II.KOMPONEN INTI :
A. Tujuan Pembelajaran
- Peserta didik mengemukakan jatidiri melalui refleksi individu dengan menggunakan
kata-katanya sendiri (pertemuan 1)
- Peserta didik dapat mengidentifikasi peran diri di lingkungan sekitar melalui refleksi
diri (pertemuan 2)
- Peserta didik dapat menerapkan kedudukan dan peran diri sebagai warga negara
Indonesia dan bagian dari warga dunia melalui simulasi. (pertemuan 3)
- Peserta didik menganalisis interaksi individu dengan kelompok di lingkungan institusi
sosial melalui pengamatan. (pertemuan 4)
- Peserta didik mengidentifikasi dinamika /problematika sosial melalui pengamatan
lingkungan. (pertemuan 5)
- Peserta didik menganalisis faktor penyebab dan solusi untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan melalui studi literasi. (pertemuan 6)
B. Pemahaman Bermakna
Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik diharapkan dapat mengetahui faktor
penyebab dan solusi untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan bagi kemaslahatan
manusia dan bumi.
C. Pertanyaan Pemantik
1. Apakah kamu dapat mengungkapkan jatidirimu sendiri?
2. Bagaimana mengidentifikasi peran diri di lingkungan sekitar?
3. Bagaimana penerapan kedudukan dan peran diri sebagai warga negara Indonesia?
D. Persiapan Pembelajaran
1. Guru membuat presentasi tentang interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial, dan
dinamika sosial.
2. Guru memberikan contoh masalah yang terjadi mengenai faktor-faktor penyebab dan
solusinya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan bagi kemslahatan manusia
dan bumi.
E. Kegiatan Pembelajaran
KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan 1
Apersepsi
Motivasi
Pemberian Acuan
A = (Aksi Nyata)
Pertemuan 3
15 menit
Pendahuluan Orientasi
Apersepsi
Pemberian Acuan
A = (Aksi Nyata)
Pertemuan 4
A = (Aksi Nyata)
dengan kelompok
A = (Aksi Nyata)
F. Asesmen
Tugas proyek dan soal pilihan ganda (terlampir)
A. IDENTITAS DIRI
1. PENGERTIAN IDENTITAS DIRI
Identitas diri adalah proses menjadi seorang individu yang unik dengan peran
yang penting dalam hidup (Papalia, 2008), suatu kesadaran akan kesatuan dan
kesinambungan pribadi, serta keyakinan yang relatif stabil sepanjang rentang
kehidupan (Desmita, 2008), dan merupakan pengorganisasian dorongan-dorongan
(drives), kemampuan-kemampuan (abilities), keyakinan-keyakinan (beliefs), dan
pengalaman kedalam citra diri (image of self) yang konsisten yang meliputi kemampuan
memilih dan mengambil keputusan, baik menyangkut pekerjaan, orientasi seksual, dan
filsafah hidup (Woolfolk, dalam Yusuf, 2011). Bila seseorang telah memperoleh
identitas, maka ia akan menyadari ciri-ciri khas kepribadiaanya, seperti kesukuan atau
ketidaksukuannya, aspirasi, tujuan masa depan yang diantisipasi, perasaan bahwa ia
dapat dan harus mengatur orientasi hidupnya (Desmita, 2008).
1. Keluarga
Orang tua adalah sosok yang penting dalam perkembangan identitas remaja
(Santrock, 2003). Salah satu faktor yang berkaitan dengan perkembangan identitas
remaja adalah iklim keluarga. Iklim keluarga yang sehat, yaitu interaksi
sosioemosional diantara anggota keluarga (ibu-ayah, orang tua-anak, dan anak-
anak) sikap dan perlakuan orang tua terhadap anak berjalan dengan harmonis dan
penuh kasih sayang, remaja akan mampu mengembangkan identitasnya secara
realistik dan stabil (stabil). Sebaliknya, dengan iklim keluarga yang kurang sehat,
ramaja akan mengalami kegagalan dalam mencapai identitasnya secara matang,
mereka akan mengalami kebingungan, konflik atau frustasi (Yusuf, 2011).
2. Reference group
3. Significant other
Yaitu merupakan seorang yang sangat berarti, seperti sahabat, guru, kakak,
bintang olahraga atau bintang film atau siapapun yang dikagumi. Orang- orang
tersebut menjadi tokoh ideal (idola) karena mempunyai nilai-nilai ideal bagi remaja
dan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan identitas diri,
karena pada saat ini remaja giat-giatnya mencari model. Tokoh ideal tersebut
dijadikan model atau contoh dalam proses identifikasi. Remaja cenderung akan
menganut dan menginternalisasikan nilai-nilai yang ada pada idolanya tersebut ke
dalam dirinya. Sehingga remaja sering berperilaku seperti tokoh idealnya dengan
meniru sikap maupun perilakunya dan bahkan merasa seolah-olah menjadi seperti
mereka (Seotjiningsih, 2004).
Tabel 2.1
Empat Status Identitas dari Marcia
Status Identitas
Diffusion Foreclocure Moratorium Achievement
Eksplorasi (krisis) Tidak ada Tidak ada Ada Ada
Komitment Tidak ada Ada Tidak ada Ada
Periode dari masa Awal Pertengahan Pertengahan Akhir
remaja dimana status sering
terjadi
(Sumber: Desmita, 2008: 217)
1) Identity Diffusion/ Confusion
Merupakan istilah yang digunakan Marcia (Santrock, 2003). bagi remaja yang belum pernah
mengalami krisis (belum pernah mengksplorasi alternatif- alternatif yang berarti) atau membuat
suatu komitmen Menurut Santrock (2003) identitas disffusion/confussion merupakan suatu
kemunduran dalam perspektif waktu, inisiatif, dan kemampuan untuk mengkoordinasikan perilaku
dimasa kini dengan tujuan dimasa depan. Remaja dengan status ini yaitu remaja yang
mengalami kebingungan tentang siapa dirinya dan mau apa dalam hidupnya (Yusuf, 2011).
Selain itu, mereka juga menunjukkan karakteristik seperti, konsep diri yang kurang kuat,
menunjukkan tingkat kecemasan dan kategangan internal yang tinggi, dan tidak dapat
memperkirakan ciri atau sifat kepribadian yang dimilikinya (Santrock, 2007).
2) Identity Foreclocure
Merupakan istilah yang digunakan Marcia (Santrock, 2003) bagi remaja yang telah
membuat suatu komitmen, tetapi belum pernah mengalami krisis atau mengekspolorasi
alternatif-alternatif yang berarti. Remaja dengan status ini menerima pilihan orangtua
tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu (Yusuf, 2011).
3) Identity Moratorium
Merupakan istilah yang digunakan Marcia (Santrock, 2003) bagi remaja yang berada
dalam krisis (sedang mengeksplorasi alternatif-alternatif), namun tidak memiliki komitmen
sama sekali atau memiliki komitmen yang tidak terlalu jelas. Remaja dengan identitas
moratorium sering dianggap berada dalam krisis.
4) Identity Achiement
Merupakan istilah yang digunakan Marcia (Santrock, 2003) bagi remaja yang telah
melewati atau mengalami krisis (telah mengeksplorasi alternatif- alternatif yang berarti)
dan telah membuat suatu komitmen. Remaja dengan status ini memiliki perasaan stabil
karena telah melakukan eksplorasi dan menemukan identitas dirinya (Seotijiningsih,
2004)
MATERI 2
A. Dukungan Sosial
Menurut Cutrona ( 2000 ) bahwa sumber –sumber dari dukungan sosial ada lima yaitu
:
1. Sumber informasi yaitu keluarga, teman dan tetangga.
2. Sumber formal yaitu tenaga profesioal dan lembaga
3. Sumber semi - formal yaitu dukungan dari kelompok - kelompok yang ada di
lingkungan seseorang
4. Jaringan informal seperti orang tua-orang tua yang mempunyai anak.
5. Sumber lain yang berminat pada dukungan sosial
Dukungan sosial yang kita terima dapat bersumber dari berbagai pihak. Kahn &
Antonouci ( dalam Ormrod, 2007 ) membagi sumber-sumber dukungan sosial menjadi 3
bagian yaitu :
a.Sumber dukungan sosial yang berasal dari orang – orang yang selalu ada sepanjang
hidupnya, yang selalu bersama dengannya dan mendukungnya. Misalnya keluarga dekat,
pasangan (suami/istri) atau temah dekat.
b.Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sedikit berperan dalam
hidupnya dan cenderung mengalami perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini
meliputi teman kerja, sanak keluarga dan teman sepergaulan.
c. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sangat jarang memberi
dukungan dan memiliki peran yang sangat cepat berubah. Meliputi dokter, tenaga ahli, atau
tenaga profesional dan keluarga jauh
Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sumber dukungan sosial
ada dua yaitu sumber dukungan yang berasal dari tenaga profesional ( oarng-orang yang ahli
dibidangnya) dan tenaga non profesioanl ( orang-orang yang dekat dengan diri individu
tersebut).
3. Aspek Pendukung Sosial
MATERI 3
3. asal 28 berbunyi Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.”
4. Pasal 29 Ayat (2) berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.”
5. Pasal 30 Ayat (1) berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”
6. Pasal 31 berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.”
7. Pasal 33 Ayat (1) berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
asas kekeluargaan.”
8. Pasal 33 Ayat (2) berbunyi “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.”
9. Pasal 33 Ayat (3) berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
10. Pasal 33 Ayat (4) berbunyi “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional.”
11. Pasal 34 Ayat (1) berbunyi “ Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.”
12. Banyak sekali kan pasal yang membahas tentang hak di negara kita. Inilah yang
menggambarkan bagaimana negara bertanggung jawab dalam melindungi warga negaranya
dan itulah pentingnya bagaimana status kewarganegaraan seseorang sehingga Ia
memperoleh hak dan kewajibannya. Selain dalam UUD NRI Tahun 1945, hak juga dibahas
diperaturan-peraturan lainnya yaitu UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Setelah mengetahui
tentang hak sebagai warga negara maka akan ada kewajiban- kewajiban yang harus
dilaksanakan dengan tanggung jawab. Menurut KBBI, kewajiban adalah sesuatu
yang diwajibkan, yang harus dilaksanakan; pekerjaan, tugas menurut hukum; segala
sesuatu yang menjadi tugas manusia. Jadi, hak dan kewajiban warga negara berarti
kekuasaan yang benar atas sesuatu dan harus dilakukan oleh penduduk sebuah negara.
Adapun pasal-pasal di UUD NRI Tahun 1945 yang berisi tentang kewajiban warga negara
antara lain adalah sebagai berikut;
1. Pasal 27 ayat (1) berbunyi “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum pemerintahan setiap warga negara
berkewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
2. Pasal 27 ayat (3) berbunyi “Setiap warga negara berkewajiban untuk ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.”
3. Pasal 28J ayat (1) berbunyi “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Pasal 28J ayat (2) berbunyi “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib
tunduk pada kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan peritimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokrastis.”
5. Berdasarkan pasal 30 ayat (1) berbunyi “Setiap warga negara berkewajiban untuk ikut serta
dalam usaha pertahanan serta keamanan negara.
MATERI 4
Salah satu ciri manusia adalah selalu hidup bersama manusia lainnya. Kehidupan manusia
sejak lahir di dunia sampai akhir hayat dikandung badan, terlibat di dalam interaksi sosial. Pada
saat masih bayi terlibat interaksi terutama dengan ibu atau pengasuhnya. Setelah besar terlibat
interaksi dengan tetangga, teman-teman sepermainan dan teman-teman sekolah. Setelah
dewasa terlibat interaksi dengan teman-teman seprofesi dan seterusnya. Sangat sulit
menemukan manusia yang menyendiri tanpa melakukan interaksi dengan manusia lain.
Pada dasarnya manusia selalu ingin berkumpul dengan manusia lain, selalu ingin
bertemu, berbicara atau ingin melakukan kegiatan-kegiatan lain dengan manusia. Melalui
pergaulannya dimasyarakat, manusia terbentuk sebagai makhluk sosial. Manusia disebut
makhluk sosial, karena ia memiliki gregariuosness yaitu suatu naluri untuk selalu hidup dengan
orang lain. Misalnya saja, nasi yang kita makan sehari – hari merupakan hasil kerja keras para
petani, rumah yang menjadi tempat tinggal kita merupakan hasil dari kerjasama para pekerja
bangunan atau mungkin tetangga kita yang sudah membantu untuk mendirikan rumah.
Dengan demikian manusia harus berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat.
Bertemunya seseorang dengan orang lain atau kelompok lainnya, kemudian mereka saling
berbicara, bekerja sama, dan seterusnya untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan itu dapat
dikatakan sebagai proses interaksi sosial. Apa sebenarnya interaksi sosial itu? Perhatikan
gambar 2.1. berikut ini !
MATERI 5
Masalah Sosial dan Sifat-sifatnya
Dalam pengertian sehari-hari yang dimaksud dengan “masalah” adalah suatu hambatan
yang dialami dan membutuhkan pemecahan dengan cara yang benar dan tepat. Beberapa
pendapat juga mengatakan bahwa masalah merupakan kesenjangan antara kondisi yang
diharapkan dan kenyataan yang dihadapi. Lihatlah gambar berikut ini.
} Kesenjangan (masalah)
Kondisi yang diharapkan
Gambar 1.2.
Dari gambaran yang sederhana ini jelas bahwa semua orang, tanpa kecuali, selalu
menghadapi masalah. Tetapi apakah suatu masalah yang dihadapi oleh seseorang itu
merupakan masalah sosial? Tentu saja tidak. Untuk itu, uraian berikut akan memberikan
gambaran kepada Anda mengenai perbedaan tersebut.
B. MASALAH PERSONAL
Masalah yang diuraikan di atas bukanlah masalah sosial. Mills (1959) juga Sulivan dan
Thompson (1988), menyebutnya sebagai masalah personal (personal problems) dan ini
berbeda dengan masalah sosial (social problems). Masalah personal (personal problems)
adalah suatu kondisi yang menghambat seorang individu sehingga terganggu atau bahkan
tidak dapat menjalankan peranannya dengan baik. Misalnya, seorang anak yang kecanduan
narkotik akan terganggu bahkan tidak akan dapat menjalankan peran utamanya, yaitu
belajar mempersiapkan masa depannya. Hambatan yang dialami anak itu dengan sendirinya
akan mempengaruhi lingkungan terdekatnya, seperti keluarga. Jika seorang anak dalam satu
keluarga menjadi kecanduan narkotik maka tidak hanya anak itu yang akan terganggu, tetapi
seluruh keluarganya juga akan terganggu sehingga keluarga itu tidak akan dapat menjalankan
roda kehidupannya sesuai dengan norma-norma yang mereka anut. Keadaan seperti itu akan
memaksa mereka melakukan penyimpangan-penyimpangan dari norma yang mereka anut dan
junjung tinggi dalam mencapai tujuan hidupnya. Mungkin mereka dalam keadaan- keadaan
tertentu terpaksa berbohong atau menipu, untuk memenuhi kebutuhan anak yang kecanduan
itu, suatu tindakan yang dalam keadaan biasa tidak akan mereka lakukan. Ini merupakan ciri
yang menonjol dari masalah, yaitu selalu membawa pada keadaan yang memaksakan
penyimpangan dari nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh orang yang mengalaminya
C. MASALAH SOSIAL
Pembedaan antara masalah personal dengan keresahan umum, menurut Mills (1959),
memperlihatkan dimensi yang menjadi ciri khas masalah sosial, dan yang membedakannya
dengan masalah personal. Paling tidak ada 3 dimensi yang dapat dilihat dari penjelasan itu,
yang memberi ciri sosial kepada suatu masalah sehingga memenuhi kriteria untuk disebut
sebagai masalah sosial. Tanpa 3 dimensi itu suatu masalah tidak dapat memenuhi kriteria
sosial. Pertama, keresahan itu mencerminkan bahwa masalah itu terkait dengan kesadaran
moral anggota-anggota masyarakat. Kedua, keresahan umum juga berarti bahwa dalam
masyarakat itu telah mulai terbentuk persamaan persepsi terhadap ancaman yang ditimbulkan
oleh adanya masalah. Ancaman terhadap kestabilan dan keadaan normal, serta terhadap nilai-
nilai moral masyarakat. Masalah sosial selalu terkait dengan kestabilan dan keadaan normal
masyarakat itu. Masalah sosial juga selalu terkait dengan nilai-nilai dan harapan-harapan luhur
bersama dari masyarakat. Dan ketiga adalah mulai berkembangnya kesadaran bahwa masalah
ini tidak dapat diatasi sendiri-sendiri, tetapi harus dilakukan dengan menggalang kerja sama
di antara anggota-anggota masyarakat yang mengalaminya. Ketiga dimensi itu terlihat dari
definisi masalah sosial yang dirumuskan oleh oleh Rubington dan Weinberg (1989), yang
menyatakan sebagai berikut.
Masalah sosial adalah suatu kondisi yang dinyatakan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang
dianut oleh sebagian warga, yang sepakat bahwa suatu kegiatan bersama diperlukan untuk
mengubah kondisi itu.
Definisi di atas memperlihatkan beberapa elemen menarik yang menunjukkan sifat dari
masalah sosial. Dengan memahami secara mendalam sifat-sifat itu akan terlihat secara jelas
ciri khas masalah sosial yang membedakannya dengan masalah-masalah lainnya, seperti
masalah psikologis, masalah politik, dan masalah ekonomi.
Dalam bukunya, Abdul Syani mengatakan bahwa masalah sosial memiliki dua penyebab, yaitu:
1. terjadinya disorganisasi di dalam masyarakat, seperti terjadi keresahan, dan pertentangan
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat;
2. adanya ketidakmampuan dalam berhadapan dengan inovasi, seperti ketidakmampuan
dalam menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Lebih lanjut ia mengatakan bahwa masalah sosial merupakan masalah yang saling terkait
antara satu gejala dengan gejala yang lain. Dari titik inilah kehadiran sosiologi adalah mencari
keterkaitan antar gejala yang ada, dan terutama mencari sebab-sebab timbulnya masalah dan
bukannya menekankan pada pemecahan masalah yang ada, yang merupakan bagian dari
pekerja sosial.
Masalah sosial dapat dibedakan dengan masalah kesejahteraan sosial. Masalah kesejahteraan
sosial merupakan bagian dari masalah sosial. Sebagai ilustrasi, kemiskinan merupakan masalah
utama yang terbentang dalam domain masalah sosial dan masalah kesejahteraan sosial.
Namun, secara khusus masalah kemiskinan, kemudian menyentuh dimensi kesejahteraan
sosial, seperti fakir miskin, orang dengan kecacatan (ODK), anak dan lansia telantar, dan
rumah tidak layak huni. Populasi yang mengalami problema ini dikenal dengan istilah
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) atau Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan
Sosial (PPKS) (Gambar 1.1).
Sejalan dengan ide tersebut maka respons terhadap masalah tersebut juga dapat
dibedakan meskipun sangat bersinggungan. Penanganan masalah sosial dilakukan melalui
strategi pembangunan sosial. Sedangkan pembangunan kesejahteraan sosial sejatinya lebih
difokuskan pada penanganan masalah kesejahteraan sosial. Peran yang dimainkan berbagai
profesi juga tentunya akan berlainan. Gambar 1.2 memperlihatkan bahwa peran pekerja sosial
lebih dominan dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Sedangkan profesi lainnya, peranan
dominannya adalah dalam domain khasnya masing-masing. Misalnya, guru dalam domain
pendidikan dan dokter dalam bidang kesehatan.
Kembali pada contoh kasus yang kita miliki maka kecanduan narkotika yang pada awalnya
merupakan masalah personal, kemudian menjadi keresahan umum, kini menjadi masalah sosial.
Kecanduan narkotika yang diikuti dengan tindakan-tindakan yang dianggap melanggar norma
yang berlaku di masyarakat, pada akhirnya menimbulkan kesamaan persepsi di antara anggota
masyarakat. Masyarakat menganggap bahwa kejadian itu merupakan suatu ancaman bagi
kestabilan keadaan normal yang selama ini berlaku, dan di antara anggota masyarakat itu
sudah tercipta satu kesadaran bahwa mereka harus melakukan satu tindakan yang harus
dilakukan secara bersama-sama dan mendapat dukungan dari semua anggota masyarakat.
MATERI 6
Faktor Penyebab dan Solusi Permasalahan Sosial
Indonesia telah merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945 dan dari saat itulah bangsa
Indonesia memulai pembangunan yang sebenarnya. Tujuan dari pembangunan yaitu tidak lain
adalah menyejahterakan rakyat atau menjadi lebih baik dari sebelumnya. Indonesia terdiri dari
pulau-pulau besar maupun kecil yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dan terdiri dari
bermacam-macam suku dan kebudayaan. Tidaklah mudah bangsa Indonesia melaksanakan
pembangunan dengan keadaan yang beranekaragam. Tentu pembangunan tersebut harus
disesuaikan dengan keadaan wilayah dimana pembangunan itu dilaksanakan. Penduduk
Indonesia berjumlah 200 juta jiwa lebih, kekayaan alam melimpah ruah yang terbentang
diseluruh nusantara. Hal ini merupakan suatu modal yang sangat penting bagi pelaksanaan
pembangunan di Indonesia.
Sumber daya manusia di Indonesia sangatlah besar dan sangat mendukung keberhasilan
pembangunan. Rakyat Indonesia belum merasa sejahtera meskipun sumber daya alam yang
dimilki bangsa sangat besar. Sepertinya tujuan-tujuan pembangunan belum tercapai dan masih
banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pembangunan juga belum
merata diseluruh pelosok tanah air, masih banyak daerah-daerah terutama diluar Jawa yang
membutuhkan perbaikan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Pembangunan memeng perlu
tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Tahapan
pembangunan itu sendiri dibedakan menjadi tiga jangka waktu yaitu jangka panjang, jangka
menengah, dan tahunan. Maka dengan demikian jika pembangunan akan dilaksanakan perlu
ditinjau terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pembangunan itu termasuk jangka panjang,
menengah atau tahunan. Sehingga pembangunan itu dapat dilaksanakan dengan biaya yang
seminimal mungkin dan mendapat hasil yang semaksimal mungkin.
PERMASALAHAN Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia mempunyai sumber daya alam
dan sumber daya manusia yang sangat besar, tetapi pelaksanan pembanunan belum bisa
maksimal atau dapat dikatakan gagal. Tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan
pembangunan di Indonesia? Pemerintah tidak tinggal diam dalam melihat hal ini. Apa solusi
yang tepat agar pembangunan di Indonesia dapat berjalan dengan lancar dan tujuan-tujuan
pembangunan dapat tercapai? PEMBAHASAN Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia
Pembangunan merupakan proses perubahan yang berangkat dari situasi nasional tertentu untuk
mencapai kondisi nasional yang lain yang lebih baik. Sejak awal pembangunan kita bersepakat
untuk memanusiawikan pembangunan kita. Kita tidak ingin menjadi manusia mesin tanpa jiwa
dan kalbu, dan sekedar menjadi masyarakat teknologis. Masyarakat maju dan mandiri di
Indonesia yang diinginkan dan dikehendaki rakyat dan bangsa bukanlah masyarakat modern
sekuler tanpa kendali agama dan moral.
Kita tidak ingin terjebak dan terperosok kedalam penderitaan dan kesalahan bangsa lain
dalam pembangunan masa depan yang diinginkan rakyat Indonesia adalah masyarakat yang
berkeseimbangan kesejahteraan lahir dan batin. Kegagalan Pembangunan di Indonesia Krisis
sosial yang melanda Indonesia sejak 1997 hingga saat ini bukan terjadi begitu saja, melainkan
suatu proses panjang yang melibatkan seluruh stake holders. Dapat dikatakan, krisis
multidimensi yang terjadi hingga saat ini merupakan wujud nyata dari kegagalan pembangunan.
Puncak krisis adalah terjadinya kerusuhan 1998 yang disusul dengan mundurnya Presiden
Soeharto. Kegagalan pembangunan tidak hanya disebabkan oleh karut-marutnya pelaksanaan
pembangunan di lapangan, melainkan dimulai dari hulunya. Geografi Indonesia sangat luas dan
terdiri dari ribuan pulau dengan sarana komunikasi dan pengangkutan yang belum sempurna.
Hal ini mengakibatkan banyaknya hambatan dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia.
Kemudian keadaan rakyat, yang menjadi sarana penerangan dan penyuluhan, masih sangat
heterogen dengan kondisi sosial ekonomi dan tingkat pendidikan serta kecerdasan yang masih
sangat terbatas. Keterikatan sebagian besar rakyat pada tradisi dan kondisi lingkungan juga
merupakan hambatan untuk mengadakan pembaharuan dalam pandangan maupun sikap
hidupnya. Jika kita menyoroti tentang sumber daya manusia yang ada, dapat dikatakan bahwa
sebenarnya Indonesia memiliki sumber daya manusia yang sangat besar, tetapi kualitas
SDMnya tidak sesuai yang diharapkan. Hal ini juga dapat menghambat pelaksanaan
pembangunan. Seperti yang kita lihat, tenaga-tenaga ahli kebanyakan didatangkan dari luar
negeri. Kemudian masalah sumber daya alam, Sebenarnya bangsa kita memiliki sumber daya
alam yang sangat besar, tetapi kita tidak bisa mengolahnya sehingga harus mengadakan
kerjasama dengan perusahaan dari luar negeri. Dengan demikian, sumber daya alam yang
seharusnya bisa kita manfaatkan untuk kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya tidak bisa
maksimal karena harus berbagi keuntungan dengan pihak kedua. Kegagalan atau keberhasilan
pembangunan sangat tergantung dari pihak pelaksana (pemerintah dan masyarakat).
Pemerintah dalam merealisasikan suatu kebijakan harus mendapat dukungan dari rakyatnya,
karena tanpa dukungan dari masyarakat suatu kebijakan tidak dapat berjalan dengan lancar.
Kemudian orang-orang yang duduk di kursi pemerintahan juga sangat menentukan kelacaran
pembangunan, yaitu moral yang dimiliki oleh para pejabat. Sebagai contoh banyak para pejabat
yang melakukan korupsi, sehingga dana-dana yang sebenarnya untuk pembangunan, sebagian
masuk kantong para pejabat. Hal tersebut tidak kita sadari dapat menyebabkan ketidaklancaran
pembangunan.
Gagasan Mengatasi Kegagalan Pembangunan Setelah kita mengetahui beberapa hal yang
menyebabkan kegagalan pembangunan maka dapat diuraikan beberapa solusi yang mungkin
dapat memperlancar pembangunan. Pertama penerangan pembangunan, yaitu upaya
menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan melalui kegiatan penerangan pembangunan
bertujuan untuk menciptakan kondisi sosial kultural yang mantap dan dinamis, sehingga setiap
warga mau dan mampu mengembangkan potensi manusiawanya secara optimal. Secara garis
besar, tujuan penerangan pembangunan adalah secara kuatitatif mampu menjangkau
masyarakat seluas mungkin dan secara kualitatif mampu menumbuhkan dan membina
kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Kedua, penyuluhan
pembangunan yaitu suatu sistem pendidikan diluar sekolah untuk anggota masyarakat.
Sasaran penyuluhan adalah manusia. Penyuluhan bertujuan adalah untuk mewujudkan
keadaan yang memungkinkan masyarakat berproduksi lebih baik, melakukan usaha yang lebih
menguntungkan, dan hidup lebih sejahtera baik materi maupun spirit. Berdasarkan pengalama,
untuk lebih berhasilnya pembangunan, maka fungsi penyuluhan oleh instansi terkait selalu
ditangani secara khusus selain fungsi pengaturan dan pelayanan. Dalam konteks ini penyuluhan
berfungsi sebagai faktor penunjang pembangunan. Ketiga, apresiasi keadaan yaitu dalam
rangka mengembangkan peranan dan kegiatan penyuluhan, maka apresiasi keadaan
masyarakat perlu dilakukan dengan cermat. Ada beberapa langkah apresiasi kondisi masyarakat
yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan: v Jangkauan media
massa terhadap khalayak yang herterogen masih perlu ditingkatkan. Sebagai contoh, RRI dan
TVRI yang mempunyai stasiun penyiaran atau produksi, baik yang stasioner maupun keliling di
seluruh Indonesia, seharusnya dapat menjangkau seluruh pelosok tanah air termasuk desa-
desa. Hasil penelitian ternyata menunjukkan bahwa di berbagai tempat siaran RRI dan TVRI
kurang atau tidak dapat diterima khalayak dengan jelas. Tujuan menggerakkan partisipasi
masyarakat dalam proses pembangunan melalui ide-ide pembaharuan dan perubahan bidang
ekonomi, politik, dan sosial dalam masyarakat tidak selalu mudah diterima, kecuali apabila
masyarakat mengerti dan menyadari betul mengenai manfaat yang akan diperoleh dari hasil
pembaharuan tersebut.
Laju komunikasi dalam masyarakat desa akan dapat berjalan dengan lancar apabila dalam
komunikasi ada pengertian yang benar dan menggunakan bahasa yang sama, sederhana, dan
mudah dimengerti.
Pada umumnya, pemimpin setempat menyampaikan pesan pembaruan kepada rakyat
melalui media komunikasi tatap muka atau antarpribadi. Dengan demikian, opini leader
setempat memegang peranan penting dalam komunikasi di daerah pedesaan. Disamping ketiga
gagasan tersebut dapat juga dengan memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Menanamkan
moral yang baik sejak dini sangat penting bagi generasi yang akan datang. Perbaikan mutu
pendidika tersebut bertujuan meningkatkan mutu sumber daya manusia agar dimasa yang akan
datang bangsa kita tidak perlu mendatangkan ahli-ahli dari luar negeri. Penanaman moral yang
baik sejak dini bertujuan untuk meningkatkan mutu budi pekerti yang baik, jujur, dan
bertanggungjawab bagi generasi yang akan datang.
Penutup Kesimpulan Pembangunan sangat dipengaruhi oleh para pelaksana pembangunan,
yaitu pemerintah dan warga masyarakat (berupa dukungan kepada kebijakan pemerintah).
Komunikasi juga menentukan berhasil tidaknya pembangunan, baik komunikasi melalui media
massa maupun secara langsung oleh para pemimpin setempat. Adanya kerjasama antara
pemerintah dengan masyarakat harus diciptakan agar pembangunan dapat berjalan dengan
lancar dan mencapai hasil yang maksimal. Saran Untuk menagatasi kegagalan pembangunan
yang dialami oleh bangsa Indonesia diperlukan evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan yang
telag ditetapkan, dengan tujuan kedepannya agar lebih baik dan membawa manfaat bagi
masyarakat luas. Kemudian memajukan pendidikan nasional sedini mungkin agar muncul
generasi-generasi muda yang berkualitas baik secara moral dan pola pikir yang maju.
LAMPIRAN 2
LEMBAR
PESERA DIDIK
LEMBAR
PESERA DIDIK
LEMBAR KERJA
PESERA DIDIK
A. Coba kalian perhatikan isi dari pasal-pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 tentang hak dan
kewajiban dibawah ini, tuliskan makna dari isi pasal tersebut dan berikan contoh
pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.
2. Dibawah ini yang merupakan hak untuk melakukan upaya hukum guna melawan atau
menggugat keputusan-keputusan warga yang dinilai merugikan hak konstitusional
warga negara yang bersangkutan adalah ....
A. Mendapatkan pendidikan dan membela negara
B. Mendirikan partai politik
C. Mendaftarkan diri menjadi calon legislatif
D. Menjadi anggota TNI/Polisi
E. Mengajukan kasasi
3. “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”
Merupakan isi dalam UUD NRI Tahun 1945 Pasal ....
A. Pasal 27 ayat 2
B. Pasal 27 ayat 3
C. Pasal 28
D. Pasal 29 ayat 2
E. Pasal 30 ayat 1
5. Berikut ini adalah pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 yang membahas tentang
kewajiban warga negara adalah ....
A. Pasal 27
B. Pasal 28
C. Pasal 28J ayat 1
D. Pasal 33 ayat 3
E. Pasal 34 ayat 1
Pembahasan soal :
1. Sudah jelas UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
2. Hak untuk melakukan upaya hukum guna melawan atau menggugat keputusan- keputusan
warga yang dinilai merugikan hak konstitusional warga negara yang bersangkutan. Contohnya
setelah adanya keputusan kemudian mengajukan banding dipengadilan, pengajuan kasasi ke
Mahkamah Agung dan lain sebagainya.
3. Sudah jelas Pasal 27 Ayat (3) berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.”
4. Sesuai dengan isi Pasal 33 Ayat (4) berbunyi “Perekonomian nasional diselenggarakan
berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.”
5. Pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 yang membahas tentang kewajiban warga negara adalah
pasal 27 ayat (1), Pasal 27 ayat (3), Pasal 28J ayat (1), Pasal 28J ayat (2) dan pasal 30 ayat
(1).
LEMBAR KERJA
A. Cara Kerja
1. Bentuk kelompok 5-6 kelompok
2. Jawablah bahan diskusi berikut bersama kelompok masing-masing!
3. Setiap kelompok membagi kelompoknya menjadi 2 sub kelompok, subkelompok tetap
tinggal dalam kelompok untuk menerima tamu, dan subkelompok 2 sebagai kelompok
yang berkunjung ke kelompok lain.
B. Bahan Diskusi
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang tepat!
1. jelaskan pengertian interaksi sosial!
2. sebutkan 2 syarat interaksi sosial!
3. sebutkan 4 faktor terjadinya proses interaksi social!
4. sebutkan 4 ciri-ciri interaksi sosial!
5. sebutkan 3 jenis aturan interaksi sosial!
3
1.2 Menganalisis 1. menjelaskan Uraian 5
interaksi sosial Interaksi pengertian interaksi
dalam ruang Sosial Dan sosial
dan Lembaga 2. menyebutkan 2
pengaruhnya Sosial syarat interaksi sosial
terhadap 3. menyebutkan 4
kehidupan faktor terjadinya proses
sosial, ekonomi, interaksi sosial
dan budaya 4. menyebutkan 4 ciri-
dalam nilai dan ciri interaksi sosial
norma, serta 5. menyebutkan 3 jenis
kelembagaan aturan interaksi sosial
sosial budaya.
2) Pandangan Sosiologi dalam mengkaji masalah sosial lebih menekankan pada ....
A. sebab-sebab munculnya masalah sosial
B. pemecahan masalah sosial
C. akibat yang akan ditimbulkan
D. pelaku (aktor) utamanya
3) Suatu isu dapat berubah menjadi masalah sosial, hal ini merupakan penjelasan tentang butir-
butir penting dalam masalah sosial, yang menggambarkan ....
A. sebagian berarti warga
B. tidak sesuai dengan nilai
C. adanya suatu kegiatan bersama
D. suatu kondisi yang dinyatakan
4) Sikap pasrah yang sering disebut sebagai berkebudayaan kemiskinan, merupakan penjelasan
tentang butir-butir penting dalam masalah sosial, yang menggambarkan ....
A. sebagian berarti warga
B. tidak sesuai dengan nilai
C. adanya suatu kegiatan bersama
D. suatu kondisi yang dinyatakan
5) Masalah sosial berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga sosial. Ini
dapat diartikan bahwa masalah sosial itu ....
A. hanya menunjuk pada tata kelakuan yang menyimpang
B. bisa mencerminkan ukuran-ukuran umum tentang moral
C. akan selesai dengan sendirinya
D. merupakan suatu kondisi yang dinyatakan
7) Ukuran-ukuran yang digunakan sosiologi dalam melihat masalah sosial, kecuali ....
A. sumber-sumber sosial
B. manifest social problem
C. kriteria utama
D. pelaku utamanya
8) Latent social problem bisa diartikan sebagai suatu kejadian yang ....
A. berlawanan dengan norma, namun tetap diterima apa adanya
B. sesuai dengan norma sehingga diterima apa adanya
C. berlawanan dengan norma sehingga harus dihilangkan
D. sesuai dengan norma, namun harus dihilangkan
9) Manifest social problem bisa diartikan sebagai suatu kejadian yang ....
A. berlawanan dengan norma, namun tetap diterima apa adanya
B. sesuai dengan norma sehingga diterima apa adanya
C. berlawanan dengan norma sehingga harus dihilangkan
D. sesuai dengan norma, namun harus dihilangkan
10)Ukuran yang digunakan dalam sosiologi menegaskan bahwa sumber masalah sosial ...
A. hanya berasal dari alam saja
B. bisa berasal dari alam
C. harus berasal dari alam
D. tidak bisa berasal dari alam
KUNCI JAWABAN
LEMBAR EVALUASI
PESERA DIDIK
Permasalahan :
Pada permasalahan di atas, faktor apa yang dapat menyebabkan hal itu dapat terjadi?
LAMPIRAN 3
Glosarium
Problem management : kemampuan mengendalikan masalah.
Masalah : suatu hambatan yang dialami dan membutuhkan pemecahan
dengan cara yang benar dan tepat.
: kesenjangan antara kondisi yang diharapkan dan kenyataan yang
dihadapi.
Masalah personal : suatu kondisi yang menghambat seorang individu sehingga
terganggu atau bahkan tidak dapat menjalankan peranannya
dengan baik.
Keresahan umum : masalah yang telah berpengaruh secara luas, dan menjadi bahan
perdebatan umum. Merupakan suatu tahap yang dengan jelas
memperlihatkan dimensi sosial dari suatu masalah.
Masalah sosial : suatu kondisi yang dinyatakan tidak sesuai dengan nilai- nilai
yang dianut oleh sebagian warga, yang sepakat bahwa suatu
kegiatan bersama diperlukan untuk mengubah kondisi itu.
Budaya kemiskinan : melihat kondisi kemiskinan sebagai sesuatu yang wajar, dan
dianggap berada di luar kemampuan untuk memperbaikinya.
Manifest social : suatu kejadian yang dianggap salah oleh masyarakat.
problem
Latent social problem : suatu kejadian yang dinilai berlawanan dengan aturan dan norma
yang ada, namun tetap diterima dan dianggap bukan suatu
masalah sosial.
Masalah sosial primer : kondisi sosial yang sangat berpengaruh yang dapat membawa
akibat kerusakan ganda terhadap masyarakat.
Masalahsosial : kondisi yang berbahaya yang terutama disebabkan oleh masalah
sekunder sosial yang sangat berpengaruh yang selanjutnya dapat
menyebabkan timbulnya masalah-masalah lain.
Masalah sosial tersier : kondisi yang berbahaya yang langsung atau tidak langsung
merupakan akibat dari masalah yang lebih dominan.
Kondisi perlu : suatu kondisi yang merupakan penyebab utama dari suatu
kejadian, yang keberadaannya sangat berpengaruh pada
kejadian lain.
Kondisi cukup : suatu kondisi yang merupakan penyebab lain dari suatu
kejadian, yang keberadaannya tidak mutlak berpengaruh pada
kejadian lain.
LAMPIRAN 4
Daftar Pustaka
Baker, P.J., Louis E.A, Dean S.D (1993). Social Problems: A Critical Thinking Approach.
California, USA: Wadsworth Publishing Company.
Poloma, M.M. (1987). Sosiologi Kontemporer. (Terjemahan). Jakarta: Rajawali Press.
Sullivan, T. dan Thomson, K.S. (1988). Introduction to Social Problems, New York, USA:
Macmillan Publishing Company.
LAMPIRAN 5
Aspek
Indikator
Pengamatan
1. Terlibat aktif dalam kerjasama diskusi kelompok
2. Menyelesaikan tugas sesuai dengan pembagian tugas kelompok
Bergotongroyong 3. Bersedia membantu anggota kelompok lain yang mengalami
kesulitan
4. Menghargai hasil kerja anggota kelompok
1. Mengemukakan ide/pendapatnya benar
2. Menyampaikan pendapatnya secara sistematik
Bernalarkritis 3. Sopan dalam menyampaikan pendapat
4. Mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik
Keterangan Skor:
4 = jika 4 indikator yang terlihat
3 = jika 3 indikatoryang terlihat
2 = jika 2 indikator yang terlihat
1 = jika 1 indikator yang terlihat
Kriteria Nilai :
A = 80-100 = BAIK SEKALI
B = 70 – 79 = BAIK
C = 60 – 69 = CUKUP
D = < 60 = KURANG
Nilai Akhir =
b. Rubrik penilaian ketrampilan menyusun makalah
Kategori
Aspek
1 2 3 4
c.
d. Lembar pengamatan kegiatan presentasi kelompok
Kelengkapan Kemampuan Skor Nilai
materi Format presentasi Total Akhir
No. Nama Kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Nilai Akhir =
Keterangan Skor:
2 = jika 4 indikator yang terlihat
3 = jika 3 indikator yang terlihat
2 = jika 2 indikator yang terlihat
1 = jika 1 indikator yang terlihat
Kriteria Nilai :
A = 80-100 = BAIK SEKALI
B = 70 – 79 = BAIK
C = 60 – 69 = CUKUP
D = < 60 = KURANG
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL DISKUSI
INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK
Aspek Belum Kompeten (0- Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten
6) (10)
Proses Peserta didik tidak terlibat Peserta didik terlibat dalam Peserta didik terlibat dalam Peserta didik terlibat
percobaan dalam percobaan percobaan pengukuran percobaan pengukuran dalam percobaan
pengukuran pengukuran namun kurang aktif secara aktif tetapi menutup pengukuran secaraaktif
diri untuk diskusi dan terbuka untuk
diskusi
Proses Peserta didik tidakmampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
presentasi hasil mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil mempresentasikanhasil mempresentasikan hasil
percobaan percobaan namun dengan percobaan dengan sikap percobaan n dengan
sikap yang kurang baik yang baik namun tidak sikap yang baik dan
mampu mampu
berdiskusi berdiskusi
Hasil Peserta didiktidak Peserta didik kurang mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
penyusunan menyusun laporan mengidentifikasi mengidentifikasi mengidentifikasi
laporan percobaan permasalahan dan kurang permasalahan tetapi tidak permasalahan dan
percobaan mampu menyusun laporan mampu menyusun laporan menyusun laporan
percobaan dengan baik percobaan dengan baikatau percobaan dengan baik
sebaliknya
Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remidiasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten
Buatlah Analisa dari permasalahan berikut ini: