B. Landasan
a. Landasan idil : Pancasila
b. Landasan konstitusional : UUD 1945, khususnya :
i. Pasal 28 A; setiap orang berhak untuk hidup serta berhak
mempertahankan hidup dan kehidupannya
ii. Pasal 28 B ayat (2); setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh dan berkembang
iii. Pasal 28 C ayat (1); setiap orang berhak mengembangkan diri
melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan
dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia
iv. Pasal 28 H ayat (1); setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh
pelayanan kesehatan, dan ayat (3); setiap orang berhak atas
jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya
secara utuh sebagai manusia yang bermartabat
v. Pasal 34 ayat (2); negara mengembangkan sistem jaminan
sosial bagi seluruh rakyat dan memperdayakan masyarakat
yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan, dan ayat (3); negara bertanggungjawab atas
penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak.
1. Dasar Hukum Sistem Kesehatan Nasional
1. SKN 1982
Dasar hukum SKN Tahun 1982 adalah KEPMENKES Nomor
99a/MENKES/SK/III/1982 tentang Berlakunya SKN.
2. SKN 2004
Dasar hukum SKN Tahun 2004 adalah KEPMENKES Nomor
131/MENKES/SK/II/2004 tentang Sistem Kesehatan Nasional
3. SKN 2009
Dasar hukum SKN Tahun 2009 adalah KEPMENKES RI Nomor
374/MENKES/SK/V/2009, serta UU 36 tahun 2009 Pasal 167 (4) tentang
Kesehatan;
4. SKN 2012
Dasar hukum SKN Tahun 2012 adalah PERPRES Nomor 72 Tahun 2012
tentang Sistem Kesehatan Nasional
5. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) 2005-2025.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025
merupakan arah pembangunan kesehatan yang berkesinambungan.
6. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan ( RPJP-K) 2005-
2025
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025
dan SKN merupakan dokumen kebijakan pembangunan kesehatan sebagai
acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
c. Fungsi
d. Indicator
Indikator adalah suatu ukuran tidak langsung dari suatu kejadian atau kondisi.
Misalnya berat bayi adalah indicator bagi status gizi bayi tersebut (Wilson &
Sapanuchart, 1993)
Indikator adalah statistik dari hal normatif yang menjadi perhatian kita yang dapat
membantu kita dalam membuat penilaian ringkas, komprehensif, dan berimbang
terhadap kondisi-kondisi atau aspek-aspek penting dari suatu masyarakat
(Departemen Kesehatan, Pendidikan dan Kesejahteraan Amerika Serikat, 1969).
Indikator adalah variable-variabel yang mengindikasi atau member petunjuk
kepada kita tentang suatu keadaan tertentu, sehingga dapat digunakan untuk
mengukur perubahan (Green, 1992).
Dari definisi tersebut diatas, jelas bahwa indikator adalah variabel yang dapat digunakan
untuk mengevaluasi keadaan atau status dan memungkinkan dilakukannya pengukuran
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu.
Suatu indicator tidak selalu menjelaskan keadaan secara keseluruhan, tetapi kerap kali
hanya member petunjuk (indikasi) tentang keadaan keseluruhan tersebut sebagai suatu
pendugaan (proxy). Misalnya, insidens diare yang didapat dari mengolah data kunjungan
pasien puskesmas hanya menunjukkan sebagian saja dari kejadian diare yang melanda
masyarakat.
Untuk memudahkan mengingat persaratan apa saja yang harus dipertimbangkan dalam
menetapkan indicator, disampaikan rumusan dalam istilah Inggeris yang dapat disingkat
menjadi SMART., yaitu Simple, Measurable, Attributable, Rialeble, dan Timely. Jadi
sesuai dengan rumusan itu, persyaratan yang harus dipertimbangkan dalam merumuskan
indikator adalah :
Disetiap masa pemberlakuan SKN dari mulai tahun 1982 sampai dengan tahun 2012,
indicator dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan selalu berubah sesuai dengan
tantangan di zamannya, penyesuaian ini dilakukan untuk melengkapi kekurangan yang ada
pada SKN terdahulunya.
Dalam pencapaian Pembangunan Kesehatan disetiap zaman penerapan SKN mempunyai
indicator-indikator sebagai alat ukur dalam menilai derajat kesehatan di Indonesia.
SPM Kesehatan yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan yang meliputi jenis pelayanan
beserta indikator kinerja dan target Tahun 2010 – Tahun 2015:
Formula Indikator
Agar dapat dijamin kesamaan persepsi dan pengertian terhadap indikatorindikator
yang telah ditetapkan dan cara-cara menghitungnya, diperlukan keseragaman dalam
formula indikator dan definisi operasional.
1. Derajat Kesehatan
a. Mortalitas
1. Angka Kematian Bayi per-
1.000 Kelahiran Hidup
2. angka Kematian Balita
Hidup
kelahiran hidup
Malaria
4. Angka kelahiran hidup
waktu lahir
b. Morbiditas
1. Angka
kesakitan
mmalaria
perpenduduk
2.Angka
kesembuhan
penderita TB
paru BTA+
penduduk beresiko
100.000 anak
5. Angka kesakitan DBD per
100.000 penduduk
c. Status Gizi
1. Persentasi Balita
2. Persentasi kecamatan
2.Hasil Antara
a. Keadaan Lingkungan
4. Persentase RS yg
menyelenggarakan 4 pelayanan
1. Persentase pertolongan
kesehatan
2. Persentase desa
mencapai
‘Universal Child
Immunization’
( UCI )
3. Persentase desa terkena
mulut
kelurga
100.000 penduduk
4. Rata – rata apoteker per
100.000 penduduk
penduduk
penduduk
100.000 penduduk
100.000 penduduk
kesehatan
d. Manajemen Kesehatan
1. Rata – rata presentase
kab/ kota
2. Alokasi anggaran
pemerintah perkapita
mempunyai dokumen
sistem kesehatan
yang memiliki
“Contingency Plan”
masalah kesehatan
akibat bencana
profil kesehatan
melaksanakan Surkesda
7. Presentase provinsi
yang mempunyai
“Provincial Health
Account”
8. Presentase keluarga
KB
melek huruf
9
2 M4 PELAYANAN KESEHATAN
A. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan (health care service) merupakan hak setiap orang yang dijamin
dalam Undang Undang Dasar 1945 untuk melakukan upaya peningkatkan derajat
kesehatan baik perseorangan, maupun kelompok atau masyarakat secara keseluruhan. 1
Defenisi Pelayanan kesehatan menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia Tahun
2009 (Depkes RI) yang tertuang dalam UndangUndang Kesehatan tentang kesehatan
ialah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan, perorangan, keluarga, kelompok
ataupun masyarakat. Berdasarkan Pasal 52 ayat (1) UU Kesehatan, pelayanan kesehatan
secara umum terdiri dari dua bentuk pelayanan kesehatan yaitu:
Pelayanan kesehatan ini banyak diselenggarakan oleh perorangan secara mandiri (self
care), dan keluarga (family care) atau kelompok anggota masyarakat yang bertujuan
untuk menyembuhkan penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan dan
keluarga. Upaya pelayanan perseorangan tersebut dilaksanakan pada institusi
pelayanan kesehatan yang disebut rumah sakit, klinik bersalin, praktik mandiri.
Kegiatan pelayanan kesehatan secara paripurna diatur dalam Pasal 52 ayat (2) UU
Kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), yaitu:
kesehatan.
kesehatan/penyakit.
sebagai anggota masyarakat yang berguna untuk dirinya dan masyarakat, semaksimal
KONSEP PELAYANAN
KONSEP "PUBLIC", "PRIVATE" & "MERIT GOODS"
Public Goods
1. Sulit melarang orang menikmati
2. Tidak ada marginal cost untuk pengguna berikutnya
3. Externalitasnya besar (dampak terhadap orang lain/orang banyak)
4. Permintaan (demand) elastis terhadap harga
Contoh : keamanan, mercusuar, vector control, environmental health (water & sanitation),
health promotion
Private Goods
1. Ada marginal cost untuk pengguna berikutnya
2. Marginal cost menjadi barriers/penghalang untuk konsumsi
3. Externalitas kecil (dampak hanya untuk orang yang bersangkutan)
4. Permintaan(demand) elastis terhadap harga
Contoh: barang lux, bedah kosmetik, USG
11
Merit Goods
1. Ada marginal cost
2. Marginal cost bisa menjadi barriers untuk konsumsi
3. Eksternalitasnya besar
4. Permintaan (demand) bisa elastis atau inelastis terhadap harga
Contoh : Pelayanan KIA, Imunisasi, KB
2
12
yaitu:
pada ayat (1) dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Melalui ketentuan UU Kesehatan dan UU Rumah Sakit dalam hal ini pemerintah dan
institusi penyelenggara pelayanan kesehatan yakni rumah sakit, memiliki tanggung jawab
agar tujuan pembangunan di bidang kesehatan mencapai hasil yang optimal, yaitu melalui
pemanfaatan tenaga kesehatan, sarana dan prasarana, baik dalam jumlah maupun
mutunya, baik melalui mekanisme akreditasi maupun penyusunan standar, harus
berorientasi pada ketentuan hukum yang melindungi pasien, sehingga memerlukan
perangkat hukum kesehatan yang dinamis yang dapat memberikan kepastian dan
3 Cecep Triwibowo. Etika dan Hukum Kesehatan (Yogyakarta: Nuha Medika, 2014),
hlm. 16
13
Seorang dokter harus memahami ketentuan hukum yang berlaku dalam pelaksanaan
profesinya termasuk didalamnya tentang persamaan hak-hak dan kewajiban dalam
menjalankan profesi sebagai dokter.4 Kesadaran dokter terhadap kewajiban hukumnya
baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain dalam mejalankan profesinya harus
benar-benar dipahami dokter sebagai pengemban hak dan kewajiban.
b. Perawat
Perawat adalah profesi yang sifat pekerjaannya selalu berada dalam situasi yang
menyangkut hubungan antar manusia, terjadi proses interaksi serta saling memengaruhi
dan dapat memberikan dampak terhadap tiap-tiap individu yang bersangkutan. 5 Menurut
hasil Lokakarya Keperawatan Nasional Tahun 1983, perawat adalah suatu bentuk
pelayanan professional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu pelayanan biopsiko-sosio-spiritual yang komprehensif, ditujukan
kepada individu, keluarga, dan masyarakat baik yang sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh siklus hidup manusia.6
Sebagai suatu profesi perawat mempunyai kontrak sosial dengan masyarakat, yang berarti
masyarakat memberikan kepercayaan bagi perawat untuk terus-
4 Anny Isfandyarie. Tanggung Jawab Hukum dan Sanksi Bagi Dokter Buku I ( Prestasi
Pustaka: Jakarta, 2006), hlm. 3
5 Mimin Emi. Etika Keperawatan Aplikasi Pada Praktik (Kedokteran EGC: Jakarta,
2004), hlm. 4
6 Sri Praptianingsih. Kedudukan Hukum Keperawatan dalam Upaya Pelayanan
Kesehatan di Rumah Sakit (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2007), hlm.25
14
c. Bidan
Bidan adalah profesi yang diakui secara nasional maupun internasional oleh sejumlah
praktisi diseluruh dunia. Defenisi bidan menurut International Confederation of
Midwife (ICM) Tahun 1972 adalah seseorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan bidan yang diakui oleh negara serta memperoleh kualifikasi dan diberi
izin untuk menjalankan praktik kebidanan di negeri tersebut, bidan harus mampu
memberi supervisi, asuhan, dan memberi nasihat yang dibutuhkan wanita selama
hamil, persalinan, dan masa pasca persalinan, memimpin persalinan atas tanggung
jawabnya sendiri serta asuhan pada bayi lahir dan anak. 7 Asuhan ini termasuk tindakan
preventif, pendeteksian kondisi abnormal pada ibu dan bayi, dan mengupayakan
bantuan medis serta melakukan tindakan pertolongan gawat-darurat pada saat tidak
ada tenaga medis lain.
Defenisi bidan di Indonesia adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan
menyelesaikan pendidikan kebidanan yang telah diakui pemerintah dan telah lulus
ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku dan memperoleh kualifikasi untuk
registrasi dan memperoleh izin.8 Secara otentik Pasal 1 ayat (1) Peraturan Menteri
Kesehatan No. HK. 02. 02. /MENKES /149 /2010 tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan menjelaskan yang dimaksud dengan bidan adalah seorang perempuan
yang lulus dari pendidikan yang telah teregistrasi sesuai dengan peraturan perundang-
undangan. Bidan mempunyai tugas penting dalam konsultasi dan pendidikan
kesehatan, tidak hanya untuk wanita sebagai pasiennya tetapi termasuk komunitasnya.
Pendidikan tersebut termasuk antenatal, keluarga berencana dan asuhan anak.
d. Apoteker
pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan
di industri farmasi.
c. Memenuhi ketentuan cara distribusi yang baik yang ditetapkan oleh menteri, saat
melakukan pekerjaan kefarmasian dalam distribusi atau penyaluran sediaan
farmasi, termasuk pencatatan segala sesuatu yang berkaitan dengan proses
distribusi atau penyaluran sediaan farmasi.
Pelayanan kegiatan kesehatan dapat diperoleh mulai dari tingkat puskesmas, rumah sakit
umum/swasta, klinik dan institusi pelayanan kesehatan lainnya diharapkan kontribusinya
agar lebih optimal dan maksimal. Masyarakat atau pasien dalam hal ini menuntut pihak
pelayanan kesehatan yang baik dari beberapa institusi penyelenggara di atas agar
kinerjanya dapat dirasakan oleh pasien dan keluarganya, dilain pihak pemerintah belum
dapat menerapkan aturan pelayanan kesehatan secara tepat, sebagaimana yang diharapkan
karena adanya keterbatasanketerbatasan. Untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
dibutuhkan tenaga kesehatan yang baik, terampil dan fasilitas rumah sakit yang baik,
tetapi tidak semua institusi pelayanan medis tersebut memenuhi kriteria tersebut,
sehingga meningkatkan kerumitan sistem pelayanan kesehatan dewasa ini.
16
a. Kualitas
Zeithmalh, dkk (1990:23) menyatakan bahwa dalam menilai kualitas pelayanan, terdapat 12
ukuran kualiatas pelayanan yaitu :
7. Courtesy (keramahan)
8. Competence (kompetensi)
9. Communication (komunikasi)
10. Credibility (kepercayaan)
11. Security (keamanan)
12. Understanding The Customer (pemahaman pelanggan)
kesehatan akan dapat terlaksana apabila pengembangan sector lain ditingkat kecematan
juga mendukung yaitu tersedianya fasilitas transportasi yang lebih memadai dan
peningkatan pendapatan keluarga.
5. Peran serta masyarakat melalui pengembangan pembangunan kesehatan masyarakat
(PKMD), kegiatan ini perlu dilakukan secara gotong royong dan swadya sehingga
masyarakat mampu mencapai mutu hidup yang sehat dan sejahtera.
6. Meningkatkan produktivitas sumber daya manusia yang ada.
7. Memberi pelayanan kesehatan dasar bagi yang sakit, dan tidak membedakan pasien
yang membayar langsung dengan memakai Bpjs.
8. Penggerakan peran serta masyarakat.
9. Perlu adanya upaya penambahan Tenaga Kesehatan, seperti Dokter, agar mendapatkan
pelayanan yang berkualitas dan menjalankan wewenang dan tanggung jawab
pengobatan kepada pasien.
10. Kemampuan dan keterampilan pegawai, kemampuan yang berati dapat melakukan
tugas sehingga menghasilkan jasa sesuai dengan yang diharapkan oleh pemberi
pelayanan dan penerima pelayanan yang merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh
para tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan yang makasimal kepada pasien,
sesuai dengan keahlian masing-masing.
Notoadmodjo (2003:89) berdasarkan teori yang ada dalam upaya meningkatkan kualitas
pelayanan kesehatan masyarakat, yaitu :
Merupakan akibat dari output atau hasil suatu sistem, terjadi dalam waktu yang relatif
lama. Dampak sistem pelayanan kesehatan : masyarakat sehat, angka kesakitan dan
kematian menurun.
5. Umpan Balik
Merupakan suatu hasil yang sekaligus menjadi masukan. Terjadi dari sebuah sistem yang
saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Umpan balik dalam pelayanan
kesesahatan : kualitas tenaga kesehatan.
6. Lingkungan
Semua keadaan di luar sistem tetapi dapat mempengaruhi pelayanan kesehatan.
Contoh : Di dalam pelayanan kesehatan Puskesmas,
Input : Dokter, Perawat, Obat-obatan.
Proses : Kegiatan pelayanan puskesmas.
Output : Pasien sembuh atau tidak sembuh.
Dampak : Meningkatnya status kesehatan masyarakat.
Umpan Balik : Keluhan-keluhan pasien terhadap pelayanan.
Lingkungannya : Masyarakat dan instansi-instansi diluar puskemas.
6. N : Neatness indicates pride in self and job (harus memiliki kerapian dan bangga
dengan pekerjaanya sendiri).
7. A : Accurate in everything done is of permanent importance (harus melakukan
pekerjaan dengan keakuratan atau ketepatan atau ketelitian, hal ini merupakan sebuah
nilai yang sangat penting).
8. L : Loyality to both management and colleagues make good time work (harus bersikap
setia pada management dan rekan kerja, merupakan kunci membangun kerja sama).
9. I : Intelligence use of common sense at all time (harus senantiasa menggunakan akal
sehat dalam memahami pelanggan dari waktu ke waktu).
10. T : Tact saying and doing the right thing at the righ time (harus memiliki kepribadian,
berbicara, bijaksana dan melakukan pekerjaan secara benar).
11. Y : Yearning to be good servive clerk and love of the work is essential (mempunyai
keinginan menjadi pelayan yang baik serta mencintai pekerjaannya).
peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, maupun yang secara tidak langsung
berpengaruh kepada peningkatan kesehatan.
pelayanan dan tata cara penyelenggaraannya disesuaikan kode etik serta yang telah
ditetapkan.
Pembiayaan Kesehatan
Sistem pembiayaan kesehatan didefinisikan sebagai suatu sistem yang mengatur tentang
besarnya dan alokasi dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan atau
memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok
dan masyarakat. Biaya kesehatan dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu :
1. Penyedia pelayanan kesehatan: Merupakan besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
menyelenggarakan upaya kesehatan.
2. Pemakai jasa pelayanan: yang dimaksud dengan biaya kesehatan dari sudut pemakai jasa
pelayanan (health consumer) adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat
memanfaatkan jasa pelayanan.
Jumlah dana pembiayaan harus cukup untuk membiayai upaya kesehatan yang telah
direncanankan. Bila biaya tidak mencukupi maka jenis dan bentuk pelayanan kesehatannya harus
diubah sehingga sesuai dengan biaya yang disediakan. Distribusi atau penyebaran dana perlu
disesuaikan dengan prioritas. Suatu perusahaan yang unit kerjanya banyak dan tersebar perlu ada
perencanaan alokasi dana yang akurat.
Sumber dana biaya kesehatan berbeda pada beberapa negara, namun secara garis besar berasal dari :
Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini masih bergantung pada sistem
pembiayaan kesehatan secara Fee for Service ini. Dari laporan World Health
Organization di tahun 2006 sebagian besar (70%) masyarakat Indonesia masih
bergantung pada sistem, Fee for Service dan hanya 8,4% yang dapat mengikuti sistem
Health Insurance (WHO, 2009). Kelemahan sistem Fee for Service adalah terbukanya
peluang bagi pihak pemberi pelayanan kesehatan (PPK) untuk memanfaatkan
hubungan Agency Relationship , dimana PPK mendapat imbalan berupa uang jasa
medik untuk pelayanan yang diberikannya kepada pasien yang besar-kecilnya
ditentukan dari negosiasi. Semakin banyak jumlah pasien yang ditangani, semakin
besar pula imbalan yang akan didapat dari jasa medik yang ditagihkan ke pasien.
Dengan demikian, secara tidak langsung PPK didorong untuk meningkatkan volume
pelayanannya pada pasien untuk mendapatkan imbalan jasa yang lebih banyak.
Health Insurance
Sistem ini diartikan sebagai sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga atau pihak
asuransi setelah pencari layanan kesehatan berobat. Sistem health insurance ini dapat berupa
system kapitasi dan system Diagnose Related Group (DRG system).
Sistem kapitasi merupakan metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana PPK
menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta untuk pelayanan yang telah ditentukkan per
periode waktu. Pembayaran bagi PPK dengan system kapitasi adalah pembayaran yang dilakukan
oleh suatu lembaga kepada PPK atas jasa pelayanan kesehatan dengan pembayaran di muka
sejumlah dana sebesar perkalian anggota dengan satuan biaya (unit cost) tertentu. Salah satu
lembaga di Indonesia adalah Badan Penyelenggara JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat). Masyarakat yang telah menajdi peserta akan membayar iuran dimuka untuk
memperoleh pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang dengan pelayanan tingkat pertama
sebagai ujung tombak yang memenuhi kebutuhan utama kesehatan dengan mutu terjaga dan biaya
terjangkau.
Sistem kedua yaitu DRG (Diagnose Related Group) tidak berbeda jauh dengan system kapitasi
di atas. Pada system ini, pembayaran dilakukan dengan melihat diagnosis penyakit yang dialami
pasien. PPK telah mendapat dana dalam penanganan pasien dengan diagnosis tertentu dengan
jumlah dana yang berbeda pula tiap diagnosis penyakit. Jumlah dana yang diberikan ini, jika dapat
dioptimalkan penggunaannya demi kesehatan pasien, sisa dana akan menjadi pemasukan bagi PPK.
Kelemahan dari system Health Insurance adalah dapat terjadinyaunderutilization dimana dapat
terjadi penurunan kualitas dan fasilitas yang diberikan kepada pasien untuk memperoleh
keuntungan sebesar-besarnya. Selain itu, jika peserta tidak banyak bergabung dalam system ini,
maka resiko kerugian tidak dapat terhindarkan. Namun dibalik kelemahan, terdapat kelebihan
system ini berupa PPK mendapat jaminan adanya pasien (captive market), mendapat kepastian
dana di tiap awal periode waktu tertentu, PPK taat prosedur sehingga mengurangi terjadinya
28
multidrug dan multidiagnose. Dan system ini akan membuat PPK lebih kea rah preventif dan promotif
kesehatan.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai, pembiayaan kesehatan dengan sistem kapitasi dinilai lebih efektif
dan efisien menurunkan angka kesakitan dibandingkan sistem pembayaran berdasarkan layanan (Fee
for Service) yang selama ini berlaku. Namun, mengapa hal ini belum dapat dilakukan sepenuhnya oleh
Indonesia? Tentu saja masih ada hambatan dan tantangan, salah satunya adalah sistem kapitasi yang
belum dapat memberikan asuransi kesehatan bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali seperti yang
disebutkan dalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sampai saat
ini, perusahaan asuransi masih banyak memilah peserta asuransi dimana peserta dengan resiko
penyakit tinggi dan atau kemampuan bayar rendah tidaklah menjadi target anggota asuransi. Untuk
mencapai terjadinya pemerataan, dapat dilakukan universal coverage yang bersifat wajib dimana
penduduk yang mempunyai resiko kesehatan rendah akan membantu mereka yang beresiko tinggi dan
penduduk yang mempunyai kemampuan membayar lebih akan membantu mereka yang lemah dalam
pembayaran. Hal inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi sistem kesehatan Indonesia.
Memang harus kita akui, bahwa tidak ada sistem kesehatan terutama dalam pembiayaan pelayanan
kesehatan yang sempurna, setiap sistem yang ada pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-
masing. Namun sistem pembayaran pelayanan kesehatan ini harus bergerak dengan pengawasan dan
aturan dalam suatu sistem kesehatan yang komprehensif, yang dapat mengurangi dampak buruk bagi
pemberi dan pencari pelayanan kesehatan sehingga dapat terwujud sistem yang lebih efektif dan
efisien bagi pelayanan kesehatan di Indonesia.
Dalam model ini, pasien membayar secara langsung biaya pelayanan kesehatan baik pelayanan
kesehatan pemerintah maupun swasta. Perbedaannya dengan model informal adalah besaran dan
mekanisme pembayaran, juga kelompok yang menjadi pengecualian telah diatur secara formal
oleh pemerintah dan provider. Bentuk yang paling kompleks adalah besaran biaya yang bebeda
setiap kunjungan sesuai dengan jasa pelayanan kesehatan yang diberikan (biasanya terjadi untuk
fasilitas pelayanan kesehatan swasta). Namun model yang umum digunakan adalah ’flat rate’,
dimana besaran biaya per-episode sakit bersifat tetap.
3. Saving based
Model ini mempunyai karakteristik ‘risk spreding’ pada individu namun tidak terjadi risk pooling
antar individu. Artinya biaya kesehatan langsung, akan ditanggung oleh individu sesuai dengan
tingkat penggunaannya, namun individu tersebut mendapatkan bantuan dalam mengelola
pengumpulan dana (saving) dan penggunaannya bilamana membutuhkan pelayanan kesehatan.
Biasanya model ini hanya mampu mencakup pelayanan kesehatan primer dan akut, bukan
pelayanan kesehatan yang bersifat kronis dan kompleks yang biasanya tidak bisa ditanggung oleh
setiap individu meskipun dengan mekanisme saving. Sehingga model ini tidak dapat dijadikan
model tunggal pada suatu negara, harus didukung model lain yang menanggung biaya kesehatan
lain dan pada kelompok yang lebih luas.
4. Informal
Ciri utama model ini adalah bahwa pembayaran yang dilakukan oleh individu pada provider
kesehatan formal misalnya dokter, bidan tetapi juga pada provider kesehatan lain misalnya:
mantri, dan pengobatan tradisional; tidak dilakukan secara formal atau tidak diatur besaran, jenis
dan mekanisme pembayarannya. Besaran biaya biasanya timbul dari kesepakatan atau banyak
diatur oleh provider dan juga dapat berupa pembayaran dengan barang. Model ini biasanya
muncul pada negara berkembang dimana belum mempunyai sistem pelayanan kesehatan dan
pembiayaan yang mampu mencakup semua golongan masyarakat dan jenis pelayanan.
5. Insurance Based
Sistem pembiayaan dengan pendekatan asuransi mempunyai perbedaan utama dimana individu
tidak menanggung biaya langsung pelayanan kesehatan. Konsep asuransi memiliki dua
karakteristik khusus yaitu pengalihan resiko kesakitan pada satu individu pada satu kelompok
serta adanya sharing looses secara adil. Secara sederhana dapat digambarkan bahwa satu
kelompok individu mempunyai resiko kesakitan yang telah diperhitungkan jenis, frekuensi dan
besaran biayanya. Keseluruhan besaran resiko tersebut diperhitungkan dan dibagi antar anggota
kelompok sebagai premi yang harus dibayarkan. Apabila anggota kelompok, maka keseluruhan
biaya pelayanan kesehatan sesuai yang diperhitungkan akan ditanggung dari dana yang telah
dikumpulkan bersama. Besaran premi dan jenis pelayanan yang ditanggung serta mekanime
pembayaran ditentukan oleh organisasi pengelola dana asuransi.
Negara :Perancis
Pembentukan :10 Agustus 843
Jumlah :67.012.000 orang (2015)
Penduduk
PDB per :$44.538
kapita
Nama :The French healthcare system
Program
Keterangan :- Sistem kesehatan di Perancis didominasi oleh praktik swasta atau buka praktek sendiri
untuk layanan rawat jalan dan rumah sakit umum untuk perawatan akut. Semua
penduduk secara otomatis terdaftar sebagai anggota National Health Insurance (NHI)
dengan dana asuransi berdasarkan status pekerjaan mereka. Selain itu, 90%
penduduknya berlangganan asuransi kesehatan tambahan untuk menutupi manfaat lain
yang tidak tercakup dalam NHI. Setiap warga Perancis yang diasuransikan dapat
mengakses rumah sakit dalam jaringan NHI yang tersebar di Eropa.
- Warga Perancis juga bisa berobat ke dokter yang berpraktek sendiri, sistem
pembiayaannya menggunakan reimbursement. Pasien membayar dahulu, selanjutnya
diganti oleh pihak asuransi sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Apabila berobat ke
rumah sakit umum (termasuk rumah sakit nirlaba swasta yang bekerja dalam kemitraan
dengan mereka) dibayar oleh pihak asuransi. Sedangkan untuk obat resep, harga satuan
yang diperbolehkan untuk penggantian di bawah NHI ditetapkan oleh komisi yang
mencakup perwakilan dari Kementerian Kesehatan, Keuangan, dan Industri.
- NHI merupakan bagian tak terpisahkan dari sistem jaminan sisoal Perancis yang
terdiri dari 3 hal. Tunjangan pensiun, tunjangan keluarga dan asuransi kesehatan.
Sementara itu, khusus untuk asuransi kesehatan, NHI Perancis mencakup layanan
mulai dari perawatan di rumah sakit, layanan rawat jalan, obat resep (termasuk produk
homeopati), pengobatan termal di spa, perawatan di rumah, manfaat tunai, dan
perawatan gigi dan penglihatan yang lebih rendah.
Pada tahun 2000, WHO memberikan peringkat pertama pada Perancis dalam
hal memberikan perawatan kesehatan yang terbaik secara keseluruhan kepada warga
negaranya. Warga negara Prancis menikmati perawatan kesehatan universal yang
didanai oleh pemerintah melalui pajak penghasilan. Sekitar 75% dari biaya kesehatan
ditanggung oleh pemerintah. Selain itu, ada fasilitas perawatan swasta yang
memungkinkan warga untuk menerima prosedur bedah dengan biaya tambahan.
Fasilitas ini adalah opsional dan dimaksudkan untuk mereka yang memiliki uang.
Harga yang ditetapkan oleh dokter swasta sudah ditetapkan pemerintah. Secara
keseluruhan ada 3,37 dokter per 1000 orang.
harga obat (baik yang generik maupun yang non-generik), kebijakan pemindahan
perawatan bagi pasien yang tidak mampu membayar pengobatan, dan berbagai
kebijakan lainnya yang ternyata tidak berpihak kepada kebanyakan masyarakat
Indonesia yang tergolong tidak mampu (atau kurang mampu).
Anehnya, sebagai sesama negara penganut demokrasi liberal, Perancis sangat
bertolak belakang dengan Amerika. Disana pelayanan kesehatannya sangatlah murah
bahkan bila pasien hanya ingin berkonsultasi dengan dokternya mengenai penyakit apa
yang mungkin menimpanya, mereka tidaklah dipungut biaya sama sekali. Ada pula
kebijakan pelayanan kesehatan selama 24 jam yang memungkinkan seseorang
memesan obat dari suatu resep ke rumah sakit lalu pihak rumah sakit langsung
mengirimkan dokternya beserta perawat dan dua orang petugas rumah sakit untuk
mengantarkan pesanan. Mereka memiliki standar operasional prosedur tentang waktu
pengantaran berbanding dengan jarak pengiriman, sehingga orang yang memesan tidak
perlu menunggu lama, hebatnya lagi, harga yang harus dibayarkan hanya untuk
pembelian obatnya saja! Tidak ada biaya lain yang dikenakan oleh pihak rumah sakit!
Di Perancis, Anda dilindungi, titik. Itu tidak tergantung pada pekerjaan, tidak
tergantung pada organisasi pemeliharaan kesehatan, dan hal itu tidak tergantung
pada apakah Anda mengisi formulir dengan benar. Di bawah peraturan baru
(prosedur konsultasi yang dikoordinasikan [dalam bahasa Prancis, parcours de soins
coordonné]) Dokter umum ( “médecin généraliste” atau “Docteur”) lebih diharapkan
untuk bertindak sebagai “penjaga pintu gerbang” yang merujuk pasien ke dokter
spesialis atau rumah sakit.
Dalam hal ini, Indonesia sebagai negara berkembang yang besar seharusnya
bisa melihat bahwa Amerika bukanlah contoh yang baik bagi pelayanan kesehatan
Angka kematian bayi di Perancis adalah 3,9 per 1.000 kelahiran hidup, dibandingkan
dengan 7 di AS, dan rata-rata harapan hidup 79,4 tahun, dua tahun lebih daripada di
Amerika. Negara ini jauh lebih banyak tempat tidur rumah sakit dan dokter per kapita
dibanding Amerika, dan jauh lebih rendah tingkat kematian akibat diabetes dan
penyakit jantung. Baru-baru ini dalam peringkat pelayanan kesehatan di WHO,
Perancis diurutan pertama, sementara Amerika mencetak gol 37, sedikit lebih baik
daripada Kuba dan satu tingkat di atas Slovenia.
Dibagian pelayanan kesehatan ibu dan anak, pemerintah Perancis
menyediakan tenaga asisten rumah-tangga secara cuma-cuma bagi ibu-ibu yang
33
bekerja diinstansi pemerintah, ibu-ibu yang suaminya bekerja pada pemerintah dan
mereka yang tercatat sebagai warga, negara yang baru saja melahirkan bayi dimana
tidak ada orang untuk merawat sang bayi pada waktu tertentu. Jadi bagi mereka yang
baru saja melahirkan dapat merasa tenang meninggalkan rumah untuk bekerja.
Lagipula, bila sang ibu adalah pegawai pemerintah maka ada pemotongan jam kerja
sekitar sepertiga dari jam seharusnya tanpa pemotongan gaji atau upah. Ini sangatlah
manusiawi mengingat peran ibu dalam lingkup keluarga dan pekerjaannya yang tidak
bisa mereka tinggalkan. Karena itu kebijakan pemerintah Perancis dinilai sangat
melindungi warga negaranya.
Sedangkan Indonesia, dengan rumah sakitnya yang besar (yang hanya
terpusat dikota saja) dan kemegahan serta kemewahan gaya hidup dokternya, ternyata
sama saja dengan Amerika yang keuntungan finansialnya melandasi pelayanan
kesehatan mereka.
Di Perancis (negara maju) dan Kuba (negara berkembang, sama seperti kita), pasien
hanya ditanyai nama dan tanggal lahir sebelum mereka mendapat nomor antrian,
bahkan di Kuba, bila pasien tidak memiliki biaya transportasi untuk pulang kerumah
maka pihak rumah sakit akan menyediakan uang atau mengantarkannya bila ada
kendaraan dan petugas yang sedang ‘nganggur’.
Seharusnya pemerintah kita mengubah atau bahkan merombak sistem
pelayanan kesehatan Indonesia yang berpihak pada mereka yang ‘berduit’ ini. Kita bisa
meneladani banyak hal dari Kuba, sesama negara berkembang yang pelayanan
kesehatannya terlengkap di dunia, agar dapat seperti atau bahkan melampaui Perancis,
negara maju dengan sistem pelayanan yang sangatlah manusiawi dan merakyat. Karena
menjadi sehat adalah hak setiap manusia, setiap warga negara. Maka pemerintah
sebagai orang yang telah kita percayai seharusnya bisa melindungi kita dengan
kebijakan pelayanan kesehatan yang merakyat dan murah, dimana pemberian akses
yang mudah lumrah, dimana kemudahan mengakses pelayanan kesehatan seharusnya
berlandaskan kemanusiaan yang adil dan beradab bukannya keuntungan, dimana
pemerintah seharusnya memberikan kesempatan yang sama kepada setiap warga negara
yang membutuhkan pelayanan kesehatan sebagai salah satu perwujudan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia. Mengingat ideologi Indonesia yaitu Pancasila, yang
sangatlah kerakyatan dan merakyat. Keniscayaan pemerintah kita seharusnya
dipertanyakan, sudahkah mereka menerapkan ideologi Pancasila dalam mengambil
34
Independen (CANAM). Selain itu, ada sejumlah badan pengelola dana khusus antara
lain untuk pekerja tambang (CANSSM), pekerja kereta api (SNCF), industri gas dan
listrik (EDF), transportasi publik Paris (RATP), pelaut, dan Bank Perancis.
Sistem jaminan sosial di Perancis diperluas secara bertahap. Kalau semula
difokuskan pada jaminan kesehatan, tunjangan kecelakaan kerja, dan pensiun,
kemudian ditingkatkan pada pelbagai bentuk tunjangan dan bantuan untuk keluarga
serta jaringan pengaman bagi penduduk yang memiliki pendapatan di bawah minimum
serta mereka yang kehilangan pekerjaan.
Tahun 1978, seluruh penduduk Perancis mendapat tunjangan keluarga dari
dana nasional untuk program tunjangan keluarga (CNAF) yang dikelola Regime
General tanpa syarat apa pun. Sementara itu, program pensiun menjamin pendapatan
minimum di masa tua bagi penduduk yang hanya memberi kontribusi kecil, bahkan
yang tidak berkontribusi.
Asuransi kesehatan juga diperluas lewat cakupan kesehatan universal (CMU)
hingga mencakup seluruh penduduk, termasuk mereka yang tidak bekerja. Dalam hal
ini pemerintah memberi subsidi yang ditetapkan tiap tahun oleh parlemen. Dengan
demikian, seluruh penduduk Perancis mendapat jaminan sejak lahir sampai meninggal
untuk hidup layak.
Seiring perkembangan demografi terjadi ketidakseimbangan neraca keuangan.
Maka, dilakukan sejumlah perubahan. Salah satunya, premi asuransi yang dibayar
bersama oleh pemberi kerja (employer) dan penerima kerja (employee) tidak hanya
berdasarkan gaji, tetapi berdasarkan seluruh pendapatan (gaji, bonus, uang lembur, dan
sebagainya). Persentase kontribusi antara pemberi dan penerima kerja berbeda-beda
untuk tiap skema jaminan (tunjangan kesehatan, kehilangan pekerjaan, janda, keluarga,
pensiun, dan sebagainya).
"Dana jaminan sosial untuk tiap skema dikelola badan yang independen,
dijalankan oleh dewan yang merupakan perwakilan pemberi dan penerima kerja. Ada
pengawasan dari pemerintah agar tidak terjadi penyimpangan peraturan, tapi tidak ada
intervensi dalam kebijakan," tutur Rollet.
DI bidang kesehatan, penduduk Perancis telah menikmati akses luas dan adil
terhadap pelayanan kesehatan. Berbeda dengan Jerman atau Inggris, di Perancis tak
diterapkan sistem rujukan, sehingga pasien boleh memilih pergi ke dokter manapun,
36
juga langsung ke dokter spesialis tanpa lewat dokter keluarga atau dokter umum.
Hal ini mengakibatkan biaya perawatan kesehatan membengkak. Untuk
menjaga agar asuransi tak mengalami kesulitan keuangan, ada komite yang membuat
perkiraan biaya dan penerimaan untuk menjamin keseimbangan neraca keuangan.
Pengaturan hanya dilakukan antara perwakilan asuransi sosial kesehatan dan
perwakilan organisasi profesi (dokter, tenaga kesehatan lain dan apotek) serta asosiasi
rumah sakit dalam membuat kesepakatan mengenai biaya pemeriksaan dan perawatan
pasien tiap kunjungan, serta harga obat yang masuk daftar obat esensial, sehingga
semua asuransi sama harganya.
Umumnya pasien membayar langsung (fee for service) ke penyedia pelayanan
kesehatan. Dokter praktik swasta atau administrasi rumah sakit memasukkan data
nomor kartu jaminan sosial pasien ke komputer badan pengelola asuransi, kemudian
pihak asuransi mengirim penggantian ke rekening bank pasien.
Penggantian biaya rawat jalan umumnya tidak 100 persen, ada iur biaya (co-
payment) dari peserta asuransi. Penggantian bervariasi tergantung jenis pelayanan
kesehatan, misalnya dokter umum, spesialis, dan dokter gigi 70 persen, tenaga
kesehatan lain 60 persen, pembelian lensa kacamata 65 persen. Untuk pengambilan
obat, pasien tak perlu keluar uang, cukup menunjukkan kartu jaminan sosial. Kecuali
obat yang belum masuk daftar asuransi, penggantiannya 35-65 persen.
Untuk rawat inap di rumah sakit, pasien membayar sekitar 10 Euro per hari
untuk kamar dan makanan. Adapun untuk obat, perawatan dokter, atau biaya operasi,
pasien tidak perlu membayar.
Rumah sakit di Perancis, seperti Hopital Saint Antoine-salah satu rumah sakit
publik yang terbesar di Paris-tampak nyaman dengan taman di antara blok bangunan.
Bangunan tua itu di dalamnya telah dipermodern, bersih, dan tak berbau obat.
Menurut Direktur RS St Antoine Chantal de Singly yang didampingi Kepala
Perawat Felix Perro, umumnya pasien dirawat dalam kamar tersendiri maksimal dua
pasien per kamar. "Rumah sakit di Perancis tak mengenal kelas kamar. Semua pasien
fasilitasnya sama. Yang membedakan antara peserta asuransi biasa dengan swasta,
yang membayar lebih, hanyalah pasien boleh memilih dokter," jelas De Singly.
Fasilitas standar kamar perawatan terdiri dari tempat tidur mekanis yang bisa
disesuaikan dengan keperluan. Bagian kepala tempat tidur dilengkapi monitor serta alat
bantu napas dan peralatan lain. Setiap kamar dilengkapi kursi pengunjung, meja,
37
Negara :Jerman
Pembentukan :2 Februari 962
Jumlah :81.083.600 orang (2015)
38
Penduduk
PDB per :$41.955
kapita
Nama :Krankenkassen Und Private Krankenversicherung
Program
Keterangan :- Sistem perawatan kesehatan di Jerman dimulai sejak Abad Pertengahan, saat
pengrajin menjadi anggota serikat pekerja. Serikat pekerja kemudian menyediakan
jaminan kesehatan dalam bentuk asuransi. Sistem layanan kesehatan masyarakat
melalui asuranasi ini dimasyarakatkan sejak revolusi industry melalui kebijakan Otto
von Bismarck. Tujuan utamanya adalah untuk menyediakan asuransi bagi pekerja yang
terlibat dalam produksi industri dan non-industri.
- Sitem perawatan kesehatan di Jerman terbagi ke dalam tiga jenis. Rawat jalan, rawat
inap dan fasilitas rehabilitasi. Institusi yang bertanggungjawab untuk menjalankan
sistem perawatan kesehatan ini adalah Badan Pengatur dan Kementerian Kesehatan
Federal, asosiasi dan perwakilan penyedia jasa kesehatan dan profesi medis dan
perusahaan asuransi kesehatan.
- Warga Jerman diwajibkan memiliki asuransi kesehatan dari pemerintah, terutama
warga dengan pendapatan kurang dari batas upah minimum. Pendanaan kesehatan
diambil dari premi ditambah dari pendapatan pajak. Jadi setiap warga saling
menanggung risiko kehilangan biaya perawatan medis jika terjadi penyakit. Semua
orang yang dilindungi oleh undang-undangan perasuransian dan memiliki hak yang
sama untuk menerima perawatan. Saat ini 97% masyarakat di Jerman memiliki
asuransi kesehatan.
Negara :Swedia
Pembentukan :Awal abad ke-12
Jumlah :9.816.666 orang (2015)
Penduduk
PDB per :$48.966
kapita
Nama :The Swedish Health System
Program
Keterangan :- Secara proporsional Swedia memiliki populasi lansia terbesar di Eropa, dengan
rentang usia rata-rata 81,4 tahun untuk wanita dan 80,3 tahun untuk kaum pria. Di satu
sisi lainnya, jumlah kelahiran anak tiap tahun terus meningkat. Apakah semua itu
berkah dari tingkat kesehatan yang sangat baik? Yang jelas, perawatan kesehatan di
Swedia sebagian besar merupakan dana yang didanai oleh pajak, sebuah sistem yang
memastikan setiap orang memiliki akses yang sama terhadap layanan perawatan
kesehatan. Disamping sistem pendanaan, Pemerintah Sewdia juga sangat
memperhatikan kualitas dan efisiensi layanan perawatan kesehatan warganya.
- Swedia terbagi menjadi 290 kotamadya dan 20 dewan daerah. Tidak ada hubungan
hierarkis antara kotamadya, dewan daerah dan daerah. Pekerjaan dewan daerah Swedia
39
Negara :Swiss
Pembentukan :1 Agustus 1291
Jumlah :8.279.700 orang (2015)
Penduduk
PDB per kapita :$84.070
Nama Program :Swiss health insurance
Keterangan :- Perawatan kesehatan di Swiss bersifat universal dan diatur oleh Undang-Undang
Federal Swiss mengenai Asuransi Kesehatan . Tidak ada layanan kesehatan gratis
yang disediakan pemerintah. Sebagai gantinya asuransi kesehatan swasta diwajibkan
bagi semua orang yang tinggal di Swiss (dalam waktu tiga bulan tinggal atau tinggal
di negara tersebut). Pegawa Negeri, kedutaan dan anggota keluarga mereka
dikecualikan dari asuransi kesehatan wajib.
- Seluruh sistem kesehatan diarahkan pada tujuan umum menjaga sistem tetap
kompetitif melintasi garis-garis batas perusahaan, mempromosikan kesehatan
masyarakat secara umum dan mengurangi biaya sambil mendorong tanggung jawab
individu.
- Asuransi kesehatan mencakup biaya perawatan medis dan rawat inap tertanggung.
Namun, orang yang diasuransikan membayar sebagian biaya pengobatan. Hal ini
dilakukan dengan cara dikurangkan setiap tahun yang berkisar dari US $ 184 sampai
maksimum US$ 1,534 untuk orang dewasa seperti yang dipilih oleh Tertanggung
dengan premi disesuaikan.
Negara :Inggris
Pembentukan :1 Mei 1707
Jumlah :69.945.000 orang (2015)
Penduduk
PDB per :US$ 45.653
kapita
40