DI PUSKESMAS TALISE
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2018
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
kesehatan setiap individu, keluarga, serta lingkungannya secara mandiri dan
mengembangkan upaya kesehatan bersumber masyarakat. Secara operasional,
upaya promosi kesehatan di Puskesmas dilakukan agar masyarakat mampu
berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai bentuk pemecahan masalah
kesehatan yang diderita maupun berpotensi mengancam, secara mandiri.
Disamping itu, petugas kesehatan Puskesmas diharapkan mampu menjadi
teladan bagi pasien, keluarga dan masyarakat untuk melakukan PHBS.4,6
Sebagaimana disebutkan dalam Surat Keputusan Menteri Kesehatan
Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi
Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di
Daerah, strategi dasar utama Promosi Kesehatan adalah (1) Pemberdayaan; (2)
Bina suasana; dan (3) Advokasi; serta dijiwai semangat (4) Kemitraan. Strategi
dasar promosi kesehatan Puskesmas ini dapat dikembangkan sesuai sasaran,
kondisi Puskesmas dan tujuan dari promosi tersebut.4
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan manajemen ini antara lain;
1. Sebagai bahan pembelajaran dalam manajemen pengelolaan Puskesmas
2. Sebagai syarat penyelesaian tugas di bidang Ilmu Kesehatan Masyarakat
3. Untuk mengetahui program promosi kesehatan di Puskesmas Talise.
4. Sebagai evaluasi keberhasilan pelaksanaan program promosi kesehatan di
Puskesmas Talise.
3
BAB II
IDENTIFIKASI MASALAH
Adapun penyebaran jumlah RW dan RT dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
4
Tabel 1 Luas Wilayah, RW dan RT dirinci menurut kelurahan
UPTD Urusan Puskesmas Talise Tahun 2016
Luas Wilayah
No. K e l u r a h a n ( k m 2 ) R W R T
2 T o n d o 55,16 km2 1 5 3 8
3 L a y a n a I n d a h 15,00 km2 6 1 9
5
Pelaksanaan promosi kesehatan dikenal memiliki 3 jenis sasaran yaitu
sasaran primer, sekunder dan tersier.
a. Sasaran Primer
Sasaran primer kesehatan adalah pasien, individu sehat dan keluarga
(rumah tangga) sebagai komponen dari masyarakat. Masyarakat diharapkan
mengubah perilaku hidup mereka yang tidak bersih dan tidak sehat menjadi
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
b. Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka
informal (misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun
pemuka formal (misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan
lain-lain), organisasi kemasyarakatan dan media massa. Mereka diharapkan
dapat turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat
dan keluarga (rumah tangga) dengan cara: Berperan sebagai panutan dalam
mempraktikkan PHBS. Turut menyebarluaskan informasi tentang PHBS
dan menciptakan suasana yang kondusif bagi PHBS. Berperan sebagai
kelompok penekan (pressure group) guna mempercepat terbentuknya
PHBS.
c. Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa
peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang lain yang
berkaitan serta mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber
daya. Mereka diharapkan turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS
pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) dengan cara:
Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-undangan yang tidak
merugikan kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya
PHBS dan kesehatan masyarakat.
6
Membantu menyediakan sumber daya (dana, sarana dan lain-lain)
yang dapat mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien,
individu sehat dan keluarga (rumah tangga) pada khususnya serta
masyarakat luas pada umumnya.
7
d. Kemitraan
Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan puskesmas dan
sasarannya (pasien atau pihak lain) dalam melaksanakan pemberdayaan,
bina suasana, dan advokasi. Petugas puskesmas harus bekerjasama dengan
berbagai pihak terkait, seperti kelompok profesi, pemuka agama, LSM,
media massa, dan lainnya. Tiga prinsip dasar kemitraan yang harus
dipertimbangkan dan dipraktikkan adalah : (1) kesetaraan, (2) keterbukaan,
dan (3) saling menguntungkan.
Dipuskesmas Talise untuk strategi promosi kesehatan sudah
berjalan sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
119/Menkes/SK/X/2004
2.6. Kegiatan Promosi Kesehatan
a. Kegiatan Promosi Kesehatan di dalam Gedung Puskesmas
Promosi kesehatan di dalam gedung Puskesmas adalah promosi
kesehatan yang dilaksanakan di lingkungan dan gedung Puskesmas,
seperti di tempat pendaftaran, poliklinik, ruang perawatan, laboratorium,
kamar obat, tempat pembayaran dan halaman Puskesmas. Adapun
pelaksanaan promosi kesehatan yang dilakukan di dalam gedung
Puskesmas sejalan dengan pelayanan yang diselenggarakan oleh
Puskesmas. Untuk kegiatan promkes Puskesmas Talise di dalam gedung
antara lain:4,5
1. Di tempat pendaftaran
Dilakukan promosi tentang alur pelayanan, jenis pelayanan
yang ada di Puskesmas, informasi masalah kesehatan atau tentang
denah ruang pelayanan.5Adapun jenis informasi yang disediakan,
yaitu:
1. Alur pelayanan Puskesmas;
2. Jenis pelayanan kesehatan;
8
3. Denah poliklinik;
4. Informasi masalah kesehatan yang menjadi isu pada saat itu;
5. Peraturan kesehatan seperti dilarang merokok, dilarang
meludah sembarangan, membuang sampah pada tempatnya
dan lain-lain. Memberikan salam kepada pengunjung
Puskesmas termasuk dari kegiatan promosi karena telah
terjadi komunikasi awal yang menimbulkan kesan yang baik
dan menyejukan bagi pasien/pengunjung Puskesmas
sehingga mengurangi beban yang diderita.4
2. Di ruang pelayanan dan perawatan
Petugas kesehatan yang melayani pasien meluangkan
waktunya untuk menjawab pertanyaan pasien berkenaan dengan
penyakitnya, obat yang harus diminum serta penyuluhan kapan
kembali atau kontrol, dapat juga dibuka klinik khusus bagi para
pasien rawat jalan yang memerlukan konsultasi atau konseling.
Selain itu, guna memudahkan pemberdayaan dalam pelayanan
medis, harus disediakan berbagai media (alat peraga seperti
misalnya lembar balik (flashcards), poster, gambar-gambar atau
model-model anatomi, dan boleh juga brosur (leaflet) yang bisa
dibawa oleh pasien. Pihak yang paling berpengaruh terhadap
pasien rawat jalan adalah orang yang mengantarkannya ke
Puskesmas. Mereka ini tidak dalam keadaan sakit, sehingga
memungkinkan untuk mendapatkan informasi dari berbagai media
komunikasi yang tersedia di poliklinik. Oleh karena itu di
poliklinik, khususnya di ruang tunggu, perlu dipasang media
seperti poster, selebaran (leaflets) yang berisi informasi tentang
berbagai penyakit dan pencegahannya.4
3. Di ruang obat
9
Petugas menerangkan obat harus di minum sehari berapa kali,
harus diminum habis atau tidak, juga menerangkan pemakaian
obat luar atau dalam.5 Kesadaran yang ingin diciptakan adalah
terutama tentang 1. Manfaat obat generik dan keuntungan jika
menggunakan obat generik; 2. Kedisiplinan dan kesabaran dalam
menggunakan obat, sesuai dengan petunjuk dokter. Pentingnya
memelihara Taman Obat Keluarga (TOGA) dalam rangka
memenuhi kebutuhan akan obat-obatan sederhana. Disamping
dipasang poster dan disediakan leaflet/selebaran tentang informasi
kesehatan, di tempat ruang ini dapat dioperasikan tape
recorder/player yang menyampaikan pesan-pesan tersebut.4
Dipuskesmas Talise untuk pelaksanaan kegiatan promkes
didalam gedung tidak sepenuhnya dilakukan seperti di tempat
pendaftaran hanya dilakukan yaitu alur Alur pelayanan
Puskesmas dan Jenis pelayanan kesehatan. Untuk diruang
pelayanan sudah terlaksanakan dengan baik serta pada saat
pemberian obat diapotik sudah terlaksana dengan baik.
10
3. Pengorganisasian masyarakat. Promkes melalui organisasi yang
ada di masyarakat yaitu melalui SMD (Survei Mawas Diri), MM
(Musyawarah Masyarakat).
Dipuskesmas talise untuk pelaksanaan kegiatan diluar gedung
sudah terlaksana dengan baik dimana setiap sore telah dilakukan
kunjungan rumah ke tiap kepala keluarga untuk melakukan
pencatatan dan promkes, serta pengorganisasian masyarakat
hanya melaui musyawarah masyarakat, serta dipuskesmas talise
juga melaksanakan kegiatan GERMAS dan penjaringan penyakit
di sekolah sd,SMP dan SMA.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat ditarik rumusan mulai dari masalah
utama serta masalah lain yang berkaitan dengan kendala manajemen program
pelayanan promosi kesehatan di Puskesmas Talise, yaitu :
1. Pelaksanaan program pelayanan promosi kesehatan di Puskesmas Talise masih
belum sepenuhnya diterapkan sesuai dengan pedoman pelaksana kegiatan
promkes yang dibuat oleh Puskesmas Talise.
2. Pengetahuan, perhatian dan kepedulian serta peran masyarakat terhadap
permasalahan kesehatan masih kurang
11
BAB III
PEMBAHASAN
INPUT KETERANGAN
Man Berjumlah 1 orang yang terdiri dari 1 (satu) penanggung
jawab
Money BOK (Bantuan Operasional Kegiatan)
Methode a. Penyuluhan Melalui Pendekatan Individu, Kelompok, dan
Organisasi Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas
Kinavaro
b. Pergerakan dan Pengorganisasian Masyarakat Melalui:
1) Kunjungan Rumah (PIS PK)
2) Pemberdayaan Berjenjang
3) Penyuluhan dan penjaringan penyakit
4) Pengorganisasian Masyarakat Melalui SMD & MMD,
dan Dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Talise.
5) Kegiatan Germas
Adapun, strategi promkes yang diterapkan adalah 1)
Pemberdayaan; 2) Bina suasana; 3) Advokasi; dan 4)
12
Kemitraan
Material 1)Leaflet/brosur; 2) Poster; 3) Lembar Balik Penyuluhan.
Machine Akses kelapangan dapat dijangkau baik itu dengan
kendaraan roda dua maupun roda empat.
B. PROSES :
Proses pelaksanaan program promosi kesehatan di Puskesmas Talise ini
ditinjau dari model manajemen POAC yakni Planning (perencanaan),
Organizing (pengorganisasian), Actuating (pergerakan-pelaksanaan) dan
Controlling (pemantauan).
Planning
Perencanaan program promosi kesehatan di Puskesmas Talise
berdasarkan pedoman pelaksana kegiatan promkes Puskesmas Talise tahun
2018, yaitu sebagai berikut:
1. Pengaturan jadwal penyuluhan atau kegiatan pemberdayaan masyarakat
oleh dokter, perawat, bidan, nutrisionis, sanitarian dibuat bersama-sama
dan di pertanggungjawabkan oleh penanggung jawab promkes.
2. Sebelum melaksanakan kegiatan selalu berkoordinasi dengan pelaksana
kegiatan.
3. Pelaksana promosi kesehatan yang dilakukan di dalam gedung bisa
dilakukan di ruang pendaftaran, ruang poli, ruang obat, laboratorium
sampai kasir.
Menurut wawancara dengan penanggung jawab program promosi
kesehatan, pengaturan jadwal penyuluhan atau kegiatan pemberdayaan
masyarakat dibuat dan di pertanggungjawabkan oleh penanggungjawab
promkes, namun tetap berkoordinasi dengan dokter, perawat, bidan,
nutrisionis, dan sanitarian dalam hal ini pelakasana kegiatan. Secara
keseleruhan dalam proses perencanaan kegiatan program pelayanan
13
promkes di Puskesmas Talise sudah berjalan dengan baik. Meskipun
rancangan jadwal kegiatan ini pada kenyataannnya belum sepenuhnya
dapat terlaksana tepat waktu dikarenakan munculnya kendala yang tidak
diharapkan pada saat waktu pelaksana kegiatan tiba.
Organizing
Pengorganisasian program promosi kesehatan diinstruksikan langsung
dari kepala Puskesmas sebagai pemegang otoritas tertinggi dan pelaksanaannya
oleh staf/petugas promosi kesehatan di Puskesmas Talise yang berjumlah 1
orang. Adapun, dalam pelaksanaan program promosi kesehatan dilakukan
dengan kerjasama lintas program dan semua tenaga kesehatan yang berada di
Puskesmas Talise.
Actuating
Dalam pelaksanaannya, strategi promosi kesehatan harus diperkuat
dengan (1) Metode dan Media yang tepat, serta tersedianya (2) Sumber Daya
yang memadai.4
a. Metode dan Media
Metode yang dimaksud disini adalah metode komunikasi. Pada
prinsipnya, baik pemberdayaan, bina suasana, maupun advokasi adalah
proses komunikasi. Oleh sebab itu, perlu ditentukan metode yang tepat
dalam proses tersebut. Pemilihan metode harus dilakukan dengan
memperhatikan kemasan informasinya, keadaan penerima informasi
(termasuk sosial budayanya), dan hal-hal lain seperti ruang dan waktu.
Media atau sarana informasi juga perlu dipilih mengikuti metode yang
telah ditetapkan, memperhatikan sasaran atau penerima informasi. Bila
penerima informasi tidak bisa membaca maka komunikasi tidak akan
efektif jika digunakan media yang penuh tulisan, atau bila penerima
14
informasi hanya memiliki waktu sangat singkat, tidak akan efektif jika
dipasang poster yang berisi kalimat terlalu panjang.4
Adapun pelaksanaan program promkes di Puskesmas Talise
menggunakan metode
a) Penyuluhan melalui pendekatan individu, kelompok, dan organisasi
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Talise;
b) Pergerakan dan pengorganisasian masyarakat melalui: kunjungan
rumah, pemberdayaan berjenjang, penyuluhan dan penjaringan
penyakit di sekolah , pengorganisasian masyarakat melalui SMD &
MMD, dan GERMAS yang dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas
Talise. Dalam hal terkait media atau sarana informasi yang digunakan
tentunya mengikuti metode yang telah ditetapkan, memperhatikan
sasaran atau penerima informasi.6
b. Sumber Daya
Sumber daya utama yang diperlukan untuk penyelenggaraan
promosi kesehatan Puskesmas adalah tenaga (SDM), sarana peralatan
termasuk media komunikasi, dan dana atau anggaran. Pengelolaan
promosi kesehatan hendaknya dilakukan oleh koordinator yang
mempunyai kapasitas di bidang promosi kesehatan. Koordinator tersebut
dipilih dari tenaga khusus promosi kesehatan (yaitu pejabat fungsional
Penyuluh Kesehatan Masyarakat atau PKM). Jika tidak tersedia tenaga
khusus promosi kesehatan tersebut dapat dipilih dari semua tenaga
kesehatan Puskesmas yang melayani pasien/klien (dokter, perawat, bidan,
sanitarian, dan lain-Iain). Semua tenaga kesehatan yang ada di Puskesmas
hendaknya memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan
informasi atau konseling. Jika keterampilan ini ternyata belum dimiliki,
maka harus diselenggarakan program pelatihan kursus.4
15
Sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1114/Menkes/SK/VII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi
Kesehatan di Daerah disebutkan bahwa standar tenaga khusus promosi
kesehatan untuk Puskesmas adalah sebagai berikut:4
16
Controlling
Pemantauan dan evaluasi dilakukan setelah perencanaan dan pelaksanaan
kegiatan dibuat serinci mungkin sehingga mudah dalam melaksanakan
kegiatan. Adapun, pelaporan dilakukan setelah kegiatan selesai. Dokumen yang
diperlukan dalam kegiatan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi kegiatan adalah
1) Daftar hadir kegiatan; 2) Surat tugas; 3) Blangko pelaporan semua kegiatan
promkes; 4) Laporan hasil semua kegiatan promosi kesehatan.5,6
Pemantauan dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana pencapaian dan
pelaksanaan promosi kesehatan di Puskesmas Talise, sedangkan evaluasi
dilakukan setiap tiga bulan sekali (triwulan).5,6 Namun, jika ada kasus, kontrol
bisa dilakukan 4 kali dalam sebulan atau bahkan bisa dilakukan tiap hari.
Disamping itu, dilakukan pula kajian data yang mana membahas tentang
pencapaian program yang dilaksanakan setiap bulan.
C. Output :
Dalam melaksanakan kegiatan program promosi kesehatan, ada beberapa
indikator yang harus dicapai. Indikator kinerja dibuat untuk mengetahui cakupan
kegiatan yang telah dilakukan, apakah telah mencapai target atau tidak. Dibawah
ini diuraikan indikator kinerja program promosi kesehatan beserta rencana target
pencapaian dan cakupan kegiatan yang telah dilakukan oleh Puskesmas Talise
berdasarkan data terakhir terkait pencapaian program tahun 2018 oleh seksi
promosi kesehatan di Puskesmas Talise.
Pokok program peningkatan promosi kesehatan pada masyarakat dengan
strategi pengembangan, penggerakan potensi masyarakat sehingga diharapkan
secara keseluruhan mampu menolong diri sendiri dan berperan aktif dalam
pembangunan kesehatan. Strategi yang digunakan melalui :
- Penyuluhan dengan melibatkan masyarakat
- Penyuluhan kesehatan dalam dan luar gedung secara langsung dan
tidak langsung.
17
Terdapat empat bidang pokok dalam penyuluhan upaya kesehatan, yaitu :
1. Penyuluhan dibidang peningkatan derajat kesehatan (promotif)
2. Penyuluhan di bidang pencegahan (preventif)
3. Penyuluhan dibidang pengobatan (kuratif)
4. Penyuluhan dibidang pemulihan (rehabilitatif)
Puskesmas Talise telah memulai usaha-usaha penyuluhan kesehatan dengan
memaksimalkan sumber daya yang ada dan berpedoman pada apa yang telah
digariskan.
Dengan indikator dan target 2018 sebagai berikut :
18
Penyuluhan Siswa Kel.Tondo Januari
4. kesehatan dan siswi 100% 100% Kel. Talise 2 orang s/d
penjaringan Kel. Layana Desember
penyakit Kel.
Valangguni
19
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Promosi kesehatan menjadi tugas bagi seluruh petugas kesehatan di
Puskesmas dan yang paling penting promkes adalah upaya pemberdayaan
baik pemberdayaan pada pasien maupun terhadap
individu/keluarga/masyarakat yang sehat.
2. Indikator keberhasilan dari program promkes puskesmas talise sudah
mencapai 100%
3. Faktor utama dari penyebab permasalahan manajemen program promosi
kesehatan di Puskesmas Talise terkait dengan input terkhusus pada sumber
daya manusia serta dalam proses pelaksanaan di lapangan.
4.2 Saran
Untuk meningkatkan program ini perlu dilakukan beberapa hal seperti:
1. Perlunya pemberdayaan sumber daya manusia atau tenaga kesehatan di
Puskesmas Talise yang mana tidak memiliki beban tugas yang lebih
besar. Serta menyusun prioritas program yang memerlukan sumber daya
yang lebih banyak dan program yang tidak terlalu memerlukan sumber
daya manusia. Selain itu, dapat pula dilakukan program pelatihan kursus
tentang pengetahuan dan keterampilan dalam memberikan informasi dan
konseling. Dengan demikian, diharapkan pemanfaatan SDM di
Puskesmas Talise dapat lebih baik.
2. Perlunya upaya terkait peningkatan strategi promosi kesehatan mulai dari
(1) Pemberdayaan; (2) Bina suasana; dan (3) Advokasi; serta dijiwai
semangat (4) Kemitraan. Terkhusus strategi advokasi dan kemitraan
dengan pendekatan kekeluargaan dapat lebih dibina.
20
DAFTAR PUSTAKA
21
DOKUMENTASI
b. GERMAS
22
Pemeriksaan Kesehatan
Penyuluhan
23