KELAS X SMK
URAIAN MATERI
PERTEMUAN 2 :
1. Kelangkaan
a. Konsep Kelangkaan
Kelangkaan adalah terbatasnya sumber daya untuk mencukupi atau memuaskan kebutuhan manusia.
Pengertian lain kelangkaan adalah suatu kondisi ketika manusia memerlukan sesuatu, maka dibutuhkan
usaha atau pengorbanan untuk memperolehnya.
Dalam teori ekonomi, sumber daya apa pun memiliki nilai dari nol atau tidak berharga hingga
langka. Yang artinya, semakin langka, semakin bernilai pula pengorbanan atau harga yang harus
dibayar untuk mendapatkannya.
Dalam buku The Nature and Significance of Economic Science karangan ekonom Inggris Lionel
Robbin, teori kelangkaan adalah ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku manusia untuk
mencapai tujuan dan mengelola kelangkaan yang ada untuk tujuan tersebut.
b. Macam-macam Kelangkaan
Berikut ini beberapa jenis kelangkaan:
Kelangkaan sumber daya alam
Kelangkaan sumber daya manusia
Kelangkaan sumber daya modal
Kelangkaan sumber daya kewirausahaan
d. Faktor-faktor Kelangkaan
1. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian. Pertumbuhan
penduduk yang semakin cepat, tanpa disertai proses produksi suatu alat pemuas
kebutuhan yang memadai, akan menyebabkan terhambatnya proses pemenuhan
kebutuhan hidup manusia. Angka pertumbuhan penduduk yang tinggi akan
mengakibatkan kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, semakin tidak terkendali.
2. Kemampuan Produksi
Kemampuan produksi ditentukan oleh faktor produksi yang berupa tenaga kerja,
modal, sumber daya alam, dan kewirausahaan.Faktor-faktor pendukung tersebut
jumlahnya terbatas, sehingga otomatis akan berdampak pada terjadi atau tidaknya
kelangkaan.
3. Perbedaan Letak Geografis
Kondisi alam di setiap belahan bumi ini tidaklah sama, setiap wilayah memiliki
karakteristik masing-masing. Dari karakteristik ini akan melahirkan keberagaman
sumber daya, sesuai dengan potensi masing-masing wilayah. Persebaran kondisi
geografis inilah yang menjadi penyebab dari kelangkaan sumber daya.
4. Bencana Alam
Bencana alam, seperti banjir, gempa bumi, tanah longsor, gunung meletus, serta
bencana alam yang lain merupakan salah satu faktor penyebab kelangkaan yang tidak
dapat diprediksi oleh manusia. Bencana alam selalu menyisakan kerusakan bangunan,
infrastruktur, sumber daya alam yang lain rusak, bahkan menimbulkan korban jiwa.
5. Pandemi
Pandemi yang terjadi selama satu tahun di belahan bumi ini menjadi penyebab
kelangkaan yang tidak dapat diprediksi pula. Pembatasan sosial berskala besar
mengakibatkan terhentinya proses produksi barang, penggunaan jasa juga terbatas,
sumber daya manusia juga sangat terbatas, karena banyak orang meninggal akibat
pandemi ini. Jadi dapat dibayangkan, pandemi menyebabkan kelangkaan besar-
besaran di banyak sektor ekonomi.
e. Dampak Kelangkaan
1. Kenaikan harga
Jika permintaan lebih besar dari ketersediaan sumber daya, maka harga akan
melambung. Hal ini wajar terjadi, karena siapa cepat, dia dapat, dan siapa berani
bayar lebih tinggi, dia juga yang dapat. Sebagai contoh, sebelum pandemi datang,
masker medis di pasaran hanya seharga 30 ribu perak satu box dengan isi 100 lembar
masker, di masa pandemi, masyarakat wajib memakai masker ketika keluar ruangan,
karena setiap orang butuh masker, maka harga masker menjadi melambung sampai 10
kali lipat, bahkan sempat hilang dari peredaran.
2. Pengangguran meningkat
Kelangkaan alat pemuas kebutuhan, menyebabkan perputaran roda ekonomi tidak
berjalan dengan lancar, sehingga banyak hal yang tidak dapat terpenuhi, termasuk
pula ketersediaan sumber pembiayaan untuk menggaji tenaga kerja. Bagaimana dapat
menggaji seorang tenaga kerja, jika sumber daya finansialnya tidak ada. Dengan
kelangkaan jenis ini, sumber daya manusia produktif tidak memiliki pekerjaan.
3. Kriminalitas meningkat
Untuk memuaskan kebutuhan, seseorang harus memiliki alat tukar yang seimbang.
Untuk memperoleh alat tukar, diperlukan suatu usaha dan pengorbanan. Usaha yang
dilakukan, jika tidak sebanding dengan ketersediaan lapangan pekerjaan, maka usaha
ini tidak akan menghasilkan nilai tukar. Ketika seseorang tidak dapat memuaskan
kebutuhannya karena tidak memiliki nilai tukar, lama-lama mereka akan melakukan
segala cara untuk memenuhi kebutuhannya. Pada kondisi ini, berdampak pada potensi
terjadinya kriminalitas.
4. Angka Kemiskinan Bertambah
Minimnya sumber daya yang mampu menghadirkan daya beli, berdampak pada
ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan. Tidak terbelinya alat pemuas
kebutuhan pokok, dapat diindikasikan sebagai munculnya kemiskinan. Angka
kemiskinan yang muncul akibat kelangkaan, berdampak pada sulit majunya sebuah
negara berkembang.
Pada dasarnya setiap manusia mempunyai kebutuhan yang tinggi atas barang dan
jasa, namun manusia mempunyai keterbatasan sumberdaya dalam memenuhi kebutuhan
tersebut. Keterbatasan sumberdaya yang dimiliki mendorong seseorang untuk berupaya
dengan giat bekerja mencari rejeki dan berpikir kreatif ketika pendapatan tidak dapat
mencukupi kebutuhan yang terus meningkat.
b. Faktor-faktor Permintaan
Teori permintaan adalah teori yang menjelaskan sifat hubungan antara jumlah barang
yang diminta/dibeli oleh masyarakat dengan berbagai faktor yang mempengaruhinya
(Sukirno, 2000). Menurut Sukirno (2000), permintaan seseorang atau sebuah masyarakat
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Secara umum, para ekonom telah menentukan
beberapa faktor terpenting yang biasanya mempengaruhi permintaan suatu masyarakat
atas suatu barang atau jasa. Faktor-faktor tersebut adalah (Samuelson, 2001): Harga
barang/jasa itu sendiri, Harga barang lain yang terkait, Pendapatan masyarakat, Cita rasa
masyarakat, Jumlah Penduduk, Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.
Namun adalah sangat sulit untuk menganalisis pengaruh faktor-faktor diatas secara
sekaligus dalam menentukan permintaan terhadap barang/jasa .Oleh karena itu dalam
teori permintaan, para ekonom biasanya membuat analisis yang lebih sederhana, yaitu
jumlah permintaan atas barang/jasa dipengaruhi oleh harga dari barang/jasa tersebut, dan
mengasumsikan faktor-faktor lain tidak berubah (ceteris paribus) (Lipsey, Courant,
purvis, Steiner, 1995).
Hukum permintaan merupakan konsep yang menjelaskan bagaimana hubungan antara
permintaan terhadap sesuatu barang dengan harganya. Hukum Permintaan dapat
dinyatakan “bila harga naik maka jumlah barang yang diminta semakin berkurang,
sebaliknya bila harga turun jumlah barang yang diminta akan bertambah”.
c. Penawaran
Penawaran adalah sejumlah barang atau jasa yang bersedia ditawarkan/dijual oleh
penjual (produsen) pada berbagai tingkat harga pada suatu waktu tertentu dan syarat
tertentu. Penawaran dapat juga dikatakan sebagai ketersediaan produk dan siap untuk
ditawarkan kepada konsumen. Ketersediaan produk di pasar sangat bergantung pada
berbagai hal, misalnya kondisi pasar, baik harga produk (ouput) maupun harga input yang
digunakan untuk menghasilkan produk. Kondisi harga jual produk dan harga input sangat
mempengaruhi motivasi pengusaha, penjual dalam menyediakan produknya di pasar.
d. Faktor-faktor Penawaran
Teori penawaran adalah teori yang menjelaskan sifat hubungan antara jumlah barang
yang ditawarkan/diproduksi oleh produsen terhadap berbagi faktor yang
mempengaruhinya. Sebagaimana permintaan, penawaran juga dipengaruhi oleh berbagai
hal, namun para ahli ekonomi telah menetapkan beberapa faktor yang dianggap paling
memberi pengaruh terhadap jumlah penawaran suatu barang/jasa. Faktor-faktor tersebut
adalah: Harga barang itu sendiri, Harga barang lain, Biaya produksi, Pajak, Subsidi,
Harga bahan baku, Upah tenaga kerja, Tarif Listrik, Harga BBM, Tingkat teknologi,
Tujuan-tujuan perusahaan.
3. Pasar
Pasar adalah “tempat orang berjual beli”. Di tempat itu terjadi “kekuatan penawaran dan
permintaan... penjual yang ingin menukar barang atau jasa dengan uang dan pembeli
yang ingin menukar uang dengan barang atau jasa” https://kbbi.web.id/pasar. Pada sistem
ekonomi pasar kehidupan ekonomi dapat berjalan bebas sesuai dengan mekanisme proses
pasar. Siapa saja bebas memproduksi barang dan jasa untuk meningkatkan perekonomian
masyarakat. Dengan demikian bagi produsen bisa memperoleh laba sebesar-besarnya.
Jika barang atau jasa dapat dipasarkan, pada akhirnya produsen akan menyesuaikan
dengan keinginan dan daya beli konsumen itu sendiri.
Salah satu ciri sistem ekonomi pasar adalah berlakunya pasar persaingan secara bebas.
Akibatnya yang kuat bertambah kuat dan untuk produsen kecil mungkin tidak berdaya.
Untuk mengatasi keadaan itu pemerintah ikut campur tangan melalui peraturan
perundang-undangan yang dianggap perlu sehingga terbentuk sistem ekonomi pasar yang
terkendali dan tidak berlaku ekonomi bebas lagi.
Dalam rangka memenuhi segala kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa harus
terdapat sebuah proses yang menghubungkan antara kebutuhan masyarakat dengan
produsen selaku pihak penghasil barang dan jasa. Semakin sinerginya antara kebutuhan
masyarakat dan ketersediaan barang dan jasa akan berdampak pada adanya rasa saling
menguntungkan antar keduanya. Dengan melihat proses tersebut maka dibutuhkan
sebuah peran distribusi sebagai penengah yang dapat mempertemukan kebutuhan
masyarakat dengan pelaku produksi, dimana dengan adanya distribusi sangat penting
dalam membantu kedua belah pihak dalam mencapai keuntungan dari proses transaksi
pasar yang ada.
4. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah proses meningkatnya harga secara umum dan terus-menerus sehubungan
dengan mekanisme pasar yang dipengaruhi banyak faktor, seperti peningkatan konsumsi
masyarakat, likuiditas di pasar yang berlebih sehingga memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, hingga ketidaklancaran distribusi barang. Inflasi merupakan indikator untuk
melihat tingkat perubahan, dan inflasi dianggap terjadi apabila proses kenaikan harga
berlangsung terus-menerus dan saling berpengaruh satu sama lain. Terdapat banyak cara
untuk mengukur laju inflasi, namun dua cara yang paling sering digunakan adalah Indeks
Harga Konsumen (IHK) dan Deflator PDB.
1. Tarikan permintaan (demand pull inflation). Inflasi ini disebabkan permintaan atau daya
tarik masyarakat yang tinggi pada suatu barang atau jasa, yang mana biasanya dipicu dari
membanjirnya likuiditas di pasar, sehingga permintaan jadi tinggi dan memicu perubahan
tingkat harga. Peningkatan permintaan ini menyebabkan harga faktor produksi meningkat.
2. Desakan (tekanan) produksi atau distribusi (cost push inflation). Inflasi ini disebabkan
dorongan kenaikan biaya produksi dalam jangka waktu tertentu secara terus-menerus.
Biasanya inflasi jenis ini dipengaruhi desakan biaya faktor produksi yang terus meningkat,
kelangkaan produksi, dan/atau kelangkaan distribusi.
3. Inflasi campuran (mixed inflation). Inflasi ini terjadi akibat kenaikan penawaran dan
permintaan yang disebabkan oleh ketidakseimbangan antara keduanya. Misalnya, ketika
permintaan pada barang/jasa A meningkat, lalu menyebabkan persediaan barang/jasa A turun
sedangkan pengganti atau substitusinya terbatas atau tidak ada. Ketidakseimbangan ini akan
mengakibatkan terjadinya inflasi.
c. Macam-macam Inflasi
Berdasarkan asalnya
Berdasarkan asalnya, inflasi dibagi menjadi 2, yaitu:
1. Inflasi tertutup (closed inflation). Kenaikan harga yang terjadi hanya berhubungan dengan satu
atau dua barang tertentu.
2. Inflasi terbuka (open inflation). Kenaikan harga yang terjadi pada semua barang secara umum.
3. Hiperinflasi. Serangan inflasi yang sangat hebat sehingga harga barang/jasa terus berubah dan
meningkat setiap saat, akibatnya orang-orang tidak dapat menahan uang lebih lama karena nilai
uang terus merosot.
Dampak Inflasi
Terjadinya inflasi tentu memberikan dampak yang beragam, bukan hanya negatif tetapi juga ada
yang positif. Apa saja dampaknya? Simak, penjelasannya di bawah ini.
Inflasi dapat mempengaruhi secara positif maupun negatif terhadap pendapatan masyarakat.
Misalnya saja saat terjadi inflasi lunak, maka perusahaan akan merasakan dampak positif karena
terjadi perluasan produksi sehingga dapat meningkatkan perekonomian.
Namun inflasi ini justru akan berdampak buruk terhadap para pekerja dengan pendapatan tetap,
karena nilai uang yang diterima tidak berubah, sementara harga barang/jasa semakin tinggi.
Biaya ekspor akan mengalami kenaikan biaya yang tinggi saat terjadinya inflasi, hal ini tentu saja
berdampak negatif untuk para pelaku ekspor. Kenaikan biaya tersebut juga akan membuat
kemampuan ekspor suatu negara berkurang karena kalah saing dengan barang dari negara lainnya.
Pada akhirnya, pendapatan devisa hasil ekspor pun akan berkurang.
Dampak Inflasi Terhadap Minat Menabung
Pada saat inflasi terjadi, minat menabung seseorang akan semakin berkurang karena bunga yang
didapatkan menjadi jauh lebih kecil, sedangkan penabung tetap harus membayar biaya administrasi
tabungan yang dimiliki.
Inflasi juga akan membuat perhitungan dan penetapan harga bahan pokok menjadi lebih sulit karena
bisa jadi terlalu kecil ataupun terlalu besar. Hal ini disebabkan oleh prediksi persentase inflasi di
masa yang akan datang tidak akurat, sehingga proses penetapan harga pokok dan harga jual menjadi
tidak tepat.
Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi inflasi, yaitu:
Inflasi dapat diatasi dengan menggunakan kebijakan fiskal yang berarti mengatur penerimaan dan
pengeluaran pemerintah. Dengan menghemat pengeluaran pemerintah, inflasi dapat segera teratasi
atau dapat juga dengan menaikan tarif pajak rumah tangga maupun perusahaan.
Kebijakan moneter adalah langkah yang dilakukan untuk menjaga kestabilan moneter guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan ini dapat dilakukan dengan cara membatasi
jumlah uang yang beredar, menetapkan persediaan kas, menaikan suku bunga atau kebijakan
diskonto, dan menerapkan kebijakan operasi pasar terbuka.
Kebijakan Lainnya
Selain kebijakan fiskal dan moneter, pemerintah juga bisa mengatasi inflasi dengan cara
meningkatkan produksi dan jumlah barang di pasar, serta menetapkan harga maksimum untuk
beberapa jenis barang.
Dari ketiga indikator tersebut, IHK menjadi cara yang paling sering digunakan untuk menghitung laju inflasi di
Indonesia. Rumus dari inflasi ini dapat dituliskan sebagai berikut:
Laju inflasi= [(IHK periode ini-IHK periode sebelumnya) / (IHK periode sebelumnya)] x 100%