Anda di halaman 1dari 18

PERTUMBUHAN SEL DAN DIFERENSIAL

OLEH

KELOMPOK 5:

1. LIA PERMATA SARI SIREGAR


2. MELANIA SYAFITRI
3. FEBRINA M SIHOMBING
4. DARMAN SEVENTINUS

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS FARMASI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA INDONESIA
MEDAN 2018
KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat rahmat dan karunia-
Nya sehingga kami dapat menyusun makalah “PERTUMBUHAN SEL DAN
DEFERENSISAL” Dengan baik. Selesainya pemyusunan ini berkat bantuan , bimbingan,
pengarahan, petunjuk, dorongan, dan bantuan moril maupun material dari berbagai pihak.
Pada kesempatan ini kelompok mengucapkan terimaksih kepada :
1. PARLINDUNGAN PURBA,SH, MM, selaku ketua yayasan Sari Mutiara Medan.
2. Dr.IVAN ELISABETH PURBA,M.KES, selaku rector Universitas Sari Mutiara
Indonesia
3. TARULI SINAGA SP.M.KM, selaku Dekan Fakultas Farmasi dan Ilmu Kesehatan
Universitas Sari Mutiara Medan
4. Ns.RINCO SIREGAR,S.Kep, selaku Ketua Program Studi Ners Fakultas Farmasi dan
Ilmu Kesehatan Universitas Sari Mutiara Medan
5. Bapak Ns.JOHANSEN HUTAJULU, AP, S.Kep, M.Kep, Ph.D, selaku Dosen Pengajar
yang telah memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada kelompok dalam
menyelesaikan makala ini.
Tim penulis menyadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari isi
maupun susunannya, untuk tim penulis akan membuka diri terhadap kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak dami kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
bermanfaat dari pembaca dan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khusunya
dibidang keperawatan. Akhir kata tim penulis mengucapkan terimaksih.

Medan, 8 Juni 2018


Penulis

Kelompok 5
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ........................................................................................1


1.2 Rumusan masalah ...................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ....................................................................................1

BAB II TINJAUAN TEORITIS


A. Pertumbuhan sel .............................................................................................2
2.1. Pengertian pertumbuhan sel .....................................................................2
2.2. Pembelahan Sel Mitosis ...........................................................................3
2.3. Pembelahan sel Meiosis ...........................................................................4
B. Diferensiasi Sel ................................................................................... ...............8
3.1 Pengertian diferensiasi Sel ........................................................................8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...............................................................................................10
3.2 Saran.........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan dan perkembangan setiap makhluk hidup tergantung dari pertumbuhan sel
dan perbanyakan sel. Hal ini berlaku baik untuk makhluk hidup uniseluler maupun
multiseluler. Pembelahan pada makhluk hidup uniseluler berarti pula reproduksi karena
akan terjadi dua makhluk hidup yang berasal dari satu sel induk, sedangkan pada
makhluk hidup multiseluler pembelahan sel sangat penting untuk pertumbuhan makhluk
hidup dari muda sampai dewasa.
Setelah sel mengalami perumbuhan pertumbuhan maka sel akan mengalami pembelahan
sehingga menjadi dua sel muda yang kemudian juga kembali mengalami pertumbuhan sel
dewasa. Pada dasarnya dalam periode pembelahan sel ini satu sel induk akan menjadi dua
sel keturunannya dan secara garis besarnya pada makhluk hidup multiseluler akan terjadi
dua macam cara pembelahan iniialah pada jumlah kromosom yang dihasilkan setealh
pembelahan sel dimana pada mitosis jumlah kromosom sel-sel keturunannya akan sama
dengan jumlah kromosom sel induk, sedangkan pada meiosis jumlah kromosom sel
keturuannnya hanya separuh dari jumlah kromosom sel induknya.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan pertumbuhan sel?
2. Proses Pembelahan Sel Mitosis
3. Proses Pembelahan sel Meiosis
4. Apa itu Diferensiasi Sel ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa itu pertumbuhan sel
2. Untuk mengetahui bagaimana proses Pembelahan Sel Mitosis
3. Untuk mengetahui bagaimana proses Pembelahan sel Meiosis
4. untuk mengetahui apa itu Diferensiasi Sel
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Pertumbuhan sel
2.1. Pengertian sel
Pertumbuhan dan perkembangan setiap makhluk hidup tergantung dari pertumbuhan sel dan
perbanyakan sel. Hal ini berlaku baik untuk makhluk hidup uniseluler maupun multiseluler.
Pembelahan pada makhluk hidup uniseluler berarti pula reproduksi karena akan terjadi dua
makhluk hidup yang berasal dari satu sel induk, sedangkan pada makhluk hidup multiseluler
pembelahan sel sangat penting untuk pertumbuhan makhluk hidup dari muda sampai dewasa.
Pada makhluk hidup uniseluler tubuhnya akan menglami pertumbuhan dan setelah mencapai
ukuran maksimal akan mengalami pembelahan sel sehingga jumlah makhluk hidup ini akan
bertambah banyak atau apabila lingkungan tidak memungkinkan maka makhluk hidup ini akan
mati.
Pada makhluk hidup multiseluler kematian sel jaringan terntentu juga akan terjadi yang dapat
disebabkan oleh karena umur selnya atau disebabkan oleh berbagai macam hal. Setelah satu sel
membelah menjadi dua maka masing-masing sel akan masuk dalam stadium interfase dan
kemudian akan mengalami pertumbuhan sel sehingga menjadi dewasa serta siap untuk
mengadakan pembelahan kembali.
Tahap-tahap pertumbuhan sel meliputi:
1. Tahap G1 (first gap phase), yang dimulai dari sel muda yang baru saja membelah. Pada
kebanyakan sel, tahap ini membutuhkan waktu antara 3-4 jam, tetapi ada juga beberapa
jenis sel yang membutuhkan beberapa hari sampai beberpa bulan atau beberapa tahun.
Perbedaan waktu pada tahap inilah yang mennyebabkan perbedaan waktu pada tahap
inilah yang menyebabkan perbedaan waktu siklus sel antara sel yang satu dengan sel
lainnya.
Pada tahap ini akan terjadi sintesis RNA yang kemudian diikuti oleh sintesis protein
sehingga sitoplasma akan bertambah banyak dan sel akan bertumbuh. Sintesis RNA
mula-mula terjadi dalam inti sel dimana molekul RNA terbentuk berdasarkan model
molekul DNA yang ada dalam inti sel sehingga sifat-sifat RNA juga akan spesifik sesuai
dengan spesies makhluk hidup dan dengan demikian protein yang akan disintesis oleh
RNA juga bersifat spesifik.
2. Tahap S (synthetic phase), dimana terjadi proses sintesis DNA yang pada umumnya
berlangsung selama 7-8 jam . tetapi sebenarnya dalam tahap ini sintesis RNA masih tetap
berjalan terus walaupun tidak dominan.
3. Tahap G2 (second gap phase), merupakan tahap akhir dari pertumbuhan sel yang
kemudian akan disusul dengan pembelahan sel. Tahap ini hanya berlangsung sekitar 2-5
jam dan dalam tahap ini masih juga terjadi sintesis RNA. Dari hasil penelitian dikatakan
bahwa sintesis RNA akan mulai mengurang pada tahap ini dan akan berhenti pada saat
pembelahan sel dimulai.

2.2. Pembelahan Sel Mitosis


Pada dasarnya mitosis terjadi beberapa tahap yang meliputi:
1. Profase
Selama fase mitosis yang panjnagn ini, kromosom memadat dan dapat terlihat secara
histologi. Masing-masing kromosom terdiri atas dua kromatid (sister chromatids) yang
secara genetis identik dan menyatru di suatu bagian yang menyempit, yang disebut
sentromer. Seiring pemadatan kromosom, selubung inti (nuclear envelope)dan nukleolus
lenyap (terfragmentasi) sehingga hanya fragmen-fragmen yang terlihat. Sentrososm
membelah, dan sentriol bermigrasi ke kutub-kutub sel yang berlawanan untuk
membentuk mikrotubulus gelendong mitosis (mitotic spindel)gelendong mikrotubulus
terus tumbuh ke arah kromosom dan sebagian diantaranya melekat ke suatu kompleks
protein berbentuk lempeng yang disebut kinetokor (kinetochore) , yang muncul dikedua
sisi kromosom mikrotubulus kinetokor ini akhirnya menjajarkan kro mosom-
kromosom dibagian tengah sel.b mikrotubulus yang melekat ke kromosom kentokor
menjasdi mikrotubulus polar.

2. Metafse
Kromosom-kromosom menjadi sangat padat. Kromosom berbaris disepanjang ekuator sel
sebagai akibat dari pelekatannya ke mikrotubulus kinetokor gelendong mitosis yang
memancar dari kedua kutub gelendong. Mikrotubulus kinetokor mengarahkan pergerakan
kromosom ke arah bagian tengah sel, membentuk metafaseatau lempeng ekuator

3. Anafase
Selama fase ini, pasangan-pasangan kromatid berpisah di sentroner karena kerja enzim,
dan masing-masing kromotid kini menjadi kromosom tersendiri. Kromosom-kromosom
ini kini memulai bermigrasi ke kutub sel yang berlawanan, ditarik oleh mikrotubulus
kinetokor yang memendek, yang melekat ke sentromer. Kromosom yang bermigrasi atau
tertarik ini memperli8hatkan bentuk V disel. Pada anafse tahap lanjut, muncul alur
pembelahan (cleavage furrow) dimembran sel dibagian ekuator, yang menunjukkan
tempat sel akan terbelah.

4. Telofase
Ini adalah fase akhir mitosis, fase inin dimulai ketika kromosom-kromosom
menyelesaikan migrasi ke sisi gelendong mitosis yang berlawanan, dan kromosm menipis
kembali menjadi kromatin interfase. Nukleolus muncul kembali, dan retikulum
endoplasma kasar mulai membentuk selubung nukleus baru. Terbentuk konstriksi
sitoplasma oleh cincin kontrak yang terdiri atas filamen-filamen aktin, yang akan menjadi
tempat pembelahanu untuk memisahkan sel-sel anak. Kemudian terjadi pemisahan sel-sel
anak. Sitokinesis adalah proses pembagian sitoplasma menjadi dua sel yang secaragenetis
identik.
5. Interfase
Sel-sel siap untuk memulai interfase baru. Kromosom terurai kembali sehingga tampak
sebagai materi kromatid dinukleus. Pembelahan sel yang terjadi menghasilkan dua sel
anak yang kndungan genetiknmya identik dengan sel induk

2.3. Pembelahan sel Meiosis


Pembelahan reduksi atau meiosis terjadi dalam tubuh makhluk hidup dan diperlukan untuk
serana berkembangan biak. Meiosis ini terjadi pada sel-sel kelamin makhluk hidup sehingga
nantinya sel-sel keturunannya akan mempunyai jumlah kromosom sel induk . sel kelamin yang
dihasilkan mempunyai jumlah kromosom separuh nantinya akan bergabung dengan sel kelamin
dari jenis lawannya dalam proses konsepsi/pembuahan untuk selanjutanya membentuk zigot
yang mempunyai jumalah kromosom sama dengan jumlah kromosom dari sel-sel makhluk hidup
induknya .
Pembelahan reduksi atau meiosis ini mempunyai tahapan yang lebih kompleks dari pada
dasarnya meliputi :
Pembelahan I
 Profase – preleptotene
- Leptotene
- Zygotene
- Pachytene
- Diplotene
- Diakenesis
 Prometafase I
- Metafase I
- Anafase I
- Telofase I
Pembelahan II
- Prometafase
- Metafase II
- Anafase II
- Telofase II
Tahapan meiosis dan mitos
Pada bagan diatas jelas bahwa tahapan meiosis terlihat lebih kompleks dari pada mitosis.
profase 1
Tahap profase 1 ini merupakan tahap yang paling menentukan dalam proses meiosis karena
dalam tahap ini terjadi beberapa perubahan mendesar di antaranya adalah pembentukan
kromosom homolog, pertukaran bahan- bahan genetik, dan sebagainya .
preleptotene
Tahap ini berupakan tahap awal dari profase 1 dimana benang – benang kromosom masih
tampak tipis dan sukar diamati , hanya kromosom seks yang tampak agak nyata.
leptotene
Benang kromosom mulai kelihatan lebih tebal sehingga tampak sebagai benang panjang dengan
penebalan yang lebih terlihat pada beberapa bagian karena adanya kromomer. Bila ia mati
dengan microskop elektron kromosom masih tampak sebagai dua kromatid yang saling nempel.
Zygotene
Pada tahap ini kromosom mulai tampak lebih jelas dimana kromosom yang homolog akan
berpasangan secara lebih rapi yang berarti kromomer yang homolog akan berpasangan.
Pachytena
Pada tahap ini pasangan kromosom telah lebih sempurna dan kemudian diikuti oleh adanya
pemendekat kromosom sehingga lebih terlihat tebal dan sudah jelas adanya sendromer.dalam
tahap ini akan terjadi pertukaran bahan-bahan genetika proses crossing over pada kromosom
yang homolong
Dyplotene
Pada tahap ini terjadi pemisahan kromosom homolong yang tadinya menempel satu sama lain
hingga akan terjadi renggang. Pemisahan ini tidak terjadi secara sempurna karena diantara kedua
kromosom terdapat bagian yang masih menempel atau terdapat perlekatan yang disebut
chismata dimana terjadi proses crossing over.
Tahap pachytene dan diplotene merupakan tahap yang paling menentukan karena pada kedua
tahap ini terjadi pertukaran bahan-bahan genetika dalam kromosom sehingga akan menentukan
sifat yang akan diturunkan kepada generasi berikutnya, oleh karena itu kedua tahap ini dapat
berlangsung sangat lama dapat berhari-hari dapat pula sampai bertahun-tahun.
Diakenesis
Pada tahap ini kromosom mengalami pendekatan sehingga tampak lebih jelas tetapi masih
tersebar dalam inti dan dalam masa ini terjadi terminalisasi chiasmata dimana chiasmata akan
bergerak menuju keujung kromosom. Sementara itu nukleolus mulai menghilang.
Metafase I
Seperti hanya pada mitosis pada tahap metafase ini kromosom akan tampak tersusun di bidang
edukator dan mulai pemisahan kromosom hanya bedanya dengan mitosis pada meiosis pasangan
kromosom tidak terpisah tetapi tetap merupakan satu kesatuan.
Anafase I
Kromosom yang berada pada bidang ekuator akan mulai bergerak menuju kekutub pembelahan
sehingga akan semakin jelas bahwa pasangan kromosom sebelah kiri akan menuju kekutub kiri
sedang pasangan homolognya akan menuju kekutub sebelah kanan.

Telofase I
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari meisis I tampak behwa kromosom telah berkumpul di
kurub-kutub pembelahan. Keadaan ini kemudian disusul dengan pembentukan membran inti dan
pemisahan sitoplasma. Setelah itu kromosom akan mulai membentuk benang-benang tipis
sehingga tidak tampak khas seperti bentuk kromosom umumnya seperti yang terjadi pada
mitosis.
Interfase
Tahap ini merupakan tahap antara meiosis I dan meiosis II yang berlangsung sangat pendek dan
tidak terjadi replikasi kromosom. Dengan demikian, kromosom dalam sel ini merupakan
kromosom hasil pembelahan meiosis I yang jumlahnya hanya separuh dari kromosom induknya.
Profase II
Tahap ini merupakan tahap awal dari meiosis II yang dimulai dengan terbentuknya spinter, aster,
pergeseran sentriol ke kutub pembelahan dan perubahan lain seperti yang terjadi dalam mitosis.
Metafase II
Pada tahap ini juga terjadi pengumpulan kromosom pada bidang edukator seperti yang terjadi
dalam mitosis sehingga terjadi pemisahan pasangan kromosom yang masing-masing akan
tersusun pada sisi yang berlawanan.
Anafase II
Seperti yang terjadi dalam mitosis di sini akan terjadi pergeseran kromosom ke arah kutub
pembelahan masing-masing. Pada tahap ini pun membran sel telah mulai berubah bentuk
menjadi lebih lonjong.
Telofase II
Kromosom telah berkumpul pada kutub-kutub pembelahan dan diikuti pembentukan membran
inti serta pemisahan sitoplasma. Dengan berakhirnya tahap ini maka selesailah pembelahan
meiosis dengan menghasilkan 4 buah sel yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom
separuh dari sel induknya.
meiosis yang terjadi pada sel-sel kelamin manusia pada dasarnya terdiri
dari dua macam yaitu :
1. Pada pria dimana dari satu sel spermatogonium akan terjadi dua sel spermatosit primer
dengan cara mitosis dan tiap sel spermatosit primer ini akan menjadi dua sel spermatosit
sekunder melalui proses meiosis I dan akhirnya akan menjadi 4 buah spermatid pada
meiosis II. Tiap-tiap spermatid akan mengalami proses pematangan dengan terjadinya
penambahan ekor, akromosom dan lain-lainnya sehingga terbentuk spermatozoa.
2. Pada wanita yang satu sel oogoniumnya menjadi dua sel oosit primer akan mengalami
meiosis I menjadi satu oosit sekunder dan satu polosit dan akhirnya pada meiosis II akan
terjadi satu ootid dan tiga buah polosit atau dinamakan polar bodies dari sel telor. Ootid
ini kemudian akan bertumbuh dan mengalami pematangan menjadi ovum.

B. Diferensiasi Sel
3.1 Pengertian diferensiasi Sel
Diferensiasi sel adalah suatu perubahan sel dimana sel yang telah mencapai volume
pertumbuhan akhir menjadi terspesialisasi sesuai fungsinya menghasilkan jenis jaringan,
organ atau organisme baru. Diferensiasi meliputi 2 hal :

1. Perubahan struktur dan aktivitas biokimia.


2. Perubahan aktivitas fisiologis. 

Diferensiasi sel terjadi karena :


1. Semua informasi genetik yang dimiliki oleh suatu organisme akan diwariskan kepada
sel anak pada saat pembelahan sel. Artinya : Informasi genetik yang tepat perlu diterima
oleh setiap sel, sehingga setiap organ pada organisme dapat berkembang pada jalur yang
tepat. Dalam perjalanan proses perkembangan, setiap informasi genetik yang tidak
relevan atau tidak dibutuhkan atau disimpan dan tidak digunakan.

2. Semua sel anak mula-mula memperoleh semua informasi genetik, tetapi bila pada
jaringan tertentu tidak diperlukan lagi akan mengalami degenerasi.
3. Semua informasi genetik diwariskan sama banyak, tetapi pada jaringan tertentu
informasi tersebut dilipat gandakan.

Selain disebabkan oleh perbedaan aktivitas gen tersebut diatas, diferensiasi juga dapat
disebabkan karena : 

a). Polaritas pada saat pembelahan sel tidak merata.


Perbedaan tersebut disebabkan karena penyebaran senyawa tertentu di dalam
plasma tidak merata. Pada kutub yang satu konsentrasinya rendah, sedangkan di kutub
yang lain konsentrasinya tinggi.

b). Pembelahan sel tidak setara


Dinding pemisah sel terbentuk tidak ditengah-tengah sehingga dihasilkan 2 sel
yang tidak sama besar. Awal yang tidak sama dari 2 sel anakan ini tentu menyebabkan
perbedaan aktivitas metabolisme sehingga salah satu sel anak dapat membelah lagi
sedangkan yang lain tidak mampu lagi.

c). Letak sel dalam jaringan. (digunakan dalam teknik kultur jaringan).

d). Faktor Hormon.


Diperlukan dalam jumlah sedikit, karena tidak berpengaruh secara langsung dan
kerjanya relatif lambat.

e). Faktor lingkungan (cahaya, suhu, ketersediaan air, oksigen, dll).


Semua sel yang telah mengalami diferensiasi, asal masih hidup bersifat totipotens.
Artinya : bila lingkungan sesuai dapat tumbuh membentuk individu baru.

Khusus dalam kaitannya dengan diferensiasi sel pada hewan atau manusia, setelah zigot
terbentuk akan berkembang menjadi morula dan kemudian berkembang lagi menjadi
blastula. Blastula kemudian akan berkembang lagi mejadi gastrula. Pada tahap gastrula
ini lah akan terbentuk 3 lapisan baru yaitu : Ektoderm, Mesoderm, dan Endoderm.
Ektoderm akan berdiferensiasi menjadi kulit, rambut, sistem saraf dan alat indera.
Mesoderm akan berdiferensiasi menjadi otok, rangka, alat reproduksi, alat peredaran
darah dan alat ekskresi. Sedangkan endoderm akan berdiferensiasi menjadi alat
pencernaan dan alat pernapasan seperti paru-paru.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan makalah diatas dapat disimpulkan:
1. Pertumbuhan dan perkembangan setiap makhluk hidup tergantung dari
pertumbuhan sel dan perbanyakan sel. Hal ini berlaku baik untuk makhluk hidup
uniseluler maupun multiseluler.
Tahap-tahap pertumbuhan sel meliputi:
- Tahap G1 (first gap phase)
- Tahap S (synthetic phase
- Tahap G2 (second gap phase)

2. Proses Pembelahan Sel Mitosis


 Profase
 Metafse
 Anafase
 Telofase

3. Proses Pembelahan Meiosis


Pembelahan I
 Profase – preleptotene
- Leptotene
- Zygotene
- Pachytene
- Diplotene
- Diakenesis
 Prometafase I
- Metafase I
- Anafase I
- Telofase I
Pembelahan II
- Prometafase
- Metafase II
- Anafase II
- Telofase II
4. Diferensiasi Sel
Diferensiasi sel adalah suatu perubahan sel dimana sel yang telah mencapai volume
pertumbuhan akhir menjadi terspesialisasi sesuai fungsinya menghasilkan jenis jaringan,
organ atau organisme baru.

B. Saran
Diharapkan kepada para pembaca agar memberi masukan utnuk membangun dan
menyempurnakan makalah ini, karena makalah ini masih jauh dari sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Dr. Juwono & dr. Achmad Zulfa Juniarto. 2012. Biologi Sel. Jakarta: EGC
Victor P. Eroschenko. 2016. Atlas Histologi Difiore. Jakarta: Egc
BUKTI REFERENSI

Anda mungkin juga menyukai