Anda di halaman 1dari 11

MODUL IPAS

PERILAKU EKONOMI DAN KESEJAHTERAANNYA

KELAS X SMK
URAIAN MATERI

(Kelangkaan, Permintaan, Penawaran, dan Harga Pasar serta Inflasi)

PERTEMUAN 2 :

1. Kelangkaan
a. Konsep Kelangkaan

Kelangkaan adalah terbatasnya sumber daya untuk mencukupi atau memuaskan kebutuhan manusia.
Pengertian lain kelangkaan adalah suatu kondisi ketika manusia memerlukan sesuatu, maka dibutuhkan
usaha atau pengorbanan untuk memperolehnya.

Dalam teori ekonomi, sumber daya apa pun memiliki nilai dari nol atau tidak berharga hingga
langka. Yang artinya, semakin langka, semakin bernilai pula pengorbanan atau harga yang harus
dibayar untuk mendapatkannya.

Dalam buku The Nature and Significance of Economic Science karangan ekonom Inggris Lionel
Robbin, teori kelangkaan adalah ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku manusia untuk
mencapai tujuan dan mengelola kelangkaan yang ada untuk tujuan tersebut.

b. Macam-macam Kelangkaan
Berikut ini beberapa jenis kelangkaan:
 Kelangkaan sumber daya alam
 Kelangkaan sumber daya manusia
 Kelangkaan sumber daya modal
 Kelangkaan sumber daya kewirausahaan

Beberapa penyebab kelangkaan antara lain:


 Kemampuan produksi yang terbatas
 Pertumbuhan penduduk
 Perbedaan letak geografis
 Pandemi dan bencana alam
 Perang
c. Contoh dari Kelangkaan

7 Contoh Kelangkaan Ekonomi di Indonesia

 Kelangkaan BBM atau bahan bakar Minyak di Indonesia.


 Kurangnya tenaga yang Handal.
 Kelangkaan Air Bersih di Berbagai Daerah.
 Langkanya Batu Bara.
 Langkanya Lapangan Kerja.
 Kelangkaan Bahan Pangan.
 Masih Sedikitnya Wirausaha di Indonesia

d. Faktor-faktor Kelangkaan
1. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian. Pertumbuhan
penduduk yang semakin cepat, tanpa disertai proses produksi suatu alat pemuas
kebutuhan yang memadai, akan menyebabkan terhambatnya proses pemenuhan
kebutuhan hidup manusia. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi akan
mengakibatkan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, semakin tidak terkendali.
2. Kemampuan Produksi
Kemampuan produksi ditentukan oleh faktor produksi yang berupa tenaga kerja,
modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan.Faktor-faktor pendukung tersebut
jumlahnya terbatas, sehingga otomatis akan berdampak pada terjadi atau tidaknya
kelangkaan.
3. Perbedaan Letak Geografis
Kondisi alam di setiap belahan bumi ini tidaklah sama, setiap wilayah memiliki
karakteristik masing-masing. Dari karakteristik ini akan melahirkan keberagaman
sumber daya, sesuai dengan potensi masing-masing wilayah. Persebaran kondisi
geografis inilah yang menjadi penyebab dari kelangkaan sumber daya.
4. Bencana Alam
Bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, serta
bencana alam yang lain merupakan salah satu faktor penyebab kelangkaan yang tidak
dapat diprediksi oleh manusia. Bencana alam selalu menyisakan kerusakan bangunan,
infrastruktur, sumber daya alam yang lain rusak, bahkan menimbulkan korban jiwa.
5. Pandemi
Pandemi yang terjadi selama satu tahun di belahan bumi ini menjadi penyebab
kelangkaan yang tidak dapat diprediksi pula. Pembatasan sosial berskala besar
mengakibatkan terhentinya proses produksi barang, penggunaan jasa juga terbatas,
sumber daya manusia juga sangat terbatas, karena banyak orang meninggal akibat
pandemi ini. Jadi dapat dibayangkan, pandemi menyebabkan kelangkaan besar-
besaran di banyak sektor ekonomi.

e. Dampak Kelangkaan
1. Kenaikan harga
Jika permintaan lebih besar dari ketersediaan sumber daya, maka harga akan
melambung. Hal ini wajar terjadi, karena siapa cepat, dia dapat, dan siapa berani
bayar lebih tinggi, dia juga yang dapat. Sebagai contoh, sebelum pandemi datang,
masker medis di pasaran hanya seharga 30 ribu perak satu box dengan isi 100 lembar
masker, di masa pandemi, masyarakat wajib memakai masker ketika keluar ruangan,
karena setiap orang butuh masker, maka harga masker menjadi melambung sampai 10
kali lipat, bahkan sempat hilang dari peredaran.
2. Pengangguran meningkat
Kelangkaan alat pemuas kebutuhan, menyebabkan perputaran roda ekonomi tidak
berjalan dengan lancar, sehingga banyak hal yang tidak dapat terpenuhi, termasuk
pula ketersediaan sumber pembiayaan untuk menggaji tenaga kerja. Bagaimana dapat
menggaji seorang tenaga kerja, jika sumber daya finansialnya tidak ada. Dengan
kelangkaan jenis ini, sumber daya manusia produktif tidak memiliki pekerjaan.
3. Kriminalitas meningkat
Untuk memuaskan kebutuhan, seseorang harus memiliki alat tukar yang seimbang.
Untuk memperoleh alat tukar, diperlukan suatu usaha dan pengorbanan. Usaha yang
dilakukan, jika tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan pekerjaan, maka usaha
ini tidak akan menghasilkan nilai tukar. Ketika seseorang tidak dapat memuaskan
kebutuhannya karena tidak memiliki nilai tukar, lama-lama mereka akan melakukan
segala cara untuk memenuhi kebutuhannya. Pada kondisi ini, berdampak pada potensi
terjadinya kriminalitas.
4. Angka Kemiskinan Bertambah
Minimnya sumber daya yang mampu menghadirkan daya beli, berdampak pada
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan. Tidak terbelinya alat pemuas
kebutuhan pokok, dapat diindikasikan sebagai munculnya kemiskinan. Angka
kemiskinan yang muncul akibat kelangkaan, berdampak pada sulit majunya sebuah
negara berkembang.

f. Cara Mengatasi Kelangkaan

1. Menyusun skala prioritas


Untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia perlu membuat perencanaan.
Perencanaan ini disusun berdasar prioritas dari mulai yang penting, hingga yang tidak
penting. Penyusunan skala perencanaan ini merupakan salah satu cara untuk
mengatasi kelangkaan, karena menggunakan alat pemuas kebutuhan berdasar sifat
mendesak atau tidaknya alat pemuas ini harus dipenuhi.
2. Menghemat penggunaan sumber daya alam.
Meski hasil alam ini berlimpah, namun jika pemanfaatannya tidak dibatasi, maka
lambat laun akan menipis dan kemudian habis. Manusia diharapkan bijak dalam
memanfaatkan sumber daya alam ini, bukan mengeksploitasi secara berlebih. Kita
perlu mengingat, bahwa bumi dan seluruh kekayaan alam di dalamnya, bukan
warisan dari leluhur, melainkan merupakan pinjaman dari anak, cucu, dan cicit kita.
3. Memelihara kelestarian alam
Setiap hari, ribuan pohon ditebang, untuk memenuhi kebutuhan produksi kertas.
Bukan hanya itu saja, kayu-kayu keras juga banyak ditebang, kemudian diekspor
sebagai barang mentah, penebangan hutan secara besar-besaran akan membuat yang
menjadi habitat hidup pohon ini akan menjadi gundul dan gersang, dampak yang
terjadi dari kondisi ini adalah, bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan
kurangnya kandungan air dalam tanah. Maka diperlukan kesadaran manusia untuk
melestarikan kekayaan sumber daya alam ini dengan menanami atau meremajakan
hutan kembali.
4. Memanfaatkan sumber daya pengganti
Ada dua jenis sumber daya alam di bumi ini, yaitu sumber daya alam yang dapat
terbarukan, dan sumber daya alam tidak terbarukan. Sumber daya alam tidak
terbarukan, persediaannya terbatas, sementara kebutuhan manusia tidak terbatas,
maka diperlukan sumber daya alternatif sebagai pengganti sumber daya ini. Sebagai
contoh, minyak bumi berasal dari pelapukan fosil binatang purba yang terkubur
berjuta-juta tahun lalu.
Setelah bertahun-tahun dimanfaatkan, persediaannya akan menipis. Demi memenuhi
kebutuhan masyarakat atas ketersediaan minyak bumi sebagai sumber energi, maka
dibuatlah sumber energi alternatif seperti biogas, biodiesel, dan lain sebagai
pengganti minyak bumi. Sebagai contoh yang lain, melambungnya harga masker dan
langkanya masker di pasaran, membuat banyak orang menjadi kreatif dalam membuat
masker sendiri yang dapat dipakai dan dicuci berulang kali.
5. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia
Kelangkaan sumber daya manusia yang berkualitas menyebabkan minimnya serapan
bagi sumber daya manusia produktif. Hal ini berdampak pada meningkatnya angka
pengangguran. Untuk merespon kondisi ini, perlu diselenggarakan pelatihan tenaga
kerja, agar kemampuan yang dimiliki oleh seseorang menjadi maksimal, sehingga
dapat meningkatkan kualitas diri.
6. Mengelola sumber daya modal dengan tepat guna
Mengelola sumber daya modal, berhubungan dengan kemampuan seseorang
mengatur skala prioritas dalam pemenuhan kebutuhan. Ketika pengelolaan sumber
daya modal berjalan beriringan dengan pengaturan skala prioritas, maka hal ini sangat
membantu seseorang mengatur pengeluarannya dengan baik dan benar. Bagi seorang
wirausahawan, hal ini dapat mengefisienkan biaya operasional, harapannya dengan
modal yang seminimal mungkin, bisa memperoleh keuntungan yang maksimal. Inilah
yang disebut dengan mengelola sumber daya modal dengan tepat guna.

2. Konsep Permintaan dan Penawaran


a. Permintaan
Permintaan adalah jumlah barang dan jasa yang dibutuhkan atau diinginkan masyarakat/
konsumen pada berbagai tingkat harga pada suatu jangka waktu tertentu. Permintaan
masyarakat atas suatu barang dapat digolongkan menjadi tiga (Mulyati, Mahfudz,
Permana, 2009), yaitu:
 Permintaan absolut, yaitu permintaan atas barang atau jasa yang tidak diiringi
dengan kemampuan untuk membeli, sehingga lebih merupakan angan-angan.
Permintaan absolut ini dimiliki oleh semua orang. Misalnya, seorang Pegawai
Negeri Sipil baru dengan pangkat IIIa memiliki keinginan untuk membeli sebuah
mobil baru namun belum memiliki uang yang cukup untuk membeli.
 Permintaan potensial, yaitu permintaan atas suatu barang atau jasa yang didukung
dengan adanya kepemilikan sejumlah uang atau kemampuan daya beli, namun
pembelian atas barang/jasa tersebut masih berupa rencana membeli karena adanya
beberapa alternatif barang/jasa. Orang-orang yang mempunyai kemampuan untuk
membeli ini biasanya menjadi sasaran iklan untuk mempengaruhi agar mereka
melakukan pembelian atas produk tertentu. Misalnya, seorang yang memiliki
uang Rp 300.000 berencana membeli sepasang sepatu dengan kisaran harga Rp
250.000, namun masih belum memutuskan sepatu merk apa yang akan dibeli
 Permintaan efektif, yaitu permintaan atas suatu produk barang atau jasa yang
dilakukan sesuai dengan daya beli yang dimiliki. Misalnya seseorang pada contoh
diatas (permintaan potensial) akhirnya membeli sepatu merk Adidas, seharga Rp
280.000.

Pada dasarnya setiap manusia mempunyai kebutuhan yang tinggi atas barang dan
jasa, namun manusia mempunyai keterbatasan sumberdaya dalam memenuhi kebutuhan
tersebut. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki mendorong seseorang untuk berupaya
dengan giat bekerja mencari rejeki dan berpikir kreatif ketika pendapatan tidak dapat
mencukupi kebutuhan yang terus meningkat.

b. Faktor-faktor Permintaan
Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan sifat hubungan antara jumlah barang
yang diminta/dibeli oleh masyarakat dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya
(Sukirno, 2000). Menurut Sukirno (2000), permintaan seseorang atau sebuah masyarakat
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Secara umum, para ekonom telah menentukan
beberapa faktor terpenting yang biasanya mempengaruhi permintaan suatu masyarakat
atas suatu barang atau jasa. Faktor-faktor tersebut adalah (Samuelson, 2001): Harga
barang/jasa itu sendiri, Harga barang lain yang terkait, Pendapatan masyarakat, Cita rasa
masyarakat, Jumlah Penduduk, Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.
Namun adalah sangat sulit untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor diatas secara
sekaligus dalam menentukan permintaan terhadap barang/jasa .Oleh karena itu dalam
teori permintaan, para ekonom biasanya membuat analisis yang lebih sederhana, yaitu
jumlah permintaan atas barang/jasa dipengaruhi oleh harga dari barang/jasa tersebut, dan
mengasumsikan faktor-faktor lain tidak berubah (ceteris paribus) (Lipsey, Courant,
purvis, Steiner, 1995).
Hukum permintaan merupakan konsep yang menjelaskan bagaimana hubungan antara
permintaan terhadap sesuatu barang dengan harganya. Hukum Permintaan dapat
dinyatakan “bila harga naik maka jumlah barang yang diminta semakin berkurang,
sebaliknya bila harga turun jumlah barang yang diminta akan bertambah”.

c. Penawaran
Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang bersedia ditawarkan/dijual oleh
penjual (produsen) pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu dan syarat
tertentu. Penawaran dapat juga dikatakan sebagai ketersediaan produk dan siap untuk
ditawarkan kepada konsumen. Ketersediaan produk di pasar sangat bergantung pada
berbagai hal, misalnya kondisi pasar, baik harga produk (ouput) maupun harga input yang
digunakan untuk menghasilkan produk. Kondisi harga jual produk dan harga input sangat
mempengaruhi motivasi pengusaha, penjual dalam menyediakan produknya di pasar.

d. Faktor-faktor Penawaran
Teori penawaran adalah teori yang menjelaskan sifat hubungan antara jumlah barang
yang ditawarkan/diproduksi oleh produsen terhadap berbagi faktor yang
mempengaruhinya. Sebagaimana permintaan, penawaran juga dipengaruhi oleh berbagai
hal, namun para ahli ekonomi telah menetapkan beberapa faktor yang dianggap paling
memberi pengaruh terhadap jumlah penawaran suatu barang/jasa. Faktor-faktor tersebut
adalah: Harga barang itu sendiri, Harga barang lain, Biaya produksi, Pajak, Subsidi,
Harga bahan baku, Upah tenaga kerja, Tarif Listrik, Harga BBM, Tingkat teknologi,
Tujuan-tujuan perusahaan.

3. Pasar
Pasar adalah “tempat orang berjual beli”. Di tempat itu terjadi “kekuatan penawaran dan
permintaan... penjual yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang dan pembeli
yang ingin menukar uang dengan barang atau jasa” https://kbbi.web.id/pasar. Pada sistem
ekonomi pasar kehidupan ekonomi dapat berjalan bebas sesuai dengan mekanisme proses
pasar. Siapa saja bebas memproduksi barang dan jasa untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat. Dengan demikian bagi produsen bisa memperoleh laba sebesar-besarnya.
Jika barang atau jasa dapat dipasarkan, pada akhirnya produsen akan menyesuaikan
dengan keinginan dan daya beli konsumen itu sendiri.
Salah satu ciri sistem ekonomi pasar adalah berlakunya pasar persaingan secara bebas.
Akibatnya yang kuat bertambah kuat dan untuk produsen kecil mungkin tidak berdaya.
Untuk mengatasi keadaan itu pemerintah ikut campur tangan melalui peraturan
perundang-undangan yang dianggap perlu sehingga terbentuk sistem ekonomi pasar yang
terkendali dan tidak berlaku ekonomi bebas lagi.
Dalam rangka memenuhi segala kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa harus
terdapat sebuah proses yang menghubungkan antara kebutuhan masyarakat dengan
produsen selaku pihak penghasil barang dan jasa. Semakin sinerginya antara kebutuhan
masyarakat dan ketersediaan barang dan jasa akan berdampak pada adanya rasa saling
menguntungkan antar keduanya. Dengan melihat proses tersebut maka dibutuhkan
sebuah peran distribusi sebagai penengah yang dapat mempertemukan kebutuhan
masyarakat dengan pelaku produksi, dimana dengan adanya distribusi sangat penting
dalam membantu kedua belah pihak dalam mencapai keuntungan dari proses transaksi
pasar yang ada.

a. Faktor-faktor Harga Pasar

 Jumlah pembeli dan penjual.


 Jenis produk (homogen vs terdiferensiasi)
 Tingkat substitusi produk.
 Hambatan untuk masuk dan keluar pasar.
 Harga.
 Biaya.
Pasar adalah tempat pertemuan antara pembeli dan penjual mungkin tidak saling
melihat satu sama lainnya. Menurut Sudarman (2011) pasar memiliki lima fungsi
yaitu: (1) menetapkan nilai (sets value). Gerak kekuatan permintaan dan penawaran
yang terjadi di pasar akan menentukan tingkat harga barang. Juga menentukan apa
dan berapa jumlah macam barang diproduksi dalam suatu perekonomian; (2) pasar
mengorganisasikan produksi yaitu memecahkan masalah bagaimana cara
menghasilkan barang; (3) pasar mendistribusikan barang. Gerakan harga barang dan
faktor produksi akan menentukan distribusi barang yang diproduksi pada masyarakat;
(4) pasar berfungsi menyelenggarakan penjatahan. Tingginya tingkat harga barang
akan membatasi tingkat konsumsi; dan (5) pasar mempertahankan dan menyediakan
barang dan jasa untuk yang akan datang.

4. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus sehubungan
dengan mekanisme pasar yang dipengaruhi banyak faktor, seperti peningkatan konsumsi
masyarakat, likuiditas di pasar yang berlebih sehingga memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, hingga ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi merupakan indikator untuk
melihat tingkat perubahan, dan inflasi dianggap terjadi apabila proses kenaikan harga
berlangsung terus-menerus dan saling berpengaruh satu sama lain. Terdapat banyak cara
untuk mengukur laju inflasi, namun dua cara yang paling sering digunakan adalah Indeks
Harga Konsumen (IHK) dan Deflator PDB.

b. Faktor-faktor Yng mempengaruhi Inflasi

Terjadinya inflasi disebabkan oleh berbagai faktor, yaitu:

1. Tarikan permintaan (demand pull inflation). Inflasi ini disebabkan permintaan atau daya
tarik masyarakat yang tinggi pada suatu barang atau jasa, yang mana biasanya dipicu dari
membanjirnya likuiditas di pasar, sehingga permintaan jadi tinggi dan memicu perubahan
tingkat harga. Peningkatan permintaan ini menyebabkan harga faktor produksi meningkat.
2. Desakan (tekanan) produksi atau distribusi (cost push inflation). Inflasi ini disebabkan
dorongan kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu tertentu secara terus-menerus.
Biasanya inflasi jenis ini dipengaruhi desakan biaya faktor produksi yang terus meningkat,
kelangkaan produksi, dan/atau kelangkaan distribusi.
3. Inflasi campuran (mixed inflation). Inflasi ini terjadi akibat kenaikan penawaran dan
permintaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara keduanya. Misalnya, ketika
permintaan pada barang/jasa A meningkat, lalu menyebabkan persediaan barang/jasa A turun
sedangkan pengganti atau substitusinya terbatas atau tidak ada. Ketidakseimbangan ini akan
mengakibatkan terjadinya inflasi.

c. Macam-macam Inflasi

Berdasarkan kenaikan harga


Berdasarkan kenaikan harga, inflasi dibagi ke dalam 4 jenis, yaitu:
1. Inflasi ringan: kenaikan harga di bawah 10% dalam setahun.
2. Inflasi sedang: kenaikan harga di antara 10% - 30% dalam setahun.
3. Inflasi berat: kenaikan harga di antara 30% - 100% dalam setahun
4. Hiperinflasi (inflasi tak terkendali): kenaikan harga di atas 100% dalam setahun.

Berdasarkan asalnya
Berdasarkan asalnya, inflasi dibagi menjadi 2, yaitu:

1. Inflasi dari dalam negeri (domestic inflation)


2. Inflasi dari luar negeri (imported inflation)

Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga


Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga, inflasi dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Inflasi tertutup (closed inflation). Kenaikan harga yang terjadi hanya berhubungan dengan satu
atau dua barang tertentu.
2. Inflasi terbuka (open inflation). Kenaikan harga yang terjadi pada semua barang secara umum.
3. Hiperinflasi. Serangan inflasi yang sangat hebat sehingga harga barang/jasa terus berubah dan
meningkat setiap saat, akibatnya orang-orang tidak dapat menahan uang lebih lama karena nilai
uang terus merosot.

d. Dampak dan Cara Mengatasi Inflasi

Dampak Inflasi

Terjadinya inflasi tentu memberikan dampak yang beragam, bukan hanya negatif tetapi juga ada
yang positif. Apa saja dampaknya? Simak, penjelasannya di bawah ini.

 Dampak Inflasi Terhadap Pendapatan

Inflasi dapat mempengaruhi secara positif maupun negatif terhadap pendapatan masyarakat.
Misalnya saja saat terjadi inflasi lunak, maka perusahaan akan merasakan dampak positif karena
terjadi perluasan produksi sehingga dapat meningkatkan perekonomian. 

Namun inflasi ini justru akan berdampak buruk terhadap para pekerja dengan pendapatan tetap,
karena nilai uang yang diterima tidak berubah, sementara harga barang/jasa semakin tinggi.

 Dampak Inflasi Pada Bidang Ekspor

Biaya ekspor akan mengalami kenaikan biaya yang tinggi saat terjadinya inflasi, hal ini tentu saja
berdampak negatif untuk para pelaku ekspor. Kenaikan biaya tersebut juga akan membuat
kemampuan ekspor suatu negara berkurang karena kalah saing dengan barang dari negara lainnya.
Pada akhirnya, pendapatan devisa hasil ekspor pun akan berkurang. 
 Dampak Inflasi Terhadap Minat Menabung

Pada saat inflasi terjadi, minat menabung seseorang akan semakin berkurang karena bunga yang
didapatkan menjadi jauh lebih kecil, sedangkan penabung tetap harus membayar biaya administrasi
tabungan yang dimiliki.

 Dampak Inflasi Terhadap Perhitungan Bahan Pokok

Inflasi juga akan membuat perhitungan dan penetapan harga bahan pokok menjadi lebih sulit karena
bisa jadi terlalu kecil ataupun terlalu besar. Hal ini disebabkan oleh prediksi persentase inflasi di
masa yang akan datang tidak akurat, sehingga proses penetapan harga pokok dan harga jual menjadi
tidak tepat.

Cara Mengatasi Inflasi

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi inflasi, yaitu:

 Melalui Kebijakan Fiskal

Inflasi dapat diatasi dengan menggunakan kebijakan fiskal yang berarti mengatur penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Dengan menghemat pengeluaran pemerintah, inflasi dapat segera teratasi
atau dapat juga dengan menaikan tarif pajak rumah tangga maupun perusahaan.

 Melalui Kebijakan Moneter

Kebijakan moneter adalah langkah yang dilakukan untuk menjaga kestabilan moneter guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan ini dapat dilakukan dengan cara membatasi
jumlah uang yang beredar, menetapkan persediaan kas, menaikan suku bunga atau kebijakan
diskonto, dan menerapkan kebijakan operasi pasar terbuka.

 Kebijakan Lainnya

Selain kebijakan fiskal dan moneter, pemerintah juga bisa mengatasi inflasi dengan cara
meningkatkan produksi dan jumlah barang di pasar, serta menetapkan harga maksimum untuk
beberapa jenis barang.

Cara Menghitung Inflasi


Menghitung laju inflasi di Indonesia umumnya dapat dilakukan dengan menggunakan tiga indikator yaitu
Indeks Harga Konsumen (IHK) yang merupakan rata-rata yang dihasilkan dari perubahan harga barang atau
jasa yang dikonsumsi konsumen pada periode waktu tertentu, Deflator PDB yang berfungsi sebagai indeks
untuk menunjukan perkembangan harga di bidang produsen, dan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
yang digunakan untuk mengukur harga yang terjadi pada perdagangan grosir.

Dari ketiga indikator tersebut, IHK menjadi cara yang paling sering digunakan untuk menghitung laju inflasi di
Indonesia. Rumus dari inflasi ini dapat dituliskan sebagai berikut:

Laju inflasi= [(IHK periode ini-IHK periode sebelumnya) / (IHK periode sebelumnya)] x 100%

Anda mungkin juga menyukai