Anda di halaman 1dari 7

MASALAH UTAMA DALAM EKONOMI

1.Keterbatasan Sumber Daya Alam


http://gietayonghwa.wordpress.com/2010/10/14/kelangkaan-sumber-daya-alam/
Kelangkaan sumber daya energi ternyata sudah menjadi isu sentral yang akan membatasi
pertumbuhan ekonomi. Namun hal tersebut dapat teratasi jika pemikiran manusia berkembang
untuk membatasi kelangkaan sumber daya alam dan energi.

INDIKATOR KELANGKAAN
Berbicara masalah kelangkaan tidaklah meyakinkan tanpa bukti empiris yang menyertainya. Bukti
tersebut biasanya menunjukan indikator seberapa jauh kelangkaan sumber daya alam menghadang
laju pertumbuhan ekonomi. Indikator tersebut bisa berupa indikator fisik misalnya konsep
cadangan, maupun indikator ekonomi seperti harga, sewa, dan biaya produksi.

1. 1.HARGA
Dari semua indikator kelangkaan, nampaknya harga menjadi indikator paling banyak dipakai
meskipun belum bisa menggambarkan keseluruhan pengorbanan. Perubahaan kelangkaan terukur
melalui harga merupakan konsep ekonomi bukan konsep fisik. Harga sebagai indikator kelangkaan
antara lain :
Perubahan kelangkaan yang terukur melalui harga merupakan konsep ekonomi bukan konsep fisik.
Proses pemanfaatan sumber daya alam dan energi diukur kelangkaannya melalui gerakan harga,
terutama kaitannya dengan kemungkinan substitusi antar faktor produksi.
Indeks harga sebagai ukuran kelangkaan.
1. 2.BIAYA PRODUKSI
Biaya produksi sebenarnya hanya merupakan salah satu bagian dari keseluruhan biaya dalam
pemanfaatan sumber daya alam dan energi. Untuk melihat kelangkaan dari segi biaya seharusnya
dilihat pula bagaimana sewa dan biaya lingkungan. Namun karena sulitnya memperoleh data sewa
dan biaya lingkungan, maka biaya produksi sering dipergunakan sebagai indikator produksi.

FAKTOR PENGHAMBAT KELANGKAAN


Teknologi telah pula dipercaya manusia untuk mengatasi persoalan ini. Pada prinsipnya
teknologilah yang mendasari setiap usaha untuk menghindari adanya kelangkaan sumber daya alam
dan energi. Proses perkembangan teknologi tidak akan pernah berhenti baik secara kebetulan
maupun memang dicari karena desakan keadaaan misalnya kelangkaan sumber daya alam dan
energi.
Kemajuan teknologi dalam bidang geologi, foto udara, survei tanah, survei hutan, survei hidrologi,
penginderaan jarak jauh dan lain-lain memungkinkan dapat dijangkaunya lokasi sumber daya alam
dan energi. Inovasi teknologi memang sampai saat ini terbukti mampu mengatasi sebagian masalah
kelangkaan atau paling tidak menghambat proses percepatan kelangkaan. Selain membantu proses
penemuan cadangan baru, teknologi juga mampu membantu proses substitusi dalam produksi.
DAUR ULANG
Saat ini teknologi daur ulang berkembang pesat dalam mengolah sisa-sisa produksi dan konsumsi
sehingga tidak terbuang percuma dan mengotori lingkungan. Daur ulang memungkinkan
dihematnya penggunaan sumber daya alam dan energi asli sehingga jika sumberdaya alam dan
energi asli memang langka, penghematan tersebut sangat diperlukan.

SUBSTITUSI PENGGUNAAN SDA DAN ENERGI


Perkembangan substitusi sumberdaya alam dan energi baik dalam produksi maupun konsumsi
sangat membantu proses pelambatan kelangkaan. Contoh: perbaikan transportasi umum mengurangi
penggunaan kendaraan pribadi sehingga bisa menghemat energi.

Kelangkaan
1. Pengertian Kelangkaan
Apa yang terbersit di benak kalian ketika mendengar istilah kelangkaan? Apakah mengenai
hilangnya kedelai di pasaran? Ataukah mengenai minyak tanah atau elpiji yang mendadak lenyap di
pasar sehingga membuat banyak konsumen harus mengantri di penyalur-penyalur minyak tanah
atau elpiji? Kedua contoh di atas menggambarkan bentuk kelangkaan. Manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya tidak pernah ada puasnya. Kebutuhan manusia beraneka ragam dan terus-
menerus ada. Hari ke hari kebutuhan manusia semakin bertambah banyak baik jumlah, mutu, dan
coraknya. Pertambahannya itu tidak sebanding dengan sumber daya yang tersedia. Oleh karena itu,
akan ada sebagian orang yang tidak mendapatkan alat pemuas kebutuhan yang diinginkan, entah
karena tidak mampu mengeluarkan pengorbanan yang disyaratkan (biaya tidak terjangkau) atau
karena barang sudah habis. Kondisi di atas dapat disebut sebagai kelangkaan. Jadi kelangkaan dapat
diartikan situasi atau keadaan di mana jumlah sumber daya yang ada dirasakan kurang atau tidak
cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia. Menurut ilmu ekonomi, kelangkaan mempunyai dua
makna, yaitu:
a.terbatas, dalam arti tidak cukup dibandingkan dengan banyaknya kebutuhan manusia.
b.terbatas,dalam arti manusia harus melakukan pengorbanan untuk memperolehnya.

3.Keterbatasan Sumber Daya


Kelangkaan dapat terjadi jika sumber daya yang ada terbatas sedangkan kebutuhan jumlahnya tidak
terbatas. Kebutuhan manusia akan terus bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk.
Meskipun manusia berusaha memperbanyak alat atau barang untuk memenuhi kebutuhan hidup,
tetapi sumber daya dan alat produksi yang ada terbatas jumlahnya. Keterbatasan sumber daya yang
ada dapat dibuktikan dari contoh berikut ini.
a. Sumber Daya Alam
Sumber daya alam adalah sumber daya yang ada di alam dan dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan manusia. Keberadaan sumber daya alam juga terbatas. Keterbatasannya dapat dilihat dari
beberapa contoh sumber daya berikut ini.
1. Air
Manusia memanfaatkan air terutama air bersih untuk minum, mandi, cuci pakaian, cuci
piring, dan sebagainya. Di kota-kota besar untuk mendapatkan air bersih sangat sulit.
Mereka harus membeli air bersih dari PAM (perusahaan air minum). Hal ini menunjukkan
bahwa ketersediaan air sangat terbatas.
2. Hutan
Hutan merupakan sumber daya alam yang sangat penting keberadaannya. Dahulu hutan di
Indonesia menjadi paru-paru dunia. Selain itu hasil dari hutan seperti rotan, damar, dan kayu
dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan. Hutan dapat juga dijadikan
sebagai tempat resapan air sehingga dapat mencegah terjadinya banjir. Namun sekarang
keberadaannya sudah sangat mengkhawatirkan. Hal itu disebabkan banyak orang yang
menebangi pohon-pohon di hutan tanpa memerhatikan pelestariannya sehingga sekarang ini
banyak hutanhutan yang gundul. Kalian tentunya tahu apakah akibat dari hutan gundul? Ya,
salah satunya dapat menyebabkan banjir. Di samping itu, sumber daya hutan yang dapat
dimanfaatkan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan semakin berkurang jumlahnya.

Sumber daya manusia juga terbatas keberadaannya. Maksudnya sumber daya manusia yang
berkualitas dan mempunyai moral yang baik sedikit jumlahnya. Kualitas sumber daya manusia di
Indonesia jika dibandingkan dengan kualitas sumber daya manusia di negara-negara maju masih
jauh tertinggal. Kemampuan untuk mengolah sumber daya yang ada masih rendah. Sehingga barang
yang dihasilkannya pun masih rendah pula baik jumlah dan kualitasnya. Hal ini menunjukkan
bahwa sumber daya manusia yang berkualitas jumlahnya terbatas.

Sumber daya modal dapat berupa mesin-mesin, bahan baku ataupun peralatan-peralatan lainnya.
Keterbatasan sumber modal dibuktikan dengan alat-alat yang digunakan dalam produksi masih
menggunakan mesin-mesin berteknologi rendah. Hal ini dapat memengaruhi kelangsungan dalam
proses produksi barang.
Sumber daya kewirausahaan adalah sumber daya yang mampu mengombinasikan antara sumber
daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya modal. Orang yang memiliki jiwa
kewirausahaan masih sedikit jumlahnya. Oleh karena itu sedikitnya orang yang mampu menyatukan
sumber daya yang ada dapat memengaruhi jumlah hasil produksi. Sehingga hal tersebut dapat
memengaruhi keberadaan alat pemuas kebutuhan di masyarakat. Keterbatasan-keterbatasan sumber
daya di atas jika digunakan untuk memenuhi kebutuhan yang tidak terbatas dapat menyebabkan
kelangkaan alat pemuas kebutuhan. Terjadinya kelangkaan dapat disebabkan karena faktor-faktor
berikut ini.
a. Pertumbuhan penduduk yang tidak seimbang dengan pertumbuhan produksi.
b. Ketersediaan sumber daya alam yang terbatas sumber daya
c. Terbatasnya kemampuan manusia.
d. Sifat serakah manusia.
e. Kurangnya tenaga-tenaga ahli.
Skala Prioritas
Kebutuhan manusia beraneka ragam, seandainya semua kebutuhan manusia dipenuhi tidak akan
tercapai karena terbatasnya alat pemenuhan kebutuhan. Selain itu, penghasilan yang diterima setiap
orang juga terbatas. Oleh karena itu, untuk menyesuaikan penghasilan yang diperolehnya dengan
kebutuhan yang akan dipenuhi, maka susunlah suatu daftar kebutuhan susunan tingkat kebutuhan
seseorang disebut skala prioritas kebutuhan. Pada saat membuat skala prioritas, urutkan kebutuhan
dari yang paling penting sampai kebutuhan yang kurang penting. Satu hal yang harus diingat,
bahwa pada saat menyusun skala prioritas harus mempertimbangkan pendapatan atau penghasilan
yang ada. Dengan demikian manusia dapat memperhitungkan mana kebutuhan yang harus dipenuhi
terlebih dahulu. Berikut ini contoh menyusun skala prioritas.
Pak Yusuf mempunyai uang Rp750.000,00. Kebutuhan yang menjadi angan-angannya banyak. Di
bawah ini daftar kebutuhan Pak Yusuf.
Daftar kebutuhan di atas kemudian oleh Pak Yusuf dibuat skala prioritas sehingga akan tampak
seperti berikut ini.
Sebagai seorang siswa, kalian juga dapat menyusun skala prioritas. Hal terpenting yang harus kalian
perhatikan dalam menyusun skala prioritas kebutuhan adalah kalian harus dapat membedakan mana
kebutuhan yang mendesak dan yang kurang mendesak, sehingga kebutuhan kalian yang mendesak
dapat terpenuhi.
KESIMPULAN
Peranan teknologi dalam menghambat proses kelangkaan tidak diragukan lagi, inovasi dan
penemuan teknologi terus mengalir. Oleh karena itu diperlukan iklim yang mendukung bagi adanya
penelitian dan pengembangan. Disamping itu masih lemahnya undang-undang paten (terutama di
negara berkembang), juga kurang motivasi untuk melakukan investasi litbang.
Kaum optimis percaya terus menaiknya produktivitas sumberdaya alam dan energi mampu
mengimbangi laju keluaran sehingga pertumbuhan ekonomi tidak terhalang oleh masalah
terbatasnya sumberdaya alam dan energi.

Law of Diminishing Return


http://www.gbitanjungduren.com/warta/detail.php?id=17
Pdm Agustinus Puspawiguna - 8 Juni 2008
Ibadah Ulang Tahun GBI Tanjung Duren: 8 Juni 2008
Bacaan Firman: Matius 25:34-40, Kis 20:35b

Dunia semakin modern, pengetahuan semakin tinggi, segala peralatan semakin canggih. Seharusnya
otomatis keadaan dunia jadi semakin baik, seharusnya kemiskinan berkurang, kelaparan,
kekurangan pangan dapat diatasi, dunia semakin aman dan tenteram, tetapi kenyataan berbicara
sebaliknya. Walaupun dunia semakin canggih dan modern, dunia justru bertambah kacau, perang di
mana-mana, harga-harga naik, kemiskinan bertambah, kelaparan masih terus terjadi di mana-mana.

Kenapa hal itu bisa terjadi? Makin modern, makin pintar manusia, makin canggih peralatan yang
dipunyai, semua itu digunakan untuk satu perkara yang setiap manusia kejar yaitu kepuasan dan
kebahagiaan. Setiap orang dengan segala yang dia punyai berusaha mendapatkan sebanyak
mungkin segala sesuatu yang dapat ia konsumsi atau pakai untuk dirinya. Kebanyakan orang
mengira dengan semakin banyak yang bisa kita konsumsi maka hidup kita akan dipuaskan dan
bahagia.
Akibatnya semua orang menjadi semakin serakah dan tamak, sehingga walaupun terjadi kemajuan,
pertambahan produksi, produktivitas naik, dunia tetap selalu berkekurangan. Yang lebih
menyedihkan, apa yang setiap orang kejar yaitu kepuasan dan kebahagiaan tak kunjung tercapai
walaupun sudah menumpuk segala sesuatu secara berlebihan.

Kenapa hal itu bisa terjadi? Karena kita lupa bahwa di dunia ini selalu berlaku hukum alam dan ada
satu hukum yang sering kita abaikan yaitu: "Law of Diminishing Return" yaitu hukum tentang
tingkat pengembalian yang menyusut. Segala sesuatu dalam kehidupan kita seperti sebuah proses
yang memiliki input dan output. Hukum ini berkata apabila hanya satu jenis input yang terus
diperbesar maka pada titik tertentu outputnya akan mengecil. Outputnya adalah kepuasan dan
kebahagiaan hidup, sedangkan salah satu inoutnya adalah konsumsi atau pemakaian pribadi kita.
Ternyata dengan mudah dibuktikan bahwa banyaknya konsumsi seringkali bertolak belakang
dengan tingkat kepuasan yang diperoleh.

Sebagai contoh, belum lama ini seorang tokoh dunia model terkenal, Yves Saint Laurent meninggal
dunia. Walaupun terkenal dan kaya raya, tetapi sepanjang hidupnya dia menjadi orang yang selalu
merasa kesepian, tertekan dan mengalami depresi yang sangat berat sampai akhir hayatnya. Contoh
berikutnya, Christina Onassis, sejak kecil hidup dimanjakan dengan segala sesuatu, dia selalu
mendapat apapun yang dunia bisa sediakan. Tetapi dia tidak mengalami arti bahagia apalagi
dipuaskan, sehingga karena frustasi dia menjadi pecandu narkoba dan akhirnya mati bunuh diri.

Bila kita sedang sangat kehausan, pasti kita sangat bersukacita saat disediakan segelas air kelapa
muda. Saat kita minum satu gelas, kita pasti terpuaskan, mungkin ada yang masih ingin minum
gelas kedua baru merasa puas. Tetapi bila dipaksa untuk meminum gelas ketiga, keempat, kelima
dan seterusnya, maka bukan lagi kepuasan yang kita peroleh. Kita mungkin akhirnya merasa muak
dengan kelapa muda itu.

Jadi apa yang harus dilakukan? Jangan hanya menaikkan satu unsur input, tetapi mulai menaikkan
input yang lain. Input yang lain itu tidak lain adalah memberi untuk orang lain. Saat hal ini
dilakukan maka tingkat kepuasan dan kebahagiaan yang diterima juga akan terus naik.

Hal ini sesuai dengan Firman Tuhan yang berkata: "Adalah lebih berbahagia memberi daripada
menerima (Kis 20:35b).

Setiap kita mempunyai batas kemampuan untuk konsumsi. Hal tersebut sering kali tidak ada
kolerasinya dengan besarnya penerimaan. Bila kita bisa menangkap limit yang beri dan hidup di
dalamnya, maka justru kita akan mendapatkan kepuasan dan kebahagiaan yang maksimal di dalam
hidup kita.

Kita tidak mungkin mengkonsumsi 10 gelas kelapa muda sekaligus. Yang terjadi bila kita paksakan
adalah rasa mual atau bahkan mungkin sakit perut. Sebgai sebuah contoh, saya kenal seseorang
yang menolak orang yang mau memberi dirinya sebuah mobil Mercedes New Eyes baru. Dia cuma
berkata, saya tidak siap dengan mobil ini. Bila saya memakai mobil ini, saya akan berubah. Orang
ini tahu akan limit yang dia bisa terima, konsumsi dan pakai.

Dulu saya sendiri tidak begitu memahami bagaimana banyak orang yang bersaksi bahwa mereka
memberikan hampir 90% dari yang mereka dapat. Bagaimana mungkin? Ternyata jawabannya
sederhana, yaitu seperti di atas. Mereka adalah orang-orang yang sudah mengerti berapa kapasitas
konsumsi mereka, saat mereka mulai dapat lebih, tingkat konsumsi itu tidak mereka ubah.
Seharusnya kita bisa mengerti berapa benih yang boleh dimakan dan berapa yang harus ditabur
kembali.
Berilah hidupmu bagi orang lain, maka hidup kita sendiri akan dipuaskan. Kita akan berbahagia.
Hanya ada satu cara kita bisa mengatasi Law of Diminishing Return, jangan hidup untuk dirimu
sendiri tetapi berikan hidupmu berdampak buat sekitarmu. Adalah lebih berbahagia memberi
daripada menerima. Hidup yang sia-sia adalah kita hidup tetapi tidak berdampak!

"Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang
diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan.
Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum;
ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi
Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu
mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah
kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau
minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau
tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau
sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku
berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari
saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku.Matius 25:34-40

2. Masalah Kependudukan

http://keyrenz.wordpress.com/2009/11/22/masalah-penduduk/

www.4shared.com/.../PIE_6_-_MASALAH_UTAMA_EKONOMI.html

Masalah Penduduk

Populasi manusia adalah ancaman terbesar dari masalah lingkungan hidup di Indonesia dan bahkan
dunia. Setiap orang memerlukan energi, lahan dan sumber daya yang besar untuk bertahan hidup.
Kalau populasi bisa bertahan pada taraf yang ideal, maka keseimbangan antara lingkungan dan
regenerasi populasi dapat tercapai. Tetapi kenyataannya adalah populasi bertumbuh lebih cepat dari
kemampuan bumi dan lingkungan kita untuk memperbaiki sumber daya yang ada sehingga pada
akhirnya kemampuan bumi akan terlampaui dan berimbas pada kualitas hidup manusia yang
rendah.
Antara 1960 dan 1999, populasi bumi berlipat ganda dari 3 milyar menjadi 6 milyar orang. Pada
tahun 2000 populasi sudah menjadi 6.1 milyar. PBB memprediksi bahwa populasi dunia pada tahun
2050 akan mencapai antara 7.9 milyar sampai 10.9 milyar, tergantung ada apa yang kita lakukan
sekarang. Dapatkah anda bayangkan berapa banyak bahan pangan, lahan untuk pertanian, lahan
untuk perumahan, dan barang konsumsi lainnya yang dibutuhkan oleh penduduk yang begitu
banyak?
Dengan tingginya laju pertumbuhan populasi, maka jumlah kebutuhan makanan pun meningkat
padahal lahan yang ada sangat terbatas. Untuk memenuhi kebutuhan makanan, maka hutan pun
mulai dibabat habis untuk menambah jumlah lahan pertanian yang ujungnya juga makanan untuk
manusia. Konversi hutan menjadi tanah pertanian bisa menyebabkan erosi. Selain itu bahan kimia
yang dipakai sebagai pupuk juga menurunkan tingkat kesuburan tanah. Dengan adanya pembabatan
hutan dan erosi, maka kemampuan tanah untuk menyerap air pun berkurang sehingga menambah
resiko dan tingkat bahaya banjir.
Perkembangan urbanisasi di Indonesia perlu dicermati karena dengan adanya urbanisasi ini,
kecepatan pertumbuhan perkotaan dan pedesaan menjadi semakin tinggi. Pada tahun 1990,
persentase penduduk perkotaan baru mencapai 31 persen dari seluruh penduduk Indonesia. Pada
tahun 2000 angka tersebut berubah menjadi 42 persen. Diperkirakan pada tahun 2025 keadaan akan
terbalik dimana 57 persen penduduk adalah perkotaan, dan 43 persen sisanya adalah rakyat yang
tinggal di pedesaan. Dengan adanya sentralisasi pertumbuhan dan penduduk, maka polusi pun
semakin terkonsentrasi di kota-kota besar sehingga udara pun semakin kotor dan tidak layak.
Kota-kota besar terutama Jakarta adalah sasaran dari pencari kerja dari pedesaan dimana dengan
adanya modernisasi teknologi, rakyat pedesaan selalu dibombardir dengan kehidupan serba wah
yang ada di kota besar sehingga semakin mendorong mereka meninggalkan kampungnya. Secara
statistik, pada tahun 1961 Jakarta berpenduduk 2,9 juta jiwa dan melonjak menjadi 4,55 juta jiwa 10
tahun kemudian. Pada tahun 1980 bertambah menjadi 6,50 juta jiwa dan melonjak lagi menjadi 8,22
juta jiwa pada tahun 1990. Yang menarik, dalam 10 tahun antara 1990-2000 lalu, penduduk Jakarta
hanya bertambah 125.373 jiwa sehingga menjadi 8,38 juta jiwa. Data tahun 2007 menyebutkan
Jakarta memiliki jumlah penduduk 8,6 juta jiwa, tetapi diperkirakan rata-rata penduduk yang pergi
ke Jakarta di siang hari adalah 6 hingga 7 juta orang atau hampir mendekati jumlah total penduduk
Jakarta. Hal ini juga disebabkan karena lahan perumahan yang semakin sempit dan mahal di Jakarta
sehingga banyak orang, walaupun bekerja di Jakarta, tinggal di daerah Jabotabek yang
mengharuskan mereka menjadi komuter.
Pada akhirnya, pertumbuhan populasi yang tinggi akan mengakibatkan lingkaran setan yang tidak
pernah habis. Populasi tinggi yang tidak dibarengi dengan lahan pangan dan energi yang cukup
akan mengakibatkan ketidakseimbangan antara supply dan demand yang bisa menyebabkan harga
menjadi mahal sehingga seperti yang sedang terjadi sekarang, inflasi semakin tinggi, harga bahan
makanan semakin tinggi sehingga kemiskinan pun semakin banyak. Semakin menurunnya
konsumsi masyarakat akan menyebabkan perusahaan merugi dan mem-PHK karyawannya sebagai
langkah efisiensi, sehingga semakin banyak lagi kemiskinan.
Jadi, kita mudah saja bilang, kapan negara kita bisa swasembada? Apa bisa kalau masih mau punya
banyak anak? Bagaimana dengan masa depan anak cucu kita kalau lahan sudah tidak tersedia, tanah
rusak akibat bahan kimia, air tanah tercemar dan bahkan habis sehingga tidak bisa disedot lagi?
Bagaimana kita mau menghemat makanan dan air kalau populasi terus berkembang gila-gilaan?
Populasi seperti hal yang besar dan politis yang diomongkan banyak orang. Tetapi hal ini juga
merupakan hal yang dapat dilakukan oleh setiap orang. Seperti yang telah kita lakukan dahulu dan
berhasil, kita bisa Ikut program Keluarga Berencana (KB) atau paling tidak memiliki rencana KB
sebagai komposisi keluarga yang ideal.
Krisis pangan sudah dimulai di seluruh dunia. Harga semakin melejit dan pada akhirnya bukan
karena kita tidak mampu membeli makanan, tetapi apakah makanan itu bisa tersedia. Kalau bukan
kita yang bertindak dari sekarang, masa depan anak dan cucu kita bisa benar-benar hancur sehingga
kita yang berpesta pora pada saat ini baru akan merasakan akibatnya nanti.

Anda mungkin juga menyukai