Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN BAYI

BARU LAHIR DI RUANG EVA RUMAH SAKIT MARDI RAHAYU


KUDUS

Disusun untuk Tugas Mata Kuliah Keperawatan Maternitas

Dosen Pembimbing: Heriyanti Widyaningsih, Ns., M.Kep

Oleh:

DIONYSIUS RIRIHENA

202103052

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN CENDEKIA UTAMA KUDUS

2022
A. KONSEP DASAR PENYAKIT
1. Pengertian
Bayi Baru Lahir (Neonatus) adalah bayi yang baru lahir sampai
usia 4 minggu dan lahir dari umur kelahiran 37 minggu sampai 42
minggu dengan berat lahir 2.5000 gram ( Sugiyarti,2000)
Bayi baru lahir adalah bayi yang pada usia kehamilan 37-42
minggu dan berat badan 2.500-4.000 gram (Vivian, N. L. D, 2010).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan
37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000
gram (Depkes RI, 2005).
Neonatus (bayi baru lahir) adalah bayi yang baru lahir sampai usia
4 minggu lahir biasanya dengan usia gestasi 38-42 minggu (Wong, D,L,
2003).
Asuhan segera bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan pada
bayi tersebut selama jam pertama setelah kelahiran sebagian besar bayi
baru lahir akan menunjukkan usaha napas pernapasan spontan dengan
sedikit bantuan atau gangguan (Prawiroharjo, S, 2002).
Jadi asuhan keperawatan pada bayi baru lahir adalah asuhan
keperawatan yang diberikan pada bayi yang baru mengalami proses
kelahiran dan harus menyesuaikan diri dari kehidupan intra uteri
kekehidupan ekstra uteri hingga mencapai usia 37-42 minggu dan
dengan berat 2.500-4.000 gram.
2. Etiologi
a) His (Kontraksi otot rahim)
b) Kontraksi otot dinding perut
c) Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
d) Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.
3. Tanda Dan Gejala
a) Lahir aterm antara 37-42 minggu
b) Berat badan 2500 – 4000 gram
c) Panjang lahir 48 – 52 cm
d) Lingkar dada 30 – 38 cm
e) Lingkar kepala 33 – 35 cm
f) Lingkar lengan 11-12
g) Frekuensi denyut jantung 120-160x/menit
h) Kulit kemerah- merahan dan licin karena jaringan subkutan yang
cukup.
i) Rambut lanugo tidak terlihat dan rambut kepala biasanya telah
sempurna
j) Kuku agak panjang dan lemas
k) Nilai APGAR >7
l) Gerakan aktif
m) Bayi lahir langsung menangis kuat
n) Genetalia :
1) Pada laki-laki kematangan ditandai dengan testis yang berada
pada skrotum dan penis yang berlubang.
2) Pada perempuan kematangan ditandai dengan vagina dan uterus
yang berlubang ,serta labia mayora menutupi labia minora.
o) Refleks rooting ( mencari putting susu dengan rangsangan taktil
pada pipi dan daerah mulut)sudah terbentuk dengan baik.
p) Refleks sucking sudah terbentuk dengan baik.
q) Refleks grasping sudah baik
r) Refleks morro
s) Eliminasi baik, urine dan mekonium keluar dalam 24 jam pertama
4. Patofisiologi
Baru lahir terjadi perubahan fungsi organ yang meliputi:
a) Sistem pernapasan
Selama dalam uterus janin mendapat oksigen dari pertukaran
melalui plasenta.Setelah bayi lahir pertukaran gas terjadi pada paru-
paru (setelah tali pusat dipotong). Rangsangan untuk gerakan
pernapasan pertama ialah akibat adanya tekanan mekanis pada
toraks sewaktu melalui jalan lahir, penurunan tekanan oksigen dan
peningkatan karbondioksida merangsang kemoreseptor pada sinus
karotis. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan
alveoli adanya surfaktan adalah menarik nafas, mengeluarkan
dengan menjerit sehingga oksigen tertahan di dalam. Fungsi
surfaktan untuk mempertahankan ketegangan alveoli.
Masa alveoli akan kolaps dan paru-paru kaku. Pernapasan pada
neonatus biasanya pernapasan diafragma dan abdominal.
Sedangkan respirasi setelah beberapa saat kelahiran yaitu 30 – 60
x / menit.
b) Jantung dan Sirkulasi Darah
Di dalam rahim darah yang kaya akan oksigen dan nutrisi berasal
dari plasenta masuk ke dalam tubuh janin melalui vena umbilikalis,
sebagian besar masuk ke vena kava inferior melalui duktus dan
vena sasaranti, darah dari sel-sel tubuh yang miskin oksigen serta
penuh dengan sisa-sisa pembakaran dan sebagian akan dialirkan ke
plasenta melalui umbilikalis, demikian seterusnya.
Ketika janin dilahirkan segera, bayi menghirup dan menangis kuat,
dengan demikian paru-paru akan berkembang, tekanan paru-paru
mengecil dan darah mengalir ke paru-paru, dengan demikian duktus
botali tidak berfungsi lagi, foramen ovale akan tertutup. Penutupan
foramen ovale terjadi karena pemotongan tali pusat.
c) Saluran Pencernaan
Pada kehamilan 4 bulan, pencernaan telah cukup terbentuk dan
janin telah dapat menelan air ketuban dalam jumlah yang cukup
banyak.Absorpsi air ketuban terjadi melalui mukosa seluruh saluran
pencernaan, janin minum air ketuban dapat dibuktikan dengan
adanya mekonium (zat yang berwarna hitam kehijauan). Mekonium
merupakan tinja pertama yang biasanya dikeluarkan dalam 24 jam
pertama.
d) Hepar
Hepar janin pada kehamilan 4 bulan mempunyai peranan dalam
metabolisme hidrat arang, dan glikogen mulai disimpan di dalam
hepar, setelah bayi lahir simpanan glikogen cepat terpakai, vitamin
A dan D juga sudah disimpan dalam hepar.
Fungsi hepar janin dalam kandungan segera setelah lahir dalam
keadaan imatur (belum matang).Hal ini dibuktikan dengan
ketidakseimbangan hepar untuk meniadakan bekas penghancuran
darah dari peredaran darah. Enzim hepar belum aktif benar pada
neonatus, misalnya enzim UDPGT (Uridin Disfosfat Glukoronide
Transferase) dan enzim GGFD (Glukosa 6 Fosfat Dehidrogerase)
yang berfungsi dalam sintesis bilirubin sering kurang sehingga
neonatus memperlihatkan gejala ikterus fisiologis.
e) Metabolisme
Pada jam-jam pertama energi didapat dari pembakaran karbohidrat
dan pada hari kedua energi berasal dari pembakaran lemak. Energi
tambahan yang diperlukan neonatus pada jam-jam pertama sesudah
lahir diambil dari hasil metabolisme lemak sehingga kadar gula
darah dapat mencapai 120 mg/100 ml.
f) Produksi Panas
Pada neonatus apabila mengalami hipotermi, bayi mengadakan
penyesuaian suhu terutama dengan NST (Non Sheviring
Thermogenesis) yaitu dengan pembakaran “Brown Fat” (lemak
coklat) yang memberikan lebih banyak energi daripada lemak
biasa.Cara penghilangan tubuh dapat melalui konveksi aliran panas
mengalir dari permukaan tubuh ke udara sekeliling yang lebih
dingin.Radiasi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke
permukaan benda yang lebih dingin tanpa kontak secara
langsung.Evaporasi yaitu perubahan cairan menjadi uap seperti
yang terjadi jika air keluar dari paru-paru dan kulit sebagai uap dan
konduksi yaitu kehilangan panas dari permukaan tubuh ke
permukaan benda yang lebih dingin dengan kontak secara langsung.
g) Kelenjar Endoktrin
Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu, pada
waktu bayi baru lahir kadang-kadang hormon tersebut masih
berfungsi misalkan pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai
haid perempuan.Kelenjar tiroid sudah terbentuk sempurna sewaktu
lahir dan mulai berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
h) Keseimbangan Air dan Ginjal
Tubuh bayi baru lahir mengandung relatif banyak air dan kadar
natrium relatif lebih besar daripada kalium. Hal ini menandakan
bahwa ruangan ekstraseluler luas.Fungsi ginjal belum sempurna
karena jumlah nefron matur belum sebanyak orang dewasa dan ada
ketidakseimbangan antara luas permukaan glomerulus dan volume
tubulus proksimal, renal blood flow (aliran darah ginjal) pada
neonatus relatif kurang bila dibandingkan dengan orang dewasa.
i) Susunan Saraf
Jika janin pada kehamilan sepuluh minggu dilahirkan hidup maka
dapat dilihat bahwa janin tersebut dapat mengadakan gerakan
spontan.Gerakan menelan pada janin baru terjadi pada kehamilan
empat bulan.Sedangkan gerakan menghisap baru terjadi pada
kehamilan enam bulan.
Pada triwulan terakhir hubungan antara saraf dan fungsi otot-otot
menjadi lebih sempurna.Sehingga janin yang dilahirkan diatas 32
minggu dapat hidup diluar kandungan.Pada kehamilan 7 bulan
maka janin amat sensitif terhadap cahaya.
j) Imunologi
Pada sistem imunologi Ig gamma A telah dapat dibentuk pada
kehamilan 2 bulan dan baru banyak ditemukan segera sesudah bayi
dilahirkan. Khususnya pada traktus respiratoris kelenjar liur sesuai
dengan bakteri dapat alat pencernaan, imunoglobolin G dibentuk
banyak dalam bulan kedua setelah bayi dilahirkan. Ig A, Ig D dan Ig
E diproduksi secara lebih bertahap dan kadar maksimum tidak
dicapai sampai pada masa kanak-kanak dini. Bayi yang menyusui
mendapat kekebalan pasif dari kolostrum dan ASI.
k) Sistem Integumen
Kulit bayi baru lahir sangat sensitif dan mudah mengelupas, semua
struktur kulit ada pada saat lahir tetapi tidak matur.Epidermis dan
dermis tidak terikat dengan erat dan sangat tipis, vernik keseosa
juga bersatu dengan epidermis dan bertindak sebagai tutup
pelindung dan warna kulit bayi berwarna merah muda.
l) Sistem Hematopoiesis.
Saat bayi lahir nilai rata-rata Hb, Ht, SDM dan Leukosit lebih tinggi
dari nilai normal orang dewasa. Hb bayi baru lahir 14,5 – 22,5 gr/dl,
Ht 44 – 72%, SDM 5 – 7,5 juta/mm3 dan Leukosit sekitar
18000/mm3. Darah bayi baru lahir mengandung sekitar 80% Hb
janin.Presentasi Hb janin menurun sampai 55% pada minggu
kelima dan 5% pada minggu ke 20.
m) Sistem Skelet
Arah pertumbuhan sefalokaudal terbukti pada pertumbuhan tubuh
secara keseluruhan.Kepala bayi cukup bulan berukuran seperempat
panjang tubuh.Lengan sedikit lebih panjang daripada tungkai.Wajah
relatif kecil terhadap ukuran tengkorak yang jika dibandingkan
lebih besar dan berat.Ukuran dan bentuk kranium dapat mengalami
distorsi akibat molase.
Pada bayi baru lahir lutut saling berjauhan saat kaki diluruskan dan
tumit disatukan sehingga tungkai bawah terlihat agak
melengkung.Saat baru lahir tidak terlihat lengkungan pada telapak
kaki.Ekstremitas harys simetris, terdapat kuku jari tangan dan kaki,
garis-garis telapak tangan dan sudah terlihat pada bayi cukup bulan.

5. Komplikasi
a) Sebore
b) Ruam
c) Moniliasis
d) Ikterus fisiologi
e) Gangguan sistem saraf pusat: koma,menurunnya reflex mata(seperti
mengdip)
f) Cardiovascular: penurunan tekanan darah secara berangsur,
menghilangnya tekanan darah sistolik
g) Pernafasan: menurunnya konsumsi oksigen
h) Saraf dan otot: tidak adanya gerakan, menghilangnya reflex perifer

6. Pathway
7. Pemantauan Bayi Baru Lahir
Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas
bayi normal atau tidak dan diidentifikasi, masalah kesehatan bayi baru
lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan
serta tindak lanjut petugas keperawatan.
a) 2 jam pertama sesudah kelahiran
Hal-hal yang dinilai waktu pemantauan bayi pada jam pertama
sesudah lahir meliputi :
1) Kemampuan menghisap lemah atau kuat
2) Bayi tampak aktif atau lunglai
3) BAyi kemeraqhan atau biru
b) Sebelum penolong persalinan meninggalkan ibu dan bayinya,
penolong persalinan melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap
ada tidaknya kesehatan yang memerlukan tindak lanjut, seperti :
1) Gangguan pernafasan
2) Hipotermia
3) Infeksi
4) Cacat bawaan dan trauma lahir
8. Penatalaksanaan Medis
a) Tes diagnostik, (Marllyn. E, Doenges, 2001) :
1) Jumlah sel darah putih (SDP) : 18000/mm3, neutrofil
meningkat sampai 23.000-24.000/mm3, hari pertama setelah
lahir (menurun bila ada sepsis).
2) Hemoglobin (Hb) : 15-20 gr/dl (kadar lebih rendah
berhubungan dengan anemia atau hemolisis berlebihan).
3) Hematokrit (Ht) 43-61% (peningkatan sampai 65% atau
lebih menandakan polisitemia, penurunan kadar
menunjukkan anemia atau hemoragi prenatal/perinatal).
4) Bilirubin total : 6mg/dl pada hari pertama kehidupan, lebih
besar 8mg/dl 1-2 hari dan 12mg/dl pada 3-5 hari.
5) Golongan darah dan RH.
b) Terapi
1) Non Farmakologi
 Pengukuran nilai APGAR Score (pada menit
pertama dan menit kelima setelah dilahirkan)
 Kontrol suhu, suhu rektal sekali kemudian suhu
aksila
 Penimbangan BB setiap hari
 Jadwal menyusui
 Higiene dan perawatan tali pusat
2) Farmakologi
 Suction dan oksigen
 Vitamin K
 Perawatan mata (obat mata entromisin 0,5% atau
tetrasimin 1%, perak nitral atau neosporin)
 Vaksinasi hepatitis B, direkomendasikan untuk
semua bayi. Tempat yang biasa dipakai untuk
menyuntikkan obat ini pada bayi baru lahir adalah
muskulus vastus lateralis. (Bobak, M Irene, 2005)
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a) Aktivitas/Istirahat
Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama, bayi tampak
semi koma saat tidur, meringis atau tersenyum adalah bukti tidur
dengan gerakan mata cepat, tidur sehari rata-rata 20 jam.
b) Pernapasan dan peredaran darah
Bayi normal mulai bernapas 30 detik sesudah lahir, untuk menilai
status kesehatan bayi dalam kaitannya dengan pernapasan dan
peredaran darah dapat digunakan metode APGAR Score. Namun
secara praktis dapat dilihat dari frekuensi denyut jantung dan
pernapasan serta wajah, ekstremitas dan seluruh tubuh, frekwensi
denyut jantung bayi normal berkisar antara 120-140 kali/menit (12
jam pertama setelah kelahiran), dapat berfluktuasi dari 70-100
kali/menit (tidur) sampai 180 kali/menit (menangis).
Pernapasan bayi normal berkisar antara 30-60 kali/menit warna
ekstremitas, wajah dan seluruh tubuh bayi adalah kemerahan.
Tekanan darah sistolik bayi baru lahir 78 dan tekanan diastolik rata-
rata 42, tekanan darah berbeda dari hari ke hari selama bulan
pertama kelahiran. Tekanan darah sistolik bayi sering menurun
(sekitar 15 mmHg) selama satu jam pertama setelah lahir. Menangis
dan bergerak biasanya menyebabkan peningkatan tekanan darah
sistolik.
c) Suhu Tubuh
Suhu inti tubuh bayi biasanya berkisar antara 36,5 0C-370C.
Pengukuran suhu tubuh dapat dilakukan pada aksila atau pada
rektal.
d) Kulit
Kulit neonatus yang cukup bulan biasanya halus, lembut dan padat
dengan sedikit pengelupasan, terutama pada telapak tangan, kaki
dan selangkangan. Kulit biasanya dilapisi dengan zat lemak
berwara putih kekuningan terutama di daerah lipatan dan bahu
yang disebut verniks kaseosa.
e) Keadaan dan Kelengkapan Ekstremitas
Dilihat apakah ada cacat bawaan berupa kelainan bentuk, kelainan
jumlah atau tidak sama sekali pada semua anggota tubuh dari ujung
rambut sampai ujung kaki juga lubang anus (rektal) dan jenis
kelamin.
f) Tali Pusat
Pada tali pusat terdapat dua arteri dan satu vena umbilikalis.
Keadaan tali pusat harus kering, tidak ada perdarahan, tidak ada
kemerahan disekitarnya.

g) Refleks
Beberapa refleks yang terdapat pada bayi :
1) Refleks moro (refleks terkejut). Bila diberi rangsangan yang
mengagetkan akan terjadi refleks lengan dan tangan terbuka.
2) Refleks menggenggam (palmer graps). Bila telapak tangan
dirangsang akan memberi reaksi seperti menggenggam.
Plantar graps, bila telapak kaki dirangsang akan memberi
reaksi.
3) Refleks berjalan (stepping). Bila kakinya ditekankan pada
bidang datang atau diangkat akan bergerak seperti berjalan.
4) Refleks mencari (rooting). Bila pipi bayi disentuh akan
menoleh kepalanya ke sisi yang disentuh itu mencari puting
susu.
5) Refleks menghisap (sucking). Bila memasukan sesuatu ke
dalam mulut bayi akan membuat gerakan menghisap.
h) Berat Badan
Pada hari kedua dan ketiga bayi mengalami berat badan fisiologis.
Namun harus waspada jangan sampai melampaui 10% dari berat
badan lahir. Berat badan lahir normal adalah 2500 sampai 4000
gram.
i) Mekonium
Mekonium adalah feces bayi yang berupa pasta kental berwarna
gelap hitam kehijauan dan lengket. Mekonium akan mulai keluar
dalam 24 jam pertama.
j) Antropometri
Dilakukan pengukuran lingkar kepala, lingkar dada, lingkar lengan
atas dan panjang badan dengan menggunakan pita pengukur.
Lingkar kepala fronto-occipitalis 34cm, suboksipito-bregmantika
32cm, mento occipitalis 35cm. Lingkar dada normal 32-34 cm.
Lingkar lengan atas normal 10-11 cm. Panjang badan normal 48-50
cm.
k) Seksualitas
Genetalia wanita ; Labia vagina agak kemerahan atau edema, tanda
vagina/himen dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma) atau
rabas berdarah sedikit mungkin ada. Genetalia pria ; Testis turun,
skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa terjadi.
2. Diagnosa Keperawatan
a) Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
b) Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi
dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
c) Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
(pemotongan tali pusat), tali pusat masih basah.
d) Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan cairan.
e) Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi.
3. Intervensi keperawatan
a) Risiko tinggi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan refleks hisap tidak adekuat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
perubahan nutrisi tidak terjadi.
Kriteria hasil :
 Penurunan BB tidak lebih dari 10% BB lahir.
 Intake dan output makanan seimbang.
 Tidak ada tanda-tanda hipoglikemi.
Rencana tindakan :
 Pantau intake dan out put cairan
 Kaji payudara ibu tentang kondisi putting
 Lakukan breast care pada ibu secara teratur
 Lakukan pemberian makan oral awal dengan 5-15 ml air
steril kemudian dextrosa dan PASI
 Intruksikan ibu cara dan posisi menyusui yang tepat secara
mandiri
 Instruksikan pada ibu agar mengkonsumsi susu ibu
menyusui
 Pantau warna, konsentrasi, dan frekuensi berkemih
Rasional :
 Pada janin cukup bulan mengandung (80-100 ml). Masukan
cairan adekuat untuk metabolisme tubuh yang tinggi
 Kondisi puting ibu sangat menentukan dalam proses
menyusui, kondisi puting inverted menggangu proses
laktasi
 Perawatan breast care untuk melancarkan dan merangsang
produksi air susu pada ibu menyusui
 Pemberian makan awal membantu memenuhi kebutuhan
kalori dan cairan, khususnya pada bayi yang menggunakan
100-120 kal/kg dari BB setiap 24 jam
 Cara dan posisi ibu dalam menyusui sangat mempengaruhi
proses laktasi, sehingga proses laktasi harus dilakukan
dengan benar
 Untuk meningkatkan produksi susu ibu sehingga proses
laktasi menjadi adekuat
 Kehilangan cairan dan kurangnya masukan oral dengan
cepat menghabiskan cairan ekstraseluler dan
mengakibatkan penurunan haluaran urin
b) Resiko tinggi perubahan suhu tubuh berhubungan dengan adaptasi
dengan lingkungan luar rahim, keterbatasan jumlah lemak.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam
perubahan suhu tubuh tidak terjadi.
Kriteria hasil :
 Suhu tubuh normal 36-370 C.
 Bebas dari tanda-tanda strees, dingin, tidak ada tremor,
sianosis dan pucat.
Rencana tindakan :
 Pertahankan suhu lingkungan dalam zona termoneural yang
ditetapkan dengan mempertimbangkan berat badan
neonatus, usia gestasi
 Pantau aksila bayi kulit, suhu timpatik dan lingkungan
sedikitnya setiap 30-60 mnt
 Kaji frekuensi pernapasan perhatikan takipnea (frekuensi >
60/mnt)
 Tunda mandi pertama sampai suhu 36,50 C
 Mandikan bayi dengan cepat untuk menjaga agar bayi tidak
kedinginan
 Perhatikan tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit buruk,
pelambatan berkemih, membrane mukosa kering )
 Lakukan pemberian makn oral dini
Rasional :
 Dalam respon terhadap suhu lingkungan yag rendah, bayi
cukup bulan meningkatkan suhu tubuhnya dengan menangis
atau meningkatkan aktivitas motorik karena banyak
mengkonsumsi oksigen
 Stabilisasi suhu mungkin tidak terjadi sampai 8-12 jam
setelah lahir kecepatan konsumsi oksigen dan metabolisme
minimal bila suhu kulit dipertahankan diatas 36,50 C
 Bayi menjadi takipnea dalam respon terhadap peningkatan
kebutuhan oksigen yang dihubungkan dengan stres dingin
 Membantu mencegah kehilangan panas lanjut karena
evaporasi
 Mengurangi kemingkinan kehilangan panas melalui
evaporasi dan konveksi dan membantu menghemat energi
 Hilangnya panas terjadi melalui vasodilatasi perifer dan
melalui augmentasi pendinginan dengan evaporasi dan
penigkatan kehilangan air kast mata
 Untuk peningkatan 10 C (1,8 F) suhu tubuh, metabolisme
dan kebutuhan cairan meningkat kira-kira 10%. Kegagalan
menggantikan kehilangan cairan selanjutnya memperberat
status dehidrasi
c) Resiko tinggi terjadi infeksi berhubungan dengan trauma jaringan
(pemotongan tali pusat) tali pusat masih basah.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam
infeksi pada tali pusat tidak terjadi.
Kriteria hasil :
 Bebas dari tanda-tanda infeksi.
 TTV normal : S : 36-370C, N :70-100x/menit, RR : 40-
60x/menit
 Tali pusat mongering
Rencana tindakan :
 Observasi tanda-tanda infeksi
 Pertahankan teknik septic dan aseptic.
 Lakukan perawatan tali pusat setiap hari setelah mandi satu
kali perhari.
 Observasi tali pusat dan area sekitar kulit dari tanda-tanda
infeksi.
Rasional :
 Mengetahui adanya indikasi infeksi
 Melindungi bayi dari resiko infeksi nosokomial
 Potensial entri organisme kedalam tubuh
 Deteksi dini terhadap penyebaran infeksi
d) Resiko tinggi kekurangan volume cairan berhubungan dengan
hilangnya air (IWL), keterbatasan masukan cairan.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 2x24 jam
kekurangan volume cairan tidak terjadi.
Kriteria hasil :
 Bayi tidak menunjukkan tanda-tanda dehidrasi yang ditandai
dengan output kurang dari 1-3ml/kg/jam.
 Membran mukosa normal.
 Ubun-ubun tidak cekung.
 Temperature dalam batas normal.
Rencana tindakan :
 Pertahankan intake sesuai jadwal
 Monitor intake dan output
 Berikan infuse sesuai program
 Kaji tanda-tanda dehidrasi, membran mukosa, ubun-ubun,
turgor kulit, mata
 Monitor temperatur setiap 2 jam
Rasional :
 Memantau keefektifan aturan terapeutik
 Mengidentifikasi keseimbangan antara perkiraan
pemasukan dan kebutuhan cairan
 Ketentuan dukungan cairan didasarkan pada perkiraan
kebutuhan bayi.
 Deteksi dini terhadap keadaan kekuranga cairan tubuh
 Peningkatan suhu tubuh merupakan faktor resiko
meningkatnya pengeluaran cairan tubuh melalui mekanisme
konveksi, radiasi dan evaporasi.
e) Kurangnya pengetahuan orangtua berhubungan dengan kurang
terpaparnya informasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x24 jam
orang tua mengetahui perawatan pertumbuhan dan perkembangan
bayi.
Kriteria hasil :
 Orang tua mengatakan memahami kondisi bayi
 Orang tua berpartisipasi dalam perawatan bayi
Rencana tindakan :
 Tentukan tingkat pemahaman ibu atau orang tua tentang
kebutuhan fisiologis bayi dan adaptasi terhadap kehidupan
ekstrauterus
 Lakukan pemeriksaan fisik bayi saat orang tua ada. Berikan
informasi tentang variasi normal dan karakteristik seperti :
pseudomentruasi, pembesaran payudara
 Demonstrasikan dan awasi aktivitas perawatan bayi yang
berhubungan dengan posisi menyusui dan menggendong
 Diskusikan kebutuhan nutrisi bayi, variabilitas napsu makan
dari satu pemberian makan ke berikutnya dan cara
mengkaji keadekuatan hidarasi dan nutrisi
 Tekanan kebutuhan bayi baru lahir untuk tindak evaluasi
degan pemberi pelayanan kesehatan
Rasional :
 Mengidentifikasi area permasalahan / kebutuhan yang
memerlukan informasi tambahan atau demonstrasi aktivitas
perawatan
 Membantu orang tua mngenali variasi normal, dan dapat
menurunan ansietas
 Meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip dan
tekhnik perawatan bayi baru lahir
 Menghilangkan kekhawatiran yang potensial terjadi bila
masukan bayi bervariasi dari pemberian makan ke
pemberian makan selanjutnya. Membantu menjamin
persiapan dan pemberian formula yang tepat
 Evaluasi terus menerus penting untuk pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, Lowdermilk, Jansen. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Edisi 4.


Jakarta: EGC.

Ibrahim, Cristina, s.Dra. 1996. Perawatan kebidanan jilid II, Jakarta: Bratara

Obstetri Fisiologi, Bandung. 1983. UNPAD

MNH, JNPK-KR, DepKes. 2003. Buku Acuan Persalinan Normal. Jakarta:


DepKes
NANDA. 2012. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Jakarta : EGC
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal.Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
RI DepKes. 2005. Pelayanan Kesehatan Neonatal Esensial. Jakarta : DepKes.

Saifuddin, Abdul Bari. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan


Maternal Dan Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.

Suryana, Dra. Keperawatan Anak untuk Siswa SPK. 1996. Jakarta: EGC

Saifudin, Abdul Bahri, Prof, Dr, SPOG, MPH. 2000. Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan bina Pustaka Sarwono

Syahlan, Dr. SKM. 1993. Asuhan Kebidanan pada anak dalam konteks keluarga,
Jakarta: Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai