Anda di halaman 1dari 9

Vol II, No.

2, Maret 2014 ISSN 2339-1383

PENERAPAN TEORI KONSERVASI LEVINE PADA ANAK DIARE DENGAN


MASALAH GANGGUAN KESEIMBANGAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT

(Application Of The Levine”S Conservation Theory To Diarrhea’s Children With


Fluid And Electrolite Disorders)

Nursinih.
Akademi Keperawatan Syaifudin Zuhri, Indramayu , Email: nursinih@ymail.com

ABSTRACT

Di dunia diperkirakan lebih dari 1,3 miliar serangan dan 3,2 juta kematian per
tahun pada balita disebabkan oleh diare. Lebih kurang 80% kematian terjadi pada
anak berusia kurang dari dua tahun. Diare menyebabkan tubuh kehilangan cairan
beserta komponen didalamnya. Adanya kehilangan cairan akibat diare berdampak
terhadap timbulnya masalah gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit. Hal mana
akan berbahaya bila terjadi pada bayi dengan proporsi cairan lebih besar
dibandingkan pada orang dewasa. Karya ilmiah akhir ini bertujuan memberikan
gambaran penerapan teori konservasi Levine pada anak diare dengan gangguan
masalah keseimbangan cairan dan elektrolit. Penerapan melalui konservasi energi,
konservasi integritas struktur, konservasi integritas personal dan konservasi integritas
sosial, mengupayakan pemberian asuhan keperawatan untuk meningkatkan
kemampuan beradaptasi dan mempertahankan keutuhan. Pengambilan pada kelima
kasus kelolaan memperlihatkan adanya tanda-tanda hidrasi tidak adekuat yang
mengindikasikan adanya gangguan cairan dan elektrolit, dan trophicognosis utama
yang muncul adalah ketidakseimbangan volume cairan, bahkan ada yang mengalami
penurunan kadar elektrolit. Intervensi diberikan berfokus pada memaksimalkan
konservasi. Pentingnya program family center care (FCC) dalam pemberian asuhan
keperawatan, melalui kekuatan dan kemampuan yang ada keluarga untuk
keberhasilan pemberian asuhan keperawatan. Respon organismik memperlihatkan
adanya hidrasi adekuat, dan permasalahan pada kelima kasus dapat teratasi dalam
kurun waktu perawatan yang bervariasi.

Kata kunci : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit; diare; teori konservasi

In the world is estimated at more than 1.3 bilion attacks and 3.2 million deaths
per year in children under five caused by diarrhea. Approximately 80% of deaths
occured in children aged less than two years. Diarrhea cause the body to lose fluids
and their components therein. The presence of fluid loss due to diarrhea onset
disorder problems affecting fluid and electrolyte balance. Which case it would be
dangerous if they occur in infants with a greater proportion of liquid than in adults.
Scientific work aims to provide an overview of recent application of the theory of
conservation Levine diarrhea in children with disorders problems. Through the
application on conservation of energy, conservation of structural integrity, personal
integrity, and conservation of social integrity, striving for the the provision of nursing
care to improve the ability to adapt and maintain integrity. Decision on five cases
under managements showed signs of inadequate hydration which indicate the
presence of fluid and electrolyte disorders, and major emerging trophicognosis fluid
Healthy Journal ©2014, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung 8
Vol II, No. 2, Maret 2014 ISSN 2339-1383

volume is an imbalance, there is even decreased electrolyte levels. Given intervention


focuses on maximizing conservation. The importance of family center care program
(FCC) in the provision of nursing care, through the power and capabilities to the
success of family nursing care. Organismic responses showed adequate hydration, and
problems in the five cases can be resolved within a period of treatmen varies.

Keywords: Disorders of fluid and electrolyte balance; diarrhea; theory of


conservation.

PENDAHULUAN Pada Profil Kesehatan Indonesia


Penyakit diare masih menjadi (2011), pada tahun 2010, diare
salah satu masalah kesehatan yang perlu menempati urutan pertama penyakit
diperhatikan, karena angka kesakitan rawat inap dan ke 4 pada rawat jalan
dan kematian anak di berbagai negara. dengan 111.513 kasus baru.
Sekitar 24% kematian pada anak di Berdasarkan informasi dari rekam
negara maju karena diare dan dehidrasi. medik RSUPN Dr. Cipto
Di Amerika Serikat, sekitar 200.000 Mangunkusumo periode bulan Januari-
anak dibawah usia 5 tahun dirawat di Desember 2012, penyakit diare
rumah sakit dan sekitar 200 anak di termasuk 10 penyakit tertinggi di ruang
bawah 5 tahun meninggal karena diare infeksi gedung A lantai I, dengan
dan dehidrasi setiap tahun (Malek, et jumlah 45 kasus.
al, 2006; Staat, 2006 dalam Cairan tubuh merupakan
Hockenberry & Wilson, 2011). komponen yang sangat penting, melalui
Hingga saat ini diare masih fungsinya bagi tubuh, yaitu: 1)
merupakan masalah kesehatan perantara reaksi metabolisme sel, 2)
masyarakat di Indonesia, hal ini dapat transport nutrisi, sisa metabolisme dan
dilihat dengan meningkatnya angka bahan lainnya, 3) lubrikasi, 4)
kesakitan diare dari tahun ke tahun. mempertahankan dan memelihara
Berdasarkan laporan WHO, kematian temperatur tubuh (Berman & Snyder,
karena diare di Indonesia sudah 2012). Elektrolit berfungsi, 1)
menurun. Hal tersebut sesuai dengan mempertahankan keseimbangan cairan,
target MDG’s ke-4 adalah penurunan 2) berkontribusi terhadap keseimbangan
angka kematian diare. Walaupun angka asam basa, 3) memfasilitasi reaksi
kematian diare menurun, angka enzim dan 4) transmisi reaksi
kesakitan karena diare tetap tinggi neuromuscular (Berman & Snyder,
terutama di Negara berkembang 2012).
(Depkes,2011). Diare menyebabkan tubuh
Di Indonesia dapat ditemukan kehilangan cairan beserta komponen
kasus diare sekitar 60 juta kejadian didalamnya. Bayi dan balita lebih
setiap tahunnya. Sebagian besar (70%- rentan, dikarenakan faktor-faktor
80%) kasus adalah anak di bawah 5 sebagai berikut: 1) sering terinfeksi oleh
tahun (lebih kurang 40 juta kejadian). berbagai pathogen usus, 2) memiliki
Sebagian dari kasus (1%-2%) akan permukaan tubuh yang relatif lebih luas,
jatuh ke kondisi dehidrasi, dan bila 3) urin tidak dipekatkan sebaik pada
tidak segera ditolong 50-60% di anak yang lebih besar dan orang
antaranya dapat meninggal (Yusuf, dewasa, 4) persentase cadangan cairan
Haris & Kadim). dan elektrolit lebih sedikit, jika

Healthy Journal ©2014, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung 9


Vol II, No. 2, Maret 2014 ISSN 2339-1383

dapat berperan dalam proses


diperhitungkan terhadap berat badan penyembuhan jaringan, dapat
total (Schwartz, 2005). mempertahankan fungsi sistem tubuh
Mekanisme “rasa haus”, lainnya, sekaligus juga dapat
merupakan mekanisme pertahanan menyediakan cadangan energi untuk
tubuh. Bila terjadi kenaikan osmolalitas meregenerasi jaringan pada proses
1-2% atau bila terjadi kekurangan pertumbuhan dan perkembangan anak.
cairan sampai 10% atau lebih, maka pertumbuhan dan perkembangan anak.
akan terjadi rangsangan haus yang Karya ilmiah akhir ini bertujuan
disertai rangsangan terhadap hipofise, untuk memberikan gambaran
sehingga terjadi pengeluaran anti penerapan teori konservasi Levine pada
diuretic hormone (ADH) (Soegijanto, anak diare dengan gangguan masalah
2004). keseimbangan cairan dan elektrolit di
Dehidrasi menyebabkan RSUPN dr. Cipto Mangukusumo.
kerusakan jaringan karena adanya
penurunan perfusi jaringan (Potter & TINJAUAN TEORITIS
Perry, 2005). Hal ini berdampak Diare adalah penyakit yang
penurunan tranportasi cairan ke sel ditandai dengan bertambahnya
berkurang termasuk bahan yang frekuensi defekasi lebih dari biasanya
dibawanya yaitu nutrisi dan oksigen, (> 3 kali/hari) disertai perubahan
sehingga sel haus dan lapar, Proses konsistensi tinja (menjadi cair),
metabolisme menurun, dan akhirnya dengan/tanpa darah dan/atau lendir,
pembentukan energi sebagai hasil sedangkan frekuensi defekasi 5-6 kali
metabolisme juga berkurang. per hari pada bayi muda yang mendapat
Manajemen terapi diare menurut ASI, tetapi dengan konsistensi tinja
Hockenberry dan Wilson (2011), yaitu: baik, tidak dikatagorikan diare
1) penilaian ketidakseimbangan, 2) (Suaraatmaja, 2007, Sinuhaji).
rehidrasi, 3) pemeliharaan terapi cairan, Faktor yang berpengaruh pada
dan 4) pemasukan makanan yang kejadian diare, diantaranya: 1)
memadai. lingkungan (kebersihan lingkungan, dan
Menurut Wong (2009), masalah perorangan), 2) gizi, 3) kependudukan,
keperawatan pada diare, yaitu: (1) insiden diare lebih tinggi pada
kekurangan volume cairan, (2) penduduk perkotaan, 4) pendidikan,
perubahan nutrisi kurang dari pengetahuan ibu tentang masalah
kebutuhan, (3) risiko infeksi, (4) kesehatan, 5) keadaan sosial ekonomi
kerusakan integritas kulit, (5) cemas dan dan perilaku masyarakat (kebiasaan
perubahan proses keluarga akibat krisis mencuci tangan) (Soegijanto, 2004).
situasi dan kurang pengetahuan. Diare menyebabkan kehilangan
Pada pemberian asuhan cairan tubuh beserta komponen yang
keperawatan yang diberikan terhadap terlarut didalamnya, dan bila tidak
kelima kasus diare dengan berbagai ditangani segera dapat menimbulkan
komplikasi atau penyerta penyakit adanya gangguan keseimbangan cairan
lainnya, melalui aplikasi teori dan elektrolit serta dehidrasi. Factor-
konservasi Levine. Teori konservasi, faktor yang berkontribusi terhadap
memperlihatkan proses mekanisme kondisi tersebut, antara lain: 1) bayi dan
pertahanan tubuh terhadap adanya balita sering terinfeksi oleh berbagai
perubahan akibat penyakit infeksi. pathogen usus,2) bayi dan balita
Mengusahakan energi yang terbentuk memiliki permukaan tubuh yeng

Healthy Journal ©2014, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung 10


Vol II, No. 2, Maret 2014 ISSN 2339-1383

relative lebih luas, menyebabkan Komplikasi pada diare, yaitu:


kehilangan cairan melalui proses dehidrasi, renjatan hipovolemik,
evaporasi yang relative besar, 3) urin hipokalemia, hipoglikemia, intoleransi
tidak dipekatkan sebaik pada anak yang laktosa sekunder, kejang,
lebih besar, 4) persentase cadangan malnutrisi energi, protein.
cairan dan elektrolit jauh lebih sedikit Penatalaksanaan diare, yaitu: 1)
dibandingkan pasien yang bersusia lebih rehidrasi, pemberian oralit, 2)
besar, jika diperhitungkan terhadap pengobatan zink selama 10 hari, 3)
berat badan total (Schwartz, 2005). pemberian ASI dan makanan, diet
Pada kondisi diare, terjadi sesuai usia anak, 4) tidak dianjurkan
peningkatan osmolalitas luminal usus, pemberian antibiotik untuk diare non
sehingga lebih banyak cairan dan spesifik, kecuali pada diare berdarah
elektrolit yang keluar beserta feses dan dan berlendir, 5) menganjurkan ibu
mengakibatkan gangguan keseimbangan untuk kontrol kembali bila anak demam,
cairan dan elektrolit serta gangguan tinja berdarah, muntah berulang tanpa
asam basa yang menyebabkan henti, makan dan minum hanya sedikit,
dehidrasi, asidosis metabolic dan merasa sangat haus, diare semakin
hipokalemia, 2) gangguan sirkulasi sering, atau belum membaik setelah tiga
darah, dapat berupa renjatan hari (Depkes, 2011).
hipovolemik, 3) gangguan gizi yang Pada dehidrasi berat, zat-zat
terjadi akibat keluar cairan berlebihan terlarut plasma dan elektrolit menjadi
karena diare dan muntah (Soegijanto, sangat kental dan terjadi penyusutan sel,
2004). sehingga menyebabkan disfungsi
Manifestasi klinis diare, yaitu: susunan saraf dan kematian. Sedangkan
cengeng, gelisah, suhu tubuh pada kelebihan hidrasi, terjadi
meningkat, nafsu makan berkurang, pengenceran elektrolit dan zat-zat
buang air besar dengan konsistensi cair, terlarut plasma, pembengkakan sel dan
sekitar anus lecet, tanda dan gejala kemungkinan kematian (Corwin, 2009).
dehidrasi (turgor kulit jelek, ubun-ubun Cairan pada tubuh berbeda-beda
dan mata cekung, membran mukosa proporsinya, sehingga mempengaruhi
kering), penurunan berat badan, kebutuhannya.
perubahan tanda-tanda vital, malaise,
penurunan kesadaran, diuresis Tabel 2.1 Kebutuhan cairan pada tiap
berkurang, asidosis metabolic usia
(Suaratmaja, 2007; Subagyo & Santoso, Usia Kebutuhan cairan
2011). Pemeriksaan penunjang, yaitu: 1) (mL/kg/hari)
Bayi baru lahir 80-100
analisa feses (leukositosis
Bayi 120-130
polimorfonuklear, kultur feses positif), Anak usia 2 tahun 115-125
2) pemeriksaan ELISA, dapat Anak usia 6 tahun 90-100
menegaskan keberadaan retovirus, 3) Usia 15 tahun 70-85
nilai pH feses dibawah 6 dan adanya Usia 18 tahun 40-50
substani berkurang dicurigai Sumber: Muscari, 2005
malabsorpsi karbohidrat, 4) serum
elektrolit, urinalisis, 5) AGD (asidosis
metabolic) (Muscari, 2005).

Healthy Journal ©2014, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung 11


Vol II, No. 2, Maret 2014 ISSN 2339-1383

Tabel 2.2 Kebutuhan cairan sehari-hari perubahan yang tidak spesifik pada
berdasarkan berat badan manusia), dan 4) kewaspadaan perseptual
Berat badan Kebutuhan cairan perhari (respon saat menghadapi lingkungan baru,
1-10 kg 100 ml/kg mencari dan mengumpulkan informasi
11-20 kg 1000 + 50 ml/kg,tiap untuk mempertahankan keamanan dirinya)
kg>10 kg (Tomey & Alligood, 2006).
> 20 kg 1500 ml + 20 ml/kg, tiap kg
>20 kg Model Levine menekankan pada
Sumber: Hockenberry and Wilson, 2011 proses interaksi dan intervensi
keperawatan yang bertujuan untuk
Model Konservasi Levine peningkatan kemampuan beradaptasi
difokuskan dalam mempromosikan dan mempertahankan keutuhan tersebut,
keseluruhan adaptasi dan pemeliharaan mencakup empat prinsip, yaitu: 1)
dengan menggunakan prinsip-prinsip konservasi energi, kemampuan individu
konservasi. Perawat memenuhi sasaran tergantung pada ketersediaan perawatan
dari model melalui konservasi energi, yang dapat membantu menurunkan
struktur, dan integritas sosial dan tingkat energy, 2) konservasi integritas
pribadi (Levine, 1967 dalam Tomey & struktur, penyembuhan adalah proses
Alligood, 2006). perbaikan struktur dan fungsi untuk
Model Levine didasari 3 konsep mempertahankan kesehatan secara
utama, yaitu adaptasi (adaptation,), menyeluruh. Peran perawat dalam hal
wholeness, dan konservasi ini adalah mencegah adanya kerusakan
(conservation) (Levine dalam Tomey & tersebut akibat adanya
Alligood, 2006). ketidakseimbangan cairan, 3)
a. Wholeness, adalah suatu sistem terbuka konservasi integritas personal, harga
dan menggabungkan bagian-bagian diri dan identitas seseorang merupakan
untuk sebuah keutuhan menghadapi hal yang penting bagi manusia. Peran
perubahan lingkungan. perawat untuk dapat meningkatkan
b. Adaptasi adalah proses dimana klien kekuatan individu untuk dapat hidup
memelihara integritas di dalam
mandiri, tidak tergantung pada orang
lingkungan yang nyata baik internal
maupun eksternal. lain, 4) konservasi integritas sosial,
c. Konservasi, merupakan cara yang hidup akan menjadi berarti jika dapat
kompleks untuk melakukan fungsinya diterima dalam komunitas sosial dan
pada saat tantangan berat kesehatan akan dipengaruhi oleh
menghalanginya, atau suatu sistem yang lingkungan sosial. Peran perawat agar
kompleks yang mampu melanjutkan dapat menghadirkan anggota keluarga,
fungsi ketika terjadi tantangan yang membantu kebutuhan religius dan
buruk. menggunakan hubungan interpersonal
(Tomey & Alligood, 2006).
Kemampuan individu untuk Levine (1973) menyatakan bahwa
beradaptasi dengan lingkungan disebut perawat menggunakan kemampuan ilmiah
sebagai respon organismik (Levine dalam dan kreatif dalam pemberian asuhan
Tomey & Alligood, 2006). Respon tersebut keperawatan.. Proses keperawatan Model’s
mencakup 4 tingkatan, yaitu : 1) Fight or Levine yaitu:
Flight (respon melalui menyerang atau a. Pengkajian; pengumpulan fakta dengan
menghindar), 2) respon terhadap wawancara dan observasi terhadap
peradangan (melindungi diri dari perubahan yang terjadi pada pasien
lingkungan yang merusak, cara untuk dengan mempertimbangkan prinsip-
menyembuhkan diri), 3) respon terhadap prinsip konservasi (konservasi energi,
stress (respon defensif dalam bentuk
Healthy Journal ©2014, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung 12
Vol II, No. 2, Maret 2014 ISSN 2339-1383

konservasi integritas struktur, personal maintenance 175 ml/kg/jam. Demikian juga


dan sosial. pada kasus An. Z selain mendapatkan
b. Trophicognosis; diagnosa keperawatan rehidrasi juga dilakukan koreksi cepat
yaitu memberi arti atau makna data atau terhadap natrium dan kalium.
fakta yang telah dikumpulkan sesuai Hal lain yaitu pencatatan intake
dengan kondisi pasien. output yang tepat, walau pelaksanaannya
c. Hipotesis: rencana penerapan intervensi melibatkan keluarga tapi peran perawat
keperawatan yang bertujuan untuk sangat penting dengan mengklarifikasi dari
mempertahankan keutuhan pasien dan hasil yang dicatat keluarga, sesuai atau
mempromosikan adaptasi mereka tidak.
terhadap situasi saat ini. Indikator dari kriteria dari teratasi
d. Intervensi: penggunaan intervensi dari masalah ketidakseimbangan volume
keperawatan untuk menguji hipotesis cairan dan elektrolit, yaitu: intake adekuat,
perawat. tanda-tanda dehidrasi tidak ada, berat badan
e. Evaluasi: respon organismik yaitu tidak mengalami penurunan. Selain itu dari
penilaian respon klien terhadap diuresis menunjukkan tidak terjadinya
intervensi yang diberikan. penurunan fungsi ginjal.
Pada kelima kasus mengalami
masalah hipertermi baik aktual maupun
HASIL PENELITIAN risiko, kondisi ini sering terjadi pada pasien
Pada kelima kasus kelolaan, hasil dengan masalah gangguan keseimbangan
pengkajian menunjukkan adanya tanda- cairan dan elektrolit.
tanda hidrasi tidak adekuat, bahkan Intervensi yang dapat diberikan
ditunjang adanya hasil laboratorium terjadi yaitu perlu adanya monitoring ekstra
hipokalemi dan hiponatremia, kecuali pada terhadap suhu tubuh pasien, monitoring
An. Dz. Bahkan, 2 kasus sudah mengalami adanya tanda infeksi yang mungkin kondisi
adanya gangguan asam basa, yaitu pada An. hipertermi tersebut merupakan salah satu
Z dan An.R.P. tanda dari adanya proses infeksi.
Trophicognosis yang muncul Ketidakstabilan suhu terjadi 2-3 hari.
hampir sama pada kelima kasus kelolaan, Pasien dinyatakan bisa pulang setelah
yaitu masalah utama ketidakseimbangan mencapai suhu stabil dalam batas normal
volume cairan dan elektrolit. Selanjutnya dicapai.
hipertermi, risiko ketidakseimbangan Masalah lain yang sering timbul
nutrisi, kerusakan integritas kulit, risiko adalah kerusakan integritas kulit, hal ini
infeksi, cemas. dikarenakan frekuensi buang air besar yang
Intervensi yang diberikan yaitu sering. Pemberian perawatan yang
mengusahakan rehirasi melalui terapi oral, berkelanjutan, yaitu memantau kondisi kulit
enteral dan parenteral. Pemberian terapi area iritasi dan pemberian salep yang sudah
intravena diberikan pada kondisi pasien diresepkan, serta memenuhi kebutuhan
yang mengalami dehidrasi sedang sampai nutrisi, serta menjaga kebersihan serta tetap
berat. Menurut Munor, Walker and Black mempertahankan tetap kering.
(2013), penggunaan oralit pada kasus diare Kelima kasus, mengalami
dapat mencegah 93% dari kematian diare. ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
Penatalaksanaan intravena diberikan kebutuhan tubuh baik risiko maupun aktual.
sebagai alternatif lain untuk masuknya Masalah ini bersamaan muncunya dengan
cairan dan makanan ke tubuh, juga sebagai masalah yang utama, dikarenakan pada
terapi dan jalan untuk memberikan obat bayi, intake cairan baik ASI maupun susu
suntik. formula berisikan nutrisi juga. Intervensi
Pada kasus An R.P. dimana saat yang dilakukan pantau berat badan,
IGD mendapatkan cairan rehidrasi , I jam monitoring intake, muntah serta toleransi
pertama 30 ml/kg/jam (162 ml), 5 jam terhadap makanan yang diberikan. Indicator
berikutnya 0 ml/kg/jam (75 ml), yang keberhasilan masalah ini yaitu tidak terjadi
dilanjutkan dengan infus Kaen 3B

Healthy Journal ©2014, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung 13


Vol II, No. 2, Maret 2014 ISSN 2339-1383

penurunan berat badan, intake nutrisi sesuai Penerapan teori konservasi terhadap
diet bisa ditoleran, tidak ada muntah. lima kasus mencakup trophicognosis
Masalah berikutnya adalah cemas, dan intervensi keperawatan yang
baik pada orang tua maupun pada bayi difokuskan untuk membantu pasien
sebagai dampak dari hospitalisasi.
mempertahankan konservasi dan
Intervensi yang diberikan pemberian
informasi yang dibutuhkan keluarga terkait integritas yang tidak mampu dilakukan
kondisi anaknya, dan pendekatan yang oleh pasien. Melalui konservasi ,
continue ke bayi melalui sentuhan, mengusahakan bagaimana energi yang
menggendong bayi, serta memberikan terbentuk dapat berperan dalam proses
mainan atau dot dalam pendekatan maupun penyembuhan jaringan, dapat
saat pelaksanaan tindakan prinsip mempertahankan fungsi sistem tubuh
atraumatic hendaaknya benar-benar lainnya, sekaligus juga menyediakan
diperhatikan. cadangan energi untuk regenerasi
Pada masalah lain risiko infeksi, jaringan pada proses pertumbuhan dan
indicator dari keberhasilan dengan tidak perkembangan. Konservasi mencakup
terjadinya infeksi yaitu tanda-tanda infeksi
konservasi energi, konservasi integritas
local maupun sistemik tidak muncul, hasil
laboratorium tidak terjadi leukositosis, struktur, konservasi integritas personal
kultur feses dan urin tidak menunjukkan dan konservasi integritas sosial (Tomey
infeksi lagi. Pada kasus yang ada hasil & Alligood, 2006).
perbaikan laboratorium tidak ada, tetapi Menurut teori Levine untuk
dengan terapi pemberian antibiotic dengan mencapai sehat yang menyeluruh
kurun waktu 10-14 hari seakan menjamin (wholism), maka tindakan yang
keberhasilan dari proses tidak terjadinya ditujukan harus mencakup penanganan
atau teratasinya infeksi. terhadap adanya gangguan pada
Hal yang terpenting pada diare integritas personal dan sosial.
dalam tahap preventif yaitu kebiasaan Konservasi integritas personal
perilaku hidup sehat, kebiasaan mencuci
perlu diperhatikan dalam mencapai
tangan sangat penting dilakukan keluarga
dan petugas kesehatan saat dan selama sehat yang menyeluruh berarti memiliki
kontak dengan pasien. harga diri dan identitas personal. Pada
kasus di atas keluarga merasa adanya
kehilangan kemampuan merawat anak,
PEMBAHASAN sehingga timbul cemas yang
mempengaruhi pertahanan diri secara
Menurut teori Levine proses emosional. Pada kondisi tersebut peran
keperawatan ditujukan untuk perawat adalah meningkatkan kekuatan
mempertahankan konservasi dan individu untuk dapat hidup mandiri dan
integritas tubuh pada berbagai situasi. keluarga terlibat langsung dalam
Konservasi menggambarkan suatu pemberian asuhan pada pasien, dan
system yang kompleks agar mampu memberikan support sistem pada
mlanjutkan fungsi ketika terdapat keluarga (Tomey & Alligood, 2006).
beberapa ancaman. Melalui konservasi Pada saat penerapan teori
yang berfokus pada mempertahankan konservasi, penulis mengalami kesulitan
energi untuk kesehatan dan proses dalam mengkaji integritas personal
penyembuhan, sekaligus beradaptasi pasien, dikarenakan pasien belum
sesuai dengan pertahanan mekanisme. mampu untuk mengungkapkan secara
Tujuan dari konservasi adalah sehat dan verbal. Hal tersebut dapat penulis atasi,
kuat melawan ketidakmampuan (Tomey melalui cara dengan berusaha menggali
& Alligood, 2006) . dan mendapatkan data melalui perilaku
Healthy Journal ©2014, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung 14
Vol II, No. 2, Maret 2014 ISSN 2339-1383

yang ditunjukkan pasien dan melakukan anak diare dengan gangguan masalah
wawancara dengan keluarga pasien. keseimbangan cairan dan elektrolit,
Berdasarkan hasil evaluasi di atas yaitu membantu anak untuk bisa
diharapkan dapat memberikan memperoleh proses adaptasi terhadap
gambaran bahwa teori konservasi perubahan yang terjadi pada tubuh dan
Levine dapat diterapkan dalam lingkungan.
memberikan asuhan keperawatan pada Pencapaian dalam memberikan
anak diare dengan gangguan asuhan keperawatan melalui
keseimbangan cairan dan elektrolit. pendekatan teori levine, bisa dijadikan
Kelebihan dalam penerapan suatu alternatif dalam pengembangan
teori Levine ke proses keperawatan kualitas pelayanan kesehatan. Pada
yaitu perawat mampu mengidentifikasi prosesnya didapatkan dukungan dan
permasalahan utama pada anak yang hambatan. Namun demikian hal tersebut
mengalami gangguan keseimbangan merupakan tantangan dalam proses
cairan dan elektrolit, yaitu dapat peningkatan wawasan dan suatu
menentukan bahwa faktor yang paling pengalaman bagi penulis dalam
dipengaruhi oleh gangguan tersebut meningkatkan kemampuan dalam
adalah masalah keseimbangan energi, pemecahan suatu masalah.
yang mana terjadi penurunan
metaboisme di sel atau jaringan akibat SARAN
kekurangan cairan di sel, apalagi Pengembangan dan penerapan
disertai dengan ketidakseimbangan lebih lanjut pada penyakit infeksi
elektrolit yang berdampak terhadap terhadap pemberian asuhan
penurunan pembentukan kalori dan keperawatan melalui integrasi teori
penurunan pembentukan energi. konservasi Levine.
Kelemahan dari penerapan teori Rumah sakit diharapkan dapat
konservasi Levine dari hasil evaluasi meningkatkan penerapan family center
yang didapat, menunjukkan bahwa teori care melalui keterlibatan keluarga
konservasi Levine kurang dalam pemberian asuhan keperawatan.
memfokuskan pada aspek promosi Institusi pendidikan, dapat
kesehatan, dan yang lebih diprioritaskan meningkatkan persiapan pra klinik pada
adalah permasalahan yang sedang aspek penganalisaan kasus lapangan,
terjadi (aktual). dan sudah adanya penetapan focus
pengambilan kasus yang harus dicapai,
SIMPULAN serta dimungkinkan data yang didapat
Pada gambaran kasus kelolaan, dari pelaksanaan asuhan keperawatan
pengkajian dengan pendekatan yang diberikan bisa menemukan
konservasi energi, konservasi integritas fenomena yang menarik serta data dasar
struktur, konservasi integritas personal untuk dilakukan mini riset.
dan integritas sosial. Trophicognosis
utama dari kelima kasus yaitu masalah DAFTAR PUSTAKA
ketidakseimbangan volume cairan dan
elektrolit. Intervensi ditujukan untuk Berman, A. & Snyder, S. (2012).
untuk pembentukan energi melalui Fundamental s of nursing.
pemenuhan hidrasi adekuat sesuai Concepts, process and practice.
kebutuhan tubuh. Kozier & Erb’s.Vol.2. New
Berdasarkan evaluasi pada Jerssey: Pearson.
penerapan teori konservasi Levine pada
Healthy Journal ©2014, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung 15
Vol II, No. 2, Maret 2014 ISSN 2339-1383

Corwin, E.J.(2009). Buku saku. dicegah. Diunduh tangga 8 April


Patofisiologi.Jakarta: EGC 2013 dari
Hockenberry & Wilson. (2011). Wong’s http://www.repository.usu.ac.id.
nursing care of infant and children. Soegijanto S. (2004). Ilmu penyakit
Edition9. St. Louise Missiouri: anak. Diagnosa &
Elsevier Mosby penatalaksanaan. Jakarta: Salemba
Hull,D. & Jhonston,D.I.(2008). Dasar- Subagyo, B dan Santoso, N.B. (2011).
dasar Pediatrik. Edisi Diare akut. Buku ajar
3.Jakarta:EGC gastroenterologi-hepatologi.
Johnson,J.Y.(2008). Fluids and Cetakan kedua. Jakarta: IDAI
electrolytes demystified. USA: The Suraatmaja, S. (2007). Kapita selekta
McGraw-Hill Companies, Inc. gastroenterologi anak. Jakarta:
Lobo, D.N., Lewington, A.J., and Sagung Seto.
Allison, A.P.( 2013). Basic Tamsuri A. (2009). Sari asuhan
concepts of fluid and electrolyte keperawatan klien dengan
therapy. German: Die Deutsche gangguan keseimbangan cairan
Bibliothek. dan elektrolit. Jakarta.EGC
Munor,M.K., Walker,C.L.I & Tomey A.M., & Alligood M.R.(2006).
Black,R.E.The effect of oral Nursing theory and their work.
rehydration solution and Sixth edition. St. Louise Missouri:
recommended home fluids on Elsiever Mosby
diarrhoe mortality. Diunduh tanggal Tomey A.M., & Alligood M.R. (2006).
16 Juni 2013. Nursing theory: utilization &
http://ije.oxfordjournals.org/. application. St Louise Missouri:
International Journal Of Elsiever Mosby
Epidemiology WGO.(2008). World gastroenterology
Muscari,M.E.(2005). Keperawatan organization practice guideline:
pediatrik. Jakarta:EGC acute diarrhea. Unduh tanggal 15
PP PPNI. (2010). Standart profesi dan Januari 2013 dari
etika perawat Indonesia: Jakarta www.worldgastroenterology. Org.
Potter, P.A & Perry, A.G. (2005). Wong. (2009). Buku ajar keperawatan
Fundamental of nursing concept: pediatrik. Jakarta: EGC
process and practice. Philadelphia: Yusuf,S.,Haris,S.,dan Kadim,M. (2011).
Mosby.Inc Gambaran derajat dehidrasi dan
Potter, P.A & Perry, A.G.(2009). gangguan fungsi ginjal pada anak
Fundamentals of nursing. Seventh dehidrasi akut. Sari Pediatri.
edition. Singapura Mosby Elseiver Vol.13.No.3. Jakarta.
Potter, P.A & Perry, A.G.(2010).
Fundamentals of nursing.
Fundamental keperawatan. Buku 2
edisi 7. Jakarta: Salemba Medika
Depkes. (2011). Profil kesehatan
Indonesia. Jakarta:Kemenkes RI
Schwartz M.W.(2005). Pedoman klinis
pediatrik. Jakarta: EGC
Sinuhaji. (2007). Asidosis metabolik:
salah satu penyulit diare akut pada
anak yang seharusnya dapat

Healthy Journal ©2014, Prodi Ilmu Keperawatan, FIKES-UNIBBA, Bandung 16

Anda mungkin juga menyukai