Terdapat sebuah genk di salah satu sekolahan yang terletak dekat kawasan
persawahan. Genk tersebut bisa dikatakan sangat populer di sekolahan itu.
Tentu saja, anggotanya saja selalu mementingkan gaya daripada
pendidikannya. Dan jika sudah terlanjur menjadi anggota, maka akan ada
larangan untuk bermain dengan teman lain yang bukan bagian dari anggota
genk tersebut. Kala hari masih pagi, Reny, salah seorang anggota genk
tersebut tiba-tiba datang dengan wajah yang terlihat cukup kesal.
Dialog - Mulai...
Ketika sedang berjalan menuju kantin, Sandra,Reny dan Ratih bertemu dengan
Valencia yang nampaknya baru datang. Valencia adalah anak yang selalu
menjadi ejekan karena dianggap cupu dan kuper. Padahal, Valencia adalah
anak yang lebih mementingkan pendidikan daripada penampilan atau gaya.
Inti Cerita: Marlon, seorang anak yang berubah menjadi anak nakal
yang tidak bertanggung-jawab karena tidak adanya pengawasan/kontrol
dari orangtua. Marlon terpengaruh dengan gaya hidup era digital yang
biasa dilihatnya di masa kini dan melupakan jati dirinya sebagai anak
Tuhan Yesus, sebagai anak2 Tuhan yang bersyukur dalam segala
keadaan.
Pemain:
Tampak Ibu, Marlon dan kakak Misyel duduk di ruang tamu. Ibu sedang
menggenggam hp dan menerima telpon.
Marlon: ya bu…
Ibu: Ini uangnya… 3 juta untuk kakak dan 2 juta untuk Marlon. (Layar
ditutup)
Marlon: “Hanya Rp 2000? ….kak, saya tidak mau uang sedikit ini, saya
mau pegang separuh uang yang mama berikan kepada cece/kakak.
Marlon: “Aah… pokoknya aku mau uang mama separuhnya! Kalau kakak
tidak mau memberi, aku tidak mau ke SM dan setiap hari tidak akan
pergi ke sekolah… saya mau main2 saja!
Marlon: “Terserah! Lapor saja… ibu kan jauh di kampung nenek, saya ke
SM sekarang… (naik sepeda di depan panggung… putar balik sepeda ke
pintu samping lagi) (Kakak masuk di balik layar dan layar ditutup).
Aceng: ohhh Marlon …biasalah… ipo tiap minggu shopping… jalan2 cuci
mata biar tidak stress….Kalian mau apa rame2 ke sini?
Aceng: Ok… selamat bersenang2 anak2… ipo mau lihat2 ke sana dulu ya!
(Layar di tutup)
Marlon : “Anu ipo…. Bisakah saya pinjam uang dulu… karena mama
masih di kampung?”
Ipo Aceng: “Marlon, ipo ingat… dulu kamu pernah pinjam uang, dan
kamu tidak bayar hutangmu, ibumu kemudian melunasinya tapi dengan
pesan bahwa lain kali ipo tidak boleh meminjamkan uang lagi ke
Marlon…. Tapi …. Ahhh begini saja… kebetulan ipo membutuhkan
pembantu di rumah ini, bagaimana kalau Marlon bantu ipo mengepel,
cuci piring, kebetulan sekarang ipo sangat lelah, tolong ko pijit2 ipo
dulu, setelah itu mengepel rumah dan cupir. Kalau sudah selesai ipo
akan langsung memberimu uang… dan besok kau datang lagi sampai
ibumu pulang, bagaimana?
Babak VI
Marlon : “Saya tidak mau ke SM lagi lz… saya juga tidak mau ikut koor
lagi…
Marlon : “Tidak lz… tidak ada… saya sebenarnya malu lz… saya tidak
punya uang banyak… saya bukan anak yang hebat… seperti kebanyakan
anak-anak yang lain…
Marlon : “Ya… saya tidak hebat karena tidak punya hp bagus, laptop
bagus, kamera yang bagus, tidak punya uang banyak untuk bisa
bermain2 di mall, makan2 di restoran “.
GSM : “Ya ampun Marlon… sebentar lagi kita akan merayakan natal,
minggu lalu lauze cerita Alkitab di SM dan Marlon tidak hadir… lihat ini
gambar cerita lauze… gambar apa ini?
Marlon: “Hari minggu saya akan ke SM lagi. Saya juga mau ikut koor,
melayani Tuhan, saya juga mau merayakan natal bersama teman2 di SM,
saya juga mau berubah menjadi anak Tuhan Yesus yang taat pada
Tuhan, orangtua dan guru2″.
GSM : “Puji Tuhan!!!!….. itu baru namanya anak Tuhan Yesus yang
hebat!”. Bagaimana kalau sekarang Marlon berlatih sama kakak untuk
persembahan pujian di perayaan Natal SM kita?
Marlon: “Oke… yuuk cece… kita latihan.” (Marlon dan kakak bersama-
sama bernyanyi)
Narator: Akhirnya Marlon sadar bahwa anak Tuhan Yesus yang hebat
bukanlah seperti apa yang di pikirkannya dan yang telah dilakukannya
selama ini. Menjadi anak Tuhan Yesus yang hebat adalah menjadi anak
yang taat kepada Tuhan, kepada orangtua dan guru2. Rajin ke SM,
melayani Tuhan dengan talenta yang dikaruniakan Tuhan kepada-Nya
dan selalu bersyukur atas kehidupan yang dikaruniakan Tuhan baginya.