Anda di halaman 1dari 22

HARI BESAR KESEHATAN

1. Hari Kanker Anak Sedunia = 15 Januari


2. Hari Kanker Sedunia = 04 Februari
3. Hari Perawat Nasional = 7 Maret
4. Hari TB Sedunia = 24 Maret
5. Hari Kesehatan Sedunia = 7 April
6. Hari Imunisasi = 24 April
7. Hari Asma = 01 Mei
8. Hari PMI Sedunia = 08 Mei
9. Hari Lupus = 10 Mei
10. Hari Perawat Internasional = 12 Mei
11. Pekan ASI Sedunia = 01-07 Agustus
12. Hari PMI = 17 September
13. Hari Jantung Sedunia = 24 September
14. Hari Kesehatan Jiwa = 10 Oktober
15. Hari Cuci Tangan Pakai Sabun = 15 Oktober 2008
16. Hari Kesehatan Nasional = 12 November
17. Hari Diabetes Sedunia = 14 November
18. Hari Penyakt Paru = 15 November
19. Hari AIDS Sedunia = 01 Desember
20. Hari Kusta Se-Dunia = 28 Desember
PERATURAN TENTANG KESEHATAN

Undang-Undang
1. UU No. 23 Tahun 1996 = Kesehatan
2. UU No. 36 Tahun 2014 = Tenaga Kesehatan
3. UU No. 24 Tahun 2011 = Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
4. UU No. 38 Tahun 2014 = Keperawatan
5. UU NO. 36 TAHUN 2009 = Kesehatan

Permenkes
1. No.128/Menkes/SK/Ii/2004 = Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
2. No. 374/Menkes/SK/V/2009 = Sistem Kesehatan Nasional
3. No. 38 Tahun 2014 = Keperawatan
4. NO. 43 Tahun 2019 = Puskesmas
5. No. 17 Tahun 2013 = Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
6. No. HK.01.07/Menkes/425/2020 = Standar Profesi Perawat
7. No. 4 Tahun 2019 = Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
covid
8. No. 9 Tahun 2020 = Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Covid-19
9. No. 10 dan No. 18 Tahun 2021 = Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan
Pandemi Covid-19
Peraturan Pemerintah
1. PP No. 32 Tahun 1996 = Tenaga Kesehatan
2. PP No. 72 Tahun 2012 = Sistem Kesehatan Nasional
3. PP No. 47 Tahun 2021 = Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan
HIMPUNAN PERAWAT YANG DI AKUI OLEH DPP PPNI

1. Ikatan Perawat Kesehatan Jiwa Indonesia (IPKJI)


2. Ikatan Perawat Anak Nasional Indonesia (IPANI)
3. Himpunan Perawat Kamar Bedah Indonesia (HIPKABI)
4. Himpunan Perawat Gawat Darurat Dan Bencana Indonesia (HIPGABI)
5. Ikatan Perawat Kesehatan Komunitas Indonesia (IPKKI)
6. Ikatan Ners Kardiovaskuler Indonesia (INKAVIN)
7. Himpunan Perawat Onkologi Indonesia (HIMPONI)
8. Ikatan Perawat Maternitas Indonesia (IPEMI)
9. Himpunan Perawat Manajer Indonesia (HPMI)
10. Himpunan Perawat Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (HIPEGI)
11. Himpunan Perawat Medical Bedah Indonesia (HIPMEBI)
12. Himpunan Perawat Critical Care Indonesia (HIPERCCI)
13. Indonesian Wound Ostomy Continence Nurse Association (Inwocna)
14. Himpunan Perawat Pengendali Infeksi Indonesia (HIPPI)
15. Himpunan Perawat Urologi Indonesia (HPUI)
16. Ikatan Perawat Orthopedic Dan Trauma Indonesia (IPOTI)
17. Ikatan Perawat Mata Indonesia (IKPAMI)
18. Himpunan Perawat Anastesi Indonesia (HIPANI)
19. Ikatan Perawatn Dialisis Indonesia (IPDI)
AGENDA PRIORITAS PRESIDEN (NAWACITA-9 HARAPAN ATAU CITA-CITA)
1. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi system dan penegakan hukum yang bebas
korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
2. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan
3. Mempertehuh ke-bhineka-an dan memperkuat restorasi social Indonesia
4. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman
pada seluruh warga negara
5. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintah yang bersih,
efektif, demokratif, dan terpercaya
6. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia
7. Mewujdkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sector-sektor strategis ekonomi
domestic
8. Melakukan revolusi karakter bangsa
9. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional

- Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang akan dicapai melalui program Indonesia
Sehat, program Indonesia pintar, dan program Indonesia kerja indonesia sejahtera.
- Program Indonesia sehat memiliki 3 komponen:
1. Revolusi mental masyarakat agar memiliki paradigma sehat
Angka kematian ibu turun, angka kematian bayi turun, angka balita yang mengalami
stunting turun, program pemberian makanan tambahan meningkat bagi ibu hamil
kekurangan energi kronis (KEK), Balita, dan anak sekolah.
2. Penguatan pelayanan kesehatan
Fasilitas kesehatan primer (puskesmas) membina masyarakat umum untuk mempunyai
kemampuan untuk hidup sehat, pelayanan kesehatan diderah terpencil, dan pengembangan
RS rujukan.
3. Mewujudkan jaminan kesehatan nasional (JKN)
Keikutsertaan masyarakat dalam program JKN dan semakin banyak fasilitas kesehatan
bekerja sama dengan JKN (BPJS).
- Upaya kesehatan yang dilakukan:
1. Pelayanan kesehatan didaerah terpencil, perbatasan dan kepulauan: menepatkan tenaga
kesehatan secara tim dinamakan program Nusantara Sehat
2. Berbasis masyarakat melalui pedekatan keluarga dinamakan program Keluarga Sehat
KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (KEPMENKES/NO.128/MENKES/SK/II/2004)
(PERMENKES NO.43 TAHUN 2019)
A. Konsep Dasar Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.

Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarkan oleh puskesmas adalah


mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan
kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat
tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.

Fungsi Puskesmas:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama: perorangan dan masyarakat

Visi : tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat.


Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni:
a. Lingkungan sehat
b. Perilaku sehat
c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
d. Derajat kesehatan penduduk kecamatan
Misi :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat
berserta lingkungannya.
B. Kedudukan, organisasi, dan tata kerja
- Kedudukan
1. Sistem Kesehatan Nasional
2. Sistem Kesehatan Kabupaten/Kota
3. Sistem Pemerintah Daerah
4. Antar Sarana Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

- Organisasi

- Tata Kerja

C. Upaya dan Azas Penyelenggaraan

- Upaya

1. Upaya kesehatan wajib


- Upaya Promosi Kesehatan
- Upaya Kesehatan Lingkungan
- Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
- Upaya Perbaikan Gizi
- Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
- Upaya Pengobatan
2. Upaya kesehatan pengembangan
- Upaya Kesehatan Sekolah
- Upaya Kesehatan Olah Raga
- Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
- Upaya Kesehatan Kerja
- Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
- Upaya Kesehatan Jiwa
- Upaya Kesehatan Mata
- Upaya Kesehatan Usia Lanjut
- Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional

- Azas Penyelenggaraan

1. Azas pertanggungjawaban wilayah


2. Azas pemberdayaan masyarakat
a. Upaya kesehatan ibu dan anak: posyandu, polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Upaya pengobatan: posyandu, Pos Obat Desa (POD)
c. Upaya perbaikan gizi: posyandu, panti pemulihan gizi, Keluarga Sadar Gizi
(Kadarzi)
d. Upaya kesehatan sekolah: dokter kecil, penyertaan guru dan orang tua/wali
murid, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan Pesantren (Poskestren)
e. Upaya kesehatan lingkungan: Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
f. Upaya kesehatan usia lanjut: posyandu usila, panti wreda
g. Upaya kesehatan kerja: Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Upaya kesehatan jiwa: posyandu, Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat
(TPKJM)
i. Upaya pembinaan pengobatan tradisional: Taman Obat Keluarga (TOGA),
Pembinaan Pengobat Tradisional (Battra)
j. Upaya pembiayaan dan jaminan kesehatan (inovatif): dana sehat, Tabungan Ibu
Bersalin (Tabulin), mobilisasi dana keagamaan
3. Azas keterpaduan
4. Azas rujukan
D. Manajemen Puskesmas
- Perencanaan
1. Perencanaan upaya kesehatan wajib: menyusun usulan kegiatan, mengajukan
usulan kegiatan, menyusun rencana pelaksanaan kegiatan
2. Perencanaan upaya kesehatan pengembangan : identifikasi upaya kesehatan
pengembangan, menyusun usulan kegiatan, mengajukan usulan kegiatan,
menyusun rencana pelaksanaan kegiatan

- Pelaksanaan dan Pengendalian: Pengorganisasian, penyelenggaraan, kendali mutu,


kendali biaya, pemantauan, penilaian

- Pengawasan dan Pertanggungjawaban: Pengawasan (internal dilakukan oleh atasan


langsung dan eksternal dilakukan oleh masyarakat, dinkes kab/kota serta berbagai
instansi pemerinrtah yang terkait), pertanggungjawaban(Pada setiap akhir tahun
anggaran, kepala puskesmas harus membuat laporan pertanggungjawaban tahunan
yang mencakup pelaksanaan kegiatan, serta perolehan dan penggunaan berbagai
sumberdaya termasuk keuangan. Laporan tersebut disampaikan kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota serta pihak-pihak terkait lainnya, termasuk masyarakat
melalui Badan Penyantun Puskesmas. Apabila terjadi penggantian kepala puskesmas,
maka kepala puskesmas yang lama diwajibkan membuat laporan pertanggungjawaban
masa jabatannya.
E. Pembiayaan
Pemerintah, Pendapatan Puskemas, dan Sumber lain
SISTEM KESEHATAN NASIONAL (PERPRES NO. 72 TAHUN 2012)

1. PENGERTIAN
Skn adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen Bangsa
Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.

2. MAKSUD DAN KEGUNAAN


Tersusunnya SKN ini mempertegas makna pembangunan kesehatan dalam rangka pemenuhan
hak asasi manusia, memperjelas penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuai dengan visi
dan misi Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan Tahun 2005-2025 (RPJP-K),
memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif, melaksanakan pemerataan
upaya kesehatan yang terjangkau dan bermutu, meningkatkan investasi kesehatan untuk
keberhasilan pembangunan nasional.

3. LANDASAN SKN
a. landasan idiil (Pancasila); b. landasan konstitusional (UUD 1945) ; dan c. landasan
operasional (UU No.36 tahun 2009 ttg Kesehatan), dll.

4. PERKEMBANGAN DAN MASALAH SKN


Upaya kesehatan, penelitian dan pengembangan kesehatan, pembiayaan kesehatan, SDM
Kesehatan, sediaan farmasi alkes dan makanan, manajemen informasi dan regulasi kesehatan,
pemberdayaan masyarakat.

5. PERUBAHAN LINGKUNGAN STRATEGIS


a. Tingkat global; Globalisasi merupakan suatu perubahan interaksi manusia secara luas,
yang mencakup ekonomi, politik, sosial, budaya, teknologi, dan lingkungan. Proses ini
dipicu dan dipercepat dengan berkembangnya teknologi, informasi, dan transportasi
yang mempunyai konsekuensi pada fungsi suatu negara dalam sistem pengelolaannya.
b. Tingkat nasional dan local; Pada tingkat nasional terjadi proses politik, seperti
desentralisasi, demokratisasi, dan politik kesehatan yang berdampak pada
pembangunan kesehatan, sebagai contoh: banyaknya peserta pemilihan kepala daerah
(Pilkada) yang menggunakan isu kesehatan sebagai janji politik. Dan secara geografis
wilayah Indonesia merupakan wilayah yang rawan bencana.

6. DASAR PEMBANGUNAN KESEHATAN


Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan mengacu pada dasar:
a. perikemanusiaan; b. pemberdayaan dan kemandirian; c. adil dan merata; dan d.
pengutamaan dan manfaat.

7. DASAR SKN
Dalam penyelenggaraan, SKN harus mengacu pada dasar-dasar atau asas-asas sebagai berikut:
a. perikemanusiaan; b. keseimbangan; c. manfaat; d. perlindungan; e. keadilan; f.
penghormatan hak asasi manusia; g. sinergisme dan kemitraan yang dinamis; h. komitmen
dan tata pemerintahan yang baik (good governance); i. legalitas; j. antisipatif dan proaktif; k.
gender dan nondiskriminatif; dan l. kearifan lokal.

BENTUK POKOK SKN


8. TUJUAN SKN
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua komponen bangsa,
baik Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat termasuk badan hukum, badan
usaha, dan lembaga swasta secara sinergis, berhasil guna dan berdaya guna, sehingga terwujud
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

9. KEDUDUKAN SKN
Suprasistem SKN adalah Sistem Ketahanan Nasional, SKN bersama dengan berbagai sistem
nasional lainnya diarahkan untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia seperti yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,dan
kedudukan SKN dalam sisem Nasional lainnya.

10. SUBSISTEM SKN


a. subsistem upaya kesehatan;
b. subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan;
c. subsistem pembiayaan kesehatan; bersumber pemerintah, pemda, swasta, organisasi
masyarakat dan masyarakat itu sendiri
d. subsistem sumber daya manusia kesehatan;
e. subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan;
f. subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan; meliputi kebijakan kesehatan,
administrasi kesehatan, hukum kesehatan, dan informasi kesehatan
g. subsistem pemberdayaan masyarakat.

11. TATA HUBUNGAN ANTAR SUBSISTEM DAN LINGKUNGANNYA

12. CARA PENYELENGGARAAN SKN


Pengelolaan kesehatan mencakup kegiatan perencanaan, pengaturan, pembinaan dan
pengawasan serta evaluasi penyelenggaraan upaya kesehatan (meliputi upaya kesehatan
perorangan dan upaya kesehatan masyarakat) dan sumber dayanya secara serasi dan seimbang
dengan melibatkan masyarakat.

Pengelolaan dan penyelenggaraan pembangunan kesehatan dilakukan dengan memperhatikan


nilai-nilai: a. prorakyat; b. inklusif; c. responsif; d. efektif; e. bersih.

13. SUBSISTEM UPAYA KESEHATAN


Subsistem upaya kesehatan adalah pengelolaan upaya kesehatan yang terpadu,
berkesinambungan, paripurna, dan berkualitas, meliputi upaya peningkatan, pencegahan,
pengobatan, dan pemulihan, yang diselenggarakan guna menjamin tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Unsur-unsur subsistem upaya kesehatan terdiri dari:
a. upaya kesehatan;
b. fasilitas pelayanan kesehatan;
c. sumber daya upaya kesehatan; dan
d. pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan.

Prinsip-prinsip subsistem upaya kesehatan terdiri dari:


a. terpadu, berkesinambungan, dan paripurna;
b. bermutu, aman, dan sesuai kebutuhan;
c. adil dan merata;
d. nondiskriminasi;
e. terjangkau;
f. teknologi tepat guna; dan
g. bekerja dalam tim secara cepat dan tepat.

Upaya kesehatan primer:


a). Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer (PKPP) : Pelayanan kesehatan perorangan primer
dapat diselenggarakan sebagai pelayanan yang bergerak (ambulatory) atau menetap, dapat
dikaitkan dengan tempat kerja, seperti klinik perusahaan; atau dapat disesuaikan dengan
lingkungan/kondisi tertentu (kesehatan matra, seperti: kesehatan haji, kesehatan pada
penanggulangan bencana, kesehatan transmigrasi, kesehatan di bumi perkemahan, termasuk jg
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).
b). Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP) : Pelayanan kesehatan masyarakat primer
adalah pelayanan peningkatan dan pencegahan tanpa mengabaikan pengobatan dan pemulihan
dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat, pelaksanaan operasionalnya dapat
didelegasikan kepada Puskesmas, dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan primer lainnya yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah dan/atau masyarakat.

Upaya kesehatan sekunder:


a). Pelayanan Kesehatan Perorangan Sekunder (PKPS): Pelayanan kesehatan perorangan
sekunder adalah pelayanan kesehatan spesialistik yang menerima rujukan dari pelayanan
kesehatan perorangan primer, yang meliputi rujukan kasus, spesimen, dan ilmu pengetahuan
serta dapat merujuk kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk. Dilaksanakan oleh
dokter spesialis atau yang sudah mengikuti pelatihan khusus.
b). Pelayanan Kesehatan Masyarakat Sekunder (PKMS): Pelayanan kesehatan masyarakat
sekunder menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan masyarakat primer dan
memberikan fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, dan sumber daya manusia kesehatan
serta didukung oleh pelayanan kesehatan masyarakat tersier. Fasilitas pelayanan kesehatan
penyelenggara pelayanan kesehatan masyarakat sekunder dibangun sesuai dengan standar.
yakni melaksanakan pelayanan kesehatan masyarakat yang tidak sanggup atau tidak memadai
dilakukan pada pelayanan kesehatan masyarakat primer.
Upaya kesehatan tersier
a). Pelayanan Kesehatan Perorangan Tersier (PKPT): Pelayanan kesehatan perorangan tersier
menerima rujukan subspesialistik dari pelayanan kesehatan di bawahnya, dan dapat merujuk
kembali ke fasilitas pelayanan kesehatan yang merujuk. Pelaksana pelayanan kesehatan
perorangan tersier adalah dokter subspesialis atau dokter spesialis yang telah mendapatkan
pendidikan khusus atau pelatihan dan mempunyai izin praktik dan didukung oleh tenaga
kesehatan lainnya yang diperlukan.
b). Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tersier (PKMT): Pelayanan kesehatan masyarakat tersier
menerima rujukan kesehatan dari pelayanan kesehatan masyarakat sekunder dan memberikan
fasilitasi dalam bentuk sarana, teknologi, sumber daya manusia kesehatan, dan rujukan
operasional, serta melakukan penelitian dan pengembangan bidang kesehatan masyarakat dan
penapisan teknologi dan produk teknologi yang terkait.

14. SUBSISTEM PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KESEHATAN


Subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan adalah pengelolaan penelitian dan
pengembangan, pemanfaatan dan penapisan teknologi dan produk teknologi kesehatan yang
diselenggarakan dan dikoordinasikan guna memberikan data kesehatan yang berbasis bukti
untuk menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Unsur-unsur subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan terdiri dari unsur-unsur area
penelitian, pengembangan, dan penapisan:
a. biomedis dan teknologi dasar kesehatan; b. teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi
klinik; c. teknologi intervensi kesehatan masyarakat; dan d. humaniora, kebijakan kesehatan,
dan pemberdayaan masyarakat.

Prinsip-prinsip subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan terdiri dari:


a. terpadu, berkesinambungan, dan paripurna;
b. akurat dan akuntabel;
c. persetujuan setelah penjelasan;
d. bekerja dalam tim secara cepat dan tepat;
e. norma agama;
f. kebenaran ilmiah; dan
g. perlindungan terhadap subjek penelitian dan etik.

15. SUBSISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN


Subsistem pembiayaan kesehatan adalah pengelolaan berbagai upaya penggalian,
pengalokasian, dan pembelanjaan dana kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan
pembangunan kesehatan guna mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Unsur-unsur subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari:


a. dana; b. sumber daya; dan c. pengelolaan dana kesehatan.

Prinsip-prinsip subsistem pembiayaan kesehatan terdiri dari:


a. kecukupan;
b. efektif dan efisien; dan
c. adil dan transparan

16. SUBSISTEM SDM KESEHATAN


Subsistem sumber daya manusia kesehatan adalah pengelolaan upaya pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan, yang meliputi: upaya perencanaan,
pengadaan, pendayagunaan, serta pembinaan dan pengawasan mutu sumber daya manusia
kesehatan untuk mendukung penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Unsur-unsur subsistem sumber daya manusia kesehatan terdiri dari:


a. sumber daya manusia kesehatan; b. sumber daya pengembangan dan pemberdayaan
sumber daya manusia kesehatan; dan c. penyelenggaraan pengembangan dan
pemberdayaan sumber daya manusia kesehatan.

Prinsip-prinsip subsistem sumber daya manusia kesehatan terdiri dari:


a. adil dan merata serta demokratis; b. kompeten dan berintegritas; c. objektif dan transparan;
dan d. hierarki dalam sumber daya manusia kesehatan.

17. SUBSISTEM SEDIAAN FARMASI, ALKES, DAN MAKANAN


Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan adalah pengelolaan berbagai upaya
yang menjamin keamanan, khasiat/ manfaat, mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan
makanan.

Unsur-unsur subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan terdiri dari:
a. komoditi;
b. sumber daya;
c. pelayanan kefarmasian;
d. pengawasan; dan
e. pemberdayaan masyarakat.

Prinsip-prinsip subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan terdiri dari:
a. aman, berkhasiat, bermanfaat, dan bermutu;
b. tersedia, merata, dan terjangkau;
c. rasional;
d. transparan dan bertanggung jawab; dan
e. kemandirian.

18. SUBSISTEM MANAJEMEN INFORMASI DAN REGULASI KESEHATAN


Subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan adalah pengelolaan yang
menghimpun berbagai upaya kebijakan kesehatan, administrasi kesehatan, pengaturan hukum
kesehatan, pengelolaan data dan informasi kesehatan yang mendukung subsistem lainnya dari
SKN guna menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Unsur-unsur subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan terdiri dari:


a. kebijakan kesehatan; b. administrasi kesehatan; c. hukum kesehatan; d. informasi
kesehatan; dan e. sumber daya manajemen kesehatan.

Prinsip-prinsip subsistem manajemen, informasi, dan regulasi kesehatan terdiri dari:


a. inovasi atau kreativitas;
b. kepemimpinan yang visioner bidang kesehatan;
c. sinergisme yang dinamis; dan
d. kesesuaian dengan sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

19. SUBSISTEM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT


Subsistem pemberdayaan masyarakat adalah pengelolaan penyelenggaraan berbagai upaya
kesehatan, baik perorangan, kelompok, maupun masyarakat secara terencana, terpadu, dan
berkesinambungan guna tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Unsur-unsur subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari:


a. penggerak pemberdayaan;
b. sasaran pemberdayaan;
c. kegiatan hidup sehat; dan
d. sumber daya.

Prinsip-prinsip subsistem pemberdayaan masyarakat terdiri dari:


a. berbasis masyarakat; b. edukatif dan kemandirian; c. kesempatan mengemukakan pendapat
dan memilih pelayanan kesehatan; dan d. kemitraan dan gotong royong.
KEBIJAKAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL (
Sustainable Development Goals (SDGs) diatur dalam Perpres No. 59 Tahun 2017

MDGs terdiri dari 8 tujuan, 18 target, dan 67 indikator

Ditetapkan pada bulan 25 September tahun 2015 di dalam sidang umum PBB di New York yang diikuti
159 negara. Indonesia diwakili oleh wakil presiden Indonesia Bapak Yusuf Kalla. SDGs berisikan 17 goals
dan 169 target dan 241 indikator untuk periode pelaksanaan 2015-2030. Yang dikelompokkan menjadi 4
pilar utama:

1. pilar pembangunan social: termasuk kesehatan. (Goals 1,2,3,4,5)


2. pilar pembangunan ekonomi (Goals 7,8,9,10,17)
3. pilar pembangunan lingkungan ( Goals 6,11,12,13,14,15)
4. pilar pembangunan hukum dan tata kelola (Goals 16)

Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) adalah pembangunan


yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan,
pembangunan yang menjaga keberlanjutan kehidupan social masyarakat, pembangunan yang menjaga
kualitas lingkungan hidup serta pembangunan yang menjamin keadilan dan terlaksananya tata kelola
yang mampu menjaga peningkatan kualitas hidup dari satu generasi ke generasi berikutnya.

5 PRINSIP yang menjadi inti agenda global :

1. People, Seluruh aspek kehidupan manusia merupakan hal yang penting sehingga pemenuhan
kebutuhan dasar, seperti makanan, kesehatan, kehidupan layak, pendidikan, hingga kesetaraan
gender harus dapat diwujudkan. Prinsip people ini mencakup target SDGs nomor 1 sampai 5.
2. Planet, Prinsip ini berkaitan dengan dibutuhkannya kerja sama komunitas internasional dalam
melindungi bumi dari kerusakan. Upaya ini dapat dilakukan dengan manajemen air, pola
produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, kebijakan perlindungan lingkungan, dan
proteksi ekosistem. Hal ini mencakup target SDGs nomor 6, 12 sampai 15
3. Prosperity, Kemakmuran dapat diwujudkan dengan pembangunan ekonomi namun dalam
mewujudkannya diharapkan dapat melibatkan seluruh aktor dan menjunjung keadilan. Sehingga
semua manusia dapat hidup dan menikmati kemakmuran, baik secara ekonomi, sosial, maupun
teknologi yang juga selaras dengan alam. Prinsip ini mencakup target SDGs nomor 7 sampai 11.
4. Peace, Masyarakat yang inklusif, bebas dari rasa takut dan kekerasan menjadi harapan pada
prinsip kedamaian. Upaya memperkuat institusi dapat meminimalkan ancaman seperti
terorisme dan konflik, meskipun melalui cara non militeristik. Prinsip ini mencakup target SDGs
nomor 16.
5. Partnership, Kerja sama dari seluruh aktor, seperti pemerintah, sektor privat, dan masyarakat
secara global menjadi cara untuk mencapai seluruh target SDGs pada tahun 2030, sesuai dengan
target nomor 17.

Seluruh isu kesehatan dalam SDGs diintegrasikan dalam satu tujuan yakni tujuan nomor 3, yaitu
menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.
Terdapat 38 target SDGs di sektor kesehatan yang perlu diwujudkan. Selain permasalahan yang
belum tuntas ditangani diantaranya yaitu upaya penurunan :
1. angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), AKN
2. pengendalian penyakit HIV/AIDS, TB, Malaria
3. peningkatan akses kesehatan reproduksi (termasuk KB,ASFR)
terdapat hal-hal baru yang menjadi perhatian, yaitu:
1. Kematian akibat penyakit tidak menular (PTM)
2. Penyalahgunaan narkotika dan alcohol
3. Kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas
4. Universal Health Coverage
5. Kontaminasi dan polusi air, udara dan tanah;
6. penanganan krisis dan kegawatdaruratan.

Fokus dari seluruh target tersebut antara lain gizi masyarakat, sistem kesehatan nasional, akses
kesehatan dan reproduksi, Keluarga Berencana (KB), serta sanitasi dan air bersih.

Pembangunan sektor kesehatan untuk SDGs sangat tergantung kepada peran aktif seluruh
pemangku kepentingan baik pemerintah pusat dan daerah, parlemen, dunia usaha, media
massa, lembaga sosial kemasyarakatan, organisasi profesi dan akademisi, mitra pembangunan
serta Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).

Tantangan terbesar dalam pelaksanaan agenda pembangunan berkelanjutan di Indonesia


adalah reformulasi konsep pembangunan yang terintegrasi dan penempatan kesehatan sebagai
satu rangkaian proses manajemen pembangunan yang meliputi input, process, output, outcome
dan impact pembangunan serta memahamkan bersama akan substansi pembangunan
kesehatan yang harus dilaksanakan bersama di era desentralisasi dan demokratisasi saat ini.

Program yang diusung untuk mewujudkan SDGs dalam bidang kesehatan adalah Program
Indonesia Sehat dengan 3 pilar yakni paradigma sehat, pelayanan kesehatan dan jaminan
kesehatan nasional :
1. Paradigma sehat merupakan sebuah pendekatan yang mengedepankan konsep promotif dan
preventif dalam pelayanan kesehatan dan menempatkan kesehatan sebagai input dari sebuah
proses pembangunan.
2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan dan diarahkan untuk peningkatan Akses dan mutu
pelayanan. Dalam hal pelayanan kesehatan primer diarahkan untuk upaya pelayanan promotif
dan preventif, melalui pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan
baik dalam tatanan tata kelola klinis, tata kelola manajemen dan tata kelola program.
3. Jaminan Kesehatan Nasional, negara bertekad untuk menjamin seluruh penduduk dan warga
negara asing yang tinggal di Indonesia dalam pelayanan kesehatannya.

3 Prinsip penyelenggaraan SDGs :

1. Universality (menyeluruh): TPB dilaksanakan oleh negara maju maupun negara berkembang
2. Integration (Intergrasi) : TPB dilaksanakan secara terintegrasi dan saling terkait pada semua
dimensi social, ekonomi, dan lingkungan
3. No One Left Behind (memastikan tidak ada yang tertinggal): Harus memberi manfaat bagi
semua terutama kelompok yang rentan dan pelaksanaan melibatkan semua pemangku
kepentingan.
UNDANG-UNDANG KESEHATAN NO.36 TAHUN 2009

BAB III : HAK DAN KEWAJIBAN

BAG. KESATU HAK

PASAL 4 : Setiap orang berhak atas kesehatan

PASAL 5 :

1. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya dibidang
kesehatan
2. Setiap orang mempunyai hak dalam memperole pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, dan terjangkau.
3. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan
sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.
PASAL 6 : Setiap orang berhak mendapat lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan

PASAL 7 : Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi ttg kesehatan yang seimbang
dan bertanggung jawab

PASAL 8 : Setiap orang berhak memperoleh informasi ttg data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan
pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan

BAG. KEDUA KEWAJIBAN

PASAL 9 :
1. Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
2. Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaannya
meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat,
dan pembangunan berwawasan kesehatan.

PASAL 10 : Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain dalam


upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi, maupun sosial.

PASAL 11 : Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat untuk


mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan yang setinggi-
tingginya

PASAL 12 : Setiap orang berkewajiban menjaga dan meningkatkan derajat


kesehatan bagi orang lain yang menjadi tanggung jawabnya

PASAL 13 :
1. Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan
kesehatan sosial.
2. Program jaminan kesehatan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur sesuai dengan ketentuan
3. peraturan perundang-undangan.
PASAL 26 :
1. Pemerintah mengatur penempatan tenaga kesehatan untuk pemerataan
pelayanan kesehatan.
2. Pemerintah daerah dapat mengadakan dan mendayagunakan tenaga
kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerahnya.
3. Pengadaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan memperhatikan:
a. jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat;
b. jumlah sarana pelayanan kesehatan; dan
c. jumlah tenaga kesehatan sesuai dengan beban kerja pelayanan
kesehatan yang ada.
4. Penempatan tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan tetap memperhatikan hak tenaga kesehatan dan hak
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang merata.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai penempatan tenaga kesehatan diatur
dalam Peraturan Pemerintah.

BAB IV : TANGGUNG JAWAB PEMERINTAH


BAB V : SUMBER DAYA DI BIDANG KESEHATAN (21-45)
BAB VI : UPAYA KESEHATAN (46-125)
BAG. KEDUA PELAYANAN KESEHATAN
PARAGRAF KESATU, PEMBERIAN PELAYAN
PASAL 52-55

PARAGRAF KEDUA, PERLINDUNGAN PASIEN


PASAL 56 :
1. Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh
tindakan pertolongan yang akan diberikan kepadanya setelah menerima
dan memahami informasi mengenai tindakan tersebut secara lengkap
2. X
3. X

PASAL 57 :
1. Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang
telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan.
2. X

PASAL 58 :
1. Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang
2. menimbulkan kerugian akibat kesalahaN atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya.
3. X
4. X
PASAL 71-77 : KESEHATAN REPRODUKSI
PASAL 75 :
1. Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
2. Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan,
baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita
penyakit genetic berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak
dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar
kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologis bagi korban perkosaan.
3. Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan
diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor
yang kompeten dan berwenang.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedarurata medis dan
perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.

PASAL 78 : KELUARGA BERENCANA


PASAL 79 : KESEHATAN SEKOLAH

BAB VII : KESEHATAN IBU, BAYI, ANAK, REMAJA, LANSIA, DAN


PENYANDANG CACAT( 126-140)
BAB VIII : GIZI (141-143)
BAB IX : KESEHATAN JIWA (144-151)
BAB X : PENYAKIT MENULAR DAN TIDAK MENULAR (152-161)
BAB XI : KESEHATAN LINGKUNGAN (162-163)
BAB XII l KESEHATAN KERJA (163-)
KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (PERMENKES NO. 43 TAHUN 2019)

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah


fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya.

Fungsi Puskesmas:
- penyelenggaraan UKM : Upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
- penyelenggaraan UKP : Upaya kesehatan perseorangan di wilayah kerjanya

UKM (Keluarga dan komunitas):


- UKM Esensial :
1. Pelayanan promkes
2. Kesling
3. KIA/KB
4. Gizi
5. Pencegahan dan pengendalian penyakit
- UKM Pengembangan
1. Rawat jalan
2. IGD
3. Pelayanan satu hari (one day care)
4. Home care
5. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan kesehatan

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas bertujuan untuk


mewujudkan wilayah kerja Puskesmas yang sehat, dengan masyarakat yang:
a. memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat;
b. mampu menjangkau Pelayanan Kesehatan bermutu;
c. hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat.

Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas sebagaimana


dimaksud dalam rangka mewujudkan kecamatan sehat. Kecamatan sehat
sebagaimana dimaksud dilaksanakan untuk mencapai kabupaten/kota sehat.

Prinsip penyelenggaraan Puskesmas meliputi:


1. paradigma sehat; Puskesmas mendorong seluruh pemangku
kepentingan berpartisipasi dalam upaya mencegah dan mengurangi
risiko kesehatan yang dihadapi individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat.
2. pertanggungjawaban wilayah; Puskesmas menggerakkan dan
bertanggung jawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah
kerjanya
3. kemandirian masyarakat; Puskesmas mendorong kemandirian hidup
sehat bagi individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
4. ketersediaan akses pelayanan kesehatan; Puskesmas menyelenggarakan
Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses dan terjangkau oleh seluruh
masyarakat di wilayah kerjanya secara adil tanpa membedakan status
sosial, ekonomi, agama, budaya, dan kepercayaan
5. teknologi tepat guna; Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan
Kesehatan dengan memanfaatkan teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan, mudah dimanfaatkan, dan tidak berdampak
buruk bagi lingkungan.
6. keterpaduan dan kesinambungan. Puskesmas mengintegrasikan dan
mengoordinasikan penyelenggaraan UKM dan UKP lintas program dan
lintas sektor serta melaksanakan Sistem Rujukan yang didukung
dengan manajemen Puskesmas.

Puskesmas mempunyai fungsi sebagai Pembina kesehatan wilayah melalui 4


jenis upaya yaitu:
1. Meningkatkan dan memberdayakan masyarakat
2. Melaksanakan upaya kesehatan masyarakat
3. Melaksanakan upaya kesehatan perorangan
4. Memantau dan mendorong pembangunan berwawasan kesehatan

Untuk penguatan fungsi tsb, perlu dilakukan revitalisasi puskesmas dengan


focus pada 5 hal yaitu:
1. Peningkatan SDM
2. Peningkatan teknis dan manajemen
3. Peningkatan pembiayaan
4. Peningkatan system informasi puskesmas (SIP)
5. Pelaksanaan akreditasi puskesmas

Tenaga kesehatan Puskesmas


Selain dokter dan atau dokter layanan primer, puskesmas harus memiliki:
1. Dokter gigi
2. Tenaga kesehatan lainnya (perawat, bidan, promkes, sanitasi
lingkungan, nutrisionis, apoteker, dan lab medik)
3. Tenaga non kesehatan (dalam kondisi tertentu puskesmas dpt
menambah jenis tenaga kesehatan seperti terapis gigi dan mulut,
epidemiolog kesehatan, perekam medis, dan informasi kesehatan dan
tenaga kesehatan lain sesuai dengan kebutuhan)

Anda mungkin juga menyukai