Anda di halaman 1dari 29

Kebijakan Pemerintah Terkait

dengan Mutu Pelayanan Kesehatan


Pemerintah berdasarkan kekuasaan konstitusi UUD
1945 berhak untuk mengatur dan mengurusi masyarakat dalam
hal kepentingan umum. Sehingga dalam konteks birokrasi harus
mampu mewujudkan tujuan Nasional, yaitu: tercapainya
masyarakat maju, mandiri, dan sejahtera.

Menurut Selznick,1985 dalam Noll, 1985, Regulasi


adalah pengendalian yang berkesinambungan dan terfokus yang
dilakukan oleh masyarakat. Sedangkan Regulasi Pelayanan
Kesehatan merupakan upaya publik untuk memberikan
pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap perilaku
Bentuk-bentuk regulasi
dalam pelayanan kesehatan

Lisensi (perizinan), akreditasi, dan sertifikasi


merupakan bentuk-bentuk pendekatan yang
umum dilakukan dalam regulasi mutu pelayanan
kesehatan (Hafez, 1997).
Peran pemerintah dalam regulasi

Peran pemerintah dalam regulasi dibedakan


menjadi tiga, yaitu sebagai pengarah, peran
sebagai regulator, dan peran sebagai pelaksana
pelayanan yang diregulasi (WHO, 2000, dalam
Utarini, 2002).
Peran masyarakat dalam regulasi
• Masyarakat mempunyai peran yang sangat penting
serta ikut bertanggung jawab terhadap
keberlangsungan regulasi dalam pelayanan kesehatan.

• Melalui Undang-undang no 14 tahun 2008, tentang


keterbukaan Informasi Publik, maka Fasilitas pelayanan
kesehatan wajib membuka informasi tentang
kinerjanya kepada masyarakat melalui media massa,
sehingga masyarakat mempunyai pilihan dalam
memilih fasilitas pelayanan kesehatan yang mempunyai
kinerja yang baik, dan menghindari fasilitas pelayanan
kesehatan yang mempunyai kinerja buruk.
UUD NKRI 1945 mengamanatkan bahwa setiap penduduk
berhak atas jaminan sosial dan pelayanan kesehatan yang sama.
Hal ini tercermin pada pasal 28H dan pasal 34.

Pasal 28H

• setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal
dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
Ayat (1) memperoleh pelayanan kesehatan.

• setiap orang berhak mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus


untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
Ayat (2 mencapai persamaan dan keadilan.

• setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan


pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat.
Ayat (3):
UUD NKRI 1945 mengamanatkan bahwa setiap penduduk
berhak atas jaminan sosial dan pelayanan kesehatan yang sama.
Hal ini tercermin pada pasal 28H dan pasal 34.

Pasal 34
Penyelengaraan jaminan kesehatan nasional
menjadi program pripritas pemerintah, yaitu
program kementrian kesehatan dan program
dewan jaminan sosial nasional.
Keputusan menteri kesehatan RI No HK.03.01/60/1/2010
tentang rencana strategis kementrian kesehatran RI tahun
2010-2014.
Lima strategi utama untuk pencapaian tema prioritas pembangunan
kesehatan, yaitu :
• Program kesehatan masyarakat, yang mencakup pelaksanaan
program kesehatan preventif terpadu dengan pemberian imunisasi
dasar kepada balita, penyediaan akses sumber air brsih, perluasan
akses terhadap sanitasi dasar berkualitas, penurunan tingkat
kematian ibu saat melahirkan dan tingkat kematian bayi.
• Peningkatan jangkauan dan kualitas program keluarga berencana
• Ketersediaan dan kualitas sarana kesehatan
• Pemberlakuan daftar obat esensial nasional sebagai dasar
pengadaan obat nasional dan pembatasan harga obat generik
berlgo pada 2010.
• Penerapan asuransi kesehatan nasional bagi seluruh masyarakat
miskin pada tahun 2011 dan perluasaannya secara bertahap pada
tahun 2012-2014.
Peta jalan jaminan kesehatan 2014-2019
Rujukan internasional

” setiap orang berhak atas tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan
kesejahteraan dirinya dan keluarganya, termasuk hak ast pangan, pakaian,
perumahan dan perawatan kesehatan, serta pelayanansosial yang diperlukan, dan
berhak atas jaminan pada saappt menganggur, menderita sakit, cacat, menjadi
janda/duda, mencapai usia lanjut atau keadaan lainnya yang mengakibatkan
kekurangan nafkah, yang berada diluar kekuasaanya.”
2. Konvensi ILO No. 102 tahun 1952 (C.130)
• Konvensi ILO No. 102 tahun 1952. The social security
(minimum standars) convention, 1952 (C.102), mengatur
standar minimum penyelengaraan program sosial
disuatu negara.

3. Konvensi ILO No. 130 tahun 1969 (C.130)


• Konvensi ILO No. 130 tahun 1969 (C.130) tentang
pelayanan kesehatan dan santunan sakit (medical care
and sickness benefits convesion), 1969 (C.130),
mengatur prinsip-prinsip perlindungan kesehatan
konevensi 130 menentukan cakupan minimal
kepesertaan, manfaat dasar, dan fasilitas kesehatan.
Rekomendasi ILO No. • Rekomendasi ILO No. 202 tahun 2012 tentang batasan
202 tahun 2012 dasar nasional program perlindungan sosial (national floors
(R.202) of social protection).

Resolusi WHA ke-58 • Resolusi world health assemblyke ke-58 tahun 2005
tahun 2005 on merekomendasikan kepada seluruh negara-negara anggota
untuk membangun sistem pembiayaan kesehatan yang
sustainable financing, berkelanjutan guna menjamin pelayanan kesehatan bagi
universal health seluruh penduduk.
coverage, and social • Keterangan : sudah dicabut. Diganti dengan KMK 021/2011.
health insurance Diperbarui lagi dengan KMK 32 tahun 2013.
pelaksanaan pelayanan prima

Pelayanan prima (excellent service) menurut


pengertian “pelayanan” yang berarti “usaha
melayani kebutuhan orang lain” atau dari
pengertian “melayani” yang berarti “ membantu
menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan
seseorang” dengan prima atau excellent yang
berarti bermutu tinggi dan memuaskan.
Lanjutan

• Pelayanan prima dirumah sakit adalah


pelayanan terbaik yang diberikan oleh
karyawan RS untuk memenuhi/ bahkan
melampaui harapan pengguna jasa rumah
sakit.
Lanjutan

• Unsur-unsur melayani sebagimana dimaksud


dengan pelayanan umum, sesuai keputusan
menpa No. 81/1993, yaitu (1).
Kesederhanaan, (2). Kejelasan dan kepastian,
(3). Keamanan, (4). Keterbukaan, (5). Efesien,
(6). Ekonomis, (7). Keadilan yang merata, (8).
Ketepatan waktu.
Paradigma pelayanan prima

Menurut kotler pelayanan yang bermutu seharusnya


tidak saja dilakukan oleh karyawan lini depan namun juga
seluruh jajaran manajer, dengan mengenali secara pribadi
para pelanggan.
Ayat (3) : negara beranggung jawab atas penyediaan
fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan
umum yang layak.
1. UU No.39 Tahun 1999 Tetang Hak Asasi
Manusia (UU HAM)
Jaminan sosial dan pelayanan kesehatan adalah
hak asasi manusia. Pasal 41 ayat (1) : “ setiap
warga negara berhak atas jaminan sosial yang
dibutuhkan untuk hidup layak serta untuk
perkembangan pribadinya secara utuh”.
2. UU No.40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan
Nasional (UU SJSN)
UU SJSN menetapkan asuransi sosial dan ekuitas
sebagai prinsip pnyelenggaraan JKN.

3. UU No.24 Tahun 2011 Tentang Badan


Penyelenggara Jaminan Sosial (UU BPJS)
UU BPJS mengatur proses transformasi badan
penyelenggara jaminan sosial dari badan uaha milik
negara (BUMN) Ke badan hukum puplik otonom
nirlaba (BPJS).
4. Peraturan Pemerintah No.101 Tahun 2012 Tentang
Penerima Bnatuan Iuran Jminan Kesehatan (PP
PBIJK)
PP PBIJK mengatur tata cara pengelolaan subsidi iuran
jaminan kesehatan bai penerima bantuan iuran.

5. Peraturan Pemerintah No. 86 Tahun 2013


PP No.86 Tahun 2013 Tentang Tata Cara Pengenaan Sanksi
Adminstratif Kepada Pemberi Kerja Selain Penyelenggara
Negara Dan Setiap Orang, Selain Pemberi Kerja, Pekerja,
Dan Penerima Bantuan Iuran Dalam Penyelenggara
Jaminan Sosial.
6. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013
Tentang Jaminan Kesehatan (Perpres JK)
Perpres JK mengatur peserta dan kepesertaan
JKN, pendaftaran, iuran dan tatakelola iuran,
manfaat JKN, koordinasi, manfaat,
penyelenggaraan pelayanan, fasilias kesehatan,
kendali mutu dan kendali biaya, penanganan
keluhan, dan penanganan sengketa.
7. Peraturan Presiden No. 111 Tahun 2013 Tentang Perubahan Peraturan
Presiden No 12 Tahun 2013 (Perpres Perubahan Perpres JK)

Perpres perubahan Perpres JK mengatur tentang :


• Peruahan ketentuan peserta JKN dan penerima manfaat JKN
• Rincian penahapan kepesertaan peserta JKN
• Penambahan ketentuan iuran JKN dan tatacara pengelolaan iuaran JKN
• Perubahan batasan hak ruang perawatan inap di rumah sakit
• Penamahan dua manfaat yang tidak dijamin oleh JKN
• Penambahan ketentuan koordinasi manfaat antara JKN dengan program
jaminan kecelakaan kerja dan program jaminan kecelakaan lalu lintas
wajib
• Perubahan ketentuan pelayanan obat alat medis habis pakai, dan alat
kesehatan
• Perubahan ketentuan pemberian kompensasi bagi daerah yang belum
memiliki fasilitas kesehatan yang memenuhi syarat
• Perubahan prosedur pembayaran fasilitas kesehatan
• Perubahan ketentuan kenali mutu dan kendali biaya
8. Peraturan Presiden No.107 Tahun 2013
Tentang Pelayanan Kesehatan Terentu Berkaitan
Dengan Kegiatan Operasional Kementerian
Pertahanan, Tentara Nasional Indonesia, dan
Kepolisian Negara Republik Indonesia.

9. Peraturan Menteri Kesehatan No.69 tahun


2013
Tentan Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Pada
Fasilias Kesehatan Tingkat Pertama Dan Fasilitas
Kesehatan Tingkat Lanjutan Dalam Penyelenggaraan
Program Jaminan Kesehatan (Permenkes Standar
Tarif Pelayanan Kesehatan).
10.Peraturan Menteri Kesehatan No 71 Tahun
2013
Peraturan Menteri Kesehatan No.71 Tahun 2013
Tentang Pelayanan Kesehatan pada Jaminian
Kesehatan Nasional (Permenkes Pelayanan Kesehat
JKN).
11.Peraturan BPJS Kesehatan No 1 Tahun 2014
Tentang Formularium Nasional mengatur daftar
obat terpilih yang dibutuhkan dan harus tersedia di
fasilitas kesehatan sebagai acuan dalam
pelaksanaan JKN.
12.Kepuasan Menteri Kesehatan No.455/2013
Tentang Asosiasi Fasilitas Kesehatan (KMK Asosiasi
Faskes) menetapkan Asosiasi Fasilitas Kesehatan
yang diberi kewenangan untuk bernegosiasi tarif
pelayanan dengan BPJS Kesehatan.

13.Peraturan Menteri Keuangan No. 205 Tahun


2013
mengatur tata cara penyediaan, pencairan, dan
penanggungjawaban dana iuran jaminan kesehatan
penerima penghasilan dari pemerintah.
14.Peraturan Menteri Keuangan No. 206 Tahun
2013
mengatur tata cara penyediaan, pencairan, dan
pertanggungjawaban dana iuran jaminan penerima
bantuan iuran.

15.Surat Edaran Menteri Kesehatan No. 31/2014


Tentang Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Fasilitas
Tingkat Pertama Dan Fasilitas Kesehatan Tingkat
Lanjutan Dalam Penyelenggaraan JKN
16.Peraturan Pelaksanaan UU SJSN dan UU
BPJS yang Mengatur Tata Kelola BPJS
Kesehatan

mendelegasikan berbagai ketentuan


kelembagaan BPJS untuk diatur dalam Peraturan
Pemerintah atau Peraturan Presiden
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai