Anda di halaman 1dari 48

Sistem Kesehatan

FK UNDANA
25 Pebruari 2014
Hyron A. Fernandez
2
BIODATA
Nama : Dr. dr. Hyronimus Agustinus Fernandez, M.Kes
NIP : 19580119 198510 1 001
Tempat/Tgl lahir : Larantuka / 19 Januari 1958
Pendidikan :
1. TK Letisia, SDK St. Kornelis, SMPK Pankrasio di Larantuka
2. SMAK Syuradikara di Ende
3. Sarjana Kedokteran dan Dokter di FK Univ Gadjah Mada di Yogya (1985)
4. Magister Administrasi & Kebijakan Ksehatan Univ. Airlangga. Sby (1997)
5. Doktor Ilmu Kedokteran/Public Health Univ.Airlangga, Sby (2002)
Paangkat/Gol: Pembina Utama Muda IV/c
Jabatan :
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia. NTT
Dosen Luar Biasa FKM/FKM/Pascasarjana Undana, Anggota Dewan Riset Daerah NTT,
Ketua Tim Kajian Teknis-Badan Kerjasama Kesehatan/JHC Provinsi NTT,
Pengalaman Kerja:
Widyaiswara Madya Pembina Utama Muda (IV/C)
Staf Ahli Gub Bid Politik dan Pemerintahan
Sekretaris Bappeda Prov NTT / PLH Ka Bappeda Prov NTT
Direktur RSUD Larantuka
Kepala Puskesmas Hadakewa
Status : Menikah / 2 Anak
Istri : dr. Simplicia Maria Anggrahini, SpA, IBCLC
Alamat Kantor : BP4D Provinsi NTT - Jln Fetor Funay - Kupang
Alamat Rumah : Perumahan BTN Kolhua Blok A/24 - Kupang
Telpon/HP : (0380) 823 606 / 08123219539
E-mail : fernandez_ha@yahoo.com
Hobi : Membaca, olah raga, ngamen

OUTLINE
1. Pengantar
2. Sistem Kesehatan
3. Sistem Kesehatan Nasional
1. Pengertian
2. Maksud dan Kegunaan
3. Landasan
4. Masalah, Perkembangan, dan Tantangan
5. Asas SKN
6. Bentuk Pokok SKN (Tujuan,Kedudukan, Subsistem)


PENGANTAR
Macam-macam Sistem (latihan)
Cara Berpikir Sistem
Sistem Politik
Pemerintahan
Sistem Pendidikan
Sistem Perdagangan
Sistem Pertahanan
Sistem Pertanian
Sistem Kesehatan...
Sistem ..... (apalagi)
Sistem
Apa itu?
Mekanisme Kerja Sistem?
Upaya-upaya Perbaikan Sistem
Manajemen Sistem
Setiap sistem harus memiliki paling sedikit
tujuh elemen yang saling bekerja sama
agar mencapai tujuan dari sistem itu.
Setiap organisasi (swasta atau
pemerintah) tanpa memiliki masing -
masing dari ketujuh elemen itu, maka tidak
layak disebut sebagai sistem tetapi hanya
disebut sebagai kumpulan dari elemen-
elemen.
Elemen Sistem
(1) tujuan (objectives), (2) pelanggan
(customers), (3) keluaran (outputs), (4) proses-
proses (processes), (5) masukan (inputs), (6)
pemasok (suppliers), dan (7) pengukuran
(measurements).
Untuk memudahkan mengingat ketujuh elemen
dari sistem itu, maka dapat disingkat
berdasarkan akronim bahasa Inggris: OM
SIPOC (Objectives-Measurements Suppliers-
Inputs-Processes-Outputs-Customers. (VG)


Sistem Kesehatan
1982
SK Menteri Kesehatan RI Nomor:
99a/Men.Kes/SK/III/1982
2004
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
131/MENKES/SK/II/2004
2009
Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
374/MENKES/SK/II/2009
Sistem Kesehatan Nasional
Dalam mencapai tujuan nasional bangsa Indonesia
sesuai Pembukaan UUD 1945, yaitu melindungi
segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
maka pembangunan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan
hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat
terwujud.
Sistem Kesehatan Nasional sebagai bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan
Tujuan
MANAJEMEN
KESEHATAN
UPAYA
KESEHATAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
SDM
DANA
OBAT/PER
BEKALAN
INPUTS PROSES OUTPUT
KOMPONEN SISTEM DALAM
SISTEM KESEHATAN PROVINSI
PEMBIAYAAN
KES
MANAJEMEN KES
Kebijkn/Mnjm
Sarana/prasarana
aparatur
UPAYA
KESEHATAN
UKM, UKP, Gizi,
P2M
SEDIAAN
FARMASI &
PERBEKALAN;
O&M, BB, Perbekalan
Kes
INPUT
PROSES
OUTPUT/
OUT COME
IMPACT
PEMBERDAYAAN
MASY:
Lingk, Perilaku
Pemberdy, Promosi
DERAJAD KES
MASY YANG
SETINGGI-
TINGGINYA
AKI:<110
AKB:<26
Gizi kurang:<10%
UHH:>70 th
Angka penyakit
menular turun10%
SDM KES
SDM
PEMBANGUNAN
KES YG BERMUTU
& BERKEADILAN
Lin Nakes: 90%
K4: 95%
UCI DESA:100%
BOR 80%
Deteksi tumbuh
kembang 90%
Maskin terlayani:100%
> 50% desa siaga.
SKD di 100% daerah
endemis.
DERAJAT
KESMAS
YG
SETINGGI-
TINGGINYA
TUJUAN
NASIONAL
ALUR PIKIR
RENCANA PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN
SISTEM KESEHATAN NASIONAL
RPJP-K DAN
SKN
(Arah, dasar,
bentuk dan cara
penyelenggaraan
Bangkes)
KONDISI SAAT
INI
Derajat
Kesehatan
Masyarakat
Rendah
MASALAH MENDASAR
BANGKES:
LINGKUNGAN STRATEGIS:
(Ideologi, Politik, Ekonomi Sosial
Budaya dan Pertahanan Keamanan)
GLOBAL, REGIONAL, NASIONAL,
LOKAL
PELUANG/KENDALA
RAKYAT
SEHAT
PRODUKTIF
- KETIDAKPASTIAN
HUKUM
- PERILAKU
MASYARAKAT
BURUK
- LINGKUNGAN
BURUK
- RAWAN PANGAN
DAN RAWAN GIZI
- AKSES PELAYANAN
PUBLIK BURUK
- SUMBER DAYA
KESEHATAN
TERBATAS
Gambar-1
PARADIGMA NASIONAL

(PANCASILA, UUD 1945,WASANTARA,
TANNAS,)
(UU 23/1992 Kesehatan, UU 17/2007 RPJPN)
9
4
SKN -Pengertian
Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah bentuk dan cara
penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang memadukan
berbagai upaya bangsa Indonesia dalam satu derap langkah guna
menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan dalam kerangka
mewujudkan kesejahteraan rakyat sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang Dasar 1945.
Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada: 1)
Perikemanusiaan, 2) Pemberdayaan dan kemandirian, 3) Adil dan merata,
serta 4) Pengutamaan dan manfaat.
Sistem Kesehatan Nasional perlu dilaksanakan dalam konteks
Pembangunan Kesehatan secara keseluruhan dengan mempertimbangkan
determinan sosial, seperti: kondisi kehidupan sehari-hari, tingkat
pendidikan, pendapatan keluarga, distribusi kewenangan, keamanan,
sumber daya, kesadaran masyarakat, serta kemampuan tenaga kesehatan
dalam mengatasi masalah-masalah tersebut.
SKN Maksud dan Kegunaan
Penyusunan SKN 2009 ini dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN 2004 dengan berbagai
perubahan dan tantangan eksternal dan internal, agar dapat dipergunakan sebagai pedoman
tentang bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan, baik oleh masyarakat,
swasta, maupun oleh Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta pihak terkait lainnya.
Tersusunnya SKN 2009 mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka
pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai
dengan visi dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K)
Tahun 2005-2025, memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan
pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, serta meningkatkan investasi
kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional.
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 merupakan arah
pembangunan kesehatan yang berkesinambungan. Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 dan SKN merupakan dokumen kebijakan pembangunan
kesehatan sebagai acuan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Sistem Kesehatan Nasional disusun dengan memperhatikan pendekatan revitalisasi pelayanan
kesehatan dasar (primary health care) yang meliputi: 1) Cakupan pelayanan kesehatan yang adil
dan merata, 2) Pemberian pelayanan kesehatan yang berpihak kepada rakyat, 3) Kebijakan
pembangunan kesehatan, dan 4) Kepemimpinan. Sistem Kesehatan Nasional juga disusun
dengan memperhatikan inovasi/terobosan dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan
secara luas, termasuk penguatan sistem rujukan. Pendekatan pelayanan kesehatan dasar secara
global telah diakui sebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai kesehatan bagi semua
dengan mempertimbangkan kebijakan kesehatan yang responsif gender.
SKN -Landasan
Landasan SKN meliputi:
Landasan Idiil, yaitu Pancasila.
Landasan Konstitusional, yaitu UUD 1945, khususnya: Pasal 28 A, setiap orang berhak
untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya; Pasal 28 H ayat (1),
setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan dan
ayat (3), setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat; serta Pasal 34 ayat (2), Negara
mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan
masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan dan ayat
(3), Negara bertanggung-jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas
pelayanan umum yang layak; Pasal 28 B ayat (2), setiap anak berhak atas kelangsungan
hidup, tumbuh, dan berkembang; Pasal 28 C ayat (1), setiap orang berhak mengembangkan
diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.
3. Landasan Operasional meliputi seluruh ketentuan peraturan perundangan
yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan.
Beberapa peraturan perundangan tersebut terdapat dalam Lampiran-1 dari RPJP-K
Tahun 2005-2025.
SKN Asas, utk menjamin efektifitas, setiap pelaku hrs
patuh pada asas yang menjadi landasan setiap program dan kegiatan
Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Rencana Jangka Panjang Pembangunan Nasional
(RPJP-N) Tahun 2005-2025, pembangunan kesehatan
diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan,
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya
dapat terwujud.
Dalam Undang-undang tersebut, dinyatakan Dasar
Pembangunan Kesehatan adalah:
Perikamanusiaan
Pemberdayaan dan kemandirian
Adil dan Merata
Pengutamaan dan Manfaar
SKN Dasar 1
1. Hak Asasi Manusia (HAM)
Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dalam
Pembukaan Undang-undang Dasar 1945, yaitu untuk
meningkatkan kecerdasan bangsa dan kesejahteraan
rakyat, maka setiap penyelenggaraan SKN
berdasarkan pada prinsip hak asasi manusia. Undang-
undang Dasar 1945 pasal 28 H ayat 1 antara lain
menggariskan bahwa setiap rakyat berhak atas
pelayanan kesehatan untuk meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya tanpa
membedakan suku, golongan, agama, jenis kelamin,
dan status sosial ekonomi. Setiap anak dan
perempuan berhak atas perlindungan dari kekerasan
dan diskriminasi.
2. Sinergisme dan Kemitraan yang Dinamis
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi baik untuk
mencapai tujuannya apabila terjadi Koordinasi, Integrasi,
Sinkronisasi, dan Sinergisme (KISS), baik antar pelaku, antar
subsistem SKN, maupun dengan sistem serta subsistem lain di
luar SKN. Dengan tatanan ini, maka sistem atau seluruh sektor
terkait, seperti pembangunan prasarana, keuangan dan
pendidikan perlu berperan bersama dengan sektor kesehatan
untuk mencapai tujuan nasional.
Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan
menggalang kemitraan yang dinamis dan harmonis antara
pemerintah dan masyarakat, termasuk swasta dengan
mendayagunakan potensi yang dimiliki masing-masing.
Kemitraan tersebut diwujudkan dengan mengembangkan
jejaring yang berhasil guna dan berdaya guna, agar diperoleh
sinergisme yang lebih mantap dalam rangka mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

SKN Dasar 2
3. Komitmen dan Tata Pemerintahan yang Baik
(Good Governance)
Agar SKN berfungsi baik, diperlukan komitmen yang
tinggi, dukungan, dan kerjasama yang baik dari para
pelaku untuk menghasilkan tata penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang baik (good
governance). Pembangunan kesehatan
diselenggarakan secara demokratis, berkepastian
hukum, terbuka (transparan), rasional, profesional,
serta bertanggung-jawab dan bertanggung-gugat
(akuntabel).

SKN Dasar 3
4. Dukungan Regulasi
Dalam menyelenggarakan SKN, diperlukan
dukungan regulasi berupa adanya berbagai
peraturan perundangan yang mendukung
penyelenggaraan SKN dan penerapannya
(law enforcement).

SKN Dasar 4
5. Antisipatif dan Pro Aktif
Setiap pelaku pembangunan kesehatan
harus mampu melakukan antisipasi atas
perubahan yang akan terjadi, yang di
dasarkan pada pengalaman masa lalu atau
pengalaman yang terjadi di negara lain.
Dengan mengacu pada antisipasi tersebut,
pelaku pembangunan kesehatan perlu lebih
proaktif terhadap perubahan lingkungan
strategis baik yang bersifat internal maupun
eksternal.

SKN Dasar 5
6. Responsif Gender
Dalam penyelenggaraan SKN, setiap penyusunan rencana
kebijakan dan program serta dalam pelaksanaan program
kesehatan harus menerapkan kesetaraan dan keadilan gender.
Kesetaraan gender dalam pembangunan kesehatan adalah
kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk
memperoleh kesempatan dan hak-haknya sebagai manusia,
agar mampu berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan
pembangunan kesehatan serta kesamaan dalam memperoleh
manfaat pembangunan kesehatan.
Keadilan gender adalah suatu proses untuk menjadi adil
terhadap laki-laki dan perempuan dalam pembangunan
kesehatan.

SKN Dasar 6
7. Kearifan Lokal
Penyelenggaraan SKN di daerah harus
memperhatikan dan menggunakan potensi daerah
yang secara positif dapat meningkatkan hasil guna
dan daya guna pembangunan kesehatan, yang
dapat diukur secara kuantitatif dari meningkatnya
peran serta masyarakat dan secara kualitatif dari
meningkatnya kualitas hidup jasmani dan rohani.
Dengan demikian kebijakan pembangunan daerah di
bidang kesehatan harus sejalan dengan SKN,
walaupun dalam prakteknya, dapat disesuaikan
dengan potensi dan kondisi serta kebutuhan
masyarakat di daerah terutama dalam penyediaan
pelayanan kesehatan dasar bagi rakyat.

SKN Dasar 7
SKN Bentuk Pokok
1. Tujuan SKN
2. Kedudukan SKN
3. Susbsistem SKN
4. Tata Hubungan Antar Subsistem dan
Lingkungan
Subsistem Upaya Kesehatan
Upaya kesehatan diselenggarakan
dengan upaya:
peningkatan,
pencegahan,
pengobatan, dan
pemulihan.
UPAYA
KES
Strata-2
Strata-3
Strata-1
Puskesmas
Pos-2 Kesehatan
Dinkes Kab/Kota
UPT-2
Dinkes Prov
Depkes
Institut-2 Kes
Puskesmas
Praktik-2 Nakes, Klinik
Apotek, Lab, toko
obat, Optik, dll
Praktik Nakes Spes Kons
RS C & B
Apotek, Lab, Optik, T Obt
Balai-2 Kes, dll
Praktik Nakes Spes Kons
RS B & A
Apotek, Lab, Optik, T Obt
Pst-2 Unggulan Nas,
Pem
Swsta/
UKBM
Pem Swasta
UKM UKP
SubsistemPembiayaan Kesehatan
Dari berbagai sumber, yakni:
Pemerintah,
Pemerintah Daerah,
swasta,
organisasi masyarakat, dan
masyarakat itu sendiri.
adekuat, terintegrasi, stabil, dan
berkesinambungan
Subsistem Pembiayaan Kesehatan
Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan public
good tanggung-jawab pemerintah
Pelayanan kesehatan perorangan private good,
kecuali pembiayaan untuk masyarakat miskin dan tidak
mampu menjadi tanggung-jawab pemerintah.
Pembiayaan pelayanan kesehatan perorangan
diselenggarakan melalui jaminan pemeliharaan
kesehatan dengan mekanisme asuransi sosial yang
pada waktunya diharapkan akan mencapai universal
coverage sesuai dengan Undang-undang Nomor 40
Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(SJSN).


BIAYA
KES
Pendudu
k
Miskin
Pendudu
k
Mampu

Pem

Jaminan
Kesehata
n sukarela

Masy

Jaminan
Kesehata
n wajib
Penggalian
Pengalo
kasian
Pembelan
jaan
Public-Private Mix
UKM UKP
Subsistem SDM Kesehatan
mencukupi dalam:
jumlah,
jenis dan
kualitasnya,
serta terdistribusi secara:
adil
merata,
sesuai tututan kebutuhan pembangunan kesehatan.
Fokus penting pada pengembangan dan
pemberdayaan SDM Kesehatan menjamin:
ketersediaan dan
pendistribusian sumber daya manusia kesehatan.
Pengembangan dan pemberdayaan SDM Kesehatan
meliputi:
1) perencanaan kebutuhan sumber daya manusia yang
diperlukan,
2) pengadaan yang meliputi pendidikan tenaga kesehatan dan
pelatihan SDM Kesehatan,
3) pendayagunaan SDM Kesehatan, termasuk peningkatan
kesejahteraannya, dan
4) pembinaan serta pengawasan SDM Kesehatan.
Subsistem SDM Kesehatan
Peren
canaan
Diklat
Daya
guna
Jumlah

Jenis

SDM
Kes
Derajat kes.
Masy yg
setinggi-
tingginya
Kuali
fikasi
U
K
M

U
K
P

Subsistem Sediaan Farmasi Alat
Kesehatan dan Makanan
Meliputi berbagai kegiatan untuk menjamin:
aspek keamanan, khasiat/ kemanfaatan dan mutu
sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan yang
beredar;
ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat,
terutama obat esensial;
perlindungan masyarakat dari penggunaan yang
salah dan penyalahgunaan obat;
penggunaan obat yang rasional;
serta upaya kemandirian di bidang kefarmasian
melalui pemanfaatan sumber daya dalam negeri.
KETER
SEDIAAN
PEME
RATAAN
JAMINAN
MUTU
Obat &
Prbkln
Kes
Derajat kes.
Masy yg
setinggi-
tingginya
NAR & PSI
TRAD
MUTU,dsb
SUSTAIN
MERATA
JUMLAH
JENIS
U
K
M

U
K
P

Subsistem Manajemen dan
Informasi Kesehatan
Untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara
berhasil guna dan berdaya guna, diperlukan
manajemen kesehatan.
Peranan manajemen kesehatan adalah
koordinasi, integrasi, sinkronisasi, serta
penyerasian berbagai subsistem SKN dan efektif, efisien, serta
transparansi dari penyelenggaraan SKN tersebut.
Subsistem ini meliputi:
kebijakan kesehatan,
administrasi kesehatan,
hukum kesehatan, dan
informasi kesehatan.
Dalam kaitan ini peranan informasi kesehatan
sangat penting. Dari segi pengadaan data dan
informasi dapat dikelompokkan kegiatannya
sebagai berikut: 1) Pengumpulan, validasi,
analisa, dan diseminasi data dan informasi, 2)
Manajemen sistem informasi, 3) Dukungan
kegiatan dan sumber daya untuk unit-unit yang
memerlukan, dan 4) Pengembangan untuk
peningkatan mutu sistem informasi kesehatan.
Subsistem Manajemen dan
Informasi Kesehatan
Infor
masi
Iptek
Hukum
Pembia
yaan
Kes

Upaya
Kes

Pember
dayaan
Masy
Manajmn
Kes
Derajat kes.
Masy yg
setinggi-
tingginya
Adminis
trasi
Kes
Sumber
daya
Manusia
Kes
Obat &
Perbkln
Kes
Subsistem Pemberdayaan
Masyarakat
Sistem Kesehatan Nasional akan berfungsi optimal
apabila ditunjang oleh pemberdayaan masyarakat.
Masyarakat sbg Sasaran (Obyek) dan masyarakat sbg
Pelaku (Subyek)
Pemberdayaan masyarakat meliputi pula upaya
peningkatan lingkungan sehat oleh masyarakat sendiri.
Upaya pemberdayaan masyarakat akan berhasil pada
hakekatnya bila kebutuhan dasar masyarakat sudah
terpenuhi.
Pemberdayaan masyarakat dan upaya kesehatan pada
hakekatnya merupakan fokus dari pembangunan
kesehatan.
Pero
rangan
Kelmpk
Masy
Umum
Kelompok/
Lmbg Masy
Kelompok
Peduli kes.

Individu,Toma
Kader/motor
/teladan PHBS

Konsil/komite
/Dwan Pnytun
Perwakilan
Masyarakat

Pember-
dayaan
Masy

To
Serve
To
Advocate
To
Watch
Derajat
kesmas
setinggi-
tngginya
U
K
M

U
K
P

LINGKUNGAN ILMU
DAN TEKNOLOGI
PENELITIAN DAN
PENGEMBANGAN
KESEHATAN
2)
SUMBER DAYA
KESEHATAN

LINGKUNGAN
EKONOMI

LINGKUNGAN
SEHAT

PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT

1)
UPAYA
KESEHATAN

DERAJAT
KESEHATAN
MASYARAKAT
FUNDAMEN
MORAL:
KEMANUSIAAN
LINGKUNGAN
SOSIAL, AGAMA
DAN BUDAYA
3)
MANAJEMEN
KESEHATAN
PERUBAHAN
SOSIAL BUDAYA
LINGKUNGAN
POLITIK DAN
HUKUM
LINGKUNGAN
FISIK DAN BIOLOGI
GAMBARAN UNSUR-UNSUR PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN SUBSISTEM
SKN SERTA TATA HUBUNGANNYA
DAN LINGKUNGAN STRATEGIS YANG MEMPENGARUHI SKN
Catatan: 1) Meliputi pula: Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
2) Meliputi: Pembiayaan Kesehatan, SDM Kesehatan, serta
Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan
3) Meliputi : Manajemen dan Informasi Kesehatan
Gambar-2
95
Sistem Kesehatan Daerah
SKN Bentuk dan Cara Penyelenggaraan
Pembangunan Kesehatan Nasional
SKN sebagai pedoman tentang bentuk
dan cara penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, baik oleh masyarakat, swasta,
maupun oleh Pemerintah Pusat dan
Pemerintah Daerah serta pihak terkait
lainnya.


SKN 2009 mempertegas makna
pembangunan kesehatan dalam rangka
pemenuhan hak asasi manusia,
SKN 2009 meningkatkan investasi
kesehatan untuk keberhasilan
pembangunan nasional.
Sistem Kesehatan Daerah
DISKUSI

Siapa Pelaku dalam sistem?
Siapa yang mengatur?
Siapa yang membiayai?
Siapa yang melakukan
pelaksanaan kegiatan?
Bagaimana Sumber Daya
Manusia dikelola?
Fungsi Pemerintah (WHO):
Sebagai Regulator (steering)
Sebagai Pemberi Biaya
Sebagai Pelaksana
Sebagai pengelola tenaga
kesehatan
Perlukah ada regulasi daerah (Perda)?
Perlu, alasan .... (lanjut)
Tudak perlu, alasan ....... (stop!)
Perlu/Lanjut: (Draf Akademik)
Masalah yang melatarbelakangi (Masalah, Perkembangan, dan
Tantangan Pembangunan Kesehatan NTT)?
Analisis Masalah?
Analisis Stakeholders?
Analisis Tujuan?
Analisis Lingkungan Strategis (Global/Regional, Nasional, Lokal
NTT)
Legislasi (Bab, pasal, ayat)
Sistem Kesehatan Daerah
Penutup
Health Professions
Communities
Policy Makers
Source: Dr. Charles.Boelen,
Towards Unity for Health, WHO
Geneva, 2000
Health
Managers
Academic
Institutions
Dr ButCare
Mr TalkWell
Mr AllDone
Prof KnowAll
WantAll

Anda mungkin juga menyukai