PERATURAN PERUNDANGAN SISTEM PELAYANAN KESEHATAN NASIONAL
A. TUJUAN PENDIRIAN BANGSA INDONESIA
Pada pembukaan UUD 1945 yang berbunyi “melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah darah indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial”. Pasal 28 ayat E ditegaskan bahwa pemerintah menjamin kesejahteraan dan kesehatan masyarakatnya. Oleh sebab itu, perlu dibangun suatu sistem. Adapun beberapa sistem yang terdapat dalam UUD 1945, yaitu: • Sistem Hankamnas (pertahanan dan keamanan nasional) • Sistem perekonomian nasional • Sistem ketahanan pangan nasional • SJSN (sistem jaminan sosial nasional) • SKN (sistem kesehatan nasional) • Sisdiknas (sistem Pendidikan nasional) B. TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN • Meningkatkan kesadaran • kemauan • kemampuan hidup sehat bagi setiap orang • terwujudnya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya : disesuaikan dengan standar kehidupan masyarakatnya. sehingga perlu dibangun sistem C. ALUR PIKIR RENCANA PEMBANGUNAN KESEHATAN DAN SISTEM KESEHATAN NASIONAL Kondisi saat ini derkesmas masih bermasalah, hal ini disebabkan oleh ketidakpastian hukum, perilaku masyarakat yang buruk, lingkungan yang buruk, rawan pangan, rawan gizi, akses pelayanan publik yang buruk, serta sumber data kesehatan yang terbatas sehingga dimasukkan kedalam RP JPK & SKN guna memperoleh Derkesmas yang setinggi-tingginya, SDM yang berkualitas sehingga tercapai tujuan nasionalnya. D. PERPRES NO. 72 TENTANG SISTEM KESEHATAN NASIONAL Berdasarkan Perpres No. 72 tentang sistem kesehatan nasional (amanah dari UU No. 36), Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Adapun kata kunci dalam perpres, yaitu “Semua komponen bangsa, terpadu, saling mendukung” yang mana tidak meninggalkan amanah leluhur yaitu “gotong-royong”. Dalam batas-batas yang telah disepakati, tujuan dari sistem kesehatan adalah sebagai berikut: • Meningkatkan status kesehatan masyarakat yang meliputi angka kematian ibu, angka kematian bayi, angka kejadian penyakit dan berbagai indikator lainnya. • Meningkatkan responsiveness terhadap masyarakat, dalam hal ini masyarakat puas terhadap pelayanan kesehatan. • menjamin keadilan dalam kontribusi pembiayaan. Sistem kesehatan diharapkan memberikan proteksi dalam bentuk jaminan pembiayaan kesehatan bagi yang membutuhkan. E. ELEMEN-ELEMEN SISTEM KESEHATAN 1. Dua elemen utama yaitu: a. Elemen, komponen atau bagian pembentuk sistem yang berupa aktor-aktor pelaku. b. Interconnection berupa fungsi dalam sistem yang saling terkait dan dimiliki oleh elemen-elemen sistem. 2. Secara universal: a. Regulator dan/atau stewardship b. Pelayanan kesehatan c. Pembiayaan kesehatan d. Pengembangan sumber daya F. SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN Pengembangan sumber daya kesehatan manusia dijabarkan menjadi dua situasi, yaitu situasi normal dan situasi tidak normal. Ketika situasi normal atau perencanaan sesuai dengan kesiapan dan kesediaan, jadi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dan Sistem Kesehatan Daerah (SKD) harus menerapkan manajemen risiko sehingga diharapkan dapat meminimalisir munculnya suatu keadaan yang tidak normal seperti terjadi bencana, misalnya seperti pandemi Covid-19 pada tahun kemarin. Di mana ada suatu kegawatdaruratan atau ketidakpastian emergency (Contohnya terkait Pandemi Covid-19) sehingga aspek sistem kesehatan pada waktu itu akan menargetkan tujuan yang bisa diharapkan seperti melakukan recovery pasca bencana. G. SEJARAH SISTEM KESEHATAN NASIONAL 1. Tahun 1982: SKN pertama kali disusun pada tahun 1980-1982 berdasarkan Kepmenkes RI No 99a Tahun 1982. 2. Tahun 2004: SKN kedua disusun pada tahun 2002-2003 dan mulai berlaku pada tahun 2004 berdasarkan Kepmenkes RI No 131 Tahun 2004. 3. Tahun 2009: SKN ketiga disusun pada tahun 2008-2009 berdasarkan Kepmenkes RI No 374 Tahun 2009 dan mulai berlaku pada bulan April 2009. Pada tahun 2009 juga dikeluarkan UU No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan tepatnya pada bulan Oktober. 4. Tahun 2012: SKN keempat disusun kembali pada tahun 2010-2012 berlandaskan pada UU No 36 Tahun 2009 pasal 167. SKN keempat ditetapkan oleh Presiden RI pada tanggal 13 Agustus 2012 dan diundangkan ke Menkumham pada 17 Oktober 2012. Isi dari SKN tahun 2012 ini yaitu 10 pasal dan 485 butir lampiran. 5. Tahun 2022: terjadi reformasi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang lebih mengutamakan kemandirian dan pada tahun ini juga dikeluarkannya buku putih. H. MAKSUD & KEGUNAAN SKN Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. 1. Menyesuaikan SKN 2009 dengan berbagai perubahan dan tantangan eksternal dan internal. 2. Mempertegas makna pembangunan kesehatan → pemenuhan hak asasi manusia. 3. Memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan (RP JP-K). 4. Memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif. 5. Melaksanakan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu. 6. Meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan pembangunan nasional. 7. Merupakan dokumen kebijakan pengelolaan kesehatan I. LANDASAN SKN 1. Landasan Idiil ● Pancasila 2. Landasan Konstitusional ● Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945 ● UUD Negara RI Tahun 1945; Pasal 28 dan Pasal 34 3. Landasan Operasional ● UU No.36/ 2009 tentang Kesehatan dan ketentuan peraturan perundang undangan lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan SKN dan pembangunan kesehatan Hal inilah fondasi dari SKN terkait perundang-undangan yang terkait. UU terkait adalah UU yang menjadi turunan dari UU NO 36 tahun 2009, misalnya PP No 51. Pada pasal 167 UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.
Pengelolaan kesehatan harus mendapat suatu kepastian hukum, kepastian hukum
tersebut dapat dilihat di pasal 167 di atas. Pada pasal tersebut, pelaksanaannya dilakukan secara berjenjang dari pusat ke daerah dan daerah ke pusat. J. ASAS SKN 1. Dasar Pembangunan Kesehatan ● Perikemanusiaan ● Pemberdayaan & Kemandirian ● Adil & Merata ● Pengutamaan & Manfaat 2. Dasar SKN ● Perikemanusiaan ● Keseimbangan ● Manfaat ● Perlindungan ● Keadilan ● Penghormatan hak asasi manusia ● Sinergisme dan kemitraan yang dinamis ● Komitmen dan tata pemerintah yang baik (good governance) ● Legalitas ● Antisipatif dan proaltif ● Gender dan nondiskriminatif ● Kearifan lokal K. KEDUDUKAN SKN 1. Suprasistem SKN adalah Sistem Ketahanan Nasional 2. Kedudukan SKN dalam Sistem Nasional Lainnya → keadaan sehat tanggung jawab semua sektor 3. Kedudukan SKN terhadap penyelenggaraan pembangunan kesehatan di daerah L. PELAKSANAAN SKN (PASAL 4 PERPRES 72/2012) 1. SKN dilaksanakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat 2. SKN dilaksanakan secara berkelanjutan, sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh, dan tanggap terhadap perubahan dengan menjaga kemajuan, kesatuan, dan ketahanan nasional. Hal ini menjadi pondasi penting dalam melaksanakan skn yang merupakan terjemahan atau implementasi dari undang-undang yang lebih tinggi. Ketika kita ingin membahas sistem kesehatan kita tahu upaya atau subsistem. Adapun 7 Subsistem Kesehatan Nasional (SKN) yaitu: 1. Upaya kesehatan 2. Penelitian dan pengembangan 3. Pembiayaan Kesehatan 4. Sumber Daya Manusia Kesehatan 5. Persediaan Farmasi Alat Kesehatan dan Makanan : ini harus dipahami karena sebagai farmasis ini yang menjadi tulang punggung tugas farmasi, namun tidak terlepas dari 7 subsistem lain 6. Manajemen, Informasi dan Regulasi Kesehatan 7. Pemberdayaan masyarakat M. SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN Subsistem upaya kesehatan, yaitu tatanan yang menghimpun berbagai macam upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP) secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Subsistem upaya kesehatan merupakan bentuk dan cara penyelenggaraan upaya kesehatan yang paripurna, terpadu dan berkualitas meliputi upaya peningkatan, pencegahan, pengobatan, dan pemulihan, yang diselenggarakan guna menjamin derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Disini, kesehatan lebih berfokus pada kuratif dan promotif, tapi diharapkan dunia itu akan berkembang pada mencegah orang sakit yaitu preventif dan promotive. Tujuannya, yaitu terselenggaranya kesehatan yang adil, merata, terjangkau, dan bermutu untuk menjamin terselenggaranya kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya artinya pemerintah hanya sekarang berfokus pada membangun suatu sistem kesehatan untuk mengobati atau curing dan rehabilitatif. Selanjutnya masyarakat akan berupaya untuk mencegah preventif dan juga untuk melakukan promotif sehingga tidak mencapai masuk ke dalam sakit. Inilah yang terpenting dari quality life. ● Ruang lingkup: pelayanan kesehatan fisik, mental, intelegensi dan social ● Tingkatan upaya: Primer, sekunder dan tersier ● Unsur: upaya kesehatan, fasilitas dan yankes, sumber daya upaya kesehatan, pembinaan dan pengawasan dari upaya kesehatan ● Penyelenggaraan: terpadu, berkesinambungan dan paripurna serta melalui sistem rujukan. JKN diselenggarakan melalui sistem rujukan karena JKN merupakan terjemahan atau dari SKN. N. PENYELENGGARAAN UPAYA KESEHATAN Ada upaya-upaya pelayanan Kesehatan baik dari tingkat dasar, pelayanan kesehatan tradisional, alternatif, komplementer, peningkatan kesehatan, pencegahan dan segala macamnya. Semua di tabelkan dalam suatu tabel baik dari daerah maupun di pusat dimana di sini disimpulkan bahwa menjadi suatu bagian utuh yang tidak boleh dipisahkan dalam upaya pelayanan penyelenggaraan kesehatan itu sendiri. Penyelenggaraan upaya kesehatan tersebut meliputi pelayanan kesehatan; Pelayanan kesehatan tradisional, alternatif dan komplementer; Peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit; Penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan; Pelayanan kesehatan reproduksi; Pelayanan KB; UKS; Upaya kesehatan Olahraga; Pelayanan Kesehatan pada Bencana; Pelayanan darah; Pelayanan Kesehatan Gilut; Penanggulangan gangguan penglihatan dan gangguan pendengaran; Upaya Kesehatan Mata; Pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alkes; Penggunaan makanan dan minuman; Pengamanan zat adiktif; Pelayanan forensik klinik dan pelayanan bedah mayat; Pelayanan kesehatan ibu, bayi, anak, remaja,lanjut usia dan penyandang disabilitas; Upaya perbaikan gizi; Upaya kesehatan jiwa; Upaya pencegahan, pengendalian dan pemberantasan penyakit; Upaya kesehatan lingkungan; Upaya kesehatan kerja. Adapun sub sistem dari upaya kesehatan itu adalah upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP). UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara, meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan serta memulihkan kesehatan perorangan sehingga tercapailah pemeliharaan peningkatan kesehatan untuk mencegah penyakit secara masyarakat umum baik ya epidemiologi atau merupakan pandemi atau pada perorangan adalah penyembuhan penyakit untuk pemulihan kesehatannya kembali. O. Prinsipnya 1. Diselenggarakan oleh masyarakat, swasta, dan pemerintah 2. Penyelenggaraan oleh swasta harus memperhatikan fungsi sosial 3. Bersifat menyeluruh, terpadu, berkelanjutan, terjangkau, berjenjang profesional dan bermutu 4. Tidak bertentangan dengan kaidah ilmiah (termasuk tradisional-alternatif) 5. Sesuai norma sosial budaya serta moral & etika profesi P. SUB SISTEM PENELITIAN & PENGEMBANGAN KESEHATAN Sub sistem penelitian dan pengembangan kesehatan merupakan pengelolaan penelitian dan pengembangan, pemanfaatan, dan penapisan teknologi dan produk teknologi kesehatan yang diselenggarakan dan dikoordinasikan guna memberikan data kesehatan yang berbasis bukti untuk menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuannya, yaitu terselenggaranya kegiatan penelitian, pengembangan, dan penapisan teknologi dan produk teknologi kesehatan, yang ditujukan untuk menghasilkan informasi kesehatan, teknologi, produk teknologi, dan teknologi informasi (TI) kesehatan untuk mendukung pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Q. SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN Subsistem pembiayaan kesehatan adalah tatanan yang menghimpun berbagai upaya penggalian, pengalokasian. dan pembelanjaan sumber daya keuangan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. Sub sistem pembiayaan kesehatan merupakan pengelolaan berbagai upaya penggalian, pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuannya, yaitu tersedianya dana kesehatan dalam jumlah yang mencukupi, teralokasi secara adil, merata, dan termanfaatkan secara berhasil guna dan berdaya guna, tersalurkan sesuai peruntukannya guna menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi- tingginya. R. SUBSISTEM SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) KESEHATAN Subsistem Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya perencanaan, pendidikan, dan pelatihan, serta pendayagunaan nakes secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Pemerintah harus sanggup merencanakan subsistem sumberdaya kesehatan dan terlibat di dalamnya. S. SUBSISTEM SEDIAAN FARMASI, ALKES, MAKANAN Subsistem sediaan farmasi, alkes, makanan merupakan pengelolaan berbagai upaya yang menjamin keamanan, khasiat/manfaat, mutu sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan. Tujuannya, yaitu tersedianya sediaan farmasi, alat kesehatan dan makanan yang terjamin aman, berkhasiat/bermanfaat dan bermutu, dan khusus untuk obat dijamin ketersediaan dan keterjangkauan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. T. SUBSISTEM MANAJEMEN, INFORMASI DAN REGULASI KESEHATAN Subsistem manajemen, informasi dan regulasi kesehatan merupakan pengelolaan yang menghimpun berbagai upaya kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, pengaturan hukum kesehatan, pengelolaan data dan informasi kesehatan yang mendukung masyarakat yang setinggi-tingginya. Tujuannya, yaitu terwujudnya kebijakan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan, berbasis bukti dan operasional, terselenggaranya fungsi-fungsi administrasi kesehatan yang berhasil guna, berdaya guna, dan akuntabel, serta didukung oleh hukum kesehatan dan sistem informasi kesehatan untuk menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Belakangan ini sumber big data menjadi hal terpenting untuk menjalankan efisiensi dari pelaksanaan pembiayaan kesehatan. Oleh karena itu belakangan ini pemerintah mengembangkan hal tersebut. U. SUBSISTEM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Subsistem pemberdayaan masyarakat merupakan tatanan yang menghimpun berbagai upaya perorangan, kelompok, dan masyarakat umum dibidang kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan yang setinggi tingginya. Subsistem pemberdayaan masyarakat merupakan pengelolaan penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan, baik perorangan, kelompok, maupun masyarakat secara terencana, terpadu dan berkesinambungan guna tercapainya kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Makna terencana, terpadu dan berkesinambungan adalah satu dengan yang lainnya tidak boleh saling lepas. Tujuannya, yaitu meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berperilaku hidup sehat, mampu mengatasi masalah kesehatan secara mandiri, berperan aktif dalam setiap pembangunan kesehatan, serta dapat menjadi penggerak dalam mewujudkan pembangunan berwawasan kesehatan. V. MANAJEMEN PENYELENGGARAAN SKN Semua harus diatur dalam penyelenggaraan SKN sehingga ada tahapan masukan, proses dan luaran. Pada tahapan masukan terdapat sumber daya manusia kesehatan, pembiayaan kesehatan, sediaan farmasi alkes dan makanan. Pada tahap proses terdapat upaya kesehatan, litbang kesehatan, pemberdayaan masyarakat, manajemen informasi dan regulasi kesehatan. Pada tahap luaran terdapat pembangunan kesehatan. Manajemen ini penting yang biasanya dipandu oleh kemenkes. Berikut merupakan transformasi sistem kesehatan pasca pandemi Covid. Disini terjadi perubahan, bahwa visinya sejalan dengan visi presiden, yaitu “untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, produktif, mandiri, dan berkeadilan”. Untuk mencapai luaran visi tersebut terdapat 5 RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional) meliputi 1. Meningkatkan kesehatan ibu, anak, keluarga berencana, dan kesehatan reproduksi 2. Mempercepat perbaikan gizi masyarakat 3. Memperbaiki pengendalian penyakit 4. Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) 5. Memperkuat sistem kesehatan dan pengendalian obat dan makanan Terdapat 6 pilar transformasi yang harus dibangun, yaitu: 1. Transformasi Layanan Primer - Edukasi penduduk (7 kampanye utama: imunisasi, gizi seimbang, olahraga, anti rokok, sanitasi dan kebersihan lingkungan, skrining penyakit, kepatuhan pengobatan) - Pencegahan primer (penambahan imunisasi rutin menjadi 14 antigen dan perluasan cakupan di seluruh Indonesia), pencegahan sekunder (skrining 14 penyakit penyebab kematian tertinggi di tiap sasaran usia, skrining stunting, dan peningkatan ANC untuk kesehatan ibu dan bayi) - Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas layanan primer (pembangunan Puskesmas di 171 kecamatan, penyediaan 40 obat esensial, pemenuhan SDM kesehatan primer) 2. Transformasi Layanan Rujukan - Meningkatkan akses dan mutu layanan sekunder dan tersier (pembangunan RS di Kawasan Timur, jejaring pengampuan 6 layanan unggulan, kemitraan dengan world’s top healthcare centers) 3. Transformasi Sistem Ketahanan Kesehatan - Meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan (produksi dalam negeri 14 vaksin rutin, top 10 obat, top 10 alkes by volume and by value) - Memperkuat ketahanan tanggap darurat (jejaring nasional surveilans berbasis lab, tenaga cadangan tanggap darurat, table top exercise kesiapsiagaan krisis) 4. Transformasi Sistem Pembiayaan Kesehatan - Regulasi pembiayaan kesehatan dengan 3 tujuan: tersedia, cukup, dan berkelanjutan; alokasi yang adil; dan pemanfaatan yang efektif dan efisien. 5. Transformasi SDM Kesehatan - Penambahan kuota mahasiswa, beasiswa dalam, dan luar negeri, kemudahan penyetaraan nakes lulusan luar negeri). 6. Transformasi Teknologi Kesehatan - pengembangan dan pemanfaatan teknologi, digitalisasi, dan bioteknologi di sektor kesehatan) Pilar tersebut harus segera dibangun untuk menjamin kemandirian dari pelaksanaan kesehatan. Selanjutnya, terdapat diskusi secara luring. Adapun beberapa pertanyaan dan jawaban dalam diskusi tersebut yaitu: 1. Mengapa walaupun sudah diterapkan sistem kesehatan nasional dengan mewajibkan seluruh masyarakat menggunakan JKN pemerataan kesehatannya masih kurang? Contohnya fasilitas kesehatan di daerah-daerah masih sangat kurang. Jawaban: Hal ini dikarenakan luasnya daerah Indonesia yang menyebabkan sulitnya dan masih banyak daerah yang sulit untuk dijangkau pemerintah sehingga kualitas fasilitas kesehatannya masih terbilang kurang memadai. Namun dengan adanya JKN ini merupakan salah satu kemajuan besar dalam bidang kesehatan dimana dengan diterapkannya JKN ini diharapkan sudah tidak ada lagi masyarakat yang jatuh miskin dan bangkrut akibat membayar biaya berobat sendiri sehingga dengan sistem JKN yang bersifat gotong royong ini merupakan sebuah kemajuan untuk kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. 2. Sistem kesehatan nasional yang dilaksanakan oleh seluruh komponen Bangsa Indonesia tak terkecuali Fasilitas Pelayanan Kesehatan Swasta. Salah satu bentuknya adalah adanya JKN namun saat ini JKN misalnya BPJS hanya terintegrasi pada Fasyankes Pemerintah sedangkan Fasyankes Swasta sangat sedikit. Kira kira mengapa ketimpangan itu terjadi? Apakah karena administrasi yang dipersulit bagi pihak swasta atau bagaimana? Jawaban: sistem JKN saat ini yang hanya terintegrasi dengan fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah saja, hal ini karena sistem JKN baru bekerjasama dengan fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah saja misalnya kimia farma, fasilitas pelayanan kesehatan swasta sudah banyak yang mengapply untuk bekerjasama dengan system JKN namun belum direalisasikan oleh pemerintah