Anda di halaman 1dari 12

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

T DENGAN GANGGUAN

KEBUTUHAN OKSIGENASI

DIBANGSAL ICU RUMAH SAKIT SURAKARTA

Disusun Oleh:

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN TELOGOREJO

SEMARANG TAHUN 2021

FORM PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN OKSIGENASI

Unit : ICU Tanggal Pengkajian: 15 Juli 2021


Ruang/Kamar : Mawar Waktu Pengkajian : 08.00 WIB
Tgl. Masuk : 20 Januari 2021 Auto Anamnese : X
Jam : 10.00 Allo Anamnese : X

I. IDENTIFIKASI
A. Pasien
1. Nama : Tn. T
2. Umur : 65 tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama/Suku : Islam/Jawa
5. Warga Negara : Indonesia
6. Bahasa yang Digunakan : Jawa
7. Pendidikan : SR
8. Pekerjaan : Swasta
9. Alamat Rumah : Troboyan, Kalijambe, Sragen
10. No. RM : 01169670

B. Penanggung Jawab
1. Nama : Tn. T
2. Alamat : Troboyan, Kalijambe, Sragen
3. Hubungan dengan Pasien : Anak

C. Data Medik
1. Dikirim Oleh : IGD
2. Keluhan Utama : Pasien mengeluh sesak nafas
3. Riwayat Kesehatan Sekarang : Pasien merupakan rujukan dari RS
Sragen dengan diagnosa medis ASMA, PPOK, susp. BPH, dan ISK. Pasien
sudah dirawat di RS Sragen sejak tanggal 13 Juli 2021 karena tidak ada
perbaikan maka pasien dirujuk di RS Dr OEN Surakarta. Saat dikaji, pasien
mengeluh sesak napas memberat sejak ± 3 hari sebelum masuk rumah
sakit, sesak terus menerus, memberat dengan aktivitas. Pasien juga
mengeluh batuk berdahak dengan dahak kental dan berwarna kekuningan,
pasien juga mengalami demam sejak 4 hari. Saat datang ke IGD, pasien
mendapat terapi infus RL 20 tetes per menit dan nebulizer Barotec 8
tetes+1 cc NaCl. Pasien lalu dipindah ke bangsal ICU.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga: Anggota keluarga pasien tidak ada yang
mempunyai penyakit seperti pasien ataupun penyakit menular maupun
menurun seperti, hipertensi, diabetes mellitus, atau tuberculosis
5. Riwayat Kesehatan yang Lalu : Pasien sudah menderita penyakit sesak
napas sejak 5 tahun yang lalu, namun belum pernah dirawat di rumah sakit
karena penyakitnya tersebut. Pasien juga tidak memiliki alergi terhadap
obat maupun makanan.
6. Diagnosa Medik : ASMA, PPOK, susp. BPH, dan ISK

II Keadaan Umum
A. Keadaan Umum
1. Kesadaran
a. Kualitatif : Compos mentis
b. Kuantitatif : Skala Coma Glasgow
Respon Motorik :6
Respon Bicara :5
Respon Membuka Mata :4
Jumlah : 15
Kesimpulan : Pasien sadar penuh
2. Tekanan darah : 140/80 mmHg
MAP : 100 mmHg
3. Suhu : 36,5oC
4. Pernapasan : Frekuensi 24 x/menit
B. Pengukuran
1. Lingkar lengan atas : 15 cm
2. Tinggi badan : 155 cm
3. Berat badan : 55 kg
4. IMT (Indeks Massa Tubuh) : 22,89 kg/m2
5. Kesimpulan : berat badan normal

C. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)


1. Kepala : Bersih, simetris, tidak terdapat lesi, rambut beruban,
Tidak berketombe
2. Mata : Posisi mata simetris, konjungtiva anemis, sklera anikterik,
kornea jernih, pergerakan bola mata simetris
3. Mulut : Bersih, mukosa mulut kering, bibir kering, tidak ada
stomatitis, tidak memakai gigi palsu, tidak terdapat luka
ataupun lesi, ovula berada di tengah, terdapat pernapasan bibir
4. Lidah : Bersih, warna agak pucat
5. Telinga : Bersih, tidak ada serumen
6. Hidung : Bersih, tidak terdapat sinusitis, tidak terdapat secret,
terdapat pengembangan cuping hidung
7. Kulit : Bersih, turgor kulit kurang elastis (kembali dalam 2 detik),
warna kulit sawo matang, tidak terdapat sianosis, tidak terdapat
clubbing fingers
8. Leher : Tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri tekan,
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
9. Dada: : Paru
I : Bentuk dada simetris, tidak terdapat lesi ataupun luka, terdapat
penggunaan otot bantu napas
P : Tidak ada nyeri tekan, ekspansi paru kanan dan kiri sama, traktil
fremitus teraba seimbang di kedua lapang paru
P : Suara hipersonor
A : Terdapat suara tambahan ronkhi basah pada kedua lapang Paru

Jantung
I : Terlihat ictus cordis
P : Teraba ictus cordis
P : Terdapat bunyi pekak pada ICS IV dan V parasternal kiri
A : Irama teratur

10. Abdomen :
I : Bentuk abdomen simetris, buncit, tidak terdapat luka ataupun
lesi, bersih, tidak terdapat asites
A : Peristaltik 5 x/menit
P : Tidak terdapat nyeri tekan pada area abdomen terutama
simphisis pubis, hanya saja teraba keras dan tegang
P : Suara pekak
11. Ekstremitas

3-3-3-3 5-5-5-5

3-3-3-3 5-5-5-5

Pasien memiliki kekuatan otot 5 (dapat melakukan aktivitas, trentang


gerak sendi tanpa gangguan). Pasien memiliki pitting edema +1 (± 2 mm).
Pada eksteremitas kanan pasien mengalami kelemahan dengan kekuatan
otot 3 (pasien dapat mengangkat ekstremitas namun akan jatuh dalam
beberapa saat)
D. Genogram

Keterangan:
Pasien merupakan seorang suami dengan 1 istri dan 5 orang anak. Semua anak pasien
sudah menikah, anak ke-6 pasien sudah meninggal saat masih bayi karena demam.
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit menurun atau penyakit yang parah,
begitu juga dengan keluarga istri pasien

E. Data Penunjang
1. Laboratorium Tanggal 30 Desember 2012
Laboratorium Nilai Satuan Normal

a. Kalium 3,6 mmol/l 3,7-5,4


b. pH 7,391 7,310-7,420
c. BE 8,0 mmol/l -2 - +3
d. PCO2 58,5 MmHg 27,0-41,0
e. PO2 130,0 MmHg 80,0-100,0
f. Hematokrit 39 % 37-50
g. HCO3 30,7 mmol/l 21,0-28,0
h. Total CO2 31,1 mmol/l 19,0-24,0
i. O2 Saturasi 98,9 % 94,0-98,0
Kesan: Asidosis Respiratorik Terkompensasi Sempurna

2. EKG Tanggal 30 Desember 2012 : Sinus rithe 80 x/menit, normoaxis


3. Terapi
a. Nebulizer Barotec 8 tetes+1 cc NaCl. / 8 jam
b. Injeksi atau Infus
1) Ringer Laktat 20 tetes per menit
2) Cefotaxime 1 gram / 12 jam
3) Dexametasone 1 ampul / 8 jam
c. Oral
1) OBH Syrup 3x1 cth
2) GG 3x30 mg
3) Paracetamol 3x500 mg
4) Nifedipine 1x10 mg
5) KSR 1x1

III Pengkajian Pola Kesehatan


A. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan
Di rumah:
DS: Pasien mengatakan sudah 5 tahun mengalami sesak napas dan pasien
hanya memeriksakan dirinya ke puskesmas atau membeli obat di warung.
Sehat menurut pasien adalah keadaan dimana seseorang dapat beraktivitas
sesuai kebutuhannya, sakit adalah keadaan dimana seseorang hanya tidur
tanpa melakukan sesuatu karena tubuh tidak mampu

B. Pola Nutrisi Metabolik


Di rumah:
DS: Keluarga pasien mengatakan pasien makan 3x sehari, nafsu makan baik
(menghabiskan 1 porsi makanannya), minum ± 6-7 gelas/hari. Makanan yang
disukai sayur, nasi, dan ikan. Tidak terdapat perubahan berat badan dan tidak
mengalami mual ataupun muntah. Pasien tidak melakukan diet rendah garam
ataupun membatasi cairan
Di rumah sakit:
DS: Keluarga pasien mengatakan pasien makan 3x sehari, nafsu makan berkurang
(menghabiskan ¼ porsi makanannya), minum ± 5-6 gelas sehari
DO: Antropometri: Lingkar lengan atas: 15 cm
Tinggi badan : 155 cm
Berat badan : 55 kg
IMT (Indeks Massa Tubuh) : 22,89 kg/m2
Kesimpulan : berat badan normal
Biokimia: Kalium 3,6 mmol/l (3,7-5,4)
Clinical : Turgor kulit kurang elastis (kembali dalam 2 detik), mukosa mulut
kering, bibir kering, suhu 36,5oC
Diet : Pasien mendapat diet Tinggi Kalori Tinggi Protein (TKTP) 1700 kkal

C. Pola Eliminasi
Di rumah
DS: Keluarga pasien mengatakan pasien BAB 1 x sehari dan BAK 5-6 kali sehari,
pola masukan cairan normal 6-7 gelas/hari. Dua hari sebelum masuk rumah sakit,
pasien mengalami kenhcing bercampur darah, konsisternsi encer, dan sedikit nyeri saat
kencing
Di rumah sakit
DS: Keluarga pasien mengatakan pasien BAB ± 1x dalam 2 hari, pola masukan cairan
± 5-6 gelas sehari. Pasien merasakan nyeri saat berkemih
DO: Bentuk feses lembek, warna feses kuning kehitaman, warna urin kuning
kemerahan, konsistensi encer, pasien terpasang kateter H+1, Balance cairan + 750 cc

D. Pola Aktivitas dan Latihan


Di rumah:
DS: Keluarga pasien mengatakan pasien dapat beraktivitas sehari-hari terbatas
karena apabila pasien terlalu berat dalam beraktivitas, pasien akan mengalami
sesak napas. Pasien tidak mengalami nyeri saat beraktivitas. Keluarga pasien
mengatakan pasien menggunakan obat yang berpengaruh pada pernapasannya
(obat dari puskesmas, namun tidak tahu namanya)
Di rumah sakit:
DS: Pasien mengatakan perlu bantuan orang dalam beraktivitas karena pasien
mengalami sesak napas sehingga pasien tidak dapat melakukan aktivitas sendiri.
Terkadang pasien mengalami keletihan dan capek pada seluruh tubuh dan akan
merasa nyaman saat tidur dengan posisi semi fowler
DO: Pasien menggunakan nasal kanul 3 liter/menit
Pasien menggunakan infus Ringer Laktat dengan kecepatan 20 tetes per
menit di tangan kiri
Makan :2 Mobilitas di tempat tidur : 2
Mandi :2 Ambulasi :2
BAB :2 BAK :1
Berpakaian :2

E. Pola Istirahat dan Tidur


Di rumah:
DS: Keluarga pasien mengatakan pasien tidur ± 5-8 jam sehari dan tidak tidur siang
karena terkadang pasien harus melakukan aktivitas dan waktu tidur pasien rutin.
Pasien sering mengalami sesak napas saat sedang tidur pada malam hari
Di rumah sakit:
DS: Keluarga pasien mengatakan pasien tidur 7-8 jam sehari dan tidur siang 1-2 jam
sehari. Pasien mengeluh sesak napas saat sedang tidur, namun setelah diberi obat akan
tersa klebih nyaman
DO: Ekspresi wajah pasien tidak terlihat mengantuk, tidak banyak menguap. Palpebra
infisien tidak berwarna gelap

F. Pola Persepsi dan Kognitif


Di rumah:
DS: Pasien mengatakan tidak mengalami nyeri hebat ataupun kesakitan pada bagian
dada
Di rumah sakit:
DS: Pasien mengatakan tidak mengalami nyeri pada bagian dada atau bagian tubuh
lain
DO: Kemampuan pasien dalam melihat dan membau normal, namun kemampuan
pasien dalam berbicara dan mendengar sedikit berkurang

G. Pola Reproduksi Seksual


Di rumah:
DS: Pasien memiliki 5 orang anak yaitu 2 orang anak perempuan dan 3 orang anak
laki-laki. Pada saat masa produktif, pasien tidak melakukan kegiatan apapun untuk
menjalankan Keluarga Berencana
Di rumah sakit:
DO: Tidak terdapat gangguan pada organ reproduksi, hanya saja pasien diduga
terdapat BPH (Susp. BPH).

ANALISA DATA
N HARI/ DATA ETIOLOGI MASALAH TTD
O TGL
1. Rabu, DS: Pasien mengeluh Gangguan Ketidakseimban Sina
21 sesak napas memberat pertukaran gas gan ventilasi
Januari sejak ± 3 hari sebelum (SDKI.2016.D. perfusi
2021 masuk rumah sakit, sesak 0003)
terus menerus, memberat
dengan aktivitas. Pasien
juga mengeluh batuk
berdahak dengan dahak
kental dan berwarna
kekuningan, pasien juga
mengalami demam sejak
4 hari.
DO: pasien tampak
kesakitan dan lemah,
PCO2 58,5, PO2 130,0.
Tekanan darah : 140/80
mmHg, MAP: 100
mmHg, Suhu: 36,5 0C
Pernapasan: Frekuensi 24
x/menit..

DIAGNOSA
1. Gangguan pertukaran gas b.d ketidakseimbangan ventilasi perfusi

INTERVENSI
Dx Kriteria hasil Intervensi Ttd
1 Setelah dilakukan Khriteria hasil: Sina
tindakan 1 x 24 jam Pemantauan respirasi (SIKI.1.01014)
tingkat pertukaran O:
gas meningkat  Monitor frekuensi, irama,kedalaman
dengan kriteria dan upaya nafas
hasil:  Monitor kemampuan batuk efektif
 pco2 dari 3 T:
(sedang) ke  Auskultasi bunyi nafas
5 (membaik)  Atur iterval pemantuan respirasi
 Pola napas sesuai kondisi pasien
dari 3 E:
(sedang) ke  Informasi hasil pemantauan jika perlu
5
(membaik).

Anda mungkin juga menyukai