M DENGAN
DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELITUS DI RUANG
LAVENDER RUMAH SAKIT NASIONAL DIPONEGORO
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Tahap Profesi Ners Keperawatan
Medikal Bedah
Oleh
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
1) PENGKAJIAN
Tanggal masuk RS : 28 Agustus 2017
Tanggal masuk bangsal : 28 Agustus 2017
Tanggal pengkajian : 29 Agustus 2017
A. DATA DEMOGRAFI
1. Biodata pasien
Nama : Ny. M
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 4 November 1965 (51 tahun)
Hospital Number/HN : 010046
Diagnosa medis : DM tipe II
Pendidikan :-
Pekerjaaan : tidak bekerja
Alamat rumah : Kanfer Utara I no. 220, Semarang
2. Penanggung jawab (caregiver)
Nama : Ny. E
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 32 tahun
Hubungan dengan pasien : anak
Alamat : Bukit Palem Kipas I Blok J2 no. 19
B. KELUHAN UTAMA
Ny. M mengelukan merasa lemas karena gula darahnya turun setelah dua
hari menggunakan obat metformin. Saat di cek mandiri di rumah satu ari
sebelum masuk RS gula darahnya sempat 45 mg/dl kemudian Ny. M
mengonsumsi susu dan biskuit untuk menigkatkan gula darah. Ny. M
mengeluhkan nyeri epigastrium yang terasa perih dan hilang timbul.
C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat penyakit sekarang
Ny. M menderita DM selama 10 tahun yang lalu. Keluarga klien
menyuntikkan insulin (lantus) 10-15 IU secara mandiri di rumah, klien
mengonsumsi glimepiride, dan rutin kontrol. Ketika klien
memeriksakan jantungnya ke RSDK ia diberi metformin. Klien
mengonsumsi tiga obat penurun kadar gula darah yakni lantus,
glimepiride dan metformin. Setelah dua hari mengonsumsi ketiganya
kien merasa lemas, sesak dan berkeringat dingin. Keluarga klien
melakukan pemeriksaan gula darah sendiri dengan hasil 45 mg/dl. Klien
kemudian mengonsumsi susu, biskuit dan makan manis untuk
menaikkan gula darah. Setelah mengonsumsi makanan manis,
dilakukan pemeriksaan gula darah kembali dengan hasil 90 mg/dl.
Keluarga merasa khawatir sehingga keluarga membawa klien ke RSND.
Klien masuk ke IGD RSND pada 28 Agustus 2017 pada pukul 12.20
dengan keluhan lemas, sesak, batuk dengan dahak yang sulit keluar,
mual, muntah, keringat dingin, GDS naik turun. Di IGD klien
mendapatkan O2 nasal kanul 3 lpm, infus RL 12 tpm, aspillet 160 mg
kunyah, clopidogrel 300 mg PO. Klien masuk ke ruang Lavender pada
tanggal 28 Agustus 2017 pukul 15.00. Saat pengkajian pada tanggal 29
Agustus 2017, klien mengeluhkan merasakan lemas, kadang mual,
sesak setelah beraktivitas, merasakan nyeri tajam dan sebah pada ulu
hati. Klien mengatakan kurang nafsu makan karena perutnya terasa
sebah dan mual. Klien menagatakan rasa sebah dan mual muncul karena
klien mengonsumsi metformin.
2. Riwayat penyakit dahulu
Ny. M pernah dirawat di rumah sakit karena DM dan CHF yang ia
derita. Terakhir di rawat di rumah sakit yaitu satu bulan yang lalu karena
nyeri dada dengan diagnosa CHF. Klien pernah melakukan
pemeriksaan jantung di RSDK. Klien juga memiliki masalah pada
penglihatan mata yang kabur sejak 4 bulan, Ny. M mengatakan mata
kirinya mengalami katarak dan mata kanannya mengalami retinopati
dan memiliki rencana operasi katarak.
3. Riwayat penyakit keluarga
Pedigree/genogram
HT, DM
II
Ny.M
(51 th) DM
III
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Menikah
: Anak/Keturunan
: Tinggal Serumah
: Klien
D. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
Keadaan umum Ny. M lemah
b. Kesadaran
Composmentis, GCS15 E4M6V5
c. Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 118/82 mmHg
Nadi : 70 bpm
Respiratory Rate : 20 rpm
Temperature : 36.6 C
Nyeri : ada
P: klien mengalami nyeri karena pola makan yang tidak teratur
Q: nyeri tajam
R: nyeri pada daerah epigastrium
S: skala 2
T: hilang timbul
d. Kepala
I : Bentuk kepala mesocephal, simetris kanan kiri, tidak terdapat
benjolan pada kepala, kulit kepala bersih, distribusi rambut merata,
rambut klien beruban
Pa : Tidak ada nyeri tekan dan benjolan pada kepala
Mata
I : Mata tidak ada infeksi/kemerahan, pupil bulat isokor, pandangan
klien kabur, klien dapat melihat lambaian tangan darijarak 1 meter tetapi
tidak dapat menyebutkan jumlah jari dari jarak 1 meter, klien
memeriksakan mata ke dokter mata dan dicurigai retinopati.
Kelopak mata : Simetris kanan dan kiri, tidak ada lesi, penyebaran
rambut alis merata.
Konjunctiva : Tidak anemis
Sclera : Tidak ikterik, tidak kemerahan
Pupil : refleks pupil terhadap cahaya normal
Pa : Tidak ada nyeri tekan pada kedua mata klien
Nasal
I : Warna kulit hidung sama dengan warna bagian wajah, tidak
terdapat deviasi atau pembengkakan tulang hidung, tidak ada polip,
lubang hidung simetris kanan kiri, tidak terdapat secret, pernapasan
tidak cuping hidung, hidung terlihat bersih.
Pa : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
Mulut
I : Bibir simetris atas dan bawah, bibir klien lembab, tidak terdapat
pemebengkakan tonsil
Pa : Tidak terdapat nyeri tekan pada kedua dinding mulut.
Telinga
I : Telinga normotia, tidak ada serumen di rongga telinga, tidak
menggunakan alat bantu dengar,tidak ada lesi
Pa : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada benjolan
e. Leher
I : Tidak ada pembengkakan, tidak ada jaringan parut disekitar leher.
Pa : Tidak ada nyeri tekan, teraba nadi karotis, tidak terdapat kesulitan
menelan, tidak ada deviasi trakea, dan tidak ada pembesaran kelenjar
tiroid.
f. Paru & Jantung
Paru
I : Bentuk dada normal chest simetris kanan dan kiri, ekspansi dada
simetris, tidak ada retraksi interkosta, dan tidak terdapat lesi, pernapasan
reguler.
Pa : Tidak terdapat nyeri tekan, ekspansi dinding dada simetris, getaran
taktil fremitus kanan > kiri.
Pe : Sonor kedua lapang paru.
Au : terdapat ronkhi basah kasar pada kedua paru.
Jantung
I : Tidak terlihat ictus cordis, bentuk dada simetris, tidak nampak
adanya lesi.
Pe : Pekak pada area jantung.
Pa : Tidak terdapat nyeri tekan, denyut jantung teraba, tidak terdapat
massa, ictus cordis teraba di IC 5.
Au : Bunyi jantung S1 & S2 reguler tidak ada bunyi jantung tambahan
g. Abdomen
I : Tidak terdapat jaringan parut, bentuk abdomen cembung, tidak ada
bayangan vena, tidak ada distensi bladder.
Au : Bising usus 5 kali per menit
Pe : Timpani
Pa : Tidak terdapat nyeri tekan, hepar, lien dan ginjal tidak teraba, tidak
terdapat lesi
h. Punggung
I : Punggung tidak tampak kelainan tulang belakang, tidak ada bekas
luka, tidak ada tanda inflamasi.
i. Anus dan genital
Anus dan genitalia tidak terkaji. Klien mengatakan tidak ada ruam, tidak
ada gatal, dan tidak ada keluhan saat BAB dan BAK
j. Ekstremitas atas
I : otot ekstremitas atas kanan dan kiri simetris, tidak terdapat
deformitas, tidak terdapat luka, turgor kulit baik.
P : tangan teraba hangat, tidak terdapat edema, CRT <3 detik, tangan
dapat merasakan sensasi dengan baik, tidak ada nyeri tekan.
k. Ekstremitas bawah
I : otot ekstremitas atas kanan dan kiri simetris, tidak terdapat
deformitas, tidak terdapat luka, turgor kulit baik, tidak ada penebalan
telapak kaki.
P : kaki teraba hangat, tidak terdapat edema, kaki dapat measakan
senasi dengan baik, tidak ada nyeri tekan.
Kekuatan otot
5-5-5-5 5-5-5-5
5-5-5-5 5-5-5-5
Pemeriksaan Radiologi
Thorax 1 posisi tanggal 29 Agustus 2017
Pemeriksaan x foto thorax AP supine
Cor: CTR > 50%
Apex ke laterokaudal
Corakan bronchovascular meningkat
Tampak bercak kesuraman tipis perihiler kanan
Diafragma dan sinus kostofrenikus normal
Kesan:
Kardiomegali (suspek LV)
Infiltrat pada perihiler kanan
G. TERAPI MEDIS DAN KEPERAWATAN
Waktu/
Jenis Terapi Dosis Rute tanggal Indikasi/kontraindikasi Efek samping
pemberian
Ringer laktat 864 cc/24 IV 28/8/17, Indikasi Panas, infeksi pada tempat
jam 30/8/17 - Mengembalikan keseimbangan penyuntikan, trombosis vena
sekarang elektrolit pada dehidrasi atau flebitis yang meluas dari
Kontraindikasi tempat penyuntikan, ekstravasasi
Hipernatremia, kelainan ginjal,
kerusakan sel hati, dan laktat
asidosis
Dextrose 5% 864 cc/24 IV 29/08/17 Indikasi Demam, iritasi atau infeksipada
jam Rehidrasi, penambah kalori secara tempat penyuntikan, trombosis
parenteral. atau flebitis, hiperglikemia
Kontraindikasi
Hiperhidrasi, diabetes melitus,
gangguan toleransi glukosa pasca
operasi.
Aspilet 2 tab PO 28/08/17 Indikasi Perasaan tidak nyaman pada
IGD extra Sebagai obat anti thrombotik pada lambung an sekiar ulu hati,
pencegahan dan pengobatan mual, muntah, perdarahan
berbagai keadaan trombosis atau lambung,gangguan fungsi hati,
agregas platelet yang erjadi pada gangguan fungsi ginjal.
saat mengalami serangan jantung
dan pasca stroke.
Kontraindikasi
Pasien dengan riwayat alergi
terhadap aspilet, riwayat penyakit
asma, riwayat tukak lambung atau
maag, riwayat perdarahan di bawah
kulit, penyakit kelainan pembekuan
darah, pasien dengan terapi
antikoagulan.
Glimepiride 1 mg/24 PO Tunda Indikasi Gangguan pada saluran cerna,
jam Non insulin dependen (tipe II) reaksi alergi, gangguan
diabetes mellitus dimana kadar metabolisme berupa
glukosa darah tidak dapat hanya hiponatremia, kaburnya
dikontrol dengan diet dan lahraga pandangan, reaksi hematologik.
saja.
Kontraindikasi
Hipersensitivitas, pasien
ketoasidosis diabetik dengan atau
tanpa koma
Levofloxacin 750 mg/24 IV 28/08/17 - Indikasi Reaksi hipersensitif kulit, diare,
jam sekarang Sinusitis maksilaris akut, bronkitis mual, flatulensi, nyeri perut,
19.00 kronis dengan eksaserbasi bakteri pusing, dispepsiam insomnia,
akut, pneumonia, infeksi kulit dan muntah, anoreksia, konstipasi,
struktur kulit tanpa komlikasi, edema, kelelahan, sakit kepala,
infeksi saluran kemih dengan banyak berkeringat, malaise.
komplikasi dan pielonefritis akut.
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap
levoflooxacin, epilepsi, riwayat
gangguan tendon, anak-anak,
remaja, wanita hamil dan menyusui.
ISDN 35 mg PO 28/08/17 Indikasi Sakit kepala berdenyut, muka
Jika sistol >
Mencegah sakit sakit di dada yang merah, pusing, hipotensi
100 mmHg disebabkan oleh angina, gagal postural, takikardi
07.00 jantung kiri
13.00 Kontraindikasi
19.00 Hipersensitifitas terhadap nitrat,
hipotensi dan hipovolemia,
kardiopati obstruktif hipertrofik,
stenosis aorta, temponade jantung,
perikarditis konstriktif, stenosis
mitral, anemia berat, trauma kepala,
perdarahan otak, glaukoma sudut
sempit.
Valsartan 40 mg/24 PO 28/08/17 Indikasi Merasa pusing atau sakit kepala,
jam sekarang Mengatasi hipertensi, gagal jantung, penurunan tekanan darah saat
19.00 dan melindungi jantung dari berdiri atau berusaha duduk,
kemungkinan komplikasi setelah gangguan pencernaan, merasa
serangan jantung. kelelahan.
Kontraindikasi
Wanita hamil, pasien dengan
penyakit hati, dehidrasi, gangguan
ginjal, transplantasi ginjal, alergi.
Spironolacton 25 mg/24 PO 28/08/17 Indikasi Sakit kepala, mengantuk,
jam sekarang Hipertensi esensial, edema pada gangguan saluran pencernaan,
07.00 gagl jantung kongestif, sirosis ataksia, kebingungan,
hati,sindroma nefrotik, hirsutisme, ruam kuit,
hiperaldosteronisme primer. ginekomastia.
Kontraindikasi
Hiperkalemia, gagal ginjal progesif,
pemakaian bersama kalium
tambahan atau terapi diuretika
hemat kalium.
V bloc 6.25 mg/24 PO 28/08/17 Indikasi Edema, pusing, bradikardi,
jam sekarang Hipertensi esensial dan gagal mual, diare, gangguan
13.00 jantung kronik penglihatan
Kontraindikasi
Gagal jantung kelas IV, asam
bronkial, PPOK, disfungsi hati, AV
block derajat 2 dan 3 sick sinus
syndrome, bradikardi, syok,
hipotensi, hipersensitif, alergi,
kehamilan dan anak-anak
Clopidogrel 25 mg/24 PO 28/08/17 Indikasi Memar, mimisan, perdarahan di
jam sekarang Mengobati sesak napas yang bawah kulit, gangguan
13.00 memburuk akibat serangan jantung pencernaan, sakit perut,
baru, angina tidak stabil, dan untuk konstipasi atau diare
mencegah penyumbatan darah.
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap komponen
yang ada pada clopidogrel,
perdarahan patologis, ibu menyusui,
gangguan hati.
Metformin 3500 mg PO 28/08/17 - Indikasi Gangguan saluran cerna,
29/08/17 Terapi awal diabetes onset dewasa asidosis laktat
06.00 yang mengalami kelebihan berat
12.00 badan, terapi kombinasi untuk
18.00 kegagalan sulfonilurea primer atau
sekunder, terapi tambahan pada
IDDM untuk mengurangi dosis
insulin.
Kontraindikasi
Gangguan saluran cerna, asidosis
laktat
N acetylsistein 3200 mg PO 28/08/17 Indikasi Mengantuk, mual, muntah,
sekarang Digunakan untuk mengobatai sariawan, hidung beringus,
07.00 penyakit pada saluran pernapasan demam
13.00 dimana terjadi banyak lendir atau
19.00 dahak, toksisitas akibat over dosis
paracetamol, komplikasi paru yang
terkait dengan operasi, mata kering
yang berhubungan dengan produksi
lendir yang abnormal.
Kontraindikasi
Pasien dengan riwayat alergi atau
hipersensitivitas.
Ranitidin 350 mg IV 30/08/17 Indikasi Sakit kepala, sulit buang air
06.00 Ranitidin digunakan untuk besar, diare, mual, nyeri perut,
12.00 pengobatan maag, radang saluran gatal-gatal pada kulit.
18.00 pencernaan bagian atas
(kerongkongan), dan luka lambung.
Kontraindikasi
Pasien dengan alergi ranitidin, ibu
yang sedang menyusui, gagal ginjal.
Sucralfat syrup 415 cc PO 30/08/17 Indikasi Sembelit, diare, mual, gangguan
06.00 Untuk pengobatan tukak usus dua pencernaan, gangguan lambung,
12.00 belas jari (duodenum) aktif yang pusing, sakit kepala, vertigo,
18.00 tidak disebabkan oleh penggunaan mengantuk, mulut kering, ruam,
24.00 NSAID, tukak lambung yang tidak reaksi hipersensitifitas, nyeri
disebabkan oleh penggunaan punggung, hypophosphatemia.
NSAID, terapi pemeliharaan pada
proses penyembuhan tukak usus dua
belas jari, apthous ulcer dan
stomatitis karena radiasi atau
kemoterapi, gastro esophageal
reflux disease selama kehamilan,
perdarahan rektal,
hyperphosphatemia, stres ulkus
profilaksis.
Kontraindikasi
Hipersensitif pada sucralfate, anak
<15 tahun, pasien dengan gagal
ginjal kronis.
Lantus 15 IU SC 30/8/17 Indikasi Hipoglikemia, kerusakan
Diabetes, memerlukan pengobatan penglihatan temporer, lipoatrofi,
insulin reaksi pada daerah suntikan.
Kontraindikasi
Stres psikis, infeksi atau penyakit
lain yang menyebabkan
peningkataan kebutuhan insulin.
Oksigen nasal 3 lpm 28/08/17- Indikasi Risiko kebakaran di ruangan,
kanul sekarang hipoventilasi, hipoksia jika
p.r.n Pada pasien dengan gagal napas, oksigen tekanan tinggi diberikan
gangguan jantung (gagal jantung), secara mendadak, atelektase,
kelumpuhan alat pernapasan, keracunan oksigen.
perubahan pola napas, kondisi
darurat (koma), trauma paru,
metabolisme meningkat (misalnya
pada pasien luka bakar), post
operasi, dan keracunan CO.
Kontraindikasi
Tidak ada kontraindikasi, tetapi
harus diperhatikan pada pasien
PPOM, muntah-muntah, pada pasien
dengan obstruksi nasal hindari
pemakaian nasal kanul.
2) ANALISA DATA
Nama klien : Ny. M
No rekam medik : 010046
Ruang rawat : Lavender
No. Data Masalah Etiologi
1. DS: Risiko Manajemen
- Ny. M mengelukan ketidakstabilan diabetes tidak
merasa lemas karena gula kadar glukosa tepat
darahnya turun setelah darah
dua hari menggunakan
obat metformin
- Ny. M mengatakan ia
menderita DM selama
10 tahun yang lalu
- Keluarga klien
mengatakan
menyuntikkan insulin
(lantus) 10-15 IU secara
mandiri di rumah, klien
mengonsumsi glimepiride,
dan rutin kontrol
- Ny. M tidak ingin
mengonsumsi metformin
karena membuat klien
merasa mual dan sebah
sehingga klien tidak mau
makan sebagai bentuk
protes pemberian obat
metformin
- Ny. M mengatakan
mengurangi makan yang
manis-manis dan tidak
mengonsumsi buah-
buahan, terkadang Ny. M
hanya makan nasi tim saja
tanpa lauk karena takut
gula darahnya naik.
DO:
- GDS: 95 mg/dl
- Satu hari sebelum masuk
RS klien melakukan cek
mandiri di rumah gula
darahnya sempat 45 mg/dl
2. DS: Nyeri akut Agen cedera
- Ny. M mengatakan biologis
merasakan nyeri tajam dan
sebah pada ulu hati
DO:
- P: klien mengalami nyeri
karena pola makan yang
tidak teratur
- Q: nyeri tajam
- R: nyeri pada daerah
epigastrium
- S: skala 2
- T: hilang timbul
- BP : 118/82 mmHg
- HR : 70 bpm
- RR : 20 rpm
3. DS: Ansietas Perubahan besar:
- Ny. M mengatakan sangat status kesehatan
khawatir dengan sakitnya
- Klien merasa takut karena
teringat cerita tetangga
mengenai sakit beberapa
orang yang sakit DM dan
kondisi bertambah parah
dan ada yang meninggal
- Ny. M merasa takut kalau
kondisinya semakin buruk
karena penyakitnya lebih
dari satu
- Ny. M mengatakan ia
takut dengan penyakit-
penyakit yang lain yang
bisa disebabkan oleh DM
karena mendengar cerita
tetangga yang mengenai
hal-hal buruk yang terjadi
pada penderita DM
- Ny. M mengatakan sulit
untuk tertidur
DO:
- BP : 118/82 mmHg
- HR : 70 bpm
- RR : 20 rpm
- Skor HARS 25
(kecemasan berat)
- Klien tidur selama 4 jam
dengan kualitas buruk
4. DS: Risiko jatuh Gangguan visual
- Ny.M mengatakan
penglihatan mata yang
kabur sejak 4 bulan yang
lalu
- Ny. M mengatakan
memerlukan bantuan
orang lain untuk
beraktivitas karena
pandangan matanya kabur
- Ny. M mengatakan untuk
berjalan atau berpindah
perlu dibantu karena takut
terjatuh.
- Ny. M mengatakan
pandangannyayang kabur
disebabkan oleh retinopati
DO:
- Ny. M mengalami
gangguan penglihatan
- Ny. M dapat melihat
lambaian tangan dari jarak
1 meter tetapi tidak dapat
menyebutkan jumlah jari
dari jarak 1 meter
- Skala risiko jatuh Norton
17 (risiko sedang)
3) DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama klien : Ny. M
No rekam medik : 010046
Ruang rawat : Lavender
Tanggal
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal teratasi
Ditemukan
1. Risiko ketidakstabilan kadar 29 Agustus 2017 1 September
glukosa darah b.d manajemen 2017
diabetes tidak tepat
2. Nyeri akut b.d agen cedera 29 Agustus 2017 31 Agustus 2017
biologis
3. Ansietas b.d perubahan besar: 29 Agustus 2017 31 Agustus 2017
status kesehatan
4. Risiko jatuh b.d gangguan 29 Agustus 2017 1 September
visual 2017
4) RENCANA KEPERAWATAN
Nama klien : Ny. M
No rekam medik : 010046
Ruang rawat : Lavender
Nomor Tujuan dan Kriteria
Tanggal Rencana Tindakan
Diagnosa Hasil
29 1 NOC: Hypoglicemia
Agustus - Blood glucose level Management
2017 - Diabetes self - Pantau tanda-tanda
management hipoglikemia
Setelah dilakukan - Sediakan karbohidrat
tindakan keperawatan sederhana
selama 324 jam - Pertahankan akses IV
masalah risiko - Pertahankan jalan
ketidakstabilan kadar napas
gula darah pada Ny. M - Kolaborasi dengan
teratasi dengan kriteria tim medis lain
hasil: mengenai pemberian
- Glukosa darah dalam insulin
batas normal Hyperglicemia
- Klien tidak Management
menunjukkan tanda- - Pantau tanda-tanda
tanda hipoglikemi hiperglikemi
- Klien tidak - Pantau kadar glukosa
menunjukkan tanda- darah
tanda hiperglikemi - Informasikan
- Klien dapat mengenai manajemen
melakukan foot care diri terkait diabetes
- Klien mampu mellitus
mengikuti diet yang - Konsultasikan
direkomendasikan dengan dokter jika
- Klien dapat ada tanda dan gejala
menggunakan obat hiperglikemik
sesuai yang
diresepkan
29 2 NOC: Pain Management
Agustus - Pain level - Lakukan pengkajian
2017 - Pain control nyeri secara
- Comfort level komprehensif
Setelah dilakukan - Observasi reaksi
tindakan keperawatan nonverbal klien
selama 324 jam terhadap nyeri
masalah nyeri akut pada
Ny. M teratasi dengan - Ajarkan teknik non
kriteria hasil: farmakolgi napas
- Klien mampu dalam dan spiritual
mengidentifikasi - Kolaborasi pemberian
nyeri analgesik
- Klien dapat - Evaluasi keefektifan
melakukan kontrol kontrol nyeri
nyeri secara non - Tingkatkan istirahat
farmakologi Analgesic
- Klien melaporkan Administration
rasa nyaman - Berikan analgesik
- Nyeri berkurang dari dengan prinsip 7 benar
skala 2 ke skala 1 - Periksa kembali
instruksi dokter
mengenai jenis obat
- Cek riwayat alergi
- Evaluasi efektifitas
analgesik
29 3 NOC: Anxiety Reduction
Agustus - Anxiety self-control - Gunakan pendekatan
2017 - Anxiety level yang menenangkan
- Coping - Pahami perspektif
Setelah dilakukan klien mengenai situasi
tindakan keperawatan stres
selama 324 jam - Temani pasien untuk
masalah ansietas pada memberikan
Ny. M teratasi dengan keamanan dan
kriteria hasil: mengurangi rasa
- TTV dalam batas cemas
normal - Lakukan back rub jika
- Klien mampu diperlukan
menunjukkan teknik - Dengarkan keluhan
untuk mengontrol dengan penuh
kecemasan perhatian
- Klien menunjukkan - Bantu pasien
tanda berkurangnya mengenali situasi
rasa cemas yang mengalami yang
- Kuantitas tidur klien menimbulkan
bertambah menjadi 6 kecemasan
jam dengan kualitas - Dorong pasien untuk
tidur yang baik mengungkapkan
perasaan, ketakutan,
persepsi
- Instruksikan klien
untuk menggunakan
teknik relaksasi
Coping Enhancement
- Sediakan suasana
untuk menerima
keadaan
- Berikan informasi
faktual mengenai
diagnosa, perawatan,
dan prognosis
- Dorong keterlibatan
keluarga
Calming Techniques
- Instruksikan klien
mendengarkan musik
untuk mengurangi
ansietas
29 4 NOC: Fall Prevention
Agustus - Fall prevention - Identifikasi defisit
2017 behavior kognitif dan fisik dari
Setelah dilakukan pasien yang dapat
tindakan keperawatan meningkatakan risiko
selama 724 jam jatuh
masalah risiko jatuh - Identifikasi perilaku
pada Ny. M teratasi atau faktor yang dapat
dengan kriteria hasil: menyebabkan risiko
- Klien mendapatkan jatuh
pendampingan - Monitor langkah,
dalam mobilisasi keseimbangan dan
- Klien dapat fatigue saat ambulasi
menggunakan - Instruksikan klien
handrail dan grab bar untuk meminta
bantuan dalam
berpindah
- Gunakan bed rail
untuk mengurangi
resiko jatuh
- Dorong keluarga
untuk membantu klien
5) IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama klien : Ny. M
No rekam medik : 010046
Ruang rawat : Lavender
No
Tanggal jam Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf
Dx
29/08/17 2 15.00 Mengkaji nyeri secara komprehensif desnya
S: Klien mengeluhkan perih pada bagian
ulu hati
O:
P: nyeri terjadi karena pola makannya
tidak teratur dan hanya makan sedikit
Q: nyeri tajam seperti ditusuk-tusuk
R: epigastrium
S: skala 2
T: nyeri hilang timbul namun frekuensinya
cukup sering
29/08/17 2 15.05 Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam desnya
S: klien mengatakan akan menggunakan
teknik napas dalam untuk membuat
dirinya rileks
O: klien dapat melakukan relaksasi napas
dalam secara mandiri
29/08/17 1, 15.10 Mendorong klien untuk melakukan desnya
2 pemijatan pada kaki dengan baby oil.
S: Klien mengatakan suka apabila dipijat
kakinya karena menjadi lebih nyaman.
O: Klien nampak nyaman.
29/08/17 3 15.15 Melakukan pendekatan yang desnya
menenangkan untuk menggali kecemasan
S: Klien mengatakan metformin
membuatnya susah tidur, berkeringat,
mual. Klien juga mengatakan takut jika
gula darahnya naik, dan berdampak buruk
bagi kondisi kesehatannya.
O: Klien nampak gelisah.
29/08/17 1 15.20 Evaluasi manajemen diri mengenai desnya
diabetes melitus
S: Klien mengatakan dapat melakukan
senam kaki, klien biasanya menggunakan
lantus untuk mengontrol gula darah, klien
menagtakakn jika meminum metformin ia
merasa lemas, mual, dan berkeringat.
O: Klien mengetahui cara melakukan
senam kaki, pengetahuan klien terkait
penyakit cukup baik.
29/08/17 1, 15.25 Melakukan back rub, menjelaskan gejala, desnya
3 treatment, dampak obat, dan prognosis
penyakit.
S: Klien mengatakan dapat menerima
informasi yang diberikan, klien
mengatakan akan lebih berani dalam
menghadapi rasa cemas dan takut terkait
keadaannya.
O: Klien nampak lebih rileks
29/08/17 1, 15.30 Menjelaskan mengenai diet dan obat yang desnya
3 diberikan.
S: Klien mengatakan ia merasa tidak
cocok dengan metformin karena
membuatnya merasa mual dan tidak bisa
tidur jadi klien tidak ingin makan. Klien
meminta metforminnya dihentikan.
O: Klien dapat menerima informasi
dengan baik kecuali penjelasan mengenai
metformin.
29/08/17 4 15.35 Mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat desnya
menyababkan risiko jatuh
S: Klien mengatakan pandangannya yang
kabur membuatnya kesulitan utuk
berjalan sehingga untuk aktivitas seperti
ke toilet klien memerlukan bantuan.
O: Klienmengalami penurunan
penglihatan
29/08/17 3, 15.37 Mendorong keluarga untuk selalu desnya
4 menemani klien terutama saat akan
berpindah
S: Keluarga mengatakan selalu menemani
klien secara bergantian.
O: Keluarga bergantian menemani klien.
29/08/17 2, 18.55 Memonitor TTV desnya
3 S: -
O: BP 118/82 mmHg, HR 70 bpm, RR 20
rpm
29/08/17 1, 19.00 Kolaborasi dalam memberikan injeksi desnya
2, levofloxacin 750 mg
3 S: -
O: Levofloxacin 750 mg diberikan dengan
rute intravena
29/08/17 1, 19.01 Kolaborasi dalam memberikan terapi oral desnya
2, ISDN 5 mg, valsartan 40 mg, metformin
3 500 mg, n acetylsistein 200 mg
S: -
O: ISDN 5 mg, valsartan 40 mg,
metformin 500 mg, n acetylsistein 200 mg
diberikan per oral
No
Tanggal Jam Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf
Dx
30/08/17 3 09.10 Melakukan pendekatan yang desnya
menenangkan untuk menggali kecemasan
S: Klien mengatakan agak sulit untuk
tertidur sejak awal masuk rumah sakit
O: Klien nampak gelisah.
30/08/17 3 09.15 Menginstruksikan klien untuk rileks dan
mendengarkan musik alam, memposisikan
klien senyaman mungkin
S: Klien mengatakan saat ini ia lebih rileks
O: klien nampak rileks
30/08/17 2 09.16 Mengajarkan teknik relaksasi napas dalam desnya
S: klien mengatakan akan menggunakan
teknik napas dalam untuk memebuat
dirinya rileks
O: klien dapat melakukan relaksasi napas
dalam secara mandiri
30/08/17 1, 09.17 Mendorong keluarga untuk melakukan desnya
2 pemijatan pada kaki dengan baby oil.
S: Keluarga mengatakan akan memijat
kaki klien.
O: Keluarga bersedia memijat kaki klien
untuk meningkatkan sirkulasi perifer dan
rasa nyaman.
31/08/17 2 05.45 Mengkaji nyeri secara komprehensif desnya
S: Klien mengeluhkan perih pada bagian
ulu hati
O:
P: nyeri terjadi karena pola makannya
tidak teratur dan hanya makan sedikit
Q: nyeri tajam seperti ditusuk-tusuk
R: epigastrium
S: skala 1
T: nyeri hilang timbul namun sudah jarang
terjadi
31/08/17 1 05.50 Evaluasi manajemen diri mengenai desnya
diabetes melitus
S: Klien mengatakan meminum semua
obat yang diresepkan, klien juga
melakukan senam kaki kadang-kadang,
klien berusaha mengurangi rasa khawatir
agar gula darah tetap stabil, klien juga
sudah memiliki nafsu makan sejak ia tidak
mengonsumsi metformin. Klien
mengatakan tidurnya cukup nyenyak dan
tidur klien tidur selama 6 jam.
O: Klien mengetahui cara mengatasi
penyakitnya dengan baik.
31/08/17 2, 05.55 Memonitor TTV desnya
3 S: -
O: BP 124/88 mmHg, HR 71 bpm, RR 22
rpm, T 36.8C
31/08/17 1 05.53 Memonitor kadar gula darah
S: -
O: GDP 87 mg/dl
31/08/17 1, 06.00 Kolaborasi dalam memberikan injeksi desnya
2, ranitidin 50 mg
3 S: -
O: ranitidin 50 mg telah diberikan dengan
rute IV
31/08/17 1, 06.01 Kolaborasi dalam memberikan terapi oral desnya
2, ISDN 5 mg, n acetylsistein 200 mg,
3 spironolacton 25 mg, sucralfat 15 cc
S:-
O: ISDN 5 mg, n acetylsistein 200 mg,
spironolacton 25 mg, sucralfat 15 cc
diberikan per oral
31/08/17 1, 06.05 Melakukan back rub, menjelaskan gejala, desnya
3 treatment, dampak obat, dan prognosis
penyakit.
S: Klien mengatakan memahami
kondisinya dan rasa khawatir berkurang
semenjak klien merasa kondisinya lebih
baik pasca berhenti mengonsumsi
metformin.
O: Klien nampak lebih rileks
31/08/17 3, Mendorong keluarga untuk selalu desnya
4 menemani klien terutama saat akan
berpindah
S: Keluarga mengatakan selalu menemani
klien secara bergantian.
O: Keluarga bergantian menemani klien.
No
Tanggal Jam Tindakan Keperawatan dan Hasil Paraf
Dx
31/08/17 1 09.17 Mendorong keluarga untuk melakukan desnya
pemijatan pada kaki dengan baby oil.
S: Keluarga mengatakan sering memijat
kaki klien dengan baby oil.
O: keluarga melakukan pemijatan pada
daerah kaki.
01/09/17 1 04.40 Evaluasi manajemen diri mengenai desnya
diabetes melitus
S: Klien mengatakan meminum semua
obat yang diresepkan, klien juga
melakukan senam kaki kadang-kadang,
klien berusaha mengurangi rasa khawatir
agar gula darah tetap stabil, klien juga
menghabiskan porsimakan yang
diberikan.
O: Klien mengetahui cara mengatasi
penyakitnya dengan baik.
01/09/17 1 04.50 Memonitor TTV desnya
S: -
O: BP 112/76 mmHg, HR 68 bpm, RR 20
rpm, T 37.3C
01/09/17 1 04.53 Memonitor kadar gula darah
S: -
O: GDP 92 mg/dl
01/09/17 1 05.00 Kolaborasi dalam memberikan injeksi desnya
ranitidin 50 mg
S: -
O: ranitidin 50 mg telah diberikan dengan
rute IV
01/09/17 1, 05.01 Kolaborasi dalam memberikan terapi oral desnya
2, ISDN 5 mg, n acetylsistein 200 mg,
3 spironolacton 25 mg, sucralfat 15 cc
S:-
O: ISDN 5 mg, n acetylsistein 200 mg,
spironolacton 25 mg, sucralfat 15 cc
diberikan per oral
01/09/17 4 05.05 Mendorong keluarga untuk selalu desnya
menemani klien terutama saat akan
berpindah
S: Keluarga mengatakan selalu menemani
klien secara bergantian.
O: Keluarga bergantian menemani klien.
6) EVALUASI KEPERAWATAN
Nama klien : Ny. M
No rekam medik : 010046
Ruang rawat : Lavender
No
Tanggal Jam Evaluasi Somatif Paraf
Dx
29/8/17 1 20.45 S: desnya
Klien mengatakan merasa lemas.
O:
Keadaan umum klien sedang, tidak muncul
tanda-tanda hipoglikemi atau hiperglikemi,
GDS terakhir (28/8/17 17.00) 141 mg/dl
A:
Masalah risiko ketidakstabilan kadar
glukosa darah belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi
1. Informasikan mengenai manajemen diri
diabetes melitus
2. Monitor gula darah
3. Kolaborasi pemberian obat atau insulin
4. Pantau tanda hipoglikemi atau
hiperglikemi
5. Evaluasi manajemen diri diabetes
melitus
29/8/17 2 20.45 S: desnya
Klien mengatakn perih dibagian ulu hati.
Klien mengatakan melakukan massage di
kaki dengan baby oil untuk membuatnya
nyaman.
O:
BP 118/82 mmHg, HR 70 bpm, RR 20 rpm
P: nyeri karena pola makan yang tidak
teratur dan hanya makan sedikit
Q: nyeri tajam
R: epigastrium
S: skala 2
T: hilang timbul
A:
Masalah nyeri akut belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi
1. Kaji nyeri secara komprehensif
2. Ajarkan teknik nonfarmakologi napas
dalam dan massage
3. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
4. Kolaborasi dalam pemberian analgesik
29/8/17 3 20.45 S: desnya
Klien mengatakan merasa khawatir denan
kondisi kesehatannya, kekhawatiran
bertambah jika klien mengingat apa yang
dikatakn oleh tetangganya mengenai
penyakit DM. Klien juga mengatakan sulit
untuk tertidur semenjak minum metformin.
Kien mengatakn semenjak minum obat
metformin gula darahnya turun drastis
sehingga ia merasa lemas, mual, dan sering
berkeringat dingin.
O:
BP 118/82 mmHg, HR 70 bpm, RR 20 rpm.
Klien memahami bagaimana manajemen
diri diabetes melitus, namun klien memiliki
ketakutan berlebih terhadap metformin.
A:
Masalah ansietas belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi
1. Lakukan back rub
2. Dengarkan kekhawatiran klien
3. Berikan informasi faktual mengenai
diagnosa, perawatan, dan prognosis
4. Dorong keterlibatan keluarga
5. Instruksikan klien mendengarkan
musik untuk mengurangi ansietas
29/8/17 4 20.45 S: desnya
Klien mengatakan pandangan matanya
kabur dan bertambah parah jika malam
hari, sehingga untuk melakukan aktivitas
atau berjalan perlu didampingi agar tidak
terjatuh.
O:
Klien mengalami gangguan penglihatan,
keluarga selalu menemani klien dalam
beraktivitas, klien tidak dapat berjalan jika
tidak didampingi.
A:
Masalah risiko jatuh belum teratasi.
P:
Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi faktor yang dapat
menyebabkan risiko jatuh
2. Instruksikan klien untuk meminta
bantuan dalam berpindah
3. Gunakan bed rail untuk mengurangi
resiko jatuh
4. Dorong keluarga untuk membantu klien