Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

STRUKTUR DAN FUNGSI MITOKONDRIA

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Terstruktur


Dalam Mata Kuliah Bioogi Sel

DISUSUN OLEH KELOMPOK 9:


1. NESI FANIA
2. AREK SOHENDA

DOSEN PEMBIMBING:
RIZA JULIAN PUTRA MP.d

JURUSAN TADRIS BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
(IAIN) KERINCI
2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT yang
telah memberikan karunia dan kasih sayang, serta shalawat dan salam semoga
tercurah pada baginda kita Nabi Muhammad SAW yang telah mengenalkan kita
ilmu pengetahuan.

Saya bersyukur dapat menyelesaikan tugas tentang “ Struktur dan fungsi


mitokondria ” ini yang merupakan salah satu pembahasan yang terdapat pada
mata kuliah Biologi sel sehingga saya mendapat tambahan pengetahuan akan
khazanah keilmuan yang begitu agung.

Saya berharap makalah ini bisa menambah bacaan bagi pembaca tentang
buaya yang dikaji dalam mata kuliah biologi sel tersebut dan pembaca dapat lebih
memahami berbagai aliran dalam pembahasan struktur dan fungsi mitokodria.

Demikian pengantar dari saya, meskipun singkat namun semoga


bermanfaat dan bisa memberi inspirasi dan menambah wawasan bagi pembaca.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena
itu,saya bersedia menerima kritik dan saran dari pembaca.

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i

Daftar Isi.......................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1

A.Latar Belakang.................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah............................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................. 2

A. Struktur mitokondria........................................................................ 2
B. Fungsi Mitokondria.......................................................................... 2
C. Komposisi Kimia Mitokondria......................................................... 12
D. Kompartemensi Enzim..................................................................... 13
E. Struktur dan fungsi DNA Mitokondria……………………………. 14
F. Asal Usul Mitokondria…………………………………………….. 15

BAB III PENUTUP......................................................................................... 18

Kesimpulan....................................................................................................... 18

Saran ................................................................................................................ 18

Daftar Pustaka………………………………………………………..….……..19

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bentuk mitokondria mirip sosis dengan ukuran panjang sekitar 7
mikrometer dan diameter antara 0,5 – 1 mikrometer. Pada mikrograf
elektron terlihat bahwa mitokondria memiliki membran rangkap. Pada
umumnya, semakin sedikit jumlah mitokondria dalam suatu sel, maka
semakin besar ukuran organel mitokondria. Di antara membran luar
dengan membran dalam terdapat ruangan sempit yang disebut ruang antar
membran. Cairan yang berada di mitokondria disebut matriks
mitokondria. Membran dalam terlipat-lipat membentuk lekukan ke arah
matriks. Lekukan-lekukan ini disebut krista. 

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, dapat ditarik suatu rumusan masalah
antara lain sebagai berikut.
1.     Apa yang dimaksud dengan mitokondria?
2.     Bagaimana struktur mitokondria?
3. Bagaimana fungsi mitondria?
4.     Bagaimana Asal usul mitokondria?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Struktur Mitokondria

Defisini mitokondria berdasarkan pengamatan dengan mikroskop


elektron menunjukkan bentuk mitokondria mirip sosis dengan ukuran
panjang sekitar 7 mikrometer dan diameter antara 0,5 – 1 mikrometer.
Pada mikrograf elektron terlihat bahwa mitokondria memiliki membran
rangkap. Pada umumnya, semakin sedikit jumlah mitokondria dalam suatu
sel, maka semakin besar ukuran organel mitokondria. Di antara membran
luar dengan membran dalam terdapat ruangan sempit yang disebut ruang
antar membran. Cairan yang berada di mitokondria disebut matriks
mitokondria. Membran dalam terlipat-lipat membentuk lekukan ke arah
matriks. Lekukan-lekukan ini disebut krista. Bagian-bagian mitokondria
dapat dilihat pada Gambar 1.

2
Gambar 1. Struktur organel mitokondria dan bagian-bagiannya

Pada umumnya mitokondria tersebar secara merata di dalam


sitoplasma, tetapi ada juga perkecualiaanya, misalnya terkumpul di sekitar
nukleus atau pada sitoplasma bagian tepi. Jika di dalam sitoplasma banyak
terdapat inklusion (misalnya: glukosa dan lemak), maka tempat
mitokondria terdesak. mitokondria terbentuk pada saat siklus sel yaitu
pada tahap mitosis. Selama mitosis mitokondria terpusat pada spindel
pembelahan dan setelah pembelahan selesai, mitokondria terbagi sama rata
kepada sel-sel anak.

Penyebaran mitokondria di dalam sitoplasma berhubungan erat


dengan fungsi mitokondria sebagai penyuplai energi. Pada beberapa sel
yang lain organel mitokondria tersebut tetap pada daerah yang lebih
banyak membutuhkan energi, sebagai contoh dalam sel otot dan
diafragma. Mitokondria berkumpul di sekitar daerah I (isotrop) pada
miofibrilnya. Pada tubulus –tubulus renalis terdapat banyak mitokondria
untuk memberikan energi dalam penyerapan air dan larutan yang masih
diperlukan oleh sel (transpor aktif).

Analisis secara biokimia memberikan hasil bahwa mitokondria


merupakan pembangkit tenaga kimia untuk sel. Tenaga kimia yang
diperoleh berupa ATP yang merupakan hasil oksidasi makanan terutama
karbohidrat. Pada proses oksidasi tersebut, organel mitokondria
menggunakan oksigen serta menghasilkan karbondioksida, oleh karena itu
proses tersebut diberi nama respirasi selular. Tanpa mitokondria hewan,
tumbuhan maupun fungi tidak akan mampu menggunakan oksigen untuk
memperoleh tenaga yang maksimal dari makanan. Organisme yang
menggunakan oksigen untuk pengubahan tenaga disebut organisme
aerobik, sedangkan organisme yang tidak dapat hidup di lingkungan
beroksigen disebut anaerobik.

3
Keistimewaan lain mitokondria adalah memiliki DNA, dan dapat
memperbanyak diri dengan jalan membelah. Mengingat bahwa
mitokondria memiliki banyak persamaan dengan bakteri, banyak ahli
mengatakan mitokondria berasal dari bakteria yang ditelan oleh tetua sel
eukaryota yang ada sekarang.Sebagian besar sel, mitokondria memiliki
bentuk bulat panjang, dengan ukuran panjang sekitar 2 mikrometer dan
diameternya 0,5 mikrometer. Dengan menggunakan mikroskop elektron
dapat diamati bentuk mitokondria mempunyai 2 sistem membran, yaitu:
membran luar dan membran dalam. Membran dalam mengadakan
penonjolan-penonjolan ke arah dalam, yang dinamakan krista. Membran
luar dan dalam membagi bagian dalam mitokondria menjadi ruangan
intermembran (di antara membran) dan matriks mitokondria. Matriks
berisi cairan seperti gel yang diliputi selaput dalam dan ruang inter
membran yang berisi cairan encer. Matriks, ruang inter membran,
membran luar dan membran dalam mengandung bermacam-macam enzim.
Matriks mengandung sejumlah enzim siklus Krebs, (siklus asam
trikarboksilat) garam dan air. Benang DNA berbentuk sirkuler terdapat di
dalam matriks, demikian pula ribosoma.

Sejumlah inklusi juga ditemukan di dalam matriks mitokondria


dari berbagai macam sel. Ruang antar selaput mengandung bermacam-
macam enzim, namun biasanya tidak terdapat inklusi yang berbentuk
zarah. Antara selaput luar dan selaput dalam terdapat perbedaan nyata
dalam permeabilitas. Selaput luar bersifat permeabel bagi sebagian besar
bahan yang memiliki berat molekul sampai dengan 5.000 dalton. Jika
cairan yang berasal dari ruang antar selaput diisolasi, maka cairan tersebut
akan nampak seperti komponen sitosol yang memiliki berat molekul yang
kecil serta larut dalam air. Selaput dalam mempunyai permeabilitas
terbatas terutama terhadap bahan-bahan yang mempunyai berat molekul
diatas 100-150 dalton. Perbedaan dalam permeabilitas antara kedua selaput
dapat digunakan untuk memisahkan selaput luar dari selaput dalam.

4
Selaput dalam dan selaput luar berbeda dalam struktur dan
fungsinya. Walaupun pengukuran yang akurat terhadap tebal selaput-
selaput tersebut sangat sulit, karena berbagai fiksatif menyebabkan
pembengkakan yang berbeda-beda, selaput dalam kelihatan memiliki
ketebalan yang lebih besar (6,0 – 8,0 nm) daripada selaput yang ada di luar
(kira-kira 6,0 nm). Selaput dalam mempunyai area permukaan yang lebih
luas karena terlipat-lipat dan masuk ke dalam matriks. Tonjolan-tonjolan
ini disebut krista dan bervariasi dalam hal jumlah dan bentuknya. Dengan
beberapa perkecualian, kristae mitokondria pada sel hewan tingkat tinggi
sebagian besar melintasi matriks. Biasanya kristae terletak sejajar satu
dengan yang lain dan memotong sumbu memanjang mitokondria, tetapi
dalam beberapa sel kristae membujur atau membentuk anyaman. 

Pada Protozoa dan banyak tumbuhan, krista memiliki bentuk suatu


perangkat buluh-buluh yang menuju ke arah matriks dari segala arah,
bahkan kadang-kadang teranyam dalam berbagai arah. Jumlah krista dapat
bertambah atau berkurang, tergantung pada derajat aktivitas aerob. Sel-sel
pada jaringan aerob yang menghasilkan sejumlah besar ATP, umumnya
mengandung mitokondria dengan krista yang berkembang.

Tiap krista dibentuk dengan melipatnya selaput dalam


mitokondria. Kajian dengan teknik pengelupasan beku menunjukkan
bahwa diantara kedua lapisan selaput tersebut hanya terdapat sedikit ruang
atau sama sekali tidak ada ruangnya. Kedua lapisan tersebut nampak
membentuk suatu struktur tunggal yang mengandung protein globular
besar dengan diameter kira-kira 15 nm, dan sejumlah kecil lipid pada
permukaan matriks. Sjostrand menyatakan bahwa tonjolan selaput krista
melekat pada selaput dalam dengan adanya sebuah atau dua buah tangkai
atau pedunkulus dan tidak timbul sebagai lipatan yang berbentuk papan .

Matriks mitokondria mengandung beberapa struktur yang jelas


adalah granula intramitokondria atau granula osmiofilik, yang berupa

5
partikel-pertikel bulat dengan diameter 25-35 nm. Fungsinya sebagai
tempat meyimpan molekul lipid. Disamping itu kadang-kadang terdapat
juga kristal protein yang besar, granula kuning telur (yolk) dan cadangan
glikogen.

B. Fungsi Mitokondria

Apa fungsi mitokondria pada sel hewan, tumbuhan, dan eukarotik


yang lain? Mitokondria merupakan organel sel yang berfungsi sebagai
tempat berlangsungnya respirasi sel serta merupakan gudang
energi sehingga mitokondria disebut the power house of cell. Cara kerja
mitokondria yakni, enzim oksidatif yang terletak di membran dalam serta
enzim siklus krebs yang di dalam matriks mitokondria berfungsi
melakukan oksidasi residu asetil sehingga akan membentuk
karbondioksida dan air. Energi lepas dari oksidasi tersebut digunakan
untuk melakukan sintesis bahan yang memiliki energi sangat tinggi yaitu
adenosin trifosfat (ATP). ATP tersebut akan dikeluarkan dari mitokondria
ke dalam sitosol yang dipakai untuk berbagai aktivitas sel.

C.  Komposisi Kimia Mitokondria 

Secara kimiawi membran luar dan membran dalam berbeda secara


kualitatif dan kuantitatif satu sama lain serta berbeda pula dengan selaput
sitoplasma yang lain. Membran dalam lebih kaya akan protein daripada
membran luar, sedangkan protein itu sendiri terletak lebih dalam pada
membran. Membran luar mengandung dua sampai tiga kali lebih banyak
fosfolipid daripada membran dalam, dan mengandung sebagian besar
kolesterol membran. Di lain pihak membran dalam kaya akan kardiolipin. 

Kebanyakan protein pada selaput mitokondria adalah enzim yang


mengkatalisis reaksi kimia yang berhubungan dengan respirasi. Pada
selaput dalam melekat banyak zarah berbentuk bulat dengan diameter 8,0-
9,0 nm, disebut bola-bola selaput dalam, pertama kali diuraikan oleh
Fernandez-Moran dalam tahun 1962. Bola-bola ini diidentifikasi sebagai

6
tempat utama proses fosforilasi oksidatif dan transpor elektron, disebut
oksisoma.

Komponen utama berat kering dari organel sel mitokondria yajni


berupa protein. Kandungan protein tersebut meimiliki kaitan dengan
jumlah membran dalam yang banyak memiliki protein enzimatis dan
struktural terdapat pada pada bagian membran dalam. Pada beberapa
mitokondria, membran dalam mengandung 60% protein total organel.
Berdasarkan penyebaran enzim pada mitokondria Tikus, terlihat bahwa
membran dalam mengandung 21,3 % protein total dan membran luar 4 %
protein total mitokondria. Menurut perhitungan ini, 67 % protein terdapat
di matriks dan sisanya terdapat dalam ruang antar membran. Protein pada
mitokondria dikelompokkan menjadi dua bentuk, yakni protein yang larut
dan protein tidak larut. Protein yang larut terutama memiliki enzim
matriks serta beberapa protein perifer atau ekstrinsik pada membran.
Protein tidak larut pada umumnya penyusun bagian integral membran.
Sebagian besar merupakan protein struktural dan sebagian lagi merupakan
protein enzim lainnya.

D. Kompartementasi Enzim

Berbagai macam enzim terdapat di dalam mitokondria dengan


lokasi tertentu. Antara lain :

1. Selaput luar. Terdapat enzim monoamin


oksidase, tiokinese asam lemak, kinurenin hidroksilase, sitokrom c
reduktase yang rotenon-insensitif. 

2. Ruang antar membran. Terdapat


enzim adenilat kinase, nukleosida difosfokinase. 

3. Selaput dalam. Terdapat enzim-enzim rantai


respirasi, enzim pada sintesis ATP, dehidrogenase suksinat, dehidrogenase

7
asam-keto, dehidrogenase D-ß-hidroksi butirat, transferase asam lemak
karnitin. 

4. Matriks. Terdapat enzim kompleks seperti


dehidrogenase piruvat, dehidrogenase isositrat, sintetase sitrat, fumarase,
dehidrogenase malat, akonitase,dehidrogenase glutamat dan enzim-enzim
oksidasi asam lemak. 

Kurang lebih 120 macam enzim yang berhubungan dengan


mitokondria telah diidentifikasi (Gambar 3). Sekitar 37% adalah jenis
enzim Oksidoreduktase; 10 % adalah Ligase; dan kurang dari 9 %
adalah Hidrolase. Beberapa macam enzim juga terdapat pada membran
luar, yakni monoaminoksidase yang merupakan enzim penanda membran
luar.

Membran dalam lebih kompleks daripada membran luar. Suksinat


dehidrogenase adalah enzim penanda membran dalam. Enzim-enzim
transpor elektron dan fosforilasi oksidatif secara eksklusif terasosiasi
dengan membran dalam. Matriks mengandung enzim yang berperan dalam
daur asam sitrat atau siklus krebs serta enzim yang terlibat dalam proses
sintesis protein, asam nukleat serta asam lemak. Semua jenis enzim siklus
krebs berada bebas di dalam matriks kecuali enzim suksinat dehidrogenase,
yang merupakan komponen membran dalam. Jadi agar pruvat dapat
teroksidasi secara sempurna oleh enzim manjadi karbondioksida dan air,
suksinat harus mengadakan kontak dengan membran dalam sebelum
dioksidasi menjadi fumarat. 

E. Struktur dan Fungsi DNA Mitokondria

Mitokondria dapat melakukan sintesis protein sendiri karena


memiliki DNA sendiri yang disebut dengan mtDNA. Ciri-ciri mtDNA
adalah berpilin ganda, sirkular, dan tidak dilindungi oleh membran. Ciri
mtDNA mitokondria yang terdapat di dalam sitoplasma sel eukariot yakni
mtDNA memiliki persamaan dengan ciri seperti DNA pada bakteri,

8
sehingga berkembang teori bahwa mitokondria dulunya merupakan
organisme independen yang kemudian bersimbiosis dengan organisme
eukariotik. 

Matriks mitokondria juga mengandung ribosom dan mtDNA.


Molekul mtDNA bentuknya kecil dan melingkar, tidak banyak
bersenyawa dengan protein, sementara ribosomnya memiliki karakter yang
sama dengan yang terdapat pada bakteri. Kemiripan mtDNA dan ribosom
mitokondria dengan sel prokariotik menimbulkan teori bahwa dalam
perkembangan evolusinya mitokondria merupakan keturunan bakteri yang
pada awalnya hidup bebas yang kemudian masuk ke dalam sel eukariotik
dan menetap disitu sebagai endosimbion. Sistem kode yang masih ada
pada mtDNA mitokondria hanya berfungsi untuk menghasilkan beberapa
enzim dan protein yang terdapat di dalam organela tersebut.

mtDNA terdapat dalam memilki bentuk sirkuler yakni dalam


bentuk untaian ganda yang identik di dalam matriks mitokondria. Satu
organel mitokondria pada umumnya  memiliki 2-6 cetakan mtDNA,
sehingga jumlah setiap sel jumlahny mencapai 108 atau bergantung pada
jumlah mitokondria dalma jumlah sel tertentu.

Peranan mtDNA yang ada dalam organel sel mitokondria sama


dengan peranan DNA inti pada sel eukariot, yakni bisa menghasilkan
rRNA, tRNA, dan mRNA. Sistem genetika pada mitokondria masih
bergantung kepada sistem genetika pada inti sel.  

F. Asal Usul Mitokondria

Mitokondria diperkirakan muncul sekitar lebih dari satu juta tahun


yang lalu yang berkerabat dekat dengan aproteobakteri, kemudian masuk
ke dalam sebuah sel eukariot. Endosimbiosis ini saling menguntungkan
kedua belah pihak yakni bakteri dan sel eukariotik. Proses simbiosis
tersebut terus berlanjut dan hingga saat ini mitokondria merupakan organel
yang sangat penting bagi sel eukariot. Organisme endosimbion tersebut

9
adalah Rickettsia yang memiliki persamaan dengan mitokondria dalam
hal struktur maupun komponen enzim (Gambar 4). Rickettsia adalah salah
satu genus bakteri gram negatif yang selain itu juga mampu melakukan
simbiosis dengan kultur sel eukariotik (Gambar 5). Dengan demikian
dapat diduga bahwa Rickettsia merupakan asal muasal dari mitokondria.

G. Mitokondriogenesis

Mitokondria memiliki sifat untuk memperbanyak diri. Peristiwa ini


disebut dengan mitokondriogenesis. Proses pembentukan mitokondria
terdiri dari dua tahap, yakni tahap pertumbuhan dan reproduksi
individu. Proses diferensiasi organela tersebut menjadi suatu
kompartemen yang aktif melaksanakan fosforilasi oksidatif.

Pertumbuhan mitokondria pada Neurospora crassa terjadi dengan


cara penambahan komponen-komponen pada struktur tua yang dapat
mengakibatkan satu mitokondria membelah menjadi dua. Proses ini
diawali dengan pemanjangan mitokondria, selanjutnya satu atau lebih
krista yang letaknya di tengah membentuk ruangan dengan cara tumbuh
memotong matriks dan melebur dengan membran dalam di depannya.
Sebagai akibatnya matriks tersebut terpisah menjadi dua
kompartemen.membran luar selanjutnya mengalami invaginasi pada
bidang pemisah yang kemudian dilanjutkan dengan kontriksi yang
mengakibatkan peleburan antara kedua membran dalam. Pada akhirnya
terbentuklah dua mitokondria.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bentuk mitokondria mirip sosis dengan ukuran panjang sekitar 7
mikrometer dan diameter antara 0,5 – 1 mikrometer. Pada mikrograf
elektron terlihat bahwa mitokondria memiliki membran rangkap. Pada
umumnya, semakin sedikit jumlah mitokondria dalam suatu sel, maka
semakin besar ukuran organel mitokondria.
Mitokondria merupakan organel sel yang berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya respirasi sel serta merupakan gudang energi sehingga
mitokondria disebut the power house of cell. Cara kerja mitokondria
yakni, enzim oksidatif yang terletak di membran dalam serta enzim siklus
krebs yang di dalam matriks mitokondria berfungsi melakukan oksidasi
residu asetil sehingga akan membentuk karbondioksida dan air.

B. Saran

11
Makalah ini kami buat unttuk dipergunakan sebaik-baiknya. Bagi rekan
mahasiswa/mahasiswi, Semoga makalah ini banyak membantu kita dalam
kegiatan perkuliahan, yakni mata kuliah biologi sel.

DAFTAR PUSTAKA

Alberts, B., et al. 2007. Molecular Biology of The Cell.

Budiono, Joko. 2007. Mitokondria dan Kloroplas. 

Juwono dan Achmad Zulfa Juniarto. 2000. Biologi Sel. 

Page, R.D.M. dan E.C.Holmes 1998. Molecular Evolution. A Phylogenetic


Approach.

S. M Issoegianti. 2007. Biologi Sel. 

12

Anda mungkin juga menyukai