Undang-Undang
1. UU No. 23 Tahun 1996 = Kesehatan
2. UU No. 36 Tahun 2014 = Tenaga Kesehatan
3. UU No. 24 Tahun 2011 = Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
4. UU No. 38 Tahun 2014 = Keperawatan
5. UU NO. 36 TAHUN 2009 = Kesehatan
Permenkes
1. No.128/Menkes/SK/Ii/2004 = Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat
2. No. 374/Menkes/SK/V/2009 = Sistem Kesehatan Nasional
3. No. 38 Tahun 2014 = Keperawatan
4. NO. 43 Tahun 2019 = Puskesmas
5. No. 17 Tahun 2013 = Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
6. No. HK.01.07/Menkes/425/2020 = Standar Profesi Perawat
7. No. 4 Tahun 2019 = Standar Teknis Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
covid
8. No. 9 Tahun 2020 = Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka
Percepatan Penanganan Covid-19
9. No. 10 dan No. 18 Tahun 2021 = Pelaksanaan Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan
Pandemi Covid-19
Peraturan Pemerintah
1. PP No. 32 Tahun 1996 = Tenaga Kesehatan
2. PP No. 72 Tahun 2012 = Sistem Kesehatan Nasional
3. PP No. 47 Tahun 2021 = Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan
HIMPUNAN PERAWAT YANG DI AKUI OLEH DPP PPNI
- Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia yang akan dicapai melalui program Indonesia
Sehat, program Indonesia pintar, dan program Indonesia kerja indonesia sejahtera.
- Program Indonesia sehat memiliki 3 komponen:
1. Revolusi mental masyarakat agar memiliki paradigma sehat
Angka kematian ibu turun, angka kematian bayi turun, angka balita yang mengalami
stunting turun, program pemberian makanan tambahan meningkat bagi ibu hamil
kekurangan energi kronis (KEK), Balita, dan anak sekolah.
2. Penguatan pelayanan kesehatan
Fasilitas kesehatan primer (puskesmas) membina masyarakat umum untuk mempunyai
kemampuan untuk hidup sehat, pelayanan kesehatan diderah terpencil, dan pengembangan
RS rujukan.
3. Mewujudkan jaminan kesehatan nasional (JKN)
Keikutsertaan masyarakat dalam program JKN dan semakin banyak fasilitas kesehatan
bekerja sama dengan JKN (BPJS).
- Upaya kesehatan yang dilakukan:
1. Pelayanan kesehatan didaerah terpencil, perbatasan dan kepulauan: menepatkan tenaga
kesehatan secara tim dinamakan program Nusantara Sehat
2. Berbasis masyarakat melalui pedekatan keluarga dinamakan program Keluarga Sehat
KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (KEPMENKES/NO.128/MENKES/SK/II/2004)
(PERMENKES NO.43 TAHUN 2019)
A. Konsep Dasar Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
Fungsi Puskesmas:
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.
2. Pusat pemberdayaan masyarakat
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama: perorangan dan masyarakat
- Organisasi
- Tata Kerja
- Upaya
- Azas Penyelenggaraan
1. PENGERTIAN
Skn adalah pengelolaan kesehatan yang diselenggarakan oleh semua komponen Bangsa
Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
3. LANDASAN SKN
a. landasan idiil (Pancasila); b. landasan konstitusional (UUD 1945) ; dan c. landasan
operasional (UU No.36 tahun 2009 ttg Kesehatan), dll.
7. DASAR SKN
Dalam penyelenggaraan, SKN harus mengacu pada dasar-dasar atau asas-asas sebagai berikut:
a. perikemanusiaan; b. keseimbangan; c. manfaat; d. perlindungan; e. keadilan; f.
penghormatan hak asasi manusia; g. sinergisme dan kemitraan yang dinamis; h. komitmen
dan tata pemerintahan yang baik (good governance); i. legalitas; j. antisipatif dan proaktif; k.
gender dan nondiskriminatif; dan l. kearifan lokal.
9. KEDUDUKAN SKN
Suprasistem SKN adalah Sistem Ketahanan Nasional, SKN bersama dengan berbagai sistem
nasional lainnya diarahkan untuk mencapai tujuan bangsa Indonesia seperti yang tercantum
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,dan
kedudukan SKN dalam sisem Nasional lainnya.
Unsur-unsur subsistem penelitian dan pengembangan kesehatan terdiri dari unsur-unsur area
penelitian, pengembangan, dan penapisan:
a. biomedis dan teknologi dasar kesehatan; b. teknologi terapan kesehatan dan epidemiologi
klinik; c. teknologi intervensi kesehatan masyarakat; dan d. humaniora, kebijakan kesehatan,
dan pemberdayaan masyarakat.
Unsur-unsur subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan terdiri dari:
a. komoditi;
b. sumber daya;
c. pelayanan kefarmasian;
d. pengawasan; dan
e. pemberdayaan masyarakat.
Prinsip-prinsip subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, dan makanan terdiri dari:
a. aman, berkhasiat, bermanfaat, dan bermutu;
b. tersedia, merata, dan terjangkau;
c. rasional;
d. transparan dan bertanggung jawab; dan
e. kemandirian.
Ditetapkan pada bulan 25 September tahun 2015 di dalam sidang umum PBB di New York yang diikuti
159 negara. Indonesia diwakili oleh wakil presiden Indonesia Bapak Yusuf Kalla. SDGs berisikan 17 goals
dan 169 target dan 241 indikator untuk periode pelaksanaan 2015-2030. Yang dikelompokkan menjadi 4
pilar utama:
1. People, Seluruh aspek kehidupan manusia merupakan hal yang penting sehingga pemenuhan
kebutuhan dasar, seperti makanan, kesehatan, kehidupan layak, pendidikan, hingga kesetaraan
gender harus dapat diwujudkan. Prinsip people ini mencakup target SDGs nomor 1 sampai 5.
2. Planet, Prinsip ini berkaitan dengan dibutuhkannya kerja sama komunitas internasional dalam
melindungi bumi dari kerusakan. Upaya ini dapat dilakukan dengan manajemen air, pola
produksi dan konsumsi yang bertanggung jawab, kebijakan perlindungan lingkungan, dan
proteksi ekosistem. Hal ini mencakup target SDGs nomor 6, 12 sampai 15
3. Prosperity, Kemakmuran dapat diwujudkan dengan pembangunan ekonomi namun dalam
mewujudkannya diharapkan dapat melibatkan seluruh aktor dan menjunjung keadilan. Sehingga
semua manusia dapat hidup dan menikmati kemakmuran, baik secara ekonomi, sosial, maupun
teknologi yang juga selaras dengan alam. Prinsip ini mencakup target SDGs nomor 7 sampai 11.
4. Peace, Masyarakat yang inklusif, bebas dari rasa takut dan kekerasan menjadi harapan pada
prinsip kedamaian. Upaya memperkuat institusi dapat meminimalkan ancaman seperti
terorisme dan konflik, meskipun melalui cara non militeristik. Prinsip ini mencakup target SDGs
nomor 16.
5. Partnership, Kerja sama dari seluruh aktor, seperti pemerintah, sektor privat, dan masyarakat
secara global menjadi cara untuk mencapai seluruh target SDGs pada tahun 2030, sesuai dengan
target nomor 17.
Seluruh isu kesehatan dalam SDGs diintegrasikan dalam satu tujuan yakni tujuan nomor 3, yaitu
menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua orang di segala usia.
Terdapat 38 target SDGs di sektor kesehatan yang perlu diwujudkan. Selain permasalahan yang
belum tuntas ditangani diantaranya yaitu upaya penurunan :
1. angka kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB), AKN
2. pengendalian penyakit HIV/AIDS, TB, Malaria
3. peningkatan akses kesehatan reproduksi (termasuk KB,ASFR)
terdapat hal-hal baru yang menjadi perhatian, yaitu:
1. Kematian akibat penyakit tidak menular (PTM)
2. Penyalahgunaan narkotika dan alcohol
3. Kematian dan cedera akibat kecelakaan lalu lintas
4. Universal Health Coverage
5. Kontaminasi dan polusi air, udara dan tanah;
6. penanganan krisis dan kegawatdaruratan.
Fokus dari seluruh target tersebut antara lain gizi masyarakat, sistem kesehatan nasional, akses
kesehatan dan reproduksi, Keluarga Berencana (KB), serta sanitasi dan air bersih.
Pembangunan sektor kesehatan untuk SDGs sangat tergantung kepada peran aktif seluruh
pemangku kepentingan baik pemerintah pusat dan daerah, parlemen, dunia usaha, media
massa, lembaga sosial kemasyarakatan, organisasi profesi dan akademisi, mitra pembangunan
serta Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB).
Program yang diusung untuk mewujudkan SDGs dalam bidang kesehatan adalah Program
Indonesia Sehat dengan 3 pilar yakni paradigma sehat, pelayanan kesehatan dan jaminan
kesehatan nasional :
1. Paradigma sehat merupakan sebuah pendekatan yang mengedepankan konsep promotif dan
preventif dalam pelayanan kesehatan dan menempatkan kesehatan sebagai input dari sebuah
proses pembangunan.
2. Pelayanan kesehatan yang dilakukan dan diarahkan untuk peningkatan Akses dan mutu
pelayanan. Dalam hal pelayanan kesehatan primer diarahkan untuk upaya pelayanan promotif
dan preventif, melalui pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan
baik dalam tatanan tata kelola klinis, tata kelola manajemen dan tata kelola program.
3. Jaminan Kesehatan Nasional, negara bertekad untuk menjamin seluruh penduduk dan warga
negara asing yang tinggal di Indonesia dalam pelayanan kesehatannya.
1. Universality (menyeluruh): TPB dilaksanakan oleh negara maju maupun negara berkembang
2. Integration (Intergrasi) : TPB dilaksanakan secara terintegrasi dan saling terkait pada semua
dimensi social, ekonomi, dan lingkungan
3. No One Left Behind (memastikan tidak ada yang tertinggal): Harus memberi manfaat bagi
semua terutama kelompok yang rentan dan pelaksanaan melibatkan semua pemangku
kepentingan.
UNDANG-UNDANG KESEHATAN NO.36 TAHUN 2009
PASAL 5 :
1. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya dibidang
kesehatan
2. Setiap orang mempunyai hak dalam memperole pelayanan kesehatan
yang aman, bermutu, dan terjangkau.
3. Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan
sendiri pelayanan kesehatan yang diperlukan bagi dirinya.
PASAL 6 : Setiap orang berhak mendapat lingkungan yang sehat bagi pencapaian derajat kesehatan
PASAL 7 : Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edukasi ttg kesehatan yang seimbang
dan bertanggung jawab
PASAL 8 : Setiap orang berhak memperoleh informasi ttg data kesehatan dirinya termasuk tindakan dan
pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan
PASAL 9 :
1. Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
2. Kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaannya
meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat,
dan pembangunan berwawasan kesehatan.
PASAL 13 :
1. Setiap orang berkewajiban turut serta dalam program jaminan
kesehatan sosial.
2. Program jaminan kesehatan sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diatur sesuai dengan ketentuan
3. peraturan perundang-undangan.
PASAL 26 :
1. Pemerintah mengatur penempatan tenaga kesehatan untuk pemerataan
pelayanan kesehatan.
2. Pemerintah daerah dapat mengadakan dan mendayagunakan tenaga
kesehatan sesuai dengan kebutuhan daerahnya.
3. Pengadaan dan pendayagunaan tenaga kesehatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan memperhatikan:
a. jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat;
b. jumlah sarana pelayanan kesehatan; dan
c. jumlah tenaga kesehatan sesuai dengan beban kerja pelayanan
kesehatan yang ada.
4. Penempatan tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan dengan tetap memperhatikan hak tenaga kesehatan dan hak
masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang merata.
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai penempatan tenaga kesehatan diatur
dalam Peraturan Pemerintah.
PASAL 57 :
1. Setiap orang berhak atas rahasia kondisi kesehatan pribadinya yang
telah dikemukakan kepada penyelenggara pelayanan kesehatan.
2. X
PASAL 58 :
1. Setiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga
kesehatan, dan/atau penyelenggara kesehatan yang
2. menimbulkan kerugian akibat kesalahaN atau kelalaian dalam
pelayanan kesehatan yang diterimanya.
3. X
4. X
PASAL 71-77 : KESEHATAN REPRODUKSI
PASAL 75 :
1. Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
2. Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan
berdasarkan:
a. indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan,
baik yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita
penyakit genetic berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak
dapat diperbaiki sehingga menyulitkan bayi tersebut hidup di luar
kandungan; atau
b. kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma
psikologis bagi korban perkosaan.
3. Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan
setelah melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan
diakhiri dengan konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor
yang kompeten dan berwenang.
4. Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedarurata medis dan
perkosaan, sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur
dengan Peraturan Pemerintah.
Fungsi Puskesmas:
- penyelenggaraan UKM : Upaya kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya
- penyelenggaraan UKP : Upaya kesehatan perseorangan di wilayah kerjanya