1.2 .TUJUAN
1.Tujuan Umum
Memahami asuhan keperawatan lansia dengan permasalahan degeneratif
jatuh.
2.Tujuan Khusus
a. Memahami pengertian dari resiko jatuh.
b. Memahami penyebab dari jatuh pada lansia.
c. Memahami faktor risiko jatuh pada lansia.
d. Memahami pencegahan jatuh pada lansia.
e. Memahami komplikasi jatuh pada lansia.
f. Memahami pendekatan diagnostik dari jatuhpada lansia.
g. Memahami penatalaksanaan jatuh pada lansia.
h. Memahami asuhan keperawatan pada lansia.
BAB II
LANDASAN TEORI
B. Faktor Risiko
Untuk dapat memahami faktor risiko jatuh, maka harus dimengerti bahwa
stabilitas badan ditentukan atau dibentuk olehF
1. Sistem sensori
yang berperan di dalamnya adalahF visus ( penglihatano, pendengaran, fungsi
vestibuler, dan proprioseptif. Semua gangguan atau perubahan pada mata akan
menimbulkan gangguan penglihatan. Semua penyakit telinga akan menimbulkan
gangguan pendengaran. vertigo tipe perifer sering terjadi pada lansia yang diduga
karpena adanya perubahan fungsi vestibuler akibat proses manua. Neuropati perifer
dan
penyakit degeneratif leher akan mengganggu fungsi proprioseptif ( Tinetti,
1992 ). Gangguan sensorik tersebut menyebabkan hampir sepertiga penderita lansia
mengalami sensasi abnormal pada saat dilakukan uji klinik.
2. Sistem saraf pusat ( SSP )
SSP akan memberikan respon motorik untuk mengantisipasi input sensorik. Penyakit
SSP seperti stroke, Parkinson, hidrosefalus tekanan normal, sering diderita oleh lansia
dan menyebabkan gangguan fungsi SSP sehingga berespon tidak baik terhadap input
sensorik ( Tinetti, 1992 ).
3. Kognitif
Pada beberapa penelitian, dementia diasosiasikan dengan meningkatkan risiko
jatuh. Muskuloskeletal (Reuben, 1996; Tinetti, 1992; Kane, 1995; Campbell,
1913; Brocklehurs, 1913).
Faktor ini disebutkan oleh beberapa peneliti merupakan faktor yang benar -
benar murni milik lansia yang berperan besar terhadap terjadinya jatuh. Gangguan
muskuloskeletal. Menyebabkan gangguan gaya berjalan (gaito dan ini
berhubungan dengan proses menua yang fisiologis. Gangguan gait yang terjadi akibat
proses menua tersebut antara lain disebabkan oleh :
a. Kekakuan jaringan penghubung
b. Berkurangnya massa otot
c. Perlambatan konduksi saraf
d. Penurunan visus / lapang pandang
e. Kerusakan proprioseptif
2. Faktor ekstrinsik
a. Alat - alat atau perlengkapan rumah tangga yang sudah tua, tidak stabil,
atau tergeletak di bawah
b. Tempat tidur atau WC yang rendah / jongkok
c. Tempat berpegangan yang tidak kuat / tidak mudah dipegang
d. Lantai yang tidak datar baik ada trapnya atau menurun
e. Karpet yang tidak dilem dengan baik, keset yang tebal / menekuk
pinggirnya, dan bendafbenda alas lantai yang licin atau mudah tergeser
f. Lantai yang licin atau basah
g. Penerangan yang tidak baik (kurang atau menyilaukano
h. Alat bantu jalan yang tidak tepat ukuran, berat, maupun cara
penggunaannya.
2. Obat Obatan
Obat hipotensi, hipotensi sesudah makan
a. Diuretik / antihipertensi
b. Antidepresen trisiklik
c. Sedativa
d. Antipsikotik
e. Obat - obat hipoglikemia
f. Alkohol
2. Lingkungan
Sekitar 70% jatuh pada lansia terjadi di rumah, 10% terjadi di tangga, dengan
kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibanding saat naik, yang lainnya
terjadi karena tersandung / menabrak benda perlengkapan rumah tangga, lantai yang
licin atau tak rata, penerangan ruang yang kurang
3. Penyakit Akut
Dizzines dan syncope, sering menyebabkan jatuh. Eksaserbasi akut dari
penyakit kronik yang diderita lansia juga sering menyebabkan jatuh, misalnya sesak
nafas akut pada penderita penyakit paru obstruktif menahun, nyeri dada tiba - tiba
pada penderita penyakit jantung iskenmik, dan lain - lain.
E. Komplikasi
Jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi - komplikasi seperti : (Kane, 1995; van -
der -Cammen, 1991)
1. Perlukaan ( injury)
a. Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit berupa robek atau tertariknya
jaringan otot, robeknya arteri / vena
b. Patah tulang ( fraktur ) : Pelvis, Femur ( terutama kollum ), humerus,
lengan
bawah, tungkai bawah, kista
c. Dematom subdural
2. Perawatan rumah sakit
a. Komplikasi akibat tidak dapat bergerak ( imobilisasi)
b. Risiko penyakit A penyakit iatrogenic
3. Disabilitas
a. Penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik
b. Penurunan mobilitas akibat jatuh, kehilangan kepercayaan diri, dan pembatasan
gerak
F. Pencegahan
Usaha pencegahan merupakan langkah yang harus dilakukan karena bila
sudah terjadi jatuh pasti terjadi komplikasi, meskipun ringan tetap memberatkan.
Ada 8 usaha pokok untuk pencegahan, antara lain : ( Tinetti, 1992; van A der A
Cammen, 1991; Reuben, 1996)
1. Identifikasi faktor resiko
Pada setiap lansia perlu dilakukan pemeriksaan untuk mencari adanya faktor
intrinsik risiko jatuh, perlu dilakukan assesmen keadaan sensorik, neurologik,
muskuloskeletal dan penyakit sistemik yang sering mendasari / menyebabkan jatuh.
Keadaan leingkungan rumah yang berbahaya dan dapat menyebabkan jatuh harus
dihilangkan. Penerangan rumah harus cukup tetapi tidak menyilaukan. Lantai rumah
datar, tidak licin, bersih dari benda A benda kecil yang susah dilihat. Peralatan rumah
tangga yangsudah tidak aman ( lapuk, dapat bergeser sendiri o sebaiknya diganti,
peralatan rumah ini sebaiknya diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak
mengganggu jalan / tempat aktifitas lansia. Kamar mandi dibuat tidak licin,
sebaiknya.
diberi pegangan pada dindingnya, pintu yang mudah dibuka. WC sebaiknya dengan
kloset duduk dan diberi pegangan di dinding.
obat - obatan yang menyebabkan hipotensi postural, hipoglikemik atau
penurunan kewaspadaan harus diberikan sangat selektif dan dengan penjelasan yang
komprehensif pada lansia dan keluargannya tentang risiko terjadinya jatuh akibat
minum obat tertentu.
Alat bantu berjalan yang dipakai lansia baik berupa tongkat, tripod, kruk atau
walker harus dibuat dari bahan yang kuat tetapi ringan, aman tidak mudah bergeser
serta sesuai dengan ukuran tinggi badan lansia.
2. Penilaian keseimbangan dan gaya berjalan ( gait )
C.Analisa Data
1.Subyektif: terdapat keluhan perasaan seperti akan jatuh, disertai atau tanpa
dizzifness,
vertigo, rasa bergoyang, rasa tidak percaya diri untuk transfer atau mobilisaasi
mandiri; atau terdapat riwayat jatuh
2.Objek: terdapat faktor intriksik
a. Faktor interinsik lokal : osteoaritis genu/vertebra lumbal, plantar
fascitis,
kelemahan otot kuadrisep femoris, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan,
gangguan pada alat keseimbangan seperti vertigo yang dapat ditimbulkan oleh
gangguan aliran darah ke otak akibat hiperkoagulasi, hiperagregasi, atau
spondiloartosis servikal.
b. Faktor intrinsik sistemik penyakit paru obstruktif kronik (PP0K, pnemonia,
infark miokard akut, gagal jantung, infeksi salurankemih, gangguan aliran darah ke
otak (hiperkoagulasi, strok, dan transient ischemic attac, diabetes militus
dan/atau hipertensi (terutama jika tak terkontrolo, paresis inferior, penyakit atau
sindrom parkinson, demensia, gangguan saraf lain serta gangguan metabolik
seperti hiponatremia, hipoglikemia atau hiperglikemia, dan hipoksia.
Faktor risiko ekstrinsik/lingkungan antara lain:
a. alas kaki yang tidak sesuai,
b. kain/pakaian bagian bawah, atau tidak rata,
c furnitur yang terlalu rendah atau tinggi,
d. tangga yang tak aman
e. kamar mandi dengan bak mandi/closet terlalu rendah atau tinggi dan tak memiliki
f. alat bantu untuk berpegangan,
g. tali atau kabel yang berserakan dilantai
h. karpet yang terlipat
D. Diagnosa keperawatan
1.Resiko jatuh berhubungan dengan kerusakan mobilitas fisik, penurunan kekuatan
ekstremitas bawah, penyakit akut.
2.Resiko cedera berhubungan dengan lingkungan yang tidak nyaman
3.Gangguan mobilitas fisik b/d pengobatan, terapi pembatasan gerak, nyeri,
kerusakan
persepsi sensori, intoleransi aktivitas, malnutrisi, kerusakan neuromuskuloskeletal,
penurunan kekuatan otot.
4. Nyeri akut b/d agen injuri (biologi, kimia, fisik, psikologiso
5. Gangguan Persepsi sensori ( penglihatan, pendengaran, kinestetik, pengecapan,
perabaan, penciuman.
E. Intervensi KePerawatan
1.Resiko jatuh berhubungan dengan kerusakan mobilitas fisik, penurunan kekuatan
ekstremitas bawah, penyakit akut.
NCC : Perilaku safety:pencegahan jatuh
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...F: jatuh dapat dicegah dengan
kriteria hasil :
a. Penggunaan penghalang
b. Penggunaan restrain
c.Penyesuaian tinggi tempat tidur
d.Kontrol agitasi dan restlessness
e.Perhatian pada penggunaan medikasi yang meningkatkan risiko jatuh
f.Prosedur transfer yang aman
NiC: Pencegahan jatuh
a.i dentifikasi penurunan kogniitif atau kelemahan fisik klien yang meningkatkan
potensial jatuh
b. identifiksi kebiasan dan faktor yag mempengaruhi resiko jatuh
c. Review riwayat jatuh klien
d.identifikasi lingkungan yang dapat meningkatkan potensial jatuh
e.Ajrakan klien untuk meminta bantuan dalam hal perpindahan
f. Pasang side rail
g.Bantu toileting pasien
h.gunakan bed alarm
i.Berikan pencahayaan yang cukup
j. Kolaborasi dengan tim kesehatan lain untuk meminimalkan efek samping
pengobatan yang berkontribusi meningktaan resiko jatuh (eg.ortostatic hipotensi)
a.Manajemen Lingkungan
Ciptakan lingkungan yang aman bagi pasien
b.identifilasi kebutuhan rasa aman bagi pasien berdasarkan tingkat fungsi fisik
dan kognitif dan riwayat perilaku masa lalu
c. jauhkan lingkungan yang mengancam
d.jauhkan objek yang berbahaya dari lingkungan
e.Berikan side rail
f.Antarkan pasien selama aktivitas di luar rumah sakit
g. Mencegah Jatuh :
i.Kaji penyebab defisit fisik pasien
b.Kaji karakteristik lingkungan yang menyebabkan jatuh
c.Monitor gaya jalan pasien, keseimbangan, tingkat kelelahan
d.Berikan penerangan yang cukup
e.Pasang siderail tempat tidur
3.gangguan mobilitas fisik b/d pengobatan, terapi pembatasan gerak, nyeri, kerusakan
persepsi sensori, intoleransi aktivitas, malnutrisi, kerusakan neuromuskuloskeletal,
penurunan kekuatan otot.
NCC : Level Mobilitas ( Mobility Level )
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama jam diharapkan pasien dapat :
ASUHAN KEPERAWATAN
A. DATA UMUM
1. Nama Rumah sakit : Rs mardi rahayu kudus R. Maranatha 1
Nama : Tn. R
Alamat : kudus
No.telepon : 081540807743
Hub. Dg klien : Anak
3. Jumlah anak : laki-laki: 2 orang , wanita: 1 orang , Cucu : 2
Keluhan utama : Nyeri pada kaki kanan tertusuk - tusuk terus menerus
skala nyeri 5, nyeri terutama pada bagian pinggul atas kanan sampai
dengan lutut.
Pasien di bawa ke rumah sakit akibat jatuh terpeleset tadi siang, karena air
tumpah sehingga lantai licin,nyeri pada pinggul sampai denagn lutut
kanan.Kemudian di IGD di pasang spalk pada kaki kanan,di beri injeksi
ketorolac 1amp.Ekspresi pasien meringis kesakitan. Bila ingin bergerak
minta bantuan anaknya, atau perawat.
Keluhan tambahan:Pasien mengatakan fungsi penglihatan berkurang
kurang lebih sudah 1 th
2. Riwayat pembedahan /operasi
Pemeriksaan kesehatan pada : dokter keluarga BPJS bila pusing untuk cek
TD
5. Riwayat alergi : ada (alergi makanan)
6. Kebiasaan
Merokok : ya
Minum alkohol : ya
Makan sehari-hari : nasi ,sayur , dan lauk
Olah raga : jalan pagi hari selama kurang lebih 30 menit
Minum kopi : ya
7.Obat-obatan saat ini
A. Penapisan depresi :
Untuk setiap pertanyaan di bawah ini, penjelasan mana yang paling dekat dengan
perasaan yang anda rasakan bulan lalu ?
GERIATRIC DEPRESSION SCALE
(GDS 15)
Pilihlah jawaban paling tepat yang sesuai dengan perasaan anda dalam dua
minggu terakhir !
Pertanyaan Jawaban
Nilai:
Kesimpulan : dari jumlah nilai yang di dapat pasien mengalami depresi ringan
B. Status Fungsional
b. Keterbatasan Fungsional
Sudah berapa lamakah - kalau ada - kesehatan anda membatasi kegiatan
anda berikut ini ?
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda-tanda Vital
Baring Duduk Berdiri
Tekanan darah 140/90 - -
Nadi /menit 100 - -
Laju respirasi /menit 22 - -
Berat badan 60Kg Tinggi badan 165 cm
2. Kulit
Kering sekali / biasa / basah : biasa
3. Pendengaran
Dengar suara normal (+ ) Pakai alat Bantu dengar (- )
4. Penglihatan
o Dapat membaca huruf surat kabar, tanpa kacamata ( - )
dengan kacamata (+ )
5. Mulut
Higiene mulut = baik
7. Paru
Palpasi: tidak terdapat luka atau bekas luka, tidak terdapat rabas kulit.
Perkusi: suara redup, tidak ada pelebaran jantung, tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi: S1, S2, tidak ada suara gallop, tidak ada murmur.
d. Edema
Tidak ada +1 +2 +3 +4
Pedal - - - -
Tibial - - - -
Sakral - - - -
9. Abdomen
Inspeksi : bentuk perut membuncit,tak tampak distensi abdomen
Palpasi : turgor kulit normal, tidak terdapat luka dan bekas luka.
Perkusi : suara perut timpani, tidak ada nyeri tekan.
Auskultasi : bising usus kurang: 5x/menit
Acites : tidak
Limpa : tidak membesar
Massa di rectum (- )
Impaksi fekal ( -)
12. Muskulosketal
Tak Tl. blk Bahu Siku Tanga Pingg lutut Kaki
ada n ul
Defomitas _____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
_ _ _ _ _ _ _
Gerak terbts _____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
_ _ _ _ _ _ _
Nyeri _____ _____ _____ _____ _____ _____ _____
_ _ _ _ _ _ _
Benjolan/ tidak
Pasien habis jatuh terpelesat kemudian nyeri pada kaki kiri, terutama bagian
paha sampai dengan lutut, dan terpasang spalk.
1. Hasil Ro pelvis :
Porotik Os. Femur kiri
Fraktur collum Femoris sinistra tampak pemendekan collum bagian
superior dan impaksi caput kebagian atas collum
2.Hasil Ro Thorax AP
Kesan :
Baik Terganggu
Orang -
Waktu -
Tempat -
Situasi -
Daya ingat
Baik Terganggu
Sangat lampau -
Baru terjadi -
Ingat obyek stl 5 menit -
Segera (mengulang) -
Betul Salah
Tanggal berapakah hari ini ? -
Hari apakah hari ini ? -
Apakah nama tempat ini ? -
Berapakah nomor telp/rumah -
anda ?
Berapa usia anda ? -
Kapankah anda lahir -
(tgl/bln/th)?
Siapa nama gubernur sekarang ? -
Nama gubernur sebelum ini ? -
Nama ibumu sebelum menikah -
20 dikurangi 3 dan seterusnya -
Jumlah kesalahan
Raba
Getaran
Refleks
Serelebar
Jari ke hidung
Tumit ke ujung kaki
Romberg Tidak bisa dilakukan
Gerak langkah Tidak bisa berjalan
karena ada patah
tulang pada kaki
kanan
D. DATA LABORATORIUM
Pemeriksaan
Hasil Satuan Nilai Normal Keterangan
Hematologi
Hematologi paket
Leukosit 10.89 % 36 – 46
Golongan Darah B
Rhesus Positif
Homeostatis
Kimia
Elektrolit
F. PSIKOSOSIAL
Cemas : tidak
Depresi : tidak
Insomania : tidak
Menangis : tidak
Gugup : tidak
Takut : tidak
Pasien bisa menjalani dan menerima kondisinya karena dukungan dari keluarga.
G. ANALISA DATA
TTV
- TD : 155/90 mmHg
- Nadi : 100x/menit
- RR : 22x/menit
- Suhu : 36,60C
- Spo2 : 97%
- Terpasang spalk pada kaki
kanan
- Pasien tampak meringis
kesakitan
- Hasil Ro pelvis :
Porotik Os. Femur kanan
DO:
- TD : 155/90 mmHg
- Nadi: 100x/menit
- RR : 22x/menit
- Suhu : 36,60C
- Spo2 :97%
NO TUJUAN INTERVENSI
1. Klien meningkat dalam aktivitas fisik tongkat saat berjalan dan cegah
I. CATATAN PERKEMBANGAN
2. Mengobservasi P : Pertahankan
ketidaknyamanan Intervensi
non verbal
3. Mengajarkan untuk
teknik
nonfarmakologi,
relaksasi, distraksi.
4. Mengendalikan
faktor lingkungan
yang dapat
mempengaruhi
respon pasien
terhadap
ketidaknyamanan
misal, suhu,
lingkungan, cahaya,
kegaduhan
Memberikan analgetik
sesuai indi
3. Membantu klien
untuk menggunakan
tongkat saat berjalan
dan cegah terhadap
cedera.
4. Mengajarkan pasien
atau tenaga
kesehatan lain
tentang teknik
ambulasi.
5. Mengkaji
kemampuan pasien
dalam mobilisasi.
6. Melatih pasien
dalam pemenuhan
kebutuhan ADL
secara mandiri
sesuai kemampuan
7. Memberikan alat
bantu jika klien
membutuhkan.
Mengajarkan merubah
posisi dan berikan
bantuan jika
15– 10-2021 3 1. Menyediakan S:-
lingkungan yang
14.00 O : Lingkungan
aman untuk pasien.
klien tampak aman
2. Menghindarkan
A : Masalah
lingkungan yang
teratasi
berbahaya
P : Pertahankan
3. Memasang side rail
Intervesi
tempat tidur
4. Membatasi
pengunjung
5. Menganjurkan
keluarga untuk
menemani pasien
6. Memindahkan
barang-barang yang
dapat
membahayakan
A. Kesimpulan
B. Saran
1. Bagi perawat
Rumah Sakit dalam memberikan pelayanan yang terbaik untuk psien dengan
fraktur collum.untuk mempercepat kesembuhan pasien dengan menambah
jumlah perlengkapan penunjang medis lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013. Jakarta: Badan
Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan
Republik Indonesia
Salemba Medika.