DOSEN : SUHERMANUDIN, SH. M.Si.

Di susun oleh : FAISAL


NPM : 41153025130017

YAYASAN PENDIDIKAN TRI BHAKTI


UNIVERSITAS LANGLANG BUANA
JLN. KARAPITAN , NO.116 BANDUNG TELP : 022-4230601

Anda mungkin juga menyukai