Anda di halaman 1dari 60

PROJEK IPAS

“ INTERAKSI SOSIAL DAN DINAMIKA SOSIAL”

ANIK HARIYANTI, S. Pd.

SMK NEGERI 1 PEDAN


MODUL AJAR 6 I. INFORMASI UMUM :
A. Identitas Modul
Nama Penyusun : Anik Hariyanti, S.Pd
Nama Sekolah : SMK Negeri 1 Pedan
Tahun Penyusunan : 2022
Jenjang Sekolah : Sekolah Menengah Kejuruan
Alokasi Waktu : 1620 menit (6 pertemuan @6x45’)
Elemen : Menjelaskan fenomena secara ilmiah
Capaian Pembelajaran : Peserta didik menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi di
lingkungan sekitarnya dilihat dari berbagai aspek
B. Kompetensi Awal
Peserta Didik telah memiliki pengetahuan awal tentang : Memahami pengertian jati diri
C. Profil Pelajar Pancasila
Setelah mengikuti pembelajaran ini, Profil Pelajar Pancasila yang diharapkan muncul pada
peserta didik adalah : Peserta didik akan mengembangkan kemampuan bernalar kritis dan
mandiri dalam menyelesaikan masalah
D. Sarana & Prasarana
Sarana & Prasarana yang dibutuhkan pada saat belajar dengan modul ini antara lain :
- Laptop / HP
- Internet
- LKPD
- Alat tulis
E. Target Peserta Didik
- Peserta didik reguler/tipikal :75%
- Peserta didik dengan kesulitan belajar : 15%
- Peserta didik dengan pencapaian tinggi :10%
F. Model Pembelajaran yang Digunakan
Discovery Learning secara tatap muka dan pembelajaran daring

II.KOMPONEN INTI :
A. Tujuan Pembelajaran
- Peserta didik mengemukakan jatidiri melalui refleksi individu dengan menggunakan
kata-katanya sendiri (pertemuan 1)
- Peserta didik dapat mengidentifikasi peran diri di lingkungan sekitar melalui refleksi
diri (pertemuan 2)
- Peserta didik dapat menerapkan kedudukan dan peran diri sebagai warga negara
Indonesia dan bagian dari warga dunia melalui simulasi. (pertemuan 3)
- Peserta didik menganalisis interaksi individu dengan kelompok di lingkungan institusi
sosial melalui pengamatan. (pertemuan 4)
- Peserta didik mengidentifikasi dinamika /problematika sosial melalui pengamatan
lingkungan. (pertemuan 5)
- Peserta didik menganalisis faktor penyebab dan solusi untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan melalui studi literasi. (pertemuan 6)
B. Pemahaman Bermakna
Setelah mengikuti pembelajaran peserta didik diharapkan dapat mengetahui faktor
penyebab dan solusi untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan bagi kemaslahatan
manusia dan bumi.
C. Pertanyaan Pemantik
1. Apakah kamu dapat mengungkapkan jatidirimu sendiri?
2. Bagaimana mengidentifikasi peran diri di lingkungan sekitar?
3. Bagaimana penerapan kedudukan dan peran diri sebagai warga negara Indonesia?
D. Persiapan Pembelajaran
1. Guru membuat presentasi tentang interaksi, komunikasi, sosialisasi, institusi sosial, dan
dinamika sosial.
2. Guru memberikan contoh masalah yang terjadi mengenai faktor-faktor penyebab dan
solusinya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan bagi kemslahatan manusia
dan bumi.

E. Kegiatan Pembelajaran

KEGIATAN PEMBELAJARAN

Pertemuan 1

Tahapan Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan Orientasi 15 menit


1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam
dan peserta didik menjawab salam dari guru

2. Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa


sebelum pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME)

3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan


mengirimkan link daftar hadir

4. Peserta didik melakukan assesment diagnostik


kognitif dan non kognitif

Apersepsi

5. Guru memberikan apersepsi dengan menggali


pengetahuan awal peserta didik terkait materi jati
diri peserta didik

Motivasi

6. Guru memberikan gambaran tentang manfaat


mempelajari materi yang akan dipelajari

Pemberian Acuan

Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada


pertemuan yang akan berlangsung

Kegiatan Inti Fase 1 : Reflection 210 menit


M = (Mulai Diri)
• Menggunakan pertanyaan pemantik untuk dikerjakan
pada Google Classroom yaitu : Apakah kamu
mengetahui jati dirimu? Apa yang kamu rasakan atau
kamu dapatkan dari hasil pengamatan tentang
identifikasi identitas diri yang ada dalam modul ajar?
Apa harapanmu saat kamu mempelajari pengenalan
jati diri dalam pembelajaran ini?
E = (Eksplorasi Konsep )
• Peserta didik menggali konsep tentang perubahan
lingkungan dengan mempelajari modul yang sudah
diupload guru di Google Classroom (P3 bernalar
kritis)
Fase 2 : Research
R = (RuangKolaborasi)
• Guru membagi peserta didik membagi menjadi
beberapa kelompok. Masing- masing kelompok akan
berdiskusi tentang permasalahan dalam LKPD 1 (
yang telah diupload guru dalam Google Classroom) (
P3 Gotong royong)
R = (RefeleksiTerbimbing)
• Guru membimbing peserta didik untuk dapat
menemukan konsep perubahan lingkungan melalui
pertanyaan di Google Classroom
D=(Demonstrasi Konstektual)
• Peserta didik mengerjakan tugas mandiri untuk lebih
memahami jati diri di Google Classroom (P3 Mandiri)
E = (Elaborasi Pemahaman)
• Guru membimbing peserta didik yang mengalami
kesulitan
• Peserta didik bisa bertanya jika ada kesulitan
K= (Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama) 45 menit
Penutup
• Peserta didik dapat menanyakan hal- hal yang

belum dipahami melalui forum

• Peserta didik mengerjakan assesmen sumatif

berupa quis tentang jati diri

A = (Aksi Nyata)

• Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang

ada di sekitar yang berkaitan dengan materi

• Guru memberikan motivasi

• Guru menutup dengan memberikan salam


Pertemuan 2

Tahapan Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan Orientasi 15 menit


1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam
dan peserta didik menjawab salam dari guru
2. Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME)
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan
mengirimkan link daftar hadir
Apersepsi
4. Guru memberikan apersepsi dengan menggali
pengetahuan awal peserta didik tentang peran diri
peserta didik dalam lingkungan
Motivasi
5. Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang akan berlangsung

Kegiatan Inti Fase 1 : Reflection 210 menit


M = (Mulai Diri)
 Menggunakan pertanyaan pemantik untuk
dikerjakan pada Google Classroom yaitu :
Bagaimana mengidentifikasi peran diri di
lingkungan sekitar?
E = (Eksplorasi Konsep )
 Peserta didik menggali konsep tentang
mengidentifikasi peran diri di lingkungan sekitar
dengan mempelajari modul yang sudah diupload
guru di Google Classroom (P3 bernalar kritis)
Fase 2 : Research
R = (RuangKolaborasi)
 Guru membagi peserta didik membagi menjadi
beberapa kelompok. Masing- masing kelompok
akan berdiskusi tentang permasalahan dalam
LKPD
2 (yang telah diupload guru dalam Google
Classroom) (P3 Gotong royong)
R = (Refeleksi Terbimbing)
 Guru membimbing peserta didik untuk dapat
memahami tentang identifikasi peran diri di
lingkungan sekitar melalui pertanyaan di Google
Classroom
D=(Demonstrasi Konstektual)
 Peserta didik mengerjakan tugas mandiri untuk
lebih memahami identifikasi peran diri di
lingkungan sekitar di Google Classroom (P3
mandiri)
E = (Elaborasi Pemahaman)
 Guru membimbing peserta didik yang mengalami
kesulitan
 Peserta didik bisa bertanya jika ada kesulitan
Penutup K= (Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama) 45 menit
 Peserta didik dapat menanyakan hal- hal yang
belum dipahami melalui forum
 Peserta didik mengerjakan assesmen sumatif
berupa quis tentang identifikasi peran diri di
lingkungan sekitar
A = (Aksi Nyata)
 Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang
ada di sekitar yang berkaitan dengan materi
 Guru memberikan motivasi
 Guru menutup dengan memberikan salam

Pertemuan 3

Tahapan Kegiatan Alokasi Waktu

15 menit
Pendahuluan Orientasi

1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam


dan peserta didik menjawab salam dari guru

2. Salah satu peserta didik memimpin kegiatan


berdoa sebelum pembelajaran dimulai (P3 Beriman
dan bertakwa kepada Tuhan YME)

3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan


mengirimkan link daftar hadir

Apersepsi

4. Guru memberikan apersepsi dengan menggali


pengetahuan awal peserta didik tentang
penerapan kedudukan dan peran diri sebagai
warga negara Indonesia
Motivasi

5. Guru memberikan gambaran tentang manfaat


mempelajari materi yang akan dipelajari

Pemberian Acuan

6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada


pertemuan yang akan berlangsung

Kegiatan Inti Fase 1 : Reflection 210 menit


M = (Mulai Diri)
 Menggunakan pertanyaan pemantik untuk
dikerjakan pada Google Classroom yaitu :
Bagaimana penerapan kedudukan dan peran diri
sebagai warga negara Indonesia?
E = (EksplorasiKonsep )
 Peserta didik menggali materi tentang penerapan
kedudukan dan peran diri sebagai warga negara
Indonesia dengan mempelajari modul yang sudah
diupload guru di Google Classroom (P3 bernalar
kritis)
Fase 2 : Research
R = (RuangKolaborasi)
 Guru membagi peserta didik membagi menjadi
beberapa kelompok. Masing- masing kelompok
akan berdiskusi tentang permasalahan dalam
LKPD 3 (yang telah diupload guru dalam Google
Classroom) (P3 gotong royong)
R = (RefeleksiTerbimbing)
 Guru membimbing peserta didik untuk dapat
memahami konsep penerapan kedudukan dan
peran diri sebagai warga negara Indonesia melalui
pertanyaan di Google Classroom
D= (DemonstrasiKonstektual)
 Peserta didik mengerjakan tugas mandiri untuk
lebih memahami materi
E = (Elaborasi Pemahaman)
 Guru membimbing peserta didik yang mengalami
kesulitan
 Peserta didik bisa bertanya jika ada kesulitan
K= (Koneksi Antar Materi Peserta didik 45 menit
Penutup
bersama)

 Peserta didik dapat menanyakan hal- hal yang

belum dipahami melalui forum

 Peserta didik mengerjakan assesmen sumatif

berupa quis tentang upaya penerapan kedudukan

dan peran diri sebagai warga negara Indonesia

A = (Aksi Nyata)

 Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang


ada di sekitar yang berkaitan dengan materi
 Guru memberikan motivasi
 Guru menutup dengan memberikan salam

Pertemuan 4

Tahapan Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan Orientasi 15 menit


1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam
dan peserta didik menjawab salam dari guru
2. Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME)
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan
mengirimkan link daftar hadir
Apersepsi
4. Guru memberikan apersepsi dengan menggali
pengetahuan awal peserta didik tentang interaksi
individu dengan kelompok di lingkungan institusi
sosial
Motivasi
5. Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang akan berlangsung
Kegiatan Inti Fase 1 : Reflection 210 menit
M = (Mulai Diri)
 Menggunakan pertanyaan pemantik untuk
dikerjakan pada Google Classroom yaitu :
Bagaimana interaksi individu dengan kelompok di
lingkungan institusi sosial?
E = (Eksplorasi Konsep )
 Peserta didik menggali konsep tentang interaksi
individu dengan kelompok di lingkungan institusi
sosial dengan mempelajari modul yang sudah
diupload guru di Google Classroom (P3 bernalar
kritis)
Penutup K= (Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama) 45 menit

 Peserta didik dapat menanyakan hal- hal yang

belum dipahami melalui forum

 Peserta didik mengerjakan assesmen sumatif

berupa quis tentang interaksi individu dengan

kelompok di lingkungan institusi sosial

A = (Aksi Nyata)

 Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang


ada di sekitar yang berkaitan dengan materi
 Guru memberikan motivasi
 Guru menutup dengan memberikan salam
Pertemuan 5

Tahapan Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan Orientasi 15 menit


1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam
dan peserta didik menjawab salam dari guru
2. Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME)
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan
mengirimkan link daftar hadir
Apersepsi
4. Guru memberikan apersepsi dengan menggali
pengetahuan awal peserta didik mengenai dinamika
/problematika sosial
Motivasi
5. Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang akan berlangsung

Kegiatan Inti Fase 1 : Reflection 210 menit


M = (Mulai Diri)
 Menggunakan pertanyaan pemantik untuk
dikerjakan pada Google Classroom yaitu : apakah
kamu mengetahui dinamika /problematika sosial?
E = (Eksplorasi Konsep )
 Peserta didik menggali konsep tentang dinamika
/problematika sosial di lingkungan sekitar dengan
mempelajari modul yang sudah diupload guru di
Google Classroom (P3 bernalar kritis)

Penutup K= (Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama) 45 menit

 Peserta didik dapat menanyakan hal- hal yang

belum dipahami melalui forum

 Peserta didik mengerjakan assesmen sumatif

berupa quis tentang dinamika /problematika sosial

dengan kelompok

A = (Aksi Nyata)

 Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang


ada di sekitar yang berkaitan dengan materi
 Guru memberikan motivasi
 Guru menutup dengan memberikan salam
Pertemuan 6

Tahapan Kegiatan Alokasi Waktu

Pendahuluan Orientasi 15 menit


1. Guru membuka pelajaran dengan memberi salam
dan peserta didik menjawab salam dari guru
2. Salah satu peserta didik memimpin kegiatan berdoa
sebelum pembelajaran dimulai (P3 Beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME)
3. Guru mengecek kehadiran peserta didik dengan
mengirimkan link daftar hadir
Apersepsi
4. Guru memberikan apersepsi dengan menggali
pengetahuan awal peserta didik tentang faktor
penyebab dan solusi untuk mewujudkan
pembangunan berkelanjutan
Motivasi
5. Guru memberikan gambaran tentang manfaat
mempelajari materi yang akan dipelajari
Pemberian Acuan
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran pada
pertemuan yang akan berlangsung
Kegiatan Inti Fase 1 : Reflection 210 menit
M = (Mulai Diri)
 Menggunakan pertanyaan pemantik untuk
dikerjakan pada Google Classroom yaitu :
Bagaimana mengidentifikasi faktor penyebab dan
solusi untuk mewujudkan pembangunan
berkelanjutan?
E = (Eksplorasi Konsep )
 Peserta didik menggali konsep tentang
mengidentifikasi peran diri di lingkungan sekitar
dengan mempelajari modul yang sudah diupload
guru di Google Classroom (P3 bernalar kritis)
Penutup K= (Koneksi Antar Materi Peserta didik bersama) 45 menit
 Peserta didik dapat menanyakan hal- hal yang
belum dipahami melalui forum
 Peserta didik mengerjakan assesmen sumatif
berupa quis tentang faktor penyebab dan solusi
untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan
A = (Aksi Nyata)
 Guru memberikan tugas mencari contoh lain yang
ada di sekitar yang berkaitan dengan materi
 Guru memberikan motivasi
 Guru menutup dengan memberikan salam

F. Asesmen
Tugas proyek dan soal pilihan ganda (terlampir)

G. Pengayaan & Remedial


Terlampir

H. Refleksi Peserta Didik dan Guru


 Apa yang kamu peroleh dari pembelajaran?
 Apa kesulitan yang peserta didik hadapi dalam mengerjakan tugas?
 Apakah kesulitan peserta didik dapat diatasi?
 Hal apa saja yang peserta didik lakukan untuk memudahkan belajar interaksi,
komunikasi, sosialisasi, institusi sosial, dan dinamika sosial?
 Apa strategi yang harus dipilih supaya peserta didik dapat menuntaskan
kompetensi?
ASESMEN
a. Assesmen diagnosis : kuisioner bakat minat Peserta didik
b. Assesmen formatif : penilaian sikap dan proyek
c. Assesmen sumatif : tes pilihan ganda

PENGAYAAN DAN REMEDIAL


Ketuntasan proses pembelajaran dapat ditunjukkan dengan pencapaian kompetensi yang
telah ditetapkan berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Peserta didik yang belum
mencapai batas Kriteria Ketuntasan Minimal yang telah ditetapkan maka dapat dikatakan Peserta
didik tersebut belum mencapai ketuntasan. Pokok bahasan atau materi yang belum mencapai
batas KKM harus dianalisis serta dilaksanakan program pendalaman materi dan selanjutnya
diadakan program remedial atau perbaikan. Pada prinsipnya program remedial atau perbaikan
dilaksanakan untuk menuntaskan tujuan pembelajaran yang belum dicapai Peserta didik.
METODE

1. Menjelaskan kembali materi atau soal-soal yang dijawab salah


2. Mengerjakan soal-soal latihan
LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Mengumpulkan Peserta didik yang remidi, untuk memperoleh tambahan pelajaran/ pengayaan
2. Mengerjakan kembali materi yang belum dimengerti atau dijawab oleh Peserta didik
3. Mempersiapkan soal-soal untuk Peserta didik
4. Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal-soal yang telah disiapkan
5. Guru memeriksa hasil pekerjaan
6. Peserta didik yang memperoleh nilai ≥ 60 melaksanakan tutor sebaya
7. Peserta didik yang memperoleh nilai < 60 dinyatakan belum kompeten dan diberi tugas
atau soal- soal lebih lanjut

REFLEKSI PESERTA DIDIK DAN GURU

1. Apa yang kamu peroleh dari pembelajaran


2. Apa kesulitan yang kamu hadapi dalam mengerjakan observasi
3. Hal apa saja yang kamu lakukan untuk memudahkan belajar interaksi, komunikasi, sosialisasi,
institusi sosial, dan dinamika sosial?
4. Apa harapanmu?
LAMPIRAN 1

Ringkasan Materi Bahan Bacaan Guru dan


Peserta Didik
MATERI 1

A. IDENTITAS DIRI
1. PENGERTIAN IDENTITAS DIRI
Identitas diri adalah proses menjadi seorang individu yang unik dengan peran
yang penting dalam hidup (Papalia, 2008), suatu kesadaran akan kesatuan dan
kesinambungan pribadi, serta keyakinan yang relatif stabil sepanjang rentang
kehidupan (Desmita, 2008), dan merupakan pengorganisasian dorongan-dorongan
(drives), kemampuan-kemampuan (abilities), keyakinan-keyakinan (beliefs), dan
pengalaman kedalam citra diri (image of self) yang konsisten yang meliputi kemampuan
memilih dan mengambil keputusan, baik menyangkut pekerjaan, orientasi seksual, dan
filsafah hidup (Woolfolk, dalam Yusuf, 2011). Bila seseorang telah memperoleh
identitas, maka ia akan menyadari ciri-ciri khas kepribadiaanya, seperti kesukuan atau
ketidaksukuannya, aspirasi, tujuan masa depan yang diantisipasi, perasaan bahwa ia
dapat dan harus mengatur orientasi hidupnya (Desmita, 2008).

Menurut Erikson, identitas diri berarti perasaan dapat berfungsi sebagai


seseorang yang berdiri sendiri tetapi yang berhubungan erat dengan orang lain. Ini
berarti menjadi seorang dari kelompok tetapi sekaligus memiliki ciri-ciri yang berbeda
dengan kelompok yang merupakan kekhususan dari individu itu. Identitas diri yang
dicari remaja berupa usaha untuk menjelaskan siapa dirinya, apa perannya dalam
masyarakat. Apakah ia seorang anak atau seorang dewasa? Apakah nantinya ia dapat
menjadi seorang ayah? Apakah ia mampu percaya diri sekalipun latar belakang ras
atau agama atau nasionalnya membuat beberapa orang merendahkannya? Secara
keseluruhan, apakah ia akan berhasil atau akan gagal? (Hurlock, 1980). Pertanyaan-
pertanyaan ini tidak begitu penting pada masa anak-anak, namun menjadi kian umum
dan intens pada masa remaja. Tidak jarang ramaja menjadi ragu terhadap eksistensi
dirinya sendiri, sehingga pencapaian identitas diri merupakan salah satu tugas yang
penting dan mendasar dalam kehidupan remaja (Purwandi, 2004)

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Identitas

Soetijiningsih (2004) mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi


perkembangan identitas seseorang, yaitu;

1. Keluarga

Orang tua adalah sosok yang penting dalam perkembangan identitas remaja
(Santrock, 2003). Salah satu faktor yang berkaitan dengan perkembangan identitas
remaja adalah iklim keluarga. Iklim keluarga yang sehat, yaitu interaksi
sosioemosional diantara anggota keluarga (ibu-ayah, orang tua-anak, dan anak-
anak) sikap dan perlakuan orang tua terhadap anak berjalan dengan harmonis dan
penuh kasih sayang, remaja akan mampu mengembangkan identitasnya secara
realistik dan stabil (stabil). Sebaliknya, dengan iklim keluarga yang kurang sehat,
ramaja akan mengalami kegagalan dalam mencapai identitasnya secara matang,
mereka akan mengalami kebingungan, konflik atau frustasi (Yusuf, 2011).

2. Reference group

Reference group merupakan kelompok-kelompok yang terbentuk ketika


memasuki masa remaja. Pada umumnya remaja menjadi anggota kelompok usia
sebaya (peer group) (Seotijiningsih. 2004). Misalnya kelompok agama atau
kelompok yang berdasarkan kesamaan minat tertentu. Teman sebaya merupakan
kelompok acuan bagi seorang anak untuk mengidentifikasi dirinya dan untuk
mengikuti standar kelompok. Sejak seorang remaja menjadi bagian dari kelompok
teman sebaya tersebut, identitas dirinya sudah mulai terbentuk, karena teman
sebaya membantu remaja untuk memahami identitas diri (jati/diri) sebagai suatu
hal yang sangat penting (Yusuf, 2011)

3. Significant other

Yaitu merupakan seorang yang sangat berarti, seperti sahabat, guru, kakak,
bintang olahraga atau bintang film atau siapapun yang dikagumi. Orang- orang
tersebut menjadi tokoh ideal (idola) karena mempunyai nilai-nilai ideal bagi remaja
dan mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi perkembangan identitas diri,
karena pada saat ini remaja giat-giatnya mencari model. Tokoh ideal tersebut
dijadikan model atau contoh dalam proses identifikasi. Remaja cenderung akan
menganut dan menginternalisasikan nilai-nilai yang ada pada idolanya tersebut ke
dalam dirinya. Sehingga remaja sering berperilaku seperti tokoh idealnya dengan
meniru sikap maupun perilakunya dan bahkan merasa seolah-olah menjadi seperti
mereka (Seotjiningsih, 2004).

3. Perkembangan Status Identitas

Menurut Marcia (Desmita, 2008) pembentukan identitas diri memerlukan adanya


dua elemen penting, yaitu eksplorasi (krisis) dan komitmen. Eksplorasi menunjuk pada
suatu masa di mana seseorang berusaha menjelajahi berbagai alternatif pilihan yang
ada, serta menetapkan dan memberikan perhatian terhadap alternatif tersebut.
Sedangkan komitmen merujuk pada usaha membuat keputusan mengenai pekerjaan
atau ideologi, serta menentukan berbagai strategi untuk merealisasikan keputusan
tersebut. Seseorang dikatakan memiliki komitmen bila elemen identitasnya berfungsi
mengarahkan tindakannya, dan selanjutnya tidak membuat perubahan yang berarti
terhadap elemen identitas tersebut. Halim (2010) menyatakan untuk dapat merasakan
peranan masa depan dalam masyarakat, remaja harus mengetahui kedudukan
identitasnya (identity status), karena kedudukan identitas adalah bagian penting dalam
pembentukan identitas diri. Bagaimana individu pada masa remaja melalui proses
pembentukan identitas, peneliti aliran Erikson, James Marcia (Desmita, 2008)
mengemukakan bahwa terdapat empat status identitas, tergantung dari cara
menyelesaikan krisis identitas. Keempat status identitas tersebut diklasifikasikan
berdasarkan ada tidaknya eksplorasi dan komitmen. Adapun empat status identitas
dapat dilihat pada tebel 2.1.

Tabel 2.1
Empat Status Identitas dari Marcia
Status Identitas
Diffusion Foreclocure Moratorium Achievement
Eksplorasi (krisis) Tidak ada Tidak ada Ada Ada
Komitment Tidak ada Ada Tidak ada Ada
Periode dari masa Awal Pertengahan Pertengahan Akhir
remaja dimana status sering
terjadi
(Sumber: Desmita, 2008: 217)
1) Identity Diffusion/ Confusion

Merupakan istilah yang digunakan Marcia (Santrock, 2003). bagi remaja yang belum pernah
mengalami krisis (belum pernah mengksplorasi alternatif- alternatif yang berarti) atau membuat
suatu komitmen Menurut Santrock (2003) identitas disffusion/confussion merupakan suatu
kemunduran dalam perspektif waktu, inisiatif, dan kemampuan untuk mengkoordinasikan perilaku
dimasa kini dengan tujuan dimasa depan. Remaja dengan status ini yaitu remaja yang
mengalami kebingungan tentang siapa dirinya dan mau apa dalam hidupnya (Yusuf, 2011).
Selain itu, mereka juga menunjukkan karakteristik seperti, konsep diri yang kurang kuat,
menunjukkan tingkat kecemasan dan kategangan internal yang tinggi, dan tidak dapat
memperkirakan ciri atau sifat kepribadian yang dimilikinya (Santrock, 2007).

2) Identity Foreclocure

Merupakan istilah yang digunakan Marcia (Santrock, 2003) bagi remaja yang telah
membuat suatu komitmen, tetapi belum pernah mengalami krisis atau mengekspolorasi
alternatif-alternatif yang berarti. Remaja dengan status ini menerima pilihan orangtua
tanpa mempertimbangkannya terlebih dahulu (Yusuf, 2011).
3) Identity Moratorium

Merupakan istilah yang digunakan Marcia (Santrock, 2003) bagi remaja yang berada
dalam krisis (sedang mengeksplorasi alternatif-alternatif), namun tidak memiliki komitmen
sama sekali atau memiliki komitmen yang tidak terlalu jelas. Remaja dengan identitas
moratorium sering dianggap berada dalam krisis.

4) Identity Achiement

Merupakan istilah yang digunakan Marcia (Santrock, 2003) bagi remaja yang telah
melewati atau mengalami krisis (telah mengeksplorasi alternatif- alternatif yang berarti)
dan telah membuat suatu komitmen. Remaja dengan status ini memiliki perasaan stabil
karena telah melakukan eksplorasi dan menemukan identitas dirinya (Seotijiningsih,
2004)
MATERI 2

A. Dukungan Sosial

1. Pengertian Dukungan Sosial

Dalam mengatasi setiap permasalahan dibutuhkan adanya dukungan sosial. Ada


beberapa defenisi dukungan sosial (social support ) dari beberapa tokoh. Menurut
Dimatteo (dalam Lestari, 2013) dukungan sosial adalah dukungan atau bantuan yang
berasal dari orang lain seperti teman, keluarga, tetangga, rekan kerja dan orang lain.
Dukungan sosial merupakan cara untuk menunjukkan kasih sayang, keperdulian dan
penghargaan kepada orang lain. Individu yang menerima dukungan sosial akan merasa
dirinya dicintai, dihargai, berharga dan menjadi bagian dari lingkungan sosialnya
(Sarafino, 2006).
Sarafino menambahkan bahwa dukungan sosial mengacu pada kenyamanan,
perhatian, penghargaan atau bantuan yang diberikan orang lain atau kelompok kepada
individu Selanjutnya Sarafino mengatakan bahwa dukungan sosial merupakan cara untuk
menunjukkan kasih sayang, keperdulian dan penghargaan untuk orang lain. Individu
yang menerima dukungan sosial akan merasa dirinya dicintai, dihargai, berharga dan
merupakan bagian dari lingkungan sosialnya.
Dukungan sosial dapat juga diperoleh dari hasil interaksi individu dengan orang lain
dalam lingkungan sosialnya, dan bisa berasal dari siapa saja, keluarga, pasangan
(suami/istri), teman maupun teman kerja. Kenyamanan psikis maupun emosional yang
diterima individu dari dukungan sosial akan dapat melindungi individu dari konsekuensi
stres yang menimpanya ( Lestari,, 2013 ).
Menurut Cutrona ( 2009 ) Dukungan sosial dapat didefinisikan sebagai perilaku yang
membantu orang-orang yang sedang menjalani situasi kehidupan yang penuh stres untuk
mengatasi secara efektif dengan masalah yang mereka hadapi.
2. Sumber-sumber dukungan sosial

Menurut Cutrona ( 2000 ) bahwa sumber –sumber dari dukungan sosial ada lima yaitu
:
1. Sumber informasi yaitu keluarga, teman dan tetangga.
2. Sumber formal yaitu tenaga profesioal dan lembaga
3. Sumber semi - formal yaitu dukungan dari kelompok - kelompok yang ada di
lingkungan seseorang
4. Jaringan informal seperti orang tua-orang tua yang mempunyai anak.
5. Sumber lain yang berminat pada dukungan sosial
Dukungan sosial yang kita terima dapat bersumber dari berbagai pihak. Kahn &
Antonouci ( dalam Ormrod, 2007 ) membagi sumber-sumber dukungan sosial menjadi 3
bagian yaitu :
a.Sumber dukungan sosial yang berasal dari orang – orang yang selalu ada sepanjang
hidupnya, yang selalu bersama dengannya dan mendukungnya. Misalnya keluarga dekat,
pasangan (suami/istri) atau temah dekat.
b.Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sedikit berperan dalam
hidupnya dan cenderung mengalami perubahan sesuai dengan waktu. Sumber dukungan ini
meliputi teman kerja, sanak keluarga dan teman sepergaulan.
c. Sumber dukungan sosial yang berasal dari individu lain yang sangat jarang memberi
dukungan dan memiliki peran yang sangat cepat berubah. Meliputi dokter, tenaga ahli, atau
tenaga profesional dan keluarga jauh

Berdasarkan informasi tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan sosial


dapat diperoleh melalui orang-orang yang berada di luar diri individu yang sangat berperan
dan membantu dalam memberikan semangat sehingga kesulitan dan permasalahan yang
dihadapi dapat diatasi.
Sumber-sumber dukungan sosial menurut Muslihah ( 2011 ) ada dua macam, yaitu :
1. Sumber dukungan yang berasal dari tenaga profesional atau orang - orang yang ahli
dibidangnya seperti konselor, psikiater, psikolog, dokter, pengacara.
2. Sumber dukungan sosial yang berasal dari non profesional yaitu orang - orang terdekat
seperti teman dan keluarga.

Berdasarkan uraian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa sumber dukungan sosial
ada dua yaitu sumber dukungan yang berasal dari tenaga profesional ( oarng-orang yang ahli
dibidangnya) dan tenaga non profesioanl ( orang-orang yang dekat dengan diri individu
tersebut).
3. Aspek Pendukung Sosial

Menurut Sarafino (2006), ada empat aspek-aspek dukungan sosial yaitu :


a.Dukungan Emosional ( Emotional Support )

Dukungan emosional mencakup ungkapan empati, keperdulian dan perhatian terhadap


orang yang bersangkutan. Dukungan emosional merupakan ekspresi dari afeksi,
kepercayaan, perhatian, dan perasaan yang didengarkan. Kesediaan untuk mendengarkan
keluhan seseorang akan memberikan dampak positif sebagai sarana pelepasan emosi,
mengurangi kecemasan, membuat individu merasa nyaman, tenteram, diperhatikan, serta
dicintai saat menghadapi berbagai tekanan dalam hidup mereka.
b.Dukungan Penghargaan (Esteem Support )
Dukungan penghargaan terjadi lewat ungkapan penghargaan yang positif untuk individu,
dorongan maju atau persetujuan dengan gagasan atau perasaan individu dan
perbandingan positif individu dengan individu lain seperti misalnya perbandingan dengan
orang-orang yang kurang mampu atau lebih buruk keadaannya. Hal seperti ini dapat
menambah penghargaan diri. Individu melalui interaksi dengan orang lain, akan dapat
mengevaluasi dan mempertegas keyakinannya dengan membandingkan pendapat, sikap,
keyakinan, dan peirlaku orang lain. Jenis dukungan ini membantu individu merasa dirinya
berharga, mampu dan dihargai.
c.Dukungan Instrumental ( Instrumental Support )
Dukungan instrumental mencakup bantuan langsung yang dapat berupa jasa, waktu, atau
uang. Misalnya memberikan bantuan berupa peminjaman uang ketika seorang ibu
membutuhkan uang tersebut untuk membayar uang kuliah anaknya, sehingga individu
tersebut dapat melaksanakan aktivitasnya.
d.Dukungan informasi ( Informational Support )

Dukungan informasi mencakup pemberian nasehat, petunjuk-petunjuk, saran- saran,


informasi atau umpan balik. Dukungan ini membantu individu mengatasi masalah
dengan cara memperluas wawasan dan pemahaman individu terhadap masalah yang
dihadapi. Informasi tersebut diperlukan untuk mengambil keputusan dan memecahkan
masalah secara praktis. Dukungan informatif ini juga membantu individu mengambil
keputusan karena mencakup mekanisme penyediaan informasi, pemberian nasehat, dan
petunjuk.

Aspek-aspek dukungan sosial keluarga menurut Friedman (1998) terdiri dari :


a.Dukungan Pengharapan
Pada dukungan pengharapan keluarga dukungan yang dapat mempengaruhi persepsi
individu tentang ancaman. Dukungan ini membantu individu dalam melawan stress
dengan mendefinisikan kembali situasi tersebut sebagai ancaman kecil. Individu
diarahkan pada orang yang pernah mengalami situasi yang sama untuk mendapatkan
nasehat dan bantuan. Kelompok pendukung membantu individu dengan mengurangi
ancaman dengan mengikutsertakan individu dalam membandingkan arti mereka sendiri
dengan orang lain yang mengalami hal-hal yang lebih buruk. Dari dukungan pengharapan,
keluarga bertindak sebagai pembimbing yang dapat mengarahkan individu seperti
memberikan umpan balik ( Friedman, 1998 ). Dukungan ini membuat individu mampu
membangun tenaga bagi dirinya lebih berkompeten dan bernilai.
b.Dukungan Nyata
Jenis dukungan ini meliputi dukungan jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial dan
materi yang dapat membantu memecahkan masalah. Contoh menyediakan perlengkapan
sekolah seperti buku pelajaran, alat tulis, pakaian sekolah bagi anggota keluarga. Tindakan ini
mempunyai arti bahwa pada saat terbuka, anggota keluarga tidak perlu memikirkan untuk
membeli sendiri perlengkapan sekolah itu karena sudah disediakan oleh orang tua, jadi
mareka tidak perlu memikirkan diri mereka sendiri. Hal lain dapat kita lihat pada saat
mengunjungi anggota keluarga pada waktu kekuatan dan semangat mereka turun,
membantu meminjamkan uang dan merawat saat sakit, ini merupakan dukungan yang
nyata.
c.Dukungan Informasi
Dukungan dari keluarga dan teman dapat berupa tersedianya feedback. Contoh saat keluarga
mengalami masalah pada saat menjalani perawatan pengobatan yang lama maka anggota
keluarga memberikan dukungan bagaimana cara untuk menjalani proses pengobatan yang
lama untuk mendapatkan hasil yang baik. Dari dukungan informasi ini keluarga sebagai
penghimpun informasi dan pemberi informasi ( Friedman, 1998 ).

MATERI 3

Makna Hak dan Kewajiban Warga Negara


A. Uraian Materi
Setiap orang memiliki hak sejak lahir bahkan sebelum lahir. Di dalam Kamus Bahasa
Indonesia hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan,
kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undang- undang,
aturan, dsb), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu, derajat atau
martabat. Karena setiap orang memiliki hak, maka pahamilah ada kewajiban yang harus
dilaksanakan juga. Sehingga, akan terjadi keseimbangan antara hak dan kewajiban tersebut.
Selain itu semua orang juga harus menyadari wajibnya menghargai dan menghormati hak dan
kewajiban diri sendiri dan orang lain.
Setiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda, tergantung pada jabatan dan
kedudukan dalam masyarakat. Kedudukan sebagai warga negara menuntun kita untuk
melaksanakan haknya sebagai warga negara. Warga negara diartikan dengan orang-orang yang
menjadi bagian dari sebuah negara. Bahkan warga negara adalah salah satu unsur
terbentuknya negara. Dalam UUD NRI Tahun 1945 Pasal 26 menyatakan bahwa warga negara
adalah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan
UU sebagai warga negara. Kewarganegaraan Republik Indonesia juga mengatur lebih dalam
mengenai hak warga negara dalam UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik
Indonesia.
Menurut Jimly Asshiddiqie, hak-hak tertentu yang dapat dikategorikan sebagai hak
konstitusional warga negara adalah sebagai berikut;
1. Hak asasi manusia tertentu yang hanya berlaku sebagai hak konstitusional bagi warga
Negara Indonesia saja dan bukan bagi setiap orang yang berada di Indonesia. Misalnya
mendapatkan pendidikan dan membela negara.
2. Hak asasi manusia tertentu meskipun berlaku bagi setiap orang, tetapi dalam kasus-
kasus tertentu, kasus bagi warga negara Indonesia, berlaku keutamaan- keutamaan
tertentu. Misalnya bagi warga negara berhak mendirikan partai politik.
3. Hak warga negara untuk menduduki jabatan-jabatan yang diisi melalui prosedur
pemilihan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh rakyat. Misalnya menjadi
presiden, wakil presiden, anggota DPR, kepala daerah dan lain-lain.
4. Hak warga negara untuk diangkat dalam jabatan-jabatan tertentu. Misalnya jabatan
menjadi TNI, polisi, ASN (Aparatur Sipil Negara).
5. Hak untuk melakukan upaya hukum guna melawan atau menggugat keputusan-
keputusan warga yang dinilai merugikan hak konstitusional warga negara yang
bersangkutan. Contohnya setelah adanya keputusan kemudian mengajukan banding
dipengadilan, pengajuan kasasi ke Mahkamah Agung dan lain sebagainya.
Dalam UUD NRI Tahun 1945 tentang hak warga negara diatur dalam Pasal 27-Pasal
34. Berikut ini beberapa isi pasal yang menjadi hak warga negara;
1. Pasal 27 Ayat (2) berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.”
2. Pasal 27 Ayat (3) berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.”

3. asal 28 berbunyi Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan
dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.”
4. Pasal 29 Ayat (2) berbunyi “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk
memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.”
5. Pasal 30 Ayat (1) berbunyi “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha
pertahanan dan keamanan negara.”
6. Pasal 31 berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan.”
7. Pasal 33 Ayat (1) berbunyi “Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas
asas kekeluargaan.”
8. Pasal 33 Ayat (2) berbunyi “Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang
menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.”
9. Pasal 33 Ayat (3) berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.”
10. Pasal 33 Ayat (4) berbunyi “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi
ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan
lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan
ekonomi nasional.”
11. Pasal 34 Ayat (1) berbunyi “ Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.”
12. Banyak sekali kan pasal yang membahas tentang hak di negara kita. Inilah yang
menggambarkan bagaimana negara bertanggung jawab dalam melindungi warga negaranya
dan itulah pentingnya bagaimana status kewarganegaraan seseorang sehingga Ia
memperoleh hak dan kewajibannya. Selain dalam UUD NRI Tahun 1945, hak juga dibahas
diperaturan-peraturan lainnya yaitu UU Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan
Menyampaikan Pendapat di Muka Umum, UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan UU Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Setelah mengetahui
tentang hak sebagai warga negara maka akan ada kewajiban- kewajiban yang harus
dilaksanakan dengan tanggung jawab. Menurut KBBI, kewajiban adalah sesuatu
yang diwajibkan, yang harus dilaksanakan; pekerjaan, tugas menurut hukum; segala
sesuatu yang menjadi tugas manusia. Jadi, hak dan kewajiban warga negara berarti
kekuasaan yang benar atas sesuatu dan harus dilakukan oleh penduduk sebuah negara.
Adapun pasal-pasal di UUD NRI Tahun 1945 yang berisi tentang kewajiban warga negara
antara lain adalah sebagai berikut;
1. Pasal 27 ayat (1) berbunyi “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan serta wajib menjunjung hukum pemerintahan setiap warga negara
berkewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.”
2. Pasal 27 ayat (3) berbunyi “Setiap warga negara berkewajiban untuk ikut serta dalam upaya
pembelaan negara.”
3. Pasal 28J ayat (1) berbunyi “Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang lain
dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
4. Pasal 28J ayat (2) berbunyi “Dalam menjalankan hak dan kebebasannya setiap orang wajib
tunduk pada kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang dengan maksud
semata-mata untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan
orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan peritimbangan moral,
nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokrastis.”
5. Berdasarkan pasal 30 ayat (1) berbunyi “Setiap warga negara berkewajiban untuk ikut serta
dalam usaha pertahanan serta keamanan negara.

MATERI 4

Pengertian dan Syarat Interaksi Sosial

Salah satu ciri manusia adalah selalu hidup bersama manusia lainnya. Kehidupan manusia
sejak lahir di dunia sampai akhir hayat dikandung badan, terlibat di dalam interaksi sosial. Pada
saat masih bayi terlibat interaksi terutama dengan ibu atau pengasuhnya. Setelah besar terlibat
interaksi dengan tetangga, teman-teman sepermainan dan teman-teman sekolah. Setelah
dewasa terlibat interaksi dengan teman-teman seprofesi dan seterusnya. Sangat sulit
menemukan manusia yang menyendiri tanpa melakukan interaksi dengan manusia lain.
Pada dasarnya manusia selalu ingin berkumpul dengan manusia lain, selalu ingin
bertemu, berbicara atau ingin melakukan kegiatan-kegiatan lain dengan manusia. Melalui
pergaulannya dimasyarakat, manusia terbentuk sebagai makhluk sosial. Manusia disebut
makhluk sosial, karena ia memiliki gregariuosness yaitu suatu naluri untuk selalu hidup dengan
orang lain. Misalnya saja, nasi yang kita makan sehari – hari merupakan hasil kerja keras para
petani, rumah yang menjadi tempat tinggal kita merupakan hasil dari kerjasama para pekerja
bangunan atau mungkin tetangga kita yang sudah membantu untuk mendirikan rumah.
Dengan demikian manusia harus berinteraksi dengan sesama anggota masyarakat.
Bertemunya seseorang dengan orang lain atau kelompok lainnya, kemudian mereka saling
berbicara, bekerja sama, dan seterusnya untuk mencapai tujuan bersama. Kegiatan itu dapat
dikatakan sebagai proses interaksi sosial. Apa sebenarnya interaksi sosial itu? Perhatikan
gambar 2.1. berikut ini !

Sumber : Kemendikbud (2012 dan 2015) Gambar 2.1. Interaksi sosial


Dari gambar 2.1. dapat disimpulkan interaksi sosial berupa hubungan antara individu
dengan individu, antara individu dengan kelompok, dan antara kelompok dengan kelompok.
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang perorangan, antara kelompok
manusia, maupun antara orang perorangan dan kelompok manusia.
Dalam interaksi sosial, hubungan yang terjadi harus dilakukan secara timbal balik oleh
kedua belah pihak. Artinya kedua belah pihak harus merespon. Jika yang satu bertanya maka
dia menjawab, jika diminta bantuan dia membantu, jika diajak bermain dia ikut main. Dengan
demikian interaksi sosial adalah hubungan yang terjadi antara manusia dengan manusia yang
lain, baik secara individu maupun dengan kelompok.
Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan
kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial dan komunikasi sosial merupakan syarat terjadinya
interaksi sosial. Tanpa adanya kedua syarat itu, interaksi sosial tidak akan terjadi. Melalui kontak
dan komunikasi seseorang akan memberikan tafsiran pada perilaku orang lain, atau perasaan-
perasaan yang ingin disampaikan kepada orang lain.
Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial didasarkan pada beberapa faktor, antara lain
:
a. Faktor imitasi merupakan proses seseorang mencontoh orang lain atau kelompok. Contohnya,
seorang anak perempuan bermain masak-masakan karena melihat ibunya pada saat memasak
di dapur.
b. Faktor sugesti merupakan pengaruh yang dapat menggerakan hati orang. Contohnya, seorang
pasien yang akan berobat ke seorang dokter, pasien tersebut akan cepat mengalami
penyembuhan salah satunya disebabkan adanya rasa sugesti pada dokter tersebut.
c. Faktor identifikasi merupakan kecenderungan-kecenderungan atau keinginan-
keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan orang lain. Contohnya, seorang
anak yang mengidolakan pemain bola, sehingga semua tingkah laku idolanya akan dilakukan.
d. Faktor simpati merupakan kemampuan untuk merasakan diri seolah-olah dalam keadaan orang
lain dan ikut merasakan apa yang dilakukan, dialami, atau diderita orang lain. Contohnya, pada
saat ada tetangga kita yang tertimpa musibah, maka kita ikut merasakan kesedihannya dan
berusaha membantunya.
Faktor-faktor tersebut dapat bergerak sendiri-sendiri, secara terpisah maupun dalam
keadaan tergabung.
Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang berinteraksi melakukan
kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial ini dapat berarti hubungan masing-masing pihak
tidak hanya secara langsung bersentuhan secara fisik, tetapi bisa juga tanpa hubungan secara
fisik. Misalnya, kontak dapat dilakukan melalui surat-menyurat, telepon, sms, dan lain-lain.
Dengan demikian hubungan fisik bukan syarat utama terjadinya interaksi sosial.
Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain yang
dilakukan secara langsung maupun melalui alat bantu agar orang lain memberi tanggapan atau
memberi respons.
Kontak sosial dan komunikasi sosial merupakan syarat terjadinya interaksi sosial. Tanpa
adanya kedua syarat itu, interaksi sosial tidak akan terjadi. Melalui kontak dan komunikasi
seseorang akan memberikan tafsiran pada perilaku orang lain atau perasaan-perasaan yang
ingin disampaikan kepada orang lain.
Kontak dan komunikasi menjadi syarat yang penting bagi terwujudnya interaksi sosial,
misalnya kita ketemu dengan orang Inggris lalu berjabat tangan. Orang Inggris berbicara
dengan bahasa Inggris dan kita bicara dengan bahasa Indonesia. Untuk itu agar terjadi kontak
dan komunikasi yang baik, kita harus mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar. Itu
sangat penting bagi terjadinya interaksi sosial.
Tidak semua tindakan manusia merupakan interaksi sosial. Tindakan yang bagaimana yang
dapat dikatakan sebagai interaksi sosial? Suatu tindakan manusia dikatakan sebagai interaksi
sosial apabila memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
2. Jumlah pelakunya lebih dari seorang, biasanya dua atau lebih.
3. Berlangsung secara timbal balik.
4. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol-simbol yang disepakati.
5. Adanya suatu tujuan tertentu.
Berlangsungnya interaksi sosial di dalam masyarakat terdapat aturan yang mengatur
perilaku manusia dalam berinteraksi. Aturan apa sajakah yang menuntun perilaku manusia
pada saat mereka berinteraksi ? Ada tiga jenis aturan, yaitu aturan mengenai ruang, mengenai
waktu, dan mengenai gerak dan sikap tubuh.
Aturan mengenai ruang, di mana terjadinya interaksi sosial tersebut. Misalnya, interaksi yang
terjadi di rumah antara orang tua dengan anak, anak dengan anak. Interaksi di sekolah antara
teman dengan teman, siswa dengan kepala sekolah, guru, dan karyawan. Interaksi di
masyarakat antara teman sebaya dan dengan orang yang lebih tua. Aturan mengenai waktu,
aturan mengenai kapan interaksi sosial itu terjadi. Misalnya, interaksi sosial dulu dan sekarang.
Aturan mengenai gerak dan sikap tubuh, dalam interaksi sosial orang lain membaca perilaku
kita, selain kata-kata kita, karena dalam interaksi tidak hanya memperhatikan apa yang
dikatakan orang lain tetapi juga apa yang dilakukannya. Dengan menggunakan gerak dan sikap
tubuh seperti, memicingkan mata, mengangkat bahu, menganggukkan kepala, mengacungkan
ibu jari, mengangkat bahu, dan sebagainya.

MATERI 5
Masalah Sosial dan Sifat-sifatnya

Dalam pengertian sehari-hari yang dimaksud dengan “masalah” adalah suatu hambatan
yang dialami dan membutuhkan pemecahan dengan cara yang benar dan tepat. Beberapa
pendapat juga mengatakan bahwa masalah merupakan kesenjangan antara kondisi yang
diharapkan dan kenyataan yang dihadapi. Lihatlah gambar berikut ini.

Kenyataan yang dihadapi

} Kesenjangan (masalah)
Kondisi yang diharapkan

Gambar 1.2.
Dari gambaran yang sederhana ini jelas bahwa semua orang, tanpa kecuali, selalu
menghadapi masalah. Tetapi apakah suatu masalah yang dihadapi oleh seseorang itu
merupakan masalah sosial? Tentu saja tidak. Untuk itu, uraian berikut akan memberikan
gambaran kepada Anda mengenai perbedaan tersebut.

A. MASALAH DAN KITA


Masalah merupakan bagian dari kehidupan manusia karena sepanjang hidupnya
manusia akan terus-menerus dihadapkan pada hambatan hidup, yang harus terus-menerus
membutuhkan pemecahan. Hal ini terjadi karena di satu pihak kebutuhan manusia
cenderung tidak terbatas, dan pada pihak lain sumber daya untuk memenuhi kebutuhan itu
sangat terbatas, serta tidak selalu tersedia dengan sendirinya pada saat dibutuhkan. Dari
sinilah bersumber hambatan yang setiap saat dihadapi dan setiap saat pula harus
dipecahkan, jika seseorang ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya. Semakin
bertambah dewasa seseorang maka akan semakin bertambah besar pula kebutuhannya,
yang berarti semakin besar pula hambatan yang harus diatasi. Hal serupa terjadi karena
masyarakat juga selalu mengalami perkembangan. Semakin maju suatu masyarakat maka
semakin tinggi tingkat kebutuhan hidup yang harus dipenuhi, dan konsekuensinya semakin
besar pula keperluan yang dibutuhkan untuk memenuhinya. Namun, inilah yang membuat
manusia itu unik dan berbeda dengan makhluk lainnya. Manusia, tidak seperti makhluk lain
yang hanya dilengkapi dengan naluri atau instinct yaitu pola-pola naluriah yang dibawa
sejak lahir untuk menanggapi dan menyelesaikan hambatan yang dijumpai dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi manusia justru sebaliknya pola-pola itu akan berkembang dari
pengalamannya dalam menanggapi dan menyelesaikan hambatan yang dihadapi di dalam
kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, manusia disebut makhluk belajar. Demikian juga
pola-pola belajar yang dimiliki seorang anak untuk mendapatkan prestasi di sekolah, hal itu
akan tumbuh dan berkembang dari pengalaman mengikuti pendidikan di sekolah dan
bimbingan yang diberikan oleh orang tuanya. Keberhasilan mengembangkan pola hidup
untuk mengatasi hambatan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari itu berarti
merupakan kemajuan, dan sebaliknya kegagalan mengembangkan pola hidup seperti itu
akan merupakan akar dari banyak permasalahan dalam kehidupan. Berkaitan dengan hal
itu, dalam dunia modern, dikembangkan sistem persekolahan, di mana setiap orang sejak
dini dapat dilatih untuk belajar memecahkan berbagai jenis permasalahan. Kemampuan dan
kemahiran seseorang untuk memecahkan masalah terus dilatih melalui berbagai kegiatan di
sekolah, misalnya pelajaran matematika atau latihan memecahkan soal- soal ujian. Latihan
khusus seperti itu dibutuhkan karena pengalaman yang dapat diberikan oleh keluarga dan
masyarakat melalui pergaulan hidup sehari-hari terasa sudah tidak lagi memadai dalam
dunia modern sekarang ini.
Apa yang perlu dipelajari untuk mampu memecahkan permasalahan hidup itu?
Paling sedikit ada 2 hal yang pokok. Pertama, kemampuan memenuhi kebutuhan pribadi,
maksudnya mempunyai keterampilan untuk memenuhi kebutuhan. Kedua, kemampuan
menjalankan peran sosial dalam masyarakat, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan
norma-norma masyarakat. Tanpa memiliki kedua hal itu, seseorang akan banyak
mengalami masalah dalam kehidupannya sendiri dan juga akan banyak menimbulkan
masalah bagi orang lain.

Gambar 1.3. Masalah Personal

B. MASALAH PERSONAL
Masalah yang diuraikan di atas bukanlah masalah sosial. Mills (1959) juga Sulivan dan
Thompson (1988), menyebutnya sebagai masalah personal (personal problems) dan ini
berbeda dengan masalah sosial (social problems). Masalah personal (personal problems)
adalah suatu kondisi yang menghambat seorang individu sehingga terganggu atau bahkan
tidak dapat menjalankan peranannya dengan baik. Misalnya, seorang anak yang kecanduan
narkotik akan terganggu bahkan tidak akan dapat menjalankan peran utamanya, yaitu
belajar mempersiapkan masa depannya. Hambatan yang dialami anak itu dengan sendirinya
akan mempengaruhi lingkungan terdekatnya, seperti keluarga. Jika seorang anak dalam satu
keluarga menjadi kecanduan narkotik maka tidak hanya anak itu yang akan terganggu, tetapi
seluruh keluarganya juga akan terganggu sehingga keluarga itu tidak akan dapat menjalankan
roda kehidupannya sesuai dengan norma-norma yang mereka anut. Keadaan seperti itu akan
memaksa mereka melakukan penyimpangan-penyimpangan dari norma yang mereka anut dan
junjung tinggi dalam mencapai tujuan hidupnya. Mungkin mereka dalam keadaan- keadaan
tertentu terpaksa berbohong atau menipu, untuk memenuhi kebutuhan anak yang kecanduan
itu, suatu tindakan yang dalam keadaan biasa tidak akan mereka lakukan. Ini merupakan ciri
yang menonjol dari masalah, yaitu selalu membawa pada keadaan yang memaksakan
penyimpangan dari nilai-nilai yang dijunjung tinggi oleh orang yang mengalaminya
C. MASALAH SOSIAL
Pembedaan antara masalah personal dengan keresahan umum, menurut Mills (1959),
memperlihatkan dimensi yang menjadi ciri khas masalah sosial, dan yang membedakannya
dengan masalah personal. Paling tidak ada 3 dimensi yang dapat dilihat dari penjelasan itu,
yang memberi ciri sosial kepada suatu masalah sehingga memenuhi kriteria untuk disebut
sebagai masalah sosial. Tanpa 3 dimensi itu suatu masalah tidak dapat memenuhi kriteria
sosial. Pertama, keresahan itu mencerminkan bahwa masalah itu terkait dengan kesadaran
moral anggota-anggota masyarakat. Kedua, keresahan umum juga berarti bahwa dalam
masyarakat itu telah mulai terbentuk persamaan persepsi terhadap ancaman yang ditimbulkan
oleh adanya masalah. Ancaman terhadap kestabilan dan keadaan normal, serta terhadap nilai-
nilai moral masyarakat. Masalah sosial selalu terkait dengan kestabilan dan keadaan normal
masyarakat itu. Masalah sosial juga selalu terkait dengan nilai-nilai dan harapan-harapan luhur
bersama dari masyarakat. Dan ketiga adalah mulai berkembangnya kesadaran bahwa masalah
ini tidak dapat diatasi sendiri-sendiri, tetapi harus dilakukan dengan menggalang kerja sama
di antara anggota-anggota masyarakat yang mengalaminya. Ketiga dimensi itu terlihat dari
definisi masalah sosial yang dirumuskan oleh oleh Rubington dan Weinberg (1989), yang
menyatakan sebagai berikut.
Masalah sosial adalah suatu kondisi yang dinyatakan tidak sesuai dengan nilai-nilai yang
dianut oleh sebagian warga, yang sepakat bahwa suatu kegiatan bersama diperlukan untuk
mengubah kondisi itu.
Definisi di atas memperlihatkan beberapa elemen menarik yang menunjukkan sifat dari
masalah sosial. Dengan memahami secara mendalam sifat-sifat itu akan terlihat secara jelas
ciri khas masalah sosial yang membedakannya dengan masalah-masalah lainnya, seperti
masalah psikologis, masalah politik, dan masalah ekonomi.
Dalam bukunya, Abdul Syani mengatakan bahwa masalah sosial memiliki dua penyebab, yaitu:
1. terjadinya disorganisasi di dalam masyarakat, seperti terjadi keresahan, dan pertentangan
antara kelompok-kelompok dalam masyarakat;
2. adanya ketidakmampuan dalam berhadapan dengan inovasi, seperti ketidakmampuan
dalam menguasai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Lebih lanjut ia mengatakan bahwa masalah sosial merupakan masalah yang saling terkait
antara satu gejala dengan gejala yang lain. Dari titik inilah kehadiran sosiologi adalah mencari
keterkaitan antar gejala yang ada, dan terutama mencari sebab-sebab timbulnya masalah dan
bukannya menekankan pada pemecahan masalah yang ada, yang merupakan bagian dari
pekerja sosial.
Masalah sosial dapat dibedakan dengan masalah kesejahteraan sosial. Masalah kesejahteraan
sosial merupakan bagian dari masalah sosial. Sebagai ilustrasi, kemiskinan merupakan masalah
utama yang terbentang dalam domain masalah sosial dan masalah kesejahteraan sosial.
Namun, secara khusus masalah kemiskinan, kemudian menyentuh dimensi kesejahteraan
sosial, seperti fakir miskin, orang dengan kecacatan (ODK), anak dan lansia telantar, dan
rumah tidak layak huni. Populasi yang mengalami problema ini dikenal dengan istilah
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) atau Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan
Sosial (PPKS) (Gambar 1.1).

Sejalan dengan ide tersebut maka respons terhadap masalah tersebut juga dapat
dibedakan meskipun sangat bersinggungan. Penanganan masalah sosial dilakukan melalui
strategi pembangunan sosial. Sedangkan pembangunan kesejahteraan sosial sejatinya lebih
difokuskan pada penanganan masalah kesejahteraan sosial. Peran yang dimainkan berbagai
profesi juga tentunya akan berlainan. Gambar 1.2 memperlihatkan bahwa peran pekerja sosial
lebih dominan dalam pembangunan kesejahteraan sosial. Sedangkan profesi lainnya, peranan
dominannya adalah dalam domain khasnya masing-masing. Misalnya, guru dalam domain
pendidikan dan dokter dalam bidang kesehatan.

Sumber: http://www.policy.hu/suh arto/makIndo41.html Edi Suharto, PhD


Gambar 1.4.

Kembali pada contoh kasus yang kita miliki maka kecanduan narkotika yang pada awalnya
merupakan masalah personal, kemudian menjadi keresahan umum, kini menjadi masalah sosial.
Kecanduan narkotika yang diikuti dengan tindakan-tindakan yang dianggap melanggar norma
yang berlaku di masyarakat, pada akhirnya menimbulkan kesamaan persepsi di antara anggota
masyarakat. Masyarakat menganggap bahwa kejadian itu merupakan suatu ancaman bagi
kestabilan keadaan normal yang selama ini berlaku, dan di antara anggota masyarakat itu
sudah tercipta satu kesadaran bahwa mereka harus melakukan satu tindakan yang harus
dilakukan secara bersama-sama dan mendapat dukungan dari semua anggota masyarakat.

MATERI 6
Faktor Penyebab dan Solusi Permasalahan Sosial

Indonesia telah merdeka sejak tanggal 17 Agustus 1945 dan dari saat itulah bangsa
Indonesia memulai pembangunan yang sebenarnya. Tujuan dari pembangunan yaitu tidak lain
adalah menyejahterakan rakyat atau menjadi lebih baik dari sebelumnya. Indonesia terdiri dari
pulau-pulau besar maupun kecil yang tersebar dari Sabang sampai Merauke dan terdiri dari
bermacam-macam suku dan kebudayaan. Tidaklah mudah bangsa Indonesia melaksanakan
pembangunan dengan keadaan yang beranekaragam. Tentu pembangunan tersebut harus
disesuaikan dengan keadaan wilayah dimana pembangunan itu dilaksanakan. Penduduk
Indonesia berjumlah 200 juta jiwa lebih, kekayaan alam melimpah ruah yang terbentang
diseluruh nusantara. Hal ini merupakan suatu modal yang sangat penting bagi pelaksanaan
pembangunan di Indonesia.
Sumber daya manusia di Indonesia sangatlah besar dan sangat mendukung keberhasilan
pembangunan. Rakyat Indonesia belum merasa sejahtera meskipun sumber daya alam yang
dimilki bangsa sangat besar. Sepertinya tujuan-tujuan pembangunan belum tercapai dan masih
banyak kendala-kendala yang dihadapi oleh bangsa Indonesia. Pembangunan juga belum
merata diseluruh pelosok tanah air, masih banyak daerah-daerah terutama diluar Jawa yang
membutuhkan perbaikan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan. Pembangunan memeng perlu
tahapan-tahapan yang harus dilalui untuk mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan. Tahapan
pembangunan itu sendiri dibedakan menjadi tiga jangka waktu yaitu jangka panjang, jangka
menengah, dan tahunan. Maka dengan demikian jika pembangunan akan dilaksanakan perlu
ditinjau terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pembangunan itu termasuk jangka panjang,
menengah atau tahunan. Sehingga pembangunan itu dapat dilaksanakan dengan biaya yang
seminimal mungkin dan mendapat hasil yang semaksimal mungkin.
PERMASALAHAN Seperti yang kita ketahui bahwa Indonesia mempunyai sumber daya alam
dan sumber daya manusia yang sangat besar, tetapi pelaksanan pembanunan belum bisa
maksimal atau dapat dikatakan gagal. Tentu ada faktor-faktor yang mempengaruhi kegagalan
pembangunan di Indonesia? Pemerintah tidak tinggal diam dalam melihat hal ini. Apa solusi
yang tepat agar pembangunan di Indonesia dapat berjalan dengan lancar dan tujuan-tujuan
pembangunan dapat tercapai? PEMBAHASAN Pelaksanaan Pembangunan di Indonesia
Pembangunan merupakan proses perubahan yang berangkat dari situasi nasional tertentu untuk
mencapai kondisi nasional yang lain yang lebih baik. Sejak awal pembangunan kita bersepakat
untuk memanusiawikan pembangunan kita. Kita tidak ingin menjadi manusia mesin tanpa jiwa
dan kalbu, dan sekedar menjadi masyarakat teknologis. Masyarakat maju dan mandiri di
Indonesia yang diinginkan dan dikehendaki rakyat dan bangsa bukanlah masyarakat modern
sekuler tanpa kendali agama dan moral.
Kita tidak ingin terjebak dan terperosok kedalam penderitaan dan kesalahan bangsa lain
dalam pembangunan masa depan yang diinginkan rakyat Indonesia adalah masyarakat yang
berkeseimbangan kesejahteraan lahir dan batin. Kegagalan Pembangunan di Indonesia Krisis
sosial yang melanda Indonesia sejak 1997 hingga saat ini bukan terjadi begitu saja, melainkan
suatu proses panjang yang melibatkan seluruh stake holders. Dapat dikatakan, krisis
multidimensi yang terjadi hingga saat ini merupakan wujud nyata dari kegagalan pembangunan.
Puncak krisis adalah terjadinya kerusuhan 1998 yang disusul dengan mundurnya Presiden
Soeharto. Kegagalan pembangunan tidak hanya disebabkan oleh karut-marutnya pelaksanaan
pembangunan di lapangan, melainkan dimulai dari hulunya. Geografi Indonesia sangat luas dan
terdiri dari ribuan pulau dengan sarana komunikasi dan pengangkutan yang belum sempurna.
Hal ini mengakibatkan banyaknya hambatan dalam pelaksanaan pembangunan di Indonesia.
Kemudian keadaan rakyat, yang menjadi sarana penerangan dan penyuluhan, masih sangat
heterogen dengan kondisi sosial ekonomi dan tingkat pendidikan serta kecerdasan yang masih
sangat terbatas. Keterikatan sebagian besar rakyat pada tradisi dan kondisi lingkungan juga
merupakan hambatan untuk mengadakan pembaharuan dalam pandangan maupun sikap
hidupnya. Jika kita menyoroti tentang sumber daya manusia yang ada, dapat dikatakan bahwa
sebenarnya Indonesia memiliki sumber daya manusia yang sangat besar, tetapi kualitas
SDMnya tidak sesuai yang diharapkan. Hal ini juga dapat menghambat pelaksanaan
pembangunan. Seperti yang kita lihat, tenaga-tenaga ahli kebanyakan didatangkan dari luar
negeri. Kemudian masalah sumber daya alam, Sebenarnya bangsa kita memiliki sumber daya
alam yang sangat besar, tetapi kita tidak bisa mengolahnya sehingga harus mengadakan
kerjasama dengan perusahaan dari luar negeri. Dengan demikian, sumber daya alam yang
seharusnya bisa kita manfaatkan untuk kemakmuran rakyat yang sebesar-besarnya tidak bisa
maksimal karena harus berbagi keuntungan dengan pihak kedua. Kegagalan atau keberhasilan
pembangunan sangat tergantung dari pihak pelaksana (pemerintah dan masyarakat).
Pemerintah dalam merealisasikan suatu kebijakan harus mendapat dukungan dari rakyatnya,
karena tanpa dukungan dari masyarakat suatu kebijakan tidak dapat berjalan dengan lancar.
Kemudian orang-orang yang duduk di kursi pemerintahan juga sangat menentukan kelacaran
pembangunan, yaitu moral yang dimiliki oleh para pejabat. Sebagai contoh banyak para pejabat
yang melakukan korupsi, sehingga dana-dana yang sebenarnya untuk pembangunan, sebagian
masuk kantong para pejabat. Hal tersebut tidak kita sadari dapat menyebabkan ketidaklancaran
pembangunan.
Gagasan Mengatasi Kegagalan Pembangunan Setelah kita mengetahui beberapa hal yang
menyebabkan kegagalan pembangunan maka dapat diuraikan beberapa solusi yang mungkin
dapat memperlancar pembangunan. Pertama penerangan pembangunan, yaitu upaya
menyebarluaskan pesan-pesan pembangunan melalui kegiatan penerangan pembangunan
bertujuan untuk menciptakan kondisi sosial kultural yang mantap dan dinamis, sehingga setiap
warga mau dan mampu mengembangkan potensi manusiawanya secara optimal. Secara garis
besar, tujuan penerangan pembangunan adalah secara kuatitatif mampu menjangkau
masyarakat seluas mungkin dan secara kualitatif mampu menumbuhkan dan membina
kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan. Kedua, penyuluhan
pembangunan yaitu suatu sistem pendidikan diluar sekolah untuk anggota masyarakat.
Sasaran penyuluhan adalah manusia. Penyuluhan bertujuan adalah untuk mewujudkan
keadaan yang memungkinkan masyarakat berproduksi lebih baik, melakukan usaha yang lebih
menguntungkan, dan hidup lebih sejahtera baik materi maupun spirit. Berdasarkan pengalama,
untuk lebih berhasilnya pembangunan, maka fungsi penyuluhan oleh instansi terkait selalu
ditangani secara khusus selain fungsi pengaturan dan pelayanan. Dalam konteks ini penyuluhan
berfungsi sebagai faktor penunjang pembangunan. Ketiga, apresiasi keadaan yaitu dalam
rangka mengembangkan peranan dan kegiatan penyuluhan, maka apresiasi keadaan
masyarakat perlu dilakukan dengan cermat. Ada beberapa langkah apresiasi kondisi masyarakat
yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan: v Jangkauan media
massa terhadap khalayak yang herterogen masih perlu ditingkatkan. Sebagai contoh, RRI dan
TVRI yang mempunyai stasiun penyiaran atau produksi, baik yang stasioner maupun keliling di
seluruh Indonesia, seharusnya dapat menjangkau seluruh pelosok tanah air termasuk desa-
desa. Hasil penelitian ternyata menunjukkan bahwa di berbagai tempat siaran RRI dan TVRI
kurang atau tidak dapat diterima khalayak dengan jelas. Tujuan menggerakkan partisipasi
masyarakat dalam proses pembangunan melalui ide-ide pembaharuan dan perubahan bidang
ekonomi, politik, dan sosial dalam masyarakat tidak selalu mudah diterima, kecuali apabila
masyarakat mengerti dan menyadari betul mengenai manfaat yang akan diperoleh dari hasil
pembaharuan tersebut.
Laju komunikasi dalam masyarakat desa akan dapat berjalan dengan lancar apabila dalam
komunikasi ada pengertian yang benar dan menggunakan bahasa yang sama, sederhana, dan
mudah dimengerti.
Pada umumnya, pemimpin setempat menyampaikan pesan pembaruan kepada rakyat
melalui media komunikasi tatap muka atau antarpribadi. Dengan demikian, opini leader
setempat memegang peranan penting dalam komunikasi di daerah pedesaan. Disamping ketiga
gagasan tersebut dapat juga dengan memperbaiki mutu pendidikan di Indonesia. Menanamkan
moral yang baik sejak dini sangat penting bagi generasi yang akan datang. Perbaikan mutu
pendidika tersebut bertujuan meningkatkan mutu sumber daya manusia agar dimasa yang akan
datang bangsa kita tidak perlu mendatangkan ahli-ahli dari luar negeri. Penanaman moral yang
baik sejak dini bertujuan untuk meningkatkan mutu budi pekerti yang baik, jujur, dan
bertanggungjawab bagi generasi yang akan datang.
Penutup Kesimpulan Pembangunan sangat dipengaruhi oleh para pelaksana pembangunan,
yaitu pemerintah dan warga masyarakat (berupa dukungan kepada kebijakan pemerintah).
Komunikasi juga menentukan berhasil tidaknya pembangunan, baik komunikasi melalui media
massa maupun secara langsung oleh para pemimpin setempat. Adanya kerjasama antara
pemerintah dengan masyarakat harus diciptakan agar pembangunan dapat berjalan dengan
lancar dan mencapai hasil yang maksimal. Saran Untuk menagatasi kegagalan pembangunan
yang dialami oleh bangsa Indonesia diperlukan evaluasi terhadap kebijakan-kebijakan yang
telag ditetapkan, dengan tujuan kedepannya agar lebih baik dan membawa manfaat bagi
masyarakat luas. Kemudian memajukan pendidikan nasional sedini mungkin agar muncul
generasi-generasi muda yang berkualitas baik secara moral dan pola pikir yang maju.

LAMPIRAN 2

LEMBAR
PESERA DIDIK

Observasi diri sendiri!


No Pertanyaan Refleksi pada diri
Siapakah saya?
1.
Apa peran saya dalam
2.
kehidupan?
Bagaimana nilai-nilai yang
3.
saya anut?
Baik atau buruk?

Seperti apa fisik saya?


5.
Bagaimana perasaan saya
6.
dalam hidup di lingkungan
sekolah?
Bagaimana perasaan saya
7.
dalam hidup di lingkungan
keluarga?
Apa kekuranganmu?
8.
Apa kelebihanmu?
9.
Apa tujuan dan
10.
rencanamu? serta harapan
di masa depanmu?

LEMBAR
PESERA DIDIK

Refleksi diri sendiri!


No Pertanyaan Refleksi pada diri
Apakah kamu nyaman
1.
hidup dalam
lingkunganmu?
Apa yang membuatmu
2.
tidak nyaman berada dalam
lingkungan sosialmu?
Sumber dukungan sosial
apa saja yang kamu miliki?
Apakah kamu merasa
4.
lingkungan sosialmu sesuai
dengan harapanmu?
Aspek-aspek dukungan
5.
sosial apa saja yang kamu
peroleh dalam keluarga
dan lingkunganmu?
Apakah kamu adalah orang
6.
yang menguasai situasi dan
menghasilkan hasil yang
positif dalam lingkungan?
Bagaimana perasaan saya
7.
dalam hidup di lingkungan
keluarga?
Apakah kamu percaya
8.
bahwa kamu mampu
melakukan sesuaru untuk
merubah keadaan yang
kurang baik menjadi baik di
lingkunganmu?
Apakah kamu mampu
9.
menghadapi kesulitan-
kesulitan yang dialami?
Apakah kamu orang
10.
dengan Self – efficacy?

LEMBAR KERJA
PESERA DIDIK
A. Coba kalian perhatikan isi dari pasal-pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 tentang hak dan
kewajiban dibawah ini, tuliskan makna dari isi pasal tersebut dan berikan contoh
pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.

No Pasal Makna Pasal Contoh Pelaksanaan dalam


Kehidupan Sehari-hari
Pasal Tentang Hak
1. 27 ayat 3
.................................................... ........................................................
2. 28
.................................................... ........................................................
3. 29 ayat 2
.................................................... ........................................................
4. 31
.................................................... ........................................................
5. 33 ayat 4
.................................................... ........................................................
Pasal Tentang Kewajiban
6. 27 ayat 1
.................................................... ........................................................
7. 27 ayat 3
.................................................... ........................................................
8. 28J ayat
1 .................................................... ........................................................
9. 28J ayat
2 .................................................... ........................................................
10. 30 ayat 1
.................................................... ........................................................
B. Latihan Soal
Pilihlah salah satu jawaban yang paling benar dengan cara memberi tanda silang (x) pada
huruf A, B, C, D atau E!

1. Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam Undang-Undang Pasal ....


A. UU No. 9 Tahun 1998
B. UU No. 39 Tahun 1999
C. UU No. 20 Tahun 2003
D. UU No. 12 Tahun 2006
E. UU No. 36 Tahun 2009

2. Dibawah ini yang merupakan hak untuk melakukan upaya hukum guna melawan atau
menggugat keputusan-keputusan warga yang dinilai merugikan hak konstitusional
warga negara yang bersangkutan adalah ....
A. Mendapatkan pendidikan dan membela negara
B. Mendirikan partai politik
C. Mendaftarkan diri menjadi calon legislatif
D. Menjadi anggota TNI/Polisi
E. Mengajukan kasasi
3. “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam upaya pembelaan negara.”
Merupakan isi dalam UUD NRI Tahun 1945 Pasal ....
A. Pasal 27 ayat 2
B. Pasal 27 ayat 3
C. Pasal 28
D. Pasal 29 ayat 2
E. Pasal 30 ayat 1

4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas ....


A. Kekeluargaan
B. Demokrasi ekonomi
C. Kebersamaan
D. Hukum ekonomi
E. Perjanjian masyarakat

5. Berikut ini adalah pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 yang membahas tentang
kewajiban warga negara adalah ....
A. Pasal 27
B. Pasal 28
C. Pasal 28J ayat 1
D. Pasal 33 ayat 3
E. Pasal 34 ayat 1

Kunci Jawaban dan Pembahasan


Latihan Soal Kegiatan Pembelajaran 1
1. D 2. E 3. B 4. B 5. C

Pembahasan soal :
1. Sudah jelas UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia.
2. Hak untuk melakukan upaya hukum guna melawan atau menggugat keputusan- keputusan
warga yang dinilai merugikan hak konstitusional warga negara yang bersangkutan. Contohnya
setelah adanya keputusan kemudian mengajukan banding dipengadilan, pengajuan kasasi ke
Mahkamah Agung dan lain sebagainya.
3. Sudah jelas Pasal 27 Ayat (3) berbunyi “Setiap warga negara berhak dan wajib ikut
serta dalam upaya pembelaan negara.”
4. Sesuai dengan isi Pasal 33 Ayat (4) berbunyi “Perekonomian nasional diselenggarakan
berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan,
berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.”
5. Pasal dalam UUD NRI Tahun 1945 yang membahas tentang kewajiban warga negara adalah
pasal 27 ayat (1), Pasal 27 ayat (3), Pasal 28J ayat (1), Pasal 28J ayat (2) dan pasal 30 ayat
(1).

LEMBAR KERJA
A. Cara Kerja
1. Bentuk kelompok 5-6 kelompok
2. Jawablah bahan diskusi berikut bersama kelompok masing-masing!
3. Setiap kelompok membagi kelompoknya menjadi 2 sub kelompok, subkelompok tetap
tinggal dalam kelompok untuk menerima tamu, dan subkelompok 2 sebagai kelompok
yang berkunjung ke kelompok lain.
B. Bahan Diskusi
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan jawaban yang tepat!
1. jelaskan pengertian interaksi sosial!
2. sebutkan 2 syarat interaksi sosial!
3. sebutkan 4 faktor terjadinya proses interaksi social!
4. sebutkan 4 ciri-ciri interaksi sosial!
5. sebutkan 3 jenis aturan interaksi sosial!

C. INSTRUMEN PENILAIAN PENGETAHUAN


Kompetensi Materi/ Bentuk Jumla
No Indikator Soal
Dasar Sub Materi Soal h Soal

3
1.2 Menganalisis 1. menjelaskan Uraian 5
interaksi sosial Interaksi pengertian interaksi
dalam ruang Sosial Dan sosial
dan Lembaga 2. menyebutkan 2
pengaruhnya Sosial syarat interaksi sosial
terhadap 3. menyebutkan 4
kehidupan faktor terjadinya proses
sosial, ekonomi, interaksi sosial
dan budaya 4. menyebutkan 4 ciri-
dalam nilai dan ciri interaksi sosial
norma, serta 5. menyebutkan 3 jenis
kelembagaan aturan interaksi sosial
sosial budaya.

D. Rumusan Butir Soal:


Kriteria Penilaian
Uraian : skor maksimal 100
N
Jawaban Skor
o
Interaksi sosial adalah hubungan-hubungan antara orang
perorangan,
1 antara kelompok manusia, maupun antara orang perorangan 10
dan kelompok manusia.

Proses interaksi sosial akan terjadi apabila di antara pihak yang


berinteraksi melakukan:
2 20
1. kontak sosial dan,
2. komunikasi.
3 Berlangsungnya suatu proses interaksi sosial didasarkan pada
beberapa faktor, antara lain :
a. Faktor imitasi
40
b. Faktor sugesti
c. Faktor identifikasi
d. Faktor simpati
4 1. Jumlah pelakunya lebih dari seorang, biasanya dua atau lebih.
2. Berlangsung secara timbal balik.
3. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan 40
symbol-simbol yang disepakati.
4. Adanya suatu tujuan tertentu.
Ada tiga jenis aturan, yaitu aturan:
1. mengenai ruang
5 30
2. mengenai waktu, dan
3. mengenai gerak dan sikap tubuh.
Jumlah Skor 140

E. Pedoman Penskoran Tugas


LEMBAR EVALUASI
PESERA DIDIK

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!


1) Suatu kejadian dianggap sebagai keresahan umum jika ....
A. seseorang merupakan bagian dari kelompok masyarakat
B. kejadian itu sudah menjadi keresahan umum
C. dapat dilihat dari tataran horizontal dan vertikal
D. terjadi perbedaan kesadaran

2) Pandangan Sosiologi dalam mengkaji masalah sosial lebih menekankan pada ....
A. sebab-sebab munculnya masalah sosial
B. pemecahan masalah sosial
C. akibat yang akan ditimbulkan
D. pelaku (aktor) utamanya

3) Suatu isu dapat berubah menjadi masalah sosial, hal ini merupakan penjelasan tentang butir-
butir penting dalam masalah sosial, yang menggambarkan ....
A. sebagian berarti warga
B. tidak sesuai dengan nilai
C. adanya suatu kegiatan bersama
D. suatu kondisi yang dinyatakan

4) Sikap pasrah yang sering disebut sebagai berkebudayaan kemiskinan, merupakan penjelasan
tentang butir-butir penting dalam masalah sosial, yang menggambarkan ....
A. sebagian berarti warga
B. tidak sesuai dengan nilai
C. adanya suatu kegiatan bersama
D. suatu kondisi yang dinyatakan

5) Masalah sosial berhubungan erat dengan nilai-nilai sosial dan lembaga sosial. Ini
dapat diartikan bahwa masalah sosial itu ....
A. hanya menunjuk pada tata kelakuan yang menyimpang
B. bisa mencerminkan ukuran-ukuran umum tentang moral
C. akan selesai dengan sendirinya
D. merupakan suatu kondisi yang dinyatakan

6) Menurut Mills, dimensi masalah sosial, kecuali ....


A. adanya kesadaran anggota
B. munculnya persepsi yang sama
C. adanya kesepakatan untuk tindakan bersama
D. munculnya pelaku (aktor) utama

7) Ukuran-ukuran yang digunakan sosiologi dalam melihat masalah sosial, kecuali ....
A. sumber-sumber sosial
B. manifest social problem
C. kriteria utama
D. pelaku utamanya

8) Latent social problem bisa diartikan sebagai suatu kejadian yang ....
A. berlawanan dengan norma, namun tetap diterima apa adanya
B. sesuai dengan norma sehingga diterima apa adanya
C. berlawanan dengan norma sehingga harus dihilangkan
D. sesuai dengan norma, namun harus dihilangkan

9) Manifest social problem bisa diartikan sebagai suatu kejadian yang ....
A. berlawanan dengan norma, namun tetap diterima apa adanya
B. sesuai dengan norma sehingga diterima apa adanya
C. berlawanan dengan norma sehingga harus dihilangkan
D. sesuai dengan norma, namun harus dihilangkan

10)Ukuran yang digunakan dalam sosiologi menegaskan bahwa sumber masalah sosial ...
A. hanya berasal dari alam saja
B. bisa berasal dari alam
C. harus berasal dari alam
D. tidak bisa berasal dari alam

KUNCI JAWABAN

1. B. Kejadian itu sudah menjadi keresahan umum (jelas).


2. A. Sebab-sebab munculnya masalah sosial. Menurut sosiolog, bagaimana mengatasi
masalah sosial merupakan bagian dari pekerja sosial.
3. D. Suatu kondisi yang dinyatakan (jelas).
4. C. Adanya suatu kegiatan bersama (jelas).
5. B. Bisa mencerminkan ukuran-ukuran umum tentang moral (sudah jelas).
6. D. Munculnya pelaku utama (jelas).
7. D. Pelaku utamanya (jelas).
8. A. Suatu kejadian yang berlawanan dengan norma, namun tetap diterima apa adanya
(jelas).
9. C. Suatu kejadian yang berlawanan dengan norma sehingga harus dihilangkan (jelas).
10.B. Bisa berasal dari alam (jelas).

LEMBAR EVALUASI
PESERA DIDIK

Permasalahan :
Pada permasalahan di atas, faktor apa yang dapat menyebabkan hal itu dapat terjadi?

Solusi apa yang dapat kamu berikan?

LAMPIRAN 3
Glosarium
Problem management : kemampuan mengendalikan masalah.
Masalah : suatu hambatan yang dialami dan membutuhkan pemecahan
dengan cara yang benar dan tepat.
: kesenjangan antara kondisi yang diharapkan dan kenyataan yang
dihadapi.
Masalah personal : suatu kondisi yang menghambat seorang individu sehingga
terganggu atau bahkan tidak dapat menjalankan peranannya
dengan baik.
Keresahan umum : masalah yang telah berpengaruh secara luas, dan menjadi bahan
perdebatan umum. Merupakan suatu tahap yang dengan jelas
memperlihatkan dimensi sosial dari suatu masalah.
Masalah sosial : suatu kondisi yang dinyatakan tidak sesuai dengan nilai- nilai
yang dianut oleh sebagian warga, yang sepakat bahwa suatu
kegiatan bersama diperlukan untuk mengubah kondisi itu.
Budaya kemiskinan : melihat kondisi kemiskinan sebagai sesuatu yang wajar, dan
dianggap berada di luar kemampuan untuk memperbaikinya.
Manifest social : suatu kejadian yang dianggap salah oleh masyarakat.
problem
Latent social problem : suatu kejadian yang dinilai berlawanan dengan aturan dan norma
yang ada, namun tetap diterima dan dianggap bukan suatu
masalah sosial.
Masalah sosial primer : kondisi sosial yang sangat berpengaruh yang dapat membawa
akibat kerusakan ganda terhadap masyarakat.
Masalahsosial : kondisi yang berbahaya yang terutama disebabkan oleh masalah
sekunder sosial yang sangat berpengaruh yang selanjutnya dapat
menyebabkan timbulnya masalah-masalah lain.
Masalah sosial tersier : kondisi yang berbahaya yang langsung atau tidak langsung
merupakan akibat dari masalah yang lebih dominan.

Rekayasa sosial : suatu tindakan bersama yang dilakukan untuk memecahkan


masalah sosial.

Kondisi perlu : suatu kondisi yang merupakan penyebab utama dari suatu
kejadian, yang keberadaannya sangat berpengaruh pada
kejadian lain.
Kondisi cukup : suatu kondisi yang merupakan penyebab lain dari suatu
kejadian, yang keberadaannya tidak mutlak berpengaruh pada
kejadian lain.
LAMPIRAN 4

Daftar Pustaka

Baker, P.J., Louis E.A, Dean S.D (1993). Social Problems: A Critical Thinking Approach.
California, USA: Wadsworth Publishing Company.
Poloma, M.M. (1987). Sosiologi Kontemporer. (Terjemahan). Jakarta: Rajawali Press.

Ritzer, G. (1992). Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. (Saduran: Alimandan).


Jakarta: Rajawali Press.
Rubington, E. dan Wainberg, M.S. (1995). The Study of Social Problems, Seven Perspective. New
York. USA: Oxford University Press.

Sullivan, T. dan Thomson, K.S. (1988). Introduction to Social Problems, New York, USA:
Macmillan Publishing Company.

LAMPIRAN 5

TEKNIK PENILAIAN DAN BENTUK INSTRUMEN

Jenis Penilaian Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Penilaian

Lembar pengamatan sikap selama


Penilaian sikap Observasi kegiatan pembelajaran

Penilaian pengetahuan Tes Tulis Soal pilihan ganda


a. Lembar pengamatan
Penilaian Observasi penyusunan laporan diskusi
ketrampilan/performa b. Lembar pengamatan kegiatan
presentasi kelompok
1. INSTURUMEN PENILAIAN SIKAP
a. Lembar penilaian sikap pada kegiatan pada kegiatan diskusi kelompok
Nama Aspek pengamatan Skor
No siswa Bernalarkritis Mandiri Kreatif Bergotongroyong Total Nilai

Nilai Akhir = Rubrik penilaian sikap pada kegiatan diskusi kelompok

Aspek
Indikator
Pengamatan
1. Terlibat aktif dalam kerjasama diskusi kelompok
2. Menyelesaikan tugas sesuai dengan pembagian tugas kelompok
Bergotongroyong 3. Bersedia membantu anggota kelompok lain yang mengalami
kesulitan
4. Menghargai hasil kerja anggota kelompok
1. Mengemukakan ide/pendapatnya benar
2. Menyampaikan pendapatnya secara sistematik
Bernalarkritis 3. Sopan dalam menyampaikan pendapat
4. Mengemukakan pendapat dengan bahasa yang baik

1. Aktif bertanya jika ada pertanyaan yang belum dipahami


2. Cepat merespon instruksi guru
Mandiri
3. Aktif dalam memberikan tangapan
4. Berperan aktif dalam diksusi kelompok
1. Membuat slide presentasi dengan sederhana dan menarik
2. Power point dilengkapi dengan gambar/ animasi yang menarik
Kreatif dan sesuai dengan materi
3. Membuat laporan dengan detail dan berbeda
4. Mampu mengemukakan ide yang konstektual

Keterangan Skor:
4 = jika 4 indikator yang terlihat
3 = jika 3 indikatoryang terlihat
2 = jika 2 indikator yang terlihat
1 = jika 1 indikator yang terlihat

Kriteria Nilai :
A = 80-100 = BAIK SEKALI
B = 70 – 79 = BAIK
C = 60 – 69 = CUKUP
D = < 60 = KURANG

2. INSTRUMEN PENILAIAN KETRAMPILAN


a. Lembar Pengamatan Penyusunan Makalah
Tugas : Menyusun makalah/laporan tentang ide/gagasan tentang energi alternatif
sebagai solusi untuk keterbatasan sumber daya energi di Indonesia.
Penilaian Total Nilai
No 1 2 3 4 Skor akhir
1. Sistematika makalah
Kelengkapan
2.
makalah
Kesesuian konsep
3.
ide makalah

Nilai Akhir =
b. Rubrik penilaian ketrampilan menyusun makalah
Kategori
Aspek
1 2 3 4

Makalah dibuat Makalah dibuat Makalah dibuat


Makalah dibuat
Sistematika dengan dengan dengan
dengan
makalah sistematika yang kurang benar benar tetapi kurang
sistematika yang
salah dan kurang jelas jelas

Kelengkapan Makalah Makalah Makalah Makalah dibuat


makalah dibuat tidak dibuat tanpa dibuat tanpa lengkap
lengkap kesimpulan kesimpulan
dan daftar
pustaka
Kebenaran Konsep atau Konsep atau Konsep atau Konsep atau ide
konsep ide yang ide yang ide yang yang dipaparkan
dipaparkan dipaparkan dipaparkan benar dan tepat
tidak tepat kurang tepat sesuai teori sesuai teori
tetapi kurang
jelas

c.
d. Lembar pengamatan kegiatan presentasi kelompok
Kelengkapan Kemampuan Skor Nilai
materi Format presentasi Total Akhir
No. Nama Kelompok
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Nilai Akhir =

e. Rubrik penilaian kegiatan presentasi kelompok


Aspek Pengamatan Indikator
1. Power point terdiri dari judul, isi materi dan daftar pustaka
2. Isi materi menjawab semua soal yang diberikan
Kelengkapan materi 3. Materi disusun secara sistematis
4. Dilengakapi dengan gambar/data yang mendukung

1. Materi di buat dalam bentuk slide power point


Penulisan materi 2. Setiap slide terbaca dengan jelas
3. Isi materi dibuat singkat dan jelas
4. Bahasa yang digunakan mudah dipahami

Kemampuan 1. Materi disampaikan dengan penuh percaya diri


presentasi 2. Semua anggota kelompok menguasai materi yang disampaikan
3. Seluruh anggota kelompok berpartisipasi dalam kegiatan
presentasi
4. Dapat mengatur waktu presentasi dengan baik

Keterangan Skor:
2 = jika 4 indikator yang terlihat
3 = jika 3 indikator yang terlihat
2 = jika 2 indikator yang terlihat
1 = jika 1 indikator yang terlihat
Kriteria Nilai :
A = 80-100 = BAIK SEKALI
B = 70 – 79 = BAIK
C = 60 – 69 = CUKUP
D = < 60 = KURANG
RUBRIK ASESMEN PRESENTASI HASIL DISKUSI
INSTRUMEN PENILAIAN: PROSES DAN PRODUK

Aspek Belum Kompeten (0- Cukup Kompeten (6-7) Kompeten (8-9) Sangat Kompeten
6) (10)
Proses Peserta didik tidak terlibat Peserta didik terlibat dalam Peserta didik terlibat dalam Peserta didik terlibat
percobaan dalam percobaan percobaan pengukuran percobaan pengukuran dalam percobaan
pengukuran pengukuran namun kurang aktif secara aktif tetapi menutup pengukuran secaraaktif
diri untuk diskusi dan terbuka untuk
diskusi
Proses Peserta didik tidakmampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
presentasi hasil mempresentasikan hasil mempresentasikan hasil mempresentasikanhasil mempresentasikan hasil
percobaan percobaan namun dengan percobaan dengan sikap percobaan n dengan
sikap yang kurang baik yang baik namun tidak sikap yang baik dan
mampu mampu
berdiskusi berdiskusi
Hasil Peserta didiktidak Peserta didik kurang mampu Peserta didik mampu Peserta didik mampu
penyusunan menyusun laporan mengidentifikasi mengidentifikasi mengidentifikasi
laporan percobaan permasalahan dan kurang permasalahan tetapi tidak permasalahan dan
percobaan mampu menyusun laporan mampu menyusun laporan menyusun laporan
percobaan dengan baik percobaan dengan baikatau percobaan dengan baik
sebaliknya

Keterangan :
Siswa yang belum kompeten maka harus mengikuti pembelajaran remidiasi.
Siswa yang cukup kompeten diperbolehkan untuk memperbaiki pekerjaannya sehingga mencapai level kompeten
Buatlah Analisa dari permasalahan berikut ini:

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi sosial yang telah


dipelajari, kerjakanlah latihan berikut!
Coba Anda temukan suatu masalah sosial, dan coba anda kemukakan
kesalahpahaman yang terjadi atas masalah sosial tersebut!

Petunjuk Jawaban Latihan

a. Identifikasi gejala masalah sosial yang terjadi.


b. Anda bisa menggunakan kesalahpahaman yang dikemukakan oleh
Horton dan Leslie atau bisa juga menggunakan kesalahpahaman yang
dikemukakan oleh Jalaludin Rahmat.
c. Diskusikan dengan teman kelompok belajar Anda.

Apa yang difikirkan dan dapat kalian lakukan untuk menyelesaikan


permasalahan di atas?

Kemungkinan jawaban Kategori Rencana Tindak Lanjut


Tidak Tahu Tidak Paham Mempelajari kembali konsep
pengukuran
Menggunakan alat bantu Paham sebagian Mendalami kembali pemahaman
ukur dan sudut aplikasi materi pengukuran dalam
kehidupan
sehari hari
Bisa membaca jangka Paham Melanjutkan materi berikutnya
sorong dan mikrometer
skrup diatas
PEMBELAJARAN REMEDIASI

Siswa melakukan analisis suatu permasalahan sosial didampingi guru


PEMBELAJARAN PENGAYAAN

Menyelesaikan permalasalahan berkaitan dengan permasalahan manusia dan bumi

Anda mungkin juga menyukai