PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah sumber daya timbul karena adanya ketidakseimbangan antara
sumber daya yang tersedia dengan kebutuhan manusia yang terus meningkat. Ada
empat masalah yang berkaitan dengan keberadaan sumber daya, yaitu masalah
kependudukan dengan lingkungan hidup, masalah produktivitas lahan dan
manusia, masalah kualitas lingkungan dan masalah penyebaran sumber daya.
Hukum kelangkaan merupakan landasan fundamental bagi keberadaan ekonomi
sumber daya manusia dan ekonomi sumber daya alam.
Dalam pembangunan ekonomi, sumberdaya alam sangat berpengaruh
sekali. Sumber daya alam menjadi faktor yang sangat penting karena sumber daya
alam adalah salah satu unsur utama dalam proses produksi. Tanpa adanya
sumberdaya alam maka akan sulit terjadi proses produksi. Misalnya dengan tidak
adanya bahan bakar, maka perusahaan tidak dapat melakukan produksi. Karena
pentingnya sumberdaya alam, maka masih banyak terjadi eksploitasi terhadap
sumber-sumber daya yang ada. Selain itu kita masih disuguhi dengan
permasalahan adanya sumberdaya alam yang terbatas, semisal bahan bakar. Oleh
karena itu semua negara berusaha untuk mencari dan menggali sumber daya yang
belum ditemukan, guna mengantisipasi terjadinya kelangkaan sumberdaya alam.
Maka dalam kehidupan sehari-hari kita harus memanfaatkan sumberdaya alam
dengan sebaik mungkin.
Salah satu aspek krusial dalam pemahaman terhadap sumber daya
alam adalah memahami juga kapansumber daya tersebut akan bukan hanya
konsep ketersediaannya yang harus kita pahami, melainkan juga konsep
pengukuran kelangkaan sumber daya alam. aspek kelangkaan ini menjadi sangat
penting karena dari sinilah kemudian muncul persoalan bagaimana mengelola
sumber daya alam yang optimal.
Dengan kekayaan bumi yang dimiliki oleh suatu Negara, dan dengan
semakin banyaknya penduduk suatu negaratersebut yang akan terus memakai
aatau menggunakan sumber daya yang ada maka dibutuhkan pengukuran yang
1
tepat agar tidak terjadi kelangkaan sumnerdaya alam di Negara tersebut. Ataupun
dengan memikirkan bagaiman mengganti sumberdaya yang sudah langka atau
akan habis dengan mencari penemuan –penemuan baru agar tidak terjadi kesulitan
atau ketidaksejahteraan dalan masyarakat suatu Negara dikarenakan adanya
kelangkaan sumberdya alam.
Sumber daya alam (biasa disingkat SDA) adalah segala sesuatu yang
muncul secara alami yang dapat digunakan untuk pemenuhan kebutuhan manusia
pada umumnya. Pada umumnya, sumber daya alam berdasarkan sifatnya dapat
digolongkan menjadi SDA yang dapat diperbaharui dan SDA tak dapat
diperbaharui. SDA yang dapat diperbaharui adalah kekayaan alam yang dapat
terus ada selama penggunaannya tidak dieksploitasi berlebihan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengukuran ekonomi terhadap kelangkaan ?
2. Bagaimana peran SDA dalam pembangunan dan pertumbuhan
ekonomi ?
3. Apa saja ruang lingkup sumber daya alam?
4. Bagaimana Pengelolaan sumber daya alam dapat diperbarui ?
5. Bagaimana Pengelolaan sumber daya tidak dapat diperbarui
(exhaustible resource/stock resources) ?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
pendapatnya dapat diterima. Dengan kata lain kita perlu mengadakan pengukuran
tentang jumlah persediaan sumber daya alam. Namun demikian tidak mudah bagi
para ahli ekonomi untuk mengetahui apakah sumber daya alam yang ada itu masih
banyak jumlahnya dalam arti kuantita atau volume tertentu
Ahli geologi dengan ilmu dan alat yang mereka miliki lebih mampu dalam
mengukur kuantita atau volume batu bara yang tersedia dalam bumi. Demikian
pula ahli pertanahan lebih tau mengetahui tanah mana yang masih subur serta
berapa luasnya dan sebagainya. Namun demikian ahli ekonomi dengan peralatan
analisis yang mereka miliki juga harus dapat mengetahui masih banyak atau
tinggal sedikit sumber daya alam tertentu itu tersedia didalam bumi atau
dipermukaan bumi ini, walaupun tidak dapat menentukan volume atau jumlahnya
secar pasti dalam ukuran tertentu. Sering ahli ekonomi hanya mengatakan sumbr
daya alam itu langka atau tidak dan kelangkaa ini lebih bbrarti kelangkaan
ekonomi bukan kelangkaan fisik.
Dan arti dari langka itu yakni keadaan dimana jumlah barang yang
diminta lebih bnyak daripada jumlah barang yang ditawarkan atau yang tersedia.
Alam kaitanyya dengan sumber daya alam, persediaan itu diharapkan pada tingkat
konsumsi sumber daya alam pertahun untuk memperkirakan berapa lama lagi
jumlah persedian tersebut akan dapat dikonsumsi untuk menopang kehidupan
manusia.
Persedian sumer daya alam kita artikan sebagai volume sumberdaya alam
yang sudah diketahui dan dapat diambil dengan mendatangkan keuntungan pada
tingkat biaya produksi dan tingkat harga tertentu. Missal sejak Indonesia
baru merdeka sudah diketahui bahwa Indonesia memiliki pasir besi dipantai
selatan Jawa Tengah, namun statistic mengenai pasir besi belum sempurna dan
kita tidak mengetahui berapa persediaan pasir besi tersebut. Baru setelah tahun
1970-an dengan adanya nilai ekonomi karena Jepang sanggup membeli pasir besi
tersebut, maka pasir besi tersebut bernilai sebagai sumberdaya alam dan perlu
diperhitungkan ketersediaannya. Demikian pula batu dan pasir sebelum digunakan
sebagai bahan bngunan belum mempunyai nili dan jumlah yang ada belum
diketahui persediaaanya. Selanjutnya persediaan dapt ditingkatkan baik dengan
4
penemuan deposit baru ataupun dengan teknologi baru yang dapat mengubah
sumber daya alam yang tidak ekonomis menjadi sumber daya alam yang
ekonomis. Sayangnya memang sulit untuk mengetahui volume fisik, lokasi
maupun kualitas sumber daya alam secara tepat, sehingga sulit pula untuk
menentukan derajat kelangkaann sumber daya alam tersebut.
Untuk mengetahui lanka atau tidaknya sumber daya alam dibumi ini, para
ahli konomi menggunakan berbagai cara atau alat pengukur dalam bidang
ilmunya, yaitu dengan melihat harga barang sumber daya alam dan nilai sewa
ekonomis atau economic rent.
Sekali lagi yang dimaksud dengan persediaan sumber daya alam disini
adalah sumber daya alam yang sudah diketahui adanya secara geologis dan ia
sudah mempunyai nilai ekonomis.
5
ini. Barneett dan Morse telah meneliti pola perkembangan biaya produksi untuk
komoditi ekstraktif sepanjang sejarah perkembangan industri di Amerika Serikat.
Barnett dan Morse memulai studinya dengan melihat pada doktrin Klasik
tentang meningkatnya kelangkaan ekonomis akan sumber daya alam. Pada
umumnya orang percaya bahwa sumberdaya alam secara ekonomis memang
langka, dan berkembangnya waktu sumberdaya alam itu menjadi semakin langka,
dan ini akan menganggu kehidupan manusia dan pertumbuhan ekonomi. Namun
dalam studi Barnett dan Morse itu, dikemukakan bahwa teori klasik mengenai
meningkatnya kelangkaan sumberdaya alam itu tidak dapat diterima, kecuali
dalam hal yang sangat terbatas atau tertutup.
a) Karena adanya barang subtitusi bagi sumber daya alam yang terus
menerus diambil dan semakin sedikit jumlahnya dengan sumberdaya
alam yang masih berlimpah adanya . sebagai contoh ialah
alumunium menggatikan copper, biji-bijian menggantikan daging,
plastic menggantikan kulit, dan serat sintatis menggantikan serat
alami. Dalam hal ini sumber daya yang berlimpah dimanfaatkan
untuk substitusi sumber daya yang langka semakin mudah proses
substitusisumber daya yang diperbaharuiatau sumber daya yang
tidak dapatdiperbaharuiyang melimpah, maka semakin kecil
dampaknya terhadap proses terjadinya kelangkaan atau
6
berkurangnya ketersediaan sumber dayaserta kenaikan biaya. Missal
penggunaan bioenergi sbagai substitusi dari BBM.
Disamping itu Barnett dan Morse juga menyatakan bahwa dalam sejarah
Amerika Serikat, setiap generasi selalu meninggalkan warisan utuk generasi
berikkutnya yaitu keadaan tersedianya sumber daya alam dengan kemampuan
produksi yang semaki baik. Hal ini memnag dihasilkan oleh adanya akumulasi
pengetahuan, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semuanya dapat
mengimbangi peningkatan biaya produksi karena semakin berkurangnya sumber
daya alam. Namun itu semua bukan karena kebetulan , tetapi karena adanya
desakan untuk kemajuan pengetahuan, campur tangan pemerintah, serta
7
perubahan mekanisme yang sifatnya menempel dalam sisitim perekonomian dan
masyarakat yang ada.
8
b) Bahwa biaya per satuan tidak memperhitungkan biaya – biaya
pengambilan sumberdaya di masa datang sebagai akibat dari
meningkatnya kelangkaan itu sendiri.
c) Biaya per satuan tidak dapat menjadi indeks pengukur yang tepat,
karena biaya pengambilan di masa datang tidak dapat
diperhitungkan di sini.
d) Biaya per satuan tidak mencerminkan keadaan semakin
berkurangnya sumber daya alam.
e) Biaya persatuan merupakan alat pengukur yang kurang tepat.
2. Harga barang sumberdaya relatif lebih baik dari pada biaya per satuan
sebagai pengukur kelangkaan sumberdaya alam karena :
a) Harga rill barang sumberdaya lebih melihat kedepan dan
mencerminkan adanya biaya yang diharapkan di masa datang baik
untuk eksplorasi, penemuan, maupun pengambilan.
b) Kemajuan teknologi mengalihkan tanda – tanda kelangkaan
sumberdaya alam yang ditunjukkan oleh harga rill barang
sumberdaya.
c) Harga rill tidak menunjukkan adanya kecenderungan semakin
langkanya sumberdaya alam yang memiliki sumberdaya
pengganti ( subsitusi ).
d) Harga rill sumberdaya dapat meningkat ataupun menurun, yang
berarti menunjukkan adanya kelangkaan atau berkurangnya
kelangkaan tergantung pada harga mana yang dipakai untuk
membuata angka indeks ( price deflator ). Oleh karena itu harga
barang sumberdaya alam juga merupakan alat pengukur yang
kurang jelas.
3. Nilai sewa dari sumberdaya alam ( economic rent ) atau nilai
sumberdaya alam ditempatnya ( in situ resources ), merupakan alat
pengukur yang ketiga terhadap kelangkaan sumberdaya alam. Nilai sewa
ini lebih tepat menggambarkan kelangkaan sumberdaya alam daripada
sumberdaya yang disebut sebelumnya. Nilai sewa ( economic rent )
9
semberdaya alam pada umumnya meningkat dalam beberapa puluh tahun
yang terakhir, tetapi biaya produksi dan harga barang justru menurun.
Namun ada beberapa keberatan terhadap alat pengukur ini, diantaranya yaitu :
a) Sulit untuk mendapatkan data nilai sewa ekonomis dari sumberdaya
alam, karena nilai sewa semberdaya alam itu tidak praktis dalm jangka
pendek.
b) Nilai sewa lebih memperkirakan kelangkaan sumberdaya alam yang
semakin meningkat dalam arti ekonomi, tetap berkurangnya
sumberdaya alam secara fisik belum tentu sejalan dengan kenaikan
nilai sewa semberdaya alam sebagai cermin dari kelangkaan
ekonomis.
c) Sebagai sumberdaya alam diusahakan untuk memenuhi kepentingan
umum, sehingga harga pasar tidak mencerminkan penilaian yang
sesungguhnya terhadap sumberdaya alm itu.
d) Tidak ada “future market” untuk sumberdaya alam, sehingga tingkat
harga dimasa yang akan datang hanya ditentukan oleh harapan saja
( expectation ).
e) Semberdaya alam mempunyai aspek baran publik, yang
pengkonsumsiannya tidak harus mengeluarkan orang yang tidak
sanggup membayar ( exclusion principel tidak berlaku ), dan kalau
barang itu dikonsumsi tidak mengurangi yang tersedia untuk
dikonsumsi orang lain ( rivalry in consumption tidak berlaku ),
sehingga harga pasar kurang dapat mewakili.
Sebagai upaya selanjutnya, Brown dan Field mengajukan sebuah alat lagi
yaitu dengan melihat elastisitas subtitusi antara faktor – faktor produksi
khususnya kapital dan tenaga kerja apabila terdapat kelangkaan sumberdaya
alam.jadi dengan melihat kemudahan bagi faktor produksi lain dalam
menggantikan sumberdaya alam yang relatif semakin langkah. Semakin
berkurangnya semberdaya alam sebenarnya tidak perlu ditakutkan asalkan ada
kemudahan untuk menggantikan sumberdaya yang semakin langkah itu dengan
10
sumberdaya lain yang lebih banyak jumlahnya. Jadi dalam hal ini sumberdaya
alam itu tidak langkah selama sudah dalam mencarikan penggantinya. Oleh
karena itu tampaknya ukuran kelangkaan itu dapat dilihat dari elastisitas
subsitusinya yang mencerminkan tanggapan dalam perubahan penggunaan
sumberdaya alam dan sumberdaya pengganti terhadap perubahan harga.
11
sumber daya alam menjadi semakin menipis dismping itupencemaran lingkungan
semakin meningkat seiring laju pertumbuhan ekonomi. Jadi dengan pembangunan
ekonomi akan terjadi dua macam akibat yaitu di satu pihak memberikan dampak
positif bagi kehidupan manusia berupa semakin tersedianya barang dan jasa dalam
perekonomian dan dilain pihak terdapat dampak negative bagi kehidupan manusia
berupa pencemaran lingkungan dan menipisnya sumber daya alam.Oleh karena itu
pembangunan ekonomi haruslah bersifat pembangunan yang berwawasan
lingkungan atau pembangunan yang yang berkelanjuta dan tidak menguras SDA.
12
E. RUANG LINGKUP SUMBER DAYA ALAM
13
G. PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM YANG TIDAK DAPAT
DIPERBARUI
14
PBAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa kekurangan SDA dapat
mendorong kemajuan,sebaliknya, tersedianya sumber alam yang relative banyak
menjurus pada pemborosan dan pengukuran kelangkaan melalui pendekatan
secara fisik maupun secara ekonomis sama – sama memiliki kelemahan serta sifat
dari sumber alam yaitu dinamis dan berubah-ubah. Pendekatan secara fisik tidak
memiliki kepastian mengenai besarnya persediaan, sedangkan pendekatan secara
ekonomis memiliki kelemahan yaitu bila mekanisme pasar tidak dapat bekerja
secara sempurna. Oleh karena itu masih sulit untuk memastikan kondisi dari
sumberdaya alam itu, apakah masih melimpah atau sudah langkah adanya,
walaupun kita mengetahui secara pasti bahwa pengambilannya telah dilakukan
secara terus – menerus bahkan dengan laju yang semakin meningkat.
Dapat disimpulkan juga bahwa ketelitian dari alat pengukur ini perlu dikaji
bagimana ketelitian dari alat pengukur tersebut. Pendekatan dengan biaya
produksi, maupun scarcity rent harus mengingat kondisi pasar yang ada;
khususnya apakah mekanisme pasar dapat bekerja secara sempurna, tidak ada
eksternalitas ( eksternality ), dan tidak ada campur tangan pemerintah.
Pentingya peranan sumber daya alam dalam pembangunan berkelanjutan, tanpa
menghindari kepunahan dari sumber daya alam itu sendiri.
Oleh karena itu perlu adanya pengelolaan dan pengendalian melalui berbagai
usaha antara lain:
· Pengambilan sumber daya alam tidak boleh melebihi tingkat pertumbuhan.
· Kapasitas lingkungan dalam menyerap pencemaran tidak boleh berkurang.
· Melestarikan fungsi lingkungan baik sebagai sumber bahan mentah maupun
sebagai penampung limbah.
· Menyatukan pemikiran ekonomi dengan ekologi.
· Peran serta masyarakat setempat dalam pengelolaan sumber daya
lingkungan ditingkatkan melalui penyuluhan-penyuluhan.
15
B. Saran
Semoga dengan tersusunya karya tulis ini dapat menambah wawasan dan
pengetahuan tentang, ekonomi sumberdaya alam dan mengetahui aspek – aspek
kelangkaan sumberdaya alam. Selain itu agar dapat mengetahui betapa pentingnya
peranan sumberdaya alam terhadap ekonomi.
16
Daftar Pustaka
Dermodjo, Hendro Drs. M.A dan Dra. Yeni Kaligis, M.Sc. 2001. Ilmu Alamiah
Dasar Edivisi. Universitas Terbuka : Pusat Pernerbitan
Balai Konservasi Sumber daya Alam Sumatra Utara II. (2002). Buku Informasi
Kawasan Konservasi di Sumatra Utara. BKSDA SU II, Medan.
Zain, S.A. (1998). Aspek Pembinaan Hutan dan Stratifikasi Hukum Rakyat. Pt.
Rineka Cipta, Jakarta
17