Anda di halaman 1dari 10

GEMPA VULKANIK

Anggota Kelompok:
1. Aidil fitrah (43)
2. Antonius Putra Minang Lawalo (28)
3. Micca parmita (22)
4. Nabila azzahra Valentineri (20)
5. Rawing Palaguma asmi (47)
A. Dampak Primer Gempa Vulkanik
⋆ Letusan gunung berapi dan gempa bumi adalah bencana yang kerap terjadi di
Indonesia. Sebagian gempa bumi terjadi di sepanjang perbatasan lempeng bumi yang
disebut Cincin Api (Ring of Fire). Sebagian wilayah di Indonesia terletak di daerah
Cincin Api, antara lain Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, hingga
Maluku. Cincin api adalah rentetan gunung berapi berbentuk tapal kuda sepanjang
40.000 km di tepian Samudra Pasifik.

⋆ Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkan bahwa sepanjang bulan
Maret 2019 sudah terjadi beberapa kali letusan gunung berapi, yaitu Gunung Agung,
Gunung Merapi, dan Gunung Bromo. Catatan sejarah menuliskan bahwa di Indonesia
telah terjadi beberapa letusan dahsyat di masa lampau, diantaranya letusan Gunung
Tambora  (1815) dan letusan Gunung Krakatau (1883).
⋆ Dilansir dari National Geographic, berikut ini adalah lima
bahaya vulkanik gunung berapi yang mengancam:
1. Kabut Beracun

Kabut vulkanik atau vog adalah kabut


yang mengandung belerang dioksida
yang disemburkan oleh gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan adalah dari
kabut ini adalah masalah pernapasan
dan mata pedih.
2. Gempa Bumi

Letusan gunung berapi biasanya


diawali dengan gempa bumi vulkanik.
Gempa bumi membawa bahaya
tersendiri seperti kerusakan struktur,
tanah longsor, hingga tsunami dahsyat.
3. Aliran Lava

Magma adalah material panas di dalam


kawah gunung berapi, yang jika
dikeluarkan saat gunung meletus
disebut lava. Lava yang mengalir dari
celah vulkanik mencapai suhu 1093
derajat celsius. Suhu setinggi ini tentu
dapat melelehkan apapun yang
dilewatinya. Namun saat sudah
tercampur dengan air sungai, air hujan,
maupun material lain disekitar gunung,
lava mulai mendingin dan disebut
lahar.
4. Semburan abu dan puing bebatuan

Gunung berapi yang meletus


menyemburkan ribuan ton abu, lumpur,
serta bebatuan ke atmosfer. Material
sebanyak ini dapat mengubur seisi
kota, bahkan abu yang menyelimuti
atmosfer dapat menghalangi sinar
matahari dan menyebabkan "musim
dingin vulkanik".
5. Aliran piroklastik Legenda terkuburnya kota Pompeii akibat letusan gunung
berapi menjadi kisah yang sering dituturkan dari satu
generasi ke generasi selanjutnya. Diperkirakan seisi kota
Pompeii terkubur akibat aliran piroklastik Gunung Vesuvius
pada 4 Agustus tahun 79 Masehi. Aliran piroklastik adalah
longsoran abu dan gas yang menuruni gunung berapi
dengan kecepatan ratusan kilometer per jam. Suhu yang
mencapai 538 derajat celcius membuat korban tewas
dengan sangat cepat dan tubuhnya terselimuti abu hingga
membatu.
Letusan gunung berapi dapat terjadi kapan saja. Kenali
tanda-tandanya agar dapat bersiap-siap menyelamatkan diri
sebelum letusan dahsyat benar-benar terjadi. Jika bertempat
tinggal di daerah yang rawan terkena dampak letusan, ada
baiknya sering update informasi dari Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi. Selain itu, dapat mengunjungi
aplikasi dan website MAGMA Indonesia (Multiplatform
Application for Geohazard Mitigation and Assesment in
Indonesia). Tidak hanya bencana gunung meletus, kamu
juga dapat melihat informasi bencana lainnya seperti
tsunami, gempa bumi, tanah longsor, serta gerakan tanah
secara realtime. Tetaplah waspada!
B. Dampak Sekunder Gempa Vulkanik
Dampak sekunder yaitu terjadi tsunami, tanah yang menjadi cairan
kental (liquefaction), kebakaran , penyakit dan sebagainya. Contoh
dampak sekunder dalam gambar:

Gambar tersebut menunjukkan gedung yang miring dan seolah – olah


dihisap leh tanah karena gempa yang menghancurkan struktur tanah
C. Dampak Tersier Gempa Vulkanik
Kemiskinan – yang telah melampaui rata-rata nasional di kawasan ini - akan diperparah oleh gempa bumi
ini. Hampir 880.000 orang miskin tinggal di kawasan kawasan yang terkena dampak. Diperkirakan bahwa
66.000 orang lagi mungkin akan jatuh ke dalam kemiskinan dan 130.000 mungkin kehilangan pekerjaan
mereka sebagai akibat gempa bumi tersebut. Dampak terhadap hilangnya pekerjaan khususnya parah di
bidang jasa maupun manufaktur berskala kecil. Perkiraan awal mengisyaratkan bahwa produk domestik
bruto daerah ini bisa jatuh 5%, dengan penyusutan ekonomi 18% di kabupaten-kabupaten yang paling
menderita dampaknya. Perumahan dan pelayanan transisi akan terkonsentrasi terutama pada lokasi-
lokasi rumah yang sudah ada. Suatu survei kilat memperlihatkan bahwa 74% dari keluargakeluarga yang
rumahnya hancur total tinggal di dalam tenda-tenda di atas tanah sendiri.

Dalam keadaan seperti ini, sangat mendesak untuk memastikan adanya pemulihan cepat untuk kebutuhan
dasar berupa air dan sanitasi di kawasan-kawasan yang terkena dampak. Beberapa desa melaporkan
bahwa mutu dan rasa air telah merosot meskipun persediaan air bersih masih utuh. Kaum perempuan
dewasa dan anak perempuan terus mengeluhkan kebutuhan akan pakaian dalam, pembalut, alat pembersih
dan peralatan masak.

Trauma psikologis akibat bencana ini seharusnya tidak diremehkan. Laporan-laporan kualitatif
menunjukkan bahwa tingkat trauma memang tinggi di kawasan-kawasan yang terkena dampak parah.
Stres secara signifikan diperparah oleh ancaman letusan di Gunung Merapi. Meskipun masyarakat cepat
bergerak untuk memastikan adaya pemondokan darurat yang memadai, mungkin perlu beberapa waktu
sebelum keluarga-keluarga tersebut siap untuk terlibat dalam kegiatan perencanaan.
Thank You!
ANY QUESTIONS?

10

Anda mungkin juga menyukai