Anda di halaman 1dari 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas menerangkan dalam pasal 1 ayat (3) UUD 1945
perubahan ketiga yang berbunyi "Negara Indonesia adalah Negara Hukum". Artinya, Negara atas
Hukum (rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan (machstaat), dan pemerintah berdasarkan
sistem konstitusi (hukum dasar), bukan absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas). Dan
perwujudan hukum tersebut terdapat dalam UUD 1945 serta peraturan perundungan dibawahnya.
Tetapi kenapa sistem hukum di negeri ini selalu menjadi topik yang tak bosan bosannya
diperbincangkan dan selalu membuat masalah. Apakah sistem yang berlaku tidak sesuai dengan
karakter bangsa Indonesia? Apakah para pelaku hukum yang tidak mengetahui ganjaran setiap
tindakan penyelewengan yang mereka lakukan? Atau apakah ganjaran dari sistem hukum
tersebut kurang tegas untuk mengatasi berbagai macam permasalahan tindak pidana? Dalam
negara hukum, segala permasalahan diselesaikan sesuai hukum yang berlaku. Akan tetapi,
praktik perlindungan dan penegakan hukum terkadang berbeda dengan prosedur yang ditetapkan.
Oleh karena itu, perlindugan dan penegakan hukum di Indonesia untuk menjamin keadilan dan
kebenaran dalam kehidupan bermasyarakat harus segera dibenahi agar tidak terjadi
penyelewengan hukum yang dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
Seorang yang melanggar hukum harus ditindak sesuai aturan hukum yang berlaku. Perlindungan
dan penegakan hukum harus memenuhi rasa keadilan masyarakat. Hukum Negara ialah aturan
bagi Negara itu sendiri, bagaimana suatu negara Negara menciptakan keadaan yang relevan,
keadaan yang menentramkan kehidupan sosial masyarakatnya, menghindarkan dari segala
bentuk tindak pidana mupun perdata. Namun tidak di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir
ini, pemberitaan di media masa sungguh tragis. Bahkan dari hasil survei terbaru dari Lingkaran
Survei Indonesia (LSI) menyebutkan bahwa 56,0 persen publik menyatakan tidak puas dengan
penegakan hukum di Indonesia, hanya 29,8 persen menyatakan puas, sedangkan sisanya 14,2
persen tidak menjawab. Sebuah fenomena yang menggambarkan betapa rendahnya wibawa
hukum di mata publik. Dengan landasan pemikiran ini, penulis akan mencoba memaparkan
mengenai hukum, perlindungannya, penegakannya, aspek-aspek yang menjadi subjek dan
objeknya, serta penerapannya di tengah masyarakat yang tidak puas dengan keadaan penegakan
hukum di Indonesia sekarang ini.

Anda mungkin juga menyukai