Anda di halaman 1dari 4

KISI-KISI TKB KESEHATAN

1. Sejarah Posyandu
Diperkenalkannya
Diperkenalkannya PKMD pada tahun 1975 m endahului kesepakatan internasional tentang konsep yang sama, yang
dikenal dengan nama Primary Health Care(PHC), seperti yang tercantum dalam Deklarasi Alma Atta pada tahun
1978. pada tahun 1984 dikeluarkanlah
dikeluarkanlah Instruksi Bersama antara
antara Menteri Kesehatan, Kepala BKKBN
BKKBN dan Menteri
Dalam Negeri, yang mengintegrasikan berbagai kegiatan yang ada di masyarakat ke dalam satu wadah yang disebut
dengan nama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu).

2. Pemberian kapsul vitamin A


Vit A kapsul biru (6-11bln) dosis 100.000 IU
Vit A kapsul merah (12-59 bln ) dosis 200.000 IU

3. Permenkes Pemberian ASI Ekslusif 


Terdapat pada UU no 33 ahu n 2012

4. Germas  – Gerakan Masyarakat Hidup Sehat


Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) merupakan suatu tindakan sistematis dan terencana yang dilakukan
secara bersama-sama oleh seluruh komponen bangsa dengan kesadaran, kemauan dan kemampuan berperilaku
sehat untuk meningkatkan kualitas hidup. Pelaksanaan GERMAS harus dimulai dari keluarga.

5. 12 Program PIS-PK
Keluarga mengikuti program KB, Ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan, bayi mendapat ASI ekslusif, bayi
mendapat imunisasi, balita mendapat pemantauan pertumbuhan, penderita TB Paru mendapat pengobatan sesuai
standart dan penderita hipertensi mendapatkan pengobatan sesuai prosedur, penderita gangguan jiwa mendapat
pengobatan dan tidak di telantarkan, anggota keluarga tidak ada yang merokok, keluarga sudah menjadi anggota
Jaminan Kesehatan Nasional, keluarga mempunyai akses air bersih dan keluarga menggunakan jamban sehat.

6. Tentang BPJS
a. UU yang menaungi BPJS adalah
adalah UU No. 24 tahun 2011
b. Berdasarkan Perpres 19 tahun 2016 tentang
tentang pembayaran setiap kelas BPJS
BPJS sebagai berikut: a)
c. Kelas 1 sebesar Rp 80.000, b) kelas
kelas 2 sebesar Rp 59.000, c) kelas 3 sebesar Rp 30.000.
d. Sistem pembayaran BPJS untuk Faskes I (Puskesmas, klinik pratama) menggunakan Kapasiti dan Untuk
RSUD/RSUP menggunakan INA CBGs
e. INA-CBG merupakan sebuah singkatan dari Indonesia Case Base Groups yaitu sebuah aplikasi yang yang digunakan
rumah sakit untuk mengajukan klaim pada pemerintah

7. Tentang SKN
Permenkes no 72 tahun 2012  tentang sistem kesehatan nasional (SKN). bentuk organisasi dan kerja sama yg
dinamis,terarah,berguna
dinamis,terarah,berguna dan berdayaguna dari upaya kesehatan berdasar pemikiran dasar SKN. Fungsi SKN adalah
mengumpulkan informasi,mengolah informasi,dan merumuskan kebijaksanaa
kebijaksanaan
n

8. Tentang SJSN (sistem Jamina Sosial Nasional)


UU yang menaungi SJSN adalah UU no 40 tahun 2004. SJSN adalah suatu tata cara penyelenggaraan program
 jaminan sosial oleh beberapa badan penyelenggara jaminan sosial. Program jaminan sosial adalah jaminan
kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun; dan jaminan kematian.

9. Tentang Rumah Sakit


UU yang menaungi Rumah sakit adalah UU no 44 tahun 2009 . Perizinan rumah rumah sakit tipe
tipe A diberikan oleh
Menkes dan mendapat rekomendasi pejabat berwenang dari pemda provinsi. Perizinan RS tipe B diebrikan oleh
pemda provinsi setelah mendapat rekomendasi dari pejabat kesehatan pemda provinsi atau kabupaten. Perizina RS
tipe C dan D diberikan oleh pejabat pemda kabupaten setelah mendapat rekomendasi dari pejabat kesehatan pemda
kabupaten.

10. Indeks Massa


Massa Tubuh (IMT) Body Mass Index (BMI)
Klasifikasi IMT menurut WHO sebagai berikut: Unberweight (<18), normal (18,5-22,9),overweight (23-24,9), obes I
(25-29,9), Obes II (>30)

11. Bahan additif makanan


Pewarna sintesis yang diperbolehkan, namun dibatasi penggunaannya, antara lain tartrazin, kuning kuinolin, kuning
FCF, karmoisin, ponceau, eritrosin, merah allura, indigotin, biru berlian FCF, hijau FCF, dan cokelat HT.
Pemanis sintetis adalah pemanis pengganti gula alami, biasanya dipakai pada pembuatan sirup, sari buah, m inuman
ringan, dan kue. Contoh pemanis sintetis : yang sering ditambahkan pada makanan :
a. Sakarin : tingkat kemanisan 300 kali
kali gula biasa
b. Aspartam : tingkat kemanisan 200 kali
kali gula biasa
c. Siklamat : tingkat kemanisan 30 kali
kali gula biasa
d. Sorbitol : tingkat kemanisan 0,7 kali gula biasa
12. Visi Misi Kemenkes RI
a. Visi
Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong-royong
b. Misi
1) Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian
ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai
negara kepulauan.
2) Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan negara hukum .
3) Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai negara maritim.
4) Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

13. Nilai-nilai kemenkes RI


a. pro rakyat : selalu mendahulukan kepentingan rakyat
b. Inklusif : semua pihak terlibat dlm pembangunan kesehatan
c. Responsif : promosi kesehatan sesuai dgn kebutuhan dan keinginan rakyat,tanggap mengatasi masalah
kesehatan
d. efektif : promkes mencapai hasil yg signifikan sesuai target yg ditetapkan
e. Bersih : bebas kkn,transparan,akuntabel

14. Permenkes no. 75 tahun 2014  untuk layanan kesehatan primer yaitu medical model, selective PHC dan
Comprehensive PHC.

15. Nawacita Pembangunan Presiden RI yang terkait dengan Kesehatan


Meningkatkan kualitas manusia indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan, kesejahteraan da kesehatan
(butir 5 nawacita). Maka dari itu program indonesia sehat (pis) dilaksanakan dalam bentuk 3 pilar yaitu: a) paradigma
kesehatan; b) JKN; c) penguatan pelayanan kesehatan.

16. Imunisasi MR
Vaksin MR diberikan untuk mencegah t erjadinya penyakit yang disebabkan oleh virus measles (campak) dan rubella
(campak jerman). Sedangkan MMR, merupakan vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi measles, mumps
(gondong), dan rubella. Pelaksanaan imunisasi MR dialkuakn dalam rentang usia anak 9 bulan sampai 15 tahun.
Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) diadakan 2 kali dalam setahun, serentak di seluruh kota di Indonesia. Hanya 3
imunisasi wajib berulang yang akan diberikan pada saat BIAS, yakni: imunisasi campak, imunisasi difteri tetanus dan
imunisasi tetanus.

17. 6 program pokok puskesmas


 Adapaun 6 program pokok puskesmas adalah 1) promosi keshatan; 2) Kesehatan lingkungan; 3) pemberantasan
penyakit menular; 4) kesehatan keluarga dan reproduksi; 5) perbaikan gizi masyarakat; penyembuhan peyakit dan
yankes.

18. Tentang SDGs


MDGs menjadi pelopor agenda internasional bersama yang mengusung 63 indikator penting untuk dicapai. Di
Indonesia sendiri hanya tercapai 13 indikator. Dalam sektor kesehatan, terdapat 4 indikator yang tercapai dari 8 target
yang ingin dicapai. Selanjutnya, ada SDG (Sustainable Development Goals) diterbitkan pada 21 oktober 2015 sbg
tujuan bersama hingga tahun 2030. Ada 17 indikator dalam SDGs, sedangkan posisi sektor kesehatan terdapat pada
butir 2, 3, 5 dan 6. Beikut posis sektor kesehatan dalam SDGs:
a. Butir 2 : Gizi Masyarakat pada butir ke-2 berbunyi Mengakhiri kelaparan mencapai ketahanan pangan
dan meningkatkan gizi, serta mendorong pertanian yang berkelanjutan (8 target)
b. Butir 3 : Sistem Kesehatan Nasional pada butir ke-3 berbunyi Menjamin kehidupan yang sehat dan
mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia (13 target).
c. Butir 5 : Akses Kespro dan KB pada butir ke-5 berbunyi Menjamin kesetaraan gender serta
memberdayakan seluruh wanita dan perempuan (9 target)
d. Butir 6 : Sanitasi dan Air Bersih pada butir ke-6 berbunyi Menjamin ketersediaan dan pengelolaan air
serta sanitasi yang berkelanjutan bagi semua orang (8 target).

19. Peran ahl gizi


Dietisien adalah seseorang yang m emiliki pendidikan gizi, khususnya dietetik, yang bekerja untuk menerapkan
prinsip-prinsip gizi dalam pemberian makan kepada individu atau kelompok, merencanakan menu, dan diet khusus,
serta mengawasi penyelenggaraan dan penyajian makanan.
Nutrisionis Terampil adalah Merupakan Jabatan fungsional nutrisionis ketrampilan yang pelaksanaan tugasnya
meliputi kegiatan teknis operasional yang berkaitan dengan prinsip, konsep dan metode operasional kegiatan di
bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik.

20. Kewajiban ahli gizi


a. Kewajiban umum
1) Menjunjung tinggi nama baik profesi gizi dengan menunjukkan sikap, perilaku, dan budi luhur serta
tidak mementingkan diri sendiri
2) Menjalankan profesinya berdasarkan prinsip keilmuan, informasi terkini, dan dalam menginterpretasikan
informasi hendaknya objektif
b. Kewajiban terhdap klien
1) Memelihara dan meningkatkan status gizi klien baik dalam lingkup institusi pelayanan gizi atau di
masyarakat umum.
2) Menjaga kerahasiaan klien atau masyarakat yang dilayaninya baik pada saat klien masih atau sudah tidak
c. Kewajiban terhadap masyarakat
1) Melindungi masyarakat umum khususnya tentang penyalahgunaan pelayanan, informasi yang salah dan
praktek yang tidak etis berkaitan dengan gizi, pangan termasuk makanan dan terapi gizi/diet.
2) Memberikan pelayanannya sesuai dengan informasi faktual, akurat dan dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.
3) Melakukan kegiatan pengawasan pangan dan gizi sehingga dapat mencegah masalah gizi di masyarakat.
d. Kewajiban terhadap profesi sendiri
1) Mentaati, melindungi dan menjunjung tinggi ketentuan yang dicanangkan oleh profesi.
2) Memajukan dan memperkaya pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dalam menjalankan profesinya
sesuai perkembangan ilmu dan teknologi terkini serta peka terhadap perubahan lingkungan.

21. Perhitungan Kebutuhan Gizi


a. Harris benedict
Pria : 66,5 + (13,7xbb) + (5xtb)  – (6,8xu); wanita : 655 + (9,6+bb) + (1,8xtb) – (4,7xu)
b. Mufflin
Pria : (10xbb) + (6,25xtb) – (5xu) + 5; wanita : (10xbb) + (6,25xtb)  – (5xu) + 161)

22. Perhitungan kebutuhan cairan


a. Dewasa : 2 cc/kg BB/jam
b. anak :
10 kg I = 4 cc/kg BB/jam
10 kg II = 2 cc/kg BB/jam
10 kg III = 1 cc/kg BB/jam
 Atau
10 Kg I : 1000 ml
10Kg II : 500 ml
10 Kg III dst : 20 ml

23. Jenis diet


a. Redah garam : Diet rendah garam ada 3 jenis yaitu RG I (200-400 mgNa); RG II (600-800 mgNa); RG III
(1000-1200 mgNa).
b. Diet tinggi serat : ditujukan bagi pasien yang mengalami konstipasi. Anjuran serat dari WHO sebesar 25-30
gram/hari.
c. Diet rendah sisa : Ditujukan bagi pasien yang mengalami diare. Diet ini berfungsi untuk membatasi volume
feses dengan cara memberikan makanan yang redah serat dan sedikit meninggalkan sisa. Konsumsi serat
dibatasi 8-9 gram/hari.
d. Diet Luka bakar
Perhitungan energi pada pasien luka bakar mengunakan rumur currei : 25 x bb + (40 kkal x %luka bakar)
Pasien akan diberi cairan AGGS sebagai pertolongan pertama untuk mencegah dehidrasi. 0-8 jam diberikan
 AGGS ½ kkal/ml dengan kecepatan 50 ml/jam. 8 -16 berikutnya diberikan AGGS 1 kkal/ml dengan kecepatan
50-75 ml/jam. 16-24 berikutnya diberikan AGGS 1 kkal/ml dengan kecepatan 100 ml/jam.
e. Diet komplikasi kehamilan
1) Diet hiperemesis ditujukan bagi pasien dengan kondisi mual dan muntah berlebihan pada waktu
kehamilan. Prinsip diet yang diberikan yaitu memberikan makanan yang tidak merangsang saluran
pencernaan yang dapat berdampak menimbulkan mual dan muntah. Makanan diberikan dalam bentuk
kering dan porsi kecil. Diet Hiperemesis dibagi menjadi 3.
2) Diet Preeklampsi
Diet ini ditujukan bagi pasien yang mengalami peningkatan tekanan darah > 140/90 mmHg pada masa
kehamilan. Makanan yang diberikan rendah garam.
f. Diet hati
Diet ini diberikan bagi pasien yang mengalami gangguan fungsi hati. Energi yang diberikan 40-45 kkal/bb.
Protein yang diebrikan 1-25-1,5 gram/bb, namun apabila ada hepatitis fulminen dengan gejala enselofati maka
proten yang diberikan sebesar 30-40 gram/hari. Diet hati dibagi menjadi 3 jenis.
g. Diet DM
Energi yang diebrikan untu pria 30 kkal/bb sedangkan untuk wanita 25 kkal/bb. Prinsip menggu nakan 3 J.
h. Diet Jantung
Diet ini diberikan pada pasien yang memiliki gangguan fungsi jantung. Prinsip diet yang diebrikan yaitu rendah
lemak dan rendah garam. Diet janyung ada 4 jens.
i. Diet Ginjal
1) Diet ginjal sindrom nefrotik
Diet ini diebrikan pada pasien yang memiliki gangguan ginjal pada bagian nefron sehingga kurang
berfungsi dengan baik dalam memfilter protein yang masuk kedalam ginja sehingga adanya proteinuria.
Protein yang diberikan 0,8 gram/bb.
2) Diet GGA
Energi yang diberikan sebesar 35 kkal/bb dengan pemberian protein 0,6-1,5 gram/bb. Apabila mengami
katabolisme ringan protein diberikan 0,6-1 gram/bb, katabolisme sedang protein diberikan 0,8-1,2 gram/bb
an katabolisme berat protein deiberika sebesar 1-1,5 gram/bb.
3) Diet GGK
Energi diebrikan 35 kkal/bb dengan protein sebesar 0,6-0,75 gram/bb.
4) Diet Ginjan dengan HD dan CAPD
Energi diebrikan 35 kkal/bb dengan protein bagi pasien menjalani HD diberikan 1,2 gram/bb dan bagi
pasien CAPD protein diberikan 1,3 gram/bb.
 j. Penatalaksanaan pasien Gizi buruk
Fase penatalaksanaan pasien dengan gizi buruk dibagi menjadi 3 yaitu:
L. Willis melakukan penelitian tentang penyebab penyakit anemia mikrositik. Asam folat berfugsi
pembentuk sel darah merah dan sel darah putih di sumsum tulang belakang, selan itu asam folat berfungsi
sebagai pembentuk DNA dan RNA. Kebutuhan asam folat pada orang dewasa sebesar 400 mg.
7) Vitamin B12 (Kobalamin)
Hanya mikroorganisme yang mampu menghasilkan vitamin B12 termasuk diantaranya algae, bakteri dan
 jamur, sehingga dengan demikian vitamin Bi2 hanya terdapat pada pangan hewani. Seperti halnya vitamin
B6, vitamin B12 juga dapat membantu menurunkan resiko penyakit jantung dan penyakit Alzheimer's.
Fungsi dari kobalamin yaitu mengubah asam folat menjadi bentuk aktif dan berperan dalam semua
metabolisme sel. Kebutuhan kobalamin sebesar 2,4 mg.
8) Vitamin C
Pada tahun 1933 Haworth dan hirst berhasil mensintaesis vitamin C. Amerika Serikat merekomendasikan
asupan vitamin C sebesar 75 mg/hari untuk wanita dan 90 m g/hari untuk laki-laki.

26. Bahan makanan penukar


a. Golongan 1 (Makanan sumber karbohidrat) : energi 175 kkal, protein 4 gram, KH 40 gram
b. Gologan 2 (Makanan sumber protein hewani) : rendah lemak energi 50 kkal, protein 7 gram, lemak 2 gram
lemak sedang energi 75 kkal proein 7 gram lemak 5 gram, tingi lemak energi 150 kkal protein 7 gram lemak 5
gram.
c. Golongan 3 (Sumber protein nabati) : energi 75 kkal, protein 7 gram, lemak 3 gram, KH 5 gram
d. Golongan 4 (Sayuran) : Sayuran golongan A kalori diabaikan, sayuran golongan B energi 25 kkal protein 1
gram KH 5 gram, sayuran golongan C energi 50 kkal protein 3 gram KH 10 gram.
e. Golongan 5 (Buah dan gula) : kalori 50 kkal, KH 12 gram
f. Golongan 6 (Susu) : tanpa lemak energi 75 kkal protein 7 gram KH 10 gram, lemak sedang 125 kkal protein 7
gram lemak 6 gram KH 10 gram, tinggi lemak 150 kkal protein 7 gram lemak 10 gram KH 10 gram.
g. Golongan 7 (Minyak dan lemak) : Energi 50 kkal lemak 5 gram.

27. Penyelenggaraan makanan


a. Perencanaan menu
Dalam merencanakan menu maka prosedurnya sebagai berikut : 1) menetapkan pola makan; 2) menetapkan
pola menu; 3) menetapkan siklus menu; 4) meneapkan frekuensi bahan makanan yang akan digunakan; 5)
menetapkan master menu.
b. Pengadaan bahan makanan
Dalam pengadaan bahan makanan yang perlu diperhatikan adalah jumlah konsumen, standar porsi, banyaknya
pemakaian bahan makanan dalam satu siklus. Dalam menetapkan biaya makanan, ada 3 hal yang perlu
diperhatikan diantaranya food cost (40%), labour cost (20%), overhead (20%).
c. Penerimaan bahan makanan
Kegiatan untuk memeriksa bahan makanan yang datang dari rekanan dan disesuaikan dengan spesifikasi
bahan makanan yang telah ditetapkan sebelumnya.
d. Penyimpanan bahan makanan
Suhu penyimpanan bahan makanan untuk daging dan olahannya < 3 hari -5  – 0 c, < 1 minggu -10  – (-5) c, > 1
minggu < -10 c. Telur dan buah < 3 hari 5  – 7 c, < 1 minggu -5  – 0 c dan > 1 minggu < -5. Sayuran disimpan
1pada suhu 10 c. Tepung disimpanpada suhu 25 c. Suhu ruang penyimpanan 19-21 c dan dibersihkan secara
berkala yaitu 2 minggu sekali.
e. Persiapan bahan makanan
f. Pengolahan makanan
 Ada beberapa t eknik dalam emasakan bahan makanan diantaranya boiling, balanching, steaming, poaching,
stewing, roasting, frying.
g. Distribusi makanan
Distribusi makanan dilakukan dengan cara sentralisasi, desentralisasi dan kombinasi

28. Indikator mutu pelayanan di bidang PM


a. Indikator berdasarkan kegawatan
1) Indikator kejadian sentinel adalah indikator untuk mengukur suatu kejadian yang tidak diharapkan yang
dapat menyebabkan kematian. Contoh: kejadian keracunan makanan, salah dalam memberikan diet.
2) Indikator rate based adalah indikator untuk mengukur pelayanan pasien atau outcome dengan standar
yang diharapkan. Contoh: %diet yang sesuai
b. Indikator berdasarkan pelayanan
1) Indikator proses adalah indikator untuk mengukur eleme pelayanan. Contoh: % pasien yang di
assessemen gizi, % makanan yang tidak dimakan.
2) Indikatorstruktur adalah indikator untuk mengukur fasilitas. Contoh: %penilaian evaluas status gizi oleh ahli
gizi, % higiene sanitasi makanan
3) Indikator outcome adalah indikator untuk menilai keberhasilan dari intervensi gizi yang diberikan. Contoh:
% pasien obesitas yang turun BB setelah diberikan konseling gizi.

Anda mungkin juga menyukai