Anda di halaman 1dari 40

Konsep Dasar Materi SKB 2020

Bismillah LULUS

 Kebijakan jaminan kesehatan Nasional


 Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang kesehatan
 Sistem kesehatan nasional
 Undang undang kesehatan
 Kebijakan dasar puskesmas
 Standar pelayanan minimal

 Perilaku hidup bersih dan sehat


 Penanggulangan narkoba
 Imunisasi
 Program CERDIK, GERMAS
 Program keluarga berencana
 Program keselamatan pasien

 Pelayanan gizi, makanan dan dietetik


 Penyiapan perangkat lunak pelayanan gizi, makanan dan dietetik
 Penyiapan penanggulangan masalah gizi, makanan dan dietetik
 Pelaksanaan pelayanan gizi, makanan dan dietetik
 Pemantauan pelaksanaan pelayanan gizi, makanan dan dietetik
Peraturan-peraturan terkait SKB

 UUD 1945 Pasal 28 H ayat 1, 2, 3


 UUD 1945 pasal 34 ayat 1, 2, 3
Kebijakan jaminan kesehatan  UU no 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional (SJSN)
1
Nasional  UU no 24 tahun 2011 tentang BPJS
 PMK no 28 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan jaminan kesehatan nasional
 Perpres no 64 tahun 2020 tentang jaminan kesehatan

Sustainable Development Goals  PERPRES no 59 tahun 2017 tentang SDGs


2
(SDGs) Bidang kesehatan

3 Sistem kesehatan nasional  Perpres no 72 Tahun 2012

 UU no 36 Tahun 2009 tentang kesehatan


4 Undang undang kesehatan

 PMK no 43 tahun 2019 Puskesmas


 PMK no 46 tahun 2015 akreditasi puskesmas
5 Kebijakan dasar puskesmas  Pmk 44 tahun 2016 pedoman manajemen puskesmas
 Kmk no 28 tahun 2004 kebijakan dasar puskesmas

6 Standar pelayanan minimal  PERPRES nomor 2 tahun 2018

 PMK no 2269 tahun 2011 tentang PHBS


7 Perilaku hidup bersih dan sehat  PMK no 65 tahun 2013
8 Penanggulangan narkoba  UU no 35 tahun 2009

 PMK no 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi


9 Imunisasi  KMK no 1059 tahun 2004 tentang imunisasi
 KMK no 1611 tahun 2005 tentang pedoman penyelenggaraan imunisasi

10 Program CERDIK, GERMAS  PMK no 71 tahun 2015

11 Program keluarga berencana  UU no 52 tahun 2009

12 Program keselamatan pasien  PMK no 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien


 UU no 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
13 Korupsi  Permenkes RI no 58 tahun 2016 pasal 6

14 Jabatan Nutrisionis  KEPMENPAN no 23 tahun 2001

15 Pedoman Gizi Seimbang  PMK 41 Tahun 2014

16 PGRS  PMK 78 tahun 2013

17 Pemenuhan Mutu SPM  PMK no 4 tahun 2019


A. Kebijakan jaminan kesehatan Nasional

 Jaminan sosial (SJSN) – sila ke 5 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

 Jaminan kecelakaan kerja


 Jaminan hari tua
 Jaminan pensiun
 Jaminan kem atian
 Jaminan kesehatan nasional (JKN)

 UUD 1945 Pasal 28 H ayat 1, 2, 3


Ayat :
1. Berhak hidup sejahtera lahir batin, Lingkungan hidup yang baik dan sehat
Mendapat pelayanan kesehatan
2. Manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan
3. Setiap orang berhak atas jaminan sosial

 UUD 1945 pasal 34 ayat 1, 2, 3


1. Fakir miskin, anak terlantar dipelihara negara
2. Negara mengembangkan sistem jaminan sosial
3. Negara menyediakan fasilitas pelayanan kesehatan

 Peraturan yang terkait dengan jaminan kesehatan nasional


1. UU no 40 tahun 2004 tentang sistem jaminan sosial nasional (SJSN)
2. UU no 24 tahun 2011 tentang BPJS
3. PMK no 28 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan jaminan kesehatan
nasional
4. Perpres no 64 tahun 2020 tentang jaminan kesehatan

5. UU no 36 tahun 2009 tentang kesehatan


6. PP no 101 tahun 2012 tentang PBI
7. Perpres no 12 tahun 2013 tentang jaminan kesehatan
8. PMK no 71 tahun 2013 tentang pelayanan kesehatan pada JKN
9. PMK no 69 tahun 2013 tentang standar tarif pelayanan kesehatan
10. Kepmenkes no 455 tahun 2013 tentang asosiasi fasilitas kesehatan
11. SE Menkes no 31 tahun 2014 tentang pelaksanaan standar tari pelayanan kesehatan
12. SE Menkes no 32 tahun 2014 tentang pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS

 Unsur-unsur penyelenggaraan JKN


1. Regulator
2. Peserta
3. Pemberi layanan kesehatan
4. Badan penyelenggara

 Pengertian jaminan kesehatan nasional


Jaminan berupa perlindungan kesehatan agar pesertanya memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar

 Prinsip Jaminan kesehatan nasional


1. Prinsip gotong royong
Mekanisme gotong royong dari yang mampu kepada yang tidak mampu
2. Prinsip nirlaba
Pengelolaan dana amanat untuk kepentingan peserta
3. Prinsip keterbukaan,
4. kehatian,
5. akuntabilitas,
6. Portabilitas, efisiensi dan efektif
456. Manajemen yang mendasari seluruh pengelolaan dana peserta
7. Prinsip kepesertaan wajib
Seluruh warga wajib ikut agar terlindungi
8. Prinsip dana amanat
Dana iuran yang terkumpul merupakan titipan kepada badan penyelenggara
9. Prinsip hasil pengelolaan dana jaminan sosial
Dimanfaatkan Untuk pengembangan program
 Azaz sistem jaminan sosial nasional
1. Azas kemanusiaan
2. Azaz manfaat
3. Azas keadilan sosial

 Program sistem jaminan sosial nasional


1. Jaminan kesehatan
2. Jaminan kecelakaan kerja
3. Jaminan hari tua
4. Jaminan pensiun
5. Jaminan kematian

 Peserta JKN (setiap orang, atau orang asing > 6 bulan di indonesia) yang telah
membayar iuran, ada 2
1. Bukan penerima bantuan IURAN (non PBI) :
 Penerima Upah (PPU)
Iuran oleh pemberi upah
Anak atau istri boleh ikut serta ( anak usia <21 tahun , atau 25 tahun masih kuliah)
 Penerima non upah (PBPU)
Iuran dari pribadi atau keluarga (investor, pensiunan, veteran, pribadi yang mampu
bayar)
 Bukan pekerja (BP)
Petani,

2. Penerima bantuan iuran (PBI)


 Fakir miskin
 Orang tidak mampu

 Hak dan kewajiban peserta


Hak :
1. Memperoleh identitas
2. Memperoleh manfaat pelayanan kesehatan

Kewajiban :

1. Membayar iuran
2. Melaporkan data kepesertaan

 Manfaat jaminan kesehatan nasional


1. Manfaat medis : pelayanan kesehatan (diberikan sesuai indikasi medis dan standar
pelayanan)
2. Manfaat non medis : ambulan dan akomodasi (diberikan berdasarkan iuran peserta)

 Pelayanan yang tidak dijamin jaminan kesehatan


1. Tidak sesuai prosedur
2. Pelayanan diluar faskes yang kerjasama dengan bpjs
3. Pelayanan yang bertujuan kosmetik
4. General check up, pengobatan alternatif
5. Pengobatan untuk mendapatkan keturunan atau impoten
6. Pelayanan kesehatan saat bencana
7. Pasien bunuh diri, menyiksa diri atau narkoba

 Pelayanan Promotif preventip JKN/BPJS menurut Perpres no 12 tahun 2013 ada 4


1. Penyuluhan kesehatan
2. Imunisasi dasar
3. Keluarga berencana
4. Skrining kesehatan

 Pelayanan kesehatan yang dijamin :


1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama
2. Pelayanan ambulan darat atau air
3. Pelayanan kesehatan rujukan tindakan lanjutan
 IURAN
1. IURAN PBI
Oleh pemerintah pusat
2. NON PBI
a. Penerima upah (PPU)
4% dari pemberi kerja + 1 % dari pekerja
b. Bukan peserta non upah dan bukan pekerja
Perpres no 64 tahun 2020
Kelas 1 150.000
Kelas 2 100.000
Kelas 3 25.500

B. Sustainable Development Goals (SDGs) Bidang kesehatan

 Sejarah SDGs
SDGs disahkan tanggal 21 oktober 2015 di markas PBB new york, oleh 193 negara.
dihadiri oleh wapres JK, dan di revisi pada maret 2017, memiliki capaian 17 tujuan, 169
target 241 indikator
Indonesia pada masa sebelum SDGs , yaitu MDGss telah menyelesaikan 49 indikator dari
67)

 Masa berlaku SDGs 2016-2030

 PERPRES no 59 tahun 2017 tentang SDGs


 RPJMN 2020-2024

 Isi dari SDGs :


1. ^Tujuan 1: Tanpa Kemiskinan
2. ^ Tujuan 2: Tanpa Kelaparan (Gizi Masyarakat)
3. ^ Tujuan 3: Kehidupan Sehat dan Sejahtera (sistem Kesehatan nasional)
4. ^ Tujuan 4 : Pendidikan berkualitas
5. ^ Tujuan 5 : Kesetaraan gender (Akses Kesehatan reproduksi, KB
6. ^ Tujuan 6 : Air bersih dan sanitasi layak (sanitasi dan air bersih)
7. ^ Tujuan 7 - Energi bersih dan terjangkau
8. ^ Tujuan 8: Pekerjaan layak dan pertumbuhan
9. ^ Tujuan 9 - Industri, inovasi dan infrastruktur
10. ^ Tujuan 10 - Berkurangnya kesenjangan
11. ^ Tujuan 11: Kota dan Komunitas Berkelanjutan
12. ^ Tujuan 12 - Konsumsi dan produksi yang bertanggung jawab
13. ^ Tujuan 13 - Penanganan perubahan iklim
14. ^ Tujuan 14 - Ekosistem laut
15. ^ Tujuan 15 - Ekosistem daratan
16. ^ ujuan 16 - Perdamaian, keadilan dan kelembagaan yang tangguh
17. ^ Tujuan 17: Kemitraan untuk mencapai tujuan

 Pondasi Utama SDGs (5P)


1. Manusia (people)
2. Planet
3. Prosperity
4. Peace
5. Partnership

 Prinsip pelaksanaan SDGs


1. Universality
Dilakukan oleh semua negara
2. Integration
Dilaksanakan secara terintegrasi
3. No one left behind
Harus memberi manfaat, dan oleh semua pemangku kepentingan

 SDGs Bidang kesehatan di indonesia , 4 tujuan, 8 target dan 31 indikator


 Isi dari 4 tujuan SDGs Kesehatan Indonesia
1. Tanpa kelaparan (2)
 Menjamin akses pangan
 Mengakhiri segala bentuk malnutrisi
2. Kehidupan sehat sejahtera (3)
 Penurunan angka kematian ibu (angka kematian Ibu 7 dari 100.000. neonatal
12 dari 1000, balita 25 dari 1000)
 HIV Aids, malaria
 Akses kesehatan reproduksi
 Kematian akibat PTM
 Penyalahgunaan narkoba
 Kecelakaan lalu lintas
 Universal Health coverage
 Kontaminasi dan polusi air, udara , tanah
 Penanganan krisis dan kegawatdaruratan
3. Kesetaraan Gender (5)
 Sunat perempuan
 Akses kesehatan reproduksi , KB
 Pendidikan dan informasi kesehatan
4. Akses air bersih dan sanitasi (6)
 Akses air bersih dan sanitasi layak

 Fokus SDGs di bidang kesehatan arah kebijakan rpjmn


1. Perbaikan Gizi masyarakat,
2. sistem kesehatan nasional, pengawasan obat
3. akses kesehatan dan reproduksi,
4. keluarga berencana (KB),
5. peningkatan pengendalian penyakit
6. pembudayaan germas
 Program SDGs dalam bidang kesehatan adalah program Indonesia sehat dengan 3 pilar
utama
1. Paradigma Sehat
2. Pelayanan Kesehatan
3. Jaminan Kesehatan Nasional

 Pilar-pilar SDGs
1. pembangunan sosial
2. Pembangunan ekonomi
3. Lingkungan
4. hukum

C. Sistem kesehatan nasional

 Sistem Kesehatan Nasional (SKN) diatur dalam Perpres no 72 Tahun 2012

 Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah Pengelolaan Kesehatan yang diselenggarakan


oleh semua komponen bangsa indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

 Tujuan Sistem kesehatan nasional


1. Meningkatkan status kesehatan masyarakat
2. Meningkatkan responsivenes/kepuasan masyarakat
3. Menjamin keadilan dalam kontribusi pembiayaan

 Komponen pengelolaan kesehatan


1. Upaya kesehatan
Pengelolaan yang terpadu, berkesinambungan , paripurna untuk derajat kesehatan
a. Upaya kesehatan
b. Fasilitas kesehan
c. Sumber daya upaya kesehatan
d. Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan
2. Penelitian dan pengembangan kesehatan
Pengelolaan penelitian dan pengembangan untuk derajat kesehatan
a. Biomedis dan teknologi dasar
b. Teknologi terapan
c. Teknologi intervensi kesehatan
d. humaniora
3. Pembiayaan kesehatan
Pengelolaan dana kesehatan untuk derajat kesehatan
a. Dana
b. Sumber daya
c. pengelolaan
4. SDM kesehatan
Pengelolaan SDM Kesehatan untuk derajat kesehatan
a. SDM kesehatan
b. SDM pengembangan
c. SDM penyelenggaraan
5. Sediaan farmasi dan alkes
Pengelolaan keamanan dan mutu farmasi dan alkes
a. Komoditi
b. Sumber daya
c. Pelayanan farmasi
d. Pengawasan
e. Pemberdayaan masyarakat
6. Pemberdayaan masyarakat
Penglolaan pemberdayaan masyarakat, baik individu kelompok
a. Penggerak
b. Sasaran
c. Kegiatan hidup sehat
d. Sumber daya
7. Manajemen informasi dan regulasi kesehatan
Pengelolaan terkait administrasi kesehatan
a. Kebijakan kesehatan
b. Admin kesehatan
c. Hukum kesehatan
d. Informasi kesehatan
e. Sdm kesehatan

 Pembangunan kesehatan harus mengacu pada dasar


1. Perikemanusiaan
2. Pemberdayaan dan kemandirian
3. Adil dan merata
4. Pengutamaan dan manfaat

 Bahan kimia : Agent


 Manusia : host
 Lingkungan : environment

D. Undang undang kesehatan

 UU no 36 Tahun 2009 tentang kesehatan


Kesehatan adalah Suatu Keadaan Sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

 Total pasal 205 , yang sering mincul


1. Pelayanan kesehatan
2. Asas tujuan
3. Hak dan kewajiban
4. Tenaga kesehatan
5. Perlindungan pasien
6. Aborsi
7. Kawasan tanpa rokok

 Pelayanan kesehatan
a. Promotif
Promosi kesehatan
b. Preventif
pencegahan
c. Kuratif
Penyembuhan penyakit
d. Rehabilitatif
Mengembalikan penderita ke masyarakat

 Asas pembangunan kesehatan


a. Kemanusiaan
b. Keseimbangan
c. Manfaat
d. Perlindungan
e. penghormatan

 Hak dan kewajiban


 Hak
a. Berhak atas kesehatan ( 5 ayat 1)
b. Memperoleh akses kesehatan (5 ayat 2)
c. Memperoleh pelayanan (6)
d. Lingkungan yang sehat (7)
e. Mendapatkan informasi dan edukasi (8)
 Kewajiban
a. Kewajiban ikut mewujudkan kesehatan (9)
b. Menghormati hak orang lain (10)
c. Berprilaku sehat (11)
d. Menjaga dan meningkatkan (12)
e. Ikut program jaminan kesehatan sosial (13)

 Tenaga Kesehatan pasal 21-29 Atau di UU 36 tahun 2014 UU tenaga kesehatan


Tenaga kesehatan adalah orang yang mengabdikan diri dalam bidang pelayanan
kesehatan
a. Tenaga kesehatan memiliki kualifikasi umum (22)
b. Berwenang menyelenggarakan pelayanan kesehatan (23 ayat 1
c. Harus memiliki izin (23 ayat 3
d. Memenuhi kode etik (24 ayat 1

 Perlindungan pasien pasal 56


1. Berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan
2. Berhak dijaga kerahasiaan kondisi kesehatan pribadi

 ABORSI
 UU no 36 tahun 2009, pasal 75 ayat 2 Aborsi di perbolehkan jika ada indikasi
kedaruratan medis yang mengancam nyawa ibu dan bayi, penyakit genetik berat/cacat
bawaab, kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi
korban perkosaan
Syarat Aborsi pasal 76
1. Sebelum kehamilan 6 minggu
2. Oleh tenaga kesehatan ditetapkan oleh menteru
3. Persetujuan ibu hamil
4. Izin suami
5. Di penyedia layanan kesehatan oleh menteri
 Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah Pengelolaan Kesehatan yang diselenggarakan
oleh semua komponen bangsa indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna
menjamin tercapainya derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
A. Perbaikan pola konsumsi makanan
B. Perbaikan prilaku sadar gizi, aktifitas fisik
C. Peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi sesuai dengan kemajuan ilmu teknologi
D. Peningkatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi

 Peraturan yang mengatur tenaga kesehatan untuk menolak gratifikasi adalah


 UU no 20 tahun 2001 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
 Permenkes RI no 58 tahun 2016 pasal 6

 KEPMENPAN no 23 tahun 2001 Nutrisionis terampil Jabatan fungsional nutrisionis


keterampilan yang pelaksanaan tugasnya meliputi kegiatan teknis operasional yang
berkaitan dengan penerapan prinsip konsep dan metode operasional kegiatan di bidang
pelayanan gizi, makanan dan dietetik

 KEPMENPAN no 23 tahun 2001 , Jenjang jabatan nutrisionis terampil adalah


Nutrisionis pelaksana, pelaksana lanjutan, penyelia

 Nutrisionis Pegawai negeri Sipil yang diberikan tugas tanggung jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan teknis fungsional
di bidang pelayanan gizi, makanan dan dietetik di masyarakat maupun rumah sakit

 Peraturan Menteri Kesehatan no 41 Tahun 2014 Pedoman Gizi Seimbang


 Peraturan Menteri Kesehatan no 78 Tahun 2013 Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit

E. Kebijakan dasar puskesmas


Landasan hukum puskesmas
 PMK no 43 tahun 2019 Puskesmas
 PMK no 46 tahun 2015 akreditasi puskesmas
 Pmk 44 tahun 2016 pedoman manajemen puskesmas
 Kmk no 28 tahun 2004 kebijakan dasar puskesmas

Konsep dasar puskesmas


 KMK no 28 tahun 2004 Puskesmas yaitu Unit Pelaksana teknis dinas kesehatan
kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di
suatu wilayah kerja

 Visi pembangunan kesehatan puskesmas


Tercapainya kecamatan sehat menuju terwujudnya indonesia sehat

 Capaian indikator dari Visi pembangunan kesehatan Puskesmas


1. lingkungan sehat
2. perilaku sehat
3. cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4. derajat kesehatan penduduk kecamatan

 fungsi dari PUSKESMAS


A. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
B. Pusat pemberdayaan masyarakat
C. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama
D. Pelayanan kesehatan masyarakat

 tujuan puskesmas untuk mendukung tujuan pembangunan kesehatan

 Kedudukan Puskesmas
1. Sistem kesehatan nasional – strata pertama
2. Sistem kesehatan kabupaten/kota -unit pelaksan teknis
3. Sistem pemerintah daerah -UPT dinkes -di tingkat kecamatan
4. Antar sarana -mitra dan pembimbing

 Sistem Manajemen puskesmas


A. Perencanaan (P1)
B. Penggerakan Pelaksanaan (P2)
C. Pengawasan (P3)
D. Pengendalian dan penilaian (P3)

 Azas kebijakan dasar puskesmas


A. Azas penyelenggaraan pertanggung jawaban wilayah (pustu, Pusling dll)
B. Azas Pemberdayaan Masyarakat
C. Azas keterpaduan
D. Azas Rujukan

 Upaya kesehatan Puskesmas


1. Wajib
a. Promkes, kesling, KIA. Perbaikan gizi, PTM. Pengobatan
2. Pengembangan
a. Kesehatan sekolah
b. Kesehatan olahraga

 Puskesmas dibantu puskesmas pembantu dan keliling

 Rujukan pelayanan kesehatan masyarakat


1. Puskesmas
2. Dinkes kabupaten
3. Dinkes provinsi

 Setelah berlaku jkn pemerinatah membiayai upaya kesehatan masyarakat

F. Standar pelayanan minimal (SPM)

 PERPRES nomor 2 tahun 2018,


 Standar Pelayanan Minimal atau SPM adalah ketentuan mengenai jenis dan mutu
pelayanan dasar yang merupakan urusan pemerintahan wajib yang berhak diperoleh
setiap warga negara
 Prinsip SPM
1. Kesesuaian
2. Ketersediaan
3. Keterjangkauan
4. Kesinambungan
5. Keterukuran
6. Ketepatan sasaran

 SPM Kesehatan
1. SPM Kesehatan Provinsi
a. Pelayanan kesehatan akibat bencana
b. Pelayanan kesehatan pada KLB
2. kabupaten/kota bersifat promotif dan preventif
a. Kesehatan ibu dan anak
b. Usia lanjut
c. Usia produktif
d. PTM
e. Infeksi menular (TBC dan HIV)

 Pemenuhan mutu SPM diatur PMK no 4 tahun 2019 mutu SPM kesehatan

 standar teknis SPM sekurang kurangnya harus memuat


1. Standar jumlah dan kualitas barang/atau jasa,
2. SDM,
3. Petunjuk Teknis

 SPM kesehatan provinsi


1. Bencana
a. Barang jasa(obat-obatan, makanan tambahan, Hygiene KIT)
b. SDM (doter umum, perawat bidan, tenaga kesehatan terlatih , apoteker dan tenaga
penyuluh)
2. KLB
a. Barang Jasa ( APD, Vitamin, obat, vaksin, alat pengambilan spesimen, alat
pemeriksaan spesifik, wadah spesimen, tempat sampah biologis, form
epidemiologi)
b. SDM ( dokter, epidemiologi, kesling, tenaga lab

 Contoh tablet FE harus tersedi 90 x ibu hamil

G. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

 Hari kesehatan nasional (HKN) diperingati tanggal 12 november


 HKN ke-55 tahun 2019 : generasi sehat, indonesia unggul

 PMK no 2269 tahun 2011 tentang PHBS


Sekumpulan perilaku yang dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran ,
yang menjadikan seseorang, keluarga, masyarakat mandiri di bidang kesehatan dan
berperan aktif

 PHBS harus ditetapkan di tempat tempat berikut


A. Rumah tangga
B. institusi pendidikan /sekolah
B. Tempat kerja
C. Tempat Umum/lingkungan
D. Fasilitas pelayanan kesehatan

 PHBS di tingkatan rumah tangga


1. Tingkatan Sekolah
2. Rumah Tangga Persalinan oleh tenaga kesehatan,
3. aktifitas fisik
4. Asi eklusif dan menimbang bayi balita
5. Cuci tangan, air bersih dan jamban sehat
6. Berantas jentik,
7. konsumsi buah sayur,
8. tidak merokok

H. CERDIK

 Program Cerdik untuk mencegah dan mengendalikan penyakit tidak menular (PTM)

 CERDIK dipegang di POSBINDU PTM

 CERDIK singkatan dari


C = cek kesehatan
E= enyahkan asap rokok
R= rajin aktifitas fisik
D=diet seimbang
I=istirahat cukup
K=Kelola Stres

I. GERMAS

 GERMAS adalah upaya untuk memasyarakatkan budaya hidup sehat

 7 Pesan GERMAS
1. Melakukan aktivitas fisik,
2. makan buah sayur,
3. tidak merokok,
4. tidak konsumsi alkohol,
5. cek kesehatan berkala,
6. jaga kesehatan lingkungan,
7. gunakan jamban

J. Penanggulangan Narkoba

 NARKOBA (Narkotika dan obat-obatan) disebut juga NAPZA

 UU no 35 tahun 2009, Narkotika zat buatan ataupun yang berasal dari tanaman yang
memberikan efek halusinasi, menurunnya kesadaran serta menyebabkan kecanduan

 Psikotropika adalah Zat atau obat buatan ataupun yang berasal dari tanaman yang
memberikan pengaruh kepada susunan saraf pusat. Contohnya amfetamin

 Golongan Narkoba ada 3


1. Narkotika golongan 1 : Ganja , koka, kokain, heroin dan opium, ekstasi
2. Narkoba dan psikotropika golongan 2 : Morfin, ekgonina, metobromida dan
alfaprodina
3. Narkoba Golongan 3 : etil morfina, kodeina, polkodina, propiram

 Bahaya narkoba dan psikotropika


A. Dehidrasi
B. Halusinasi dan kecanduan
C. Menurunnya tingkat kesadaran dan gangguan kualitas hidup
D. Kematian

 Upaya penanggulangan narkoba


1. Pencegahan
2. Pemberantasan
3. Rehabilitasi

 Rehabilitasi narkoba paling lama.


Tahapan Proses rehabilitasi narkoba
1. Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi)
Diperiksa kesehatan fisik dan mental, serta tingkat kecanduan
2. Tahap rehabilitasi non medis
Ikut program rehabilitasi, di tempat rehab seperti LIDO dan Baddoka
3. Tahap bina lanjut
Pecandu diberikan kegiatan sesuai dengan minat bakat, dibawah pengawasan

 Terapi bagi pecandu narkoba


1. Cold turkey
Langsung menghentikan penggunaan narkoba
2. Metode alternatif
3. Terapi subtitusi opioda
Untuk pasien yang ketergantungan opioda, disubtitusi dengan obat legal bertahap
4. Theraputic comunity (TC)
Pecandu diberikan program untuk kehidupan produktif
5. Metode 12 step

K. IMUNISASI

 KMK no 1059 tahun 2004 tentang imunisasi


imunisasi adalah suatu cara meningkatkan kekebalan tubuh secara aktif

 PMK no 12 tahun 2017 tentang penyelenggaraan imunisasi


 KMK no 1611 tahun 2005 tentang pedoman penyelenggaraan imunisasi

 Penyelenggaraan imunisasi
1. Imunisasi rutin
2. Imunisasi tambahan
3. Imunisasi khusu
4. Imunisasi pilihan
 Imunisasi Rutin
1. Imunisasi dasar <1 tahun
2. Imunisasi lanjutan
a. anak < 2 tahun
b. anak usi sekolah dasar
c. wanita usia subur

 Sasaran Imunisasi
1. Bayi
2. Wanita usia subur (WUS)
3. Anak usia sekolah dasar

 Urutan imunisasi dasar


Bayi : Hepatitis B, BCG, Polio, DPT, Campak
Imunisasi Lanjutan :
a. Anak Balita : DPT, Campak
b. Anak Sekolah : Campak, DT, Td
c. Wanita Usia Subur : TT

 Pemberian Imunisasi
Bayi
Hepatitis B : 0-7 hari (tetapi anak harus diberi vit K 2-3 jam)
BCG : 1 bulan
Polio : 1,2,3,4 bulan
DPT : 2,3,4 bulan
Campak : 9 bulan

 KMK no 1059 tahun 2004, berapa suhu penyimpanan vaksin imunisasi dasar
2 sd 8 derajat celcius
 Polio : -15 decel sd -25 decel

 Dosis imunisasi
1. Hep B = 0.5 ml
2. BCG : 0.05 ml
3. Polio 2 tetes
4. DPT 0.5 ml
5. Campak 0.5 ml
6. DT 0.5 ml
7. Td 0.5 ml

 Cara memasukan vaksin


Hepatitis B =intra muskuler :
BCG : intra kutan : 3 jam
Polio/OPV: oral : 2 minggu
DPT : intra muskuler :4 minggu
Campak : Subkutan : 6 jam

 DPT untuk mencegah pertusis atau batuk rejan

L. POSYANDU

 kegiatan posyandu adalah


A. Kesehatan ibu dan anak
B. Keluarga berencana (KB)
C. Imunisasi dan Gizi
D. Pencegahan dan penanggulangan diare

 Urutan Meja atau langkah kegiatan posyandu


1. Pendaftaran, 2. Penimbangan, 3. Pengisian KMS, 4. Penyuluhan , 5. Pelayanan

 urutan tingkatan posyandu yang tepat dan benar


1. Posyandu pratama, 2. Posyandu Madya, 3. Posyandu Purnama, 4. Posyandu Mandiri
 Balok SKDN
S (seluruh Balita), K (yang punya KMS), D (yang datang keposyandu) , N (Naik BB)

 D/S : Cakupan Balita yang ditimbang berat badannya sebagai bentuk partisipasi
masyarakat

 N/D : Cakupan Balita yang naik berat badannya sebagai bentuk tingkat keberhasilan
perbaikan gizi

 Bulan pemberian vitamin A dan Penimbangan balita yaitu Feberuari dan agustus

 Dosis vitamin A kapsul warna biru 100.000 IU diberikan 1 kali kepada anak usia 6-11
bulan

 Dosis vitamin A kapsul warna merah 200.000 IU diberikan 2 kali kepada anak usia 12-59
bulan

M. KELUARGA BERENCANA (KB)

 Keluarga berencana (KB) ditetapkan pada 29 juni 1970. (Hari keluarga nasional)
 UU no 52 tahun 2009tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga
Upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia idea melahirkan

 Pelayanan KB masuk dalam pelayanan preventif dan promotif

 Tujuan KB :
A. Menurunkan angka kematian ibu
B. Mengatur waktu kehamilan
C. Mengatur jarak dan jumlah kehamilan
D. Mencegah dan memperkecil kematian ibu akibat komplikasi selama kehamilan,
persalinan dan nifas
 Intra Uterine Device(IUD)/AKDR Alat kontrasepsi yang terbuat dari plastik atau logam
dimasukan kedalam uterus melalui kanalis servikalis

 Istilah dalam KB
1. Pasangan Usia Subur (PUS)
Pasangan istrinya berumur 15 – 49 tahun
2. Peserta KB Aktif ( current user)
Akseptor yang saat ini sedang memakai alat dan obat kontrasepsi
3. Contraceptive Prevalence Rate (CPR)
Persentasi cakupan peserta kb aktif dibandingkan jumlah PUS di suatu wilayah
4. Total Fertility Rate/TFR (angka kelahiran total)
Rata-rata banyaknya anak yang dilahirkan oleh seorang wanita
5. Unmeet need
PUS yang tidak ingin punya anak lagi

 Manfaat pelayanan KB
1. Konseling
2. Kontrasepsi dasar
3. Vasektomi
4. Tubektomi

 KB mencegah kehamilan 4 terlalu


1. Terlalu muda
2. Terlalu sering
3. Terlalu tua
4. Terlalu banyak

 Pelayanan KB bisa didapatkan di


1. FKTP (fasilitas kesehatan tingkat pertama)
a. Pelayanan konseling
b. Kontrasepsi dasar
c. Penanganan efek samping
d. Merujuk pelayanan
2. FKRTL (fasilitas Kesehatan tingkat lanjut)
a. Pelayanan konseling
b. Kontrasepsi IUD dan implan
c. Metode operasi wanita (tubektomi)
d. Metode operasi pria (vasektomi)

N. KESELAMATAN PASIEN

 PMK no 11 tahun 2017 tentang keselamatan pasien


Suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih aman meliputi, asesmen resiko,
identifikasi dan pengelolaan, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dan
tindak lanjut

 Insiden adalah setiap kejadian yang tidak disengaja mengakibatkan atau potensi cedera
yang dapat dicegah pada pasien

 Sasaran keselamatan pasien


1. Identifikasi pasien
2. Komunikasi efektif
3. Keamanan obat-obatan
4. Lokasi pembedahan benar
5. Mengurangi resiko infeksi
6. Mengurangi resiko cedera atau jatuh

 Macam macam insiden di fasilitas kesehatan


1. Kondisi potensial cedera (KPC)
Berpotensi cedera tapi belum terjadi insiden
2. kejadian nyaris cedera (KNC)
Terjadinya insiden namun belum sampai terpapar ke pasien
3. Kejadian tidak cedera (KTC)
Insiden yang sudah terpapar ke pasien namun tidak menimbulkan cedera
4. Kejadian tidak diharapkan ( KTD)
Insiden yang mengakibatkan cedera pada pasien
5. Sentinel
Kejadian tidak diharapkan dan mengakibtkan pasien mati, cacat permanen

 Laporan insiden harus dilakukan 2x24 jam kepada tim keselamatan pasien
 Laporan dalam bentuk grading dan RCA

O. Seputar Gizi

 IMT (indeks Massa Tubuh) : BB/TB (meter dikuadratkan)

 Status Gizi Normal : 18.5 – 25.0

 Z-score Normal : -2 - +2

 Fase Tata Laksana Gizi Buruk

Fase Stabilisasi hari ke 1-2 pasca ditemukan malnutrisi)

Energi 80-100 kkal x BBA

Protein 1-1,5 gram x BBA

Cairan 130 ml x BB ( jika tanpa udema)


100 ml x BB ( jika ada udema)

Fase Transisi hari ke 3-7

Energi 100-150 kkal x BBA

Protein 2-3 gram x BBA

Cairan 150 ml x BB

Fase Rehabilitasi 2-6 minggu

Energi 150-220 kkal x BBA

Protein 3-4 gram x BBA

Cairan 150-200 ml x BB A

 Urutan Cuci Tangan


1. Tuang cairan lalu gosok telapak tangan,
2. Gosok punggung tangan,
3. Gosok sela-sela jari,
4. Posisi kunci ujung jari,
5. Putar kedua ibu jari,
6. Ujung jari ke telapak tangan gosok perlahan

 Virus penyebab penyakit


 Enzim pada buah

1. enzim polifenol oksidase akan bereaksi dengankomponen fenolik menyebabkan reaksi


pencoklatan enzimatis;

2. enzim lipoksidase memecah lemak menghasilkan komponen keton dan aldehid yang
berbau tidak enak.

3. Juga terjadi peningkatan respirasi dan produksi etilen yang akan mempercepat pelunakan
buah.

 BMR
Pasien DM : 25 cewek, 30 cowok
Jantung : 28-32 kal
Sirosis hati 35 kal
TB paru; 35-40 kal
Dll....

 Asam Amino

 Vitamin Larut air : ADEK


 Vitamin tidak larut air : B dan C

 Triple Burden Stunting, anemia, gizi lebih

 Tanda malnutrisi
1. Kwashiorkor : Edema (penumpukan cairan), wajah sembab, pandangan sayu, rambut
tipis, kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa sakit, rontok, Moon
face.
2. Marasmus : sangat kurus, cengeng, kesadaran menurun) rewel, kulit keriput, baggy pant,
tampak tua, hilang jaringan lemak dibawah kulit.
3. Marasmus kwashiorkor : gabungan dari tanda marasmus dan kwashiorkor

 Tata laksana pada malnutrisi ada 10 langkah diantaranya :


1. Mengatasi/mencegah hipoglikemia.
2. Mengatasi/mencegah hipotermia.
3. Mengatasi/mencegah dehidrasi.
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit.
5. Mengobati /mencegah infeksi.
6. Mulai pemberian makanan.
7. Fasilitasi tumbuh-kejar

 Kekurangan Vitamin

No Nama Vitamin Akibat Kelebihan dan Kekurangan Mengkonsumsi

13) Vitamin B1 (tiamin) · Nyeri saat perjalanan impuls di saraf perifer

· Pembengkakan neuron pada susunan saraf pusat

· Beri-beri dan endema

· Hilang nafsu makan

· Gangguan jantung dan otot

· Mata lemah

14) Vitamin B2 (riboflavin


· Luka di sudut bibir (keilosis)
laktoflavin)
· Katarak

· Dermatitis

· Diare

· Kelemahan otot

15) Vitamin B3 (niasin) · Penyakit pelagra dengan gejala 3D (radang


kulit/dermatitis, diare, dan demensia)

16) Vitamin B5 (asam


· Radang kulit
pantotenat)
· Nafsu makan menurun

· Insomnia

17) Vitamin B· 6 Peradangan kulit


(piridoksin)
· Anemia

18) Vitamin B11 (asam


· Anemia
folat) · Diare

· Megaloblastosis (membesarnya eritrosis)

· Terhambatnya petumbuhan

19) Vitamin · Kelelahan


B12(sianokobalin
· Pusing

· Anemia

· Peradangan saraf

20) Vitamin H (biotin) · Depresi

· Kurang nafsu makan

21) Vitamin C (asam


· Pendarahan pada gusi dan persendian
askrobat
· Otot sakit

· Degenerasi (pengurangan) sel-sel kulit

· Skorbut (penyakit karena kekurangna vitamin C)

22) Vitamin A (retinol · Xeroftalmia (terganggunya kelenjar air mata)

· Rabun senja

· Kulit kasar

· Kelelahan

23) Vitamin D · Rakhitis (pada bayi)

· Osteomalasia (melunaknya tulang pada orang


dewasa)

24) Vitamin E · Penimbunan lemak pada otot

· Kemandulan

· Pecahnya eritrosit
25) Vitamin K · Darah sukar membeku

· Pendarahan

 Penyebab Stunting
A. Praktek pengasuhan yang tidak baik
B. Terbatasnya layanan kesehatan
C. Kurangnya akses ke makanan bergizi
D. Kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi

 kegiatan pelayanan gizi rumah sakit (PGRS)


A. Asuhan gizi rawat jalan
B. Asuhan Gizi rawat Inap
C. Penyelenggaraan makanan
D. Penelitian dan pengembangan

 anamnesis gizi
A. Riwayat gizi
B. Data biokima
C. Pengukuran antropometri
D. Pemeriksaan fisik klinis
E. riwayat personal

 Diagnosa Gizi : PES


 Intervensi : Pemberian Makan , Edukasi, Konseling, Koordinasi

 Sistem penyelenggaraan Makanan Rumah sakit


A. Sistem swakelola
B. Full out sourcing
C. Semi out soucing
D. Sistem kombinasi

 Nilai Hygiene sanitasi jasa boga


1. Gol A : <82
2. Gol B: 82-92
3. Gol C : 92 - 100

 Perencanaan menu adalah Serangkaian kegiatan menyusun memadukan hidangan dalam


variasi yang serasi harmonis dan mencukupi kebutuhan gizi

 Sistem distribusi makanan Sentralisasi, Desentralisasi, Kombinasi

 Biaya overhead pada kegiatan asuhan gizi Timbangan badan, pengukur tinggi badan,
food model

 Foodborne disease Gejala penyakit yang timbul karena konsumsi makanan yang
beracun atau tercemar

 Suhu penyimpanan yang tepat untuk telur, buah dan olahanya jika akan disimpan < 3
hari 5-7 decel

 Urutan pencucian alat


1. Scraping : membuang sisa
2. Flushing : rendam air
3. Washing : mencuci dengan detergen
4. Rinsing : membilas dengan air bersih
5. Sanitizing : bebas hamakan
6. Toweling : mengeringkan

 Macam macam skrining gizi


Anak : PYMS, Strong Kids, STAMP
Dewasa : MST, SGA
Lansia : MNA

 Rule of nine luka bakar


% Luas Luka Bakar rule of nine (>5 tahun)
Dewasa
Kepala, muka, leher 9%
Dada 9%
Perut 9%
Pinggang 9%
Bokong 9%
Lengan kanan 9%
Lengan kiri 9%
Paha kanan 9%
Paha Kiri 9%
Betis kanan 9%
Betis kiri 9%
Kemaluan 1%
Anak dan bayi ( 0-5 tahun)
< 1 tahun 18 %
Kepala
1-5 tahun 14 %
Badan 36 %
Tangan Kanan 9%
Tangan Kiri 9%
< 1 tahun 14 %
Kaki kanan
1-5 tahun 16 %
< 1 tahun 14 %
Kaki kiri
1-5 tahun 16 %
Telapak Tangan 1%
Kemaluan 1%

 AKG 2019 Suatu nilai yang menunjukan kebutuhan rata-rata zat Gizi
Rata rata kalori indonesia 2100 kal dan 57 g protein
Tambahan kalori
1. Ibu hamil :
 Trisemseter 1 : 180 kal, 1 g protein
 Trisemester 2 : 300 kal, 10 g protein
 Trisemester 3 : 300 kal, 30 g protein
2. Ibu menyusui
Semester 1 : 330 kal 20 g protein
Semester 2 : 400 kal, 15 g protein

 1 sdt garam = 2000 mg natrium

 Anjuran asupan serat : 24-30 g


 Anjuran buah dan sayur anak anak 300 -400 g
 Anjuran buah dan sayur dewasa 400 -600 g

 Pada tanggal 2 maret 2020 virus corona diumumkan telah menjangkiti indonesia diawali
dari pesta dansa di klub paloma, amigos jakarta. Sebelumnya telah diterapkan
Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan Saat ini telah diterapkan Adaptasi
kebiasaan baru, yang bukan isi dari adaptasi kebiasaan baru (AKB)
A. Menjaga jarak
B. Mencuci tangan
C. Menggunakan masker
D. Say helo, Tidak bersalaman

Anda mungkin juga menyukai