OLEH
KELOMPOK 5:
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyusun makalah “PERTUMBUHAN SEL DAN
DEFERENSISAL” Dengan baik. Selesainya pemyusunan ini berkat bantuan , bimbingan,
pengarahan, petunjuk, dorongan, dan bantuan moril maupun material dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terimaksih kepada :
1. PARLINDUNGAN PURBA,SH, MM, selaku ketua yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr.IVAN ELISABETH PURBA,M.KES, selaku rector Universitas Sari Mutiara
Indonesia
3. TARULI SINAGA SP.M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Medan
4. Ns.RINCO SIREGAR,S.Kep, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan
Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Medan
5. Bapak Ns.JOHANSEN HUTAJULU, AP, S.Kep, M.Kep, Ph.D, selaku Dosen Pengajar
yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada kelompok dalam
menyelesaikan makala ini.
Tim penulis menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi
maupun susunannya, untuk tim penulis akan membuka diri terhadap kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak dami kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat dari pembaca dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khusunya
dibidang keperawatan. Akhir kata tim penulis mengucapkan terimaksih.
Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
2. Metafse
Kromosom-kromosom menjadi sangat padat. Kromosom berbaris disepanjang ekuator sel
sebagai akibat dari pelekatannya ke mikrotubulus kinetokor gelendong mitosis yang
memancar dari kedua kutub gelendong. Mikrotubulus kinetokor mengarahkan pergerakan
kromosom ke arah bagian tengah sel, membentuk metafaseatau lempeng ekuator
3. Anafase
Selama fase ini, pasangan-pasangan kromatid berpisah di sentroner karena kerja enzim,
dan masing-masing kromotid kini menjadi kromosom tersendiri. Kromosom-kromosom
ini kini memulai bermigrasi ke kutub sel yang berlawanan, ditarik oleh mikrotubulus
kinetokor yang memendek, yang melekat ke sentromer. Kromosom yang bermigrasi atau
tertarik ini memperli8hatkan bentuk V disel. Pada anafse tahap lanjut, muncul alur
pembelahan (cleavage furrow) dimembran sel dibagian ekuator, yang menunjukkan
tempat sel akan terbelah.
4. Telofase
Ini adalah fase akhir mitosis, fase inin dimulai ketika kromosom-kromosom
menyelesaikan migrasi ke sisi gelendong mitosis yang berlawanan, dan kromosm menipis
kembali menjadi kromatin interfase. Nukleolus muncul kembali, dan retikulum
endoplasma kasar mulai membentuk selubung nukleus baru. Terbentuk konstriksi
sitoplasma oleh cincin kontrak yang terdiri atas filamen-filamen aktin, yang akan menjadi
tempat pembelahanu untuk memisahkan sel-sel anak. Kemudian terjadi pemisahan sel-sel
anak. Sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma menjadi dua sel yang secaragenetis
identik.
5. Interfase
Sel-sel siap untuk memulai interfase baru. Kromosom terurai kembali sehingga tampak
sebagai materi kromatid dinukleus. Pembelahan sel yang terjadi menghasilkan dua sel
anak yang kndungan genetiknmya identik dengan sel induk
Telofase I
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari meisis I tampak behwa kromosom telah berkumpul di
kurub-kutub pembelahan. Keadaan ini kemudian disusul dengan pembentukan membran inti dan
pemisahan sitoplasma. Setelah itu kromosom akan mulai membentuk benang-benang tipis
sehingga tidak tampak khas seperti bentuk kromosom umumnya seperti yang terjadi pada
mitosis.
Interfase
Tahap ini merupakan tahap antara meiosis I dan meiosis II yang berlangsung sangat pendek dan
tidak terjadi replikasi kromosom. Dengan demikian, kromosom dalam sel ini merupakan
kromosom hasil pembelahan meiosis I yang jumlahnya hanya separuh dari kromosom induknya.
Profase II
Tahap ini merupakan tahap awal dari meiosis II yang dimulai dengan terbentuknya spinter, aster,
pergeseran sentriol ke kutub pembelahan dan perubahan lain seperti yang terjadi dalam mitosis.
Metafase II
Pada tahap ini juga terjadi pengumpulan kromosom pada bidang edukator seperti yang terjadi
dalam mitosis sehingga terjadi pemisahan pasangan kromosom yang masing-masing akan
tersusun pada sisi yang berlawanan.
Anafase II
Seperti yang terjadi dalam mitosis di sini akan terjadi pergeseran kromosom ke arah kutub
pembelahan masing-masing. Pada tahap ini pun membran sel telah mulai berubah bentuk
menjadi lebih lonjong.
Telofase II
Kromosom telah berkumpul pada kutub-kutub pembelahan dan diikuti pembentukan membran
inti serta pemisahan sitoplasma. Dengan berakhirnya tahap ini maka selesailah pembelahan
meiosis dengan menghasilkan 4 buah sel yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom
separuh dari sel induknya.
meiosis yang terjadi pada sel-sel kelamin manusia pada dasarnya terdiri
dari dua macam yaitu :
1. Pada pria dimana dari satu sel spermatogonium akan terjadi dua sel spermatosit primer
dengan cara mitosis dan tiap sel spermatosit primer ini akan menjadi dua sel spermatosit
sekunder melalui proses meiosis I dan akhirnya akan menjadi 4 buah spermatid pada
meiosis II. Tiap-tiap spermatid akan mengalami proses pematangan dengan terjadinya
penambahan ekor, akromosom dan lain-lainnya sehingga terbentuk spermatozoa.
2. Pada wanita yang satu sel oogoniumnya menjadi dua sel oosit primer akan mengalami
meiosis I menjadi satu oosit sekunder dan satu polosit dan akhirnya pada meiosis II akan
terjadi satu ootid dan tiga buah polosit atau dinamakan polar bodies dari sel telor. Ootid
ini kemudian akan bertumbuh dan mengalami pematangan menjadi ovum.
B. Diferensiasi Sel
3.1 Pengertian diferensiasi Sel
Diferensiasi sel adalah suatu perubahan sel dimana sel yang telah mencapai volume
pertumbuhan akhir menjadi terspesialisasi sesuai fungsinya menghasilkan jenis jaringan,
organ atau organisme baru. Diferensiasi meliputi 2 hal :
2. Semua sel anak mula-mula memperoleh semua informasi genetik, tetapi bila pada
jaringan tertentu tidak diperlukan lagi akan mengalami degenerasi.
3. Semua informasi genetik diwariskan sama banyak, tetapi pada jaringan tertentu
informasi tersebut dilipat gandakan.
Selain disebabkan oleh perbedaan aktivitas gen tersebut diatas, diferensiasi juga dapat
disebabkan karena :
c). Letak sel dalam jaringan. (digunakan dalam teknik kultur jaringan).
Khusus dalam kaitannya dengan diferensiasi sel pada hewan atau manusia, setelah zigot
terbentuk akan berkembang menjadi morula dan kemudian berkembang lagi menjadi
blastula. Blastula kemudian akan berkembang lagi mejadi gastrula. Pada tahap gastrula
ini lah akan terbentuk 3 lapisan baru yaitu : Ektoderm, Mesoderm, dan Endoderm.
Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf dan alat indera.
Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otok, rangka, alat reproduksi, alat peredaran
darah dan alat ekskresi. Sedangkan endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat
pencernaan dan alat pernapasan seperti paru-paru.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan:
1. Pertumbuhan dan perkembangan setiap makhluk hidup tergantung dari
pertumbuhan sel dan perbanyakan sel. Hal ini berlaku baik untuk makhluk hidup
uniseluler maupun multiseluler.
Tahap-tahap pertumbuhan sel meliputi:
- Tahap G1 (first gap phase)
- Tahap S (synthetic phase
- Tahap G2 (second gap phase)
B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca agar memberi masukan utnuk membangun dan
menyempurnakan makalah ini, karena makalah ini masih jauh dari sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Juwono & dr. Achmad Zulfa Juniarto. 2012. Biologi Sel. Jakarta: EGC
Victor P. Eroschenko. 2016. Atlas Histologi Difiore. Jakarta: Egc
BUKTI REFERENSI