B. Ciri-ciri Kelangkaan
1.Sumber daya jarang bisa didapat, bisa juga tidak mencukupi, dengan
kata lain, alat pemuas berupa barang dan jasa, terbatas.
2. Keinginan atau kebutuhan manusia yang tinggi, dapat dikatakan,
kebutuhan manusia, tidak terbatas.
3.Jumlah alat yang memenuhi kebutuhan manusia sangat terbatas, karena
tidak diproduksi lagi, sehingga mengakibatkan sulit didapat.
4.Harga permintaan melambung tinggi dibanding dengan harga biasa,
karena jumlahnya terbatas, sedangkan permintaan dari konsumen, tinggi.
5.Konsumen harus berkorban demi mendapat alat pemuas yang berupa
barang atau jasa, bahkan sampai mengorbankan kebutuhan banyak orang
untuk memenuhi kebutuhan yang lebih penting.
C. Jenis Kelangkaan
1. Kelangkaan Sumber Daya Manusia(SDM) Contoh kelangkaan SDM
adalah terjadinya kekurangan tenaga kerja pada sebuah perusahaan.
Kekurangan ini dapat berarti kuantitas atau yang menunjukkan jumlah
fisik, namun dapat juga kurangnya kualitas, seperti kemampuan berpikir
atau keterampilan.
2. Kelangkaan Sumber Daya Alam.Sumber daya jika dimanfaatkan terus
menerus, pasti persediaannya akan semakin menipis, termasuk juga
sumber daya alam. Menipisnya ketersediaan sumber daya alam inilah
yang disebut sebagai kelangkaan, terutama sumber daya alam yang tidak
terbarukan, seperti hasil tambang.
3. Kelangkaan Sumber Daya Entrepreneurship (Kewirausahaan)
Kelangkaan yang satu ini merupakan kelangkaan yang bertugas
mengelola dan menggabungkan tiga unsur tadi (alam, manusia, dan
modal) untuk memenuhi kebutuhan manusia. Kelangkaan ini terjadi
akibat sedikitnya orang-orang yang berinovasi dan berkreasi.
4. Kelangkaan Sumber Daya Modal Modal adalah segala hal yang
digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa. Kelangkaan sumber daya
modal terjadi dalam hal penyediaan modal. Keterbatasan modal akan
memengaruhi kelangsungan proses produksi. Salah satu contohnya,
penggunaan mesin produksi berkualitas rendah.
E. Dampak kelangkaan
1. Kenaikan harga
Jika permintaan lebih besar dari ketersediaan sumber daya, maka harga
akan melambung. Hal ini wajar terjadi, karena siapa cepat, dia dapat, dan
siapa berani bayar lebih tinggi, dia juga yang dapat. Sebagai contoh,
sebelum pandemi datang, masker medis di pasaran hanya seharga 30 ribu
perak satu box dengan isi 100 lembar masker, di masa pandemi,
masyarakat wajib memakai masker ketika keluar ruangan, karena setiap
orang butuh masker, maka harga masker menjadi melambung sampai 10
kali lipat, bahkan sempat hilang dari peredaran.
2. Pengangguran meningkat
Kelangkaan alat pemuas kebutuhan, menyebabkan perputaran roda
ekonomi tidak berjalan dengan lancar, sehingga banyak hal yang tidak
dapat terpenuhi, termasuk pula ketersediaan sumber pembiayaan untuk
menggaji tenaga kerja. Bagaimana dapat menggaji seorang tenaga kerja,
jika sumber daya finansialnya tidak ada. Dengan kelangkaan jenis ini,
sumber daya manusia produktif tidak memiliki pekerjaan.
3. Kriminalitas meningkat
Untuk memuaskan kebutuhan, seseorang harus memiliki alat tukar yang
seimbang. Untuk memperoleh alat tukar, diperlukan suatu usaha dan
pengorbanan. Usaha yang dilakukan, jika tidak sebanding dengan
ketersediaan lapangan pekerjaan, maka usaha ini tidak akan
menghasilkan nilai tukar. Ketika seseorang tidak dapat memuaskan
kebutuhannya karena tidak memiliki nilai tukar, lama-lama mereka akan
melakukan segala cara untuk memenuhi kebutuhannya. Pada kondisi ini,
berdampak pada potensi terjadinya kriminalitas.
4. Angka Kemiskinan Bertambah
Minimnya sumber daya yang mampu menghadirkan daya beli,
berdampak pada ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan. Tidak
terbelinya alat pemuas kebutuhan pokok, dapat diindikasikan sebagai
munculnya kemiskinan. Angka kemiskinan yang muncul akibat
kelangkaan, berdampak pada sulit majunya sebuah negara berkembang.