MENGALAMI PENYAKIT MENINGITIS
Oleh
NIM : 18235101035
RUANG : 2A
1. Definisi
Meningitis adalah radang pada menings ( membran yang mengelilingi otak
dan medula spinalis ) dan disebabkan oleh virus, bakteri, atau jamur.Meniningitis
merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya di timbulkan dari mikroorganisme
pneuomonik, meningokok, stafilokok, stretokok, hemophilus infuenza dan bahan
aseptis. (Wijaya, 2013, hal. 24)
Meningitis bakterialis adalah suatu infeksi purulen lapisan otak yang pada
orang dewasa biasanya hanya terbatas di dalam ruang subraknoid, namun pada bayi
cenderng meluas sampai ke rongga subdural sebagai suatu efusi atau empiema
subdural atau bahkan ke dalam otak. (Nurarif, 2016, hal. 114)
2. Patofisiologi
Meningitis umumnya dimulai dalam bentuk inflamasi piaaraknoid, yang
dapat berlanjut dengan timbul kongesti pada jaringan sekitarnya dan kerusakan
sebagian sel saraf.
Mikroorganisme secara khas masuk ke dalam sistem saraf pusat (SSP) melalui salah
satu dari empat jalur ini:
3.Etiologi
4.MANIFESTASI KLINIS
5.KOMPLIKASI
1. Hidrosefalus obstruktif
2. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
3. Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal bilateral)
4. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
5. Efusi subdural
6. Kejang
7. Edema dan herniasi serebral
8. Cerebral palsy
9. Gangguan mental
10. Gangguan belajar
11. Attention deficit disorder
6.PENATALAKSANAAN MEDIS
Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu
menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna
sebagai bahan kolaborasi dengan tim medis. Secara ringkas penatalaksanaan
pengobatan meningitis meliputi pemberian antibiotic yang mampu melewati barier darah
otak ke ruang subarachnoid dalam konsentrasi yang cukup untuk menghentikan
perkembangbiakan bakteri. Baisanya menggunakan sefaloposforin generasi keempat
atau sesuai dengan hasil uji resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih efektif
digunakan.
1. Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24 jam, oral, 2x sehari maksimal 500 mg selama 1 setengah
tahun.
2. Rifampisin 10-15 mg/kgBB/24 jam, oral, 1 x sehari selama 1 tahun.
3. Streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x sehari selama 3 bulan.
Obat anti-infeksi (meningitis bakterial):
1. Antikonvulsi, Diazepam IV; 0,2-0,5 mgkgBB/dosis, atau rectal: 0,4-0,6 mg/kgBB, atau
fenitoin 5 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari atau Fenobarbital 5-7 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari.
2. Antipiretik: parasetamol/asam salisilat 10 mg/kgBB/dosis.
3. Antiedema serebri: Diuretikosmotik (seperti manitol) dapat digunakan untuk mengobati
edema serebri.
4. Pemenuhan oksigenasi dengan O2.
5. Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik: pemberian tambahan volume
cairan intravena.
PENGKAJIAN
Pengkajian keperawatan
Pengkajian merupakan tahap awal dan landasan proses keperawatan.
Diperlukan pengkajian cermat untuk mengenal masalah pasien, agar dapat
memberikan tindakan keperawatan. Keberhasilan proses keperawatan sangat
tergantung pada kecermatan dan ketelitian dalam tahap pengkajian (Muttaqin,
2008).
a. Identitas
1) Identitas pasien terdiri dari: nama, umur, jenis kelamin, status
perkawinan, agama, suku/ bangsa, pendidikan, perkerjaan dan alamat.
2) Indentitas penanggung jawab terdiri dari: nama, hubungan dengan
klien, pendidikan, prkerjaan dan alamat.
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan Utama
Biasanya pasien datang dengan keluhan utamanya demam, sakit
kepala, mual dan muntah, kejang, sesak nafas, penurunan tingkat
kesadaran
c. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan umum
Pada pemeriksaan keadaan umum, kesadaran klien meningitisbiasanya bersekitar pada
tingkat letargi, stupor, dan semikomatosa
DIAGNOSA KEPERAWATAN
NOC
Setelah dilakukan tindakan
kepewatan diharapkan tingkat
resiko ketidakefektifan perfusi
jaringan otak berkurang
dengan
Perfusi jaringan serebral
Indikator:
1. Tidak ada deviasi darikisaran normal tekanan intrakranial
2. Tidak ada saki kepala
3. Tidak ada keadaan pingsan
4. Tidak ada refleks saraf terganggu
NIC
Edema serebra
1. Monitor adanyakebingungan perubahan pikiran, keluhan pusing,pingsan
2. Monitor setatus neurologidengan ketat dan bandingandengan nilai normal
3. Monitor TTV
4. Monitor TIK dan CPP
5. Monitor setatus pernafasanfrekuensi, irama kedalaman pernafasan PaO2,
PCO2,pH,bikarbonat
6. Catat perubahan pasien dalam merespon terhadapstimulus
7. Berikan anti kejang, sesuai kebutuhan
8. Hindari fleksi leher
9. Latihan roam pasif
10. Monitor intake dan out putMonitor tekanan intra kranial
(TIK)
1. Monitor tekanan darah keotak
2. Monitor pasien TIK danreaksi perawatan sertaneurologis serta rangsanganlingkungan
3. Pertahankan setrilitas system pemantauan
4. Periksa pasien ada tidak adanya gejala kaku kuduk
5. Berikan antibiotic
6. Letakkan kepala dan posisi pasien dalam posis netral,hindari fleksi pinggang yang
berlebihan
7. Berikan ruang perawatan agar menimalkan elifasi TIK
8. Monitor CO2 dan pertahankan palemeter yang di tentukan
NOC
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan di harapkan
ketidaefektifan bersihan jalan
nafas
Kriteria hasil
1. Mendemonstrasikan batukefektif dan suara nafas yangbersih, tidak ada sianosisdan
dyspnea (mampumengeluarkan sputum,mampu bernafas denganmudah, tidak ada pursed lips)
2.Menunjukkan jalan nafasyang paten (klien tidakmerasa tercekik, irama nafas,frekuensi
pernafasan dalamrentang normal, tidak ada suara nafas abnormal
NIC
Airway suction
1. Pastikan kebutuhan oral /tracheal suctioning
2. Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning
3. Informasikan pada klien dankeluarga tentang suctioning
4. Minta klien nafas dalam sebelum suctioning dilakukan
5. Berikan O2 dengan menggunakan nasal untuk memfasilitasi suction nasotrakeal
6. Gunakan alat yang steril setiap melakukan tindakan
NOC
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan di harapkan
ketidakefektifan pola nafas
Kriteria hasil :
1. Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan
dyspnea(mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada
pursed lips)
2. Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi
pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal) Tanda – tanda vital dalam
batas normal
NIC
Airway management
1. Buka jalan nafas dengan menggunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
2. Posisikan apsien untuk memaksimalkan ventilasi
3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
4. Pasang mayo bila perlu
5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
6. Keluarkan secret dengan batuk atau suction
7. Auskulatsi suara nafas catat adanya suara nafas tambahan
8. Lakukan suction pada mayo
9. Berikan bronkodilator bila perlu
10. Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl lembab