Anda di halaman 1dari 20

ALUR TUJUAN PEMBELAJARAN (ATP)

Tahun Ajaran 2022/2023

Nama Sekolah : SMK WARGA SURAKARTA


Mata Pelajaran : IPAS
Program Keahlian : Teknik Mesin, Teknik Otomotif, Teknik Elektronika
Kelas :X
Alokasi Waktu : 108 JP
Guru Pengampu : Dwi Riyadi, S.Si

Elemen : Makhluk hidup dan lingkungannya


Alokasi waktu : 12 JP ( 6 x pertemuan )
Capaian Pembelajaran : Pada fase E, peserta didik dapat menjelaskan hubungan antara
makhluk hidup yang terdiri dari manusia, tumbuhan, dan
hewan yang saling bergantung satu dengan yang lain dan
terhadap lingkungannya baik berupa tanah, air, energi.
Hubungan makhluk hidup dan lingkungannya dapat
digambarkan sebagai individu - populasi - komunitas -
ekosistem - biosfer.
ACTION
NO TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI MODUL SMT JP
T/P/O/PjBL
1 Peserta didik dapat menjelaskan Ekosistem T 1 1 2
ekosistem dan jenis-jenisnya
2 Peserta didik dapat menyebutkan Komponen T 1 1 2
komponen penyusun ekosistem penyusun
ekosistem
3 Peserta didik dapat Satuan makhluk T 1 1 2
mengidentifikasi satuan makhluk hidup dalam
hidup dalam ekosistem ekosistem
4 Peserta didik dapat menganalisis Rantai, Jaring- O 1 1 2
bentuk aliran energi dalam jaring dan
ekosistem piramida
makanan
5 Peserta didik dapat menganalisis Interaksi antar O 1 1 2
pola interaksi makhluk hidup dalam makhluk hidup
ekosistem dalam
ekosistem
6 Peserta didik dapat menganalisis Peranan PjBL 1 1 2
peranan komponen ekosistem komponen
terhadap lingkungan sekitar biotk dan
abiotik
Elemen : Zat dan Perubahannya
Alokasi waktu : 12 JP ( 6 x pertemuan )
Capaian Pembelajaran : Pada fase E, peserta didik dapat mengidentifikasi zat dan perubahan
yang meliputi dasar-dasar besaran dan pengukuran, sifat zat
yang dibedakan secara kimia dan fisika, ciri-ciri dari perubahan
zat secara fisika dan kimia, serta penggolongan zat menjadi
unsur, senyawa, campuran dan cara pemisahan campuran
yang bermanfaat secara ekonomis.
ACTION
NO TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI MODUL SMT JP
T/P/O/PjBL
1 Peserta didik dapat menjelaskan Besaran dan T 2 1 1
besaran dan pengukuran pengukuran
2 Peserta didik dapat Satuan dan T 2 1 1
mengidentifikasi satuan besaran konversi satuan
dan konversi ke dalam satuan SI
3 Peserta didik dapat menjelaskan Sifat fisika dan T 2 1 1
sifat-sifat dari suatu zat kimia zat
4 Peserta didik dapat Perubahan T 2 1 1
mengidentifikasi ciri-ciri perubahan Fisika dan
suatu zat Kimia zat
5 Peserta didik dapat Perubahan O 2 1 2
mengelompokan perubahan zat ke Fisika dan
dalam perubahan fisika dan Perubahan
perubahan kimia Kimia
6 Peserta didik dapat membedakan Unsur, T 2 1 2
unsur, senyawa dan campuran Senyawa,
Campuran
7 Peserta didik dapat menjelaskan Pemisahan T 2 1 2
bermacam-macam pemisahan campuran
campuran
8 Peserta didik dapat menganalisis Pemisahan O 2 1 2
cara pemisahan campuran yang Campuran
tepat untuk memisahkan campuran
menjadi komponen penyusunnya

Elemen : Energi dan Perubahannya


Alokasi waktu : 12 JP ( 6 x pertemuan)
Capaian Pembelajaran : Pada fase E, peserta didik dapat menjelaskan energi dan
perubahannya mencakup segala sesuatu yang berkaitan
dengan kemampuan sebuah benda untuk melakukan usaha.
Energi dan perubahannya meliputi perubahan energi kimia,
listrik, kalor dan mekanik serta energi terbarukan.
ACTION
NO TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI MODUL SMT JP
PBL/PjBL
1 Peserta didik dapat menjelaskan - Energi T 3 1 2
energi dan bentuk-bentuk - Bentuk-
perubahannya bentuk Energi
2 Peserta didik dapat menjelaskan - Usaha T 3 1 2
konsep usaha - Daya
3 Melalui diskusi, peserta didik dapat - Hukum Ohm PBL 3 1 4
menelaah konsep terkait: kuat arus - Rangkaian
listrik, tegangan listrik, hambatan Hambatan
listrik serta keterkaitan besaran- listrik
besaran tersebut dengan benar. - Energi dan
daya listrik
4 Peserta didik dapat menjelaskan - Kalor P 3 1 2
konsep kalor - Perpindahan
Kalor
5 Peserta didik dapat mengidentifikasi - Sumber energi T 3 1 2
sumber energi terbarukan terbarukan
dan
macamnya

Elemen : Bumi dan Antariksa


Alokasi waktu : 8 JP ( 4 x pertemuan )
Capaian Pembelajaran : Pada fase E, peserta didik dapat memahami gravitasi universal dan
hukum-hukum gravitasi yang berlaku, struktur Bumi yang
terdiri dari interior bumi, litosfer, lempeng tektonik, gempa
bumi, hidrosfer, atmosfer, dan medan magnet bumi. Pesserta
didik dapat menjelaskan iklim, cuaca, musim, perubahan iklim
dan mitigasi bencana.
ACTION
NO TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI MODUL SMT JP
T/P/O/PjBL
1 - Peserta didik dapat menjelaskan Gravitasi T 4 2 2
pengertian gravitasi universal dan
- Peserta didik dapat menjelaskan hukum-
hukum hukum gravitasi hukum
gravitasi
yang berlaku
2 - Peserta didik dapat menjelaskan Interior O 4 2 2
interior bumi bumi,
- Peserta didik mampu menyebutkan litosfer,
macam macam gempa bumi lempeng
- Peserta didik mampu menganalisis tektonik, dan
penyebab terjadinya gempa bumi gempa bumi
3 - Peserta didik dapat menjelaskan Hidrosfer, O 4 2 2
struktur bumi atmosfer,
- Peserta didik dapat menjelaskan dan medan
konsep medan magnet bumi magnet bumi.

4 - Peserta didik dapat menganalisis Iklim, cuaca, O 4 2 2


iklim dan perubahnnya musim,
- Peserta didik dapat mengidentifikasi perubahan
mitigasi bencana iklim serta
mitigasi
bencana
Elemen : Keruangan dan konektivitas antar ruang dan waktu
Alokasi waktu : 10 JP ( 5 x pertemuan )
Capaian Pembelajaran : Pada fase E, peserta didik dapat memahami kondisi sosial dan
lingkungan alam dalam konteks lokal dan regional, nasional,
hingga global, kondisi geografis Indonesia dan pengaruhnya
terhadap aktivitas sosial, ekonomi, dan politik. Peserta didik
dapat mempelajari konektivitas dan interaksi tersebut untuk
mengasah kemampuan peserta didik berpikir kritis.
ACTION
NO TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI MODUL SMT JP
T/P/O/PjBL
1 Peserta didik dapat Keadaan alam T 5 2 2
mengidentifikasi pola aktivitas dan aktivitas
penduduk Indonesia penduduk di
berdasarkan potensi alam yang
Indonesia
ada di sekitarnya.
2 Peserta didik dapat menjelaskan Bentuk-bentuk O 5 2 2
konsep ruang dan waktu interaksi antar
dengan memberi contoh adanya ruang
konektivitas antar ruang dan waktu
dalam setiap peristiwa dan aktivitas
manusia
3 Peserta didik dapat menyebutkan Faktor T 5 2 2
faktor faktor pendorong terjadinya pendorong
interaksi antar ruang terjadinya
interaksi antar
ruang
4 Peserta didik dapat menganalisis Dampak O 5 2 4
dampak interaksi antar ruang bagi interaksi antar
kehidupan ruang bagi
kehidupan
sosisl, ekonomi,
dan politik
Elemen : Interaksi, Komunikasi,Sosialisasi, Institusi Sosial, dan
Dinamika Sosial
Alokasi waktu : 8 JP ( 4 x pertemuan )
Capaian Pembelajaran : Pada fase E, peserta didik dapat memahami proses pembentukan
identitas diri, merefleksikan keberadaan diri di tengah
keberagaman dan kelompok yang berbeda-beda, serta
mempelajari dan menjalankan peran sebagai warga Indonesia
dan bagian dari warga dunia. Peserta didik dapat mempelajari
tentang interaksi dan institusi sosial, peluang dan tantangannya,
mempelajari dinamika/problematika sosial, faktor penyebab dan
solusinya untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan bagi
kemaslahatanmanusia dan bumi.
ACTION
NO TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI MODUL SMT JP
T/P/O/PjBL
1 Peserta didik dapat Interaksi dan institusi T 6 2 2
menyebutkan jenis-jenis sosial, peluang dan
interaksi sosial tantangannya (media
social untuk promosi
2 - Peserta didik dapat Dinamika/problematika O 6 2 6
menganalisis problematika sosial, faktor
sosial penyebab dan
- Peserta didik dapat solusinya untuk
mengidentifikasi faktor mewujudkan
faktor penyebab pembangunan
problematika sosial berkelanjutan bagi
- Peserta didik dapat kemaslahatan manusia
memberikan solusi tentang dan bumi.
problematika sosial

Elemen : Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan


Alokasi waktu : 10 JP ( 5 x pertemuan )
Capaian Pembelajaran : Pada fase E, peserta didik dpaat menunjukkan peran diri,
masyarakat serta negara dalam memenuhi kebutuhan
bersama. Peserta didik dapat menganalisis faktor-faktor
penyebab kelangkaan, permintaan, penawaran, harga pasar,
serta inflasi. Peserta didik dapat mengidentifikasi peran
lembaga keuangan, nilai, serta fungsi uang. Peserta didik dapat
mendeskripsikan pengelolaan, sumber-sumber pendapatan
dan pengeluaran keuangan keluarga, perusahaan serta negara.
ACTION
NO TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI MODUL SMT JP
T/P/O/PjBL
1 - Peserta didik dapat menyebutkan Pelaku dan T 7 2 2
pelaku kegiatan ekonomi kegiatan
- Peserta didik dapat menjelaskan ekonomi
macam-macam kegiatan ekonomi
2 - Peserta didik dapat menganalisis - Permintaan O 7 2 4
permintaan dan penawaran dan
terhadap sutau barang penawaran
- Peserta didik dapat
- Inflasi
mengidentifkasi faktor penyebab
kelangkaan barang dan inflasi
3 - Peserta didik dapat - Lembaga jasa T dan O 7 2 4
mengidentifikasi lembaga jasa keuangan
keuangan dan perannya - Sumber
- Peserta didik dapat mengelola
pendapatan
sumber pendapatan dan
pengeluaran keuangan dan
pengeluaran
keuangan

Mengetahui / menyetujuhi : Surakarta, 9 Juni 2022


Kepala SMK Warga Surakarta Guru mata Pelajaran

Drs. Darmanta, M.M Dwi Riyadi, S.Si


MODUL AJAR
CP: Pada fase E, Peserta didik dapat memahami
Energi dan Perubahannya mencakup segala
sesuatu yang berkaitan dengan kemampuan
sebuah benda untuk melakukan usaha. Energi
dan perubahannya meliputi perubahan energi
kimia, listrik, kalor dan mekanik serta energi
terbarukan
INFORMASI UMUM

Model Pembelajaran Nama Guru Dwi Riyadi, S.Si


Problem Based Learning Mapel IPAS
Kelas/Fase X/E
Sarana Prasarana Waktu/pertemuan 2 Jp / Pertemuan 15
Alat dan Bahan Kompetensi awal Peserta didik sudah memahami
Buku & Alat Tulis, LCD Projector, besaran dan satuan
Laptop/Gawai Profil Pelajar Bergotong Royong
Media Pancasila Bernalar kritis dan kreatif
Bahan Ajar, Simulasi Phet, Mandiri
Avometer,Papan Rangkaian, Target Peserta didik Peserta didik regular kelas X
Komponen elektronika, semua jurusan
LKPD

KOMPONEN INTI
Tujuan Pembelajaran 1. Melalui diskusi, peserta didik dapat menelaah konsep
terkait: kuat arus listrik, tegangan listrik, hambatan listrik
serta keterkaitan besaran-besaran tersebut dengan
benar.
2. Melalui diskusi dan percobaan, Peserta didik dapat
menentukan dengan tepat nilai arus dan tegangan listrik
menggunakan alat ukur yang sesuai serta
mempresentasikan hasil percobaan dengan jujur, teliti
dan penuh tanggung jawab.

Indikator 1. Menentukan nilai hambatan, arus dan tegangan listrik


yang tertera pada alat ukur
2. Mengkorelasikan konsep besaran kuat arus listrik,
tegangan listrik, dan hambatan listrik
3. Memprediksi perubahan nilai jika salah satu variable
diubah-ubah.
4. Membuat laporan percobaan pengukuran arus dan
tegangan listrik searah dengan alat ukur yang sesuai
5. Mempresentasikan hasil percobaan pengukuran arus dan
tegangan pada rangkaian listrik searah

Pemahaman Bermakna Dewasa ini, kehidupan manusia menjadi sangat bergantung


pada energi listrik. Listrik telah menjadi bagian yang tak
terpisahkan dari aktivitas manusia semenjak bangun dari tidur
hingga tidur kembali. Lihatlah peralatan yang kita miliki dan
gunakan sehari-hari. Hampir semuanya menggunakan listrik
sebagai sumber energinya. Bayangkan jika sehari saja kita
tidak menggunakan listrik, pasti aktivitas kita akan sangat
terganggu karena listrik menjadi kebutuhan primer selain
makan dan tempat tinggal.

Pertanyaan Pemantik Tahu kah kamu bagaimana prinsip kerja peralatan listrik
searah ?

PERTEMUAN 15
Pembelajaran Waktu
A. Pembukaan : Salam, Do’a dan motivasi 10 menit
- Guru mengawali pembelajaran dengan memberi salam,
mengajak siswa untuk berdoa dan menyiapkan pererta
didik dan motivasi, apersepsi, menyampaikan tujuan, dan
teknik penilaian serta menjelaskan garis besar kegiatan.
- Guru memberikan motivasi untuk meningkatkan minat
belajar siswa dengan memberikan kuis fisika yang
menyenangkan
https://quizizz.com/join?gc=667803

B. Kegiatan Inti Pembelajaran


1. Orientasi pada Masalah 10 menit
- Guru menampilkan video permasalahan berkaitan dengan
konsep listrik arus searah, yaitu video peralatan-peralatan
listrik arus searah.
https://www.youtube.com/watch?v=b3b-Lngsnlg
(Literasi dan TPACK)
- Guru memberikan pertanyaan kepada peserta didik “Tahu
kah kamu bagaimana prinsip kerja peralatan listrik
searah?”.
- Dengan mempelajari konsep Listrik arus Searah(DC), siswa
akan mengetahui manfaat listrik dan mampu
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

2. Mengorganisasikan peserta didik 5 menit


- Guru membagi peserta didik ke dalam kelompok -
kelompok diskusi yang heterogen dengan banyak kelompok
disesuaikan dengan banyak anak di kelas.
- Guru membagikan LKPD listrik arus searah kemudian
mengarahkan peserta didik terutama ketua kelompok agar
berbagi peran/tugas untuk menyelesaikan permasalahan
pada LKPD (TPACK)

3. Membimbing penyelidikan 30 menit


- Guru membimbing dan mengarahkan peserta didik dalam
percobaan menggunakan simulasi PheT untuk :
a. Menentukan nilai arus dan tegangan listrik yang tertera
pada alat ukur
b. Mengkorelasikan konsep besaran kuat arus listrik,
tegangan listrik, dan hambatan listrik
c. Memprediksi perubahan nilai jika salah satu variable
diubah-ubah.
https://phet.colorado.edu/sims/html/circuit-
construction-kit-dc-virtual-lab/latest/circuit-
construction-kit-dc-virtual-lab_en.html

4. Menyajikan hasil pemecahan masalah 15 menit


- Peserta didik diminta berdiskusi tentang hukum ohm dan
rangkaian hambatan listrik
- Peserta didik diminta melakukan presentasi hasil diskusi
- Peserta didik diminta memberi tanggapan hasil presentasi
sebagai bahan diskusi bersama sebagai bahan refleksi,
peserta didik diminta menyampaikan hal-hal yang sudah
dipahami dan belum dipahami
-
5. Analisis dan Evaluasi Proses Pemecahan Masalah 10 menit
- Guru meminta kelompok tertentu memberikan saran dan
tanggapan dengan percaya diri untuk menyempurnakan
hasil penyajian kelompok lain.
- Guru membimbing dan mengarahkan kegiatan diskusi
kelas untuk mengklarifikasi pemahaman peserta didik
tentang materi yang dipelajari
C. Penutup 10 menit
- Peserta didik bersama dengan guru menyimpulkan materi
pembelajaran mengenai “Listrik Arus Searah (DC)”.
- Peserta didik diberikan link soal kuis pada Google Form
untukmelihat tingkat pemahaman peserta didik. Peserta
didik mengerjakan soal secara mandiri. Soal kuis dapat
diakses dan dikerjakan dalam waktu 2 hari. (TPACK)
- Guru merefleksi kegiatan pembelajaran berkaitan dengan
sikap peserta didik selama pembelajaran serta hasil
pembelajaran atau kesimpulan
- Guru menyampaikan tindak lanjut berdasarkan hasil
refleksi
- Guru meminta peserta didik untuk mempelajari materi
selanjutnya yaitu tentang “Energi listrik” dari buku, modul,
internet atau sumber lain yang relevan.
- Guru menutup kegiatan pembelajaran dan diakhiri dengan
doa dan salam penutup.

Mengetahui/Menyetujui Surakarta, September 2022

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

Drs. Darmanta, MM Dwi Riyadi, S.Si


LAMPIRAN

1. MATERI

Saat ini, banyak sisi kehidupan kita yang bergantung pada listrik. Untuk
penerangan, kita memerlukan lampu yang ditenagai oleh listrik. Untuk
menyimpan makanan, kita memiliki kulkas yang tersambung dengan listrik agar
dapat menjaga makanan tetap dingin. Bahkan ketika kita menghibur diri dengan
mengakses internet di handphone atau laptop, kedua perangkat tersebut harus
diisi daya dulu dengan listrik. Sekarang, di kehidupan sehari-hari tidak mungkin
tidak menggunakan listrik, betul tidak?
Nah, listrik yang kita gunakan sehari-hari namanya adalah listrik dinamis.
Listrik yang umumnya kita manfaatkan dalam kehidupan adalah listrik dinamis.
Ditinjau dari gerak muatannya, listrik dinamis adalah listrik dengan muatan
bergerak. Muatan bergerak menyebabkan munculnya arus listrik. Arus listrik
adalah aliran muatan listrik yang terjadi karena adanya perbedaan potensial
dalam medan listrik. Beda potensial dapat dihasilkan oleh sumber tegangan yang
mengakibatkan arus listrik mengalir dalam rangkaian.

Gambar 2.. Penggunaan listrik pada laptop dan HP


(www.bbc.com/indonesia/indonesia-52873517)

1. Kuat Arus Listrik

Arus listrik didefinisikan sebagai aliran muatan listrik melalui sebuah


konduktor. Arus ini bergerak dari potensial tinggi ke potensial rendah, dari kutub
positif ke kutub negatif, dari anoda ke katoda. Arah arus listrik ini berlawanan
arah dengan arus elektron. Muatan listrik dapat berpindah apabila terjadi beda
potensial. Beda potensial dihasilkan oleh sumber listrik, misalnya baterai atau
akumulator.
Kuat arus listrik yang mengalir pada kawat tersebut didefinisikan sebagai
jumlah total muatan yang melewatinya per satuan waktu pada suatu titik. Maka
arus listrik I dapat dirumuskan:

𝑄
𝐼 =∆𝑡

Dengan : Q = muatan listrik (C)


∆𝑡 = selang waktu (s)I = kuat arus lisrik (A)
Contoh Soal
Dalam waktu 5 detik muatan listrik sebanyak 20 coulomb dapat mengalir
melalui kawat penghantar. Berapakah kuat arus listrik tersebut?
Penyelesaian:

Diketahui : t = 5 detik
Q = 20 C
Ditanya : I = ... ?
Jawab :
I = 𝑄 = 20 = 4 A
∆𝑡 5

2. Beda Potensial

Potensial listrik adalah banyaknya muatan yang terdapat dalam suatu


benda. Suatu benda dikatakan mempunyai potensial listrik lebih tinggi daripada
benda lain, jika benda tersebut memiliki muatan positif lebih banyak daripada

muatan positif benda lain.


Gambar 3. Perbandingan potensial benda

Pada gambar terlihat bahwa benda A memiliki muatan positif paling


banyak sehingga benda A mempunyai potensial listrik paling tinggi, disusul
benda B, C, baru kemudian D. Beda potensial listrik (tegangan) timbul karena dua
benda yang memiliki potensial listrik berbeda dihubungkan oleh suatu
penghantar. Beda potensial ini berfungsi untuk mengalirkan muatan dari satu
titik ke titik lainnya. Satuan beda potensial adalah volt (V). Alat yang digunakan
untuk mengukur beda potensial listrik disebut voltmeter. Secara matematis beda
potensial dapat dituliskan sebagai berikut.

𝑉 =W
𝑄

Keterangan:
V : beda potensial (V)
W : usaha/energi (J)
Q : muatan listrik (C)

Contoh Soal
Untuk memindahkan muatan 4 coulomb dari titik A ke B diperlukan
usaha sebesar 10 joule. Tentukan beda potensial antara titik A dan B!
Penyelesaian:

Diketahui : Q=4C
W = 10 J

Ditanya : V = ...?
Jawab :
V=𝑊= 10 = 2.5 volt
𝑄 4

Apabila Anda ingin mengetahui nilai kuat arus listrik dapat diukur dengan
alat amperemeter, sedangkan Beda potensial listrik dapat diukur dengan alat
voltmeter, atau bisa menggunakan multimeter untuk bisa mengukur tiga besaran
sekaligus yaitu kuat arus, beda potensial dan hambatan listrik.

Gambar 4. (a) Amperemeter, (b) voltmeter

Cara membaca skala hasil ukur amperemeter dan voltmeter


a. Ampermeter

Keterangan : Keterangan :
Batas ukur maks = 1A Batas ukur maks =5A
Hasil ukur = 12 𝑥 1𝐴 Hasil ukur = 19 𝑥 5𝐴
50 50

= 0.24 A = 1,9 A
b. Voltmeter

Keterangan :

Batas ukur maks = 10 v


Hasil ukur = 40 𝑥 10 𝑣 = 8V
50
Jika Anda ingin menentukan nilai arus dan tegangan listrik pada rangkaian,
maka untuk amperemeter harus dipasang secara seri dengan alat listrik,
sedangkan voltmeter harus dipasang secara paralel dengan alat listrik.
Perhatikan dibawah ini.

3. Hukum Ohm

Pada rangkaian listrik tertutup, terjadi aliran arus listrik. Arus listrik
mengalir karena adanya beda potensial antara dua titik pada suatu
penghantar, seperti padalampu senter, radio, dan televisi. Alat-alat tersebut
dapat menyala (berfungsi) karena adanya aliran listrik dari sumber tegangan
yang dihubungkan dengan peralatan tersebut sehingga menghasilkan beda
potensial. Pada tahun 1826, Geoge Simon Ohm menemukan bahwa :
Pada suhu tetap, kuat arus yang mengalir pada suatu penghantar listrik (I) sebanding
dengan tegangannya (V. Hubungan inilah yang disebut dengan Hukum Ohm.

Perbandingan antara beda potensial (V) dan kuat arus listrik (I) tersebut
yang dinamakan hambatan listrik (R). Perbandingan antara tegangan listrik dan
kuat arus listrik dapat dituliskan dengan persamaan matematis
𝑉
𝑅 =𝐼

Dengan : R = hambatan listrik (ohm)


V = beda potensial atau tegangan listrik
(V)I = kuat arus lisrik (A)

Contoh Soal
Diketahui kuat arus sebesar 0,5 ampere mengalir pada suatu penghantar
yang memiliki beda potensial 6 volt. Tentukan hambatan listrik
penghantar tersebut! Penyelesaian :
Diketahui : V=6V
I = 0,5 A

Ditanya : R = ...?
Jawab :
R = 12Ohm
4. Hambatan Listrik

Agar Anda dapat mengetahui dengan pasti faktor apa saja yang
mempengaruhi besarnya hambatan listrik, cobalah lakukan Aktifitas Ilmiah
berikut :

Asah Kreativitasmu!

Siapkan beberapa peralatan berikut : 2 buah baterei, kabel dan lampu.


Kemudian rangkailah seperti pada gambar. Sekarang cobalah mengganti
kabel dengan beberapa jenis kawat yang berbeda dan masing-masing juga
divariasi dengan luas penampang yang beragam. Misalnya, Anda gunakan
lembaran seng yang dipotong tipis, kawat besi, atau kawat timah. Lalu, Amati
perubahan yang terjadi pada bola lampu Anda. Simpulkan apa yang terjadi!

Dari hasil Asah Kreativitas, tentu Anda nantinya bisa memahami bahwa
hambatan dari sebuah kawat penghantar dipengaruhi oleh jenis bahan kawat,
panjang kawat, dan luas penampang kawat. Apabila dinyatakan dalam persamaan
maka :

𝑙
𝑅=𝜌
𝐴

Dengan : R = hambatan kawat (ohm)


ρ = hambatan jenis (Ωm)
l = panjang kawat (m)
A = luas penampang (m2)

Anda tentu juga tahu bahwa penampang kawat penghantar adalah


lingkaran sehingga menentukan luas penampang dicari dengan mennetukan luas
lingkaran dengan persamaan A = ¼ πd2 atau πr2, sehingga hambatan kawat dapat
ditentukan dengan persamaan :
4𝑙
𝑅=𝜌
𝜋𝑑2
Nah, jika terdapat dua kawat yang terbuat dari bahan yang sama, namun
berbeda panjang dan diameternya, maka menentukan perbandingan hambatan
dua kawat dapat ditentukan dengan persamaan :

Jika Anda perhatikan peralatan listrik di rumah Anda, setelah lama


digunakan secara terus menerus, kinerja dari sebuah peralatan listrik aka
menurun. Tahukah Anda apa yang menyebabkannya? Jika peralatan digunakan
secara terus menerus, temperatur dari komponen listrik juga akan meningkat,
kenaikan inilah yang mempengaruhi kinerja komponen-komponen seperti pada
hambatan kawat penghantarnya. Adanya kenaikan temperatur akan
menyebabkan kenaikan pada hambatan listrik juga.

Rt = Ro (1 + α∆T)

Jika hambatan naik tentuk akan menyebabkan kuat arus yang mengalir akan
berkurang, dan daya kerja suatu komponen listrik akan berkurang juga.

Contoh Soal
Diketahui sebuah kawat penghantar memiliki panjang 100 m, luas
penampang 2,5 mm2, dan hambatan jenis sebesar 17 × 10-7 m. Tentukan
besarnya hambatan kawat tersebut!
Penyelesaian :
Diketahui : l = 100 m
A = 2,5 mm2 = 25 × 10-7 m2
 = 17 × 10-7 m
Ditanyakan : R = ... ?
Jawab :
R =  𝑙 = 17 × 10-7 x 100 = 68 

𝐴 25 × 10−7

Jadi, besarnya hambatan kawat adalah 68  .


5. Rangkaian Hambatan Listrik

Anda tentu sudah sangat paham tentang rangkaian hambatan listrik karena
sejakSD sampai SMP, materi ini selalu dipelajari walalupun dengan kompleksitas
yang berbeda. Tentunya, Anda sudah pernah menyusun rangkaian hambatan
listrik dengan menggunakan baterei dan lampu yang dipasang dengan berjajar
(seri) dan bercabang (paralel). Apa yang bisa Anda dapatkan dari kegiatan
tersebut? Coba diingat kembali dengan membaca karateristik rangkaian
hambatan listrik di bawah ini.

a. Rangkaian Hambatan Seri


Rangkaian seri merupakan rangkaian listrik yang hambatannya disusun
secara bersebelahan/sejajar. Contohnya, rangkaian pada gambar berikut:

Gambar 5. Rangkaian seri hambatan listrik

Pada rangkaian seri, kuat arus (I) akan mengalir dari sumber energi
(baterai) yang ada dari satu hambatan ke hambatan lain melewati satu kabel.
Perhatikan gambar di atas. Lalu, bayangkan ada aliran listrik yang mengalir mulai
dari baterai, menuju hambatan/resistor 1, ke hambatan 2, lalu berputar dan
kembali ke baterai. Anggap aja aliran listrik ini seperti aliran air. Setelah
membayangkannya, Anda pasti paham untuk arus listrik yang melewati
hambatan 1, nilainya akan sama besar dengan arus yang melewati hambatan 2.
Nah, itu berarti, kuat arus total sama dengan kuat arus yang ada di
hambatan 1, maupun hambatan 2. Secara matematis dapat ditulis menjadi:
Itot = I1 = I2 = I…

Di sisi lain, tegangan yang mengalir di hambatan 1, tidak sama dengan yang
ada di hambatan 2. Tetapi, apabila seluruh tegangan yang ada di hambatan pada
rangkaian itu dijumlahkan, hasilnya akan sama dengan tegangan yang ada di
sumber. Atau dengan kata lain;
Vtot = V1 + V2 + V…

Sehingga, hambatan totalnya sama dengan jumlah dari seluruh hambatan


yang ada di rangkaian itu. Ingat, ya, maksud dari tanda titik-titik (...) di rumus itu
untuk menandakan kalau ada resistor lain. Jadi, kalau resistor/hambatannya
lebih dari 2, tinggal dijumlahkan saja
Rtot = R1 + R2 + R…

Jika salah satu komponen dari rangkaian seri diputus, maka arus listrik
akan berhenti.

b. Rangkaian Paralel

Rangkaian paralel adalah rangkaian listrik yang komponennya disusun


bertingkat. Hambatan paralel adalah rangkaian yang disusun secara
berdampingan/berjajar. Jika hambatan yang dirangkai paralel dihubungkan
dengan suatu sumber tegangan, maka tegangan pada ujung-ujung tiap hambatan
adalah sama besar.

Gambar 6. Rangkaian paralel hambatan listrik

Nah, kelihatan tidak bedanya dengan rangkaian seri? Sekarang, bayangkan


ada aliran listrik yang berjalan dari baterai, berjalan ke arah ke arah bawah
menuju hambatan 1. Sesaat dia berada di persimpangan, si aliran listrik akan
"memecah". Ada yang masuk ke resistor 1, ada juga yang berjalan ke resistor 2.
Itu artinya, kuat arus di kedua hambatan itu akan berbeda.
Karena terdapat “percabangan”, kuat arus listrik yang diterima oleh hambatan 1
dan hambatan 2 tidak akan sama sehingga kuat arus sumber energinya akan
sama dengan jumlah dari seluruh kuat arus semua hambatan. Oleh karena itu,
kita dapat menuliskannya menjadi:
Itot = I1 + I2 + I…

Di sisi lain, tegangan yang ada pada hambatan 1 dan hambatan 2 akan
bernilai sama besar. Maka, kita dapat menuliskannya menjadi:
Vtot = V1 = V2 = V…

Lalu, bagaimana cara kita menghitung hambatan listrik untuk rangkaian


paralel? Kalau Anda perhatikan, konsep antara seri dan paralel tadi terbalik.
Maka, cara mencari hambatannya adalah sebagai berikut:
I = I1 + I2
𝑉 𝑉 𝑉
=
𝑅 +
𝑅 𝑅2
1
1 1 1
= + +⋯
𝑅 𝑅1 𝑅2

Maka nilai hambatan total pada susunan paralel akan memperkecil


nilai hambatannya. Jika salah satu komponen pada rangkaian diputus, maka
arus listrik masih dapat mengalir ke bagian yang tidak terputus.
Setelah mengetahui karateristik rangkaian seri dan paralel, kira-kira
apa keuntungan dan kerugian jika kita menggunakan rangkaian listrik
tersebut.Secara penggunaan, kedua jenis rangkaian ini jelas berbeda. Pada
rangkaian seri, karena hambatannya disusun bersebelahan, artinya, apabila
satu hambatan tersebut mati, maka hambatan lainnya juga akan ikut mati.
Anda pasti pernah tahu lampu LED yang biasa digantung dijadikann hiasan
itu kan?
Dengan menggunakan rangkaian seri, kita dengan memudah
mematikan seluruh lampu dengan satu pencet sakelar
Di sisi lain, rangkaian paralel bisa kita temukan di instalasi lampu
rumah kita sendiri. Dengan memasang hambatan pada kabel yang
bertingkat/cabang seperti di rangkaian paralel, kita bisa memisahkan saklar
untuk masing-masing lampu.Coba kalau lampu di rumah Anda semuanya
menggunakan rangkaian seri. Sekali pencet saklar, semua lampu di rumah
nyala. Tentu, malah menjadi boros dan tidak efektif kan?

Contoh Soal
1. Tiga buah hambatan masing-masing sebesar
30 ohm, 40 ohm, dan 50 ohm dirangkai seri
dengansumber tegangan 60 volt.
a. Berapa hambatan penggantinya ?
b. Berapa kuat arus pada rangkaian tersebut ?
Diketahui : 𝑅1 = 30 𝑜ℎ𝑚; 𝑅2 = 40
𝑜ℎ𝑚; 𝑅3 = 50 𝑜ℎ𝑚 dirangkai seri. V =
60 volt
Ditanya : a) Hambatan pengganti
b) kuat arus
Jawab :
a. 𝑅𝑠 = 𝑅1 + 𝑅2 + 𝑅3

𝑅𝑠 = 30 𝑊 + 40 𝑊 + 50 𝑊
𝑅𝑠 = 120 𝑊
Jadi, besar hambatan penggantinya yaitu 120 W
𝑉
b. I =
𝑅𝑆

60 𝑣𝑜𝑙𝑡
I=
125 Ω.
I = 0,5 A
Jadi, kuat arus pada rangkaian tersebut adalah 0,5 A
2. Perhatikan gambar
rangkaian listrik dibawah
ini. Berapa nilai kuat arus
listrik yang mengalir pada
rangkaian tersebut?
Jawaban :
Kita cari total
hambatan listrik

Paralel terlebih
dahulu.
Kemudian, Kita cari total hambatan listrik seri nya.

Selanjutnya, baru kita cari nilai kuat arus


listriknya. I=V/R = 3/6 = ½ A

A. Rangkuman
1. Kuat arus listrik yang mengalir pada kawat tersebut didefinisikan sebagai jumlah
total muatan yang melewatinya per satuan waktu pada suatu titik. Alat untuk
mengukur arus listrik adalah amperemeter.
2. Besarnya hambatan listrik dipengaruhi oleh jenis penghantar (resistivitas),
panjang kawat penghantar, dan luas penampang kawat penghantar. Dapat
𝑙
dituliskan : 𝑅 = 𝜌
𝐴

3. Adanya kenaikan temperatur akan menyebabkan kenaikan pada hambatan listrik


juga, dengan persamaan : Rt = Ro (1 + α∆T)
4. Kuat arus yang mengalir pada suatu rangkaian sebanding dengan beda potensial
dan berbanding terbalik dengan hambatan penghantar
5. Rangkaian hambatan listrik dapat disusun secara seri dan paralel, dengan
kaarteristik nilai hambatan membesar pada rangkaian seri, dan akan mengecil pada
rangkaian paralel.
2. DAFTAR PUSTAKA

Damari, Ari dan Sri Handayani. 2009. Fisika 1 : Untuk SMA / MA Kelas X.
Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Giancoli, D.C. 2005. Physics. New York : Pretice Hall. Inc
Kamajaya, K dan Purnama, W. 2014. Fisika untuk Kelas XII SMA.
Bandung : Grafindo Kangenan, M. 2016. Fisika untuk SMA Kelas XII.
Jakarta : Penerbit Erlangga.
Nurachmandani, Setya. Fisika 1 : Untuk SMA / MA Kelas X. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Resnick, Halliday and Walker. 2009. Fundamental of physics 6th edition : John Wiley &
Son.

Sumarsono, Joko. 2009. Fisika : Untuk SMA / MA Kelas X. Jakarta : Pusat


Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional
Widodo, Tri. 2009. Fisika : Untuk SMA / MA Kelas X. Jakarta : Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional

Anda mungkin juga menyukai