Anda di halaman 1dari 14

Materi Ekonomi Kelas X (KD 3.

1)
A. PENGERTIAN ILMU EKONOMI
Kata ekonomi berasal dari bahasa Yunani, yakni oikonomia. Artinya,
manajemen rumah tangga. Asal katanya adalah oikos dan nomos. Oikos berarti
keluarga atau rumah tangga dan nomos yang berarti peraturan, aturan, atau
hukum.
Oikonomia adalah aturan masyakarat sebagai hukum kodrat yang
menetapkan rumah tangga yang baik.
Ekonomi berkaitan dengan bagaimana rumah tangga menggunakan
dana terbatas dengan hati-hati. Ketika manajemen rumah tanga diterapkan
dalam pengelolaan ekonomi, muncullah ekonomi. Pemikiran Yunani tentang
ekonomi ini dikembangkan para ekonomi. Pemikiran Yunani tentang ekonomi
ini dikembangkan para ahli untuk mendefinisikan ilmu ekonomi, antara lain
berikut ini.
a) Adam Smith mengatakan bahw ekonomi ialah penyelidikan tentang keadaan
dan sebab adanya kekayaan negara. (Jain dan Khanna, 2006)
b) J. B Say menyatakan bahwa ekonomi sebagai suatu kajian tentang peraturan
yang bisa menentukan kekayaan. (Jain dan Khanna, 2006)
c) Menurut J.S Mill, ekonomi adalah ilmu praktis tentang produksi dan
distribusi kejayaan. (Jain dan Khanna, 2006)
d) Alfred Marshall mengatakan bahwa ekonomi adalah studi tentang umat
manusia dalam usaha mengkaji bagian dari pencapaian dan penggunaan
kesejahteraan material. (Alfred Marshall, 2012)
e) Menurut Penson, ekonomi adalah ilmu kesejahteraan material. (Jain dan
Ohri, 2010)
f) Lionel Robbins mengatakan bahwa ekonomi adalah ilmu yang mempelajari
perilaku manusia sebagai kaitan antara tujuan (ends) dan sarana yang langka
(scarce means) yang mempunyai banyak alternatif kegunaan. (Robbins,
2007)
g) Richard G. Lipsey menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah ilmu yang
mempelajari pemanfaatan sumber daya yang langka untuk memenuhi
keinginan manusia yang tidak terbatas. (Lipsey, Ragan, dan Storer, 2007)
h) N. Gregory Mankiw menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah studi tentang
cara masyarakat mengelola sumber-sumber daya yang langka.
(Mankiw,2011)
i) Robert B. Ekelund Jr. dan Robert D. Tollison mengatakan bahwa bahwa ilmu
ekonomi adalah ilmu yang mempelajari cara individu dan memilih untuk
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk memuaskan keinginan
mereka. (Ekelund, Ressler, dan Tollison,2006)
j) Paul A. Samuelson menyatakan bahwa ilmu ekonomi adalah suatu studi
tentang cara orang-orang dan masyarakat membuat pilihan,dengan atau tanpa
menggunakan uang, dalam menggunakan sumber daya produksi yang
terbatas tetapi dapat dipergunakan dalam berbagai cara untuk menghasilkan
berbagai jenis komoditas dari waktu ke waktu dan mendistribusikannya
untuk keperluan konsumsi saat ini atau di masa datang, kepada berbagai
orang atau kelompok dalam masyarakat. (Samuelson dan Nordhaus, 2009)

B . INTI MASALAH EKONOMI

Inti masalah ekonomi adalah kelangkaan. Menurut Lionel Robbin (Jan


Peil, 2009), kelangkaan merupakan karakteristik manusiawi. Kelangkaan terjadi
ketika kebutuhan manusia yang tidak terbatas berhadapan dengan sarana
pemuas kebutuhan yang terbatas. Kelangkaan merupakan fakta kehidupan di
seluruh dunia. Tidak ada negara yang mempunyai sumber daya yang cukup
untuk memenuhi kebutuhannya.

Kelangkaan neburut Sampat Mukherjee menjadi sumber masalah


ekonomi modern, seperti pengangguran, kemiskinan, dan inflasi (Mukherjee,
2010). Pengangguran terjadi karena kelangkaan lapangan kerja. Kemiskinan
antara lain terjadi karena adanya kelangkaan aset, kesempatan kerja dan kualitas
sumber daya manusia. Inflasi adalah suatu tingkat kenaikan harga umum secara
terus menerus dalam periode tertentu. Salah satu faktor penyebab kenaikan
harga ini adalah kelangkaan komoditas dan jasa.

Kelangkaan (scarcity) adalah kondisi dimana manusia memiliki sumber


daya ekonomi yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tak terbatas.
Terdapat dua hal yang perlu diperhatikan di sini. Pertama adalah sumber daya
ekonomi bersifat terbatas dan yang kedua adalah pemenuhan kebutuhan
memerlukan sumber daya ekonomi yang tidak terbatas. Kelangkaan semakin
nyata ketika kita ingin memanfaatkan sumber daya ekonomi, seperti sumber
daya alam, tenaga kerja,modal, dan keterampilan kewirausahaan.

Kelangkaan menunjukkan hubungan anatara berapa banyak sesuatu itu


ada dan berapa banyak yang diinginkan. Jika kita ingin menggunakan suatu
barang lebih dari ketersediaan yang ada, maka barang terserbut menjadi langka.
Makna langka dalam pengertian ekonomi berbeda dari makna langka dalam
penggunaan bahasa sehari-hari. Dalam bahasa sehari-hari, kata langka biasa
merujuk pada sesuatu yang jarang ditemukan di alam. Contohnya, orang
mungkin tidak bisa mengatakan bahwa air langka dalam arti biasa karena air
meliputi hampir dua pertiga permukaan bumi. Namun dalam konteks ekonomi,
seseorang dapat mengatakan bahwa air langka dengan mengingat bahwa
ketersediaannya tidak sebanding dengan jumlah yang dibutuhkan manusia.

Kelangkaan dapat disebabkan oleh berapa hal, antara lain adalah sebagai
berikut.

1) Keterbatasan benda pemenuhan kebutuhann di alam. Tidak semua sumber


daya alam yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia dapat
segera diperbarui, sehingga lama-kelamaan jumlahnya menjadi sangat
terbatas. Contohnya pembentukan minyak bumi memerlukan waktu hingga
jutaan tahun.
2) Kerusakan sumber daya alam akibat ulah manusia. Tidak dapat dipungkiri
bahwa banyak sumber daya alam yang rusak karena ulah manusia.
Contohnya, banyak hutan yang gundul atau rusak akibat pembakaran liar
maupun pembukaan lahan untuk perladangan atau perkebunan. Contoh
lainnya, cara penangkapan ikan yang tidak benar, seperti penangkapan ikan
dengan pukat harimau, dapat merusak sumber daya alam.
3) Keterbatasan kemampuan manusia mengolah sumber daya ekonomi yang
ada. Keterbatasan ini disebabkan oleh rendahnya penguasaan teknologi dan
kurangnya modal. Akibatnya , sumber daya ekonomi tidak dapat
dimanfaatkan seefektif dan seefisien mungkin.
4) Peningkatan kebutuhan yang lebih cepat dibandingkan penyediaan sarana
pemnuhan kebutuhan. Peningkatan jumlah manusia menyebabkan
bertambahnya jumlah kebutuhan. Namun, produksi alat pemenuhan
kebutuhan tidak sebanding dengan pertambahan jumlah kebutuhan
sehingga terjadi kelangkaan.
C. MENENTUKAN PILIHAN YANG TEPAT
Kita telah belajar inti masalah ekonomi, yaitu keinginan manusia yang
tak terbatas dihadapkan dengan ketersediaan alat pemuas kebutuhan yang
terbatas. Keinginan yang tidak terbatas dan sumber daya yang terbatas tersebut
membuat orang harus memilih dengan bijak keinginan atau kebutuhan mana
yang harus mereka penuhi di antara berbagai keinginan atau kebutuhan yang
ada. Dalam konteks ekonomi, pilihan diartikan sebagai keputusan sadar untuk
menggunakan sumber daya yang langka dengan cara tertentu.
Dalam menentukan pilihan, ada beberapa hal yang perlu kita lakukan.
Diantara nya adalah sebagai berikut.
1) Analisis biaya peluang. Biaya peluang adalah nilai barang atau jasa yang
dikorbankan karena memilih alternatif tindakan.
2) Analisis biaya manfaat. Analisis biaya manfaat adalah suatu teknik yang
digunakan untuk membandingkan berbagai biaya dengan manfaat yang
diharapkan.
3) Mengidentifikasi faktor pendorong kegiatan ekonomi. Dalam menentukan
pilihan, kita hendaknya mempertimbangkan apakah motifnya berasal dari
dalam diri atau dari luar diri, seperti pengaruh lingkungan atau iklan.
4) Menyadari trade off. Trade off adalah situasi ketika seseorang harus
membuat keputusan untuk memilih suatu hal dengan mengorbankan hal
dengan alasan ekonomis.
5) Berpegang pada prinsip ekonomi. Prinsip ekonomi adalah prinsip tindakan
dengan pengorbanan tertentu untuk mendapatkan hasil sebesar-besarnya,
atau tindakan dengan pengorbanan sekecil-kecilnya untuk mendapatkan
hasil tertentu.

Dalam kegiatan konsumsi, ada beberapa prinsip yang mendasari pilihan


konsumen. Prinsip tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

1) Pendapatan yang terbatas mengharuskan pemilihan. Oleh karena


penghasilan kita terbatas, maka kita harus memilih barang apa yang akan
dan tidak akan kita beli.
2) Konusmen membuat keputusan dengan mempertimbangkan alternatif. Jika
biaya dua produk sama, konsumen akan memilih produk dengan manfaat
terbesar. Sebaliknya, jika dua produk memiliki manfaat yang sama,
konsumen akan memilih produk dengan harga termurah.
3) Konsumen harus membuat keputusan tanpa informasi sempurna, tetapi
pengetahuan dan pengalaman akan membantu. Contohnya, suatu ketika
seseorang membeli ice cream yang ternyata rasanya tidak enak.
Pengamalan itu memberi informasi untuk tidak lagi membeli ice cream di
tempat itu.
4) Terjadinya hukum nilai guna marjinal, yaitu ketika jumlah konsumsi
meningkat, nilai guna marjinal yang dapat dari mengonsumsi unit tambahan
mula-mula meningkat sampai pada titik tertentu dan akhirnya menurun.
D. SKALA PRIORITAS DAN PENGELOLAAN KEUANGAN
1. Skala Prioritas

Salah satu cara untuk mengatasi masalah ekonomi kondisi dimana alat
pemuas kebutuhan bersifat terbatas, sedangkan kebutuhan manusia tak
terbatas adalah dengan menetapkan skala prioritas. Kebutuhan yang lebih
penting harus didahulukan pemenuhannya daripada kebutuhan lainnya.
Sebagai contoh perhatikanlah ilustrasi berikut.

Setiap minggu, Sindy mendapat uang saku sebesar Rp500.000,00. Uang


saku itu harus dapat memenuhi kebutuhannya selama satu minggu, antara
lain untuk transportasi, membeli keperluan sekolah, jajan, dan menabung.
Pada suatu pekan, Sindy mempunyai berbagai macam kebutuhan. Selain
pengeluaran rutin, Sindy harus membeli buku baru. Selain itu, Sindy juga
harus membeli kado ulang tahun untuk sahabatnya, Febby.

Untuk memenuhi semua kebutuhan itu, Sindy harus menentukan skala


prioritas kebutuhan yang harus dipenuhinya. Berdasarkan skala prioritas itu,
Sindy membuat daftar kebutuhan sebagai berikut.

1. Transportasi Rp120.0000,00
2. Buku Rp50.000,00
3. Kado ulang tahun Rp100.000,00
4. Jajan Rp130.000,00
5. Tabungan Rp100.000,00
Total Rp500.000,00

Berbekal skala prioritas tersebut, Sindy dapat memenuhi semua


kebutuhannya dalam satu minggu itu.
Secara umum, kebutuhan akan pangan, sandang, dan papan harus
didahulukan pemenuhannya dibandingkan dengan kebutuhan yang lain. Jika
tidak didahulukan, maka kelangsungan hidup kita dapat terancam. Skala
prioritas kebutuhan dapat digambarkan melalu peraga berikut ini.

Prioritas 1 Prioritas II Prioritas III


 Kebutuhan  Kebutuhan  Kebutuhan tersier
primer sekunder
 Kebutuhan  Kebutuhan masa
sekarang datang

2. Pengelolaan Keuangan
Dalam rangka memenuhi kebutuhan, kita hendaknya juga melakukan
pengelolaan uang dengan baik. Langkah-langkah yang dapat kita lakukan
dalam mengelola keuangan antara lain adalah sebagai berikut.
a. Membuat pembukuan keuangan. Kita dapat membuat pembukuan
mengenai besar jumlah pemasukan dan pengeluaran. Kita dapat
merencanakan pengeluaran apa aja yang akan kita lakukan. Dengan
melakukan hal ini, kita akan benar-benar memahami dan mengetahui
apa saja kebutuhan yang harus diutamakan sehingga jumlah
pengeluaran kita akan terkontrol dengan baik.
b. Memonitor dan mengevaluasi keuangan secara berkala. Hal ini
diperlukan supaya kita dapat segera mendeteksi penyebab dan
melakukan tindakan pencegahan jika kondisi keuangan kita sedang
dalam masalah. Memonitor dan mengevaluasi secara berkala juga
bermanfaat untuk mengakomodasi setiap perubahan dalam rencana
pengeluaran kita. Contohnya, mengakomodasi pengeluaran-
pengeluaran tak terduga.
c. Membiasakan diri menabung sejak dini. Hal ini akan sangat membantu
kita ketika harus menghadapi pengeluaran-pengeluaran tak terduga.
Dengan membiasakan diri menabung , kita sekaligus belajar
membiasakan diri untuk hidup hemat.
E. KEBUTUHAN DAN ALAT PEMENUHAN KEBUTUHAN
1. Kebutuhan yang Tidak Terbatas
Kebutuhan merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia.
Sejak dilahirkan, manusia telah memiliki banyak kebutuhan dan semakin
beragam setelah dewasa. Siswa misalnya, membutuhkan buku pelajaran dan
alat tulis. Kebutuhan dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang diperlukan
manusia untuk mencapai kemakmuran. Untuk mencapai kemakmuran
tersebut, diperlukan keberadaan alat pemuas kebutuhan.
Ada beberapa jenis kebutuhan. Jenis-jenis kebutuhan itu dapat
dikelompokan berdasarkan hal-hal berikut.
1. Berdasarkan tingkat intensitas, kebutuhan dibedakan menjadi kebutuhan
primer, kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Kebutuhan primer
adalah kebutuhan manusia yang harus dipenuhi untuk melangsungkan
hidupnya. Contohnya, kebutuhan akan makanan, minuman dan tempat
tinggal. Kebutuhan yang dipenuhi setelah kebutuhan primer terpenuhi
misalnya tas sekolah. Kebutuhan tersier adalah kebutuhan yang bersifat
mewah. Pada umumnya, tujuan pemenuhan kebutuhan ini adalah untuk
menaikkan status sosial. Contohnya, penggunaan mobil mewah bukan
lagi bertujuan sebagai sarana transportasi, melainkan untuk
menunjukkan status sosial seseorang. Kebutuhan mewah dipenuhi
setelah kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi.
2. Berdasarkan waktu pemenuhannya, kebutuhan dibedakan atas
kebutuhan sekarang dan kebutuhan masa mendatang. Kebutuhan
sekarang atau kebutuhan saat ini adalah kebutuhan yang tidak dapat
ditunda pemenuhannya dan harus dilakukan saat ini. Contohnya, orang
yang sakit harus segera berobat atau orang yang lapar harus segera
makan. Kebutuhan yang dirancang atau direncanakan untuk terpenuhi di
massa depan. Contohnya, orang tua menabung atau mengikuti asuransi
pendidikan untuk mempersiapkan biaya pendidikan anaknya.
3. Berdasarkan sifat pemenuhannya, kebutuhan dibedakan atas alat pemuas
kebutuhan jasmani dan alat pemuas kebutuhan rohani. Kebutuhan
jasmani atau kebutuhan fisik adalah kebutuhan yang berhubungan
dengan tubuh manusia, misalnya pakaian,makanan,minuman, dan obat-
obatan. Sementara itu, kebutuhan rohani adalah kebutuhan yang
berhubungan dengan kejiwaan seseorang. Contohnya, agar dapat bekerja
lebih baik, seseorang karyawan perlu mendapat nasihat,motivasi dan
latihan yang berhubungan dengan pengembangan kepribadian maupun
keahlian kerja.
4. Berdasarkan subjek yang membutuhkan,kebutuhan dibedakan menjadi
kebutuhan individu dan kebutuhan umum. Kebutuhan individu adalah
kebutuhan yang berhubungan dengan berbagai individu yang berbeda.
Contohnya, seorang siswa membutuhkan buku pelajaran sedangkan
petani membutuhkan benih,cangkul atau traktor. Kebutuhan umum
adalah kebutuhan yang berhubungan dengan masyarakat atau disebut
juga kebutuhan sosial. Contohnya, jalan raya dan fasilitas umum lainnya.
2. Barang dan Jasa sebagai Alat Pemenuhan Kebutuhan
Untuk memenuhi kebutuhan manusia, diperlukan barang dan jasa.
Barang adalah alat pemenuhan kebutuhan manusia yang mempunyai
bentuk fisik. Sementara itu, jasa adalah alat pemenuhan kebutuhan yang
tidak berbentuk tetapi bisa diarasakan manfaatnya.
a. Jenis barang
Barang dapat dibedakan berdasarkan cara memperoleh
kepentingan barang dalam kehidupan manusia,cara penggunaan, cara
pengerjaan,serta menurut bentuk dan sifat.
1. Berdasarkan cara memperoleh, barang dapat dibedakan menjadi
barang ekonomi dan barang nonekonomi. Barang ekonomi adalah
barang yang didapat dengan cara mengorbankan sesuatu untuk
mendapatkannya. Contohnya, komputer dan sepatu. Barang
nonekonomi atau barang bebas adalah barang yang bisa didapat tanpa
pengorbanan atau biaya. Contohnya, sinar matahari,air sungai, pasir
dipantai, dan udara.
2. Berdasarkan kepentingan, barang dibedakan menjadi barang interior,
barang ensensial, barang normal, dan barang mewah. Barang inferior
adalah barang yang pemakaianya dikurangi jika pendapatan
bertambah dan pemakaiannya ditambah jika pendapatan berkurang.
Contohnya, sendal jepit, barang bekas dan barang tiruan. Barang
esensial adalah barang yang sangat diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan dan permintaannya tidak signifikan dipengaruhi oleh
tingkat pendapatan. Contohnya adalah beras,gula,minyak sayur, dan
bensin. Barang normal adalah barang yang permintaannya bertambah
pada saat pendapatan meningkat dan sebaliknya. Contohnya
baju,buku dan komputer. Barang mewah adalah barang yang berharga
mahal dan dapat menaikkan status sosial penggunanya. Contohnya
adalah perhiasan berlian, mobil mewah dan kapal pesiar.
3. Berdasarkan cara pengunaan, barang dapat dibedakan menjadi barang
pribadi dan barang publik. Barang pribadi adalah barang yang
dimiliki dan digunakan oleh individu atau perorangan. Contohnya
rumah,tabungan, dan mobil. Barang publik adalah barang yang
digunakan untuk kepentingan bersama atau banyak orang. Contohnya
adalah taman,jembatan,jalan raya dan sekolah.
4. Berdasarkan hubungan pemakaian, barang dapat dibedakan menjadi
barang substitusi dan barang komplementer. Barang substitusi adalah
barang yang dapat menggantikan barang lain. Contohnya, jika harga
beras mahal, maka orang mengomsumsi jagung atau singkong
sebagai pengganti. Barang komplementer adalah barang yang
kegunaanya semakin bertambah jika digunakan bersama dengan
barang lain. Contohnya, kemeja,dasi,sepatu dan mobil.
5. Berdasarkan cara pengerjaan atau proses pengolahan, barang dapat
dibedakan menjadi barang mentah atau bahan mentah, barang
setengah jadi, dan barang jadi. Barang mentah atau bahan mentah
adalah barang yang belum mengalami pengolahan. Contohnya
kelapa,kentang dan ubi kayu. Barang setengah jadi adalah barang
yang telah diproses pada tahap tertentu, tetapi belum menjadi barang
siap pakai. Contohnya benang,kopra, dan tepung beras. Barang jadi
adalah barang yang sudah siap digunakan. Contohnya,
sepatu,tas,kemeja dan komputer.
6. Berdasarkan bentuk dan sifat,barang dapat dibedakan menjadi barang
tetap dan barang bergerak. Barang tetap adalah barang yang bersifat
tetap dan tahan lama. Contohnya gedung, mesin pabrik, dan tanah.
Barang bergerak adalah barang yang bersifat tidak tetap dan masa
pakainya pendek. Contohnya buah,sayur,beras dan bahan bakar.
b. Kegunaan Suatu Barang
Setiap hari manusia membutuhkan berbagai barang untuk memenuhi
kebutuhannya. Burrow,Everard, dan Kleindi menyebutkan bahwa
kegunaan suatu barang bagi manusia dapat dibedakan menjadi kegunaan
bentuk, kegunaan tempat,kegunaan waktu dan kegunaan milik (Burrow,
Everard, dan Kleindll 2007)
1. Kegunaan bentuk (form utility) adalah kegunaan yang muncul
setelah suatu barang diubah bentuknya. Contohnya adalah
papan,paku,cat, dan pelitur yang diolah menjadi meja,kursi atau
perabot lainnya. Dengan diubah bentuknya, barang-barang tersebut
semakin bernilai.
2. Kegunaan tempat ( place utility ) adalah kegunaan yang muncul
setelah suatu barang dipindahkan ke tempat lain. Contohnya, adalah
pasir di pantai atau batu kapur digunung akan memiliki nilai
ekonomis setelah diangkut ke lokasi pembangunan gedung di kota.
3. Kegunaan waktu (time utility) adalah kegunaan barang ketika
digunakan tepat waktu. Contohnya tabungan pendidikan yang telah
disiapkan sejak jauh-jauh hari menjadi berguna ketika tiba saatnya
membayar biaya pendaftaran sekolah.
4. Kegunaan milik (ownership utility) adalah kegunaan barang yang
muncul ketika barang tersebut telah dimiliki. Contohnya, komputer
yang ada di toko akan berguna setelah pembeli membayar dan
memiliki barang tersebut sehingga dapat digunakan.

F. MEMANFAATKAN BIAYA PELUANG

Salah satu cara menentukan pilihan yang tepat untuk menetapkan


alternatif yang paling menguntungkan adalah dengan mempertimbangkan
biaya peluang. Biaya peluang adalah segala sesuatu yang dikorbankan untuk
medapat sesuatu. Setiap kali kita harus membuat keputusan atau memilih satu
tindakan, kita tidak hanya memilih, tetapi harus mempertimbangkan biaya
peluang (opportunity cost).

Ada banyak pendapat dari para ahli tentang pengertian biaya peluang.
Beberapa pendapat tersebut adalah sebagai berikut:

1. N. Gregory Mankiw mengatakan bahwa biaya peluang adalah segala


sesuatu yang harus Anda korbankan untuk memperoleh sesuatu (Mankiw,
2011)
2. Robert B. Ekelund dan Robert D. Tollison mengatakan bahwa biaya
peluang adalah biaya dari penggunaan sumber daya ekonomi untuk tujuan
tertentu, diukur dalam ukuran keuntungan yang tidak jadi didapat karena
tidak memilih alternatif itu dibandingkan dengan komoditas yang didapat
sebagai gantinya karena memilih suatu alternatif (Ekelund, Ressler, dan
Tolison, 2006)
3. Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus mengatakan bahwa keputusan
mengandung biaya peluang, karena memilih satu hal dalam dunia
kelangkaan berarti menyerahnkan sesuatu yang lain. Biaya peluang adalah
barang atau jasa yang paling berharga yang hilang (samuelson dan
Nordhaus,2009).

Untuk lebih memahami penerapan biaya peluang dalam kehidupan sehari-hari


perhatikanlah contoh berikut ini.
Pada liburan akhir semester, Dhika ingin mendaki gunung semeru. Untuk
keperluan itu, dia harus membayar birotravel sebesar Rp500.000,00. selain itu
untuk bekal pribadi, dika juga harus mengeluarkan uang sebesar
Rp100.000,00. Jika tidak mendaki gunung dika mendapat tawaran ayahnya
untuk melatih anaknya bermain biola. Untuk itu dia akan mendapat upah
sebesar Rp200.000,00. Pertanyaannya, berapakah biaya peluang dika yang
mendaki gunung semeru?
Jawab:
Biaya travel naik gunung Rp500.000,00
Biaya bekal pribadi Rp100.000,00 +
Biaya eksplisit Rp600.000,00
Penghasilan jika tidak naik gunung
(biaya implisit) Rp200.000,00 +
Biaya naik gunung RP800.000,00
Dari perhitungan di atas, menjadi jelas bahwa biaya naik gunung bukan
hanya biaya yang nyata-nyata dikeluarkan, tetapi juga pendapatan yang tidak
jadi diperoleh karaena memilih untuk pergi naik gunung. Jelasnya, biaya
peluang dika untuk naik gunung adalah Rp200.000,00

G. PRINSIP DAN MOTIF EKONOMI


Prinsip ekonomi
Kebutuhan manusia sangat banyak dan beragam, sedangkan jumlah
sumber daya untuk memenuhi kubutuhan itu sangat terbatas. Situasi ini
mendorong manusia untuk bertindak dengan cara yang rasional. Mereka
berusaha menggunakan sumber daya yang terbatas dengan pengorbanan yang
sekecil mungkin. Usaha seperti ini tidak terlepas dari prinsip ekonomi.
Prinsip ekonomi menurut Mankiw adalah dasar berpikir yang digunkan
manusia untuk memaksimumkan suatu tujuan melalui pengorbanan tertentu ,
atau untuk mencapai tujuan tertentu dengan pengorbanan sekecil mungkin
(Mankiw,2011). Prinsip ini menjadi pedoman bagi setiap pelaku ekonomi
dalam melakukan kegiatan ekonomi.
Penerapan prinsip ekonomi dalam kegiatan ekonomi tentu saja sangat
bermanfaat. Manfaatnya antara lain sebagai berikut.
a. Hasil yang di peroleh semaksimal mungkin
b. Kemampuan, alat, dan modal yang digunakan secukupnya
c. Risiko kerugian di perkecil
d. Pemborosan dapat dihindari

Kegiatan ekonomi pada dasarnya dapat dikelompokan atas tiga tindakan


besar. Ketiga kegiatan itu adalah kegitan mengonsumsi barang-barang dan jasa
untuk memenuhi berbagai kebutuhan, kegiatan menghasilkan atau
memproduksi berbagai macam barang dan jasa yang akan digunakan untuk
memenuhi kebutuhan, dan kegitan mendistribusikan barang dan jasa yang
sudah dihasilkan itu. Dalam kegiatan konsumsi, produksi dan distribusi,
prinsip ekonomi dapat diterapkan oleh setiap pelaku ekonomi.
Prinsip ekonomi akan membuat tindakan konsumen dalam melakukan
kegiatan ekonomi menjadi lebih terarah, rasional, dan cermat. Prinsip ini
membuat konsumen memperolah kepuasan semaksimal mungkin dengan
pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Untuk itu hal-hal berikut perlu
diperhatikan konsumen.

a. Menentukan skala prioritas kebutuhan (waktu) tertentu dengan


mempertimbangkan jumlah uang yang dimiliki.
b. Memilih barang dan jasa yang memiliki kualitas yang terbaik dengan
harga yang murah dan terjangkau.
c. Berusaha untuk memperoleh barang dan jasa yang dibutuhkan dengan
harga yang murah.

Prinsip ekonomi juga berlaku dalam kegiatan produksi. Prinsip ekonomi


akan membuat tindakan seorang produsen dalam melakukan kegiatan ekonomi
menjadi lebih rasional dan tepat. Berdasarkan prinsip ekonomi, produsen dapat
menghasilkan barang dan jasa dalam jumlah dan mutuh tertentu dengan
pengorbanan yang sekecil-kecilnya. Prinsip ini dapat dilaksanakan dengan
dantara lain mempertimbangkan waktu, modal atau biaya, besarnya
permintaan, dan harga jual.

Motif ekonomi

Dalam ekonomi, dorongan yang berasal dari dalam diri yang mampu
membuat orang melakukan kegitan ekonomi disebut motif ekonomi. Motif
ekonomi itu dapat kita bagi atas tiga bagian, yaitu motif kegiatan produksi,
motif kegiatan konsumsi, dan motif kegiatan distribusi.

Motif yang mendorong orang untuk melakukan berbagai kegiatan


produksi adalah motif ekonomi berupa imbalan materi dan motif nonekonomi
yang berupa imbalan nonmateri. Contoh motif ekonnomi, orang yang bekerja
disebuah perusahaan dan setiap bulan mendapatkan gaji. Contoh motif
nonekonomi, seorang pekerja sosial yang bekerja untuk sebuah panti asuhan.

Motif kegiatan produksi


Hal terbanyak yang mendorong orang untuk melakukan kegiatan
produksi adalah motif ekonomi. Namun, adapula orang yang melakukan
kegiatan produksi didorong oleh motif nonekonomi seperti keinginan utnuk
membantu orang lain, keinginan untuk mendapatkan penghargaan dari orang
lain.

Motif kegiatan konsumsi

Konsumen mengonsumsi berbagai macam barang dan jasa untuk


memperoleh kepuasan sebesar-besarnya. Sementara itu, motif nonekonomi
yang mendorong konsumen mengonsumsi macam barang dan jasa antar lain
agar dapat bertahan hidup, agar bisa diterima dengan baik dalam lingkungan
masyrakat dan agar status social naik dimata masyarakat.

Motif kegiatan distribusi

Motif distributor menyampaikan barang dan jasa dari tangan produsen


dan tangan konsumen adalah untuk memperoleh laba yang sebsar-besarnya.
Motif seperti ini tidak berlaku untuk semua distributor. Ada distributor
melakukan kegiatan ekonomi bukan untuk memperoleh laba semata.
Contohnya adalah koperasi para petani beras. Koperasi ini memembeli pupuk
dari perusahaan pupuk dan menjualnya kepada para anggota koperasi (petani)
dengan harga murah atau dicicil.

Anda mungkin juga menyukai