KEPERAWATAN
BY: MARIA WAHYU M.P., S.KEP., NS
Daftar isi
PROGRAM KESEHATAN INTERNASIONAL DAN NASIONAL
Sustainable Development Goals (SDGS)
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2020-2024)
Nawacita
Undang - Undang
Hari Besar Kesehatan
BPJS
MATERNITAS
IBU HAMIL
IBU BERSALIN
IBU NIFAS
KELUARGA BERENCANA
KEPERAWATAN ANAK
1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK):
APGAR Score:
Level Jaundice:
Klasifikasi Bayi Baru Lahir:
Tetanus Neonatorum
Dosis Obat untuk Anak:
Kebutuhan Cairan Anak berdasar Berat Badan:
BB Ideal:
2
GERONTIK
Kategori Lansia
JIWA
HALUSINASI (Gg. Persepsi Sensori)
WAHAM (Perubahan Proses Pikir)
PERILAKU KEKERASAN
DEFISIT PERAWATAN DIRI
HARGA DIRI RENDAH
ISOLASI SOSIAL
KEHILANGAN DAN BERDUKA
GANGGUAN CITRA TUBUH
ANSIETAS
PENYALAHGUNAAN ZAT
NAPZA
ZAT ADITIF LAINNYA
ETIK KEPERAWATAN
Macam-macam malpraktek
Euthanasia:
MANAJEMEN
Fungsi manajemen
Gaya Kepemimpinan
Jenjang jabatan fungsional perawat
Tugas tiap jenjang:
Izin Praktik Mandiri
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
Rumus-rumus:
Limbah Rumah Sakit:
Sistem Pernapasan
BGA
3
TBC
Sistem Kardiovaskuler
Rumus Transfusi Darah dan Albumin
Rumus CTR (Cardio Thoracic Ratio)
Rumple Leed Test
EKG
Sistem Perkemihan
Rumus GFR / LFG
Sistem Muskuloskeletal
Luka Bakar
Kekuatan Otot
GCS
Traksi
Sistem Indera
Pemeriksaan Telinga
Sistem Endokrin
Diabetes Mellitus
Perioperatif
Anestesi
Mobilisasi Dini Post Op
Obat
Klasifikasi Obat
Dosis Obat
Waktu Paruh Obat
COVID-19
Undang-Undang terkait pandemi covid di Indonesia:
4
Tantangan ke depan:
1. Kematian ibu
2. KB
3. Rendahnya pengetahuan reproduksi pada remaja
4. Beban ganda gizi
5. Akibat PTM
6. Pengendalian tembakau
7. Penyalahgunaan NAPZA dan Alkohol
7
VISI KEMENKES
Terwujudnya masyarakat sehat, produktif, mandiri dan berkeadilan untuk menuju Indonesia
Maju yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian, Berlandaskan Gotong Royong.
8
5 Isu Strategis:
1. AKI dan AKN
2. Stunting
3. TBC
4. PTM
5. Imunisasi dasar lengkap (UCI/Universal Child Immunization)
11
12
Nawacita
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa
aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah -daerah dan desa
dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang
bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh keBhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Undang - Undang
Peraturan PerPres No. 82 tahun Jaminan Kesehatan PerPres No. 75 tahun 2019
17
Peraturan KMK No. 564 tahun Desa Siaga Aktif KMK No. 1529 tahun 2010
Menteri 2006 (Desa dan Kelurahan Siaga
Kesehatan Aktif)
12 November 1950 : HKN pertama di Yogya, karena berhasil menanggulangi wabah malaria
15 Oktober 2008 : Hari Cuci Tangan Sedunia pertama (untuk penurunan angka kematian
anak akibat diare hingga 50%)
1 Desember 1988 : Hari AIDS sedunia pertama
BPJS
1 Januari 2014 → PT ASKES menjadi BPJS Kesehatan
PT JAMSOSTEK menjadi BPJS Ketenagakerjaan
Organ:
1. Dewan Pengawas (7 orang)
- 2 orang Pemerintahan
- 2 orang pekerja
- 2 orang pemberi kerja
- 1 orang tokoh masyarakat
2. Direksi (min. 5 orang profesional) → untuk operasional penyelenggaraan
21
Aset:
1. Aset BPJS
2. Aset Dana Jaminan Sosial (DJS): bukan aset BPJS; dana amanat milik seluruh peserta
Pengawasan BPJS:
1. Internal
- Dewan Pengawas
- Satuan Pengawas Internal (SPI)
2. Eksternal
- DJSN
- Lembaga pengawas independen (OJK & BPK)
Asas BPJS:
1. Kemanusiaan
2. Keadilan sosial
3. Manfaat
Biaya BPJS:
Lama (PP No. 82 th 2018) Baru (PP No. 75 th 2019) Baru Pol (PP No. 64 th 2020)
I = 80.000 I = 160.000 I = 150.000
II = 51.000 II = 110.000 II = 100.000
III = 25.500 III = 42.000 III = 42.000
PBI = 23.000 PBI = 42.000 PBI = 42.000
Untuk kelas III PBPU dan BP:
Th 2020: Peserta = 25.500; Pemerintah = 16.500
Th 2021 dst: Peserta = 35.000; Pemerintah = 7.000
PPU = 5% dari upah PPU = 5% dari upah PPU = 5% dari upah
(max 8 jta) (max 12 jta) (max 12 jta)
3% pemberi kerja 4% pemberi kerja 4% pemberi kerja
2% peserta 1% peserta 1% peserta
Ruang Rawat:
Kelas III : - PBI
- PBPU dan BP yang memilih kelas III
Kelas II : - PNS, TNI, Polri dan pensiunannya gol. I dan II dan anggota keluarganya
- Pekerja Penerima Upah bulanan (sampai 2x penghasilan tidak kena pajak)
dengan status kawin dengan 1 anak, beserta anggota keluarganya
- PBPU dan BP kelas II
Kelas I : - Pejabat Negara dan anggota keluarganya
- PNS, TNI, Polri dan pensiunannya gol. III dan IV dan anggota keluarganya
- Veteran dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarganya
- PPU bulanan (>2x penghasilan tidak kena pajak) dengan status kawin
dengan 1 anak, beserta anggota keluarganya
- PBPU dan BP kelas I
5 Prinsip PHC:
1. Pemerataan upaya kesehatan
2. Penekanan pada upaya preventif
3. Penggunaan teknologi tepat guna
4. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian
5. K
erja sama lintas sektoral
SubSistem SKN:
1. Upaya Kesehatan
a. Primer
Perorangan : pengobatan, kesehatan haji
25
Masyarakat : poskesdes
b. Sekunder
Perorangan : rujukan ke spesialis
Masyarakat : tanggung jawab dinkes kab/kota/provinsi
c. Tersier
Perorangan : sub spesialistik, klinik khusus, radioterapi
Masyarakat : dilaksanakan dinkes provinsi, kemenkes, tingkat nasional
2. Penelitian dan Pengembangan
C. POSYANDU
(Sumber: Kemenkes RI, 2011. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu)
Definisi:
Bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) dari, oleh, untuk dan bersama
masyarakat dalam penyelenggaraan
Sejarah:
Program PKMD (Pusat Kesehatan Masyarakat Desa) yang dicanangkan tahun 1975 disusul
Deklarasi Alma Atta tahun 1978 tentang PHC (Primary Health Care)
Posyandu pertama kali dicanangkan di kota Yogyakarta tahun 1986
26
Tujuan
Umum: percepatan penurunan AKI, AKB, AKABA (balita)
Khusus: 1. Meningkatkan peran masyarakat
2. Meningkatkan peran lintas sektor
3. Meningkatkan cakupan dan jangkauan pelayanan
Lokasi:
Di tiap desa / kelurahan, bila perlu dan dimungkinkan bisa di tiap RW
Pendirian ditetapkan oleh Kepala Desa / Lurah
*) beda ya sama puskesmas nanti, tolong sangat diperhatikan beberapa perbedaan antara
posyandu dan puskesmas, termasuk pelayanan kesehatan yang dibahas di bawah ini
1. KIA
a. Ibu hamil
- Pemeriksaan, imunisasi TT, tablet Fe
- Kelas ibu hamil
b. Ibu nifas dan menyusui
- KB, IMD, ASI eksklusif, gizi
- 2 kapsul vit. A 200.000 SI warna merah (1 kapsul segera setelah melahirkan dan 1
kapsul untuk 24 jam setelah pemberian kapsul pertama)
*) ada vit. A yang warna biru isinya 100.000 SI
- Perawatan payudara
27
Kegiatan Pengembangan/Tambahan
(dilakukan bila cakupan 5 kegiatan utama > 50% alias sudah dilaksanakan dengan baik)
Contoh kegiatannya:
- Bina Keluarga Balita (BKB)
- Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
- Bina Keluarga Lansia (BKL)
- Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), dsb
Penyelenggaraan
Minimal 1 bulan sekali
Minimal ada 5 kader (karena harus ada 5 meja)
Posyandu dipantau oleh Puskesmas
28
Meja Posyandu
Meja I : Pendaftaran
Meja II : Penimbangan
Meja III : Pengisian KMS
Meja IV : Penyuluhan perorangan
Meja V : Pelayanan KB dan Kesehatan
- Kader ≥ 5
- Dapat sumber pembiayaan dari dana sehat masyarakat dengan peserta < 50% KK
Singkatnya…
Program tambahan - - + +
Posyandu Terintegrasi
→ Posyandu dengan 5 kegiatan utama yang sudah tercapai >50% lalu ditambah dengan kesling,
PPM, BKB (Bina Keluarga Balita), PAUD, dll
D. POSBINDU PTM
(Sumber: Kemenkes RI, 2012. Petunjuk Teknis Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular)
Pengertian:
Kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama.
PTM Utama adalah DM, kanker, penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD), PPOK, dan
gangguan akibat kecelakaan dan tindak kekerasan.
Faktor risiko meliputi merokok, konsumsi alkohol, obesitas, stres, hipertensi, dsb.
Sasaran:
30
Pelaksanaan:
Dilaksanakan terintegrasi dengan upaya kesehatan bersumber masyarakat yang sudah ada.
Dilakukan oleh kader kesehatan terlatih.
Dibina oleh Puskesmas, ada di tiap Kabupaten/Kota menyesuaikan dengan angka PTM.
*) KMS FR-PTM : Kartu Menuju Sehat Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular
33
→ Program lanjutan dan akselerasi dari program Pengembangan Desa Siaga (tahun 2006)
g. M
emberantas jentik nyamuk
h. M
engonsumsi buah dan sayur setiap hari
i. Melakukan aktivitas fisik
Tujuan Umum
→ Terwujudnya masyarakat desa dan kelurahan yang peduli, tanggap dan mampu mengenali,
mencegah serta mengatasi masalah kesehatan secara mandiri
3 Komponen:
1. Pelayanan kesehatan dasar
2. Pengembangan UKBM (kedaruratan, bencana, lingkungan)
3. PHBS
Penyelenggaraan:
Penyelenggaraan desa atau kelurahan siaga aktif adalah tugas dari Kader Pemberdayaan
Masyarakat (KPM) dan kader kesehatan
Didukung oleh Kepala Desa/Lurah dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Programnya sejalan dengan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri
Contoh-contoh UKBMnya:
- Posyandu
- Rehabilitasi sarana Poskesdes, Polindes, sarana air bersih, sarana jamban keluarga
- Kegiatan promkes melalui Dasawisma, pertemuan RT/RW atau forum kegiatan
masyarakat dan keagamaan
Pelatihan teknis bagi para kader merupakan tanggung jawab DinKes Kab/Kota
35
F. PUSKESMAS
(Sumber: PMK No. 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat)
Tujuan Puskesmas → mewujudkan kecamatan sehat, dalam 1 kecamatan min. ada 1 puskesmas
3 Fungsi Puskesmas:
1. Pelayanan kesehatan strata I
2. Penggerak pembangunan
3. Pemberdayaan masyarakat
Persyaratan
1. Persyaratan Lokasi:
a. Geografis (tidak di tepi lereng, kaki gunung, dekat sungai, daerah rawan banjir)
37
b. Aksesibilitas transportasi
c. Kontur tanah
d. Fasilitas parkir
e. Fasilitas keamanan (pagar)
f. Ketersediaan utilitas publik
g. Pengelolaan kesehatan lingkungan (limbah medis, non medis, air bersih)
h. Tidak di area Saluran Udara Tekanan Tinggi dan Saluran Udara Tegangan Ekstra
Tinggi (SUTET)
2. Persyaratan Bangunan
a. Administratif, K3
b. B
ersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain
3. Persyaratan Prasarana:
a. Sistem ventilasi
: ≥ 15% luas lantai
b. S
istem pencahayaan : tingkat pencahayaan 100-300 lux
c. Sistem air bersih, sanitasi dan hygiene
d. S
istem kelistrikan
g. S
istem proteksi petir
h. S
istem proteksi kebakaran
k. S
istem kendaraan puskesmas keliling (pus-ling) : ambulans atau kendaraan lain
4. Persyaratan Ketenagaan
Jumlah tenaga kesehatan minimal:
Dokter = min. 1-2
Dokter gigi = 1
Perawat = 5-8
38
Bidan = 4-7
Tenaga promkes & ilmu perilaku = 2-1
Tenaga sanitasi lingkungan = 1
Nutrisionis = 1-2
Apoteker = 1
Ahli lab medik = 1
Kategori Puskesmas
- Listrik >90%
- Listrik <90%
Berdasarkan Pelayanan:
1. Non rawat inap (rawat jalan, homecare, IGD, untuk persalinan normal bisa di-ranap-kan)
2. Rawat inap (untuk puskesmas yang jauh dari fasyankes lanjutan)
39
Perizinan:
1. Izin operasional: oleh PemDa Kab/Kota untuk 5 tahun
2. Registrasi: untuk dapat kode Pkm, ditetapkan oleh Menteri
Penyelenggaraan:
Upaya Kesehatan di Puskesmas → UKM dan UKP
UKM → keluarga, kelompok, masyarakat
UKP → perseorangan
Lambang Puskesmas
Segi enam : 6 prinsip
2 lingkaran : UKM dan UKP
Stilasi bangunan : Pkm sebagai tempat
Bidang segitiga : 3 faktor yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat (genetik, lingkungan, perilaku)
Palang hijau : pelayanan kesehatan promotif dan preventif
Hijau : tujuan pembangunan kesehatan Pkm
Putih : pengabdian luhur
G. PROMOSI KESEHATAN
Promotif : orang sehat
Preventif : orang sehat dan resiko tinggi
Kuratif : orang sakit
Rehabilitatif : baru sembuh
2. Metode Kelompok
a. Kelompok besar (>15 orang)
- Ceramah
- Seminar → presentasi dari ahli
b. Kelompok kecil (<15 orang)
- Diskusi kelompok
- Curah pendapat/ brainstorming → pemberian kasus lalu dibahas
- Bola salju → dari kel. kecil (1-2 orang) diskusi lalu lanjut sampai jadi
kel.besar
- Buzz group → diskusi antar kelompok-kelompok kecil
- Role play
- Simulation game → gabungan role play dan diskusi, seperti monopoli
3. Metode Massa
a. Ceramah umum/ public speaking
b. P
idato
c. Simulasi
d. T
ulisan di majalah/Koran
Pencegahan penyakit:
1. Primordial
→ Mencegah terbentuknya pola yang dapat meningkatkan risiko penyakit
→ Butuh peraturan ketat dari Pemerintah
Target: populasi, kelompok khusus
Ex: pencegahan jantung koroner
2. Pencegahan Primer
→ Agar tidak terjadi penyakit
Target: populasi dan individu sehat, kelompok khusus
Ex: promkes, perlindungan khusus (imunisasi, KB)
42
3. Pencegahan Sekunder
→ Sudah ada penyakit, agar sembuh
Ex: deteksi dini dan pengobatan, mencegah komplikasi
4. Pencegahan Tersier
→ Mencegah kecacatan, rehabilitasi
Target: pasien
Ex: rehab hingga fungsi tubuh dapat maksjmal, perawatan kaki DM
43
Tipe Keluarga
Tipe keluarga tradisional:
1. Nuclear family (keluarga inti) : suami, istri, anak (kandung/angkat)
2. Dyad family : suami-istri
3. Single parent : ayah atau ibu saja dan anak
4. Single adult : 1 orang dewasa tanpa anak
5. Extended family (keluarga besar)
6. Middle-aged or elderly couple: ortu sendiri, anak sudah tidak serumah
7. Kin-network family: beberapa keluarga tinggal bersama
Fungsi keluarga:
1. Afektif: psikososial
2. Sosialisasi
3. Reproduksi
4. Ekonomi
5. Perawatan kesehatan → Mengenal masalah
Membuat keputusan
Merawat yang sakit
44
c. Rumah yang ditempati keluarga memiliki atap, lantai, dan dinding yang
baik.
d. Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke sarana kesehatan.
e. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana pelayanan
kontrasepsi.
f. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.
3. Keluarga Sejahtera II
Keluarga yang sudah dapat memenuhi indikator tahapan keluarga sejahtera I dan
indikator berikut:
a. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai dengan agama
dan kepercayaannya.
b. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga makan
daging/ikan/telur.
c. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu stel pakaian dalam
setahun.
d. Luas lantai rumah paling kurang 8m2 untuk setiap penghuni satu rumah.
e. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga dapat
menjalankan tugas dan fungsi masing-masing.
f. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh
penghasilan.
g. Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulis latin.
h. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan alat atau
obat kontrasepsi.
4. Keluarga Sejahtera III
Keluarga yang sudah memenuhi indikator tahapan keluarga sejahtera II dan indikator
berikut:
a. Keluarga berupaya untuk meningkatkan pengetahuan agama.
b. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang maupun barang.
46
Askep Keluarga
Risiko 2
Aktual 3
Sebagian 1
Mudah 2
Cukup 2
Tinggi 3
Segera 2
Evaluasi
1. Kognitif (pengetahuan)
2. Afektif (emosional: verbal dan non verbal)
3. Psikomotor (mengulang kembali)
B. KOMUNITAS
Teori model keperawatan komunitas
1. Model self care/mandiri → Dorothea Orem
3 jenis self care:
a. Universal self care (air, udara, makanan, KDM)
b. D
evelopmental self care (proses kehidupan untuk lebih dewasa, interaksi sosial)
b. P
elaksana
c. Pendidik
d. A
dvokat
48
e. Konselor
g. P
enemu kasus
h. P
embaharu
i. Peneliti
Askep Komunitas
Diagnosa:
Masalah + (berhubungan dengan) etiologi + (ditandai dengan) tanda gejala
Evaluasi:
1. Formatif → catatan perkembangan
2. Sumatif → evaluasi akhir
49
MATERNITAS
(Sumber: materi kuliah dan googling)
A. IBU HAMIL
Status Gravida “GTPAL”
G = gravida
T = term
P = preterm (<37 minggu)
A = abortion (<20 minggu; bila >20 minggu maka masuk partus hidup/mati)
L = living children
Rumus HPL
HPHT Apr-Des → tanggal (+7) bulan (-3) tahun (+1)
HPHT Jan-Mar → tanggal (+7) bulan (+9) tahun (+0)
- 1x pada Trimester II
Leopold
I = Menentukan TFU (mengukur dari TFU ke simfisis pubis)
II = Menentukan puka dan puki (kanan dan kiri dari arah pemeriksa)
Menentukan bagian kecil janin di sepanjang sisi maternal
III = Menentukan bagian terbawah kepala/bokong
(Tangan kanan pemeriksa di bawah, tangan kiri di fundus)
50
Taksiran BB Janin:
1. Kepala masuk PAP / divergen
(TFU – 11) x 155 gr
2. Kepala belum masuk PAP / konvergen
(TFU – 12) x 155 gr
Usia Kehamilan:
(dalam) Bulan = TFU x 2/7
Minggu = TFU x 8/7
Nb: usia 22 minggu TFU setinggi pusat
Vaksin Tetanus:
- 3x DPT waktu bayi
Jangka waktu perlindungan pada wanita setelah diberikan 1-5 dosis vaksin TT:
Kelas Antenatal
- Untuk bumil usia kehamilan 20 s/d 30 minggu
1. Pertemuan I
Perubahan tubuh selama hamil, keluhan umum, periksa kehamilan, perawatan kehamilan,
pengaturan gizi (mencegah anemia)
a. Hb 9-11 → anemia ringan
b. H
b 6-8 → anemia sedang
c. H
b <6 → anemia berat
2. Pertemuan II
Persalinan, perawatan nifas (ASI, KB)
3. Pertemuan III
Perawatan bayi
52
HT Gestasional
Uk ≥ 20 minggu
TD : 140/90 mmHg
Preeklampsia: TD ↑ + proteinuria
- Ringan → proteinuria 1+
- Berat → proteinuria 2+, diastole ≥ 110, oliguria, hiperreflexia, gg penglihatan, nyeri
epigastrium (bila PEB harus dilahirkan dalam waktu 24 jam setelah gejala muncul)
Eklamsia: PEB + kejang
Harus dilahirkan 6 jam setelah kejang
Penatalaksanaan HT pada ibu hamil tidak boleh dengan NIFEDIPIN karena ada efek samping
terhadap janin, dapat menyebabkan IUGR karena aliran darah berkurang. Dapat diserap juga
menjadi ASI sehingga tidak untuk busui.
B. IBU BERSALIN
Faktor yang mempengaruhi persalinan (4P):
1. Power 3. Passenger/janin
2. Passages/jalan lahir 4. Psikologis
Tanda-tanda persalinan:
Tanda Hegar → cekungan di mulut Rahim
Codwick → vagina, vulva, serviks ungu, vaskularisasi meningkat
Goodels → serviks lunak + sianosis
Piscaseck → fundus lebih menonjol, uterus tidak rata
Braxton Hicks → kontraksi uterus ringan bila dirangsang
Ballottement → teraba ada ketuban, dengan menggoyangkan perut ke 1 sisi teraba pantulan
C. IBU NIFAS
Lochea:
54
1) Rubra (merah) : H2 – H3
2) Sanguilenta (coklat) : H3 – H7
3) Serosa (kuning) : H7 – H14
4) Alba (putih) : > H14
D. KELUARGA BERENCANA
Masa subur:
Hari pertama haid (tgl) + (siklus terpendek – 18) s/d
Hari pertama haid (tgl) + (siklus terpanjang – 11)
Misal: siklus haid Maimunah dalam 3 bulan terakhir yang terpendek adalah 28 hari dan
terpanjang 30 hari, bulan ini Maimunah haid hari pertama tanggal 1, maka….
1 + (28 – 18) s/d 1 + (30-11) = 1 + 10 s/d 1 + 19 = 11 s/d 20
Masa subur Maimunah di bulan tsb adalah tanggal 11 – 20.
Siklus haid menghitungnya dari hari pertama haid bulan sebelumnya s/d hari pertama haid bulan
berikutnya. (*Yuk dipahami pelan-pelan yuk)
55
Kontrasepsi darurat:
1. AKDR-Cu
2. Progestin
3. Pil kombinasi dosis rendah
4. Pil kombinasi dosis tinggi
Berisi progestin
Cara kerja: penundaan kesuburan hingga 1-4 bulan setelah pemakaian → mens tidak
teratur
4. IUD
IUD Hormonal
Mengeluarkan Levonorgestrel → hormon progestin
Cara kerja: mengentalkan lendir serviks
IUD non hormonal
Memiliki komponen berupa lilitan tembaga (copper)
Cara kerja: mengeluarkan zat yang menimbulkan peradangan di dalam rahim yang
mampu merusak sel sperma dan sel telur sebelum keduanya sempat bertemu.
5. KB Implan
Mengandung progestin dengan kadar rendah, bertahan sampai dengan 3 tahun
Cara kerja sama: mencegah ovulasi, menebalkan lendir, menipiskan dinding rahim
6. KB Non-Hormonal
Kondom, coitus interruptus, metode kalender, diafragma, spermisida, tubektomi,
vasektomi.
57
KEPERAWATAN ANAK
(Sumber: materi kuliah dan googling)
APGAR Score:
2 1 0
Level Jaundice:
I = Kepala
II = Badan atas
III = Badan bawah s/d tungkai
IV = Lengan, kaki bawah + lutut
V = Telapak tangan dan kaki
58
2) M
ature : 37 – 42 minggu
3) P
ost mature : > 42 minggu
Tetanus Neonatorum
Penanganan kejang;
1. P
henobarbital 20 mg/kgBB IV pelan 10 – 15 menit
5. B
ila kejang lagi, midazolam 0,15 mg/kgBB
BB Ideal:
Bayi = (usia dalam bulan + 9) ÷ 2
Toddler = 2n + 8
Pre-school s/d school = (umur x 7) – 5
2
Gagal (failed) → F
Menolak (refused) → R
Interpretasi Hasil:
1. Normal
- Tidak ada delayed
- Max 1 caution
- Selanjutnya dilakukan pemeriksaan rutin biasa
61
2. Suspect (meragukan)
- ≥ 2 caution atau ≥ 1 delayed
Kategori Bermain
Kategori bermain ditinjau dari isi:
1. Social affective play : menyenangkan (ciluk-ba)
2. Sense of pleasure play : menggunakan alat (istana pasir)
3. Skill play : motorik (memegang benda, memindah)
4. Games : ada yang menang dan kalah (ular tangga, congklak)
5. Unoccupied behavior : dengan objek di sekelilingnya
6. Dramatic play : bermain peran
Kategori bermain ditinjau dari karakter sosial:
1. Onlooker play : hanya mengamati teman bermain
2. Solitary : bermain bersama tapi jenis mainannya beda
3. Parallel : mainannya sama tapi tidak kontak dengan temannya
(congklak)
4. Associative : tidak ada yang memimpin permainan (masak-masakan,
boneka-bonekaan)
5. Cooperative : ada aturan dan pemimpin (sepak bola)
IMUNISASI
(PMK No. 12 Tahun 2017)
Istilah-istilah:
62
Rutin : dasar (0-1 tahun) dan lanjutan (baduta, usia SD, WUS)
A.Imunisasi Program Tambahan
Khusus : meningitis, yellow fever, rabies, polio, haji
Pemberian Imunisasi:
63
Varicella 0,5 ml SC
Keterangan:
- Vaksin Hepatitis B segera diberikan <24 jam setelah lahir di RS, paling baik dalam waktu
12 jam didahului dengan suntik vitamin K (untuk mencegah perdarahan)
- BCG dan polio I diberikan sebelum bayi pulang
- BCG optimal sampai usia 2 bulan, bisa sampai < 1 tahun tanpa tes mantoux
Status Imunisasi:
- T1 : sudah dapat DPT-HB-Hib 1
- T2 : sudah dapat DPT-HB-Hib 1, 2 , 3
- T3 : sudah T2 + imunisasi lanjutan DPT-HB-Hib + campak (usia 18-24 bulan)
- T5 : sudah T3 + imunisasi DT dan Td
3. Anak SD
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) → Agustus dan November
Agustus : campak (kelas 1 SD)
November : DT (kelas 1 SD) dan Td (kelas 2 & 3 SD)
Obat cacing serentak → Agustus
4. WUS (usia 15 – 49 tahun)
3. Logistik imunisasi
65
Penyimpanan vaksin:
1. Di Provinsi dan Kab / Kota
Polio : di freeze room/freezer suhu -15 s.d - 25oC (polio disebut vaksin sensitif
panas)
Lainnya : di vaccine refrigerator/cold room suhu 2 s.d. 8oC
2. Di Puskesmas
Semua vaksin : di vaccine refrigerator/cold room suhu 2 s.d. 8oC
Hepatitis B : pada bidan desa disimpan di suhu ruangan, terlindung sinar matahari
langsung
Pelarut vaksin disimpan di suhu 2 - 8 oC atau suhu ruang terhindar dari sinar matahari
langsung namun sehari sebelum digunakan pelarut disimpan pada suhu 2 - 8 oC
- Belum kadaluarsa
DT 4 minggu
Td 4 minggu
DPT-HB-Hib 4 minggu
Vitamin A:
1. Kapsul Biru (100.000 IU) : bayi usia 6 - 11 bulan
2. Kapsul Merah (200.000 IU) : bayi usia 12 - 59 bulan dan ibu nifas (1 kapsul segera
setelah melahirkan dan 1 kapsul setelah 24 jam pemberian kapsul pertama)
Vitamin A diberikan tiap bulan Februari dan Agustus
Diberikan juga untuk anak penderita xerophthalmia, campak dan gizi buruk
Vitamin A tidak dapat dibuat oleh tubuh
- Sumber vit. A terbanyak → ASI, hati, kuning telur, buah warna kuning - jingga, sayuran,
margarine, susu
- Pemberian vit. A pada ibu nifas untuk memperoleh kualitas ASI dan mempercepat
pemulihan serta menurunkan resiko anemia
Kekebalan Tubuh:
1. Kekebalan aktif alami : bila sakit lalu sembuh
2. Kekebalan aktif buatan : imunisasi
3. Kekebalan pasif alami : bayi mendapat ASI
4. Kekebalan pasif buatan : pemberian plasma darah pada kasus covid
PD3I : Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (difteri, campak, polio, dll)
GERONTIK
Kategori Lansia
Kategori lansia menurut WHO:
- Usia pertengahan
(middle age) : 45 – 59 tahun
- Lanjut usia
(elderly) : 60 – 74 tahun
- Lanjut usia tua
(old) : 75 – 90 tahun
- Sangat tua
(very old) : > 90 tahun
Kategori Hipertensi:
sistol diastol
- Optimal
: < 120 < 80
- Normal
: 120 – 129 80 – 84
- Normal tinggi
: 130 – 139 90 – 99
- Grade I
: 140 – 159 100 – 109
- Grade II
: 160 – 179 > 110
- Grade III
: > 180 > 110
- Isolated systolic HT: > 140
< 90
69
JIWA
(SP Berdasar SP terbaru Kemenkes RI, 2017. Keperawatan Jiwa)
Jenis Halusinasi:
1. Halusinasi pendengaran (akustik, audiotori)
2. Halusinasi penglihatan (visual)
3. Halusinasi penciuman (olfaktori)
4. Halusinasi peraba (taktil, kinestetik) → merasa ada yang merayap di tubuh
5. Halusinasi pengecap ( gustatorik) → makan/ minum
6. Halusinasi kinestetik → merasakan fungsi tubuh, darah mengalir
7. Halusinasi visceral → Depersonalisasi: rasa aneh pada dirinya
Derealisasi: semua terasa seperti mimpi
SP Halusinasi:
SP awal selalu BHSP
SP 1: identifikasi isi, frekuensi, waktu terjadi, situasi pencetus, perasaan saat halusinasi,
respond dan upaya, ajarkan cara menghardik
SP 2: 6 benar minum obat
SP 3: bercakap-cakap
SP 4: aktivitas terjadwal
70
SP Keluarga:
SP 1: Penkes tentang pengertian, jenis yang dialami klien, tanda gejala, cara merawat
SP 2: keluarga memperagakan cara merawat di depan klien
SP 3: menjelaskan perawatan lanjutan
Jenis:
1. Waham agama : tentang Tuhan
2. Waham kebesaran : jabatan, merasa dirinya ustad termasuk kebesaran bukan agama
3. Waham curiga
4. Waham somatik : merasa bagian tubuhnya terganggu
5. Waham nihilistik : merasa dirinya sudah meninggal
SP Klien:
SP 1: BHSP, identifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi dan cara memenuhi kebutuhan,
mempraktekan nya
SP 2: identifikasi kemampuan positif dan bantu praktekkan
SP 3: melatih cara minum obat
SP Keluarga:
SP 1: identifikasi dan jelaskan proses terjadinya masalah, obat klien
SP 2: melatih cara merawat klien langsung
SP 3: membuat perencanaan pulang/ menjelaskan perawatan lanjutan
71
C. PERILAKU KEKERASAN
Rentang respon marah:
1. Asertif : mengungkapkan marah tanpa menyakiti
2. Frustasi : gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah
3. Pasif : tidak dapat mengungkapkan perasaan
4. Agresif : masih terkontrol
5. Kekerasan : marah dan hilang control
SP Klien:
SP 1: Identifikasi penyebab, tanda gejala yang dirasakan, PK yang dilakukan, akibatnya,
Cara mengontrol dengan cara fisik I (latihan nafas)
Cara fisik II (pukul kasur dan bantal)
SP 2: Minum obat
SP 3: Cara verbal (menolak/ meminta dengan baik, mengungkapkan perasaan)
SP 4: Cara spiritual
F. ISOLASI SOSIAL
Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi
↑
Isolasi Sosial
↑
HDR
↑
Mekanisme koping inefektif
Intervensi:
1) T
entukan tahap berduka
2) P
erlihatkan empati dan perhatian, jujur dan tepati janji
3) B
olehkan klien untuk mengekspresikan perasaannya
4) D
orong untuk ekspresikan rasa marah, bantu mengeksplorasi
5) Bantu klien berpartisipasi dalam kegiatan positif motorik kasar (jogging/ olahraga)
6) A
jarkan klien tahap berduka dan ciri-cirinya
7) B
antu dalam memecahkan masalahnya, beri reinforcement positif (pujian)
SP Klien:
SP 1: Berdiskusi tentang kondisi saat ini
SP 2: Cara mengatasi berduka
→ Verbal, fisik (aktivitas), social (sharing), spiritual
SP 3: Memberi informasi tentang komunitas untuk sharing
SP 4: Membantu membuat jadwal kegiatan harian
SP 5: Kolaborasi
I. ANSIETAS
SP 1: Mengenal ansietas
SP 2: Melatih relaksasi → nafas dalam
→ relaksasi otot
→ hipnotis 5 jari
SP 3: Klien dapat memperagakan sendiri
SP 4: Melibatkan keluarga
Derajat Ansietas:
Ringan : waspada
Sedang : perhatian selektif pada hal yang penting
Berat : lapang persepsi menyempit, tidak dapat berpikir tentang hal yang lain selain
permasalahannya, semua perilaku dilakukan hanya untuk mengurangi
ketegangan
Panik : ketakutan, seperti diteror, tidak mampu melakukan sesuatu, persepsi
menyimpang, pikiran irasional
J. PENYALAHGUNAAN ZAT
SP 1: Mengatasi tanda gejala intoksikasi atau putus zat
SP 2: Mengenali dampak penggunaan zat
SP 3: Meningkatkan motivasi untuk berhenti (latihan afirmasi)
SP 4: Mengontrol keinginan menggunakan zat
- Menghindar
- Mengalihkan
- Menolak
SP 5: Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah
SP 6: Diskusikan gaya hidup sehat
SP 7: Minum obat, tekankan benar dosis
75
NAPZA
NARKOTIKA → menyebabkan perubahan kesadaran, mengurangi nyeri
Golongan I : untuk ilmu pengetahuan, ketergantungan sangat tinggi
(Cocaine, Ganja, Heroin, Difenidrin, Opium, Putaw)
Golongan II : sebagai obat dengan tujuan menambah ilmu pengetahuan
(Morfin, Pethidine, Fentanyl, Metadon)
Golongan III : banyak digunakan untuk obat, ketergantungan ringan
(Codeine)
Golongan C → etanol 20 – 45% (Wiski, Vodka, Tequila, Rum, Soju, Absinthe: 68%)
1. Eforia 1. E
foria 1. Jalan sempoyongan 1. J alan sempoyongan 1. B
erkeringat
*) ingat ganja *) ingat efek opiat *) kalau opiat masih *) termasuk depresan *) ingat efek
katanya dan sedative ada euforia-nya, amfetamin kan
halusinogen ya, adalah yang ini murni stimulant ya
meski kata yang depresan, jadi teler doang jadi
make gak bikin intoksikasinya intoksikasinya
halu, ya gatau ya teler2 gitu sesuai jadi gak
ya kan belum bisa diem
sampai tahap
intoksikasi
mungkin ya
77
ETIK KEPERAWATAN
Macam-macam malpraktek
1) M
edical malpractice : kelalaian dalam melakukan keterampilan
2) E
thical malpractice : bertentangan dengan etika
3) J uridical malpractice : melanggar hukum
a. Civil (perdata) : tidak melakukan kewajiban sebagaimana telah disepakati
Melakukan tapi tidak sempurna
Melakukan tapi terlambat
Melakukan yang seharusnya tidak dilakukan
b. Criminal (pidana) : ex. Aborsi, mengungkap rahasia dengan sengaja, benda tertinggal
saat operasi, membuat luka berat, kecacatan/meninggal
4) A
dministrative : praktik tanpa izin, tidak sesuai kewenangan, tidak membuat
rekam medis
Euthanasia:
1) E
uthanasia aktif : suntikan, obat
2) E
uthanasia pasif : menghentikan pertolongan (mencabut alat)
3) E
uthanasia volunteer : permintaan sendiri
4) E
uthanasia involunter : pasien tidak sadar, biasanya keluarga yang bertanggung jawab
mengambil keputusan
*) biasanya di soal keluar istilahnya gabungan, misal euthanasia pasif involunter, pasien tidak
sadar dan keluarga meminta penghentian penggunaan ventilator atau pengobatan lainnya.
80
MANAJEMEN
Fungsi manajemen
1) P
lanning : perencanaan
2) O
rganizing : menentukan MAKP
3) S
taffing : melaksanakan rencana, bagi job desc
4) D
irecting : motivasi, supervise, delegasi, kolaborasi
5) C
ontrolling : penilaian kinerja staf, pengendalian mutu
Gaya Kepemimpinan
1. Otokratik
- Pimpinan bertindak sendiri
- Hubungan dengan bawahan formal
2. Paternalistik
- Mengambil keputusan sendiri dan menjualnya kepada bawahan
- Hubungan informal
5. Demokratis
- Hubungan informal dan formal seimbang
b. P
erawat Mahir
b. P
erawat Ahli Muda
d. P
erawat Ahli Utama
Istilah-istilah:
Sertifikat kompetensi : syarat tanda pengakuan untuk yang telah lulus Ukom
Sertifikat profesi : surat tanda pengakuan untuk melakukan praktik (lulusan pend.profesi)
Registrasi : pencatatan resmi
STR : bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Keperawatan kepada perawat
yang telah diregistrasi
SIPP : bukti tertulis untuk menjalankan praktik keperawatan
- Statis
: di 1 lokasi dan permanen dalam waktu lama
- Bergerak
: dapat dipindahkan (kapal laut, KA)
- Lapangan
: di lokasi tertentu dan sementara; untuk bencana
Izin RS
Rumus-rumus:
1. ALOS (Average Length of Stay)
Ideal = 6 – 9 hari
Sistem Pernapasan
BGA
Nilai normal
pH = 7,35 - 7,45 mmHg PaO2 = 80 - 100 mmHg
pCO2 = 35 - 45 mmHg SaO2 = > 95%
HCO3 = 22 - 26 mmHg BE = -2 s/d +2
pH PCO2 HCO3
Asidosis respiratorik ↓ ↑
Asidosis respiratorik terkompensasi ↓ ↑ ↑
Alkalosis respiratorik ↑ ↓
Alkalosis respiratorik terkompensasi ↑ ↓ ↓
Asidosis metabolik ↓ ↓
Asidosis metabolik terkompensasi ↓ ↓ ↓
Alkalosis metabolik ↑ ↑
Alkalosis metabolik terkompensasi ↑ ↑ ↑
TBC
Upaya pengendalian TB → TOSS TB
T emukan pasien TB → secara aktif: skrining, kalau pasif berarti pasien datang ke yankes)
O bati → sesuai standar
S ampai → kerjasama lintas sektor, promkes
S embuh → monitoring dan evaluasi
93
Pengobatan TBC
1. Fase Inisial/intensif (56 hari) → 2 bulan pertama
Minum 3 macam obat ini tiap hari:
Rifampisin (R), Isoniazid (H), Pirazinamid (Z)
2. Fase lanjutan (16 minggu) → 4 bulan selanjutnya
Minum 3x seminggu obat R dan H
Evaluasi sputum setelah akhir fase intensif dan 1 bulan sebelum regimen selesai.
Sistem Kardiovaskuler
Rumus Transfusi Darah dan Albumin
Kadar Hb Normal Laki-laki dewasa : 14 -18
Perempuan dewasa: 12 -16
Lalu tahan sampai 10 menit, (+) bila dalam lingkaran diameter 5 cm ada petechiae > 10
Malaria:
Pemeriksaan : sediaan darah tebal dan tipis serta RDT (Rapid Diagnostic Test)
Pengobatan : ACT + primakuin (primakuin tidak untuk bumil)
Daerah endemik malaria: Papua, NTT, Maluku, Bengkulu, Jawa Barat, Benten, Jawa Tengah,
DIY
EKG
1 kotak sedang = 5 kotak kecil
1 kotak kecil = 0,04 s
HR = 1500 . = 300 .
Jarak R ke R’ (kotak kecil) Jarak R ke R’ (kotak sedang)
96
Pasokan oksigen yang berhenti selama kurang-lebih 20 menit menyebabkan miokardium
mengalami nekrosis (infark miokard).
Sistem Perkemihan
Rumus GFR / LFG
Dewasa laki-laki = (140 - umur) x BB .
72 x kreatinin serum
72 x kreatinin serum
Sistem Saraf
Saraf Kranial dan Saraf Spinal
12 Saraf Kranial dan Fungsinya:
98
Stroke
Pada penderita stroke gangguan saraf kranial yang sering terjadi pada:
Nerve VII : tidak dapat merasakan di lidah bagian depan, menggerakkan otot wajah
Nerve VIII : afasia (tidak mampu memahami perkataan orang lain yang didengar maupun
dibaca, kesulitan untuk menyampaikan hal yang ingin dikatakan)
Nerve IX : tidak dapat merasakan di lidah bagian belakang, disfagia (kesulitan menelan, air
liur keluar tidak terkontrol)
Nerve XII : disatria (bicara tidak jelas, pelo)
99
Sistem Muskuloskeletal
Luka Bakar
Derajat Luka Bakar
1. Derajat I : epidermis
- Sangat ringan (erythema)
- Sembuh tanpa perawatan khusus
- Klinis; kulit kemerahan dan nyeri hebat
- Terapi: analgetik
- Biasanya disebabkan sengatan matahari
2. Derajat II : dermis
Derajat IIA : superfisial (dangkal)
- Ada bullae, kulit merah
- Terasa nyeri
- Penyembuhan ± 2 minggu tanpa jar. parut (bila tdk ada infeksi)
Derajat IIB : deep (dalam)
- Ada bullae, kulit pucat
- Sedikit nyeri
- Penyembuhan agak lama, bila luas perlu skin graft
3. Derajat III : otot dan atau tulang
- Kulit nampak hitam dan kering
- Luka berwarna putih
- Tidak terasa nyeri
Bila sampai gangguan fungsi kulit maka → SKIN GRAFT (cangkok kulit)
Kekuatan Otot
5 = melawan gravitasi, kuat menahan beban
4 = melawan gravitasi, menahan beban tapi tidak kuat
3 = hanya melawan gravitasi
2 = menggerakkan sendi, menggeser
1 = menggerakkan jari, pergerakan otot
0 =-
GCS
E 4 = spontan V 5 = orientasi baik M 6 = ikut perintah
3 = rangsang suara 4 = bingung 5 = lokalisir nyeri
2 = rangsang nyeri 3 = per kata 4 = menjauhi nyeri
1=- 2 = merintih 3 = fleksi abnormal
1=- 2 = ekstensi abnormal
1=-
Pupil reactivity → Unreactive both = total EVM - 2
Unreactive one = total EVM - 1
Neither = total EVM - 0
Interpretasi (*menghafalkannya CASDeSK - 14, 12, 10, 7, 4, 3)
14 - 15 = compos mentis
12 -13 = apatis (pandangan hampa)
10 - 11 = somnolen (mudah tertidur, mudah dibangunkan)
7-9 = delirium (ada halusinasi, berteriak-teriak, gelisah, disorientasi)
4-6 = stupor (masih ada respon terhadap nyeri)
3 = koma
Traksi
Beban traksi kulit = 1/7 x BB = ….. Kg (maksimal 5 kg)
Beban traksi skeletal = ⅕ x BB = …… kg
101
Panjang Kruk = TB - 40 = …… cm
Jarak antara bantalan kruk dengan ketiak = 5 cm
Sistem Indera
Pemeriksaan Telinga
1. Tes sederhana → tes arloji, tes berbisik, tes garputala
2. Tes subjektif → audiometri
3. Tes objektif → BERA (Brainstem Evoked Response Audiometry)
Sistem Endokrin
Diabetes Mellitus
4 pilar penatalaksanaan DM:
1. Edukasi
2. Aktivitas fisik
3. Terapi nutrisi medis
4. Intervensi farmakologis
Perioperatif
Anestesi
1. Anestesi Umum → bius total (op jantung, paru2, lutut)
Diberikan per IV atau mask gas (untuk anak)
2. Anestesi Lokal → bagian tubuh tertentu (op mata, gigi, biopsi, vasektomi, op minor)
Injeksi, semprot atau krim
3. Anestesi Regional → sebagian besar anggota tubuh (SC, prostat, kaki)
- Spinal (punggung bawah)
- Epidural (dari tulang leher s/d tulang ekor) : disuntik atau dengan kateter
- Nerve block (area kumpulan saraf) : misal di lutut atau lengan
4. Anestesi Sedasi → ditambah obat penenang
- Minimal sedation: pasien bisa jawab pertanyaan
- Moderate sedation: pasien tidur, mudah dibangunkan
- Deep sedation : pasien tidur lelap
103
Pasien dipindahkan ke ICU jika skor tetap belum memadai setelah dirawat selama 2 jam.
(* Aldrete score menghafalkannya juga seperti APGAR, A (warna) P (nadi diganti TD) G (GCS)
A (activity) R (respiration), skornya juga sama 2-1-0, nilai harus 8)
104
Bromage Score:
SKOR
3
Obat
Klasifikasi Obat
1. Obat bebas
2. Obat bebas terbatas
(dulu daftar W =
waarschuwing/peringatan,
sekarang masuk daftar P)
3. Obat keras
(daftar G =
gevaarlijk/berbahaya)
105
Obat Generik → obat dengan nama resmi yang ditetapkan dalam Farmakope Indonesia untuk
zat berkhasiat yang dikandungnya. (ex. Parasetamol)
Obat Paten → obat yang baru ditemukan berdasar riset dan memiliki masa paten yang
tergantung dari jenis obatnya, menurut UU masa paten obat bisa sampai 20 tahun. Atau
pengertian lainnya, obat dengan nama dagang (ex. Norvasc isinya Amlodipine)
106
Dosis Obat
COVID-19
Histories of pandemics:
1. F
lu Burung (H5N1)
1878 : Italia
1924 : USA à wabah
1997 & 2003 : Hongkong
2. F
lu Spanyol
Cara Transmisi