Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan rahmat-Nya
saya dapat menyelesaikan makalah mengenai “sel sebagai tempat berlangsungnya proses
biokimiawi”.

Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, saya banyak menemukan hambatan.


Namun, berkat dari dukungan berbagai pihak yang telah membantu, saya dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Untuk itu tidak lupa saya
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu saya dalam penulisan
makalah ini.

Kritik dan saran saya harapkan untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi saya khususnya dan para pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya
saya mengucapkan terima kasih.

Kendari, 9 Maret 2021

Andi Muhammad Naufal Khaeri

NIM. 20/454727/BI/10422

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................... 1

DAFTAR ISI........................................................................................................ 2

BAB I. PENDAHULUAN................................................................................... 3

A. Latar Belakang ................................................................................ 3


B. Rumusan Masalah ........................................................................... 3
C. Tujuan .............................................................................................. 3
D. Manfaat ............................................................................................ 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4

BAB III. PEMBAHASAN .................................................................................. 5

A. Pengertian Sel ................................................................................. 5


B. Struktur Sel ..................................................................................... 5
C. Senyawa Kimia sebagai Dasar Kehidupan ..................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 13

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sel merupakan unit terkecil dalam suatu sistem kehidupan, unit struktural, dan
fungsional dasar penyusun makhluk hidup. Oleh karena itu, untuk melaksanakan
aktivitas kehidupan, sel tersusun atas bagian-bagian yang memiliki struktur dan fungsi
yang berbeda-beda. Setiap sel tersusun oleh membran sel dan sitoplasma yang berisi
organel-organel sel.

Semua makhluk hidup tersusun oleh satu atau lebih sel. Sel berasal dari sel yang
sudah ada sebelumnya. Seluruh aktivitas vital organisme berlangsung di dalam sel.
Selain itu, sel mengandung informasi genetik yang diperlukan untuk menjalankan dan
mengendalikan semua fungsi sel, serta menurunkan informasi genetik dari satu
generasi ke generasi berikutnya. Seluruh aktivitas sel diatur secara biokimiawi di
dalam sel.

Biokimia merupakan salah satu cabang ilmu Biologi yang mempelajari molekul
yang terdapat pada organisme hidup, reaksi biokimia individual dan katalis enzim,
serta ekspresi dan regulasi setiap proses metabolik(Harper). Jangkauan ilmu Biokimia
sangat luas yang mencakup kehidupan itu sendiri. Ilmu Biokimia membahas proses
yang berlangsung dalam tubuh manusia, serta berbagai proses pada organisme mulai
dari yang sederhana sampai yang kompleks.

B. Rumusan Masalah
1. Apa fungsi dari organel-organel sel pada manusia?
2. Bagaimana proses biokimiawi yang terjadi dalam sel manusia?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Biokimia
2. Untuk mengetahui organel-organel sel beserta fungsinya
3. Untuk mengetahui proses biokimia yang terjadi di dalam sel
D. Manfaat
1. Menambah wawasan pembaca mengenai proses biokimiawi yang terjadi di
dalam sel
2. Menambah wawasan penulis mengenai proses biokimiawi yang terjadi di
dalam sel

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Sel adalah unit terkecil yang tersusun oleh komponen kimia yang terdiri atas senyawa
organic dan senyawa anorganik. Senyawa organik meliputi lemak, DNA dan RNA,
karbohidrat dan protein. Menurut ilmu biologi, sel merupakan kumpulan materi yang sangat
sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu
melakukan semua aktivitas kehidupan dan sebagian besar reaksi kimia untuk
mempertahankan keberlangsungan kehidupan di dalam sel. Kebanyakan makhluk hidup
tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan amuba.
Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan organisme
multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya masing-masing.

. Biokimia merupakan ilmu yang mempelajari pengetahuan tentang struktur, fungsi


dan interaksi biomolekul yang menyusun sel, mekanisme reaksi katalisis enzim, energetika
dan reaksi-reaksi metabolisme sel, proses sinyal transduksi yang terkait fungsi biologis dan
fisiologis sel pada tingkat molekuler dan informasi genetik. Reaksi dan proses kimia yang
berlangsung didalam tubuh makhluk hidup atau didalam sel dikenal dengan sebutan
metabolisme.

4
BAB III

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sel

Sel berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “cella” yang berarti ruangan
berukuran kecil(Campbell, jilid 1 edisi 8). Sel merupakan unit organisasi terkecil dari
organisme hidup. Sel di kelilingi oleh selaput/membrane sel yang di dalamnya
terdapat cairan (protoplasma) atau matriks, dan bentuk-bentuk subselular, organel sel,
yang juga dikelilingi membran. Secara struktural, sel adalah satuan terkecil mahluk
hidup yang dapat melaksanakan kehidupan, yang merupakan unit terkecil penyusun
mahluk hidup. Secara fungsional, sel berfungsi menjalankan fungsi kehidupan
(menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunya berfungsi), kemudian
membentuk organisme. Selain itu sel juga mengandung materi genetik yang berfungsi
menurunkan materi penentu sifat-sifat mahluk hidup, sehingga sifat mahluk hidup
dapat diwariskan kepada keturunannya, serta sel memiliki organel yang disebut
ribosom yang berfungsi dalam pembuatan protein yang akan mengkatalis berbagai
reaksi kimia dalam sel tersebut.

B. Struktur Sel

Setiap organisme tersusun atas salah satu dari dua jenis sel yang secara struktur
berbeda, yaitu sel prokariotik atau sel eukariotik. Kedua jenis sel ini dibedakan
berdasarkan posisi DNA di dalam sel. Sebagian besar DNA pada eukariota
terselubung membran organel yang disebut nukleus atau inti sel, sedangkan prokariota
tidak memiliki nukleus.

a. Sel Prokariotik
Prokariota pada umumnya memiliki satu molekul DNA dengan struktur
lingkar yang terkonsentrasi pada nukleoid. Selain itu, prokariota memiliki
bahan genetik tambahan yang disebut plasmid yang juga berstruktur DNA
lingkar. Pada umumnya, plasmid tidak dibutuhkan oleh sel untuk pertumbuhan
meskipun sering kali plasmid membawa gen tertentu yang memberikan

5
keuntungan tambahan pada keadaan tertentu, misalnya resistansi terhadap
antibiotik. Struktur sel prokariotik, yaitu:
1. Nukleoplasma
Nukleoplasma terdiri dari satu molekul tungga DNA yang berbentuk
koil heliks-rangkap yang membawa informasi genetik dalam sel
2. Sitoplasma
Sitoplasma adalah suatu larutan yang mengandung protein, asam
nukleat dan zat-zat lainnya yang diperlukan dalam metabolism sel
3. Dinding Sel dan Membran Sel

Gambar 1 : Sel Prokariotik


b. Sel Eukariotik
Tidak seperti prokariota, sel eukariota memiliki nucleus dan berdiameter
10 hingga 100 µm, sepuluh kali lebih besar daripada bakteri. Sitoplasma
eukariota adalah daerah di antara nukleus dan membran sel. Sitoplasma ini
terdiri dari medium semicair yang disebut sitosol, yang di dalamnya terdapat
organel-organel dengan bentuk dan fungsi terspesialisasi serta sebagian besar
tidak dimiliki prokariota. Kebanyakan organel dibatasi oleh satu lapis
membran, namun ada pula yang dibatasi oleh dua membran, misalnya nukleus.

6
Gambar 2 : Sel Tumbuhan

Gambar 3 : Sel Hewan

Struktur sel eukariotik, yaitu:

1. Inti (nukleus)
Inti mengandung perangkat genetik sel. Ukuran panjang DNA sel
eukariotik lebih panjang dan lebih banyak molekulnya dibandingkan
DNA prokariotik.

Gambar 4 : Nukleus
2. Retikulum Endoplasma (RE)
RE merupakan struktur tiga dimensi dari saluran membrane berliku
yang kompleks dan membentuk banyak lipatan dan belokan ke seluruh
sitoplasma.
3. Membran Sel
Membran sel terdiri atas lapisan sangat tipis yang terbentuk dari
molekul lipid dan protein. Membran sel bersifat dinamik dan
kebanyakan molekulnya dapat bergerak di sepanjang bidang membran.
Molekul lipid membran tersusun atas dua lapis dengan tebal sekitar 5

7
nm yang menjadi penghalang bagi kebanyakan molekul hidrofilik.
Molekul-molekul protein yang menembus lapisan ganda lipid tersebut
berperan dalam hampir semua fungsi lain membran, misalnya
mengangkut molekul tertentu melewati membran

Gambar 5 : Membran Sel

4. Ribosom
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Ribosom tersusun
atas berbagai jenis protein dan sejumlah molekul RNA. Pada eukariota,
ribosom ditemukan bebas di sitosol atau terikat pada bagian luar
retikulum endoplasma. Sebagian besar protein yang diproduksi ribosom
bebas akan berfungsi di dalam sitosol, sementara ribosom terikat
umumnya membuat protein yang ditujukan untuk dimasukkan ke dalam
membran, untuk dibungkus di dalam organel tertentu seperti lisosom,
atau untuk dikirim ke luar sel. Ribosom bebas dan terikat memiliki
struktur identik dan dapat saling bertukar tempat. Sel dapat
menyesuaikan jumlah relatif masing-masing ribosom begitu
metabolismenya berubah.
5. Sistem Endomembran
Sistem endomembrane terdiri atas membran-membran dalam sel
eukariota. Membran ini dihubungkan melalui sambungan fisik
langsung atau melalui transfer antarsegmen membran dalam bentuk
vesikel (gelembung yang dibungkus membran) kecil. Sistem
endomembran mencakup selubung nukleus, retikulum endoplasma,
badan Golgi, lisosom, berbagai jenis vakuola, dan membran plasma.
Sistem ini memiliki beberapa fungsi, diantaranya sintesis dan

8
modifikasi protein serta transpor protein ke membran dan organel atau
ke luar sel, sintesis lipid, dan penetralan beberapa jenis racun.

Gambar 6 : Sistem Endomembran Sel


6. Retikulum endoplasma
Retikulum endoplasma merupakan perluasan selubung nukleus yang
terdiri dari jaringan (reticulum = 'jaring kecil') saluran bermembran dan
vesikel yang saling terhubung. Terdapat dua bentuk retikulum
endoplasma, yaitu retikulum endoplasma kasar dan retikulum
endoplasma halus.
7. Badan Golgi
Badan golgi terbentuk atas setumpuk kantong pipih dari membran yang
disebut sisterna. Biasanya badan golgi terdiri atas tiga sampai delapan
sisterna, tetapi ada sejumlah organisme yang memiliki badan Golgi
dengan puluhan sisterna. Jumlah dan ukuran badan Golgi bergantung
pada jenis sel dan aktivitas metabolismenya. Sel yang aktif melakukan
sekresi protein dapat memiliki ratusan badan Golgi. Organel ini
biasanya terletak di antara retikulum endoplasma dan membran plasma.
8. Lisosom
Lisosom berfungsi menguraikan molekul makanan yang masuk ke
dalam sel melalui endositosis ketika suatu vesikel endositosis
bergabung dengan lisosom. Dalam proses autofagi, lisosom mencerna
organel yang tidak berfungsi dengan benar. Lisosom juga berperan
dalam fagositosis, yaitu proses yang dilakukan sejumlah jenis sel untuk
menelan bakteri atau fragmen sel lain untuk diuraikan.
9. Vakuola

9
Pada sel tumbuhan, fungsi lisosom pada sel hewan kebanyakan
dilakukan oleh Vakuola. Membran vakuola merupakan bagian dari
sistem endomembran, yang disebut tonoplas. Vakuola berasal dari kata
bahasa Latin vacuolum yang berarti 'kosong' dan dinamai demikian
karena organel ini tidak memiliki struktur internal. Umumnya vakuola
lebih besar daripada vesikel, dan kadang kala terbentuk dari gabungan
banyak vesikel.
10. Mitokondria
Sebagian besar sel eukariota mengandung banyak mitokondria yang
menempati hingga 25 persen volume sitoplasma. Organel ini termasuk
organel yang besar dan hanya lebih kecil dari nukleus, vakuola, dan
kloroplas. Nama mitokondria berasal Bahasa Yunani yang artinya
benang karena di bawah mikroskop cahaya penampakannya seperti
benang.

Gambar 7 : Mitokondria
11. Kloroplas
Kloroplas adalah salah satu jenis organel yang disebut plastid pada
tumbuhan dan alga. Kloroplas mengandung klorofil, yaitu pigmen
hijau yang menangkap energi cahaya untuk fotosintesis. Fotosintesis
adalah serangkaian reaksi yang mengubah energi cahaya menjadi
energi kimiawi yang disimpan dalam molekul karbohidrat dan senyawa
organik lain.

Gambar 8 : Kloroplas

10
12. Peroksisom
Peroksisom berukuran mirip dengan lisosom dan dapat ditemukan
dalam semua sel eukariota. Organel biasanya mengandung satu atau
lebih enzim yang terlibat dalam reaksi oksidasi menghasilkan hidrogen
peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida merupakan bahan kimia
beracun, namun di dalam peroksisom senyawa ini digunakan untuk
reaksi oksidasi lain atau diuraikan menjadi air dan oksigen. Salah satu
tugas peroksisom yaitu untuk mengoksidasi asam lemak panjang
menjadi lebih pendek yang kemudian dibawa ke mitokondria untuk
oksidasi sempurna.
13. Sitoskeleton
Sitoskeleton terdiri atas tiga jenis serat protein, yaitu mikrotubulus,
filamen intermediat, dan mikrofilamen. Protein sitoskeleton yang
serupa dan berfungsi sama dengan sitoskeleton eukariota ditemukan
pula pada prokariota.

Gambar 9 : Sitoskeleton
14. Komponen ekstraseluler
Sel-sel hewan dan tumbuhan disatukan membentuk jaringan terutama
oleh matriks ekstraseluler. Matriks ekstraseluler merupakan jejaring
kompleks molekul yang disekresikan sel dan berfungsi utama
membentuk kerangka pendukung. Terutama pada hewan, sel-sel pada
kebanyakan jaringan terikat langsung satu sama lain melalui
sambungan sel.
C. Senyawa Kimia Sebagai Dasar Kehidupan

Biologi molekuler merupakan displin ilmu yang multidisiplin yang mempelajari


aktivitas biologi pada tingkat molecular, antara lain interaksi antara perbedaan DNA
dan RNA, protein, dan biosintesisnya. Biomolekul merupakan senyawa-senyawa

11
molekul yang berukuran besar dan kecil yang berhubungan dengan senyawa kimia
dalam sistem hidup. Sebagian besar dari unsur biomolekul yaitu
karbon,nitrogen,oksigen dan hidrogen serta fosfor dan belerang. Urutan
pembentukannya adalah dari molekul sederhana (CO2, NH3, H2O, molekul organik
sederhana), molekul pembangun (asam amino, gula sederhana, mononukleotida, asam
lemak), molekul makro/polimer (protein, polisakarida, monomer penyusun DNA dan
RNA, lipida), organel dan agregat supra molekul dan ahirnya membentuk sel. Seluruh
proses kimia yang terjadi dalam sel adalah katabolisme dan anabolisme yang sama-
sama berjalan dan dikendalikan oleh enzim. Senyawa dasar dalam sel hidup secara
tahap diubah ke dalam senyawa yang lebih kompleks baik fungsi maupun strukturnya.
Molekul sederhana terutama CO2, H2O dan nitrogen atmosferik diubah melalui
senyawa dasar menjadi satuan penyusun oleh jasad/sel hidup. Satuan penyusun ini
bergabung melalui ikatan kovalen menjadi makromolekul dan selanjutnya membentuk
molekul yang lebih besar lagi adalah supramolekul. Penggabungan senyawa dasar
sehingga terbentuk supramolekul dan selanjutnya menjadi organel yang diatur dan
dikendalikan oleh semua sistem multi enzim.

12
DAFTAR PUSTAKA

1) Murray, RK, Granner, DK, & Rodwell, VW 2017. Biokimia harper (edisi 30), Buku
Kedokteran EGC, Jakarta
2) Lissa A. Urry, Michael L. Cain, Steven A. Wasserman, Peter V. Minorsky, Jane B.
Reece. Campbell Biology. 11th Editon. 2017. New York: Pearson Education.
3) Julianto, Tatang S. Biokimia: Biomolekul dalam Prespektif Al-Qur’an. 2015.
Yogyakarta: Deepublish
4) Prof. Dr. Ernawati Sinaga, MS. Apt. Biokimia Dasar. 2012. Jakarta Barat: PT. ISFI
Penerbitan
5) Ivan Arie Wahyudi. Resensi Biologi Molekular adalah Ilmu yang Menyenangkan dan
Mudah. 2015. Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada

13

Anda mungkin juga menyukai