Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PERTUMBUHAN SEL DAN DIFERENSIASA

DI
S
U
S
U
N

OLEH:
KELOMPOK 2

1. VARLA NAZILA : 20010059


2. YAKTI MAWADDAH : 20010061
3. ZAHRATUL JANNAH : 20010062
4. TOIBA PANE : 20010013
5. ZURRATUN MAHMUDAH : 20010064

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


MEDIKA NURUL ISLAM SIGLI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
m e m b e r i k a n kemudahan bagi kami sebagai penyusun untuk dapat menyelesaikan tugas
ini tepat padawaktunya. Makalah ini merupakan tugas dari mata kuliah ILMU
DASAR KEPERAWATAN II, yang mana dengan tugas ini kami sebagai mahasiswa
dapat mengetahui lebih jauh dari materi yangdiberikan dosen
Makalah yang berjudul tentang “PERTUMBUHAN SEL DAN
DIFERENSIASISEL “ . Mengenai penjelasan lebih lanjut kami memaparkannya dalam
bagian pembahasanmakalah ini.
D engan harapan makalah ini dapat bermanfaat, maka kami sebagai
penulis mengucapakan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
menyelesaikanmakalah ini.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantukami dalam penyelesaian makalah ini. Saran dan kritik yang membangun dengan
terbukakami terima untuk meningkatkan kualitas makalah ini.

Sigli , 15 Desember 2021


DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………….……....2
Daftar Isi …………………………………………………………………………………......3

BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ………………………………………………………..….......4
2. Rumusan Masalah………………………………………………………….....5
3. Tujuan Penulisan …………………………………………………….…….....5

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Pertumbuhan Sel .………………………………………...….……. 6
2. Macam-macam pertumbuhan sel ………………………………………………
3. mekanisme Pertumbuhan Sel ..….…………………………..………………….6
4. Pengertian Diferensiasi Sel ...…..……..……………………………….…… 14
5. Sifat Dasar Diferensiasi……………………………………….……………. 15
6. Tahap Diferensiasi …………………………………………………………. 17
7. Tempat Terjadinya Diferensiasi ……………………………………...……. 18
8. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Diferensiasi ……….………. 19
9. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Diferensiasi …………..….. 24

BAB III PENUTUP


 Kesimpulan ……………………………………………………………...… 26
Daftar Pustaka ………………………………………………………………………...........27
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sel merupakan kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup dan merupakan unit
penyusun semua makhluk hidup. Sel mampu melakukan semua aktifitas kehidupan dan sebagian
besar reaksi kimia untuk mempertahankan kehidupan berlansun didalam sel

Jumlah sel yang ada pada suatu jaringan merupakan kumulatif antara masuknya sel baru
dan keluarnya sel yang ada pada populasi. Masuknya sel ke dalam populasi jaringan sebagian
besar ditentukan oleh kecepatan proliferasinya, sementara sel dapat meninggalkan populasinya
karena kematian sel ataupun karena berdiferensiasi menjadi sel lain. Oleh karena itu,
meningkatnya jumlah sel ke dalam populasi tertentu dapat terjadi karena peningkatan proliferasi
ataupun karena penurunan kematian atau diferensiasi sel.

Diferensiasi sel adalah proses dimana sel-sel dari garis keturunan sel tertentu (garis sel
ditentukan pada saat pembentukan embrio) mengalami perubahan dalam ekspresi gen mereka,
untuk memperoleh morfologi dan fungsi dari tipe sel tertentu dan berbeda dengan tipe sel lain
didalam tubuh.

Pada sebagian besar organisme multiseluler, semua sel tidak identik. Sebagai contoh, sel-
sel yang membentuk kulit pada manusia berbeda dari sel-sel yang membentuk organ internal.
Namun semua jenis sel yang berbeda berasal dari sela awal tunggal atau zigot, dari
pembuhaansel telur oleh sel sperma, berkat diferensiasi sel.

Diferensiasi adalah suatu mekanisme dimana sel yang tidak terspesialisasi menjalani
modifikasi sitologi, menghasilkan bnayak tipe sel yang membentuk tubuh seprti miosit (sel otot)
hepatosit (sel hati), enterosit (sel usus) atau bahkan neuron (sel saraf).

1.2 Rumusan masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini yaitu:


 Untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan sel didalam tubuh?
 Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Diferensiasi sel dan prosesnya?

1.3 Tujuan makalah

Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui
bagaimana jalannya pertumbuhan sel dan bagaimanakah proses terjadinya diferensiasi sel yang
terjadi pada makhluk hidup.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pertumbuhan sel


Pertumbuhan adalah pertambahan jumlah sel, yang juga berarti pertambahan jumlah
organisme yang membentuk populasi atau suatu biakan.Pada organisme yang membentuk
soenositik (aselular), selama pertumbuhan ukuran sel menjadi besar, tetapi tidak terjadi
pembelahan sel.

Pertumbuhan merupakan proses perubahan yang disertai dengan pertambahan ukuran


akibat dari pembelahan dan pembesaran sel. Pertumbuhan memiliki sifat kuantitatif karena bisa
dilihat dan diukur menggunakan alat ukur. Pertumbuhan juga memiliki sifat tidak dapat kembali
seperti semula (irreversible) dan tetap.

1. Macam-macam pertumbuhan Sel

a. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer terjadi pada jaringanapical (meristem primer) tumbuhan.
Secara detailnya, Pertumbuhan ini terjadi melalui tiga tahapan yakni pembelahan,
pemanjangan, dan diferensiasi. Pertumbuhan ini akan menunjang pemanjangan ujung
akar dan batang.
b. Pertumbuhan Sekunder
Salah satu contoh dari pertumbuhan sekunder terjadi pada jaringan kambium
(meristem sekunder) tumbuhan. Pembelahan ini akan membentuk floem sekunder dan
xilem sekunder. Pembelahan kambium menuju arah luar akan membentuk floem
sekunder, sedangkan xilem sekunder terbentuk dari pembelahan kambium ke arah
dalam.
c. Pertumbuhan Fase Embrionik
Fase embrionik merupakan fase yang terjadi sejak terbentuknya zigot hingga
embrio. Pada jenis pertumbuhan ini, sel mengalami penambahan jumlah sel dengan
cara mitosis. Fase embrionik ini terjadi melalui proses embriogenesis.

d. Pertumbuhan Fase Pasca-Embrionik


Pertumbuhan pada fase pasca-embrionik terjadi pada saat terbentuknya
embrio. Pada fase ini setiap bagian tubuh memiliki kecepatan pertumbuhan yang
berbeda-beda. Tahapan fase ini terjadi melalui proses organ oogenesis
atau pembentukan organ-organ dari embrio.

1. Mekanisme pertumbuhan sel

Sel dapat tumbuh dengan meningkatkan laju keseluruhan biosistensis seluler sehingga
produksi biomolekul melebihi laju keseluruhan degrades sel biomolekul dengan melalui  proses
proteasom , lisosom atau autofagi, Biosintesis dari biomolekul diawali dengan ekspresi gen yang
mengkodekan RNA dan / atau protein , termasuk enzim yang mengkatalisis sintesis
dari lipid dan karbohidrat .

Gen individu umumnya diekspresikan melalui transkripsi menjadi messenger RNA (mRNA)
dan terjemahan menjadi protein, dab ekspresi setiap gen terjadi pada berbagai tingkat yang
berbeda dalam mode spesifik tipe sel (sebagai respon terhadap jaringan pengatur gen)

Untuk mendorong pertumbuhan sel, laju global ekspresi gen dapat ditingkatkan dengan
meningkatkan laju transkripsi keseluruhan oleh RNA polimerase II (untuk gen aktif) atau laju
keseluruhan penerjemahan mRNA menjadi protein dengan meningkatkan jumlah banyaknya
kelimpahan ribosom dan tRNA ,yang biogenesisnya tergantung padaRNA polimerase I dan RNA
polimerase III . The Myc faktor transkripsi adalah contoh dari protein regulator yang dapat
menginduksi aktivitas keseluruhan RNA polimerase I , RNA polimerase II dan RNA polimerase
III untuk mendorong transkripsi dan translasi global dan dengan demikian pertumbuhan sel.

Selain itu, aktivitas ribosom individu dapat ditingkatkan untuk meningkatkan efisiensi


global terjemahan mRNA melalui regulasi faktor inisiasi translasi, termasuk kompleks 'faktor
inisiasi perpanjangan translasi 4E' ( eIF4E ), yang mengikat dan membatasi ujung 5
'dari mRNA . Protein TOR , bagian dari kompleks TORC1 , merupakan pengatur hulu yang
penting untuk inisiasi translasi serta biogenesis ribosom . [5] TOR adalah serine /
treonine kinase yang dapat secara langsung memfosforilasi dan menonaktifkan inhibitor
umum eIF4E , bernama 4E-binding protein (4E-BP) , untuk meningkatkan efisiensi
penerjemahan. TOR juga secara langsung memfosforilasi dan mengaktifkan protein ribosom S6-
kinase ( S6K ), yang mendorong biogenesis ribosom .

Untuk menghambat pertumbuhan sel, laju global ekspresi gen dapat diturunkan atau laju
global degradasi biomolekuler dapat ditingkatkan dengan meningkatkan laju terjadinya
autofagi . TOR biasanya secara langsung menghambat fungsi autophagy yang menginduksi
kinase Atg1 / ULK1 . Dengan demikian, mengurangi aktivitas TOR akan mengurangi
laju penerjemahan global dan meningkatkan tingkat autofagi untuk mengurangi pertumbuhan sel.

2.2 Pengertian Diferensiasi Sel

Diferensiasi sel adalah proses dimana sel-sel dari garis keturunan sel tertentu (garis sel
ditentukan pada saat pembentukan embrio) mengalami perubahan dalam ekspresi gen mereka,
untuk memperoleh morfologi dan fungsi dari tipe sel tertentu dan berbeda dengan tipe sel lain di
dalam tubuh

Setiap sel yang memiliki kekuatan (kapasitas diferensiasi) adalah apa yang disebut sel
induk. Ini dapat diklasifikasikan menurut kemampuannya untuk berdiferensiasi menjadi
totipoten, pluripoten, multipoten, dan unipoten.

Diferensiasi sel adalah proses dimana sel menjadi tipe sel lain yang lebih khusus.
Perubahan ini, yang akan sering melibatkan variasi morfologis, dari komposisi membran atau
lokasinya, disebabkan oleh pemrograman ulang ekspresi gennya. Sel germinal, juga disebut sel
punca, adalah sel yang paling tidak berbeda yang ada dan mereka akan bertanggung jawab untuk
memberikan semua garis keturunan sel makhluk hidup melalui pembelahan dan diferensiasi
mereka, dari embrio hingga dewasa.

Baik tumbuhan dan hewan memiliki jenis sel ini, sel benih. Zigot sel pertama individu
adalah totipoten, ia mampu memunculkan semua tipe sel individu. Zigot dibentuk oleh
penyatuan sperma dan sel telur pada hewan.Sementara pada tanaman, zygote totipoten adalah
penyatuan gametofit dalam sebutir serbuk sari dan atmosfer wanita yang menunggu di dalam
ovum bunga.

Namun, individu dewasa masih memiliki sel punca, yang bertanggung jawab untuk
pertumbuhan dan perbaikan kerusakan, seperti luka atau kematian sel karena penuaan.Pada
hewan, sel-sel induk tersebar di seluruh jaringan, sedangkan sebaliknya pada tumbuhan, sel-sel
germinal ditemukan secara eksklusif di meristem, ujung akar dan batang, dari mana tanaman
tumbuh.

Gambar: 1
2.3 Sifat Dasar Diferensiasi

Gambar: 2

Diferensiasi merupakan proses tumbuh dan berkembangnya sel ke arah fungsi khusus
yang tidak dimiliki oleh sel asal. Diferensiasi berlangsung sewaktu embrio, berkat diferensiasi
suatu individu bentuk definitive jadi terdiri atas berbagai macam jaringan. Jaringan adalah
kumpulan sel yang memiliki bentuk, struktur, fungsi, dan prilaku sama. Jaringan berasosiasi
membentuk alat, dan alat berasosiasi pula membentuk sistem. Seluruh sistem berhimpun
membina tubuh suatu organisme.Proses diferensiasi adalah proses terbentuknya sifat-sifat yang
baru atau menghilangnya sifat yang tidak ada sehingga sel mendapat sifat dan struktur yang baru.
Jadi diferensiasi menekankan pada perubahan kualitatif. Dengan adanya diferensiasi perbedaan
struktur dan sifat-sifat pada sel, jaringan dan organ.

Diferensisasi dikatakan dapat terjadi jika ada perubahan nyata pada morfologi sel
(misalnya pembentukan sel epitel kulit dari sel ektodermal) atau perubahan fungsi yang khusus
dari sel. Sel-sel yang mempunyai berbagai variasi diferensiasi dapat mempunyai karakteristik
pertumbuhan yang berbeda.Variasi diferensiasi juga mempengaruhi kemampuan beberapa sel
untuk berpindah dengan memperhatikan yang lainnya. Jadi, perkembangan embriologis yang
normal memerlukan kordinasi yang tinggi dari proses diferensiasi, tumbuhan, dan perpindahan
sel yang secarakeseluruhan membentuk morfogenesis (proses pembentukan/perkembangan
struktur, ukuran, dan bentuk organ.
Selama diferensiasi, sel mendapat sifat-sifat dari, misalnya terbentuk aktin dan miosin
pada sel otot atau terjadinya perubahan pada susunan kimianya.Misalnya, dengan adanya
enzim.Pada diferensiasi juga ada struktur atau sifat yang menghilang, misalnya pada diferensiasi
sel darah mamalia. Mula-mula bakal sel darah merah mengandung nukleus tetapi setelah
mengalami diferensiasi terbentuk sel darah merah yang tidak mengandungnukleus.

Hasil proses diferensiasi secara internal, yaitu pertumbuhan anda terbentuknya macam-
macam jaringan dan organ yang dipengaruhi faktor lingkungan. Membentuk suatu struktur tubuh
yang baru disebut morfogenesis.Perkembangan dan diferensiasi dikontrol oleh DNA (gen) pada
nucleolus.

Dengan diferensiasi terjadilah spesialisasi bagi berbagai populasi sel anak.Spesialisasi itu
terjadi baik intra maupun ekstraseseluler. Spesialisasi intra ialah:

a. Sel otot mengandung mikrofilamen aktin dan myosin yang banyak dan tersusun
berjajar rapat, disertai dengan banyaknya mitokondria yang perlu untuk sumber energi
bagi proses berkerut-kerut.
b. Sel kelenjar penghasil enzim mengandung retikulum endoplasma kasar yang banyak
dan alat golgi yang besar.
c. Sel epitel kulit mengandung retikulum endoplasma banyak dan giat memeroduksi serat
keratin.
d. Sel saraf memiliki bentuk khas, yaitu panjang halus seperti serat dan mampu
mengalirkan rangsangan listrik maupun kimia, pada ujung serabut dihasilkan cairan
kimia. Pada ujung serabut dihasilkan cairan kimia yang disebut neurotransmitter.

Sepesialisasi ekstra ialah seperti pembentukan serat ekstraseluler oleh sel-sel fibroblast pada
jaringan pengikat dan menunjang, lalu pembentukan bahan matriks (kandung), yang bagi sejenis
jaringan dan populasi sel adalah khas

.
2.4 Tahap Diferensiasi sel

 Zigot
Zigot adalah ovum yang fertilisasi dibuahi spermatozon. Bagian atas ovum Amphioxus,
disebut kutub animal terdapat daerah ooplas (sitoplasma ovum) yang nantinya akan menjadi
bakal ektoderm. Bagian bawah kutub ovum disebut kutub vegetal ooplas yang akan menjadi
bakal mesoderm. Sedangkan bagian samping antara kedua kutub akan menjadi bakal endoderm.
Eksoderm bakal tumbuh menjadi epidermis dan saraf.Endoderm bakal menjadi lapisan lendir
saluran pencernaan bersama kelnjar dan paru, mesoderm bakal menjadi jaringan pengikat,
penunjang, otot, alat dalam.

 Blastula

Terjadi pada tingkat pertumbuhan embrio, terbentuk daerah kelompok sel yang akan
menjadi jaringan utama tubuh. Setelah berdiferensiasi, pupolasi sel menjadi epidermis, saraf,
notokord (sumbu penyokong primer), mesoderm.Diferensiasi mulai terjadi pada kelompok sel.
Blastomer (sel blastula) sebelah bakal jadi endoderm, sebelah atas bakal jadi ektoderm, dan
bagian tengah bakal menjadi mesoderm.

 Gastrula

Pada tingkat gastrula, embrio sudah mengandung 3 lapis benih yang terdiri dari sel-sel
yang tersusun di daerah tertuntu tubuh, yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm.Pada tingkat
grastula, baru berupa daerah sel sedangkan pada tingkat gastrula sudah membentuk lapisan yang
sangat jelas.Diferensiasi berlanjut dengan terbentuknya 3 lapis benih yaitu ektoderm sebelah
luar, endoderm sebelah dalam dan mesoderm di tengah.

 Tubulasi

Pada tingkat tubulasi, ketiga lapis benih, sudah berupa bumbung sehingga merupakan
bumbung epidermis yang melingkup seluruh permukaan tubuh. Bumbung saraf bagian depan,
bakal jadi otak dan yang belakang bakal bakal jadi batang saraf punggung. Bumbung endoderm
menjadi lapisan lendir saluran pencernaan, dan bumbung mesoderm akan membentuk otot, alat
dalam dan rongga tubuh. Diferensiasi makin rinci pada tingkat tabulasi.Lapisan ektoderm
membentuk bumbung epidermis/kulit dan bumbung saraf, lapisan endoderm membentuk
bumbung saluran pencernaan, dan lapisan mesoderm membentuk berbagi bumbung dan saluran
pada berbagi alat dalam.

 Organogenesis

Pada tingkat organogenesis, diferensiasi lebih rinci lagi, di sini sudah terbentuk seluruh
macam jaringan dan alat tubuh secara lengkap, sehingga pada saat kelahiran anak sudah dalam
bentuk yang tetap.Pada beberapa Vertebrata rendah, seperti ikan dan amfibi masih ada tingkat
berudu, sebagai bentuk tetap.

Bumbung mengalalami diferensiasi lagi berbentuk berbagai alat.Bumbung saraf membentuk


bagian-bagian otak dengan kuncup indera.Bumbung endoterm berdiferensiasi membentuk
saluran pencernaan dan saluran pernapasaan termasuk kelenjar hati dan pankreas. Bumbung
mesoderm berdiferensiasi membentuk otot , tulang, ginjal, gonad, jaringan pengikat, serta darah
bersama pembuluh dan jantung.

2.5 Tempat Terjadinya Diferensiasi Sel

Diferensiasi terjadi pada tiga tempat, yaitu intra dan ekstrasel, populasi sel serta jaringan
dan alat.

 Diferensiasi intrasel dan ekstrasel

Diferensiasi intrasel terjadi pada organel.Untuk menjadi sel otot terjadi spesialisasi pada
mikrotubul dan mikrofilamen, juga makin banyak terbentuknya mitokondria dibandingkan
dengan sel alin. Pada sel kelenjar penggetah enzim dan lendir terjadi spesialisasi pada retikulum
endoplasma, ribosom dan badan golgi, akan sangat aktif dan banyak mengisi sel.

 Diferensiasi populasi sel, diferensiasi jaringan dan alat.

Diferensiasi populasi sel terjadi pada bahan interseluler dan pertautan sel atau
komunikasi sesama sel sepopulasi.Semua sel sepopulasi mengandung junction yang khas dan
lewatnya dapat dilakukan komunikasi dan distribusi bahan secara merata.Antara sel tetangga
dibentuk semen(cement) untuk merekatkan sel di sebelahnya.Sel sepopulasi atau sejaringan,
biasanya memiliki pertautan/sambungan/junction.Agar kerukunan dan keharmonisan dapat
dipelihara.Pada keadaan biasa, populasi sel dicegah agar tidak terjadi pergerakan pindah
meninggalkan populasinya, yaitu dengan adanya sifat contact inhibition antara selnya.Sementara
itu sel sepopulasi dicegah untuk membelah terus yaitu dengan adanya zat khalon.

Khalon adalah substansi yang sukar diekstrak (glikoprotein dengan berat molekul lebih
kecil dari protein pada umumnya dan dapat merembes masuk sel sacara difusi terikat, bertindak
sebagai koresepsor dalam pengaturan sintesa protein), terdapat dalam jaringan mamalia dan
mempunyai pengaruh anti mitosis dari suatu pengaturan diri yang bergantung pada ketebalan
jaringan yang memproduksinya.Hal ini perlu, agar suatu jaringan tidak terjadi over populasi atau
mengalami hyperplasia (pembelahan berlebihan pada sel dewasa).

Khalon akan terlepas dari jaringan jika terjadi luka sehingga sel di sekitar luka dapat
terdediferansiasi lalu bermitosis sehingga terjadi penyembuhan sel. Sel kanaker tidak
mengandung sifat contact inhibition maupun zat khalon. Oleh sebab itu sel kanker berkeliaran,
tidak diam dan rukun dengan sel tetangga, namun terus bermitosis.Khalon terus bekerja
mengontrol pertumbuhan dan diferensiasi sel pada organogenesis, sehingga terbentuk berbagai
jenis jaringan dan organ. Adanya zat khalon, suatu alat/organ akan tumbuh seimbang dengan
alat/organ lain.

Sel embrio dan sel induk mampu berdifernsiasi.Sel embrio artinya masih pluripoten, sel
dewasa unipoten.Sel induk selalu bersifat muda dan umurnya yang terbatas diperbaharui pada sel
anak.Sel embrio yang terdapat pada seluruh bagian tubuh embrio, sel induk terkandung dalam
berbagai jaringan atau alat/organ sejak embrio sampai dewasa.Pada tumbuhan, sel induk terdapat
pada jaringan meristem, yaitu pada pucuk akar, pucuk batang, cambium.Pada hewan terdapat
dalam gonad, disebut epitel germinal, lapisna benih epidermis/kulit luar, sumsum tulang
kelenjar, lapisan lender saluran pencernaan, saluran pernapasan, kelamin dan saluran kemih; juga
tersebar pada jaringan pengikat di berbagai daerah tubuh.
Sel yang sudah berdiferensiasi tidak mampu lagi bermitosis, namun akan menua. Hal ini
disebabkan Karena sifat kehidupan memiliki umur terbatas, fana, tidak kekal. Pada suatu ketika
sel menua pun akan mati.

2.6 Faktor-Faktor yang menyebabkan terjadinya Diferensiasi Sel

Faktor yang menyebabkan terjadinya diferensiasi sel ada dua yaitu ekstrinsik dan
intrinsic.

 Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar sel. Faktor ekstrinsik terdiri dari
supali bahan metabolis dan elektrolit, gas pernapasan, gravitasi, suhu, sinar matahari, pH, letak
sel dan kadar zat induktor dan mesoderm. Protoplasma, merupakan bahan sel anak, sebagian
besar terdiri dari protein dan lemak.Lemak membina membran bersama protein, sedangkan
protein sendiri membina sebagian besar organel dan bahan produksi.Oleh sebab itu dalam
pertumbuhan dan diferensiasi, sintesa protein memegang peran utama.Arah diferensiasi
ditentukan pada arah atau bentuk sintesa protein.Factor intrinsic dan ekstrinsik diferensiasi di
atas berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sintesa protein.

Contoh diferensiasi sel embrio jadi sel pigmen melanosit.Sel pigmen mengandung
pigmen melamin.Melanin dibentuk dari bahan mentah asam amino fenilalanin, maka diperlukan
enzim tironase. Enzim ini disintesa dalam reticulum endoplasma, lalu disekresi berupa granula
berisi pigmen melanin oleh badan golgi. Enzim tersebut disintesa melalui proses transkripsi
(pencetakan ARN) dan tranlasi (menerjemahkan informasi genetis yang dibawa ARN-m menjadi
untaian asam amino dalam ribosom). Transkripsi dan translasi ditentukan oleh kromatin dalam
inti.Kadar fenilalanin dalam sitoplasma juga ikut menentukan diferensiasi sel induk menjadi
melanosit.

Diferensiasi sel embrio menjadi sel otot dipengaruhi oleh banyak factor dan melalui
proses yang panjang serta menempuh sintesa protein. Mikrofilamen aktin dan myosin adalah
protein.Untuk terbentuknya mikrofilamen diperlukan enzim dan enzim terbentuk melaluisintesa
protein.Pada sel otot banyak mengandung mitokondria yang terdiri dari lemak dan
protein.Diferensiasi sel embrio menjadi sel epidermis melalui tahapan sintesa protein karena
serat keratin yang membina sel tersebut adalah protein.

Diferensiasi untuk menjadi sel kelenjar akan menghasilkan lender, enzim, hormone dan
antibody harus melewati sintesa protein. Bahan-bahan sel yang telah berdifernsiasi mengandung
gabungan protein, lemak atau karbohidrat, diproses dalam mitokondria dan badan golgi.

Jika berbeda jumlah, komposisi dan keisomeran asam amino, maka proteinnya pun akan
berbeda pula. Untuk terbentuknya sejenis protein yang dibina atas beratus-ratus asam amino,
walaupun jenis asam amino hanya sekitar 20 macam, diperlukan banyak enzim.Setiap tingkat
reaksi sssskimia dalam sel, memerlukan enzim khusus. Jenis protein atau bahan protoplasma
yang terbentuk dalam diferensiasi dapat beribu-ribu jenis, maka jenis enzim yang diperlukan
untuk pembentukannya pun berlipat ganda banyaknya, mungkin sampai ratusan ribu jenis

Setiap enzim dikode oleh sejenis gen. jika suatu protein atau bahan protoplasma disintesa
dengan memerlukan lima tahap reaksi, berarti lima jenis enzim maka untuk satu jenis protein itu
perlu ada lima jenis gen.

Pada faktor ekstrinsik kadar dan komposisi bahan yang masuk sel melalui membrane
dapat menjadi faktor difernsiasi. Sampai saat ini belum dapat ditelusuri bentuk kadar dan
komposisi bahan yang tepat untuk mengarahkan pertumbuhan suatu sel. Misalnya pada sel otot
dapat menerima dan mengalirkan rangsang berupa arus listrik serta zat cairan, terutama karena
membrane selnya peka akan perubahan konsentrasinya ion Na+ dan K+ semua itu hanya faktor
genetislah yang memprogram.

Dalam diferensiasi, O2 menentukan arah dan jalan diferensiasi.Sel yang berada di


sebelah luar akan mendapat lebih banyak gas pernafasan daripada sel yang berada di sebelah
dalam tubuh embrio. Oleh sebab itu terjadi perbedaan dalam kadar ATP juga segala aktivitas sel.

Gravitasi berpengaruh pada distribusi bahan dalam sitosol, terutama berpengaruh pada
ovum yang mengandung banyak makanan cadangan yagn disebut deutoplasma atau
yolk.Deutoplasma menumpuk di daerah kutub vegetal, sedangkan di daerah kutub animal sedikit
sekali.Hal ini berakibat pada daerah kutub animal lebih mudah dan lebih sering membelah diri;
sedangkan di daerah kutub vegetal lebih besar-besar selnya dan lebih banyak mengandung
deutoplasma. Dengan adanya dua perbedaan tersebut, maka terjadilah diferensiasi sel. Sel-sel
daerah kutub animal, ovum biasanya akan menjadi jaringan epidermis dan saraf, sedangkan
daerah kutub vegetal akan menjadi lapisan lender, saluran pencernaan yang banyak mengandung
kelenjar sedngkan daerah antara kutub animal dan vegetal akan menjadi sel-sel membina lapisan
mesoderm yang akan menjadi jaringan penunjang, jaringan pengikat dan jaringan otot.

Suhu dapat mempengaruhi arah dan jalan diferensiasi. Diferensiasi bias terjadi melalui
difernsiasi dalam sintesa protein. Proses sintesa protein memerlukan banyak enzim dan enzim
memerlukan suhu media yang optimum, maka mudah dimengerti bahwa variasi pada suhu
lingkugan dapat mempengaruhi arah dan jalan difernsiasi. Faktor pH juga mempengaruhi
diferensiasi. Enzim bekerja optimal pada pH media yang cocok, jika pH naik-turun akan
menyebabkan difernsiasi.

Sinar terutama berpengaruh pada pertumbuhan sel berpigmen, baik pada hewan maupun
tumbuhan. Jika sinar matahari kurang atau tidak ada, pertumbuhan sel pigmen akan tertahan.
Letak sel dalam tubuh embrio dapat menjadi factor difernsiasi. Sel yang letaknya sebelah luar
akan lebih banyak mendapat O2 , namun akan lebih banyak menerima tekanan fisik dan
perubahan suasana lingkungan. Embrio yang sudah menempuh tahap gastrula dan tubulasi
mengandung zat inductor, yang dihasilkan oleh sel-sel lapisan mesoderm.Zat ini menginduksi
pertumbuhan dan difernsiasi jaringan sekitarnya, termasuk jaringan mesoderm sendiri.Jika
lapisan ectoderm yang bakal jadi jaringan saraf dilepaskan dari lapisan mesoderm yang berada di
bawahnya, ternyata ectoderm itu tidak berdiferensiasi jadi jaringan saraf.

 Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam sel.Faktor intrinsik berada dalam
inti dan sitoplasma.Faktor dalam inti adalah kromatin. Faktor dalam sitoplasma sangat kompleks,
terutama berupa enzim, kadar metabolit dan elektrolit, serta komposisi suatu organel.

Hormon menjadi faktor diferensiasi ketika embrio sudah menempuh tahap


organogenesis.Hormon mungkin dihasilkan oleh tubuh embrio sendiri, atau dihasilkan oleh
tubuh induk, yang mengalirkannya ke tubuh embrio melalui plasenta (pada mamalia).Hormon
steroid dapat merembes masuk sel, terus ke dalam inti dan merangsang ADN untuk melakukan
transkripsi atau replikasi untuk persiapan bermitosis.Hormon non-steroid merangsang zat
reseptor pada plasmalemma, dan secara estafet menyampaikan rangsangan kepada ADN inti
untuk aktif bertranskripsi atau replikasi.

Disini pengaruh hormon jelas sekali tampak pada perubahan yang terjadi di daerah
gembungan pada kromatin. Gembungan merupakan daerah gen yang aktif melakukan transkripsi,
mengandung banyak ARN-m dan protein non-histon. Jika gen di daerah gembungan sedang
aktif, berarti ADN-nya dalam keadaan longgar dan pilihannya terbuka (despiralisasi). Ternyata
jika ke dalam sel dimasukkan hormon tertentu maka gembungan itu muncul dan
besar.Terbentuknya gembungan pada daerah tertentu kromatin bergantung pada jenis hormone
yang merembes masuk sel.

Pada keluarga lalat buah (Drosophila) terkenal adanya kromosom raksasa, yang
panjangnya beberapa mm, di bawah mikroskop cahaya tampak jelas mengandung pita-pia
vertical pada kromatin. Pita-pita tersebut merupakan daerah gen. Apabila gen sedang aktif
bertranskripsi maka pada suatu daerah pita-pita tersebut akan menjadi gembungan. Apabila ulat
serangga diberi suntikan hormon pertumbuhan tingkat larva (juvenile hormone), makaakan
tampak gembungan pada daerah tertentu kromatin.Timbulnya gembungan pada beberapa tempat
kromatin sel ulat lalat buah, disebabkan adanya rangsang dari hormon pertumbuhan ulat.

Faktor intrinsik beroperasi dalam tingkat transkripsi dan translasi.Dalam tingkat


transkripsi diferensiasi terjadi oleh pembedaan pada jenis daerah kromatin yang sedang
melakukan transkripsi.Saat interfase kromatin inti berada dalam 2 fase heterokromatin dan
eukromatin.Jika dalam fase hetero, pilinan ADN rapat dan padat , dan non-aktif. Jika dalam fase
eu-pilinan ADN longgar lepas, maka aktif melakukan transkripsi. Menurut pengamatan hanya
sekitar 5% And kromatin dalam suatu sel yang eu pada suatu pertumbuhan. 95% lagi dalam
status hetero. Walau semua sel dalam tubuh embrio mengandung bahan genetis dan susunan gen
yang sama, namun dapat terjadi diferensiasi pada daerah kromatin atau ADN mana yang yang
sedang bertranskripsi.
Dalam proses transkripsi diperlukan enzim ARN-polimerase, nukleosida, fosfat, ATP dan
beberapa elektrolit seperti Na+, Ca+2 dan Mg+2. Difernsiasi dalam tingkat transkripsi mungkin
terjadi karena pembedaan dalam salah satu atau beberapa bahan.

Diferensiasi terjadi pula pada transkripsi karena pembedaan dalam enzim proteinsae yang
melepaskan protein histon dan non-histon dari belitan ADN.Supaya pilinan ADN longgar dan
kedua molekul yang sepasang merenggang, maka perlu kiranya terlebih dahulu histon dan non-
histon yang dililit serta tempatnya membenam terurai.Wilayah mana kromatin dan pada kromatin
mana yang menjadi onggar dapat nerdiferensiasi menurut perbedaan pada penguraian histon non-
histon tadi. Perbedaan supali bahan yang masuk ke dalam inti terutama enzim-enzim, maka akan
berbeda pula kodon pada ARN-m dan pada translasi akan berbeda pula asam amino yang
diuntaikan untuk jadi peptide. Pada suatu protain, beda satu asam amino saja akan beda pula
perilaku dan sifatnya.

Contoh dalam sintesa hemoglobin yang mengandung protein globulin.Hb normal yang
umum pada orang disebut Hb A. dalam Hb terjadi variasi orang yang memiliki Hb C, Hb S, Hb
0.Masing-masing Hb hanya mempunyai perbedaan satu asam amino dari Hb A., lihat tabel 5.1
Hb abnormal. Artinya hanya berbeda pada satu kodogen pada ADN eukromatin, dari ratusan
kodogen lain yang melakukan transkripsi pada bagian eukromatin tersebut. Perbedaan pada
kodogen umumnya terjadi karena mutasi. Mutasi adalah perubahan pada susunan nukleotida
AND terjadi karena gangguan pada suasana lingkungan sel, intra maupun interseluler.

Gen dan ADN banyak yang rangkap dalam sel suatu organism. Artinya ganda dalam
komponen nukleotida maupun dalam transkripsi dan translasi. Jadi gen A yang akan mensintesa
protein A, banyak terdapat dalam suatu inti sel. Hal ini perlu jika suatu ketika sel harus
memproduksi protein yang banyak dalam waktu singkat. Seperti pada sel plasma, harus
menghasilkan anti bodi (imunoglobulin) yang banyak, diperlukan untuk menyerang benda asing
yang masuk tubuh. Gen ganda ini berfungsi sebagai tindakan pengamanan, jika suatu ketika gen
A rusak atau bermutasi dan mutant (hasil mutasi) itu berakibat sangat buruk sehingga dapat
mematikan sel. Jika masih ada cadangan duplikatnya maka transkripsi akan berlangsung normal.
Pembagian kerja antara gen rangkap, sampai saat ini belum diketahui, namun dapat
dibayangkan bahwa perubahan dalam komposisi bahan yang masuk ke dalam inti dapat membuat
diferensiasi dalam transkripsi. Hal ini mungkin jumlah ARN-m dari berbagai gen yang berbeda,
mungkin pula dalam jumlah ARN-m dari atu gen. eksperimen menemukan bahwa jika sel diberi
ARN-polimerase yang diambil dari kromatin sel dewasa yang sudah berdifernsiasi, maka sel itu
hanya mampu mensintesa enzim tertentu, sesuai dengan jenis enzim yang diproduksi oleh sel
dari mana enzim itu diambil.

Transkripsi harus bekerja sama dan berinteraksi antara sitoplasma dan inti/kromatin.
Makin dewasa umur sel makin terspesialisasi bentuk transkripsi untuk sintesa sejenis
protein.Namun potnsi kromatin tetap pluripoten.Oleh sebab itu potensi kromatin untuk
diferensiasi dipengaruhi oleh umur sitoplasma sel bersangkutan. Jika dilakukan pencangkokan
inti blastomer atau inti sel epitel lapisan lender usus ke ovum yang intinya sudah diangkat atau
dibunuh dengan sinar ultraviolet, maka akan tumbuh embrio normal. Hal ini menunjukkan
bahwa kromatin aktif, berarti pluripoten.Namun jika yang dicangkokkan ke dalam ovum adalah
inti gastromer (sel gastrula), maka terjadi berbagai macam embrio yang abnormal dan tidak dapat
melanjutkan pertumbuhan (mati).

Tabel 2.1 Hb Abnormal

Antara gen terjadi interaksi dalam transkripsi suatu jenis protein atau suatu jenis karakter
anatomi-fisiologi. Ada karakter yang ditumbuhkan oleh 1 gen, namun banyak pula karakter yang
ditumbuhkan oleh banyak gen, namun banyak pula karakter yang ditumbuhkan oleh banyak gen
yang bekerja sama dan berinteraksi. Tinggi tubuh, warna kulit/bulu adalah contoh karakter yang
ditumbuhkan oleh banyak gen. jika salah satu gen tidak bekerja atau bermutasi maka karakter
yang mereka tumbuhkan akan beda dari asal, sehingga menyebabkan difernsiasi.

Hetero- atau eu-kromatinnnya bahan genetis dalam sel berdiferensiasi menurut umur
embrio. Embrio orang mengandung Hb F (f= fetus, janin) dan setelah alhir digantikan oleh Hb A.
berarti gen Hb berubah keaktifannya setelah embrio lahir. Alat tubuh masa embrio banyak
perbedaannya dengan masa anak dan dewasa. Katak, waktu berudu bernafas dengan insang,
berekor dan tidak berkaki, ampas metabolisme protein berupa NH4OH2 pemakan tumbuhan
vegetarian, sedangkan saat dewasa bernafa dengan paru dan kulit, tak berekor, berkaki, ampas
metabolisme (eksresi) berupa urea dan karnivora. Maka dengan melihat kenyataan, anatomi
tubuhnya berbeda saat berudu dan dewasa. Artinya gen yang aktif saat embrio berbeda dengan
yang aktif saat dewasa. Jadi, diferensiasi transkripsi terjadi sesuai dengan umur sel.

2.7 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Diferensiasi Sel

Diferensiasi embrionik sel dipengaruhi beberapa faktor, antara lain kontrol gen, hormon
sistemik, letaknya, pertumbuhan pertumbuhan lokal, dan matriks protein. Pengaturan tahap
diferensiasi tergantung pada faktor-faktor tersebut. Selain itu, growth factors juga mempengaruhi
proses diferensiasi sel.

 Kontrol gen

Seperti pada kebanyakan sel yang berdiferensiasi, perbedaan yang terdapat diantara sel-
sel lain bukan disebabkan oleh peningkatan atau pembuangan gen. Perbedaan sel tersebut
disebabkan sel mengekspresikan gen yang berbeda. Gen diaktifkan dan dimatikan untuk
mengatur sintesis produk gen. Fakta mengatakan bahwa banyak tahap “keputusan” penting
diferensiasi dalam embriogenesis di bawah kontrol transkripsional (pengontrolan pembentukan
mRNA).

 Asam retinoat
Salah satu yang berperan dalam diferensiasi sel antara lain adalah asam retinoat yang
berasal dari vitamin A. Asam retinoat berfungsi untuk mendorong pertumbuhan dan diferensiasi
normal jaringan epitel.

 Growth factor

Growth factor yang mempengaruhi proses diferensiasi sel adalah BMP-4 (Bone
Morphogenic Protein). BMP-4 memiliki peran penting dalam pembentukan tulang.Pada amfibi,
BMP-4 aktif pada sel yang berada pada ventral gastrula. Pada saat pertumbuhan embrio, terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tersebut, antara lain:

1. Faktor genetic
2. Faktor nutrisi
3. Faktor lingkungan

Pada saat proses diferensiasi sel telah tercapai, kondisi sel harus dijaga. Hal tersebut
dilakukan melalui kombinasi berbagai faktor, yaitu:

 Cell memory yang terdapat dalam genome.


 Interaksi dengan sel-sel terdekat, melalui faktor parakrin.
 Sekresi berbagai faktor (faktor autokrin), termasuk faktor tumbuh.
BAB III
PENUTUP

.      Dari uraian makalah ini, diperoleh kesimpulan bahwa sel merupakan unit
kehidupan makhluk hidup. Setiap sel melakukan aktivitasnya masing-masing
layaknya individu. Sel melakukan reproduksi layaknya makhluk hidup. Baik secara
amitosis, mitosis, meiosis. Banyak sekali kegunaan reproduksi ini seperti, pada sel
meristem tumbuhan berfungsi untuk pertumbuhan, sedangkan pada sel epitel
manusia untuk menggantikan sel-sel yang rusak atau sudah tua dan lainnya

Anda mungkin juga menyukai