1. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Senin, 07 Februari 2022, jam 07:00 Wib di
ruang ICU RS Mardi Rahayu Kudus secara autoanamnesa dan alloanamnesa.
A. IDENTITAS KLIEN
1 Identitas pasien
Nama : Sdr. F
Tanggal masuk rumah sakit : 5 Februari 2022
Tanggal pengkajian : 08 Februari 2022
No Register pasien 587729
Ruangan perawatan : Intensif Care Unit RS Mardi Rahayu
Kudus
Jenis kelamin : laki-laki
Umur : 18 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Status pernikahan : Belum menikah
Diagnose medis : CKB
Alamat : Getassrabi
2 Identits penanggung jawab
Nama : Sdr. S
Umur : 25 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Hubungan dengan pasien : Saudara
Alamat : Getassrabi
B. PENGKAJIAN PRIMER
1. Airway
Pasien terpasang ETT, saat auskultasi terdengar suara napas yaitu
ronchi, lidah tidak menutup jalan napas, terdapat secret/sputum yang
keluar melalui mulut dan pada ETT.
2. Breathing
Pasien terpasang ventilator dengan jenis ventilasi PCMV, SpO2 99%,
frekuensi pernapasa 18 x/menit, pasien tidak mengalami sesak nafas.
3. Circulation
Ekstremitas teraba dingin, capilary refil time > 3 detik, nadi: 99
x/menit, RR 36 x/menit, tidak ada sianosis.
4. Disability
Kesadaran Somnolen, GCS: E:1 V:et M:1
5. Eksposure
Pasien tidak ada edema . pasien terpasang infus asering 20 tpm
C. PENGKAJIAN SEKUNDER
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
a. Keluhan utama : pasien datang tidak sadar
b. Riwayat keluhan utama: pasien dengan riwayat kecelakaan lalu lintas
pada tanggal 5 Februari 2022 jam 01.30, pasien dilarikan ke RS
terdekat, dan mendapat penangan dengan terpasang infus, neckcoler,
dan balutan luka di wajah.
c. Upaya yang telah dilakukan : pasien dibawa ke RS Aisyah tetapi
belum ada penanganan lalu dirujuk ke RS Mardi Rahayu Kudus
d. Terapi/ operasi yang sudah dilakukan : telah dilakukan intubasi
dengan ET No.7,5 kedalaman21 cm, pemasangan IVFD 1 jalur, CT-
Scan kepala, xray cervical AP/LAT, xray Thorax AP, dan
pemeriksaan darah rutin di IGD RS Mardi Rahayu
2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
a. Penyakit berat yang pernah diderita : tidak ada
b. Pernah dirawat di RS : tidak pernah
c. Pernah operasi : tidak pernah
d. Obat – obatan yang pernah dikonsumsi: tidak ada
e. Alergi : tidak ada
f. Kebiasaan merokok/ alkohol/ lainnya : tidak ada
g. BB sebelum sakit : 55 kg
38
16
Keterangan :
: perempuan : menikah
HCV 89 fl 80 – 100
HCH 29 Pg 26 – 34
Hematokrit 47.70 % 41 – 52
PDW 11.6 fl 10 – 18
MVP 9.8 Fl 6.8 – 10
1. OBAT
Tabel 3.1 Daftar obat
Cara
No Nama Terapi Dosis Golongan Obat
Pemberian
Tanggal /
No Data fokus Problem Etiologi
jam
1 07-02-2022 Ds : Ketidakefektifan Edema
14.00 Do : keadaan umum perfusi jaringan cerebral
Sakit berat, kesadaran cerebral
somnolen
GCS 4, CT Scan hasil:
Kesan: Edema serebri –
hidrosefalus obstruksi (TIK
meningkat)
Hematoma epidural
(DD//subdural) frontal kiri
dengan PSA serta IVH
Pneumocephalus regio
CPA, cisterna prepontine,
perimesensefalika, ambient
Terdapat luka terbuka di
ekstremitas atas dan
bawah,terdapat cairan
keluar dari telinga kiri,
terpasang infus asering 20
tpm. terpasang kateter
urine, terpasang orogastric
tube, terpasang endo
tracheal tube dan ventilator.
TD : 100/70 mmHg HR
: 91 x/ menit RR
: 17x/ menit
S : 37,5 O C
SpO2 : 90 %
Urine output 700 cc /7 jam
2 07-02-2022 Ds : - Pola nafas Kegagalan
14.00 Do : keadaan umum sakit tidak efektif otot
berat, kesadaran somnolen, pernafasan
terdapat suara tambahan
stridor, terpasang endo
tracheal tube, terpasang
ventilator mode PCMV BR
10, PC 10, PEEP 6, FiO2
40%
TD : 100/70 mmHg
HR : 91 x/ menit
RR : 17x/ menit
S : 37,5 O C
SpO2 : 90 %
Urine output 700 cc /7
jam
3 07-02-2022 Ds : - Ketidakefe Obtruksi
14.00 Do : keadaan umum sakit ktifan jalan
bersihan nafas
berat, kesadaran somnolen,
jalan nafas ditandai
Tidak ada pengembangan dengan
penumpu
dada abnormal, terdapat
kan secret
suara tambahan ronchi,
terpasang endo tracheal
tube, terpasang ventilator
TD : 100/70 mmHg
HR : 91 x/ menit
RR : 17x/ menit
S : 37,5 O C
SpO2 : 90 %
Urine output 700 cc /7
jam
PRIORITAS DIAGNOSE
A. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral berhubungan dengan edema
cerebral
B. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kegagalan otot pernafasan
DIAGNOSA
NO NOC NIC
KEPERAWATAN
1 Ketidakefektifan NOC : 1 Monitor TIK
perfusi jaringan - Circulation status - Monitor adanya
cerebral berhubungan - Tissue Prefusion keluhan sakit
dengan edema Cerebral kepala, mual,
cerebral muntah, gelisah
Kriteria Hasil : - Monitor status
1. Perfusi jaringan cerebral neurologi
- Tekanan intra cranial - Monitor intake dan
normal output
- Tidak ada nyeri 2 Manajemen edema
kepala cerebral
- Tidak ada - Monitor adanya
kegelisahan kebingungan,
- Tidak ada gangguan keluhan pusing
refleks saraf - Monitor status
2. Status neurologi pernafasan,
- Kesadaran normal frekuensi dan
- Tekanan intra cranial kedalaman
normal pernafasan
- Pola bernafas normal - Kurangi stimulus
- Ukuran dan reaksi dalam lingkungan
pupil normal pasien
- Laju pernafasan - Berikan sedasi
normal sesuai kebutuhan
- Tekanan darah 3 Monitor
normal neurologi
- Monitor tingkat
kesadaran (GCS)
- Monitor refleks
batuk dan menelan
- Pantau ukuran
pupil,bentuk,
kesimetrisan
4 Monitor TTV
5 Posisikan head up
(30- 40 derajat)
6 Beri terapi O2 sesuai
anjuran medis
7 Kolaborasi
pemberian terapi
medis
2 Pola nafas tidak NOC : 1. Airway Management
efektif berhubungan - Respiratory status : Pertahankan
dengan kegagalan otot Ventilation bukaan jalan nafas
pernafasan - Respiratory status : Beri posisi head up
Airway patency 30-40 derajat
- Vital sign Status untuk
Kriteria Hasil : Memaksimalkan
1 Irama pernafasan normal ventilasi.
2 Frekuensi pernafasan Keluarkan secret
normal dengan suction.
3 TTV dalam batas normal Monitor alat
4 Tidak ada tanda sesak ventilator
5 Pasien tidak mengeluh 2. Oxygen Therapy
sesak Pertahankan jalan
nafas yang paten
Monitor aliran
Oksigen
Monitor adanya
tanda-tanda
hypoventilasi
3. Vital Sign Monitoring
Monitor TD, Suhu,
RR
Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital
sign
4. Kolaborasi pemberian
therapi medis
3 Ketidakefektifan NOC: 1. Monitor status
pernafasan dan
bersihan jalan nafas Status Pernapasan: oksigenisasi
b/d obtruksi jalan Kepatenan jalan nafas 2. Buka jalan nafas
nafas ditandai 1. Status respirasi : dengan teknik chin lift
Ventilasi.
dengan penumpukan 2. Status respirasi atau jaw thrust
secret kepatenan jalan
nafas. 3. Identifikasi kebutuhan
3. Aspirasi terkontrol. aktual/ potensial untuk
No Tanggal Paraf
Implementasi keperawatan Jam Catatan perkembangan
Dx / Jam Perawat
1 07-02- 1. Memonitor tekanan 18.00 S :-
2022 intra kranial O:
18.00 - Memonitor status - Keadaan umum sakit berat,
neurologi Tingkat kesadaran
- Memonitor intake Somnolen , GCS 4
dan output - Refleks saraf (Reflex Bra
Memanajemen edema instem 7)
cerebral - Vital sign
- Memonitor status TD : 100/ 70 mmHg
pernafasan, HR : 91 x/ menit
frekuensi dan RR : 17x/ menit
kedalaman S : 37,5 o C
pernafasan - Reaksi Pupil, Pupil
- Mengurangi 2/4, RC++/--
stimulus dalam A: Ketidakefektifan
lingkungan pasien perfusi jaringan cerebral
- Memberikan sedasi belum teratasi.
sesuai kebutuhan - P : lanjutkan intervensi
2. Memonitor neurologi
- Memonitor tingkat
kesadaran (GCS)
- Memonitor refleks
batuk dan menelan
- Memantau ukuran
pupil,bentuk,kesime
trisan
3. Memonitor TTV
4. Memposisikan head up
(30- 40 derajat)
5. Memberi terapi O2
sesuai anjuran medis
(O2 Ventilator dengan
mode PCMV)
6. Memberikan terapi
kolaborasi medis
2 07-02- 1. Airway Management 18.00 S: -
2022 Mempertahankan O:
18.00 bukaan jalan nafas - Keadaan umum
Memberi posisi head sakit berat,
up 30-40 derajat untuk - Ventilasi: RR 20x/
Memaksimalkan menit, irama nafas
ventilasi. teratur, suara nafas
Mengeluarkan secret ronchi.
dengan suction. - Airway patency:
Memonitor alat pernapasan cuping
ventilator hidung, (-) ventilator
2. Oxygen Therapy (+), penggunaan otot
Mempertahankan jalan bantu pernafasan (-)
nafas yang paten - SpO2 : 90 %
Memonitor aliran - Vital Sign: TD: 100/70
Oksigen mmHg, HR : 91 x/
Memonitor adanya menit, RR: 20x/ menit,
tanda-tanda S: 37,5oC
hypoventilasi A :Pola nafas tidak
3. Vital Sign Monitoring efektif
Monitor TD, suhu, RR belum teratasi.
P: lanjutkan intervensi
Identifikasi penyebab
dari perubahan vital
sign
Kolaborasi
pemberian therapi
medis
3 07-02- 1. Monitor status 18.00 S: -
2022 pernafasan dan O:
18.00 oksigenisasi - Keadaan umum
2. Posisikan klien untuk sakit berat,
memaksimalkan - Ventilasi: RR 20x/
ventilasi menit, irama nafas
3. Lakukan penyedotan teratur, suara nafas
melalui endotrakea ronchi.
dan nasotrakea - Airway patency:
4. Kelola nebulizer pernapasan cuping
5. Posisikan untuk hidung, (-) ventilator
meringankan sesak (+), penggunaan otot
napas bantu pernafasan (-)
6. Auskultasi suara nafas, - SpO2 : 90 %
catat area yang - Vital Sign: TD: 100/70
ventilasinya menurun mmHg, HR : 91 x/
atau tidak ada dan menit, RR: 20x/ menit,
adnaya suara tambahan S: 37,5oC
A : Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
P: lanjutkan intervensi
1 08-02- 1. Memonitor Tekanan 10.00 S:-
2022 intra kranial O:
10.00 - Memonitor status - Keadaan umum sakit
neurologi berat
- Memonitor intake - Tingkat kesadaran
dan output Somnolen GCS 4
2. Memanajemen edema - Refleks saraf (Reflex
cerebral Bra
- Memonitor status Instem 7)
pernafasan, frekuensi -Vital sign
dan TD : 115/ 90 mmHg
kedalaman pernafasan HR : 92 x/ menit
- Mengurangi stimulus RR : 17x/ menit
dalam S : 37,8O C
lingkungan pasien - ReaksiPupil , Pupil2/3,
- Memberikan sedasi RC++/--
sesuai kebutuhan A:Ketidakefektifan
3. Memonitor neurologi perfusi jaringan
- Memonitor tingkat cerebral belum
kesadaran (GCS) teratasi.
- Memonitor refleks P :lanjutkan intervensi
batuk dan menelan
- Memantau ukuran
pupil,bentuk,
kesimetrisan
4. Memonitor TTV
5. Memposisikan head up
(30- 40 derajat)
6. Memberi terapi O2
sesuai anjuran medis
(O2 Ventilator dengan
mode SIMV)
7. Memberikan terapi hasil
kolaborasi medis
2 08-02- 1. Airway Management 10.00 S:-
2022 Mempertahankan O:
10.00 bukaan jalan nafas - Keadaan umum
Memberi posisi head sakit berat,
up 30-40 derajat - Ventilasi: RR
untuk 17x/menit, irama
Memaksimalkanvent nafas teratur, suara
ilasi. nafas ronchi.
Mengeluarkan secret - Airway patency:
dengan suction. pernapasan cuping
Memonitor alat hidung (-) ventilator
ventilator (+), penggunaan otot
2. Oxygen Therapy bantu pernafasan (-)
Mempertahankan - SpO2 : 90 %
jalan nafas yang - Vital Sign: TD: 115/
paten 90 mmHg, HR :
Memonitor aliran 92 x/ menit,
Oksigen - RR: 17x/ menit, S:
Memonitor adanya 37,8oC
tanda-tanda A:Pola nafas tidak efektif
hypoventilasi belum teratasi.
3. Vital SignMonitoring P: lanjutkan intervensi
Monitor TD, Suhu,
RR
Identifikasi
penyebab dari
perubahan vital sign
4. Kolaborasi pemberian
therapi medis
3 08-02- 1. Monitor status 18.00 S: -
2022 pernafasan dan O:
18.00 oksigenisasi - Keadaan umum
2. Posisikan klien untuk sakit berat,
memaksimalkan - Ventilasi: RR 20x/
ventilasi menit, irama nafas
3. Lakukan penyedotan teratur, suara nafas
melalui ronchi.
endotrakeadan - Airway patency:
nasotrakea pernapasan cuping
4. Kelola nebulizer hidung, (-) ventilator
5. Posisikan untuk (+), penggunaan otot
meringankan sesak bantu pernafasan (-)
napas - SpO2 : 90 %
6. Auskultasi suara nafas, - Vital Sign: TD: 100/70
catat area yang mmHg, HR : 91 x/
ventilasinya menurun menit, RR: 20x/ menit,
atau tidak ada dan S: 37,5oC
adnaya suara tambahan A : Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
Belum teratasi
P: lanjutkan intervensi
P: lanjutkan intervensi
Tabel 3.5 Evaluasi perkembangan asuhan keperawatan selama 3 hari
1. Diagnosa Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral