Unit : HND
Ruang/kamar : Amarylis 10/ Bed 7.5
Tgl & waktu pengkajian : 10 Juli 2015 Jam 09.10 WIB
Tgl pasien masuk RS : 6 Juli 2015 Jam 12.38 WIB
Allo Anamnese :√
Auto Anamnese :√
A. Identifikasi
1. Pasien
Nama : Tn. A
Umur : 48 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Menikah
Agama/suku : Katholik/Tionghoa
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yang digunakan : Indonesia
Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : Jakarta
Dx. Medik : - CKD dengan hematemesis melena dan anemia
- DM tipe II dengan nefropati dan retinopati DM
- Diagnosa pembanding: dermatitis kronik
2. Penanggungjawab
Nama : Tn. S
Alamat : Semarang
Hubungan dengan pasien : Adik kandung
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Pasien mengatakan sesak nafas
b. Riwayat kesehatan sekarang
Keluarga pasien mengatakan Tn. A masuk SMC RS Telogorejo pada tanggal 6 Juli
2015 jam 12.38 WIB melalui IGD. Pasien datang ke IGD SMC RS Telogorejo
dengan dijemput ambulance emergency. Pasien datang ke RS dengan keluhan mual
muntah ± sudah 4 kali selama sehari, di IGD pasien muntah 1 kali berwarna hitam
± 100 cc. Keluarga pasien mengatakan BAB pasien berwarna hitam dan perut mulai
membesar sejak 1 hari yang lalu sebelum masuk RS. Keluarga pasien mengatakan
pasien tidak bisa berdiri dan hanya bisa duduk. Kesadaran pasien saat di IGD
composmentis, kondisi umum tampak lemas, wajah pucat, GCS E 4M6V5, tekanan
darah 191/117 mmHg, nadi 180 kali/menit, respirasi rate 19 kali/menit, suhu 365 0C,
terpasang infus Ringer Laktat 10 tetes/menit dari ambulance emergency, mata
kanan tampak katarak hipermatur, konjungtiva anemis, kedua kaki pada bagian
cruris tampak berwarna hitam, kulit pecah-pecah dan berair.
Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Pasien
: Ikatan pernikahan
: Garis keturunan
B. Pemeriksaan fisik
1. Tanda-tanda vital
a. Kesadaran : composmentis
Kuantitatif :
Skala Coma Glasgow :
1) Respon motorik (M) :6
2) Respon bicara (V) :5
3) Respon membuka mata (E) : 4, Total E4M6V5
Kesimpulan : pasien dalam keadaan sadar penuh
b. Tekanan darah : 183/95 mmHg
MAP : 121 mmHg
c. Suhu : 362 oC
d. Pernapasan : 26 x/menit
e. Nadi : 88 x/menit
f. SpO2 : 99%
g. Skala nyeri : 5, nyeri pada kepala
2. Antropometri
a. Lingkar lengan atas : 33 cm
b. Tinggi Badan : 168 cm, BB : 75 kg
c. IMT (indeks masa tubuh) : 26,5 kg/m2
Kesimpulan : BB pasien dalam keadaan obesitas
Di RS:
DS: pasien mengatakan sehari-hari makan makanan yang disediakan dari RS.
Pasien mengatakan sehari makan 3x habis ¼ porsi. Pasien mengatakan
selera makannya menurun selama di rawat. Pasien mengatakan sudah mual
dan muntah 1 kali tadi pagi. Pasien mengatakan sehari minum 1 gelas
blimbing air putih (200 cc).
DO: pasien makan 3x sehari habis ¼ porsi, nafsu makan pasien menurun, pasien
mengalami mual dan muntah 1 kali, volume cairan muntahan pasien ± 50
cc, muntahan berisi cairan bening kekuningan dan berlendir, pasien tidak
menghabiskan menu makanan yang yang disediakan dari RS, pasien sehari
minum 200 cc. Kebutuhan kalori pasien 1900 kkal, kebutuhan cairan pasien
selama sehari 800 cc, pasien mendapatkan terapi cairan infus Ringer laktat 5
cc/jam dan Nacl 0,9% 10 tetes/menit.
Pengkajian nutrisi:
Antopometri:
Lingkar lengan atas : 33 cm
Tinggi Badan : 168 cm, BB : 75 kg
IMT (indeks masa tubuh) : 26,5 kg/m2
Biochemical:
Hemoglobin 9,8 gram/dl
GDS jam 08.00 WIB: 300 mg/dl
Clinical:
Konjungtiva anemis, wajah tampak pucat, pasien tampak lemas, akral
hangat, CRT > 2 detik, pasien mual dan muntah, pasien tidak nafsu makan.
Diet:
Diet saring DUDM rendah garam III (4x formula DUDM @ 150 cc)
diberikan tiap jam 06.00, 10.00, 16.00 dan 22.00
3. Pola eliminasi
Di rumah: pasien mengatakan di rumah BABnya lancar. Sehari BAB 1 kali, BAB
warna kuning, tidak ada bercak darah pada feses, konsistensi feses lembek,
bau khas. Pasien mengatakan tidak ada keluhan saat BAB. Pasien
mengatakan kebiasaan BAB dilakukan pada saat pagi hari sebelum mandi.
Pasien mengatakan BAK susah dan keluar sedikit, anyang-anyangan, sehari
BAK 2-3 kali, warna urin kuning jernih, pancaran urin lemah, tidak nyeri
saat BAK.
Di RS:
DS: pasien mengatakan belum BAB dari tanggal 9 Juli 2015 sampai tanggal 10
Juli sekarang. Pasien mengatakan perutnya belum mules. Pasien
mengatakan bisa kentut dan perutnya terasa kencang. Pasien mengatakan
BAK menggunakan selang kateter.
DO: pasien belum BAB sejak 1 hari yang lalu, tidak teraba skibala pada perut
kuadran kiri bawah, pasien bisa flatus, menggunakan DC No. 16 sejak
tanggal 6 Juli 2015, urin sehari 300 cc, warna urin kuning jernih, bau urin
khas, tidak ada bercak darah pada urin.
Balance Cairan tanggal 10 Juli 2015 jam 07.00 WIB:
Intake: makan dan minum 800 cc, infus 650 cc/hari, obat injeksi 200 cc
Output : Urin 250 cc, IWL: 1125 cc/hari, muntah 50 cc
BC : 1650 cc – 1425 cc = + 175 cc
Di RS:
DS: Pasien mengatakan nyeri pada luka di kepalanya. Keluarga pasien
mengatakan kulit kaki pasien berwarna hitam dan pecah-pecah sudah sejak
dari 4 bulan yang lalu.
P: pasien mengatakan nyeri disebabkan kerena ada tekanan daranya tinggi.
Pasien mengatakan nyeri bertambah saat digunakan untuk banyak
bergerak, serta nyeri berkurang saat digunakan istirahat.
Q: pasien mengatakan nyeri dirasakan seperti cekot-cekot.
R: pasien mengatakan nyeri dirasakan pada daerah kepala, nyeri tidak
menjalar.
S: pasien mengatakan skala nyeri 5.
T: pasien mengatakan nyeri dirasakan setiap saat.
DO: ekspresi wajah pasien tampak meringis menahan kesakitan, pasien tampak
tidak nyaman dengan nyeri yang dirasakan, visus mata kanan dan kiri 0
D. Data penunjang
1. Hasil Pemeriksaan Laboratorium Darah
a. Tanggal 9 Juli 2015
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan Keterangan
Hepatologi
Hemoglobin 9,8 13,5 – 17,5 gram/dl Low
Kimia klinik
Total protein dan albumin
Total protein 5,90 6,0 – 8,0 gram/dl Low
Albumin 2,92 3,4 - 4,8 gram/dl Low
Globulin 2,98 2,8 - 3,6 gram/dl Normal
Creatinin 6,51 0,6 – 1,2 mg/dl High
Ureum 138,8 17,12 - 38,52 mg/dl High
Elektrolit
Natrium darah 127 136,0 – 150,0 mmol/L Low
Kalium darah 4,90 3,5 – 5,0 mmol/L Normal
Calcium darah 7,5 8,8 – 10,3 mg/dl Low
Magnesium darah 2,17 1,8 – 2,6 mg/dl Normal
Hasil:
Berdasarkan hasil penilaian skor resiko jatuh didapatkan skor resiko jatuh Tn. A 50 yang
dapat disimpulkan bahwa pasien beresiko jatuh
Lain-lain:
1. O2 bikabul nasal 3 liter/menit
2. Rencana hemodialisis dan pasang double lumen catheter
3. Fisioterapi di tempat
4. Tranfusi PRC I flash
5. Diet saring DUDM rendah garam III (4x formula DUDM @ 150 cc)
6. Pemeriksaan GDS 1 kali pagi hari jam 05.00
7. Transfusi human albumin biotes 20% 100 ml
8. Periksa laborat HbSAg, anti HCV, dan antibody HIV