Anda di halaman 1dari 12

NASKAH KOMUNIKASI

TERAPEUTIK PADA LANSIA

Pada suatau hari di tanggal 09, November


2021 ada ada satu keluarga dari samarinda
yg membawa seorang nenek" yg berumur
54 thn yg mengidap katarak dan ingin di
oprasi di salah satu rs yg berada di
surabaya namun nenek tersebut sangat
takut untuk menjalani oprasi untuk
pertama kalinya.
cobaa kita simak percakapan berikutnya
yaaa...

FASE ORIENTASI

Perawat nita : “selamat pagi buk saya


perawat nita yang bertugas pada pagi ini.
Apakah ini dengan ibu Putri yang berasal
dari Samarinda?
Keluarga : “iya sus, saya sendiri dan ini
Nenek saya Alifia.

Perawat nita : “info dari pihak rumah sakit,


bahwa Ibu Alifia akan dilakukan operasi
katarak siang nanti
pukul 13.00. Sebelumnya, ini ada beberapa
formulir persetujuan dan syarat untuk
dilakukan
tindakan operasi kepada Ibu Alifia,
silahkan ibu bisa baca dahulu dan bisa
diisi.

Keluarga : “iya sus, (Ibu sedang membaca


dan mengisi formulir yang telah tersedia)
“Ini sus sudah
selesai, terimakasih sus. Sus, kenapa ya
nenek saya bisa katarak, padahal waktu
muda matanya
sehat sehat saja.”
Perawat nita : “baik saya akan jelaskan,
Penyebab penyakit katarak belum
diketahui secara pasti. Seiring
dengan bertambahnya usia, protein yang
membentuk lensa mata kian berubah. Hal
ini
menjadikan lensa mata yang tadinya
bening, berubah menjadi keruh. Sampai
saat ini, belum
diketahui bagaimana proses penuaan dapat
berujung pada perubahan protein di lensa
mata.
akibatnya kemampuan menangkap
rangsang ketika berkomunikasi sangat
bergantung pada
pendengaran dan sentuhan.

Keluarga : “oh seperti itu ya sus? Jadi


disaat saya berkomunikasi dengan nenek
saya, saya harus
menggunakan teknik mendengar dan
sentuhan. Iya sus terimakasih.
Perawat nita : “iya bu sama-sama.
Perawat berkomunikasi dengan Ibu Alifia
dan duduk di depan Ibu Alifia.

Perawat yani : “selamat pagi Bu?


Perkenalkan saya dengan perawat yani,
Ibu bisa panggil saya
suster yani.Nama Ibu siapa? (Sambil
menggenggam tangan nenek tersebut)
Ibu Alifia : “pagi juga suster yani, saya
dengan Ibu Alifia.”

Perawat yani : “Ibu suka dipanggil dengan


nama siapa?”

Ibu Alifia : “Alifia saja sus.”

Perawat yani : “wahh nama yang Bagus


Bu.”

Ibu Alifia : “Terima kasih sus.”


Perawat yani : “Keadaan Ibu sekarang
gimana?”
Ibu Alifia : “ya beginilah sus.”

Perawat yani : “Maaf ya nek, keadaan


seperti apa yang Ibu maksud?”
Ibu Alifia : “sebenarnya saya merasa
bahagia, namun disisi lain saya juga
merasa sedih.”

Perawat yani : ( terdiam dan


mendengarkan keluh kesah Ibu Alifia )
Ibu Alifia :”saya kesal dengan keadaan
yang saya rasakan sekarang sus,saya tidak
bias melaksanakan
banyak kegiatan karena penglihatan saya
berkurang.”
Perawat yani : “oh........lalu?
(mendengarkan)

Ibu Alifia : “jadi saya hanya duduk –


duduk saja sus,sambil berbincang bincang
dengan anak saya.”

Perawat yani : “iya Bu, meskipun keadaan


Ibu seperti ini tapi nenek tidak boleh putus
asa dan pesimis
dan selalu optimis untuk menjalani hidup
ini. Ibu Alifia tenang saja, operasi ini
adalah jalan terbaik
untuk Ibu.” (teknik saran)

Keluarga : “nah dengerin itu buk, apa yang


dikatakan suster yani itu benar. ibu jangan
merasa putus asa.”

Ibu Alifia : “iya nak.”


Perawat yani : “Apa yang sedang Ibu
pikirkan? Saya lihat dari ekspresi wajah
Ibu sepertinya kok Ibu marah dengan
saya.”

Ibu Alifia : “tidak sus, saya hanya merasa


bersalah dengan diri saya.”

Keluarga : “ jangan merasa bersalah buk.”

Perawat yani : “nah Bu sekarang saya akan


TTV untuk persyaratan sebelum dilakukan
tindakan operasi nanti siang.”

Ibu Alifia : “iya sus.”

Perawat yani : “perawat meninggalkan


pasien untuk mengambil alat.untuk
mengecek TTV”.
FASE KERJA
Perawat nita : “permisi Bu, saya kembali
lagi untuk mengecek TTV, apakah Ibu
bersedia?

Ibu Alifia : “iya sus, silahkan.”

Perawat nita : “Ibu nanti pada saat saya


mengecek TTV Ibu, Ibu Alifia tenang saja
tidak akan terasa sakit Bu(refleksi)

Ibu Alifia : “Iya suster”

Perawat nita : (melakukan pemeriksaan


tekanan darah, suhu, nadi, respirasi). Nah
sudah selesai Bu sekarang Ibu bisa
beristirahat dan menunggu jadwal
operasinya ya?
Keluaraga : “Berapa sus tekanan darah ibu
saya sus,?”

Perawat nita : “dari pemeriksaan saya tadi


didapatkan tekanan darahnya 120/80
mmHg, suhunya 36,8° C,
Nadi 88x/menit, dan Respirasinya
20x/menit pak, semua dalam batas normal,
jadi ibu dan nenek tidak perlu khawatir,
Ibu kenapa kelihatanya cemas”?

Ibu Alifia : “saya takut sus, ini adalah


operasi pertama saya. Saya benar-benar
takut.”

Perawat nita : “Ibu tenang saja, jangan


takut, semua dokter yang ikut dalam
operasi nanti adalah dokter yang sudah
professional dan sering menangani
masalah seperti nenek. Sebaiknya Ibu
sekarang rileks dan tetap berdoa ya, agar
operasi ini berjalan lancar.”

Ibu Alifia : “iya suster,Terima kasih.”

FASE TERMINASI
Perawat nita : “buk, apakah ibu masih
ingat apa yang menyebabkan Ibu Alifia
katarak?

Keluarga : “iya sus, masih. Penyebab


penyakit katarak belum diketahui secara
pasti. Seiring dengan bertambahnya usia,
protein yang membentuk lensa mata kian
berubah. Hal ini menjadikan lensa mata
yang tadinya bening, berubah menjadi
keruh. Sampai saat ini, belum diketahui
bagaimana
proses penuaan dapat berujung pada
perubahan protein di lensa mata. akibatnya
kemampuan menangkap rangsang ketika
berkomunikasi sangat bergantung pada
pendengaran dan sentuhan

Perawat nita : “betul sekali, nah buk saya


pamit permisi dulu ya? Ibu bisa menemani
Ibu Alifia disini sambil menunggu perawat
ruang operasi menjumput nenek alifia
kesini.

Keluarga : “baiklah sus.”

Perawat nita : “Bu, saya tinggal dulu ya,


Ibu istirahat dulu disini sambil menunggu
operasinya, ingat Ibu Alifia berdoa agar
nanti operasinya berjalan lancar dan cepat
selesai. ( saran kepada pasien )

Ibu Alifia : “iya sus, terimakasih banyak


sus.”

Perawat nita : “sama-sama Bu.”


Sembari menunggu operasi, bapak
muhammad dan putrinya beristirahat
diruangan tersebut.

selesai.....

Anda mungkin juga menyukai