Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH MENGENAI PEMBENTUKAN EMRIO DAN DIFERENSI

JARINGAN TUMBUHAN

Nama Kelompok:

1. Imeda Dinda Pratiwi 2101011118


2. Intan Sari Sihotang 2101011119
3. Irfan kristian halawa 2101011120
4. Irma panjaitan 2101011121

NAMA DOSEN
TETTY NOVERITA, S.Si., M.Si

PROGRAM STUDI S1 FARAMASI


FAKULTAS FARMASI DAN KESEHATAN
INSTITUT KESEHATAN HELVETIA
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan makalah
ilmiah tentang “Makalah Mengenai Pembentukan Emrio Dan Diferensi
Jaringan Tumbuhan’’
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Tentunya
makalah ini tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai
pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan
baik dari penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh
karena itu, kami dengan rendah hati menerika saran dan kritik dari pembaca agar
kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat
dan juga inspirasi untuk pembaca.

Medan, Maret 2022

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................
.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................
........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar belakang.................................................................................... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 3


2.1. Embriologi Pada Tumbuhan.............................................................. 3
2.1.1. Embrio....................................................................................... 3
2.1.2. Embrio Pada Tumbuhan............................................................ 3
2.2. Mikrogametogenesis Tumbuhan........................................................ 7
2.3. Diferensiasi Sel.................................................................................. 7
2.3.1. Pengertian, Mekanisme, Faktor Dan Sifat Dasar...................... 7
2.3.2. Diferensiasi Sel......................................................................... 8
2.3.3. Sifat Dasar Diferensiasi............................................................. 8
2.3.4. Tahap Diferensiasi.................................................................... 11
2.4. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya diferensiasi.................. 12

BAB III PENUTUP......................................................................................... 20


3.1. Kesimpulan........................................................................................ 20
3.2. Saran................................................................................................... 20

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 21

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang.


Embrio adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal
dari perkembangan. Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual,
ketika satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang
disebut zigot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam
tumbuhan, hewan, dan beberapa protista, zigot akan mulai membelah
oleh mitosis untuk menghasilkan organisme multiselular. Hasil dari proses ini
disebut embrio (1).
Pada tumbuhan, istilah embrio hanya dipakai untuk tumbuhan kecil yang
terbentuk dalam biji yang berada dalam keadaan dormansi, menunggu kondisi
lingkungan yang tepat untuk berkecambah.
Dalam biologi perkembangan, diferensiasi sel adalah proses ketika
sel kurang khusus menjadi jenis sel yang lebih khusus. Diferensiasi terjadi
beberapa kali selama perkembangan organisme multiselular ketika organisme
berubah dari zigot sederhana menjadi suatu sistem jaringan dan jenis sel yang
berbelit-belit. Diferensiasi adalah proses yang lazim pada makhluk dewasa: sel
punca dewasa terpisah dan menciptakan sel anak yang terdiferensiasi sepenuhnya
selama perbaikan jaringan dan perputaran sel normal. Diferensiasi secara dramatis
mengubah ukuran, wujud, potensial membran, kegiatan metabolis, dan
ketanggapan sel terhadap sinyal. Perubahan-perubahan itu beberapa akbar
diakibatkan oleh modifikasi ekspresi gen yang sangat terkontrol. Dengan
sebanyak pengecualian, diferensiasi sel hampir tidak pernah mengubah
urutan DNA-nya sendiri. Karena itu, beberapa sel dapat memiliki ciri khas fisik
yang sangat berlainan meski memiliki genom yang sama.
Suatu sel yang dapat mendiferensiasikan dirinya ke semua jenis sel
organisme dewasa disebut pluripoten. Sel-sel seperti itu disebut sel punca embrio
pada binatang dan sel meristem pada tumbuhan yang lebih tinggi. Suatu sel yang
dapat mendiferensiasikan diri ke semua jenis sel, termasuk jaringan plasenta,

1
disebut totipoten. Pada mamalia, hanya zigot dan blastomer kesudahan yang
totipoten, sementara pada tumbuhan banyak sel diferensiasi yang menjadi
totipoten melewati serangkaian teknik laboratorium sederhana. Dalam
sitopatologi, tingkat diferensiasi sel dipakai sebagai mengukur
perkembangan kanker. "Grade" adalah penanda diferensiasi suatu sel di dalam
tumor (2).

2
BAB II
TINJAUAN PUTAKA

2.1. Embriologi Pada Tumbuhan


2.1.1. Embrio
A. Pengertian
Embrio adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling awal
dari perkembangan.
Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual, ketika
satu sel sperma membuahi ovum, hasilnya adalah satu sel yang disebut zigot yang
memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam tumbuhan, hewan, dan
beberapa protista, zigot akan mulai membelah oleh mitosis untuk menghasilkan
organisme multiselular. Hasil dari proses ini disebut embrio.
Pada tumbuhan, istilah embrio hanya dipakai untuk tumbuhan kecil yang
terbentuk dalam biji yang berada dalam keadaan dormansi, menunggu kondisi
lingkungan yang tepat untuk berkecambah (3).
2.1.2. Embrio Pada Tumbuhan
A. Perkembangan Embrio
Biji yang mengandung tumbuhan dalam keadaan embrio (lembaga atau sama
artinya dengan tumbuhan yang seakan akan baru dilahirkan yang merupakan hasil
perkawinan antara salah satu inti generatif dari serbuk sari dan inti primer dari
saccus embrionalis) diselubungi oleh kulit buji dan dibekali dengan sumber
makanan cadangan
Embrio dikelilingi oleh kotiledon dan endosperma yang merupakan persediaan
makanan,endosperma berkembang dari pembelahan mitosis nukleus endosperma
yang dihasilkan dari peleburan salah satu gamet jantan dengan kedua nucleus
polar atau dengan nukleus sekunder. Embrio dan persediaan makanannya
terbungkus oleh radikula yang merupakan bakal akar. Bagian sumbu embrionik
diatas kotiledon adalah epikotil. Pada ujungnya terdapat plumula yang merupakan
bakal pucuk atau daun. Dan pada bagian batang dibawah keping biji disebut
hipokotil yang terdapat batang akar atau radikula. Baik plumula atau radikula

3
terdapat meristem apeks di ujungnya. Selain itu terdapat Kotiledon yang akan
menyerap zat-zat makanan dari endosperma dan memindahkannya ke embrio
ketika biji mulai berkecambah (4).
Pembelahan sel didalam embrio diiringi dengan pertumbuhan serta
vakuolasi yaitu dibentuknya vakuola yang membesar dari sel-sel yang terjadi,
memulai organisasi dari sIstem jaringan. bakal epidermis ditunjukan oleh lapisan
permukaanyang bersifat meistimatik yakni protoderm. Dibawah protoderm
meristem dasar dari bakal korteks sudah dapat dibedakan dengan adanya
vakuolasi sel yang melebihi vakuolasi sel jaringan disebelahnya. Jaringan
ditengah yang kurang tervakuolasi dan memanjang sepanjang sumbu hipokotil -
akar merupakan meristem bakal jaringan pembuluh. Jaringan ini disebut
prokambium. Prokambium merupakan system yang berkesinambungan dan
terkoordinasi antara kotiledon dan sumbu hipokotil- akar
B. Pertumbuhan Dan Perkembangan Tumbuhan
1. PERTUMBUHAN: Pertambahan jumlah sel pada suatu organisme dan
bersifat tidak dapat kembali (irreversible) serta pertambahan ini dapat
diukur secara kuantitatif seperti berat, tinggi, dan lain - lain.
2. PERKEMBANGAN: proses untuk mencapai kematangan fungsi
organisme dan dapat diukur secara kualitatif seperti fungsi organ
reproduksi, dan fungsi fungsi organ lainnya (5).
C. Perkembangan bakal biji dan buah
1. Bakal biji mengandung zigot dan endosperm. Zigot tumbuh menjadi embrio.
Endosperm mengandung cadangan makanan yang digunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan embrio.
2. Pembelahan zigot secara mitosis menghasilkan sel basal dan sel terminal. Sel
basal berkembang jadi suspensor, kulit bakal biji, dan mengalirkan nutrien
dari endosperm. Sel terminal berkembang jadi proembrio.
3. Biji yang matang, embrio yang dikelilingi kotiledon, endosperm, atau
keduanya. Tumbuhan dikotil mempunyai dua kotiledon, sedangkan tumbuhan
monokotil hanya mempunya satu kotiledon. Biji dilindungi oleh kulit biji.
4. Buah mulai berkembang setelah terjadi penyerbukan (5).

4
1. Perkecambahan
a. Dimulai dari proses imbibisi yaitu proses masuknya air ke dalam biji
dilanjutkan proses pertambahan fungsi sel yang jelas (diferesiansi) dan
pembentukan organ pada tumbuhan (organogenesis).
b. Biji dapat berkecambah karena didalamnya terdapat embrio yaitu:
Akar lembaga, berfungsi sebagai akar.
Daun lembaga sebagai:
1) tempat menimbun makanan
2) fotosintesis
3) alat pengisap makanan untuk embrio
Batang lembaga:
1) Epikotil: ruas batang diatas daun lembaga yang akan tumbuh menjadi
batang dan daun
2) Hipokotil: ruas batang bawah daun lembaga yang akan tumbuh
menjadi akar
Perkecambahan Epigeal:
1) perkecambahan yang ditandai dengan bagian hipokotil terangkat ke
atas permukaan tanah.
2. Perkecambahan Hipogeal:
Perkecambahan yang ditandai dengan terbentuknya bakal batang yang muncul
ke permukaan tanah.
3. Pertumbuhan
a. Pertumbuhan primer (hasil pembelahan sel - sel meristem). Penambahan
panjang batang dan akar.
b. Titik tumbuh akar : jaringan meristem pada tudung akar (kaliptra)
c. Titik tumbuh batang: jaringan meristem pada batang
d. Meristem Embrional : saat perkecambahan
e. Meristem Kambium : tumbuhan dewasa
f. Pertumbuhan sekunder (hasil aktivitas jaringan meristem pada kambium).
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan diameter batang yang
merupakan aktivitas sel meristem pada kambium.

5
D. Faktor-Faktor Pemengaruh Pertumbuhan Dan Perkembangan
Tumbuhan
1. Faktor eksternal
a. Temperatur, memperngaruhi kerja enzim dan kandungan air pada
tanaman.
b. Cahaya matahari, mempengaruhi lama dan waktu fotosintesis pada
tanaman.
c. AIR, pH, oksigen; menentukan laju fotosintesis, pelarut universal, dan
pengedar hasil fotosintesis.
d. Nutrisi, berguna untuk melangsungkan hidup
2. Faktor Internal
a. Faktor genetis
b. Faktor fisiologis
E. Embriologi Tumbuhan, / Tahap dan Proses
1. Proses Perkecambahan Biji Tumbuhan
Proses perkecambahan dapat dibedakan menjadi beberapa tahap yang
saling tumpang tindih, yaitu tahap aktivasi, tahap pencernaan dan
translokasi, dan tahap pertumbuhan kecambah.
a. Tahap Aktivasi. Tahap ini melipuli : 1) Hidrasi dan imbibisi
air. selama kedua tahap ini, air masuk ke dalam embrio dan
mcmbasahi protein dan koloid lain, 2) Sintesis dan pengaktivan
enzim, menyebabkan peningkatan aktivitas metabolisme, dan
3) pemanjangan sel dan munculnya radikula.
b. Tahap Pencenaan dan Translokasi. Pada tahap ini terjadi proses
pencernaan lemak, protein, dan karbohidrat yang tersimpan pada
endosperm, koliledon atau perisperm. Hasil pencernaan di
translokasikan ke titik pertumbuhan sumbu embrio.
c. Tahap Pertumbuhan Kecambah. Kecambah berkembang akibat
pembelahan sel yang kontinu pada titik tumbuh sumbu embrio, yang
selanjutnya diikuti dengan perluasan struktur kecambah.

6
Pada tanaman gandum, urutan perkecambahan adalah sebagai berikut.
Pada awalnya terjadi penyerapan air dan embrio mulai menghasilkan
giberalin, yang tersebar ke lapisan aleuron disekeliling endosperm.
Giberelin merangsang sel-sel aleuron mensintesis amilase yang
menguraikan amilum pada sel-sel endosperm sehingga menyebabkan
endosperm menjadi rusak dan mencair (liquefy), di samping itu
dihasilkan enzim protease dan ribonuklease, yang menyebabkan
terbentuknya sitokinin, auksin yang merangsang pembelahan sel dan
pembesaran embrio. Sumbu pucuk-embrio selanjutnya berkembang
dan tumbuh menjadi kecambah (6).

2.2. Mikrogametogenesis Tumbuhan.


Mikrospora merupakan awal perkembangan generasi gametofit jantan.
Mikrospora mengalami dua kali pembelahan, pembelahan pertama menghasilkan
2 sel yaitu sel generatif dan sel vegetatif. Pembelahan kedua hanya terjadi pada sel
generatif menghasilakan 2 gamet jantan. Pembelahan kedua ini mungkin
berlangsung di dalam serbuk sari satu atau dalam buluh serbuk sari (7).

2.3. Diferensiasi Sel


2.3.1. Pengertian, Mekanisme, Faktor Dan Sifat Dasar
Diferensiasi merupakan sebuah proses umum dalam sel induk dewasa
yang membelah dan berdiferensiasi menjadi sel anak yang lebih khusus. Ada
berbagai jenis sel dalam tubuh manusia. Dalam sebuah sel yang dapat
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel yang membentuk tubuh dikenal sebagai
sel pluripotent. Sel-sel ini dikenal sebagai sel embrionik pada hewan dan mamalia,
sebuah sel yang dapat berdiferensiasi menjadi hampir semua jenis tipe sel,
termasuk sel-sel plasenta dikenal sebagai sel totipoten (8).

7
2.3.2. Diferensiasi Sel
Proses yang menyebabkan sekumpulan sel menjadi berbeda-beda dalam
dalam struktur, fungsi dan prilaku. Diferensiasi berlangsung waktu embrio, berkat
diferensiasi suatu indifidu bentuk definitif jadi terdiri atas berbagi macam
jaringan. Jaringan adalah sekumpulan sel yang memiliki bentuk, struktur, fungsi
dan prilaku sama. Jaringan berasosiasi membantuk sistem.Seluruh sistem
berhimpun membina tubuh suatu organisme.
Diferensiasi terjadi pada seluruh mahluk hidup. Dengan diferensiasi
terjadilah pembagian aktifitas tubuh, sehingga menjadi efektif. Pada makalah ini,
kita akan membahas tentang sifat dasar diferensiasi sel, tempat diferensiasi, faktor
diferensiasi, dan apa saja yang mempengaruhi proses diferensiasi sel (9).
2.3.3. Sifat Dasar Diferensiasi

8
Diferensiasi merupakan proses tumbuh dan berkembangnya sel ke arah
fungsi khusus yang tidak dimiliki oleh sel asal. Diferensiasi berlangsung sewaktu
embrio, berkat diferensiasi suatu individu bentuk definitive jadi terdiri atas
berbagai macam jaringan. Jaringan adalah kumpulan sel yang memiliki bentuk,
struktur, fungsi, dan prilaku sama.Jaringan berasosiasi membentuk alat, dan alat
berasosiasi pula membentuk sistem.Seluruh sistem berhimpun membina tubuh
suatu organisme.Proses diferensiasi adalah proses terbentuknya sifat-sifat yang
baru atau menghilangnya sifat yang tidak ada sehingga sel mendapat sifat dan
struktur yang baru. Jadi diferensiasi menekankan pada perubahan
kualitatif.Dengan adanya diferensiasi perbedaan struktur dan sifat-sifat pada sel,
jaringan dan organ.
Diferensisasi dikatakan dapat terjadi jika ada perubahan nyata pada
morfologi sel (misalnya pembentukan sel epitel kulit dari sel ektodermal) atau
perubahan fungsi yang khusus dari sel. Sel-sel yang mempunyai berbagai variasi
diferensiasi dapat mempunyai karakteristik pertumbuhan yang berbeda.Variasi
diferensiasi juga mempengaruhi kemampuan beberapa sel untuk berpindah
dengan memperhatikan yang lainnya. Jadi, perkembangan embriologis yang
normal memerlukan kordinasi yang tinggi dari proses diferensiasi, tumbuhan, dan
perpindahan sel yang secarakeseluruhan membentuk morfogenesis (proses
pembentukan/perkembangan struktur, ukuran, dan bentuk organ.
Diferensiasi mutlak perlu bagi mahluk multiseluler komplek dengan
diferensiasi itu akan terjadi pembagian pekerjaan atau aktivitas tubuh, sehingga
menjadi efektif. Sebenarnya diferensiasi ada pada seluruh mahluk, bahkan pada
mahluk uniseluler seperti pada amoeba, dalam selnya sudah ada pembagian tugas
dan sudah memiliki organel.Contoh organel pada amoeba ialah seperti vakuola
makanan untuk tugas mencerna makanan, vakuola berdenyut untuk tugas
membuang ampas metabolisme atau osmoregulator, pseudopodia untuk
pergerakan pindah, dan inti untuk control aktifitas sel.
Selama diferensiasi, sel mendapat sifat-sifat dari, misalnya terbentuk aktin
dan miosin pada sel otot atau terjadinya perubahan pada susunan
kimianya.Misalnya, dengan adanya enzim.Pada diferensiasi juga ada struktur atau

9
sifat yang menghilang, misalnya pada diferensiasi sel darah mamalia.Mula-mula
bakal sel darah merah mengandung nukleus tetapi setelah mengalami diferensiasi
terbentuk sel darah merah yang tidak mengandungnukleus.
Hasil proses diferensiasi secara internal, yaitu pertumbuhan anda
terbentuknya macam-macam jaringan dan organ yang dipengaruhi faktor
lingkungan. Membentuk suatu struktur tubuh yang baru disebut morfogenesis.
Perkembangan dan diferensiasi dikontrol oleh DNA (gen) pada nucleolus.
Sel induk bersifat totipotent atau pluripotent.Artinya memiliki sel-sel anak
potensi yang lengkap dan banyak bermitosis terus dan berdiferensiasi ke segala
arah untuk aktfitas kehidupan.Dengan diferensiasi potensi sel anak menciut dan
khas untuk suatu aktifitas khusus, disebut unipoten. Artinya potensi sel itu hanya
tunggal: untuk bernafas, atau untuk mencerna, sekresi zat A, pergerakan dan
sebagainya.
Dengan diferensiasi terjadilah spesialisasi bagi berbagai populasi sel
anak.Spesialisasi itu terjadi baik intra maupun ekstraseseluler. Spesialisasi intra
ialah:
1. Sel otot mengandung mikrofilamen aktin dan myosin yang banyak dan
tersusun berjajar rapat, disertai dengan banyaknya mitokondria yang perlu
untuk sumber energi bagi proses berkerut-kerut.
2. Sel kelenjar penghasil enzim mengandung retikulum endoplasma kasar
yang banyak dan alat golgi yang besar.
3. Sel epitel kulit mengandung retikulum endoplasma banyak dan giat
memeroduksi serat keratin.
4. Sel saraf memiliki bentuk khas, yaitu panjang halus seperti serat dan
mampu mengalirkan rangsangan listrik maupun kimia, pada ujung serabut
dihasilkan cairan kimia. Pada ujung serabut dihasilkan cairan kimia yang
disebut neurotransmitter.
Sepesialisasi ekstra ialah seperti pembentukan serat ekstraseluler oleh sel-sel
fibroblast pada jaringan pengikat dan menunjang, lalu pembentukan bahan
matriks (kandung), yang bagi sejenis jaringan dan populasi sel adalah khas.

10
2.3.4. Tahap Diferensiasi
Dalam diferensiasi terjadi kedalam beberapa tahapan yaitu pada tingkat
pertumbuhan embrio.Seperti zigot, blastula, grastula, tubulasi, organogenesis.
1. Zigot
Zigot adalah ovum yang fertilisasi dibuahi spermatozon. Bagian atas ovum
Amphioxus, disebut kutub animal terdapat daerah ooplas (sitoplasma ovum) yang
nantinya akan menjadi bakal ektoderm. Bagian bawah kutub ovum disebut kutub
vegetal ooplas yang akan menjadi bakal mesoderm. Sedangkan bagian samping
antara kedua kutub akan menjadi bakal endoderm. Eksoderm bakal tumbuh
menjadi epidermis dan saraf.Endoderm bakal menjadi lapisan lendir saluran
pencernaan bersama kelnjar dan paru, mesoderm bakal menjadi jaringan pengikat,
penunjang, otot, alat dalam.
2. Blastula
Terjadi pada tingkat pertumbuhan embrio, terbentuk daerah kelompok sel
yang akan menjadi jaringan utama tubuh. Setelah berdiferensiasi, pupolasi sel
menjadi epidermis, saraf, notokord (sumbu penyokong primer), mesoderm.
Diferensiasi mulai terjadi pada kelompok sel. Blastomer (sel blastula) sebelah
bakal jadi endoderm, sebelah atas bakal jadi ektoderm, dan bagian tengah bakal
menjadi mesoderm.
3. Gastrula
Pada tingkat gastrula, embrio sudah mengandung 3 lapis benih yang terdiri
dari sel-sel yang tersusun di daerah tertuntu tubuh, yaitu ektoderm, mesoderm dan
endoderm.Pada tingkat grastula, baru berupa daerah sel sedangkan pada tingkat
gastrula sudah membentuk lapisan yang sangat jelas.Diferensiasi berlanjut dengan
terbentuknya 3 lapis benih yaitu ektoderm sebelah luar, endoderm sebelah dalam
dan mesoderm di tengah.
4. Tubulasi
Pada tingkat tubulasi, ketiga lapis benih, sudah berupa bumbung sehingga
merupakan bumbung epidermis yang melingkup seluruh permukaan tubuh.
Bumbung saraf bagian depan, bakal jadi otak dan yang belakang bakal bakal jadi
batang saraf punggung. Bumbung endoderm menjadi lapisan lendir saluran

11
pencernaan, dan bumbung mesoderm akan membentuk otot, alat dalam dan
rongga tubuh. Diferensiasi makin rinci pada tingkat tabulasi.Lapisan ektoderm
membentuk bumbung epidermis/kulit dan bumbung saraf, lapisan endoderm
membentuk bumbung saluran pencernaan, dan lapisan mesoderm membentuk
berbagi bumbung dan saluran pada berbagi alat dalam.
5. Organogenesis
Pada tingkat organogenesis, diferensiasi lebih rinci lagi, di sini sudah
terbentuk seluruh macam jaringan dan alat tubuh secara lengkap, sehingga pada
saat kelahiran anak sudah dalam bentuk yang tetap.Pada beberapa Vertebrata
rendah, seperti ikan dan amfibi masih ada tingkat berudu, sebagai bentuk tetap.
Bumbung mengalalami diferensiasi lagi berbentuk berbagai alat.Bumbung saraf
membentuk bagian-bagian otak dengan kuncup indera.Bumbung endoterm
berdiferensiasi membentuk saluran pencernaan dan saluran pernapasaan termasuk
kelenjar hati dan pankreas. Bumbung mesoderm berdiferensiasi membentuk otot ,
tulang, ginjal, gonad, jaringan pengikat, serta darah bersama pembuluh dan
jantung (10).

2.4. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya diferensiasi


Faktor yang menyebabkan terjadinya diferensiasi sel ada dua yaitu
ekstrinsik dan intrinsik.
2.4.1. Faktor Ekstrinsik
Faktor ekstrinsik adalah faktor yang berasal dari luar sel. Faktor ekstrinsik
terdiri dari supali bahan metabolis dan elektrolit, gas pernapasan, gravitasi, suhu,
sinar matahari, pH, letak sel dan kadar zat induktor dan mesoderm. Protoplasma,
merupakan bahan sel anak, sebagian besar terdiri dari protein dan lemak.Lemak
membina membran bersama protein, sedangkan protein sendiri membina sebagian
besar organel dan bahan produksi.Oleh sebab itu dalam pertumbuhan dan
diferensiasi, sintesa protein memegang peran utama.Arah diferensiasi ditentukan
pada arah atau bentuk sintesa protein.Factor intrinsic dan ekstrinsik diferensiasi di
atas berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap sintesa protein.

12
Contoh diferensiasi sel embrio jadi sel pigmen melanosit.Sel pigmen mengandung
pigmen melamin.Melanin dibentuk dari bahan mentah asam amino fenilalanin,
maka diperlukan enzim tironase. Enzim ini disintesa dalam reticulum endoplasma,
lalu disekresi berupa granula berisi pigmen melanin oleh badan golgi. Enzim
tersebut disintesa melalui proses transkripsi (pencetakan ARN) dan tranlasi
(menerjemahkan informasi genetis yang dibawa ARN-m menjadi untaian asam
amino dalam ribosom). Transkripsi dan translasi ditentukan oleh kromatin dalam
inti.Kadar fenilalanin dalam sitoplasma juga ikut menentukan diferensiasi sel
induk menjadi melanosit.
Diferensiasi sel embrio menjadi sel otot dipengaruhi oleh banyak factor
dan melalui proses yang panjang serta menempuh sintesa protein. Mikrofilamen
aktin dan myosin adalah protein.Untuk terbentuknya mikrofilamen diperlukan
enzim dan enzim terbentuk melaluisintesa protein.Pada sel otot banyak
mengandung mitokondria yang terdiri dari lemak dan protein.Diferensiasi sel
embrio menjadi sel epidermis melalui tahapan sintesa protein karena serat keratin
yang membina sel tersebut adalah protein.
Diferensiasi untuk menjadi sel kelenjar akan menghasilkan lender, enzim,
hormone dan antibody harus melewati sintesa protein. Bahan-bahan sel yang telah
berdifernsiasi mengandung gabungan protein, lemak atau karbohidrat, diproses
dalam mitokondria dan badan golgi.
Jika berbeda jumlah, komposisi dan keisomeran asam amino, maka
proteinnya pun akan berbeda pula. Untuk terbentuknya sejenis protein yang dibina
atas beratus-ratus asam amino, walaupun jenis asam amino hanya sekitar 20
macam, diperlukan banyak enzim.Setiap tingkat reaksi sssskimia dalam sel,
memerlukan enzim khusus. Jenis protein atau bahan protoplasma yang terbentuk
dalam diferensiasi dapat beribu-ribu jenis, maka jenis enzim yang diperlukan
untuk pembentukannya pun berlipat ganda banyaknya, mungkin sampai ratusan
ribu jenis.
Setiap enzim dikode oleh sejenis gen. jika suatu protein atau bahan
protoplasma disintesa dengan memerlukan lima tahap reaksi, berarti lima jenis
enzim maka untuk satu jenis protein itu perlu ada lima jenis gen.

13
Pada faktor ekstrinsik kadar dan komposisi bahan yang masuk sel melalui
membrane dapat menjadi faktor difernsiasi. Sampai saat ini belum dapat ditelusuri
bentuk kadar dan komposisi bahan yang tepat untuk mengarahkan pertumbuhan
suatu sel. Misalnya pada sel otot dapat menerima dan mengalirkan rangsang
berupa arus listrik serta zat cairan, terutama karena membrane selnya peka akan
perubahan konsentrasinya ion Na+ dan K+ semua itu hanya faktor genetislah yang
memprogram.
Dalam diferensiasi, O2 menentukan arah dan jalan diferensiasi. Sel yang
berada di sebelah luar akan mendapat lebih banyak gas pernafasan daripada sel
yang berada di sebelah dalam tubuh embrio. Oleh sebab itu terjadi perbedaan
dalam kadar ATP juga segala aktivitas sel.
Gravitasi berpengaruh pada distribusi bahan dalam sitosol, terutama
berpengaruh pada ovum yang mengandung banyak makanan cadangan yagn
disebut deutoplasma atau yolk.Deutoplasma menumpuk di daerah kutub vegetal,
sedangkan di daerah kutub animal sedikit sekali.Hal ini berakibat pada daerah
kutub animal lebih mudah dan lebih sering membelah diri; sedangkan di daerah
kutub vegetal lebih besar-besar selnya dan lebih banyak mengandung
deutoplasma. Dengan adanya dua perbedaan tersebut, maka terjadilah diferensiasi
sel. Sel-sel daerah kutub animal, ovum biasanya akan menjadi jaringan epidermis
dan saraf, sedangkan daerah kutub vegetal akan menjadi lapisan lender, saluran
pencernaan yang banyak mengandung kelenjar sedngkan daerah antara kutub
animal dan vegetal akan menjadi sel-sel membina lapisan mesoderm yang akan
menjadi jaringan penunjang, jaringan pengikat dan jaringan otot.
Suhu dapat mempengaruhi arah dan jalan diferensiasi. Diferensiasi bias
terjadi melalui difernsiasi dalam sintesa protein. Proses sintesa protein
memerlukan banyak enzim dan enzim memerlukan suhu media yang optimum,
maka mudah dimengerti bahwa variasi pada suhu lingkugan dapat mempengaruhi
arah dan jalan difernsiasi. Faktor pH juga mempengaruhi diferensiasi. Enzim
bekerja optimal pada pH media yang cocok, jika pH naik-turun akan
menyebabkan difernsiasi.

14
Sinar terutama berpengaruh pada pertumbuhan sel berpigmen, baik pada
hewan maupun tumbuhan. Jika sinar matahari kurang atau tidak ada, pertumbuhan
sel pigmen akan tertahan. Letak sel dalam tubuh embrio dapat menjadi factor
difernsiasi. Sel yang letaknya sebelah luar akan lebih banyak mendapat O2 ,
namun akan lebih banyak menerima tekanan fisik dan perubahan suasana
lingkungan. Embrio yang sudah menempuh tahap gastrula dan tubulasi
mengandung zat inductor, yang dihasilkan oleh sel-sel lapisan mesoderm.Zat ini
menginduksi pertumbuhan dan difernsiasi jaringan sekitarnya, termasuk jaringan
mesoderm sendiri.Jika lapisan ectoderm yang bakal jadi jaringan saraf dilepaskan
dari lapisan mesoderm yang berada di bawahnya, ternyata ectoderm itu tidak
berdiferensiasi jadi jaringan saraf (9).
2.4.2. Faktor Intrinsik
Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam sel. Faktor intrinsik
berada dalam inti dan sitoplasma.Faktor dalam inti adalah kromatin. Faktor dalam
sitoplasma sangat kompleks, terutama berupa enzim, kadar metabolit dan
elektrolit, serta komposisi suatu organel.
Hormon menjadi faktor diferensiasi ketika embrio sudah menempuh tahap
organogenesis.Hormon mungkin dihasilkan oleh tubuh embrio sendiri, atau
dihasilkan oleh tubuh induk, yang mengalirkannya ke tubuh embrio melalui
plasenta (pada mamalia). Hormon steroid dapat merembes masuk sel, terus ke
dalam inti dan merangsang ADN untuk melakukan transkripsi atau replikasi untuk
persiapan bermitosis. Hormon non-steroid merangsang zat reseptor pada
plasmalemma, dan secara estafet menyampaikan rangsangan kepada ADN inti
untuk aktif bertranskripsi atau replikasi.
Disini pengaruh hormon jelas sekali tampak pada perubahan yang terjadi
di daerah gembungan pada kromatin. Gembungan merupakan daerah gen yang
aktif melakukan transkripsi, mengandung banyak ARN-m dan protein non-histon.
Jika gen di daerah gembungan sedang aktif, berarti ADN-nya dalam keadaan
longgar dan pilihannya terbuka (despiralisasi). Ternyata jika ke dalam sel
dimasukkan hormon tertentu maka gembungan itu muncul dan besar.

15
Terbentuknya gembungan pada daerah tertentu kromatin bergantung pada jenis
hormone yang merembes masuk sel.
Pada keluarga lalat buah (Drosophila) terkenal adanya kromosom raksasa,
yang panjangnya beberapa mm, di bawah mikroskop cahaya tampak jelas
mengandung pita-pia vertical pada kromatin. Pita-pita tersebut merupakan daerah
gen. Apabila gen sedang aktif bertranskripsi maka pada suatu daerah pita-pita
tersebut akan menjadi gembungan. Apabila ulat serangga diberi suntikan hormon
pertumbuhan tingkat larva (juvenile hormone), makaakan tampak gembungan
pada daerah tertentu kromatin. Timbulnya gembungan pada beberapa tempat
kromatin sel ulat lalat buah, disebabkan adanya rangsang dari hormon
pertumbuhan ulat.
Faktor intrinsik beroperasi dalam tingkat transkripsi dan translasi.Dalam
tingkat transkripsi diferensiasi terjadi oleh pembedaan pada jenis daerah kromatin
yang sedang melakukan transkripsi.Saat interfase kromatin inti berada dalam 2
fase heterokromatin dan eukromatin.Jika dalam fase hetero, pilinan ADN rapat
dan padat , dan non-aktif. Jika dalam fase eu-pilinan ADN longgar lepas, maka
aktif melakukan transkripsi. Menurut pengamatan hanya sekitar 5% And kromatin
dalam suatu sel yang eu pada suatu pertumbuhan. 95% lagi dalam status hetero.
Walau semua sel dalam tubuh embrio mengandung bahan genetis dan susunan gen
yang sama, namun dapat terjadi diferensiasi pada daerah kromatin atau ADN
mana yang yang sedang bertranskripsi.
Dalam proses transkripsi diperlukan enzim ARN-polimerase, nukleosida,
fosfat, ATP dan beberapa elektrolit seperti Na+, Ca+2 dan Mg+2. Difernsiasi
dalam tingkat transkripsi mungkin terjadi karena pembedaan dalam salah satu atau
beberapa bahan.
Diferensiasi terjadi pula pada transkripsi karena pembedaan dalam enzim
proteinsae yang melepaskan protein histon dan non-histon dari belitan ADN.
Supaya pilinan ADN longgar dan kedua molekul yang sepasang merenggang,
maka perlu kiranya terlebih dahulu histon dan non-histon yang dililit serta
tempatnya membenam terurai. Wilayah mana kromatin dan pada kromatin mana
yang menjadi onggar dapat nerdiferensiasi menurut perbedaan pada penguraian

16
histon non-histon tadi. Perbedaan supali bahan yang masuk ke dalam inti terutama
enzim-enzim, maka akan berbeda pula kodon pada ARN-m dan pada translasi
akan berbeda pula asam amino yang diuntaikan untuk jadi peptide. Pada suatu
protain, beda satu asam amino saja akan beda pula perilaku dan sifatnya.
Contoh dalam sintesa hemoglobin yang mengandung protein globulin.Hb
normal yang umum pada orang disebut Hb A. dalam Hb terjadi variasi orang yang
memiliki Hb C, Hb S, Hb 0.Masing-masing Hb hanya mempunyai perbedaan satu
asam amino dari Hb A., lihat tabel 5.1 Hb abnormal. Artinya hanya berbeda pada
satu kodogen pada ADN eukromatin, dari ratusan kodogen lain yang melakukan
transkripsi pada bagian eukromatin tersebut. Perbedaan pada kodogen umumnya
terjadi karena mutasi. Mutasi adalah perubahan pada susunan nukleotida AND
terjadi karena gangguan pada suasana lingkungan sel, intra maupun interseluler.
Gen dan ADN banyak yang rangkap dalam sel suatu organism. Artinya
ganda dalam komponen nukleotida maupun dalam transkripsi dan translasi. Jadi
gen A yang akan mensintesa protein A, banyak terdapat dalam suatu inti sel. Hal
ini perlu jika suatu ketika sel harus memproduksi protein yang banyak dalam
waktu singkat. Seperti pada sel plasma, harus menghasilkan anti bodi
(imunoglobulin) yang banyak, diperlukan untuk menyerang benda asing yang
masuk tubuh. Gen ganda ini berfungsi sebagai tindakan pengamanan, jika suatu
ketika gen A rusak atau bermutasi dan mutant (hasil mutasi) itu berakibat sangat
buruk sehingga dapat mematikan sel. Jika masih ada cadangan duplikatnya maka
transkripsi akan berlangsung normal.
Pembagian kerja antara gen rangkap, sampai saat ini belum diketahui,
namun dapat dibayangkan bahwa perubahan dalam komposisi bahan yang masuk
ke dalam inti dapat membuat diferensiasi dalam transkripsi. Hal ini mungkin
jumlah ARN-m dari berbagai gen yang berbeda, mungkin pula dalam jumlah
ARN-m dari atu gen. eksperimen menemukan bahwa jika sel diberi ARN-
polimerase yang diambil dari kromatin sel dewasa yang sudah berdifernsiasi,
maka sel itu hanya mampu mensintesa enzim tertentu, sesuai dengan jenis enzim
yang diproduksi oleh sel dari mana enzim itu diambil.

17
Transkripsi harus bekerja sama dan berinteraksi antara sitoplasma dan
inti/kromatin. Makin dewasa umur sel makin terspesialisasi bentuk transkripsi
untuk sintesa sejenis protein. Namun potnsi kromatin tetap pluripoten. Oleh sebab
itu potensi kromatin untuk diferensiasi dipengaruhi oleh umur sitoplasma sel
bersangkutan. Jika dilakukan pencangkokan inti blastomer atau inti sel epitel
lapisan lender usus ke ovum yang intinya sudah diangkat atau dibunuh dengan
sinar ultraviolet, maka akan tumbuh embrio normal. Hal ini menunjukkan bahwa
kromatin aktif, berarti pluripoten. Namun jika yang dicangkokkan ke dalam ovum
adalah inti gastromer (sel gastrula), maka terjadi berbagai macam embrio yang
abnormal dan tidak dapat melanjutkan pertumbuhan (mati) (9)
Tabel 2.1 Hb Abnormal

Antara gen terjadi interaksi dalam transkripsi suatu jenis protein atau suatu
jenis karakter anatomi-fisiologi. Ada karakter yang ditumbuhkan oleh 1 gen,
namun banyak pula karakter yang ditumbuhkan oleh banyak gen, namun banyak
pula karakter yang ditumbuhkan oleh banyak gen yang bekerja sama dan
berinteraksi. Tinggi tubuh, warna kulit/bulu adalah contoh karakter yang
ditumbuhkan oleh banyak gen. jika salah satu gen tidak bekerja atau bermutasi
maka karakter yang mereka tumbuhkan akan beda dari asal, sehingga
menyebabkan difernsiasi (10).
Hetero- atau eu-kromatinnnya bahan genetis dalam sel berdiferensiasi
menurut umur embrio. Embrio orang mengandung Hb F (f= fetus, janin) dan
setelah alhir digantikan oleh Hb A. berarti gen Hb berubah keaktifannya setelah
embrio lahir. Alat tubuh masa embrio banyak perbedaannya dengan masa anak

18
dan dewasa. Katak, waktu berudu bernafas dengan insang, berekor dan tidak
berkaki, ampas metabolisme protein berupa NH4OH2 pemakan tumbuhan
vegetarian, sedangkan saat dewasa bernafa dengan paru dan kulit, tak berekor,
berkaki, ampas metabolisme (eksresi) berupa urea dan karnivora. Maka dengan
melihat kenyataan, anatomi tubuhnya berbeda saat berudu dan dewasa. Artinya
gen yang aktif saat embrio berbeda dengan yang aktif saat dewasa. Jadi,
diferensiasi transkripsi terjadi sesuai dengan umur sel (11).

19
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam tumbuhan, hewan, dan beberapa protista, zigot akan mulai
membelah oleh mitosis untuk menghasilkan organisme multiselular. Hasil dari
proses ini disebut embrio.
Diferensiasi merupakan sebuah proses umum dalam sel induk dewasa
yang membelah dan berdiferensiasi menjadi sel anak yang lebih khusus. Ada
berbagai jenis sel dalam tubuh manusia. Dalam sebuah sel yang dapat
berdiferensiasi menjadi semua jenis sel yang membentuk tubuh dikenal sebagai
sel pluripotent. Sel-sel ini dikenal sebagai sel embrionik pada hewan dan mamalia,
sebuah sel yang dapat berdiferensiasi menjadi hampir semua jenis tipe sel,
termasuk sel-sel plasenta dikenal sebagai sel totipoten

3.2. Saran
Untuk mendapatkan materi yang lebih kompleks penulis mengharapkan
agar pembaca lebih kreatif untuk mencari sumber bacaan sendiri dari berbagai
sumber.
Diferensiasi terjadi pada seluruh mahluk hidup. Dengan diferensiasi
terjadilah pembagian aktifitas tubuh, sehingga menjadi efektif. Pada makalah ini,
kita akan membahas tentang sifat dasar diferensiasi sel, tempat diferensiasi, faktor
diferensiasi, dan apa saja yang mempengaruhi proses diferensiasi sel.

20
DAFTAR PUSTAKA

1. http://biologimediacentre.com/pertumbuhan-dan-perkembangan-1-
pertumbuhan- dan-perkembangan-pada-tumbuhan.
2. http://www.academia.edu/6707199/Pengertian Pertumbuhan.
3. Perkembangan Tanaman. Pengertian dan Peranannya.
4. http://ueu201491039.weblog.esaunggul.ac.id/2015/03/29/makalah-
pertumbuhan-dan-perkembangan-pada-tumbuhan/.
5. http://irpanesparnas.blogspot.co.id/2013/03/ http://ueu201491039.
6. weblog.esaunggul.ac.id/2015/03/29/makalah-pertumbuhan-dan-
perkembangan.html.
7. https://sitimunawaroher7.wordpress.com/pa-1/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-perumbn02/uhan-dan-perkembangan/
https://mudahbiologi.blogspot.co.id/2014/12/faktor-faktor-yang
mempengaruhi.html.
8. http://www.kompasiana.com/fauzan02/pertumbuhan-dan -perkembangan-
serta-faktor-yang-mempengruhi_55004389a333111fp6f5106ff.
9. http://www.artikelsiana.com/2014/09/faktor-faktor-yang- mempengaruhi.html.
10. http://hayudewi03.blogspot.com/2013/01/proses-pertumbuhan-pada
tumbuhan.html.
11. https://www.google.com/search?
q=makalah+embriologi+pada+tumbuhan&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-
a#q=makalah+embriologi+pada+tumbuhan&rls=org.mozilla:en-
US:official&start=20.

21

Anda mungkin juga menyukai