Anda di halaman 1dari 5

RANGKUMAN MATERI KD.3.2/4.

Mitigasi Bencana Alam


Pengertian Mitigasi Bencana Alam

Arti Mitigasi adalah Adalah serangkaian upaya yang dilakukan untuk mengurangi resiko bencana, baik
secara fisik struktural melalui pembuatan bangunan-bangunan fisik, maupun non fisik-struktural
melalui penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana.

Secara konteks, Bencana dibagi menjadi dua macam:

 Bencana Alam
Bencana alam adalah suatu bencana yang disebabkan oleh faktor alam. Seperti gempa bumi,
Tsunami, banjir, gunung meletus, angin puting beliung, tanah longsor dan lain-lain.
 Bencana Sosial
Bencana sosial adalah suatu bencana yang diakibatkan oleh manusia. Seperti penyakit masyarakat,
konflik dan teror.

Istilah Program Mitigasi bencana mengacu kepada dua tahap perencanaan sebagai berikut:
1. Perencanaan kegiatan Pra-bencana
Suatu tindakan antisipasif untuk meminimalkan dampak dari bencana terjadi. Adapun langkah
yang dapat dilakukan :
a. Perencanaan tata ruang
b. Pengaturan tang tata guna lahan
c. Penyusunan peta kerentanan bencana
d. Penyusunan data
e. Pemantauan dan pengembangan
f. Penerapan aturan standar bangunan yang tahan gempa
g. Pelatihan menghadapi bencana
h. Merancang brosur berisi informasi penyelematan dari bencana dan usaha lain yang disiapkan
menghadapi terjadinya bencana

2. Perencanaan serta tindakan saat bencana dan pasca bencana


Adapun langkah yang dapat dilakukan :
1. Merancang alur penyebaran informasi bencana
2. Merancang denah evakuasi (titik Kumpul) jika bencana terjadi
3. Merancang rambu-rambu penunjuk arah penyelamatan
4. Merancang bantuan teknis dan medis untuk bencana
5. Merancang lokasi pengungsian

Jenis Mitigasi Bencana


Mitigasi bencana terbagi menjadi dua macam, yaitu mitigasi struktural dan mitigasi non struktural.
berikut penjelasannya

a) Mitigasi Struktural
Mitigasi strukural adalah serangkaian upaya untuk meminimalkan bencana yang dilakukan melalui
pembuatan bangunan-bangunan fisik serta dengan menggunakan pendekatan teknologi.

1
Contoh dari mitigasi struktural adalah pembuatan kanal khusus untuk pencegahan banjir, alat
pendeteksi akitivitas gunung yang masih aktif, bangunan yang tahan gempa, dan juga alat
pendeteksi dan peringatan jika terjadinya gelombang Tsunami.

b) Mitigasi Non-Struktural
Mitigasi non –struktural adalah serangkaian upaya mengurangi dampak bencana selain dari mitigasi
struktural. Seperti upaya pembuatan kebijakan dan pembuatan suatu peraturan.

Contoh dari mitigasi non struktural adalah pembuatan Undang-Undang Penanggulangan Bencana,
pembuatan tata ruang kota yang baik, capacity building masyarakat, ataupun menghidupkan
berbagai aktivitas lain yang berguna untuk menambah pengetahuan masyarakat.

Tujuan utama Mitigasi ini adalah sebagai berikut :

1. Mengurasi resiko berkurangnya korban jiwa


2. Sebagai landasan untuk perencaan pembangunan.
3. Memberitahukan masyarakat dampak dan usaha untuk mengurangi dampak bencana alam.

Langkah-langkah yang dilakukan dalam Mitigasi Bencana Alam


Berdasarkan pengertian bencana alam diatas, di Dunia ini banyak sekali bencana-bencana yang
diakibatkan oleh alam. berikut ini langkah-langkah yang harus dilakukan dalam mitigasi bencana, agar
resiko dari bencana tersebut dapat diminimalisir
A. Mitigasi Bencana Banjir
Mitigasi bencana alam banjir dapat dilakukan dengan cara:
1. Melakukan pengawasan penggunaan lahan serta perencanaan lokasi tepat untuk
menempatkan fasilitas-fasilitas vital yang rentan terhadap banjir kepada daerah yang aman
2. Menyesuaikan desain bangunan di daerah banjir. didesain harus tahan terhadap banjir dan
dibuat bertingkat
3. Membangun segala infrastruktur kedap air
4. Membuat tanggul atau tembok penahan disepanjang sungai serta membuat tembok laut
sepanjang pantai yang rawan badai atau tsunami. Karena Tanggul atau tembok penahan akan
sangat membantu ketika bencana banjir datang
5. Melakukan Pembersihan sedimen
6. Membuat saluran drainase yang baik
7. Meningkatan kewaspadaan terhadap daerah rawan banjir
8. Mendesain bangunan rumah yang tahan banjir (mengunakan material tahan air, membuat
pondasi yang kuat)
9. Selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap lingkungan sekitar (seperti penggundulan hutan
10. Membuat pelatihan tentang kewaspadaan banjir, seperti cara penyimpanan perbekalan,
tempat istirahat atau tidur di tempat yang aman (daerah yang tinggi)

B. Mitigasi Bencana Longsor


Mitigasi bencana alam Tanah Longsor dapat dilakukan dengan cara:
1. Membuat permukiman dan fasilitas utama lainnya yang mendukung di daerah rawan bencana
2. Menyarankan untuk merelokasi tempat tinggal ke tempat yang lebih aman dan jauh dari
tebing.
3. Menyarankan pembangunan pondasi tiang pancang di setiap bangunan untuk menghindari
bahaya liquefation
4. Menyarankan pembangunan pondasi yang menyatu di setiap bangunan, untuk menghindari
penurunan yang tidak seragam (differential settlement)

2
5. Menyarankan pembangunan utilitas yang ada di dalam tanah harus bersifat fleksibel
6. Mengurangi tingkat keterjalan lereng atau tebing

C. Mitigasi Bencana Gunung Berapi


Mitigasi bencana alam gunung berapi dapat dilakukan dengan cara:
1. Membuat perencanaan lokasi terhadap pemanfaatan lahan untuk aktivitas harus jauh atau di
luar dari kawasan rawan bencana
2. Hindari tempat-tempat yang sekiranya bakal menjadi aliran lava
3. Membuat struktur bangunan yang tahan akan api
4. Mendesain bangunan menjadi bangunan yang tahan terhadap tambahan beban akibat abu
gunung api
5. Membuat titik pengungsian yang permanen, terutama di sekitar gunung api yang sering
meletus, misalnya Gunung Merapi (DIY, Jateng), Gunung Semeru (Jatim), Gunung Sinabung
(Sumatra Utara) dan lain sebagainya
6. Meberikan sosialisasi, berupa penyuluhan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar
gunung api, untuk mengetahui posisi tempat tinggalnya pada peta kawasan rawan bencana
gunung api
7. Mensosialisasikan kepada masyarakat yang bermukim di sekitar gunung api, tentang cara
menghindar serta tindakan yang harus dilakukan ketika terjadi letusan gunung api
8. Mensosialisasikan kepada masyarakat, tentang arti dari peringatan dini yang diberikan oleh
petugas atau pengamat gunung api
9. Mensosialisasikan kepada masyarakat untuk melakukan koordinasi dengan petugas atau
Pengamat Gunung api

D. Mitigasi Bencana Gempa Bumi


Mitigasi bencana alam gempa bumi dapat dilakukan dengan cara
1. Memastikan bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran atau gempa
2.  Mengikuti standard kualitas bangunan untuk Memastikan bangunan kuat terhadap getaran
atau gempa
3. Membuat fasilitas umum dengan standard kualitas yang tinggi
4. Memastikan bangunan-bangunan vital yang telah ada tebangun dengan kuat
5. Merencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan hunian di
daerah rawan bencana

E. Mitigasi Bencana Tsunami


Mitigasi bencana alam Tsunami dapat dilakukan dengan cara:
1. Meningkatan kesiapsiagaan serta kewaspadaan tenhadap bahaya tsunami
2. Memberikanpenyuluhan kepada masyarakat tentang karakteristik dan pengenalan bahaya
tsunami
3. Mebuat alat peringat tsunami atau Early Warning System
4. Membangun tembok penahan tsunami pada garis pantai yang berpotensi mengakibatkan
bahaya
5. Melakukan Penanaman mangrove serta tanaman lainnya sepanjang garis pantai yang dapat
meredam ombak tsunami
6. Membuat bangunan tempat untuk evakuasi yang aman di sekitar daerah pemukiman. Tempat
atau bangunan ini harus cukup tinggi dan mudah diakses untuk menghidari ketinggian tsunami

F. Mitigasi Bencana Kebakaran


Mitigasi bencana alam Kebakaran dapat dilakukan dengan cara:
1. Memberikan sosialisasi terkait Pencegahan dan Penanganan Kebakaran
2. Peningkatan penegakan hukum
3
3. Membentuk pasukan pemadaman kebakaran khususnya untuk penanganan kebakaran secara
dini
4. Membuat waduk-waduk kecil, Bak penampungan air serta Hydran untuk pemadaman api
5. Melakukan pengawasan terhadap pembakaran lahan serta memperketat perizinan bagi yang
ingin pembukaan lahan baru.
6. Melakukan reboisasi terhadap daerah yang telah terbakar dengan tanaman yang beragam
7. Meningkatkan kesiapsiagaan serta partisipasi aktif dalam pemadaman awal kebakaran di
daerahnya

G. Mitigasi Bencana Kekeringan


dapat dilakukan dengan cara:
1. Melakukan pengelolaan air secara bijaksana, yaitu dengan mengganti penggunaan air tanah
dengan penggunaan air permukaan, dengan cara pembuatan waduk serta pembuatan saluran
distribusi yang efisien
2. Mengkonservasi tanah dan mengurangai tingkat erosi dengan pembuatan check dam ataupun
reboisasi
3. Mengganti penggunaan bahan bakar kayu menjadi bahan bakar minyak untuk menghindari
penebangan hutan atau tanaman
4. Memberikan sosialisasi berupa Pendidikan dan pelatihan terkait dengan kekeringan
5. Memperbaiki daerah yang tandus dengan memaksimalkan pengelolaan Iahan, pengelolaan
hutan, waduk peresapan dan irigasi

H. Mitigasi Bencana Angin Puting Beliung/Topan


dapat dilakukan dengan cara:
1. Memastikan struktur bangunan kuat serta memenuhi syarat teknis agar mampu bertahan
terhadap gaya angin yang kencang.
2. Memperhitungkan beban angin khususnya di daerah yang rawan angin topan dengan cara
menerapan aturan standar bangunan yang ada
3. Menempatkan lokasi pembangunan pada daerah yang terlindung agar terhindar dari serangan
angin puting beliung atau topan
4. Melakuakan Penghijauan dengan cara menanam pohon untuk meredam gaya angin

I. Mitigasi Bencana Wabah Penyakit


dapat dilakukan dengan cara:
1. Menyiapkan masyarakat secara luas termasuk aparat pemerintah yang menangani masalah
kesehatan dan juga lintas sektor terkait, untuk memberikan pemahaman terhadap risiko bila
wabah terjadi. Serta bagaimana cara-cara menghadapinya bila suatu wabah terjadi melalui
kegiatan sosialisasi yang berkesinambungan.
2. Memberikan penyuluhan serta sosialisasi mendukung upaya-upaya pencegahan, respon cepat
serta penanganan bila wabah terjadi
3. Mengupayakan tindak penanganan, seperti sumberdaya manusia yang profesional, sarana
pelayanan kesehatan, sarana transportasi, komunikasi, logistik serta pembiayaan operasional
4. Upaya penguatan surveilans epidemiologi untuk mengidentifikasi risiko dan menentukan
strategi intervensi dan penanganan maupun respon dini di semua jajaran

J. Mitigasi Bencana Konflik


dapat dilakukan dengan cara:
1. Mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk ikut serta memelihara stabilitas ketentraman dan
ketertiban

4
2. Mendukung kelangsungan demokratisasi politik dengan keberagaman aspirasi politik, serta
mengedapankan moral dan etika budaya politik berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
3. Mengembangkan supremasi hukum dengan menegakkan hukum secara konsisten, berkeadilan
dan kejujuran
4. Meningkatkan pemahaman dan penyadaran terkait perbedaan serta penegakkan HAM
5. Meningkatkan kinerja aparatur negara, dalam rangka mewujudkan aparatur negara yang
berfungsi melayani masyarakat, profesional, berdayaguna, produktif, transparan, bebas dari
KKN

Anda mungkin juga menyukai