Anda di halaman 1dari 84

12

BAB II
ANALISIS SITUASI UPAYA PUSKESMAS

A. Hasil Pengamatan Perorangan
Lilis sumiyati 12100111005
2.1 Analisis Situasi Upaya Promosi Kesehatan
A. Definisi
Promosi kesehatan adalah proses pemberdayaan masyarakat untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya. Upaya promotif
(peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan) dan rehabilitatif
(pemulihan) dalam rangkaian pelayanan kesehatan yang komprehensif.
B. Visi Program Promosi Kesehatan
Visi Promosi Kesehatan sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI
yang baru adalah Masyarakat Yang Mandiri Untuk Hidup Sehat. Visi tersebut
dapat tercapai apabila pembangunan kesehatan yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
penduduk dengan derajat yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Dengan kata
lain, masyarakat diharapkan mampu berperan sebagai pelaku pembangunan
kesehatan dalam menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya sendiri
serta berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Harapan tersebut
dapat terwujud apabila masyarakat diberdayakan sepenuhnya dengan segala daya
yang dimiliki untuk dapat menerapkan PHBS dalam kehidupannya sehari-hari.
Yang dimaksud dengan PHBS adalah suatu keadaan dimana individu-individu

13


yang dimulai dari tatanan rumah tangga (keluarga) masyarakat Indonesia telah
melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka:
a. Mencegah timbulnya penyakit dan masalah-masalah kesehatan lainnya.
b. Menanggulangi penyakit dan masalah-masalah kesehatan lain, dalam
rangka meningkatkan derajat kesehatan.
c. Memanfaatkan pelayanan kesehatan.
d. Mengembangkan dan menyelenggarakan upaya kesehatan bersumber
daya masyarakat.

C. Misi Promosi Kesehatan
a. Memberdayakan individu-individu, keluarga, kelompok-kelompok
dalam masyarakat, baik melalui pendekatan individu dan keluarga,
maupun melalui pengorganisasian dan penggerakan masyarakat.
b. Membina suasana atau lingkungan yang kondusif bagi terciptanya
perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat.
c. Mengadvokasi para pengambil keputusan dan penentu kebijakan serta
pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholders) dalam rangka:
- Mendorong diberlakukannya kebijakan dan peraturan perundang-
undangan yang berwawasan kesehatan.
- Mengintegrasikan promosi kesehatan, khususnya pemberdayaan
masyarakat dalam program kesehatan
14


- Meningkatkan kemitraan sinergis antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah, serta antara pemerintah dan masyarakat
(termasuk LSM) dan dunia usaha.
- Meningkatkan investasi dalam bidang promosi kesehatan pada
khususnya dan bidang kesehatan pada umumnya.

D. Tujuan Dan Sasaran Promosi Kesehatan
Tujuan dan sasaran bidang promosi kesehatan meliputi:
a. Individu dan Keluarga
- Memperoleh informasi kesehatan melalui berbagai saluran, baik
langsung maupun media massa
- Mempunyai pengetahuan, kemauan dan kemampuan untuk
memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya.
- Mempraktekan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), menuju
keluarga atau rumah tangga sehat.
- Mengupayakan paling sedikit salah seorang menjadi kader
kesehatan bagi keluarga dan berperan aktif dalam upaya/ kegiatan
kesehatan.
b. Tatanan sarana kesehatan, institusi kesehatan, institusi pendidikan,
tempat kerja dan tempat umum.
- Masing-masing tatanan mengembangkan kader-kader kesehatan.
15


- Mewujudkan tatanan yang sehat menuju terwujudnya kawasan
sehat.
c. Organisasi masyarakat/ organisasi profesi/ LSM dan media massa
- Menggalang potensi untuk mengembangkan perilaku sehat
masyarakat
- Bergotong royong untuk mewujudkan lingkungan sehat.
- Menciptakan suasana yang kondusif untuk mendukung perubahan
perilaku sehat.
d. Program/ petugas kesehatan.
- Melakukan integrasi promosi kesehatan dalam program dan
kegiatan kesehatan.
- Mendukung timbulnya perilaku hidup bersih dan sehat di
masyarakat, khususnya melalui individu, keluarga, atau kelompok
- Meningkatkan mutu pemberdayaan masyarakat dan pelayanan
kesehatan yang memberikan kepuasan kepada masyarakat.

e. Lembaga pemerintah/ politisi/ swasta.
- Peduli dan mendukung upaya kesehatan, minimal dalam
mengembangkan lingkungan dan perilaku sehat.
- Membuat kebijakan dan peraturan perundang-undangan dengan
memperhatikan dampaknya di bidang kesehatan.



16


E. Upaya Promosi Kesehatan
Program upaya promosi kesehatan di UPTD Puskesmas Darangdan saat
ini dipegang oleh Bapak Agus Daryono, S.KM., beliau bertugas untuk menyusun
dan mengkoordinasikan rencana-rencana promosi kesehatan di seluruh wilayah
kerja Puskesmas Darangdan. Dalam pelaksanaan tugasnya, promosi kesehatan
berusaha untuk bekerja sama dengan upaya kesehatan masyarakat lain seperti
dalam kegiatan Posyandu dan Pusling. Upaya promosi kesehatan di Puskesmas
Darangdan terdiri dari dua kegiatan utama, yaitu kegiatan promosi kesehatan di
dalam gedung puskesmas dan kegiatan promosi kesehatan di luar gedung
puskesmas.

1. Program kesehatan di dalam gedung puskesmas
a. pemasangan poster yang berhubungan dengan kesehatan di ruangan-
ruangan yang terdapat di Puskesmas.
b. penyuluhan dalam gedung puskesmas:
perorangan : 827 kali
kelompok: 96 kali

2. Program kesehatan di luar gedung puskesmas
Kegiatan program promosi kesehatan selama tahun 2011 meliputi :

a. Kegiatan penyuluhan promosi kesehatan sebanyak 260 kali dengan
rincian sebagai berikut :
17


PHBS sebanyak 37 kali
Asi eksklusif sebanyak 32 kali
Garam beryodium sebanyak 23 kali
Narkoba sebanyak 7 kali
Imunisasi sebanyak 52 kali
KIA sebanyak 28 kali
P2P sebanyak 30 kali
PL sebanyak 13 kali
Gizi sebanyak 16 kali
AIDS sebanyak 2 kali
Bahaya merokok 20 kali
b. Jumlah Rumah Tangga sehat di wilayah kerja puskesmas
Strata desa PHBS 1 sebanyak 0
Strata desa PHBS II sebanyak 0
Strata desa PHBS III sebanyak 12
Strata desa PHBS IV sebanyak 3
c. Jumlah Posyandu di wilayah kerja Puskesmas sebanyak 84 dengan
rincian sebagai berikut :
Mandiri telah terdapat 4
Purnama telah terdapat 41
Madya telah terdapat 38
Pratama telah terdapat 1
18


d. Desa Siaga
Desa siaga strata pratama terdapat 10
Desa siaga strata madya terdapat 5
Desa siaga strata utama terdapat 0

F. Pengkajian dan Pembinaan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Untuk mengukur keberhasilan pembinaan PHBS di rumah tangga
digunakan 10 perilaku yang merupakan indikator yaitu :
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Memberi ASI ekslusif kepada bayi
Menimbang berat badan balita
Menggunakan air bersih
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Menggunakan jamban sehat
Memberantas jentik nyamuk
Mengkonsumsi sayur dan buah setiap hari
Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Tidak merokok di dalam rumah

Klasifikasi rumah tangga sehat adalah apabila rumah tangga tersebut
memenuhi 7 indikator PHBS dan 3 indikator gerakan hidup sehat (GHS), atau
memenuhi 4 indikator PHBS dan 3 indikator GHS. bagi keluarga yang tidak
mempunyai ibu melahirkan atau tidak ada balita. Target yang harus dicapai adalah
terdapat 65% rumah tangga sehat (ber-PHBS).
19


Puskesmas darangdan telah melaksanakan pendataan PHBS di 15 desa yang
merupakan wilayah kerja Puskesmas darangdan, yaitu Desa mekarsari, legoksari,
depok, nagrak, gununghejo, sirnamanah, darangdan, sawit, sadarkarya,
linggamukti, cilingga, linggasari, neglasari, nangewer, pasirangin. Dari 15 desa
yang di data, terdapat 11.067 rumah tangga sehat dan jumlah seluruh rumah
tangga 15.272. sehingga jumlah keseluruhan rumah tangga sehat ber PHBS
adalah 72.46% yang menunjukan bahwa PHBS di tatanan rumah tangga di
wilayah kerja Puskesmas darangdan sudah memenuhi target RT sehat ber PHBS.
Selain itu juga, tiap desa akan di klasifikasikan berdasarkan strata PHBS yang
ada, yaitu :
Strata I (Pratama) apabila rumah tangga sehat mencapai < 25%
Strata II (Madya) apabila rumah tangga sehat mencapai 25% - 49%
Strata III (Purnama) apabila rumah tangga sehat mencapai 50%-75%
Strata IV (Mandiri) apabila rumah tangga sehat mencapai > 75%.
Berdasarkan klasifikasi di atas, yang masuk ke dalam strata III (purnama)
adalah 12 desa yang terdiri dari desa mekarsari, legoksari, depok, nagrak,
sirnamanah, darangdan, sadarkaya, linggamukti, cilingga, linggasari, neglasari,
pasirangin. Sedangkan yang masuk ke dalam strata IV (mandiri) adalah 3 desa
yang terdiri dari desa gunung hejo, sawit, nangewer dari 15 desa yang ada di
kecamatan darangdan.

G. Pembentukan Desa Siaga
Sesuai dengan program Pemerintah dalam rangka percepatan pencapaian
Visi Indonesia Sehat, maka dibentuklah Desa Siaga dengan tujuan terwujudnya
20


desa yang sehat, peduli dan tanggap terhadap permasalahan kesehatan dan
kegawatdaruratan kesehatan yang ada di desanya sendiri.
8 indikator desa siaga, yaitu :

Adanya Forum Masyarakat Desa.
Adanya sarana / fasilitas pelayanan kesehatan dasar dan sistem
rujukannya.
Adanya upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat (UKBM).
Adanya sistem pengamatan penyakit berbasis masyarakat.
Adanya sistem kesiapsiagaan penanggulangan kegawat-daruratan dan
bencana berbasis masyarakat.
Adanya upaya menciptakan dan terwujudnya lingkungan sehat.
Adanya upaya menciptakan dan terwujudnya Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS)
Adanya upaya menciptakan dan terwujudnya keluarga sadar Gizi
(Kadarzi)
Target yang harus dicapai tiap desa untuk menjadi desa siaga pada tahun
2011 adalah seluruh desa telah melaksanakan minimal 4 indikator desa siaga,
yaitu adanya Forum Masyarakat Desa, sarana / fasilitas pelayanan kesehatan dasar
dan sistem rujukannya, UKBM dan sistem pengamatan penyakit berbasis
masyarakat.Pengembangan Desa Siaga telah berjalan dan semua desa telah
menjadi Desa Siaga dengan keseluruhanya berada di strata pratama dan madya.
Adapun yang termasuk desa siaga pratama adalah 10 desa. Sedangkan yang
termasuk desa siaga madya adalah 5 desa. Jumlah keseluruhan desa siaga adalah
21


15 desa siaga yang sudah memenuhi target yang ada di kecamatan darangdan.
Berdasarkan tabel dibawah ini.
Tabel 2.1 Desa siaga UPTD Puskesmas Darangdan Tahun 2011

No Desa
Desa Siaga
Pratama Madya Utama
1 Mekarsari - -
2 Legoksari - -
3 Depok - -
4 Nagrak - -
5 Gununghejo - -
6 Sirnamanah - -
7 Darangdan - -
8 Sawit - -
9 Sadarkarya - -
10 Linggamukti - -
11 Cilingga - -
12 Linggasari - -
13 Neglasari - -
14 Nangewer - -
15 Pasirangin - -
Jumlah Puskesmas 10 5 0
% 66,66 33,33 0
Sumber: Laporan Bulanan Promosi Kesehatan UPTD Puskesmas Darangdan Tahun 2011
















22


Tabel 2.2 Persentase Rumah Tangga Ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
Seluruh Desa Wilayah Kerja Puskesmas Darangdan

No. Indikator Jumlah (%)
10 Indikator
PHBS
(T: 60%)
1. Persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan
1288 77.54
2. Memberi Asi eksklusif
Bayi < 6 bln 365 63,15
Bayi 6-12 bln 722 85,65
3. Menimbang bayi dan balita setiap bulan 4.494 92,79
4. Menggunakan air bersih 11.212 73,41
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun
11.170 73,14
6. Menggunakan jamban sehat 11.160 73,07
7. Memberantas jentik di rumah 11.176 73,17
8. Makan buah dan sayur setiap hari 11.168 73,12
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari 11.214 73,42
10. Tidak merokok di dalam rumah 11.069 72,47

Berdasarkan tabel tersebut didapatkan informasi bahwa sebagian besar
rumah tangga telah mencapai target yang direncanakan. Target yang harus dicapai
dalam PHBS ini, yang diambil dari profil kesehatan, adalah sebesar 60%,
sehingga program PHBS secara umum telah mencapai target. Presentase rumah
tanggga ber perilaku hidup bersih dan sehat menunjukan bahwa dari 10 indikator
PHBS yang mempunyai presentase terendah adalah pemberian ASI eksklusif
sebesar 63,15%.

H. Identifikasi masalah upaya promosi kesehatan
1. Rendahnya presentase rumah tanggga ber perilaku hidup bersih dan sehat
(terutama indikator pemberian ASI ekslusif ).


23


I. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Priorotas pada Upaya
Promosi Kesehatan
Manusia memiliki peran yang sangat penting dalam berjalannya suatu
program.Aspek manusia dapat dinilai secara kuantitatif maupun kualitatif. Secara
kuantitatif pelaksanaan program promosi kesehatan mengalami kendala karena
hanya dipegang oleh 1 orang yang memiliki rangkap tugas sebagai penanggung
jawab program P3M dan juga pelaksana puskesmas pembantu. Secara kualitatif,
penanggung jawab program promosi kesehatan masih perlu beradaptasi dengan
tugas baru di program promosi kesehatan karena beliau baru saja diangkat
menjadi penanggung jawab program selama 1 tahun sehingga masih mempelajari
mengenai program-program yang dijalankan pada program promosi kesehatan.
Pendanaan/penganggaran suatu kegiatan termasuk hal yang penting dalam
menjalankan sebuah organisasi, termasuk dalam menjalankan UPTD Puskesmas
Darangdan. Hal ini menjadi penting karena dengan pendanaan/penganggaran yang
kurang baik besar kemungkinan program akan mengalami kendala yang berarti.
Data merupakan informasi yang penting dalam pengambilan keputusan.
Program yang didasarkan pada data yang tepat akan menghasilkan program yang
tepat guna. Dalam perencanaan program promosi kesehatan terkadang data yang
digunakan adalah hasil proyeksi dan tidak memberikan gambaran sebenarnya
mengenai kondisi yang ada di Kecamatan Darangdan.
J. Penentuan Prioritas Masalah
Dari beberapa kegiatan dalam upaya promosi kesehatan, didapatkan masalah
yang perlu diperhatikan. Dari masalah tersebut dilakukan perhitungan dengan
24


menggunakan kriteria yang dituangkan dalam bentuk matriks, dikenal dengan
nama teknik kriteria matriks (criteria matrix technique).
Tabel 2.3 Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Masalah

No. Daftar
Masalah
Pentingnya Masalah (I) T R Total
IxTxR
Peringkat
P S RI DU SB PB PC
1. A 3 4 3 3 3 3 4 3 3 207 1

Keterangan:
P = Prevalence, menunjukkan besarnya masalah yang timbul.
S = Severity, menunjukkan akibat yang ditimbulkan oleh masalah.
RI = Rate of increase, menunjukkan kenaikan besarnya masalah.
DU = Degree of unmeet need, menunjukkan derajat keinginan masyarakat yang tidak
terpenuhi.
SB = Social benefit, menunjukkan keuntungan sosial karena selesainya masalah.
PB = Public concern, menunjukkan rasa prihatin masyarakat terhadap masalah.
PC = Political climate, menunjukkan suasana politik yang berkaitan.
T = Technical feasibility, menunjukkan kelayakan teknologi yang tersedia yang dapat
dipakai untuk mengatasi masalah.
R = Resources availability, menunjukkan sumber daya yang dapat dipakai untuk
mengatasi masalah.

Setelah dilakukan penentuan prioritas masalah dengan metode kriteria
matriks didapatkan permasalahan A yaitu Rendahnya presentase rumah tanggga
ber perilaku hidup bersih dan sehat (terutama indikator pemberian ASI ekslusif ).

Tabel 2.4 Penetapan Prioritas Jalan Keluar dari Masalah pada Upaya
Promosi Kesehatan
Program Identifikasi masalah Penyelesaian masalah
A. Rendahnya presentase
rumah tanggga ber
perilaku hidup bersih dan
Kekurang-tahuan
masyarakat tentang
pentingnya ASI

Penyuluhan tentang
pentingnya ASI, pemberian
brosur dan pamflet tentang
manfaat ASI
25


sehat (terutama indikator
pemberian ASI ekslusif )


Tabel 2.5 Penetapan Prioritas Jalan Keluar Masalah

No
Daftar alternatif Jalan
Keluar
Efektivitas Efisiensi
Jumlah
M x I x V x
C
M I V C
1 A 4 2 2 3 48


Tabel 2.6 Alternatif Jalan Keluar

No Penyebab Utama M I V C
Jumlah
M x I x V x C
1 Sumber Daya Manusia 4 3 2 4 96
2 Keuangan/Pendanaan 4 2 2 3 48
3 Data/Informasi 4 2 2 2 32

Jalan keluar bagi masing-masing permasalahan dapat dilakukan secara
bersamaan karena memiliki objek dan sasaran yang sama, sehingga pelaksanaan
akan lebih optimal. Selain itu pelaksanaan yang disatukan akan lebih menghemat
biaya.








26


2.2 Pengamatan Upaya Kesehatan Lingkungan
Rizcky Ramdhani 12100112045

2.2 Tujuan Kegiatan Upaya Kesehatan Lingkungan
Tujuan Upaya kesehatan lingkungan adalah untuk terwujudnya kualitas
lingkungan hidup yang lebih sehat agar dapat melindungi masyarakat dari segala
kemungkinan risiko kejadian yang dapat menimbulkan gangguan dan atau bahaya
kesehatan menuju derajat kesehatan keluarga dan masyarakat yang lebih baik.
Adapun Tujuan khusus program kesehatan lingkungan ini meliputi:
1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat tentang kesling
2. Diketahuinya data sarana kesling di masing-masing posyandu
3. Untuk mencegah penularan penyakit dan pencemaran lingkungan di
masyarakat

B. Kegiatan Umum Upaya Kesehatan Lingkungan
Upaya kesehatan lingkungan di Puskesmas Darangdan Kabupaten
Purwakarta terdiri dari 2 kegiatan, yaitu di dalam gedung dan diluar gedung.
Kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan di dalam gedung Puskesmas
adalah:
Inspeksi dan pembinaan pembuangan limbah medis dan non medis.
Inspeksi dan pembinaan penyediaan air bersih
Inspeksi dan pembinaan jamban sehat
Inspeksi dan pembinaan alat pelindung diri.
27


Kegiatan kesehatan lingkungan yang dilakukan di luar gedung Puskesmas
adalah:
Pembentukan desa sehat
Pencatatan dan pembinaan rumah sehat.
Pencatatan dan pembinaan sanitasi sarana air bersih.
Pencatatan dan pembinaan jamban keluarga.
Pencatatan dan pembinaan Sarana Pengelolaan Air Limbah (SPAL).
Pencatatan dan pembinaan Tempat-Tempat Umum (TTU).
Pencatatan dan pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM).
Pencatatan rumah sehat, sarana air bersih, jamban keluarga, tempat sampah
keluarga dan sarana pengelolaan air limbah dilakukan oleh penanggung jawab
program kesehatan lingkungan dengan bantuan dan peran serta para kader di
setiap desa yang telah dilatih dan diberi pengarahan oleh pemegang program
untuk dapat melakukan pencatatan sesuai dengan indikator sehat dari setiap
kegiatan tersebut.
Pencatatan laporan dilakukan sebanyak 4 kali dalam satu tahun setiap
triwulan. Pencatatan TPM, TPM dan TTU dilakukan oleh penanggung jawab
program kesehatan lingkungan yang juga dilakukan sebanyak 4 kali dalam satu
tahun setiap triwulan.

C. Sasaran, Target, dan Hasil/Cakupan Upaya Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan dari laporan tahunan upaya kesehatan lingkungan di
Puskesmas Darangdan tahun 2011 didapatkan hasil sebagai berikut:
Masyarakat Desa
28


Meningkatnya cakupan sarana Kesehatan lingkungan
Tersedianya data sarana Kesehatan lingkungan yg akurat
80% masyarakat menggunakan jamban, SPAL, Rumah Sehat
80% masyarakat menggunakan sarana air bersih
TTU, TTM, TP3
Meningkatnya cakupan sarana TTU, TTM, TP3 yg memenuhi syarat
Tidak ada masyarakat terpapar pestisida dan keracunan massal
Pada tabel 2.7 memperlihatkan persentase sarana air bersih dari 15 desa yang
berada di wilayah kerja Puskesmas Darangdan, terdapat 4 desa yang mencapai
target sebesar 80% yaitu desa Nagrak, desa Gununghejo desa Darangdan dan desa
Nangawer. Desa yang memiliki persentase terbesar adalah desa Darangdan
dengan persentase sebesar 91,06% dan desa dengan persentase terendah adalah
desa Cilingga sebesar 53,08%. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :










29


1. Sarana Air Bersih
Tabel 2.7 Data Persentase Sarana Air Bersih Puskesmas Darangdan

No. Desa
Jumlah
KK Sarana Air Bersih

Jumlah KK
Diperiksa
Jmlh KK
Memiliki
% KK
Memiliki
1
Mekarsari 1135 992
553 55,75
2
Legoksari 664 440
293 66,59
3
Depok 1642 1060
792 74,72
4
Nagrak 1609 985
859 87,21
5
Gununghejo 754 505
457 90,50
6
Sirnamanah 570 425
265 62,35
7
Darangdan 1502 1040
947 91,06
8
Sawit 1005 660
495 75
9
Sadarkarya 830 375
213 56,80
10
Linggamukti 1048 850
589 69,29
11
Cilingga 1159 910
483 53,08
12
Linggasari 1049 520
377 72,50
13
Neglasari 1125 585
386 65,98
14
Nangewer 1586 795
695 87,42
15
Pasirangin 1437 1010
675 66,93
Jumlah 17115 11152 8080 72,45
Sumber : Data Primer UPTD Darangdan tahun 2011
























30


2. Jamban
Tabel 2.8 Data Persentase Jamban Puskesmas Darangdan

No. Desa
Jumlah
KK Jamban

Jmlh KK
Diperiksa
Jmlh KK yg
Memiliki
%KK
Memiliki
1
Mekarsari 1135 992
585 58,97
2
Legoksari 664 440
261 59,32
3
Depok 1642 1060
594 56,04
4
Nagrak 1609 985
475 48,22
5
Gununghejo 754 505
397 78,61
6
Sirnamanah 570 425
218 51,29
7
Darangdan 1502 1040
804 77,31
8
Sawit 1005 660
490 74,24
9
Sadarkarya 830 375
163 43,47
10
Linggamukti 1048 850
594 69,88
11
Cilingga 1159 910
615 67,58
12
Linggasari 1049 520
312 60
13
Neglasari 1125 585
277 47,35
14
Nangewer 1586 795
368 46,29
15
Pasirangin 1437 1010
562 55,64
Jumlah 17115 11152 6715 60,21
Sumber : Data Primer UPTD Darangdan tahun 2011


Pada tabel 2.8 memperlihatkan persentase data jamban di wilayah kerja
Puskesmas Darangdan yang mempunyai target minimal 80%. Penyediaan jamban
dari 15 desa belum mencapai target dengan persentase terbesar di desa
GunungHejo (78,61%) dan persentase terkecil didesa Sadarkarya (43,42%).










31


3. Pengelolaan SPAL
Tabel 2.9 Data Persentase SPAL Puskesmas Darangdan

No. Desa
Jumlah
KK Pengelolaan SPAL

Jmlh KK
Periksa
Jmlh KK
Memiliki
% KK
Memiliki
1
Mekarsari 1135
788 396 40,12
2
Legoksari 664
325 194 45
3
Depok 1642
874 388 36,60
4
Nagrak 1609
353 243 29,04
5
Gununghejo 754
325 246 49,11
6
Sirnamanah 570
290 113 33,41
7
Darangdan 1502
781 677 66,06
8
Sawit 1005
587 336 50,91
9
Sadarkarya 830
153 116 33,60
10
Linggamukti 1048
756 438 52,12
11
Cilingga 1159
626 596 62,97
12
Linggasari 1049
318 226 43,85
13
Neglasari 1125
391 208 39,66
14
Nangewer 1586
618 273 35,09
15
Pasirangin 1437
768 491 49,80
Jumlah 17115
7953 4941 45,44
Sumber : Data Primer UPTD Darangdan tahun 2011


Pada tabel 2.9 memperlihatkan persentase data SPAL di wilayah kerja
Puskesmas Darangdan tentang pengelolaan saluran limbah yang mempunyai
target minimal 80%. Penyediaan SPAL dari 15 desa belum mencapai target
dengan persentase terbesar didesa Darangdan (66,06%) dan persentase terkecil
desa Nagrak sebesar (29,04%).








32


4. Rumah Sehat
Tabel 2.10 Data Persentase Rumah Sehat Puskesmas Darangdan

NO DESA
JUMLAH
KK
JUMLAH
KK YANG
DIPERIKSA
JML KK DENGAN
%
KONDISI RUMAH
MEMENUHI
SYARAT
1
Mekarsari 1,135
994 598 52.69
2
Legoksari 664
443 338 50.90
3
Depok 1,642
1060 721 43.91
4
Nagrak 1,609
985 744 46.24
5
Gununghejo 754
505 386 51.19
6
Sirnamanah 570
425 296 51.93
7
Darangdan 1,502
1040 753 50.13
8
Sawit 1,005
660 572 56.92
9
Sadarkarya 830
385 365 43.98
10
Linggamukti 1,048
850 592 56.49
11
Cilingga 1,159
910 674 58.15
12
Linggasari 1,049
626 439 41.85
13
Neglasari 1,125
596 482 42.84
14
Nangewer 1,586
795 710 44.77
15
Pasirangin 1,437
1010 759 52.82
JUMLAH 17115 11284 8429 59,25
Sumber : Data Primer UPTD Darangdan tahun 2011


Pada tabel 2.10 menunjukkan persentase rumah sehat yang mempunyai
target minimal 80%. Rumah sehat diwilayah kerja puskesmas Darangdan dari 15
desa belum mencapai target dengan persentase terbesar di desa Cilingga (58,15%)
dan persentase terkecil didesa Linggasari (41,85%).





33


5. TTU

Tabel 2.11 Data Persentase Tempat-tempat Umum Puskesmas Darangdan

No. Desa
Tempat-Tempat Umum
Jml Yang
Ada
Jml Dibina % Dibina
Jumlah Sehat
%
Sehat
/Diperiksa /Diperiksa
1
Mekarsari
10 7 70 5 71,43
2
Legoksari
10 3 30 3 100
3
Depok
19 10 52,6 6 60
4
Nagrak
14 7 50 3 42,86
5
Gununghejo
10 7 70 6 85,71
6
Sirnamanah
7 2 28,6 1 50
7
Darangdan
18 16 88,9 10 63,50
8
Sawit
22 19 86,4 13 68,42
9
Sadarkarya
8 2 25 1 50
10
Linggamukti
9 5 55,6 4 80
11
Cilingga
9 5 55,6 4 80
12
Linggasari
13 9 69,2 8 88,89
13
Neglasari
10 5 50 5 100
14
Nangewer
12 7 58,3 2 28,57
15
Pasirangin
11 8 72,7 5 62,50
Jumlah 182 112 61,5 76 67,86
Sumber : Data Primer UPTD Darangdan tahun 2011


Pada tabel 2.11 menunjukkan persentase tempat umum yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Darangdan. Dari keseluruhan persentase sebesar 67,86%
dan belum memenuhi target sebesar 80%. Namun, masih terdapat 6 desa yang
memenuhi target yakni desa Legoksari, GunungHejo, Linggamukti, Cilingga,
Neglasari dan Linggasari




34


6. TPM
Tabel 2.12 Data Persentase Tempat Pengeolahan Makanan Puskesmas
Darangdan

No. Desa
Tempat Pengolahan Makanan
Jml Yang Ada
Jml
Dibina % Dibina
Jumlah Sehat
%
Sehat

/Diperiksa /Diperiksa
1
Mekarsari
1 1 100 1 100
2
Legoksari
2 1 50 1 50
3
Depok
8 4 50 3 75
4
Nagrak
5 4 80 3 75
5
Gununghejo
2 2 71 4 80
6
Sirnamanah
2 1 0 0 0
7
Darangdan
11 7 54 6 100
8
Sawit
6 6 100 1 16.67
9
Sadarkarya
3 3 100 1 33.33
10
Linggamukti
3 1 33.33 1 33.33
11
Cilingga
2 1 100 2 100
12
Linggasari
6 6 100 2 33.33
13
Neglasari
3 3 100 1 33.33
14
Nangewer
1 1 100 2 66,67
15
Pasirangin
5 5 100 2 40

Jumlah
67 51 92 26 92
Sumber : Data Primer UPTD Darangdan tahun 2011

Pada tabel 2.12 menunjukkan bahwa dari 15 desa mempunyai tempat
pengolahan makanan, desa Cilingga dan desa Darangdan mempunyai persentase
terbesar yaitu 100% untuk TPM sehat, sedangkan persentase terendah adalah desa
Sirnamanah sebesar 0%. Dari 15 desa yang ada, 4 desa sudah mencapai target
pencapaian yaitu sebesar 80%.

D. Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan pada Upaya
KesehatanLingkungan
Sistem informasi kesehatan yang tersedia di UPTD Puskesmas Darangdan
terdiri dari pelaporan dari kegiatan penyuluhan masalah kesehatan lingkungan dan
35


pencatatan daari sarana kesehatan lingkungan meliputi sanitasi air sehat, jamban
keluarga, sarana pengolahan air limbah, tempat-tempat umum dan tempat
pengolahan makanan. Keseluruhan data di atas didapatkan melalui alur pelaporan
yang tergambar dalam ilustrasi di bawah ini.


Gambar 2.1 Alur pelaporan dari upaya Kesehatan Lingkungan


E. Identifikasi Masalah pada Upaya Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan data tersebut, maka dilakukan identifikasi permasalah Upaya
Kesehatan Lingkungan UPTD Puskesmas Darangdan adalah sebagai berikut:
1. Tidak tercapainya target Tempat-tempat Umum (TTU) yaitu 80%
2. Tidak tercapainya target kepemilikian Sarana Pengolahan Air Limbah
(SPAL) yaitu 80%
3. Tidak tercapainya rumah sehat yaitu 80%
4. Tidak tercapainya jamban keluarga sehat yaitu 80%
5. Tidak tercapainya penggunaan Sanitasi Air Bersih yaitu 80%

F. Penetapan Masalah Prioritas pada Upaya Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, di UPTD Puskesmas
Darangdan terdapat lima masalah pada upaya Kesehatan Lingkungan. Dengan
Laporan pendataan kegiatan
36


menggunakan metode teknik criteria matrik untuk menentukan prioritas masalah,
pada upaya program Kesehatan Lingkungan. Seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 2.13 Teknik Kriteria Matriks Pemilihan Prioritas Masalah

No Masalah
I
T R
I x T x
R P S RI DUN SB PC PB
1. TTU 3 2 1 2 3 2 2 2 2 60
2. SPAL 2 3 2 2 2 2 2 2 2 60
3.
Rumah
Sehat
3 3 3 3 4 3 4 3 4 261
4.
Sanitasi
Air Bersih
4 3 3 3 5 4 3 3 4 300
5.
Jamban
Keluarga
3 2 2 3 2 3 2 2 3 102

Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai prioritas masalah terbesar adalah
masalah sanitasi air bersih dengan jumlah 300 dan yang kedua adalah masalah
rumah sehat, sehingga masalah yang akan dicarikan jalan keluarnya adalah
masalah sanitasi air bersih.

G. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Prioritas pada Upaya
Kesehatan
Berdasarkan Prioritas Masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
kemungkinan penyebab masalah prioritas pada Upaya Kesehatan Lingkungan
dilihat secara manajemen adalah sebagai berikut:
1. Manusia
Penanggung jawab dan pelaksana program kesling Puskesmas
Darangdan hanya dipegang oleh satu orang yang menjabat juga sebagai
bendahara di Puskesmas Darangdan dan untuk pelaksanaan lapangan
dibantu oleh kader dari masing-masing desa, ketua RT dan bidan desa.
37


Namun, untuk kader ditiap desa belum memiliki pengetahuan yang baik
terhadap kesehatan lingkungan sehingga untuk penilaian terhadap
program kesehatan lingkungan perlu dilihat kembali oleh SDM yang
mengerti tentang penilaian kesehatan lingkungan

2. Metode
Metode yang digunakan dalam pelaksanaan program kesehatan
lingkungan adalah penyuluhan dan pembuatan sarana kesehatan yang
sederhana, tetapi dalam beberapa tahun terakhir penyuluhan dan
pembuatan sarana kesehatan tidak berjalan dengan baik, hal ini
disebabkan karena kurangnya dana yang dimiliki oleh puskesmas

3. Alat
Alat yang digunakan dalam pembuatan contoh jamban sederhana
didapatkan dari kerjasama antara puskesmas dengan Dinas Kabupaten
Purwakarta dan swasta dalam memberikan percontohan jamban yang
baik.

4. Dana
Pembiayaan pelaksanaan program kesehatan lingkungan Puskesmas
Darangdan ini bersumber dari BOK (Biaya Operasional Kesehatan) dan
dari Dinas Kesehatan Kabupaten Purawakarta. Besarnya dana untuk per
tahun sebesar Rp 750.000 untuk seluruh kegiatan upaya Kesehatan
Lingkungan dan dana swasta. Tetapi dana swasta untuk saat ini sudah
tidak ada sehingga program-program untuk kesehatan lingkungan
38


mengalami penurunan atau tidak ada dalam pembuatan contoh jamban
yang baik,sanitasi air bersih dan pembuatan MCK umum.
5. Material
Kurangnya pemahaman tiap kader tentang indikator kesehatan
lingkungan hal ini dikarenakan jarang dilakukannya pelatihan kader
tentang kesehatan lingkungan sehingga pemahaman kader terhadap
program kesehatan lingkungan kurang.

6. Informasi
Informasi tentang kesehatan lingkungan perlu dilakukan secara rutin
seperti merubah prilaku masyarakat yang masih kurang yang telah
dilakukan tetapi perlu dilakukan secara berkala sehingga prilaku
masyarakat dapat berubah menjadi lebih baik.

7. Lingkungan
Secara geografi Kecamatan Darangdan ini memiliki cakupan
wilayah yang luas yang terdiri dari 15 desa. Luas wilayah yang cukup
luas ini menjadi tantangan bagi petugas UPTD Puskesmas untuk
menyusun langkah-langkah taktis dalam Upaya Kesehatan Lingkunganm
shingga dapat berjalan dengan dengan baik.



39


H. Penetapan Penyebab Utama Dari Masalah Prioritas pada Upaya
Kesehatan Lingkungan
Berdasarkan hasil identifikasi penyebab masalah dari Upaya Kesehatan
Lingkungan, maka selanjutnya dilakukan Penetapan Penyebab Masalah tersebut
dengan menggunakan metode PAHO.
Tabel 2.14 Penetapan Masalah Prioritas Upaya Kesling

No
Penetapan
Masalah

MxIxVxC Peringkat
M I V C
1 Manusia 4 3 3 4 144 1
2 Sarana 4 3 3 3 108 2
3 Metode 3 3 3 3 81 3
4 Dana 3 3 3 1 27 7
5. Material 3 3 2 2 36 6
6. Informasi 4 3 2 2 48 5
7.
Lingkungan 4 3 2 2 48 4

Tabel 2.14 menunjukkan hasil terbesar adalah manusia, sehingga hal ini
dapat dijadikan sebagai penetapan penyebab utama dari prioritas masalah program
kesehatan lingkungan di Puskesmas Darangdan.
I. Penetapan Prioritas Jalan Keluar dari Masalah pada Upaya Kesehatan
Lingkungan
Berdasarkan penetapan penyebab masalah diatas, maka selanjutnya
dilakukan penetapan prioritas jalan keluar dari masalah tersebut dengan
menggunakan teknik PAHO.



40


Tabel 2.15 Prioritas Pemilihan Jalan Keluar Untuk Program Rumah Sehat

No Alternatif jalan keluar Efektivita
s
Efisiensi Jumlah
MxIxVxC
Peringkat
M I V C

1 Pembentukan kader
khusus kesling
4 3 3 4 144 2
2 Memberikan pelatihan
Komprehensif dan
penyuluhan kepada kader
4 4 3 4 192 1
3. Belum baiknya
pengetahuan masyarakat
tentang rumah sehat
4 4 2 2 64 4

Tabel 2.15 menunjukan untuk alternatif jalan keluar yang dipilih adalah
pemberian pelatihan komprehensif dan penyuluhan kepada kader kesehatan
lingkungan.














41


2.3 Analisis Situasi Upaya Kesehatan Ibu dan Anak dan Keluarga Berencana
Refa Setiadi 12100112056
A. Tujuan Upaya KIA dan KB
Tujuan umum upaya KIA adalah terciptanya pelayanan berkualitas dengan
partisipasi penuh pengguna jasa dan keluarganya dalam mewujudkan bahwa
setiap ibu mempunyai kesempatan yang terbaik dalam hal waktu dan jarak antar
kehamilan, melahirkan bayi sehat yang aman dalam lingkungan kondusif sehat,
dengan asuhan antenatal yang adekuat, dengan gizi serta persiapan menyusui yang
baik.
Tujuan umum upaya KB adalah terciptanya pelayanan berkualitas dengan
partisipasi penuh pengguna jasa pelayanan dan keluarganya dalam mewujudkan
bahwa setiap pasangan usia subur mempunyai kesempatan yang terbaik dalam
mengatur jumlah, waktu dan jarak kehamilan guna merencanakan dan
mewujudkan suatu keluarga kecil, bahagia dan sejahtera

B. Kegiatan Upaya KIA dan KB
Upaya KIA dan KB dapat tercapai melalui beberapa program yang harus
dijalankan, adapun beberapa program yang dijalankan oleh puskesmas Darangdan
adalah sebagai berikut :
A. Ibu Hamil
1. Kunjungan baru ibu hamil (K1) akses
2. Kunjungan baru ibu hamil (K1) murni
3. Kunjungan ibu hamil (K4)
4. Penjaringan (deteksi risiko) ibu hamil oleh
42


a. Tenaga kesehatan
b. Masyarakat
1. Penanganan komplikasi obstetri (komplikasi kebidanan yang
ditangani)
2. Ibu hamil dengan komplikasi yang tertangani/selamat
3. Ibu hamil dengan komplikasi yang dirrujuk
4. Ibu hamil dengan komplikasi yang ditangani tapi meninggal
B. Ibu bersalin dengan komplikasi obstetrik
1. Ibu bersalin dengan komplikasi yang tertangani/selamat
2. Ibu bersalin dengan komplikasi yang dirujuk
3. Ibu bersalin dengan komplikasi yang ditangani tetapi
meninggal
C. Ibu nifas dengan komplikasi obstetrik
1. Ibu nifas dengan komplikasi yang tertangani/selamat
2. Ibu nifas dengan komplikasi yang dirujuk
3. Ibu nifas dengan komplikasi yang ditangani tetapi meninggal
4. Jumlah persalinan berdasarkan penolong persalinan
a. Ditolong oleh tenaga kesehatan
i. Dokter SPOG
ii. Dokter umum
iii. Bidan
b. Ditolong oleh dukun
c. Ditolong oleh lain-lain
43


5. Jumlah persalinan berdasarkan tempat persalinan
a. Persalinan difasilitas pelayanan kesehatan
b. Persalinan di rumah
c. Persalinan di tempat lain-lain
1. Kunjungan ibu nifas (KF 1)
2. Kunjungan ibu nifas (KF 1 lengkap)
3. Kematian ibu maternal
a. Pendarahan
b. Partus lama
c. Eklamsia
d. Lain-lain
D. Neonatal, bayi, dan Balita
1. Kelahiran bayi
a. Bayi lahir BB < 2500 gram
b. Bayi lahir BB > 2500 gram
2. Bayi lahir hidup
3. Bayi lahir mati
4. Bayi lahir mati berdasarkan tempat
a. Rumah
b. Pustu/Polindes
c. Puskesmas
d. Rumah sakit/RB/BPS
e. Lain-lain
44


1. Kunjungan neonatal(N1) hari ke 24 jam-2 hari
2. Kunjungan neonatal (N2) hari ke 3-7 hari
3. Kunjungan neonatal lengkap (NK lengkap)
4. Neonatal dengan komplikasi ditangani
5. Neonatal dengan komplikasi terteangani/selamat
6. Neonatal dengan komplikasi dirujuk
7. Neonatal dengan kompliksi ditangani tetapi meninggal
8. Kematian neonatal dini (0 7 hari)
a. BBLR
b. Asphyxia
c. Tetanus nonatorum
d. Infeksi
e. Masalah gangguan pemberian ASI
f. Masalah hematologi
g. Lain-lain
b. Kematian neonatal lanjut (8 29 hari)
a. BBLR
b. Asphyxia
c. Tetanus nonatorum
d. Infeksi
e. Masalah gangguan pemberian ASI
f. Masalah hematologi
g. Lain-lain
45


- Kunjungan bayi (29 hari 11 bulan)
- Kematian bayi (29 hari 11 bulan)
a. Pneumonia
b. Diare
c. Campak
d. Tetanus
e. Saluran cerna
f. Kelainan saraf
g. Lain-lain
- Kunjungan anak balita (12 bulan 59 bulan)

E. Keluarga Berencana
1. Peserta KB akseptor baru
a. IUD
b. Suntik
c. Pil
d. Implant
e. MOW
f. MOP
g. Kondom
h. Lain-lainnya
2. Peserta KB akseptor aktif
a. IUD
b. Suntik
c. Pil
d. Implant
e. MOW
f. MOP
g. Kondom
h. Lain-lainnya
3. Peserta KB dengan efek samping
a. IUD b. Suntik
46


c. Pil
d. Implant
e. MOW
f. MOP
g. Kondom
h. Lain-lainnya
4. Peserta KB dengan komplikasi
a. IUD
b. Suntik
c. Pil
d. Implant
e. MOW
f. MOP
g. Kondom
h. Lain-lainnya
5. Akseptor yang mengalami kagagalan KB
a. IUD
b. Suntik
c. Pil
d. Implant
e. MOW
f. MOP
g. Kondom
h. Lain-lainnya
F. Kegiatan pelayanan kesehatan anak sekolah dan prasekolah
1. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan prasekolah.
2. Cakupan pemeriksaan SD/MI oleh tenaga kesehatan atau oleh
tenaga terlatih.

C. Sasaran, Target, dan Hasil/Cakupan Upaya KIA dan KB
Sasaran upaya KIA adalah ibu, bayi, balita, anak usia pra sekolah dan
keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja puskesmas serta yang
berkunjung ke puskesmas. Sasaran upaya KB adalah pasangan usia subur, calon
pasangan usia subur, pasangan usia subur dengan wanita yang akan memasuki
masa menopause, keluarga yang tinggal dan berada di wilayah kerja puskesmas,
47


dan Wanita Usia Subur (WUS) yang datang pada pelayanan rawat jalan
puskesmas yang dalam fase intervensi pelayanan KB.
Sasaran, target dan cakupan upaya KIA dan KB UPTD Puskesmas
Darangdan disajikan pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.16 Sasaran, Target, dan Cakupan Upaya KIA-KB UPTD Puskesmas
Darangdang Tahun 2011
No. Program
Sasaran Target Cakupan
Keterangan
Jumlah (%) (%)
1 K1 M Bumil 1717 100 103.92 Diatas Target
2 K4 Bumil 1717 95 104.60 Diatas Target
3 Imunisasi TT1 Bumil 1717 100 86.42 Dibawah target
4 Imunisasi TT2 Bumil 1717 100 85.73 Dibawah target
5 Pemberian Fe1 Bumil 1717 95 104.37 Diatas Target
6 Pemberian Fe3 Bumil 1717 95 106.58 Diatas Target
7 Risiko tinggi/komplikasi
pada bumilyang ditangani
Bumil 1717 50 100 Diatas Target
8 LINAKES Bulin 1639 85 85.30 Memenuhi target
9 Risiko tinggi/komplikasi
pada bulin yang ditangani
Bulin 1639 50 100 Diatas Target
10 KF1 Bufas 1639 95 92.74 Dibawah target
11 KF Lengkap Bufas 1639 95 89.32 Dibawah target
12 Vitamin A pada Bufas Bufas 1639 90 92.61 Diatas Target
13 Risiko tinggi/komplikasi
pada bufas yang ditangani
Bufas 1639 50 100 Diatas Target
14 KN 1 Neo 1646 95 91.61 Dibawah target
15 KN Lengkap Neo 1646 95 91.00 Dibawah target
16 Risiko Tinggi/ komplikasi
pada neonatus yang
ditangani
Neo 1707 80 100 Diatas Target
17 Kunjungan Bayi Bayi 1617 90 94.87 Dibawah Target
18 ASI Ekslusif Bayi 704 80 52.55 Dibawah Target
19 Risiko tinggi/ komplikasi
pada bayi yang ditangani
Bayi 1617 50 100 Diatas Target
20 Peserta KB aktif Pus 14600 70 76.15 Diatas Target
21 Kematian IBU Bumil 1717 0 1 Dibawah Target
Bulin 1639
Bufas 1639
22 Kematian Neonatus Neo 1646 0 2 Dibawah Target
23 Kematian Bayi Bayi 1617 0 2 Dibawah Target
24 Pemeriksaan kesehatan
anak pra sekolah
Balita 191 100 100 Memenuhi
Target
25 Pemeriksaan kesehatan
pada anak SD/MI
Siswa
SD
8304 100 100 Memenuhi
Target
Sumber : Data Primer UPTD Puskesmas Darangdan periode Bulan Januari-Juni tahun 2012




48


D. Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan pada Upaya KIA dan KB
1.Sistem Pencatatan dan Pelaporan KIA












.


Gambar 2.2 Alur Pencatatan dan Pelaporan Program KIA








Sumber Data:
Kartu status perseorangan
Buku register KIA
Pencacatan Dalam Gedung Puskesmas
Laporan Bulanan:
Laporan Pemantauan Wilayah Setempat bayi
Laporan PWS ibu hamil
Laporan PWS ibu bersalin
Laporan penjaringan risti-hamil
Laporan penjaringan neotanal dan bayi risti
Laporan neotanal dan bayi risti
Laporan bumil, bulin, bufas,risti/komplikasi
Laporan kematian neonatal dan bayi
Laporan kematian ibu dan maternal
Laporan bulanan KIA (LB3)
Kepala Puskesmas
Dinas Kesehatan Kabupaten
49


2 Sistem Pencatatan dan Pelaporan KB






.


Bagan 2.3 Alur Pencatatan dan Pelaporan Program KIA

E. Identifikasi Masalah pada Upaya KIA dan KB
Berdasarkan data yang telah dipaparkan di atas, maka dapat teridentifikasi
beberapa masalah yang terdapat pada upaya KIA dan KB UPTD Puskesmas
Darangdan, yaitu
1. Cakupan TT1belum memenuhi target
2. Cakupan TT2belum memenuhi target
3. Cakupan kunjungan ibu nifas ke-1belum memenuhi target
4. Cakupan kunjungan ibu nifas lengkap (KN lengkap) belum memenuhi
target
5. Cakupan kunjungan neonatus ke-1 (N1) belum memenuhi target
6. Cakupan kunjungan neonatus lengkap belum mencapai target
7. Cakupan ASI ekslusif masih rendah
Pencacatan Dalam Gedung Puskesmas
Register puskesmas KB

Laporan Bulanan:
Laporan bulanan alat-alat kontrasepsi
Laporan hasil kegiatan pelayanan KB
Laporan PWS keluarga berencana
Laporan berita acara penerimaan barang KB
Laporan surat bukti barang keluar
LB3
Kepala Puskesmas
50


8. Kasus kematian ibu
9. Kasus kematian neonatus
10. Kasus kematian bayi

F. Penetapan Masalah Prioritas pada Upaya KIA dan KB
Berdasarkan identifikasi permasalahan diatas, terdapat sepuluh masalah pada
Upaya KIA dan KB di Puskesmas Darangdan.
Tabel 2.17 Identifikasi Masalah pada Upaya KIA dan KB
No. Masalah
A Cakupan imunisasi TT1 belum memenuhi target
B Cakupan imunisasi TT2 belum memenuhi target
C
Cakupan kunjungan ibu nifas ke-1 (KF1) belum mencapai
target
D
Cakupan kunjungan ibu nifas lengkap (KF Lengkap) belum
mencapai target
E
Cakupan kunjungan neonatus ke-1 (N1) belum mencapai
target
F
Cakupan kunjungan neonatus lengkap belum mencapai
target
G Cakupan ASI ekslusif masih rendah
H Kasus kematian ibu
I Kasus kematian neonates
J Kasus kematian bayi

Dalam keadaan ini, diperlukan penetapan prioritas masalah. Metode yang
digunakan dalam menentukan prioritas masalah adalah teknik kriteria matriks.

Tabel 2.18 Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode Kriteria Matriks
No. Masalah
Importance
T R
Jumlah
IxTxR
Prioritas
P S RI DU SB PB PC
1 A 1 1 1 1 2 1 1 3 4 96 10
2 B 1 1 1 1 2 1 1 3 4 96 9
3 C 2 2 1 2 2 1 2 3 4 144 8
4 D 2 2 1 2 2 1 2 3 4 144 7
5 E 3 3 1 2 2 1 1 3 4 156 6
6 F 3 4 1 2 2 1 1 3 4 168 5
7 G 3 4 3 2 5 1 3 3 4 219 1
8 H 2 3 2 2 3 2 3 3 4 216 2
9 I 2 3 2 1 3 2 3 3 4 204 3
10 J 2 3 2 1 3 2 2 3 4 204 4
51


Berdasaarkan tabel diatas didapatkan prioritas masalah pertama adalah
cakupan ASI ekslusif tidak memenuhi target, sedangkan prioritas masalah kedua
adalah kematian ibu dibawah target.

G. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Prioritas pada Upaya KIA
dan KB
Berdasarkan masalah prioritas yang telah dipaparkan diatas, maka
kemungkinan penyebab masalah prioritas pada Upaya KIA dan KB adalah
sebagai berikut :
Tabel 2.19 Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Prioritas pada Upaya KIA
dan KB
No Masalah
Akar Penyebab Masalah
Manusia Metode Sarana Dana Lingkungan
1.

















ASI
ekslusif
belum
memenuhi
target








1. Peran Bidan
kurang
2. Peran Kader
kurang
3. Tingkat
pendidikan
masyarakat
rendah
4. Ibu pergi
bekerja

1.Penyuluhan
pentingnya
ASI ekslusif
kurang
2.Penyuluhan
cara
pemberian
asi yang
benar kurang
1.Tidak ter-
dapat
sarana
untuk
penyim-
panan ASI












1.Masya-
rakat tidak
mem-
punyai dana
trans-
portasi









Pengetahun
masyarakat
mengenai
kesehatan masih
kurang
2. Budaya /
kebiasaan
masyarakat
memberi makanan
selaian asi pada
usia < 6 bulan
2. Kematian
Ibu
11. Peran kader
dalam
menyampaika
n informasi
kurang
1. Penyuluhan
lintas sektor
tidak berjalan

1

1Pemahaman &
kesadaran
masyarakat
kurang



52


H. Penetapan Penyebab Utama dari Masalah Prioritas pada Upaya KIA dan
KB
Berdasarkan data yang telah di paparkan di atas, maka perlu dilakukan
penetapan penyebab utama dari masalah prioritas pada upaya KIA dan
KB.Metode yang digunakan dalam menentapkan penyebab utama dari masalah
prioritas adalah teknik paho.
Tabel 2.20 Penetapan Penyebab Utama dari Masalah Prioritas pada Upaya KIA
dan KB
No.
Prioritas
Masalah
Akar
Masalah
Jumlah
MxIxVxC
Peringk
at
M I V C
1.
Cakupan ASI ekslusif
belum memenuhi
target
Manusia 3 4 4 3 144 2
Method 3 3 4 3 108 3
Sarana 3 2 3 3 54 6
Lingkungan 4 4 4 3 192 1
Kematian ibu Manusia 2 2 3 3 36 7
2. Method 3 3 4 3 108 4
Lingkungan 3 2 3 3 54 5


I. Penetapan Prioritas Jalan Keluar dari Masalah pada Upaya KIA dan KB
Berdasarkan tabel yang telah di paparkan diatas, maka penyebab utama dari
masalah prioritas pada upaya KIA dan KB adalah lingkungan.Dalam hal ini maka
perlu ditetapkan prioritas jalan keluar dari masalah prioritas.Metode yang
digunakan dalam menentukan prioritas jalan keluar adalah teknik paho.
Tabel 2.21 Penetapan prioritas Jalan Keluar dari Masalah pada Upaya KIA dan
KB
No Alternatif Solusi
Efektivitas Efisiensi Jumlah
MxIxV/C
Peringkat
M I V C
1 Penyuluhan kepada ibu nifas, ibu
hamil dan menyusui
4 4 3 2 24 2
2 Penyuluhan dan pelatihan kepada
kader
4 4 4 2 32 1
3 Penyuluhan kepada ibu hamil
mengenai resiko tinggi kehamilan
3 3 4 2 18 3

53


2.4 Analisis Situasi Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Viletta Fitria Savatwini 12100112041

A. Tujuan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Upaya perbaikan gizi masyarakat adalah kegiatan untuk mengupayakan
peningkatan status gizi masyarakat dengan pengelolaan terkoordinasi dari
berbagai profesi kesehatan serta dukungan peran serta aktif masyarakat.
a. Tujuan umum
Program Perbaikan Gizi bertujuan meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimum khususnya gizi, yaitu
dengan menanggulangi masalah gizi dan meningkatkan status gizi masyarakat.
b. Tujuan khusus
1. Meningkatkan kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mewujudkan perilaku gizi yang baik dan
benar sesuai dengan gizi seimbang.
2. Meningkatkan perhatian dan upaya peningkatan status gizi warga dari
berbagai institusi pemerintah dan swasta.
3. Meningkatkan pengetahuan dan kemampuan petugas gizi / petugas
puskesmas lainnya dalam merencanakan, melaksanakan, membina,
memantau dan mengevaluasi upaya perbaikan gizi masyarakat.
4. Terselenggaranya pelayanan gizi yang melibatkan partisipasi keluarga
terhadap pencegahan dan penanggulangan masalah kelainan gizi.
5. Terwujudnya rangkaian kegiatan pencatatan/ pelaporan masalah gizi dan
tersedianya informasi situasi pangan dan gizi.
54


B. Kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Kegiatan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat yang dilakukan dan dilaporkan
oleh UPTD Darangdan selama peride Januari sampai juni 2012 diantaranya :
1. Pendataan Balita
2. Pendataan ASI eksklusif
3. Pendataan Balita gizi buruk
4. Pemberian tablet Fe ibu hamil
5. Pemberian vitamin A ibu nifas, bayi dan balita
6. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bulanan
7. Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan (PMT-P)
Dalam upaya merealisasikan kegiatan-kegiatan tersebut maka dilakukan
beberapa pelaksanaan kegiatan antara lain sebagai berikut :
a. Pelayanan Gizi
Pemantauan pertumbuhan melalui penimbangan Balita di Posyandu setiap
bulan sesuai jadwal setiap bulannya. Meninjau keberhasilan melalui penilaian
SKDN. Terdapat beberapa hal yang dinilai diantaranya :
a) K/S : Untuk menilai cakupan kegiatan penimbangan
b) D / S : Untuk menilai partisipasi masyarakat
c) N/D : Untuk menilai kecenderungan status gizi
d) N /S : Untuk menilai tingkat pencapaian program
Tabel hasil penimbangan balita dapat dilihat pada lampiran. Dari tabel
tersebut di UPTD Darangdan cakupan kegiatan penimbangan periode januari
55


sampai juni 2012 belum mencapai target yaitu sebesar 89.67% dan untuk tingkat
pencapaian program (N/S) belum memenuhi target dengan pencapaian 69.6%.

b. Bulan Penimbangan Balita (BPB)
BPB dilakukan pada bulan Agustus bersamaan dengan Pemantauan Status
Gizi (PSG). Kegiatan ini meliputi penimbangan seluruh Balita yang ada di
wilayah kecamatan Darangdan. BPB dilaksanakan bersamaan dengan pemberian
kapsul Vitamin A pada bulan Agustus.
Tabel status gizi balita di Puskemas Darangdan periode januari sampai juni
2012 dapat terlihat pada lampiran. Dari tabel tersebut dapat terlihat jumlah balita
dengan gizi buruk berjumlah 16 orang yaitu sekitar 0.28%. Hasil tersebut sesuai
dengan target harapan gizi buruk yaitu <0.5%.

c. Pemantauan Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk
Program Pemantauan Balita Gizi Kurang dan Gizi Buruk dilakukan setiap
bulan. Kegiatan ini bertujuan untuk memantau Balita dengan Gizi Buruk dan
Balita dengan Gizi Kurang.

d. Distribusi Vitamin A
Sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan kekurangan Vitamin A selain
dengan penyuluhan pada masyarakat dilakukan juga pemberian kapsul Vitamin A.
Distribusi Vitamin A dilaksanakan pada bulan Februari dan Agustus. Bayi usia 6-
11 bulan mendapatkan kapsul biru, sedangkan untuk usia 1-5 tahun mendapat
kapsul merah. Pendistribusian Vitamin A juga diberikan pada Ibu Nifas (Bufas)
selama 30 hari.
56


Tabel cakupan pemberian vitamin A di UPTD Puskesmas Darangdan dapat
dilihat pada lampiran. Dari tabel dapat terlihat program pemberian kapsul vitamin
A di wilayah UPTD Darangdan sudah mencapai target yang telah ditetapkan
yaitu sebesar 92.62% untuk Bufas dan 100% untuk bayi dan balita.

e. Distribusi Tablet Fe
Upaya untuk menurunkan masalah anemia gizi pada ibu hamil adalah dengan
distribusi Fe serta penambahan Fe kedalam bahan pangan yang digunakan sehari-
hari oleh penduduk sasaran. Distribusi Fe pada ibu hamil (Bumil) diberikan setiap
kali terdapat Bumil baik yang mendapat pelayanan di Puskesmas ataupun yang
berada di Desa lewat Posyandu. Tablet Fe diberikan selama 90 hari sebanyak 90
tablet.
Tabel hasil pemberian Fe pada bumil dapat terlihat pada lampiran. Hasil
cakupan pemberian Fe baik Fe 1 maupun Fe 3 untuk bumil sudah mecapai target
yang telah ditetapkan yaitu sebesar 104.14% untuk Fe 1 dan 106.70% untuk Fe 3.

f. Pendataan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) dan Pemberian ASI Eksklusif
Program pendataan KADARZI dan pemberian ASI eksklusif yaitu kegiatan
yang dilakukan berupa pengumpulkan data serta penilaian keluarga yang sudah
memenuhi KADARZI atau belum.Dalam penilaian tersebut meninjau beberapa
aspek diantaranya pemberian ASI eksklusif, makanan beraneka ragam, konsumsi
garam beryodium dan konsumsi suplemen vitamin.
Pendataan secara berkala program Kadarzi berjalan melalui kerjasama dengan
bagian program upaya lainnya. Wilayah kerja puskesmas Darangdan periode
57


januari sampai juni 2012 tidak ditemukan adanya kejadian kekurangan yodium
dan penyakit akibat kekurangan vitamin A. Sedangkan cakupan pemberian ASI
eksklusif sebesar 52.55 %.

g. Balita dengan Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
Program Balita dengan gizi buruk yang mendapat perawatan yaitu dimulai
dengan pendataan jumlah balita yang mengalami gizi buruk, kemudian diberi
perawatan untuk masalah gizi buruk tersebut. Perawatan yang diberikan berupa
pemulihan dengan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). PMT dapat juga
dilaksanakan dalam bentuk penyuluhan kepada orang tua yang memiliki balita.
Penyuluhan tersebut dapat dilakukan di Posyandu namun tidak ada pencatatan
khusus mengenai penyuluhan tersebut.

C. Sasaran, Target, dan Hasil/Cakupan Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Sasaran upaya perbaikan gizi adalah kelompok yang beresiko seperti bayi,
anak balita, wanita usia subur, semua penduduk daerah rawan gizi, semua anak
dan dewasa yang mempunyai masalah gizi, dan pekerja berpenghasilan rendah.
Dari beberapa program yang dilakukan dalam upaya perbaikan gizi
masyarakat selama periode bulan Januari sampai dengan Juni 2012 di UPTD
Darangdan, sebanyak tiga kegiatan belum mencapai target yang diharapkan.
Kegiatan yang belum mencapai target adalah cakupan kegiatan penimbangan
(K/S), cakupan tingkat pencapaian program penimbangan balita (N/S), dan
cakupan program pemberian ASI Eksklusif. Kegiatan yang telah mencapai target
yaitu cakupan penilaian partisipasi masyarakat (D/S) dan cakupan penilaian
58


kecenderungan status gizi pada penimbangan balita, cakupan penderita gizi buruk,
cakupan pemberian tablet FE, cakupan pemberian vitamin A, dan cakupan
pemberian makanan tambahan pemulihan (PMT-P). Cakupan dan target kegiatan
upaya perbaikan gizi masyarakat di wilayah kerja UPDT Darangdan periode
Januari sampai dengan Juni tahun 2012 dapat dilihat pada tabel sebagai berikut.



59


Tabel 2.22 Sasaran, Cakupan dan Target Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat UPTD Darangdan Periode Januari Juni 2012
No. Kegiatan
Sasaran
Januari Februari Maret April Mei Juni
Cakupan
Target
(%) Keterangan Usia Jumlah Jumlah Per 6 Bulan (%)
1. K/S (%)
Balita 0-59
bulan
5708
94.9 89.96 88.01 87.39 90.37 87.39 538.02 89.67 89.67 100
Dibawah
target

D/S (%) 91.6 91.5 89.83 82.83 89.41 91.71 536.88 89.48 89.48 85 Diatas target

N/S (%) 74.71 72.94 68.81 61.36 69.13 70.66 417.61 69.6 69.60 80
Dibawah
target

N/D (%) 80.95 79.3 76.81 73.38 77.3 76.8 464.54 77.42 77.42 75 Diatas target
2.
Pendataan ASI
Eksklusif
Bayi 0-6
bulan 704 68 66 64 75 63 53 370 61 52.55 80
Dibawah
target
3.
Pendataan gizi
buruk
Balita 0-59
bulan 5708 9 4 2 1 0 0 16 2 0.28 <0.5 Sesuai target
4.
Pemberian
tablet Fe


Fe I
Ibu hamil 1717
154 154 146 147 147 146 894 149 104.14
95
Diatas target

Fe III 155 154 156 146 156 149 916 153

106.70 Diatas target
5.
Pemberian
Vitamin A


Ibu nifas Ibu nifas 1639 136 126 121 122 124 130 759 127 92.62 90 Diatas target

Bayi dan Balita
Bayi dan
Balita 5708 0 5708 0 0 0 0 5708 5708 100 100 Sesuai target
6. PMT-P
Balita 0-59
bulan 16 0 0 16 16 16 0 16 2 100 100 Sesuai target
Sumber : Laporan Bulanan Gizi UPTD Darangdan Bulan Januari sampai Juni 2012
60


D. Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan pada Upaya Perbaikan
Gizi Masyarakat
a. Pengumpulan Data Program Gizi
Data pada program gizi didapatkan dari beberapa laporan yaitu:
1. Laporan bulanan penimbangan balita (F3): laporan yang memuat data
pasien meliputi nama, usia, dan berat badan yang diberikan setiap
bulan.
2. Laporan bulanan cakupan ASI Eksklusif : laporan yang memuat
pemantauan cakupan ASI Eksklusif dari bulan pertama sampai bulan
ke enam di wilayah UPTD Darangdan.
3. Laporan pemberian FE : laporan yang memuat tentang cakupan
pemberian tablet Fe yang diambil dari setiap desa di wilayah UPTD
Darangdan.
4. Laporan pemberian vitamin A : laporan yang memuat tentang cakupan
pemberian vitamin A pada Bufas dan balita yang diambil dari setiap
posyandu di setiap desa pada wilayah UPTD Darangdan.
5. Laporan nama balita gizi kurang dan gizi buruk : laporan yang
memuat nama balita, nama orang tua, tanggal lahir dan alamat gizi
kurang dan gizi buruk di wialayah UPTD Darangdan.
6. Laporan gizi buruk: laporan yang memuat tentang jumlah pasien gizi
buruk yang diambil dari setiap desa di wialayah UPTD Darangdan.
7. Laporan bulanan gizi (LB3): laporan yang memuat data sesuai dengan
permasalahan gizi.
61



b. Pencatatan dan Pelaporan Data
Semua laporan dari kader posyandu akan direkapitulasi menjadi satu
laporan bulanan gizi dan akan dilaporkan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten
melalui Kepala Puskesmas.
Alur pelaporannya dapat dilihat pada bagan di bawah ini.


Gambar 2.4 Alur Pencatatan dan Pelaporan Upaya Perbaikan Gizi

E. Identifikasi Masalah pada Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Berdasarkan data-data serta pembahasan sebelumnya, maka dilakukan
identifikasi masalah, antara lain:
1. Penimbangan Bayi dan Balita
a. Kegiatan Penimbangan Bayi dan Balita (K/S).
Jumlah sasaran kunjungan bayi dan balita di wilayah kerja UPTD
Darangdan pada tahun 2012 adalah 5708 orang. Target K/S di wilayah
UPTD Darangdan adalah 100%. Cakupan K/S di UPTD Darangdan
62


periode januari sampai juni tahun 2012 adalah 89.67% yang belum
memenuhi target. Dari data tersebut, terdapat kesenjangan antara target
dan cakupan kunjungan pelayanan balita sebanyak -10.33%.

b. Tingkat Pencapaian Program Penimbangan Bayi dan Balita (N/S)
Jumlah sasaran kunjungan bayi dan balita di wilayah kerja UPTD
Darangdan pada tahun 2012 adalah 5708 orang. Target N/S di wilayah
UPTD Darangdan adalah 80%. Cakupan K/S yang di UPTD Darangdan
periode januari sampai juni tahun 2012 adalah 69.60% yang belum
memenuhi target. Dari data tersebut, terdapat kesenjangan antara target
dan cakupan kunjungan pelayanan balita sebanyak -10.40%.

2. ASI eksklusif
Jumlah sasaran ASI Eksklusif di wilayah kerja UPTD Darangdan pada
tahun 2012 adalah 846 orang. Target ASI Eksklusif di wilayah UPTD
Darangdan adalah 80%. Cakupan ASI Eksklusif yang dilakukan UPTD
Darangdan periode januari sampai juni tahun 2012 adalah 52.55% yang belum
memenuhi target. Dari data tersebut, terdapat kesenjangan antara target dan
cakupan kunjungan pelayanan balita sebanyak -27.45%.

3. Gizi buruk
Jumlah sasaran bayi dan balita di wilayah kerja UPTD Darangdan pada
tahun 2012 adalah 5708 orang. Target gizi buruk di wilayah UPTD Darangdan
adalah <0.5%. Cakupan gizi buruk di UPTD Darangdan periode januari
63


sampai juni tahun 2012 adalah 0.28% yang telah sesuai dengan target yang
diharapkan. Masih terdapatnya kasus balita dengan gizi buruk merupakan
salah satu masalah bagi puskesmas.
F. Penetapan Masalah Prioritas pada Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Sesuai uraian pada identifikasi masalah, terdapat beberapa masalah yang
teradi pada upaya perbaikan gizi masyarakat yang dapat dilihat pada tabel berikut
ini.
Tabel 2.23 Penentuan Prioritas Permasalahan
No. Permasalahan
A Masih rendahnya cakupan kegiatan penimbangan bayi dan balita K/S
B
Masih rendahnya cakupan tingkat pencapaian program penimbangan bayi dan balita
yang berat badannya naik ( N/S).
C
Masih ada ibu dengan bayi 0-6 bulan yang tidak member ASI Eksklusif pada
bayinya.
D Masih adanya kasus balita dengan gizi buruk

Dari tabel diatas maka dilakukan penentuan prioritas masalah menggunakan teknik
kriteria matriks.
Tabel 2.24 Penentuan Prioritas Masalah dengan Metode Criteria Matrix Technique
No. Masalah
I
T R
Jumlah
IxTxR P S RI DU SB PB PC
1. A 3 2 2 2 3 2 2 3 3 144
2. B 3 3 3 2 3 3 3 3 3 180
3. C 3 4 3 3 3 3 4 3 3 207
4. D 3 5 4 3 4 5 5 3 4 384
Keterangan Tabel :
I = Importancy, menunjukkan ukuran pentingnya.
P = Prevalence, menunjukkan besarnya masalah yang timbul.
S = Severity, menunjukkan akibat yang ditimbulkan oleh masalah.
RI = Rate of increase, menunjukkan kenaikan besarnya masalah.
DU = Degree of unmeet need, menunjukkan derajat keinginan masyarakat yang tidak
terpenuhi.
SB = Social benefit, menunjukkan keuntungan sosial karena selesainya masalah.
PB = Public concern, menunjukkan rasa prihatin masyarakat terhadap masalah.
PC = Political climate, menunjukkan suasana politik yang berkaitan.
64


T = Technical feasibility, menunjukkan kelayakan teknologi yang tersedia yang dapat dipakai
untuk mengatasi masalah.
R = Resources availability, menunjukkan sumber daya yang dapat dipakai untuk mengatasi
masalah.

Dari tabel diatas dapat dilakukan pengambilan kesimpulan bahwa prioritas
masalah dari upaya Perbaikan Gizi Masyarakat prioritas masalah pertama masih
adanya kasus balita dengan gizi buruk dan prioritas masalah kedua cakupan
pemberian ASI Eksklusif yang masih dibawah target.
G. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Prioritas pada Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat
Berdasarkan masalah prioritas yang dipaparkan diatas, maka kemungkinan
penyebab masalah prioritas pada upaya perbaikan gizi masyarakat di UPTD
Darangdan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.25 Penentuan Kemungkinan Penyebab Masalah pada Upaya Perbaikan Gizi
No
.
Masalah Akar Masalah
Manusia Metode Sarana Dana Lingkunga
n
1 Masih
adanya
kasus Balita
dengan Gizi
Buruk
1.Peran kader kurang
dalam pemantauan
dan penyampaian
informasi
2. Pemahaman dan
kesadaran
masyarakat tentang
pentingnya gizi
seimbang masih
kurang

Penyuluhan dan
sosialisasi
kesehatan gizi
tidak tepat
sasaran


_
Alokasi
dana
PMT-P
kurang
baik

_
2 Masih ada
ibu dengan
bayi 0-6
bulan yang
1.Peran kader kurang
dalam penyampaian
informasi
2. Pemahaman dan
kesadaran
Penyuluhan dan
sosialisasi ASI
Eksklusif tidak
tepat sasaran
Tidak ada
tempat
penyimpanan
ASI



_



_
65



H. Penetapan Penyebab Utama dari Masalah Prioritas pada Upaya
Perbaikan Gizi Masyarakat
Berdasarkan data yang telah dipaparkan diatas maka perlu dilakukan
penetapan penyebab utama dari ,asalah prioritas pada Upaya Perbaikan Gizi
Masyarakat di UPTG Darangdan. Metode yang digunakan dalam penetapan
penyebab utama dari masalah prioritas adalah teknik Ekonometrik.
Tabel 2.26 Penetapan Penyebab Utama dari Masalah Prioritas pada Upaya
Perbaikan Gizi
No.
Prioritas
Masalah
Akar
Masalah

Jumlah
MxIxVxC
Peringkat
M I V C
1. Balita dengan
Gizi Buruk
Manusia 4 4 3 192 1
Method 3 3 3 3 81 2

Dana 3 3 2 1 18 3

2. Cakupan ASI
EKsklusif
dibawah target
Manusia 4 4 4 3 192 1
Method 3 3 4 3 108 2

Sarana 3 2 3 3 54 3

Berdasarkan tabel diatas didapatkan nilai penentuan penyebab masalah
terbesar dari masih adanya kasus balita dengan gizi buruk dan cakupan ASI
Eksklusif yang masih dibawah target adalah peran kader dan pemahaman
masyarakat yang masih kurang mengenai gizi seimbang dan ASI Eksklusif
tidak
memberika
n ASI
Eksklusif
pada
bayinya.
masyarakat kurang
3.Budaya masyarakat
memberikan
makanan pada bayi
dibawah 6 bulan
4. Ibu bekerja sehingga
kebutuhan ASI tidak
terpenuhi
66


dengan jumlah nilai 192 sehingga dianggap sebagai masalah utama yang menjadi
prioritas dan akan dicari jalan keluarnya.
Tabel 2.27 Penetapan Prioritas Jalan Keluar Masalah pada Upaya Perbaikan
Gizi

Setelah dilakukan penentuan prioritas jalan keluar, didapatkan nilai
prioritas terbesar adalah 90 untuk gizi buruk dan 108 untuk ASI Eksklusif,
sehingga prioritas jalan keluar untuk gizi buruk adalah mengadakan penyuluhan
pada kader, dan tokoh masyarakat mengenai gizi seimbang, sedangkan untuk ASI
No
.

Masalah

Alternatif Solusi
Efektivitas
dan Efisiensi
Jumlah
M I V C MxIxVx
C
1 Balita dengan Gizi
Buruk
1. Mengadakan
penyuluhan pada kader,
dan tokoh masyarakat
mengenai pola asuh
makanan bergizi
seimbang pada balita
3 5 3 2 90
2. Edukasi terhadap
masyarakat dan
pemberian makanan
tambahan

3 4 3 2 72
2 Masih ada ibu
dengan bayi 0-6
bulan yang tidak
member ASI
Eksklusif pada
bayinya.
1. Mengadakan
penyuluhan pada
masyarakat mengenai
manfaat ASI Eksklusif,
cara pemberiannya dan
penyimpanan ASI
3 4 3 3 108
2. Mengadakan
penyuluhan pada kader
mengenai manfaat ASI
Eksklusif, cara
pemberiannya dan
penyimpanan ASI
3 3 3 3 81
67


eksklusif prioritas jalan keluarnya adalah mengadakan penyuluhan pada
masyarakat mengenai ASI Ekslusif.
68


2.5 Analisis Situasi Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular (P3M)
Balqisha Sylvia Rudyanto 12100112020

A. Tujuan Upaya P3M
Penyakit menular adalah penyakit yang disebabkan oleh agen infeksi atau
toksinnya yang berasal dari sumber penularan, kemudian ditularkan kepada host
atau penjamu yang rentan. Salah satu upaya kesehatan wajib puskesmas adalah
Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular., sehingga puskesmas
bertanggung jawab terhadap upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
menular di wilayah kerja puskesmas tersebut.
Penyakit menular yang menjadi perhatian khusus di Puskesmas Darangdan
adalah TB Paru, ISPA, Diare, serta DBD. Selain itu, program imunisasi pada
balita dan surveilans kejadian luar biasa juga menjadi kegiatan Upaya Pencegahan
dan Penyakit Menular.

B. Kegiatan Upaya
1. TB Paru
Kegiatan yang dilakukan adalah :
Pemeriksaan suspek yang bertujuan untuk menjaring pasien TB
paru
Pemeriksaan dahak SPS yang bertujuan untuk menegakkan
diagnosis TB paru
Pengobatan
69


Penyuluhan
Pelatihan PMO
2. ISPA
Kegiatan yang dilakukan adalah :
Penyusunan target ISPA
Penemuan kasus
Pengobatan
3. Diare
Kegiatan yang dilakukan adalah :
Penemuan kasus
Pengobatan
Penyuluhan
4. DBD
Kegiatan yang dilakukan adalah :
Pemeriksaan jentik
berkala
Penyuluhan
Pemberian Abate
Fogging
5. Imunisasi
Kegiatan imunisasi yang dilakukan Puskesmas Darangdan meliputi
imunisasi balita yang mencakup HB0, BCG, Polio, DPT HB, serta
campak.
6. Surveilans
Kegiatan yang dilakukan adalah survei kejadian luar biasa


70


C. Sasaran, Target, dan Hasil/Cakupan Upaya P3M
1. TB Paru
Target penemuan suspek adalah 520 orang dan target angka kesembuhan
80%.
Tabel 2.28 Hasil Kegiatan Upaya P3M TB paru Tahun 2011
Target Hasil Persentase
Suspek 520 orang 418 orang 80.4%
Angka
Kesembuhan
85% 84% 84%
Sumber : Data Sekunder Kegiatan Upaya P3M TB Paru Puskesmas Darangdan 2011

Pada tabel 1 dapat dilihat bahwa terdapat kesenjangan penemuan
suspek sebesar 19.6% dan kesenjangan angka kesembuhan sebesar 1%.

2. ISPA Pneumonia
Target penemuan ISPA Pneumonia adalah 10%, namun hasil yang dicapai
adalah 0%.
Tabel 2.29 Hasil Kegiatan Upaya P3M ISPA Pneumonia Tahun 2011
Target
Penemuan
Hasil
ISPA
Pneumonia
10% 0%
Sumber : Data Sekunder Kegiatan Upaya P3M ISPA Puskesmas Darangdan 2011

Pada tabel 2 dapat dilihat bahwa target penemuan ISPA Pneumonia
selama tahun 2011 tidak tercapai.

71


3. Diare
Angka insiden diare di Indonesia yaitu 301/1000 dan angka cakupan
program 10%, sehingga target selama tahun 2011 yaitu 1721 orang. Hasil
kegiatan Upaya P3M Diare Puskesmas Darangdan selama tahun 2011
adalah sebagai berikut :
Tabel 2.30 Hasil Kegiatan Upaya P3M Diare Tahun 2011
Target
Penemuan
Hasil
Diare 1721 orang 1855 orang
Sumber : Data Sekunder Kegiatan Upaya P3M Diare Puskesmas Darangdan 2011


4. DBD
Jumlah penderita DBD selama tahun 2011 adalah sebanyak 17 orang.
Target penanganan 100%. Seluruh penderita DBD ditangani dan dirujuk
ke RSUD Bayu Asih.

5. Imunisasi
Jumlah target sasaran balita yang mendapat imunisasi dasar selama tahun
2011 adalah 1617 orang dengan pencapaian kumulatif kegiatan imunisasi
selama tahun 2011 adalah sebagai berikut :
Tabel 2.31 Hasil Kegiatan Upaya P3M Imunisasi Tahun 2011
Jenis Imunisasi Target Hasil
HB0 90% 95.85%
BCG 90% 98.02%
72


Polio 1 90% 98.70%
Polio 2 90% 94.80%
Polio 3 90% 96.28%
Polio 4 90% 98.70%
DPT-HB 1 90% 99.75%
DPT-HB 2 90% 98.76%
DPT-HB 3 90% 99.38%
Campak 90% 99.50%
Sumber : Data Sekunder Kegiatan Imunisasi Upaya P3M Puskesmas Darangdan 2011

D. Penyelenggaraan Sistem Informasi Kesehatan pada Upaya P3M
Puskesmas Darangdan
Data yang berasal dari registrasi BP di puskesmas induk, puskesmas
pembantu, laporan bidan desa, dan kader akan dilaporkan kepada petugas P2M
yang akan direkapitulasi menjadi laporan masing-masing pemegang program yang
akan dimasukkan pada laporan bulanan. Data tersebut akan dilaporkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten melalui Kepala Puskesmas.
73



Gambar 2.5 Bagan Pencatatan dan Pelaporan Program P3M

E. Identifikasi Masalah pada Upaya P3M
Berdasarkan data di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah yaitu :
1. Penemuan suspek BTA + pasien TB Paru dan angka kesembuhannya tidak
mencapai target.
2. Penemuan kasus ISPA Pneumonia tidak mencapai target.

F. Penetapan Masalah Prioritas
Terdapat 2 masalah yang ada pada upaya P3M di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Darangdan. Masalah yang perlu ditemukan pemecahannya adalah
masalah pokok saja. Untuk menentukan masalah pokok diperlukan penetapan
prioritas masalah. Salah satu cara yang digunakan untuk menentukan prioritas
masalah adalah memakai kriteria yang dituangkan dalam bentuk matriks, cara ini
dikenal dengan nama teknik kriteria matriks (criteria matrix technique).
Laporan
kader
Register BP
Laporan
bulanan P2M

LB 3
Kepala
Puskesmas
Dinas
Kesehatan
Kabupaten
Laporan W2

74



Tabel 2.32 Penetuan Prioritas Masalah Upaya P3M
No. Daftar
Masalah
Pentingnya Masalah (I) T R Total
IxTxR
Peringkat
P S RI DU SB PB PC
1. TB Paru 4 4 3 3 5 4 5 4 4 448 1
2. ISPA
Pneumonia
4 4 3 3 5 3 2 4 4 384 2
Keterangan :
P : Prevalence
S : Severity
RI : Rate of Increase
DU : Degree of Unmeet Need
SB : Social Benefit
PB : Public Concern
PC : Political climate

G. Identifikasi kemungkinan Penyebab Masalah Prioritas pada Upaya P3M
Berdasarkan masalah prioritas yang telah dipaparkan di atas, maka
kemungkinan penyebab masalah prioritas pada upaya P3M adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.33 Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Prioritas pada
Upaya P3M
N
o
Masalah AkarMasalah
Manusia Metode Sarana Dana Lingkungan
1 Tidak Tercapainya
Penemuan Kasus
ISPA Pneumonmia
1.Kurangny
a peran
petugas,
kader, dan
bidan.
(tidak
mencari
langsung
pasien ISPA
Pneumonia)
2.Pengetahu
an
Masyarakat
mengenai
gejala ISPA
Pneumonia
kurang

1. Kurangnya
koordinasi
antara
petugas

Kurangnya
alat
transportasi
Alokasi
dana

2 Tidak Tercapainya
Penemuan Suspek
BTA + TB Paru
dan Angka
1.Peran
petugas,
kader,
PMO yang
2.Penyuluha
n dan
sosialisasi
TB Paru
Kurangnya
alat
transportasi
Alokasi
dana
Keadaan
geografis
antara desa
dan
75



H. Penetapan Penyebab Utama dari Masalah pada Upaya P3M
Tabel 2.34 Penetapan Penyebab Utama dari Masalah pada Upaya P3M
No. Masalah Prioritas Daftar Penyebab Masalah
Prioritas

Jumlah
M I V C M x I x V x C
1 ISPA Pneumonia Manusia 4 4 3 3 144
Metode 4 3 3 3 108
Sarana 4 3 2 3 72
Dana 4 3 2 2 48

2 TB Paru Manusia 5 4 3 4 240
Metode 4 4 3 3 144
Sarana 4 4 3 3 144
Dana 4 4 2 3 96
Lingkungan 4 3 3 3 108

I. Penetapan Prioritas Jalan Keluar dari Prioritas Masalah pada Upaya P3M
Penetapan prioritas jalan keluar pada upaya P3M, yaitu masalah ISPA
Pneumonia dan TB Paru, dengan penyebab utamanya adalah dari segi lingkungan.
Berikut adalah tabel alternatif jalan keluar masalah prioritas pada Upaya P3M :





Kesembuhan TB
Paru
kurang.
2.Pengetah
uan
masyarakat
mengenai
TB dan
pengobatan
nya yang
kurang.
kurang puskesmas
76


Tabel 2.35 Alternatif Jalan Keluar Masalah Prioritas pada Upaya P3M
Program Identifikasi Masalah Penyelesaian
Tidak tercapainya
penemuan kasus Ispa
Pneumonia



Tidak Tercapainya
Penemuan Suspek BTA
+ TB Paru dan Angka
Kesembuhan TB Paru
Manusia





Manusia
A. Penyuluhan mengenai gejala ISPA
Pneumonia kepada kader, bidan desa,
tokoh masyarakat
B. Pemberian brosur tentang ISPA
Pneumonia kepada masyarakat

A. Penyuluhan mengenai TB Paru
dan pengobatannya kepada
masyarakat
B. Pemberian brosur tentang TB Paru
kepada masyarakat

Penentuan prioritas jalan keluar :
Tabel 2.36 Penentuan Prioritas Jalan Keluar Masalah Prioritas pada Upaya
P3M
Program
Daftar alternatif
Jalan Keluar
Efektivitas Efisiensi
Jumlah
M x I x
V x C
M I V C
ISPA
Pneumonia
A 4 4 4 3 192
B 4 4 3 3 144
TB Paru A 4 4 4 3 192
B 4 4 3 3 144

Setelah dilakukan penentuan prioritas jalan keluar, didapatkan nilai prioritas
terbesar adalah A untuk masalah ISPA Pneumonia, sehingga prioritas jalan
keluarnya adalah penyuluhan mengenai gejala ISPA Pneumonia kepada kader,
bidan desa, tokoh masyarakat. Sedangkan untuk masalah TB Paru, nilai prioritas
terbesar adalah A, sehingga jalan keluarnya adalah penyuluhan mengenai TB Paru
dan pengobatannya kepada masyarakat.

77


2.6 Analisis situasi Upaya Pengobatan
Indrayudha Pramono 10100108063

A. Upaya Pengobatan
Upaya pengobatan di puskesmas adalah segala bentuk kegiatan pelayanan
pengobatan yang diberikan kepada seseorang untuk menghilangkan penyakit atau
gejala-gejalanya, yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan cara dan teknologi
yang khusus untuk keperluan tersebut. Mengingat prasarana dan sarana yang ada
di puskesmas bersifat sangat terbatas, maka bentuk-bentuk pelayanan yang dapat
diberikan sangat tergantung kepada kemampuan yang ada.
Secara alamiah penyakit-penyakit memiliki sifat yang berbeda satu dengan
yang lain, ada yang mudah didiagnosa dan ada yang memerlukan langkah dan
teknik khusus untuk mendiagnosanya, upaya penanggulangan juga memiliki sifat
yang sama, terdapat penyakit yang secara sederhana dapat disembuhkan, tetapi
tidak jarang dikenal penyakit-penyakit yang memerlukan kemampuan khusus
untuk menemukannya.
Bentuk pelayanan pengobatan di puskesmas diarahkan kepada kemampuan
pengenalan (diagnose) penyakit dan pengobatan yang sederhana dan mendasar.
Sedangkan untuk diagnosa dan pengobatan yang lebih canggih dilaksanakan di
unit kerja yang lebih tinggi tingkat kecanggihannya, seperti rumah sakit
kabupaten, rumah sakit khusus, rumah sakit propinsi dan seterusnya.



78


B. Tujuan Upaya Pengobatan
Secara umum tujuan upaya pengobatan adalah meningkatkan derajat kesehatan
di Indonesia. Adapun tujuan khusus dari upaya pengobatan diantaranya :
a. Menghentikan proses perjalanan penyakit yang diderita seseorang.
b. Mengurangi penderitaan seseorang karena sakit.
c. Mencegah dan mengurangi kecacatan.
d. Meneruskan penderita ke fasilitas diagnosa dan pelayanan yang lebih
canggih bila perlu.

C. Kegiatan Upaya Pengobatan
Agar tujuan upaya pelayanan pengobatan dapat dicapai dengan sebaik
baiknya, ditempuh kegiatan kegiatan sebagai berikut :
1. Melakukan diagnose sedini mungkin melalui :
a. Mendapatkan riwayat penyakit
b. Mengadakan pemeriksaan badan
c. Mengadakan pemeriksaan laboraturium
d. Membuat diagnose
2. Melaksanakan tindakan pengobatan
3. Melakukan upaya rujukan bila dipandang perlu, rujukan tersebut dapat
berbentuk :
a. Rujukan diagnostik
b. Rujukan pengobatan/rehabilitasi
c. Rujukan lain.
79


Adapun program pengobatan dilaksanakan di bagian upaya pengobatan
Puskesmas Darangdan mencakup berbagai kegiatan pengobatan. Berikut ini
adalah kegiatan upaya pengobatan yang dilaksanakan di puskesmas darangdan :
1. Dalam gedung :
a. Pengobatan di puskesmas Darangdan
b. Puskesmas pembantu (PUSTU) {Pasir angin, Neglasari, Cilingga, Depok,
Mekarsari}
2. Luar Gedung :
a. Puskesmas keliling.
Pelaksana program pengobatan ini adalah sebagai berikut :
a. Pemegang program upaya pengobatan : Diny Sundari, dr
b. Dokter umum : 2
c. Dokter gigi : 1
d. Pelaksana perawatan :
Perawat puskesmas : 3
Perawat perawatan : 7
e. Pelaksana perawat gigi :1
f. Pelaksana apotek :
Apoteker : 1
Asisten apoteeker : 1
g. Pelaksana laboraturium : 1
h. Petugas pendaftaran : 2

a. Tugas Pokok Dan Fungsi Dokter Umum di Puskesmas
80


1. Melakukan pelayanan umum.
2. Melakukan tindakan medik dan pelayanan UGD.
3. Melakukan kunjungan pada pasien rawat inap.
4. Melakukan pemulihan pada pasien.
5. Melakukan pelayanan konsul KB/KIA.
6. Melakukan dan menerima konsultasi pasien dan masyarakat.
7. Menerima dan melakukan rujukan.
8. Melakukan pengujian kesehatan,otopsi, dan visum.
9. Melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada kepada masyarakat dan
anak sekolah.
10. Melakukan tugas jaga daerah terpencil, sangat terpencil, resiko tinggi
sepi pasien.
11. Melakukan tugas diluar program rutin.
12. Melakukan pembinaan teknis kepada pelaksana kesehatan.
13. Melakukan catatan medis.
14. Membuat rencana kerja tahunan.
15. Membuat karya tulis ilmiah.
16. Mengembangkan teknologi tepat guna.
17. Membuat laporan kegiatan bulanan.
18. Menghadiri pertemuan (rapat,seminar,pelatihan,profesi IDI).
19. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksana manajemen
Puskesmas.
20. Melakukan koordinasi Lintas Program/sektor.
81


21. Melakukan supervisi program.
22. Manajemen Puskesmas.
23. Menerima Konsultasi/pembinaan kegiatan Puskesmas.

6. Tugas Pokok dan Fungsi Pelaksana Perawat Puskesmas
a. Tugas Pokok:
1. Melaksanakan asuhan perawatan
Melaksanakan pengkajian data.
Menerima konsultasi pengkajian.
Melaksanakan analisis untuk menentukan diagnosa.
Merencanakan tindakan keperawatan.
Melaksanakan tindakan keperawatan.
Penyuluhan.
Melatih Kader.
Melakukan tugas anastesi.
Kerjasama lintas program/& sektoral.
Menerima konsultasi tindakan keperawatan dan menerima konsultasi
penilaian.
Menyusun evaluasi keperawatan.
Melaksanakan pengelolaan perawatan.
Membimbing pasien.
2. Melakukan kunjungan pembinaan keluarga/masyarakat.
3. Mengelola pelayanan keperawatan.
82


Penanggung jawab daerah binaan.
Membina Posyandu.
Koordinator pelayanan kesehatan lain.
4. Tugas jaga sesuai dengan kebutuhan Puskesmas.
5. Pengabdian masyarakat/ bantuan partisipasi kesehatan/
penganggulangan.
Bencana alam dan wabah/ kegiatan PMI.

b. Tugas penunjang:
1. Membuat laporan kegiatan bulanan.
2. Menghadiri pertemuan rapat/ seminar/ lokakarya/pelatihan profesi PPNI.

c. Kegiatan pokok;
Memeriksa dan mengobati penderita dengan penyakit menular secara
pasif.
Kegiatan lain;
1. Memeriksa dan mengobati penderita penyakit menular secara pasif.
2. Memberikan pengobatan darurat.
3. Mengadakan surveilens penyakit menular.
4. Melakukan imunisasi pada bayi dan anak sekolah.
5. Penyuluhan kesehatan pada penderita.
6. Mengadakan kunjungan follow up pada keluarga penderita yang
dipandang perlu.
83


7. Mengunjungi sebagian dari sekolah yang ada di wilayah kerjanya
dalam membantu perawat lain yang mempunyai kegiatan pokok UKS.
8. Membantu melatih kader kesehatan atau prokesa.
9. Pengobatan sementara penderita jiwa dan penyuluhan kesehatan jiwa.
10. Membentuk dokter kepala puskesmas melakukan kegiatan dalam
fungsi manajemen puskesmas di bidang pengobatan.
7. Uraian tugas dokter gigi
Tugas pokok
1. Melakukan tindakan medic gigi dan mulut :
- Anamnesa
- Memeriksa gigi geligi
2. Melakukan penambalan gigi
3. Melakukan pencabutan gigi
4. Melakukan tindakan daruarat medic gigi dan mulut
5. Menerima dan melakukan rujukan
6. Menerima konsultasi pasien dan masyarakat
7. Melaksanakan penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada
masyarakat dan anak sekolah
8. Membuat rencana kerja tahunan
9. Membuat karya tulis ilmiah di bidang kesehatan gigi dan mulut
10. Melakukan tindak lanjut rujukan anak sekolah
Tugas penunjang
1. Membuat laporan kegiatan bulanan
84


2. Menghadiri pertemuan (Rapat, lokakarya, seminar, pelatihan profesi
PDGI)
3. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan manajemen
puskesmas
4. Melakukan koordinasi lintas sector
5. Melakukan supervisi program/bintek

Tabel 2.37 Sasaran, Target dan Hasil / Cakupan upaya pengobatan
No

Target sasaran Target
sasaran
Pencapaian

Cakupan

Target

Kinerja

1 Kunjungan rawat jalan 6.148 8.217 128,03 100,00 128,0
2 Kunjungan rawat jalan
gigi
641 419 65,37 100,00 65,4
3 cakupan jumlah
seluruh pemeriksaan
laboraturium
puskesmas
8.217 797 9,70 20,00 48,5
4 Pelayanan penyediaan
obat
a. Jumlah
pemberian
resep tiap
kunjungan
b. Persentase
pasien
diberikan
antibiotic
c. Persentase
pemberian
obat generik


2,5-3



25%



100%


4,105



38,24



97



Table diatas memperlihatkan bahwa target untuk program pelayanan
pengobatan di puskesmas Darangdan menunjukan target terpenihi 100%, dengan
85


cakupan 128,03 hal tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor
diantaranya,kemungkinan kesadaran masyarakat kecamatan darangdan yang
sudah meningkat sehingga masyarakat yang memiliki keluhan langsung berobat
ke puskesmas, atau karena angka kesakitan pada tahun 2011 meningkat sehingga
targer upaya pengobatan terlampaui.
Pada tabel diatas juga di sebutkan bahwa untuk kunjungan rawat jalan gigi
target terpenuhi hanya 65,4%, hal tersebut terjadi karena beberapa faktor
diantaranya tenaga atau sumber daya manusia yang kurang, dokter gigi di
puskesmas Darangdan hanya datang seminggu dua kali sehingga masyarakat yang
ingin berobat ke poli gigi memiliki kendala untuk mendapatkan pengobatan. Sela
itu mungkin target kunjungan rawat jalan gigi tidak terpenuhi karena pasen perlu
membayar lebih untuk beberapa tindakan pengobatan gigi sehingga untuk pasen
yang tidak mampu mengalami kendala untuk berobat ke poli gigi.
Untuk pelayanan obat pada table di atas dapat dilihat bahwa pemberian obat
ataupun antibiotic melampaui target yang seharusnya. Hal tersebut dapat terjadi
karena, pada upaya pengobatan pemeriksa tidak selalu dokter sehingga
dimungkinkan untuk pemberian obat yang irasional, atau kurangnya pengetahuan
tenaga kesehatan selain dokter mengenai pengobatan yang rasional.





86


D. Penyelenggaraan sistem informasi kesehatan pada Upaya Pengobatan
Pasien
Pendaftaran
Pasien
Baru
BP
Status
pasien
Penapisan
sesuai
GIGI
LB harian
MEDREK
Data 10 besar
penyakit LB bulana
Pasien

Gambar 2.6 Sistem informasi kesehatan pada Upaya Pengobatan
Pencatatan awal berasal dari laporan bagian pendaftaran yang akan
memperlihatkan jumlah kunjungan pasien ke Puskesmas, selanjutkan kunjungan
akan dibagi berdasarkan kepentingan pasien (BP, Poli Gigi, MTBS, dan KIA-KB)
kemudian yang akan dikumpulkan per bulan dan disatukan di akhir tahun,
selanjutnya akan dilaporan ke Dinas Kesehatan Kabupaten melalui Kepala
Puskesmas dalam bentuk LB 4. Data pasien yang mengunjungi balai pengobatan
dan poli gigi beserta diagnosisnya akan tercatat dalam register pasien per harinya
yang dimasukkan ke dalam laporan bulanan di LB 1. Tiap bulan data pasien akan
dikumpulkan menjadi 10 pola penyakit terbesar.

E. Identifikasi Masalah Pada upaya Pengobatan
Berdasarkan data bpada kegiatan upaya pengobatan maka identifikasi
permasalahan pada upaya pengobatan Puskesmas Darangdan dapat dilihat dari
table di bawah ini.
87


Tabel 2.38 Identifikasi Masalah
No Permasalahan
A Pendataan dan pencatatan kurang baik
B System informasi (belum terkomputerisasi)
C Data dari pustu tidak dilaporkan ke puskesmas
D Pusling tidak berjalan
E Tidak tercapainya program rawat jalan balai pengobatan gigi
F Penggunaan obat yang berlebih dan tidak perlu

F. Penetapan Masalah prioritas pada upaya Pengobatan
Terdapat lima masalah yang ada pada upaya pengobatan di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Darangdan. Dalam keadaan ini diperlukan penetapan prioritas
masalah. Salah satu cara yang digunakan untuk menentukan prioritas masalah
adalah memakai kriteria yang dituangkan dalam bentuk matriks, dikenal dengan
nama teknik kriteria matriks.
Table 2.39 Teknik criteria matriks pemilihan prioritas masalah

No masalah I T R JUMLAH
IxTxR P S RI DU SB PB PC
1 A 4 3 3 3 2 3 3 3 2 126
2 B 2 2 3 3 3 1 2 3 2 96
3 C 3 3 2 2 2 1 2 3 2 90
4 D 3 3 3 2 2 2 3 3 2 108
5 E 3 3 3 2 3 3 3 3 2 120
6 F 4 4 3 3 3 3 2 2 3 132

Berdasarkan table pemilihan prioritas masalah diatas didapatkan hasil
untuk masalah terbesar adalah masalah F yaitu penggunaan obat yang irasional
deara pasien rawat jalan. Diikuti oleh masalah A yaitu, pendataan dan pencatatan
yang kurang baik.

88


G. Identifikasi Kemungkinan penyebab Masalah prioritas pada Upaya
Pengobatan
Beradasarkan Prioritas Masalah yang telah dipaparkan diatas, maka
kemungkinan penyebab prioritas masalah prioritas pada Upaya Pengobatan untuk
Masalah kesehatan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.40 Prioritas Upaya Pengobatan
masalah Akar masalah
manusia mmetode sarana dana Lingkungan
Pendataan
dan
Pencatatan
kurand baik
-pencatatan
tidak
dilakukan
setiap hari
karena
kurangnya
SDM
sehingga
banyak data
yang tidak
dicatat
lengkap
-pencatatan
data yang
manual
_ tidak
tersedianya
sarana
computer
untuk
melaksanakan
pencatatan
harian

Penggunaan
obat yang
berlebihan
dan tidak
perlu
-petugas di
upaya
pengobatan
tidak selalu
dokter
sehingga
dimungkinkan
kurangnya
pengetahuan
tentang
pemberian
obat


H. Penetapan prioritas jalan keluar dari masalah pada upaya pengobatan
Berdasarkan penetapan penyebab masalah diatas, maka selanjutnya
dilakukan penetapan prioritas jalan keluar dari masalah tersebut.
89


Tabel 2.41 Jalan Keluar Upaya Pengobatan
No Masalah Identifikasi masalah Penyelesaian
1 Pemberian obat yang berlebih
dantidak perlu (irasional)
petugas di upaya
pengobatan tidak selalu
dokter sehingga
dimungkinkan kurangnya
pengetahuan tentang
pengobatan rasional
Penyuluhan tentang
pemberian obat
rasional
2 Pendataan dan pencatatan
kurang baik
a. Pencatatan tidak
dilakuakan
setiap hari
dikarenakan
kekurangan
SDM
Menyediakan atau
melatih tenaga
kesehatan selain
dokter untuk
melakukan pendataan
dan pencatatan
b. Pencatatan
dilakukan secara
manual
melakukan pencatatan
dengan sistem
komputerisasi
c. Tidak
tersedianya
komputer
menyediakan sarana
komputer


I. Hasil Kuesioner Kepuasan Pasien bulan Oktober 2012 UPTD darangdan
No Uraian dan Hasil
A. Pendaftaran
1. Pengetahuan pasien tentang waktu pendaftaran Puskesmas
Buka pukul 8.00 Tutup pukul 11.00
Tahu Tidak tahu Tahu Tidak tahu
21 10 14 18
2. Puskesmas selalu buka dan tutup sesuai waktu pelyanan
Ya Tidak
31 2
3. Waktu sejak pertama datang sampai mendapatkan nomor antrian
Cepat (1-10
menit)
Sedang (11-20 menit) Lambat (>20
menit)
26 7 0
4. Biaya pelayanan
90


Murah Cukup Murah
31 2
B. Ruang Tunggu Periksa
5. Kenyamanan
Nyaman Tidak Nyaman
33 0
6. Waktu yang diperlukan untuk menunggu di ruang tunggu hingga
dipanggil ke ruang pemeriksaan
Cepat (1-10
menit)
Sedang (11-20 menit) Lambat (>20
menit)
27 6 0
7. Dokter datang tepat waktu
Ya Tidak
31 2
C. Pemeriksaan
8. Dokter selalu mendengarkan dengan seksama semua keluhan
pasien
Selalu Kadang-kadang
30 3
9. Peralatan pendukung pelayanan minimal sudah memadai
(terdapat lab, peralatan minimal bp: alat tensi, dan peralatan
minimal poli gigi: alat cabut gigi dan senter)
Lengkap Tidak Lengkap
30 3
10. Penjelasan dokter dalam menjelaskan keluhan pasien
Mudah Dipahami Sulit Dipahami
30 3
11. Sikap dokter dalam bersosialisasi dengan paien
Ramah Tidak /ramah
33 0
D. Ruang Tunggu Pengambilan Obat
12. Lama menunggu untuk mendapatkan obat
Cepat (1-10
menit)
Sedang (11-20 menit) Lambat (>20
menit)
26 7 0
13. Ketersediaan obat yang diresepkan
Selalu Tersedia Kadang Tidak Tersedia
33 0
E. Pelayanan
14. Kerapihan alur pelayanan
Rapi Tidak Rapi
33 0
15. Petugas (bagian administrasi: loke, obat, dll) selalu datang tepat
waktu
Ya Tidak
33 0
16. Sikap petugas dalam bersosialisasi dengan pasien
Ramah Tidak Ramah
91


33 0
F. Sarana dan Prasarana
17. Kebersihan puskesmas
Bersih Tidak Bersih
33 0
G. Kunjungan Pasien
18. Frekuensi pasien datang ke balai pengobatan
Seminggu sekali 2 minggu
sekali
Sebulan
sekali
Jika sakit
saja
2 7 4 20
19. Pasien berobat ke tempat lain
Ya Tidak
22 11
20. Kecenderungan pilihan tempat berobat
Puskesmas Tempat Lain
28 5
21 Mengapa lebih memilih Puskesmas
- Biaya murah
- Jarak dekat dari rumah
- Waktu tunggu lebih sebentar
- Fasilitas cukup lengkap
- Pelayanan baik
- Cocok
H. Kepuasan Pasien dan Saran
22. Puas dengan pelayanan kesehatan di Puskesmas Sukarasa
Puas Tidak Puas
32 1
23 Saran bagi Puskesmas Darangdan
- Lebih dejelaskan lagi pasien sakit apa
- Tambah ruang pemeriksaan









92


B. Hasil Pengamatan Kelompok
a. Identifikasi Masalah di Kelompok
Dari beberapa kegiatan dalam program PKM, didapatkan beberapa masalah, yaitu
:
1. Cakupan ASI ekslusif di bawah target (KIA)
2. Cakupan linakes masih di bawah target (KIA)
3. Masih rendahnya cakupan rumah sehat (KESLING)
4. Masih rendahnya cakupan sanitasi air bersih (KESLING)
5. Cakupan linakes masih di bawah target (PROMKES)
6. Cakupan ASI ekslusif di bawah target (PROMKES)
7. Masih adanya kasus gizi buruk (GIZI)
8. Efek program N/S yang belum memenuhi target (GIZI)
9. Masih rendahnya target suspek TB paru (P3M)
10. Pneumonia (P3M)
11. Masih adanya penggunaan obat yang irasional (BP)
12. Pendataan penggunaan obat (BP)


93


b. Penetapan Masalah Prioritas di Kelompok
Berdasarkan identifikasi masalah kelompok yang telah dipaparkan di atas,
maka selanjutnya perlu ditentukan masalah prioritas di kelompok. Penentuan
tersebut menggunakan metode PAHO sebagai berikut :
Tabel 2.43 Penetapan Masalah Prioritas Kelompok

No. Program Prioritas masalah
Efektivitas Efisiensi
Jumlah
M x S x V
x C
M S V C Total
1 Kesling Sanitasi Air bersih 6 7 5 6 1260
2 BP Pengobatan rasional 7 7 6 5 1470
3 KIA&KB Asi Ekslusif 8 7 7 7 2744
4 Gizi Gizi Buruk 8 8 7 8 3584
5 Promkes Asi Ekslusif 8 7 7 7 2744
6 P3M TB paru 8 8 7 8 3584

Berdasarkan tabel diatas untuk program dengan jumlah terbesar berdasarkan
penilaian kriteria PAHO didapatkan prioritas tertinggi yaitu masalah TB paru dan
Gizi Buruk. Namun, pada program P3M untuk prioritas masalah TB paru atas
permintaan pihak Puskesmas dengan didasarkan pada baiknya pelaksanaan
program P3M khususnya TB paru dan sudah dilaksanakannya penyuluhan maka
untuk program P3M dengan prioritas masalah TB paru diubah atas usulan pihak
Puskesmas atas dasar beberapa hal yaitu :
2. Tidak tercapainya target penemuan kasus pneumonia pada tahun 2011
3. Kurangnya pengetahuan tenaga kesehatan yang tersedia terhadap
tanda dan gejala pneumonia sehingga memungkinkan kesalahan
diagnosis dalam kasus pneumonia
94


4. Ditemukannya angka kejadian pneumonia di UPTD Darangdan pada
tahun 2012 sebanyak 24 selama periode Januari-Juni 2012
Oleh karena itu kami mengangkat masalah pneumonia sebagai masalah
prioritas masalah yang diambil.

c. Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Prioritas di Kelompok
Berdasarkan masalah prioritas yang telah disebutkan, maka perlu dicari
kemungkinan penyebab masalah prioritas tersebut. Kemungkinan penyebab
tersebut dipaparkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.44 Identifikasi Kemungkinan Penyebab Masalah Prioritas Kelompok
N
o
Masalah Akar Masalah
Manusia Metode Sarana Dana Lingkungan
1 Masih
adanya
kasus
Balita
dengan
Gizi
Buruk
1.Peran
kader
kurang
dalam
pemanta
uan dan
penyamp
aian
informas
i
2.
Pemaha
man dan
kesadara
n
masyarak
at
tentang
pentingn
ya gizi
seimban
g masih
kurang

Penyuluhan
dan sosialisasi
kesehatan gizi
tidak tepat
sasaran


_
Alokasi
dana PMT-
P kurang
baik

_
2 Pneumo
nia
1.Kurangn
ya peran
petugas,
2. Kurangnya
koordinasi
antara petugas
Kurangn
ya alat
transport
Alokasi
dana

95



d. Penetapan Penyebab Utama dari Masalah Prioritas di Kelompok
Berdasarkan data yang telah di paparkan di atas, maka perlu dilakukan
penetapan penyebab utama dari masalah prioritas pada kelompok. Metode yang
digunakan dalam menentapkan penyebab utama dari masalah prioritas adalah
teknik econometrik. Pada permasalahan Gizi Buruk dan Pneumonia, penyebab
utama masalah adalah dari segi manusia, hal ini dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.45 Penetapan Penyebab Utama dari Masalah Prioritas pada Kelompok

No.
Prioritas
Masalah
Akar Masalah
Efektivitas
Efisien
si
Jumlah Peringkat
M I V C
M x I x
V x C
1
Balita
dengan Gizi
Buruk
Manusia 4 4 4 4 256 1
Method 3 3 2 3 48 3
Sarana 3 2 2 2 32 4
Dana 3 3 1 2 18 5
Lingkungan 4 4 2 2 64 2
2.
ISPA
Pneumonia

Manusia 4 4 3 3 144 1
Metode 4 3 3 3 108 2
Sarana 4 3 2 3 72 3
Dana 4 3 2 2 48 4

kader, dan
bidan.
(tidak
mencari
langsung
pasien
ISPA
Pneumonia
)
2.Pengetah
uan
Masyaraka
t mengenai
gejala
ISPA
Pneumonia
kurang


asi

Anda mungkin juga menyukai