Anda di halaman 1dari 21

BIOLOGI SEL

“PEMBELAHAN DAN PERTUMBUHAN SEL”

OLEH:

KELOMPOK VI

1. ALWAHIDIN (A1J117034)
2. A1SYAH (A1J117001)
3. RIMA YUTIA (A1J117019)
4. SALWIA (A1J117050)
5. FITRIANA RAMADHANI LA ODE (A1J117062)
6. SYAKKIRA APRIZA (A1J117074)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan penulis kelancaran
dalam menyusun makalah ini sehingga dapat diselesaikan. Penulis juga ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan
makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada
makalah ini.
Penulis mengakui dalam penyusunan makalah ini mempunyai keterbatasan
dalam berbagai hal. Oleh karena itu tidak ada hal yang dapat diselesaikan dengan sangat
sempurna, begitu pula dengan makalah ini yang telah selesaikan. Tidak semua hal dapat
penulis deskripsikan dengan sempurna dalam makalah ini. Penulis melakukannya
semaksimal mungkin dengan kemampuan yang penulis miliki. Maka dari itu penulis
bersedia menerima kritik dan saran. Penulis akan menerima semua kritik dan saran
tersebut sebagai batu loncatan yang dapat memperbaiki makalah penulis di masa
mendatang. Sehingga makalah berikutnya dan makalah lain dapat diselesaikan dengan
hasil yang lebih baik.

Kendari, 11 Januari 2021

Penulis

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Pembelahan Sel Prokariotik dan Eukariotik..........................................................3
2.2 Siklus Sel...............................................................................................................4
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan............................................................................................................16
3.2 Saran......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................18
LAMPIRAN.................................................................................................................19

iii
BAB II
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan adalah peningkatan ukuran atau massa dari suatu


perkembangan/sistem kehidupan adalah proses yang tidak dapat diubah yang terjadi
di semua tingkat organisasi. Seringkali, sulit untuk melakukannya mendefinisikan,
karena, itu. multifaktorial, yaitu, mewujudkan pertumbuhan mengikuti tiga pola
pertumbuhan yang saling berinteraksi: (1) auksetik pertumbuhan yaitu peningkatan
massa atau auksesis sel; (2) pertumbuhan multiplikasi yaitu peningkatan jumlah sel
karena pembelahan sel; dan (3) pertumbuhan akresi yaitu pertumbuhan karena
akumulasi produk ekstraseluler (akresi berarti meningkat dengan penambahan
permukaan material yang sifatnya sama seperti yang sudah ada hadir, misalnya, cara
pertumbuhan kristal). Umumnya, kapan tingkat anabolisme (yaitu, fotosintesis,
sintesis protein, dll.) jauh melebihi laju katabolisme (yaitu, respirasi), pertumbuhan
protoplasma (yaitu, pertumbuhan auksetik) terjadi.
Semua sel diproduksi oleh divisi sel yang sudah ada sebelumnya. Kelangsungan
hidup tergantung pada pembelahan sel. Sel yang lahir setelah divisi, hasil untuk
tumbuh dengan sintesis makromolekul, mencapai ukuran divisi yang ditentukan
spesies dan membagi. Siklus ini bekerja sebagai unit waktu biologis dan
mendefinisikan riwayat hidup sebuah sel. Siklus sel dapat diartikan sebagai
keseluruhan urutan peristiwa yang terjadi dari akhir satu divisi nuklir ke awal
berikutnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pembelahan sel prokaritik dan eukariotik !

1
2. Bagaimana terjadinya siklus sel?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui pembelahan sel prokaritik dan eukariotik.
2. Mengetahui terjadinya siklus sel.

BAB II
PEMBAHASAN

2
2.1 Pembelahan Sel Prokariotik dan Eukariotik

Proses pembelahan sel pada sel prokariotik berbeda dengan


pembelahan sel pada eukariotik. Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung
secara sederhana yang meliputi proses pertumbuhan sel, duplikasi materi
genetik, pembagian kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang didahului
dengan pembentukkan dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian
dinamakan amitosis. Amitosis adalah pembelahan sel secara langsung tanpa
melibatkan kromosom, contohnya pada sel bakteri.

Mahkluk hidup eukariotik yang berbiak secara seksual baik hewan, manusia,
tumbuhan melakukan reprodukasi untuk mempertahankan spesiesnya. Tubuh
makhluk hidup tumbuh karena adanya pembelahan sel. Pembelahan sel tersebut atau
biasa disebut reproduksi sel terdiri dari atas 2 macam yaitu mitosis dan meiosis,

3
berlangsungnya reproduksi ini melalui suatu tahap (fase), pada tahap demi tahap
terjadi perubahan dari kedudukan kromosom, sehingga berdasarkan kedudukan
kromosom inilah dilihat fase-fase pembelahannya.

2.2 Siklus Sel

Sel-sel mengalami pembelahan melalui serangkaian proses yang terjadi berulang


kali dari pertumbuhan ke pembelahan, yang dikenal sebagai siklus sel. Siklus sel
merupakan serangkaian kejadian dengan urutan tertentu berupa duplikasi kromosom
sel dan organel didalamnya yang mengarah ke pembelahan sel.
Setiap sel yang mengalami reproduksi akan melalui siklus-siklus yang terdiri atas
fase G1, fase S dan fase G2. Fase-fase ini disebut sebagai interfase. Dalam tahap
interfase ini sel berada dalam keadaan aktif melakukan metabolisme, termasuk
mempersiapkan diri sebelum melakukan pembelahan. Tahap interfaseini ditandai
dengan hadirnya membran yang membungkus inti. Kromosom tidak tampak karena
pada tahap ini kromosom terdapat dalam bentuk molekul DNA yang tidak

4
menggulung sehingga terlalu halus untuk dapat dilihat di bawah mikroskop cahaya.
Apabila sel akan membelah diri maka sel akan melakukan sintesis DNA atau
reproduksi kromosom, periode S dan melakukan pembesaran ukuran sel periode G2
yang selanjutnya sel akan memasuki fasemitotik (Jusuf, 20191: 18-19). Fase S
(sintesis), molekul-molekul DNA dari masing-masing kromosom mengalami
replikasi hingga menghasilkan sepasang molekul DNA identik yang disebut
kromatid. Masing-masing kromosom yang telah direplikasi memasuki mitosis dengan
dua molekul DNA yang identik. Untai-untai tipis kromatin umumnya tampak sebagai
materi amorfus (tidak berbentuk jelas) dan bergranula dalam nukleus sel-sel yang
diwarnai saat interfase. Sebelum dan sesudah fase S, ada dua periode saat
berlangsung aktivitas metabolik, pertumbuhan, dan diferensiasi secara giat, yaitu fase
G1 (gap 1) dan G2 (gap 2). Selama G1, sel-sel mempersiapkan sintesis DNA (fase
S), sedangkan selama G2 terjadi pertumbuhan dan pembesaran sel. Sel-sel dapat
memasuki kembali siklus sel dengan cara kembali ke G1, begitu sebuah sel memasuki
G1 dan siklus sel, sel itu akan menyelesaikan siklus tersebut kemudian membelah
(M). Sel anak kemudian dapat mengulangi siklus ini. Fase mitotik (M) yang
mencakup mitosis dan sitokinesis, biasanya merupakan bagian tersingkat dari siklus
sel tersebut. Interfase yang berurutan dengan fase mitotik memerlukan waktu yang
lebih lama, yang sering kali meliputi 90% dari siklus ini.

5
Secara biokimiawi, tahapan siklus sel terdiri dari empat fase regulasi yaitu G1, S,
G2 (Interfase) dan M (Mitosis)
1. Gap 1 (G1) untuk pertumbuhan sel
2. Sintesis DNA (S) untuk duplikasi bahan baku pada proses genetik
3. Gap 2 (G2) Untuk perbaikan pada saat pembelahan sel.
4. Mitosis (M) untuk pelaksanaan pembelahan sel. Sitoplasma membelah disebut
sitokenesis.

Dilihat dari segi morfologis, siklus sel dibagi menjadi tiga tahap, yaitu:
1. Amitosis
2. Mitosis
3. meiosis

6
1. Amitosis
Pembelahan amitosis adalah pembelahan sel yang berlangsung tanpa melibatkan
fase-fase tertentu yang umum di jumpai pada pembelahan mitosis dan meiosis.
Pembelahan amitosis adalah pembelahan sel secara langsung atau disebut juga
dengan pembelahan sederhana yang didahului dengan pembelahan inti tanpa
didahului pembentukan benang spindel, penampakan kromosom, peleburan
membrane inti dan ciri lainnya. Proses yang terjadi pada pembelahan ini adalah sel
anak mewarisi sifat induknya sehingga pembelahan amitosis menghasilkan turunan
yang sifat sel anaknya identic dengan sel induknya. Pembelahan amitosis berlangsung
relative spontan dan dijumpai pada sejumlah organisme prokariotik seperti bakteri
dan alga biru(Effendi, 2020 :14).
Kromosom hasil duplikasi, awalnya akan menempel pada membrane plasma.
Selanjutnya, akan terjadi pertumbuhan antara dua tempat perlekatan kromosom untuk
melakukan pemisahan materi inti. Kemudian akan terjadi sitokenesis yang diikuti
dengan terbentuknya dinding sel baru hingga dua sel anakan terbentuk, pembelahan
yang demikian juga sering disebut dengan pembelahan biner atau pembelahan secara
langsung.

2. Mitosis
Mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada organisme eukariotik. Mitosis
disebut sebagai pembelahan inti, dapat dikatakan sebagai jalan atau cara dimana
materi genetik yang terdapat pada kromosom dibagikan sama kepada dua inti sel
anak. Mitosis terjadi pada bagian ujung batang atau ujung akar yang disebut jaringan
meristematik, yakni sel-selnya bersifat embrional, artinya mampu terus menerus
membelah diri untuk menambah jumlah sel tubuh oleh karena itu ujung batang atau
ujung akar dapat bertambah panjang karena mengalami pembelahan sel untuk
perbanyakan sel. Selain pada jaringan meristematik, mitosis terjadi pada zigot. Dalam
perkembangannya, zigot akan membelah berkali-kali. Sel yang membelah secara
mitosis akan menghasilkan 2 sel anak yang masing-masing memiliki sifat dan jumlah
kromosom yang sama dengan induknya. Pembelahan berlangsung terus sampai masa

7
pertumbuhan berhenti pada umur dewasa. Pembelahan mitosis juga terjadi saat kita
terluka atau saat dibutuhkan pergantian sel-sel baru.

Secara garis besar mitosis dibagi ke dalam 4 tahap, yaitu profase, metafase,
anafase dan telofase.
1) Profase
Selama profase, perubahan yang terjadi pada nukleus dan sitoplasma. Pada
nukleus, benang kromatin menjadi tergulung lebih rapat, memadat menjadi
kromosom. Pada sitoplasma, gelondong mitotik mulai terbentuk. Gelondong terbuat
dari mikrotubula yang memancar dari kedua sentrosom. Sentrosom terdiri dari
sepasang sentriol dan merupakan tempat mikrotubulus, yang tersusun atas dua protein
tubulin yang berbeda tipe, berorganisasi membentuk gelondong mitosis. Saat profase
masing-masing sentriol mengalami replikasi dan berimigrasi ke arah daerah-daerah
kutub yang berlawanan pada sel. Selanjutnya sentriol membentuk pusat
pengorganisasian mikrobulus (microtubule organizing center, MTOC) dan
berkembang sebuah jaringan berbentuk gelondong yang tersusun atas mikrotubulus
(disebut gelondong atau spindle). Mikrotubulus membentang dari MTOC menuju
kinetokor, yaitu sebuah struktur multiprotein yang melekat ke DNA pada masing-
masing kromosom. Sebagian besar tumbuhan, fungi dan sebagian alga tidak memiliki
sentriol, tapi mampu membentuk serabut-serabut gelondong, dengan demikian
sentriol tidak diperlukan untuk pembentukan gelondong pada semua organisme.

Pada profase akhir, kromosom telah cukup terkondensasi sehingga dapat dilihat
dengan mikroskop sebagai struktur yang terdiri atas dua kromatid yang dihubungkan
pada sentromernya. Membran nukleus menghilang dan gelondong telah terbentuk
sepenuhnya. Profase akhir adalah waktu yang tepat untuk mempelajari dan
menghitung kromosom, sebab saat itu kromosom sangat terkondensasi dan tidak
dikelilingi oleh membran nukleus.

8
2) Metafase
Saat metafase, serabut-serabut kinetokor dari MTOC yang bersebrangan akan
mendorong dan menarik sentromer-sentromer yang menjadi satu pada kromatid-
kromatid. Masing-masing kromosom bergerak ke bidang yang biasanya dekat dengan
bagian tengah sel, sebuah posisi yang disebut bidang metafase (metaphase plate).
Kromosom-kromosom dijaga pada posisi itu oleh tekanan dari serabut-serabut
MTOC yang berseberangan.
3) Anafase
Selama anafase, kromati-kromati memisah di bagian sentromer dan tertarik ke
kutub-kutub yang bersebrangan. Mikrotubula konetokor memendek selama anafase
sehingga berfungsi dalam pemindahan kromosom ke arah kutub yang bersebrangan
ini. Seiring bergeraknya masing-masing kromatid melalui sitosol yang kental,
lengannya bergerak lambat di belakang sentromernya (yang melekat ke serabut
gelondong melalui kinetokor), sehingga memberi bentuk khas pada kromatid tersebut,
tergantung pada letak sentromernya. Kromosom-kromosom metasentrik tampak
berbentuk V, kromosom-kromosom submetasentrik berbentuk J, sedangkan
kromosom telosentrik tampak seperti batang.
4) Telofase
Pada telofase, masing-masing sel dari kromatid-kromatid yang memisah,
berkumpul pada kedua kutub sel. Kromatid-kromatid (kini disebut lagi sebagai
kromosom) mulai membuka kumparannya dan kembali ke keadaan interfase.
Gelondong berdegenerasi, membran nukleus terbentuk kembali dan sitoplasma
membelah dalam proses yang disebut sitokonesis. Pada hewan, sitokinesis
berlangsung melalui pembentukan lekukan (cleavage furrow) yang menjadi semakin
dalam dan pada akhirnya membagi sel menjadi dua. Sitokinesis pada sebagian besar
tumbuhan melibatkan pembentukan lempengan sel dari pektin yang berawal dari
tengah sel dan menyebar secara lateral ke dinding sel. Selulosa dan materi-materi
penguat lainnya ditambahkan ke lempengan sel (jika selnya adalah sel tumbuhan),
sehingga mengubah lempengan itu menjadi dinding sel yang baru.

9
Kedua produk mitosis disebut sel anakan (daughter cell) atau sel progeni, dan
keduanya dapat berukuransama ataupun tidak, bergantung pada dimana bidang
setokinesis membagi sel. Dengan demikian, meskipun tidak ada jaminan kedua sel
anakan memperoleh pembagian komponen-komponen sitoplasmik yang sama,
keduanya mengandung tipe dan jumlah kromosom yang persis sama, sehingga
memiliki konstitusi genetik yang sama (Nusantari, 2015: 65-72).

3. Meiosis
Meiosis (Pembelaha Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap
pembelahan seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan
(reduksi) jumlah kromosom. Meiosis terbagi menjadi dua tahap yaitu meiosis I dan
meiosis II. Tahap Meioisis I dan Meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti
mitosis (Nusantari, 2015:73)
Definisi meiosis adalah pengurangan jumlah kromosom menjadi separuhnya
sehingga sel anak yang berdiri sendiri itu hanya mengandung separuh jumlah
kromosom yang secara karakteristik dimiliki oleh suatu jenis hewan. Pembelahan ini
untuk memastikan bahwa ketika terjadi pembuahan, telur yang dibuahi akan
membawa jumlah normal kromosom, bukannya menyebabkan aneuploidi (jumlah
abnormal kromosom).
Sel-sel yang hanya mengandung separuh jumlah kromosom adalah sel kelamin
utama spermatozoa dan ovum. Semua sel dari suatu jenis hewan mengandung jumlah
kromosom tertentu. Jumlah kromosom yang menentukan karakteristik jenis hewan
dipertahankan melalui pembelahan mitosis. Jumlah kromosom tidak mungkin
dipertahankan secara uniform dari suatu generasi ke generasi berikutnya, kecuali sel-
sel kelamin hanya mengandung separuh jumlah kromosom induk. Pada manusia
spermatozoon dan ovum masing-masing hanya mengandung 23 kromosom, pada
cacing gelang Ascaris lumbricoides masing-masing sel kelamin hanya mengandung 4
kromosom. Jadi pembentukan spermatozoa dan ovum itu melalui proses meiosis,

10
kemudian setelah dua sel kelamin itu bersatu melalui proses meiosis dan kemudian
setelah dua sel kelamin itu bersatu, pelipat gandanya berlangsung melalui mitosis.

- Meiosis I
Sebelum memasuki meiosis I, terlebih dahulu terjadi interfase. Interfase I pada
meiosis I sama dengan interfase pada mitosis, yaitu terjadi sintesis dan replikasi DNA
serta terjadi pembentukkan protein – protein yang bermanfaat untuk tahap – tahap
setelahnya. Tahap – tahap pada meiosis I adalah:
a. Profase I
Pada fase ini secara bertahap membran inti melebur,sentrosom berpisah, dan
serat gelendong terbentuk. Namun, ternyata proses profase pada meiosis lebih rumit
dari pada mitosis. Oleh karena itu, pada profase I terjadi beberapa tahap, diantaranya :
 Leptoten, pasangan-pasangan kromosom masih berupa kromatin yang panjang
dan tipis, namun masing-masing sudah mengalami duflikasi menjadi 2 kromatid.
 Zygoten, tiap kromosom mendekati pasangannya lalu bersatu (saling melilit)
yang disebut sinapsis.
 Pakiten, tiap kromosom pembentuk sinapsis membelah menjadi 2 kromatid.
Berarti pada tiap sinapsis kini terdapat 4 kromatid yang disebut tetrad.
 Diploten, kromatid yang berasal dari satu kromosom mulai menjauhi pasangan
kromatid dari kromosom lainnya, kecuali pada kiasma atau titik persilangan antar
kromatid yang satu dengan yang lainnya.
 Diakenesis, ditandai dengan adanya pindah silang (crossing over) dari bagian
kromosom yang telah mengalami duplikasi. Hal ini hanya terjadi pada meiosis saja,
yang dapat mengakibatkan terjadinya rekombinasi gen. Nucleolus dan dinding inti
menghilang. Sentriol berpisah menuju kutub yang berawanan, terbentuk serat
gelendong diantara dua kutub.
b. Metafase I

Pada fase ini, hampir sama dengan metafase mitosis. Kromosom – kromosom
menempatkan dirinya di tengah – tengah sel, yaitu di bidang equator dari sel. Namun,

11
terdapat perbedaan antar metafase I meiosis dengan metafase mitosis. Pada metafase
mitosis, yang terdapat pada bidang equator adalah kromosom – kromosom tunggal.
Sedangkan pada metafase I meiosis, yang terdapat pada bidang equator adalah
pasangan – pasangan kromosom homolog sehingga pada metafase I meiosis tidak
terjadi pembelahan sentromer.

c. Anafase I
Sama halnya dengan yang terjadi pada anafase mitosis, anafase I meiosis dimulai
ketika kromosom bergerak ke kutub yang berlawanan. Tiap kromosom dari pasangan
kromosom homolog bergerak ke arah kutub yang berlawanan. Masing – masing
kutub menerima setengah jumlah kromosom yang ada, sehingga pada fase inilah
dimulai terjadinya reduksi kromosom.
Cara pergerakkan kromosom homolog ke arah kutub yang berlawanan oleh
benang gelendong terjadi secara bebas dan kebetulan, tidak ada yang memerintahkan
untuk suatu kromosom bergerak ke atas atau ke bawah. Hal ini sesuai dengan hukum
mendel yang terkenal, yaitu “The law of segregation of allelic genes” dan “The law of
independent assortment of genes”. Sebagai contoh, jika terdapat alel dominan (A) dan
alel resesif (a). Maka, mereka akan memisah secara bebas ke kutub yang berlawanan
menjadi (A) atau (a). Hal yang sama juga terjadi pada alel dominan (B) dan alel
resesif (b) yang akan memisah secara bebas menjadi (B) atau (b). Maka, kombinasi
antar keduanya akan terbentuk AB, Ab, aB, atau ab.
d. Telofase I
Pada fase ini, dinding nukleus dan nukleolus terbentuk kembali seperti pada
telofase mitosis. Akan tetapi, pada telofase meiosis, jumlah kromosom haploid lah
yang terdapat pada nukleus yang baru ini. Pada masing – masing nukleus yang baru
ini terdapat dua kromosom yang haploid yang terdiri dari empat kromatid. Sehingga
menandakan bahwa reduksi jumlah kromosom masih belum berlangsung sempurna.
Agar dapat tercapai reduksi yang sempurna, maka diperlukanlah pembelahan meiosis
II.
- Meiosis II

12
Apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop cahaya, maka terdapat dugaan
bahwa berbagai fase yang berlangsung pada meiosis II ini sama dengan berbagai fase
yang terjadi selama mitosis. Bahkan ada orang yang memiliki anggapan bahwa
meiosis II adalah pembelahan mitosis. Anggapan yang demikian tidak benar sama
sekali dikarenakan beberapa alasan, yaitu:
 Kromosom yang double pada profase mitosis merupakan hasil duplikasi dari
bahan selama interfase. Sedangkan kromosom yang terlihat dauble pada profase
II meiosis bukan merupakan hasil duplikasi bahan genetik.
 Kromosom – kromosom yang menyusun kromosom mitosis adalah sister
chromatic, sehingga merupakan kromatid yang identik. Sedangkan kromosom
yang menyusun kromosom profase II meiosis bukan merupakan sister chromatic
sempurna oleh karena adanya crossing over yang terjadi pada meiosis I.
 Meiosis II bertujuan untuk memisahkan kromatid – kromatid yang berbeda dari
tiap kromosomnya.
 Meiosis II menghasilkan reduksi yang sempurna.
 Meiosis II menghasilkan kombinasi yang baru yang dari gen – gen yang berasal
tetua jantan dan betina pada generasi sebelumnya.
 Meiosis II sangat penting untuk proses seksual.

Fase-fase pada meiosis II diantaranya :


a. Profase II
Fase ini dapat dimulai setelah selesainya interfase I yang berlangsung sangat
pendek. Pada beberapa organisme bahkan tidak mengalami interfase, sehingga dari
telofase I langsung dilanjutkan ke profase II, dan kadang – kadang juga terjadi dari
telofase I langsung ke metafase II.
b. Metafase II
Pada fase ini, kromosom yang terdiri dari dua kromatid berada di bidang equator.
Benang – benang gelendong yang berasal dari masing – masing kutub mengikat
sentromer masing – masing kromatid. Keadaan kromosom pada metafase II meiosis

13
hampir mirip pada keadaan kromosom pada metafase mitosis, akan tetapi dengan
jumlah kromosom yang hanya setengahnya saja.
c. Anafase II
Pada fase ini, sentromer terbelah menjadi dua. Masing – masing kromatid tertarik
oleh benang – benang gelendong ke kutub yang berlawanan. Pada saat inilah terjadi
reduksi kromosom yang sebenarnya, sehingga reduksi kromosom saat ini sudah
sempurna. Bergeraknya kromatid ke arah kutub yang berlawanan ini seperti yang
terjadi pada anafase mitosis, namun dengan jumlah kromosom yang hanya
setengahnya saja.
d. Telofase II
Pada fase ini terjadi pembelahan sel, sehingga dihasilkan empat sel anak yang
haploid (n), yang disebut juga tetrad. Setiap inti dari sel – sel tersebut memiliki hanya
setengahnya saja dari jumlah kromosom tetuanya. Pada fase ini pula, terbentuk
kembali nukleolus dan membran nukleus. Membran nukleus mengelilingi ke empat
inti hasil pembelahan. Kromosom pun mulai mengendur kembali. Setelah itu, terjadi
modifikasi lebih lanjut untuk menghasilkan sel gamet.

BAB III
PENUTUP

14
3.1 Kesimpulan
Pertumbuhan adalah peningkatan ukuran atau massa dari suatu perkembangan.
Sistem kehidupan adalah proses yang tidak dapat diubah yang terjadi di semua
tingkat organisasi. Pada prokariotik pembelahan sel berlangsung secara sederhana
yang meliputi proses pertumbuhan sel, duplikasi materi genetik, pembagian
kromosom, dan pembelahan sitoplasma yang didahului dengan pembentukkan
dinding sel baru. Proses pembelahan yang demikian dinamakan amitosis. Amitosis
adalah pembelahan sel secara langsung tanpa melibatkan kromosom, contohnya pada
sel bakteri. Mahkluk hidup eukariotik yang berbiak secara seksual baik hewan,
manusia, tumbuhan melakukan reprodukasi untuk mempertahankan spesiesnya.
Tubuh makhluk hidup tumbuh karena adanya pembelahan sel. Pembelahan sel
tersebut atau biasa disebut reproduksi sel terdiri dari atas 2 macam yaitu mitosis dan
meiosis, berlangsungnya reproduksi ini melalui suatu tahap (fase), pada tahap demi
tahap terjadi perubahan dari kedudukan kromosom, sehingga berdasarkan kedudukan
kromosom inilah dilihat fase-fase pembelahannya.
Siklus sel dapat diartikan sebagai keseluruhan urutan peristiwa yang terjadi dari
akhir satu divisi nuklir ke awal berikutnya. Sel-sel mengalami pembelahan melalui
serangkaian proses yang terjadi berulang kali dari pertumbuhan ke pembelahan, yang
dikenal sebagai siklus sel. Siklus sel merupakan serangkaian kejadian dengan urutan
tertentu berupa duplikasi kromosom sel dan organel didalamnya yang mengarah ke
pembelahan sel.

3.2 Saran
Pembelajaran mengenai biologi sel sangatlah penting untuk kita ketahui,oleh
karena itu kami menyarankan agar kiranya pembelajaran biologi sel tidak hanya
sebatas teori tetapi juga di kembangkan dalam kehidupan supaya sebagai generasi

15
yang berasal dari generasi sebelumnya (makhluk yang tumbuh dan berkembang), kita
lebih menghargai sejarah terbentuknya kehidupan yang kita nikmati sekarang.

DAFTAR PUSTAKA

Effendi, Yunus. 2020. Buku Ajar Genetika Dasar. Jawa Tengah : Pustaka Rumah
Cinta.

16
Jusuf, Muhammad. 2015. Biologi dan Reproduksi Sel (Modul). Rahmadina,
Husnarika febriani., 2017; BIOLOGI SEL. Unit Terkecil Penyusunan Tubuh
Makhluk Hidup., CV. Selembar Papyrus: Manyar Sabrangan 19 Surabaya.
Nusantari Elya, Dr. M.pd. 2015. GENETIKA. Yogyakarta: Deepublish ISBN 978-
602-280-340-9
Rahmawati, dr. Ana dan Roihatul Muti’ah, M. Kes, Apt. 2014. Potensi Ekstrak Daun
Widuri (Calotropis Gigantea) sebagai Obat Antikanker Fibrosarkoma. LP2M
dan UIN-Maliki Press: Malang.
Sumitro. 2014. Pembelahan Sel. Makalah.
Verma, P.S dan V.K. AGARWAL. 2005. Cell Biology, Genetics, Molecular Biology,
Evolution And Ecology. S. Chand & Company LTD: Delhi.

LAMPIRAN

Nama-nama yang bertanya :


1. Mirawati Aru (A1J117010)
2. Wa Oode Mastia Hasmi (A1J117051)

17
3. Rahmawati (A1J117069)

Nama-nama yang menjawab :


1. Aisyah (2 jawaban)
2. Alwahidin (1 jawaban)
3. Rima Yutia (melengkapi 1 jawaban)

18

Anda mungkin juga menyukai