Anda di halaman 1dari 14

Sinopsis

Terdapat sebuah genk di salah satu sekolahan yang terletak dekat kawasan
persawahan. Genk tersebut bisa dikatakan sangat populer di sekolahan itu.
Tentu saja, anggotanya saja selalu mementingkan gaya daripada
pendidikannya. Dan jika sudah terlanjur menjadi anggota, maka akan ada
larangan untuk bermain dengan teman lain yang bukan bagian dari anggota
genk tersebut. Kala hari masih pagi, Reny, salah seorang anggota genk
tersebut tiba-tiba datang dengan wajah yang terlihat cukup kesal.

Dialog - Mulai...

Reny : “Aduhh. . .! Tugas apa’an sih ini?


gila! Banyak benget! Mana susah lagi!
Eh Dita, lu udah belom tugas bahasa nya?”
(sambil menjatuhkan buku yang dibawanya)
Dita : “Ha? Tugas apa ren?
(Bingung)
Reny : “Aduh Dita...! Lola banget sih!
Ini nih, tugas bahasa yang kemarin! Emang lu nggak tau?”
Lalu Ratih dan Sandra menghampiri Reny yang sedang marah-marah.
Ratih : “Hey..hey..hey..
Ada apa sih rebut-ribut? Nyantai dong..
Sandra : “Nggak taut tuh...
Masih pagi tau! Jangan bikin ribut napah?
Reny : “Ini nih, ada tugas bahasa. Masalahnya gue nggak ngerti.
Apalagi harus dikumpulin sekarang. Ah..pusing!”.
Sandra : “Halah..nyante aja kali.
Tugas begini masa lu nggak bisa?”
Ratih : “Ih...masih pagi begini udah mikirin tugas.
Mending kita ke kantin deh, Yuk...!”
(Mengajak Reny dan Sandra ke kantin)

Ketika sedang berjalan menuju kantin, Sandra,Reny dan Ratih bertemu dengan
Valencia yang nampaknya baru datang. Valencia adalah anak yang selalu
menjadi ejekan karena dianggap cupu dan kuper. Padahal, Valencia adalah
anak yang lebih mementingkan pendidikan daripada penampilan atau gaya.

Reny : “Eh, liat tuh.. siapa yang dateng?? Hahaha”.


Ratih dan Sandra : “Hahahaha...”(Ikut menertawakan Valencia)
Sandra : “Ah udah yuk ke kantin.!”
Sementara mereka ke kantin, Dita yang nampaknya masih bingung dengan
tugas tersebut,menyempatkan diri untuk bertanya pada Valencia.
Dita : “Pagi Valen..! kamu tugas bahasanya sudah belum?”.
Valencia : “Sudah kok, Dita.”
Dita : “Ehm...boleh nanya nggak?”
Valencia : “Boleh kok..”
(sambil tersenyum)
Belum sepempat bertanya, Reny,Ratih dan Sandra datang. Mereka tidsk
senang Dita mendekati anak cupu itu.
Ratih : “Eh , Dita!
Sandra : “Berani ya kamu deket-deket sama anak ini?”.
Reny : “Inget dit, anak ini cupu. Ih...!?”
Dita : “Yah, kan aku cuman mau tanya tugas ke Valen.
Kok kalian jadi marah-marah sih?”
Sandra : “Tugas yang mana sih say? Yang ini?
(sambil membaca buku yang di meja)
Dita : “Iya. Memang kamu bisa san?”
Sandra : “Ehmm..., kalau cuman begini ya gampang lah dit!”
Dita : “Kamu bisa?? Coba kamu baca halaman 5.”
Sandra : “Ehm..., ya gitu deh...
Ehm..., gimana ya? Gimana sih dit? hehe”.
(Bingung dan ragu-ragu)
Reny : “Yah, kirain lu bisa san!”
Ratih : Bodoh amat lah!
Yauda mending gue pindah duduk di belakang daripada sebangku sama
penghianat!”
(Menyindir Dita)
Waktu pelajaran sudah berlalu. Hingga tiba jam istirahat.
Ratih : “San, ngga ada salahnya ya kalau kita temenan sama Valen.
Biarpun kuper, Valen itu pinter lho san!
Sandra : “Ih..., ogah ah gue temenan sama anak kuper.
Pinter mana sama gue?”
Reny : “Ih gila. Lu ngremehin banget.
Gak tau ah. Lama-lama lu nyebelin.
Mending gue temenan sama Valen ketimbang sama loe.”
(Berjalan mendekati Dita dan Valen yang sedang ngobrol)
Sandra : “Yaudah sana! Gue gak butuh temen kaya lo! Gak penting.”
Ratih : “San, kayaknya bener apa kata Reny.
Ya, kalau lu tetep kaya gini mending gue gabung sama mereka. Maaf , San.”
(Berjalan menyusul Reny)
Sandra : “Oke! Minggir sana Lo! Gue gak butuh kalian!”
Tiba saatnya hasil UAS dibagikan. Teman-teman Sandra nampak senang
dengan nilai ulangan mereka yang memuaskan. Sementara Sandra, terlihat
murung karena nilainya pas-pasan.
Reny : “Yey...nilai gue 9!”
Ratih : “Haha iya sama nilai gue juga sembilan!
Makasih Valen, berkat kamu ini Len!”
Dita : “Wah, iya Valen hebat. Lihat nih len, nilaimu paling tinggi!”
Valencia : “Aku ikut seneng deh kalau nilai kalian bagus.
Oya, kira-kira nilai Sandra berapa ya?”
Dita : “Iya ya.. Coba kita samperin yuk!”
(Berdiri sambil menengok kea rah Sandra)
Reny dann Ratih : “Iya yuk..”
Mereka datang menghampiri Sandra yang nampaknya sedang murung.
Dita : “Hey Sandra, pasti nilai kamu bagus deh.”
(tersenyum ramah)
Sandra : “Apa? Ngapain kalian kesini? Penting nggak sih?”
Valen : “Yah., kan kita cuman pengen tau nilaimu San.”
Ratih : “Iya Sandra, maksud kita kesini itu baik.
Kok kamu ngomongnya gitu sih?”
(kecewa)
Reny : “Sudahlah, percuma juga kita kesini.
Sandra sudah nggak butuh siapa-siapa disini.”
Yaudah yuk, kita ke kantin aja.
(kecewa)
Ratih : “Iya yuk.. Sudah laper nih!”
(melirik ke arah Sandra yang masih terlihat acuh)
Dita dan Valen : “Okelah..”
Akhirnya mereka ke kantin, karena kecewa dengan perkataan Sandra
yang angkuh. Tapi baru berjalan dua langkah, Sandra memanggil mereka.
Sandra : “Tunggu..!!”
(menyesal)
Valen,Ratih,Dita,Reny : “Iya ada apa san?”
(menengok sambil menjawab bersahut-sahutan)
Sandra : “Ehm.. maaf ya?”
Dita : “Maaf kenapa Sandra?”
Sandra : “Ya,, pokonya maaf.”
(Menyesal)
Ratih : “Iya Sandra. Kita maafin kok kalau kamu sudah minta maaf.”
Reny : “Nggak papa kali San. tapi asal kamu tau, Valen nggak seburuk
yang kita kira. B uktinya dia mau bantu kita belajar.”
Sandra : “Iya aku tau. Mungkin aku cuman sirik sama Valen.
Yah, aku sadar deh, tanpa kalian aku bukan apa-apa.
Maafin aku ya sahabat-sahabat ku. Kita masih sahabat kan
Valen, maafin aku ya?”
Valen : “Nggak papa kok Sandra. Lagipula aku juga nggak mau musuhin
kamu”.
Ratih : “Iya Sandra, kita masih sahabat kok. Senyum dong?”
Sandra : “Wah, ternyata kalian masih mau temenan sama aku. Padahal
aku sudah egois. Aku nyesel sudah musuhin Valen.”
Reny,Dita : “Iya Sandra, kita juga minta maaf ya? Soalnya kita sudah diemin
kamu,San”
(bersahut-sahutan)
Sandra : “Makasih..kalian memang sahabatku.”
Ratih : “Iya Sandra, aku juga ya San.”
Valen : “Akhirnya..kita jadi temenan deh. Hehe”
Reny : “Sudah-sudah.. jadi ke kantin gak nih? Laper tau!”
(menggoda teman-temannya)
Ratih,Dita,Valen,Sandra :”Hahahaha..”

Dipenghujung cerita, mereka akhirnya tidak lagi memusuhi si Valen. Mereka


menyadari bahwa pendidikan itu jauh lebih penting daripada bergaya secara
berlebihan. Dan yang lebih penting lagi, manusia tidak bisa hidup sendiri
tanpa bantuan dari orang lain. Mereka pun menjadi sahabat dan melupakan
sederet kesalahan yang mereka anggap sudah berlalu.
Judul : Marlon, BOSS CILIK

Inti Cerita: Marlon, seorang anak yang berubah menjadi anak nakal
yang tidak bertanggung-jawab karena tidak adanya pengawasan/kontrol
dari orangtua. Marlon terpengaruh dengan gaya hidup era digital yang
biasa dilihatnya di masa kini dan melupakan jati dirinya sebagai anak
Tuhan Yesus, sebagai anak2 Tuhan yang bersyukur dalam segala
keadaan.

Ringkasan Cerita: Marlon seorang anak kekinian yang baik, ramah,


rajin SM, dan melayani puji2an di gereja. Dia terpengaruh lingkugan dan
berubah menjadi anak yang nakal. Ibunya memberinya uang untuk di
pakai memenuhi kebutuhan sehari-hari karena ibunya harus ke
kampung, menjenguk nenek Marlon yang sakit keras. Marlon memakai
uang pemberian ibunya untuk bermain-main sesuai dengan
keinginannya untuk hidup seperti teman2nya anak orang kaya dengan
gaya anak zaman era modern ini. Ia ingin disukai dan dianggap hebat
oleh teman2nya sebagai orang yang bisa tampil sebagai anak2 dengan
gaya anak masa kini yg trendy, keren (anak zaman era digital). Akhirnya
dia kehabisan uang dan meminjam uang kepada ipo Aceng
(tetangganya). Namun ditolak karena Marlon dulu pernah pinjam uang
dan tidak dapat membayar uang pinjaman. Ibunya telah berpesan
kepada ipo Aceng untuk tidak meminjamkan uang lagi kepada Marlon.
Maka terpaksa Marlon menerima tawaran ipo Aceng untuk menjadi
pembantu di rumah ipo Aceng supaya ia mendapatkan uang gaji untuk
kehidupannya setiap hari.

Pemain:

Anak : Marlon (adik), Misyel (kakak)

Ibu : Lanny Kongasa

Tetangga Marlon: Elce Sine (ipo Aceng)

Teman2 Marlon: Delfran-Delfrin, Jovano, Hizkia, Varrel, Lery, Alfredo,


Daniel, Ledy, Yervina, Christin, Quincy, Helga, Geofany, Delvia, Kevrich,
dll.

Guru SM : Theofani Angguk Kongasa


Alat Perlengkapan: Uang kertas mainan, kacamata, gulungan rambut,
hp, tongsis, sapu, alat pel, lap, uang Rp 2000,- dan uang Rp 10.000,- dll.

Babak I : Buka Layar

Tampak Ibu, Marlon dan kakak Misyel duduk di ruang tamu. Ibu sedang
menggenggam hp dan menerima telpon.

Ibu: Misyel, Marlon… pamanmu telpon dari kampung, nenekmu sakit


dan ibu akan menengoknya… Papamu akan cuti libur dari pekerjaannya
di luar kota pada akhir Desember, cuti natal dan TB. Kalian belum libur
dan akan ulangan semester akhir tahun jadi kalian tidak bisa ikut ibu
menengok nenek, kalian harus tinggal di sini dan tetap ke sekolah dan
jangan lupa ke Sekolah Minggu. Ibu akan memberi kalian uang makan
dan uang keperluan untuk sekolah. Marlon, uangnya ibu berikan kepada
kakak Misyel, bila perlu untuk belanja kebutuhanmu, minta saja sama
kakak.

Marlon: ya bu…

( Ibu memberi uang kepada kakak sebesar 5 juta )

Ibu: Ini uangnya… 3 juta untuk kakak dan 2 juta untuk Marlon. (Layar
ditutup)

Babak II : Marlon duduk di atas sepeda di depan panggung dan turun


ke pintu (buka layar sedikit)

Marlon: (berteriak di pintu layar) “Kakak…!!! aku mau ke SM, minta


uang….!!

Misyel : (keluar dari dalam ke depan bersama Marlon di depan layar yg


terbuka sedikit) “Oh iya…ini uang persembahanmu…” (Misyel
menyodorkan uang 2000a

Marlon: “Hanya Rp 2000? ….kak, saya tidak mau uang sedikit ini, saya
mau pegang separuh uang yang mama berikan kepada cece/kakak.

Misyel : “Marlon… ingat pesan mama, kakak yang mengatur belanjamu


dan jangan belanjakan uang dengan sembarangan. Kita bukan orang
kaya dan nenek juga sedang sakit dan butuh biaya yang cukup besar. Ini
kakak tambah uangnya.” (menyodorkan uang Rp 10.000,-)

Marlon: “Aah… pokoknya aku mau uang mama separuhnya! Kalau kakak
tidak mau memberi, aku tidak mau ke SM dan setiap hari tidak akan
pergi ke sekolah… saya mau main2 saja!

Kakak : “Baiklah, terserah padamu… (kakak masuk ke dalam mengambil


uang lalu keluar lagi menemui Marlon) “Ini uangnya… terserah kamu
deh… awas! Saya laporin ke ibu!”

Marlon: “Terserah! Lapor saja… ibu kan jauh di kampung nenek, saya ke
SM sekarang… (naik sepeda di depan panggung… putar balik sepeda ke
pintu samping lagi) (Kakak masuk di balik layar dan layar ditutup).

Narator: Marlon begitu gembira, dan pergi ke SM. Pulang SM ia bertemu


dengan teman2nya.

(Tampak teman2 Marlon duduk di tangga depan layar) Marlon lewat


naik sepeda pake kacamata.

Delfran: “Marlon… o tawwa… hebatnya … gaya nih… pake kacamata mau


ke mana?

Marlon: (berhenti dan bercakap2 dengan temannya sambil duduk di atas


sepeda) “Mau jalan2 dong…”

Jovano: “Jalan2 ke mana?

Marlon: “Ke mall Hyper, Matahari, main2 di Timezone… terserah deh…


pokoknya jalan2….

Delfrin: “Ikutka Marlon…

Teman2 lain: “Saya juga… saya juga… saya juga”

Jovano: “Traktir ki Marlon

Marlon: “Oke teman2… ini uangku banyak (Marlon memamerkan


uangnya kepada teman2nya) ayo let’s go!!!
Di Timezone, mall hypermart Palopo.

Marlon dkk di mal Matahari dan ketemu ipo Aceng

Delfran: ehhh itu ipo Aceng Odek…

Marlon: Ipo… apa di bikin

Aceng: ohhh Marlon …biasalah… ipo tiap minggu shopping… jalan2 cuci
mata biar tidak stress….Kalian mau apa rame2 ke sini?

Delfrin: Kita ditraktir Marlon main2 ke sini…

Aceng: Wahh hebat sekali Marlon

Marlon: Saya ada tabungan ipo….

Aceng: Ok… selamat bersenang2 anak2… ipo mau lihat2 ke sana dulu ya!

Anak2: Bye ipo…

Narator: (Bicara sesuai dengan perjalanan Marlon di video yg tayang di


LCD)

Marlon dkk masuk ke tempat bermain di Timezone, Hypermart. Setelah


itu Marlon dkk berjalan2 di toko Harco yg jual barang elektronik. Marlon
juga mentraktir kawan2nya makan-minum dan juga membeli tongsis
dan hp di toko Fans Celular. Akhirnya, uang Marlon habis.

Narator: (Marlon tampak berpikir) Wahhh…uangku sudah habis… saya


tidak punya uang lagi untuk membeli makanan…ahhh terpaksa aku
harus pinjam uang kakak…

Marlon: “Kakak… aku mau pinjam uang kakak.”

Misyel : “Marlon… uang kamu sudah habis ya?

Marlon: “Iya kak…

Misyel : “Wow… luar-biasa… nanti saya laporkan ke mama…


Marlon: “Jangan kak… kakak mau pinjamkan uang atau tidak

Kakak: “Tidaklah!… mama masih lama di kampung… kalau uang kakak


di pinjamkan ke kamu, kakak nanti tidak bisa beli makanan…wahhh
gawat!!! … Sekarang kamu baru sadar khan?… bagaimana rasanya tidak
punya uang…

Marlon (tampak kebingungan dan berpikir)

Narator: Marlon yg sedang bingung tiba berdiri, dalam hatinya ia


berkata: “Hah! Masih ada ipo Aceng, tetangga sebelah… semoga ia mau
meminjamkan uang! Marlon bergegas ke luar rumah.

Marlon: “Kak, aku pergi main2 dulu ke tetangga sebelah!

Kakak : “Ya…cepat pulang!

(Layar di tutup)

Babak V (Shooting di rumah ipo Aceng) Drama ditayangkan di layar


LCD.

Ipo Aceng: “Hallo Marlon! Mamamu sudah pulangkah?

Marlon : “Belum ipo…

Ipo Aceng: “Ada apa kunjungan ke rumah ipo Marlon?

Marlon : “Anu ipo…. Bisakah saya pinjam uang dulu… karena mama
masih di kampung?”

Ipo Aceng: “Wahh… pasti uang pemberian mamamu dihabiskan main2


di mall Hyper kemarin waktu ketemu ipo di mall….

Marlon: (gugup dan tertunduk) “Tidak ipo…

Ipo Aceng: “Marlon, ipo ingat… dulu kamu pernah pinjam uang, dan
kamu tidak bayar hutangmu, ibumu kemudian melunasinya tapi dengan
pesan bahwa lain kali ipo tidak boleh meminjamkan uang lagi ke
Marlon…. Tapi …. Ahhh begini saja… kebetulan ipo membutuhkan
pembantu di rumah ini, bagaimana kalau Marlon bantu ipo mengepel,
cuci piring, kebetulan sekarang ipo sangat lelah, tolong ko pijit2 ipo
dulu, setelah itu mengepel rumah dan cupir. Kalau sudah selesai ipo
akan langsung memberimu uang… dan besok kau datang lagi sampai
ibumu pulang, bagaimana?

Marlon : “Ya saya mau ipo…

Ipo Aceng : “Ini minyaknya… (Marlon memijit2 ipo Aceng)… (kemudian


Marlon di shooting sedang mencuci piring dan mengepel lantai)

Babak VI

Narator : Akhirnya Marlon bekerja di rumah ipo Aceng sehingga ia


mempunyai uang makan setiap hari. Sudah 2 minggu lamanya Marlon
tidak ke Sekolah-Minggu lagi. GSM datang berkunjung ke rumah Marlo

(Tampak Marlon dan kakak sedang duduk di rumah

GSM : “Hallo Misyel… Marlon… (bersalaman dengan GSM), Marlon


sudah 2 minggu absen … Lz telepon… katanya tidak sakit… tapi lz ke sini
sekalian mau bagi undangan natal… dua minggu lagi kita natalan di
gereja… Marlon kan ikut paduan suara… jadi harus ke SM supaya bisa
latihan bersama teman2″.

Marlon : “Saya tidak mau ke SM lagi lz… saya juga tidak mau ikut koor
lagi…

GSM : “Wahhh ada apa Marlon?…boleh lz tahu apa sebabnya? Apa lz yg


salah? Atau teman2mu ada yang nakal dan mengganggumu?

Marlon : “Tidak lz… tidak ada… saya sebenarnya malu lz… saya tidak
punya uang banyak… saya bukan anak yang hebat… seperti kebanyakan
anak-anak yang lain…

GSM : “Apa maksudmu Marlon…

Marlon : “Ya… saya tidak hebat karena tidak punya hp bagus, laptop
bagus, kamera yang bagus, tidak punya uang banyak untuk bisa
bermain2 di mall, makan2 di restoran “.
GSM : “Ya ampun Marlon… sebentar lagi kita akan merayakan natal,
minggu lalu lauze cerita Alkitab di SM dan Marlon tidak hadir… lihat ini
gambar cerita lauze… gambar apa ini?

Marlon: Tuhan Yesus lahir di kandang binatang…

GSM : “Benar Marlon… Yesus lahir di tempat yang standar sosialnya


untuk orang2 miskin… Tuhan Yesus tidak lahir di tempat yang mewah …
mengapa ini terjadi?

Orangtua Yesus bukan orang kaya, mereka adalah keluarga sederhana.


Saat Maria bunda Yesus akan melahirkan… semua penginapan penuh
dan hanya yang bisa bayar mahal akan mendapat penginapan yang baik.
Apalagi bunda Maria akan melahirkan bayi Yesus, pastilah merepotkan
dan perlu tempat yang luas. Jadi itulah sebabnya mereka ditolak di
mana-mana. Ini memberikan suatu makna bahwa ketamakan, kekayaan,
kesombongan manusialah yang menolak kehadiran Allah dalam hidup
mereka.”

GSM : “Sekarang lihat gambar kedua ini… malaikat2 datang


kepada…gembala2… mereka itu kalangan orang yang miskin yang tidak
kaya dan tidak hidup mewah… tapi Tuhan datang memberitahukan
kepada mereka tentang kabar selamat … ini adalah bukti bahwa TUHAN
itu mengasihi manusia dan tidak merendahkan orang yang miskin.
Tuhan menghargai mereka, dan Tuhan itu menyayangi semua
ciptaannya…baik miskin maupun kaya. Tuhan juga sayang kepada
Marlon walaupun Marlon bukan orang kaya, tidak trendy, tidak punya
hp bagus, tidak punya laptop, tidak bermobil dll sebagainya.

Mengapa Marlon tidak hebat menurut anggapan Marlon sendiri…


padahal… Marlon punya suara yang bagus yang dapat dipakai untuk
memuji Tuhan… itu adalah hal yang hebat… kecil2 bisa melayani
Tuhan… Marlon bisa ke SM mengajak teman2… itu hal yang hebat di
mata Tuhan Yesus. Belajar dengan baik… dan menjadi anak yang baik,
besok2 pasti bisa jadi orang hebat… ayo… semangat!!!!

Marlon: “Terima-kasih lause… sekarang saya mengerti bahwa orang


hebat itu tidak selalu berarti jadi orang kaya, jadi orang yang penampilan
trendy…glamour… kekinian…
GSM : “Kamu kecil2 melayani Tuhan itu adalah hal yg hebat marlon…
juga menjadi anak yang baik dan taat pada Firman Tuhan itulah anak
Tuhan yang hebat. Menolong orang, meneladani Tuhan Yesus… itu
adalah hal yang hebat Marlon!

Marlon: “Hari minggu saya akan ke SM lagi. Saya juga mau ikut koor,
melayani Tuhan, saya juga mau merayakan natal bersama teman2 di SM,
saya juga mau berubah menjadi anak Tuhan Yesus yang taat pada
Tuhan, orangtua dan guru2″.

GSM : “Puji Tuhan!!!!….. itu baru namanya anak Tuhan Yesus yang
hebat!”. Bagaimana kalau sekarang Marlon berlatih sama kakak untuk
persembahan pujian di perayaan Natal SM kita?

Marlon: “Oke… yuuk cece… kita latihan.” (Marlon dan kakak bersama-
sama bernyanyi)

Narator: Akhirnya Marlon sadar bahwa anak Tuhan Yesus yang hebat
bukanlah seperti apa yang di pikirkannya dan yang telah dilakukannya
selama ini. Menjadi anak Tuhan Yesus yang hebat adalah menjadi anak
yang taat kepada Tuhan, kepada orangtua dan guru2. Rajin ke SM,
melayani Tuhan dengan talenta yang dikaruniakan Tuhan kepada-Nya
dan selalu bersyukur atas kehidupan yang dikaruniakan Tuhan baginya.

Anda mungkin juga menyukai