0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
6 tayangan3 halaman
Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat. Strategi utama promosi kesehatan meliputi pemberdayaan masyarakat, bina suasana, advokasi, dan kemitraan. Sasaran promosi kesehatan terdiri atas sasaran primer (masyarakat umum), sasaran sekunder (tokoh masyarakat), dan sasaran t
Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat. Strategi utama promosi kesehatan meliputi pemberdayaan masyarakat, bina suasana, advokasi, dan kemitraan. Sasaran promosi kesehatan terdiri atas sasaran primer (masyarakat umum), sasaran sekunder (tokoh masyarakat), dan sasaran t
Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan individu, keluarga, dan masyarakat untuk hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber dari masyarakat. Strategi utama promosi kesehatan meliputi pemberdayaan masyarakat, bina suasana, advokasi, dan kemitraan. Sasaran promosi kesehatan terdiri atas sasaran primer (masyarakat umum), sasaran sekunder (tokoh masyarakat), dan sasaran t
Tujuan promosi kesehatan adalah meningkatkan kemampuan baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta terwujudnya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya kemampuan tersebut (Notoatmodjo, 2012). Upaya untuk mewujudkan promosi kesehatan dapat dilakukan melalui strategi yang baik. Strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam promosi kesehatan sebagai penunjang dari program-program kesehatan yang lainnya, seperti kesehatan lingkungan, peningkatan status gizi masyarakat, pemberantasan penyakit menular, pencegahan penyakit tidak menular, peningkatan kesehatan ibu dan anak, serta pelayanan kesehatan (Notoatmodjo, 2012). Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1193/Menkes/SK/X/2004 tentang Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan dan Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1114/Menkes/SKNII/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan di Daerah, strategi dasar utama Promosi Kesehatan adalah (1) Pemberdayaan (2) Bina Suasana, dan (3) Advokasi, serta dijiwai semangat (4) Kemitraan. 1. Pemberdayaan Pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan, kemauan dan kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, menciptakan lingkungan sehat serta berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya kesehatan. Tentunya upaya-upaya kesehatan tersebut bersumber dari masyarakat sendiri dengan dukungan dari puskesmas. Peran aktif masyarakat tersebut diharapkan dalam penanggulangan masalah kesehatan di lingkungan mereka dengan dukungan dari puskesmas. Beberapa yang dapat dilakukan oleh Puskesmas dalam pemberdayaan masyarakat yang berwujud UKBM: Upaya kesehatan ibu dan anak : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita Upaya pengobatan : Pos Obat Desa, Pos Kesehatan Desa Upaya perbaikan gizi : Posyandu, Panti Pemulihan Gizi, KeluargaSadarGizi (Kadarzi) Upaya kesehatan sekolah : dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali murid, Saka Bakti Husada, Pos Kesehatan Pesantren. Upaya kesehatan lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa Percontohan Kesehatan Lingkungan. 2. Bina Suasana Bina suasana adalah upaya menciptakan suasana atau lingkungan sosial yang mendorong individu, keluarga dan masyarakat untuk mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat dan berperan aktif dalam setiap upaya penyelenggaraan kesehatan. Petugas kesehatan Puskesmas dapat menjadi panutan atau teladan dalam sikap dan tingkah laku. Misalnya: ramah (tidak terkesan stres), tidak merokok, memelihara higiene atau kebersihan dan kesehatan perorangan, dan lain sebagainya. Bagi para penjenguk pasien, dapat dilakukan pembagian selebaran dan pemasangan poster yang sesuai dengan penyakit pasien yang akan mereka jenguk. Sementara itu, di dinding dan sudut sudut ruangan, bahkan di halaman gedung Puskesmas juga dapat dimanfaatkan untuk melakukan bina suasana kepada para pengantar pasien, para penjenguk pasien, teman/ pengantar klien, dan pengunjung Puskesmas lainnya. 3. Advokasi Merupakan upaya atau proses yang terencana untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (tokoh-tokoh masyarakat informal dan formal) agar masyarakat di lingkungan puskesmas berdaya untuk mencegah serta meningkatkan kesehatannya serta menciptakan lingkungan sehat. Dalam upaya memberdayakan individu, keluarga dan masyarakat, Puskesmas membutuhkan dukungan dari pihakpihak lain, sehingga advokasi perlu dilakukan. Misalnya, dalam rangka mengupayakan lingkungan Puskesmas yang bebas asap rokok, Puskesmas perlu melakukan advokasi kepada pimpinan daerah setempat untuk diterbitkannya peraturan tentang Kawasan Tanpa Rokok (KTR) di lingkungan kerja Puskesmas. 4. Kemitraan Dalam pemberdayaan, bina suasana dan advokasi, prinsip-prinsip kemitraan harus ditegakkan. Kemitraan dikembangkan antara petugas kesehatan Puskesmas dengan sasarannya (para pasien atau pihak lain) dalam pelaksanaan pemberdayaan, bina suasana, dan advokasi. Di samping itu, kemitraan juga dikembangkan karena kesadaran bahwa untuk meningkatkan efektivitas promosi kesehatan, petugas kesehatan Puskesmas harus bekerjasama dengan berbagai pihak terkait, seperti misalnya kelompok profesi, pemuka agama, LSM, media massa, dan lain-lain.
b. Sasaran Promosi Kesehatan
Berdasarkan strategi dan upaya promosi kesehatan inti, maka sasaran dibagi dalam 3 kelompok sasaran. 1. Sasaran primer Masyarakat pada umumnya menjadi sasaran langsung segala upaya promosi kesehatan. Sesuai dengan permasalahan kesehatan, maka sasaran ini dapat dikelompokkan menjadi kepala keluarga untuk masalah kesehatan umum, ibu hamil dan menyusui untuk masalah KIA (kesehatan ibu dan anak), anak sekolah untuk kesehatan remaja dan sebagainya. Upaya promosi yang dilakukan terhadap sasaran primer ini sejalan dengan srategi pemberdayaan masyarakat. 2. Sasaran sekunder Para tokoh masyarakat, tokoh agama, dan sebagainya. Disebut sasaran sekunder, karena dengan memberikan promosi kesehatan kepada kelompok ini diharapkan untuk selanjutnya kelompok ini akan memberikan promosi Kesehatan kepada masyarakat sekitarnya. Disamping itu dengan perilaku sehat para tokoh masyarakat sebagai hasil promosi kesehatan yang diterima, maka para tokoh masyarakat ini akan memberi contoh atau acuan perilaku sehat bagi masyarakat sekitarnya. Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran sekunder ini adalah sejalan dengan strategi dukungan sosial atau bina suasana di lingkungan masyarakat. 3. Sasaran tersier Para pembuat keputusan atau penentu kebijakan baik tingkat pusat, maupun daerah merupakan sasaran tertier promosi kesehatan. Dengan kebijakan-kebijakan atau keputusan yang dikeluarkan oleh kelompok ini akan mempunyai dampak terhadap perilaku para tokoh masyarakat (sasaran sekunder), dan juga kepada masyarakat umum (sasaran primer). Upaya promosi kesehatan yang ditujukan kepada sasaran tersier ini sejalan dengan strategi advokasi.
Nurmala, I et al. 2018. Promosi Kesehatan. Surabaya: Airlangga University Press.
Kementrian Kesehatan RI, 2013. Pedoman Pelaksanaan Promosi Kesehatan Di