Disusun oleh :
Nidya Putri Ihsan
1015182
PEMBIMBING :
dr. Mutia K. Widjaja, Sp.A, M.Kes
I.
Keterangan Umum
Nama penderita
: An. R
Jenis kelamin
: Laki-laki
Tanggal Lahir
: 01 Maret 2012
Umur
: 3 tahun 01 bulan
Alamat
: Babakan Sawah
Datang melalui
: 01.209.980
: Tn. I
Umur Ayah
: 25 tahun
Pendidikan Ayah
: SMP
Pekerjaan Ayah
: Buruh
Nama Ibu
: Ny. R
Umur Ibu
: 20 tahun
Pendidikan Ibu
: SMP
Pekerjaan Ibu
II.
Anamnesis
Kamis, 28 April 2015, Pukul 11.00 WIB
Heteroanamnesis, diberikan oleh: Ibu pasien
Keluhan utama
: Mencret
Susunan Keluarga
No
1
2
3
III.
Nama
Tn. I
Ny. R
An. R
Umur
L/P
25 tahun
20 tahun
3 tahun, 1
bulan
L
P
L
Hubungan keluarga,sehat
sakit
Ayah, sehat
Ibu, sehat
Anak I, sakit
Pemeriksaan Fisik
Kamis, 28 April 2015, Pukul 11.20 WIB
Keadaan umum
: tenang
Kesadaran
: compos mentis
Kesan sakit
: sakit sedang
Status Gizi
Tanda vital
Kepala
Rambut
Mata
Hidung
Mulut
: Mukosa basah
Leher
Thorax
Paru
Inspeksi
Palpasi
Depan
Retraksi interkosta -/Vocal fremitus kiri
Auskultasi
kanan
Vesicular
breath
Belakang
Retraksi interkosta -/= Vocal fremitus kiri
kanan
sound Vesicular
breath
sound
Jantung
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
: -
: Datar
Auskultasi
Palpasi
Perkusi
: timpani
Genital
Ekstremitas
Kulit
: 11 kg
Tinggi Badan
: 91 cm
BMI
: 13,41 kg/mm2
Lingkar kepala
: 44 cm
Interpretasi :
IV.
: berada dibawah -2
: gizi kurang
: berada dibawah -1
: normal
: berada dibawah -2
: kurus
: berada dibawah -1
: normal
: berada dibawah -2
: mikrosefali
Hemoglobin
Hematokrit
: 32.6 %
Jumlah leukosit
: 15,960/mm3 (H)
Jumlah trombosit
: 662,000/mm3 (H)
Eritrosit
Nilai-nilai MC
MCV
: 59 fL (L)
MCH
: 18 pg/mL (L)
MCHC
: 30 g/dL
Natrium
Kalium
GDS
Basofil
Eosinofil
Neutrofil Batang
Neutrofil Segmen
Limfosit
Monosit
: 140 mEq/L
: 4.1 mEq/L (L)
: 77 g/dL
: 1.1 (H)
: 19.0 (H)
: 0.0 (L)
: 24.5 (L)
: 44.4 (H)
: 11.0 (H)
Makroskopis
Warna
: Coklat
Konsistensi
Lendir
Mikroskopis
Eritrosit
Leukosit
Amilum
Amoeba
Macrophag
Telur Cacing
Lain-lain
: Encer
: : 0/LPB
: 6-10/LPB
: ::: + Ascaris lumbricoides
: -
Foto Thoraks
V.
Resume
Seorang anak laki-laki berusia 3 tahun, BB 11 kg, TB 91cm, BMI 13,41 kg/mm2
datang dengan keluhan diare sejak 1 minggu lalu, berisi ampas dan air, 5 kali dalam
satu hari kira-kira seperempat gelas warna coklat. Diare dirasakan terus menerus
setiap hari hingga pagi hari sebelum masuk rumah sakit pasien BAB hanya berisi air
disertai cacing panjang kurang lebih 10cm berwarna putih sebanyak 1 buah, keluhan
disertai subfebris, mulas, malaise dan anemis. Nafsu makan menurun, pasien masih
mau minum.
RPD
RPK
UB
Pada pemeriksaan fisik didapatkan kesan sakit sedang, status gizi kurang
(menurut Z-Score, WHO), bising usus meningkat.
Diagnosis Banding
Disentri
Usul Pemeriksaan
Hematologi
Dasar Diagnosis
Anamnesis :
Mencret sejak 1 minggu lalu dan mencret disertai cacing pada pagi hari
sebelum masuk rumah sakit, demam, lemas, pucat, memiliki kebiasaan
memakan tanah dan kerikil, kebersihan pasien buruk.
Pemeriksaan fisik:
Abdomen
Pemeriksaan laboratorium
Diagnosis Utama
Ascariasis
Diagnosis Tambahan
Diare akut tanpa dehidrasi
Anemia susp. Defisiensi Fe
Penatalaksanaan
dosis tunggal
Sefotaksim inj 100mg/KgBB/hari : 100x11=1100mg/hari, 2x550mg/hari
Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad functionam
: ad bonam
Quo ad sanationam
: ad bonam
Pembahasan
Askariasis
Askariasis adalah suatu infeksi pada usus yang disebabkan oleh suatu jenis
cacing besar, Ascaris lumbricoides. Seseorang dapat terinfeksi penyakit ini setelah
secara tidak sengaja atau tidak disadari menelan telur cacing.
10
Definisi
Askariasis adalah suatu infeksi pada usus kecil yang disebabkan oleh suatu
jenis cacing besar, Ascaris lumbricoides.
Ascaris lumbricoides merupakan cacing bulat besar yang biasanya bersarang
dalam usus halus. Adanya cacing didalam usus penderita akan mengadakan
gangguan keseimbangan fisiologi yang normal dalam usus, mengadakan iritasi
setempat sehingga mengganggu gerakan peristaltik dan penyerapan makanan.
Diare Akut
Diare akut adalah buang air besar (BAB) dengan konsistensi yang lebih lunak atau
cair yang terjadi dengan frekuensi lebih sama dengan tiga kali dalam 24 jam dan
berlangsung dalam waktu kurang dari 14 hari.
Anemia defisiensi Fe
Anemia yang disesbabkan kekurangan besi untuk sintesis hemoglobin.
Etiologi dan Patofisiologi
Seseorang dapat terinfeksi penyakit askariasis setelah secara tidak sengaja
atau tidak disadari menelan telur cacing. Telur menetas menjadi larva di dalam
usus seseorang. Larva menembus dinding usus dan mencapai paru-paru melalui
aliran darah. Larva tersebut akhirnya kembali ke tenggorokan dan tertelan. Dalam
11
usus, larva berkembang menjadi cacing dewasa. Cacing betina dewasa yang dapat
tumbuh lebih panjang mencapai 30 cm, dapat bertelur yang kemudian masuk ke
dalam tinja. Jika tanah tercemar kotoran manusia atau hewan yang mengandung
telur, maka siklus tersebut dimulai lagi. Telur berkembang di tanah dan menjadi
infektif setelah masa 2-3 minggu, tetapi dapat tetap infektif selama beberapa bulan
atau tahun.
Dalam tubuh manusia yang terinfeksi oleh cacing, pertahanan terhadap
banyak infeksi cacing diperankan oleh aktivasi sel Th2 yang menghasilkan IgE dan
aktivasi eosinofil. IgE yang berikatan dengan permukaan cacing diikat eosinofil.
Selanjutnya eosinofil diaktifkan dan mensekresi granul enzim yang menghancurkan
parasit. Produksi IgE dan eosinofil sering ditemukan pada infeksi cacing.
Produksi IgE disebabkan sifat cacing yang merangsang subset Th2 sel CD4 +,
yang melepas IL-4 dan IL-5. IL-4 merangsang produksi IgE dan IL-5 merangsang
perkembangan dan aktivasi eosinofil. Eosinofil lebih efektif dibanding leukosit lain
oleh karena eosinofil mengandung granul yang lebih toksik dibanding enzim
proteolitik dan Reactive Oxygen Intermediate yang diproduksi neutrofil dan
makrofag. Cacing dan ekstrak cacing dapat merangsang produksi IgE yang nonspesifik.
Reaksi
inflamasi
yang
ditimbulkannya
diduga
dapat
mencegah
12
Siklus hidup cacing ascaris mempunyai masa yang cukup panjang, dua bulan
sejak infeksi pertama terjadi, seekor cacing betina mulai mampu mengeluarkan
200.000 250.000 butir telur setiap harinya, waktu yang diperlukan adalah 3 4
minggu untuk tumbuh menjadi bentuk infektif. Menurut penelitian stadium ini
merupakan stadium larva, dimana telur tersebut keluar bersama tinja manusia dan
diluar akan mengalami perubahan dari stadium larva I sampai stadium III yang
bersifat infektif.
Telur-telur ini tahan terhadap berbagai desinfektan dan dapat tetap hidup
bertahun-tahun di tempat yang lembab. Didaerah hiperendemik, anak-anak terkena
infeksi secara terus-menerus sehingga jika beberapa cacing keluar, yang lain menjadi
dewasa dan menggantikannya. Jumlah telur ascaris yang cukup besar dan dapat
hidup selama beberapa tahun maka larvanya dapat tersebar dimanamana, menyebar
melalui tanah, air, ataupun melalui binatang. Maka bila makanan atau minuman yang
mengandung telur ascaris infektif masuk kedalam tubuh maka siklus hidup cacing
akan berlanjut sehingga larva itu berubah menjadi cacing. Jadi larva cacing ascaris
hanya dapat menginfeksi tubuh melalui makanan yang tidak dimasak ataupun
melalui kontak langsung dengan kulit.
13
14
15
16
tunggal yaitu 150 mg untuk orang dewasa dan 50 mg untuk orang dengan berat
badan <10 kg. Efek sampingan lebih banyak dari pada pirantel pamoat dan
mebendazol.
4. Garam Piperazin.
Obat ini dipakai secara luas, karena murah dan efektif, juga untuk Enterobius
vermicularis, tetapi tidak terhadap cacing tambang. Piperazin sitrat diberikan dalam
dosis tunggal sebesar 30 ml (5 ml adalah ekuivalen dengan 750 mg piperazin).
Reaksi sampingan lebih sering daripada pirantel pamoat dan mebendazol. Ada
kalanya dilaporkan gejala susunan syaraf pusat seperti berjalan tidak tetap
(unsteadiness) dan vertigo.
5. Albendazole
Albendazole mempunyai aktivitas anthelmintik yang besar. Selain bekerja
terhadap cacing dewasa, Albendazole telah terbukti mempunya aktivitas larvisidal
dan ovisidal obat ini secara selektip bekerja menghambat pengambilan glukosa oleh
usuus cacing dan jaringan dimana larva bertempat tinggal. Akibatnya terjadi
pengosongan
17
18