Anda di halaman 1dari 49

1. Di bawah ini yang termasuk majas penegasan, kecuali…..

a) Majas klimaks.

b) Majas pararelisme.

c) Majas hiperbola.

d) Majas retorik.

e) Majas taulogi.

Pembahasan :

Jawaban (C)

Majas penegasan adalah kata-kata berkias yang menyatakan penegasan untuk meningkatkan kesan dan
pengaruhnya terhadap pendengar ataupun pembaca. Dalam soal diatas yang termasuk majas penegasan
adalah majas klimaks, majas pararelisme, majas retorik, majas taulogi. Nah majas hierbola termasuk
dalam golongan majas perbandingan yaitu kata-kata berkias yang menyatakan perbandingan untuk
meningkatkan kesan dan pengaruhnya terhadap pendengar atau pembaca.

2. Ayah selalu membawa gudang garam kemanapun ia pergi.

Kalimat dibawah ini yang menggunakan majas yang sama dengan kalimat tersebut adalah…..

a) Sampai sekarang belum kelihatan batang hidungnya.

b) Dini menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepalanya sendiri.

c) Bel telah memanggil anak-anak masuk ke kelas.

d) Pak Rahmad pergi ke kantor dengan naik kijang.

e) Dewi malam bersembunyi dibalik awan.


Pembahasan :

Jawaban (D)

Kalimat dalam soal adalah menunjukkan jenis majas metonimia adalah majas yang menggunakan ciri
atau lebel dari sebuah benda untuk menggantikan benda tersebut.Pengungkapan tersebut berupa
penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut. Jadi dari kalimat pada
jawaban yang sudah disediakan yang juga menggunakan majas metonimia adalah Pak Rahmad pergi ke
kantor dengan naik kijang. Naik kijang disini artinya menggunakan mobil bermerek kijang.

3. Bacalah puisi dibawah ini!

Saat dedauanan mulai memanggilmu.

Tersenyum manis kala bersentuhan dengan alam.

Yang tak akan bosan menyapamu.

Awan pun akan menangis merindukan hadirmu.

Majas yang terkandung dalam puisi diatas adalah……

a) Majas hiperbola.

b) Majas personifikasi.

c) Majas pararelisme.

d) Majas metonimia

e) Majas perumpamaan.

Pembahasan :
Jawaban (B)

Dari puisi diatas tepatnya dalam baris ke tiga isinya “Yang tak akan bosan menyapamu” yaitu ketika
dedaunan dapat menyapa seperti apa yang manusia lakukan. Termasuk ke dalam majas personifikasi.

4. Kalimat yang menggunakan majas metafora adalah…..

a) Pena menari-nari diatas kertas.

b) Dewi malam bersembunyi dibalik awan.

c) Halilintar bersahut-sahutan ditengah derasnya hujan.

d) Harimau mengaung memecahkan keheningan malam.

e) Kecantikan gadis itu laksana malaikat tanpa sayap.

Pembahasan :

Jawaban (E)

Majas metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung berupa perbandingan
analogis. Nah dalam pilihan diatas yang membandingan secara langsung adalah “Kecantikan gadis itu
laksana malaikat tanpa sayap” saking cantiknya bagaikan malaikat tanpa sayap.

5. Bacalah puisi dibawah ini!

Memang salahku.

Buaya darat kepercayai.

Memang tak bisa dipungkiri melati kini telah ternodai.


Memang salahku.

Kepercayai bonglon itu.

Dan tak kusangka dia berpindah warna.

Jenis majas yang ada dalam puisi diatas adalah…..

a) Majas repetisi.

b) Majas metafora.

c) Majas simile.

d) Majas simbolik.

e) Majas antiklimaks.

Pembahasan :

Jawaban (D)

Majas simbolik adalah majas yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda, binatang, atau
tumbuhan sebagai simbol atau lambang. Dari puisi diatas disebutkan “buaya darat kupercayai” itu
merupakan perumpamaan sesorang seperti buaya yang tidak setia dengan pasangannya.

6. Bacalah puisi dibawah ini!

Cinta yang Agung


Adalah ketika kamu menitikkan air mata.

Dan masih peduli terhadapnya.

Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu.

Dan kamu masih menunggunya dengan setia.

Majas apa yang mendominasi puisi diatas adalah………

a) Majas pararelisme.

b) Majas metonimia.

c) Majas sinekdok.

d) Majas antiklimaks.

e) Majas antitesis.

Pembahasan :

Jawaban (A)

Majas paralelisme adalah majas pengulangan kata-kata atau frasa, dan biasanya ada di dalam puisi.
Pengulangan dilakukan dalam kata pada baris ataupun dalam kalimat. Dalam puisi diatas awal baris
pertama dan ketiga dimulai dengan kata “adalah”, baris kedua dan keempat dengan kata “dan”.

7. (1) Dan bebaskan daku dari siksaan ini.

(2) Biarkan sang rembulan menyapaku.

(3) Melepas rindu untuk bertemu.

(4) Dan angin yang menemukanku.

Larik yang bermajas sama dalam puisi diatas adalah….


a) (1) dan (2).

b) (2) dan (3).

c) (1) dan (3).

d) (2) dan (4).

e) (3) dan (4)

Pembahasan :

Jawaban (D)

Larik kedua dan keempat tersebut isinya rembulan dapat menyapa dan larik keempat isinya angin yang
menemukanku. Nah menyapa dan menemukan adalah seseuatu yang dilakukan manusia, namun dalam
puisi diatas angin dan rembulan dapat melakukannya. Dapat disimpulkan jawabannya adalah D yang
menggunakan majas personifikasi.

8. Bacalah puisi dibawah!

Oh guruku…..

Kau laksana pelita dalam gulita.

Entah kata apa yang pantas kuucap.

Sebagai tanda terimakasih.

Majas pada kutipan puisi diatas terletak pada larik….

a) Pertama.

b) Kedua.

c) Ketiga.
d) Keempat.

e) Semua benar.

Pembahasan :

Jawaban (B)

Dalam puisi diatas pada larik kedua adalah “kau laksana pelita dalam gulita” itu termasuk majas
perbandingan yaitu majas metafora yaitu perbandingan secara langsung.

9. Kalimat berikut yang menggunakan majas ironi adalah……..

a) Bukan, bukan, bukan, ini bukan salahku.

b) Semua anak-anak, remaja hingga orang tua.

c) Suaranya menggelegar memecah angkasa.

d) Dewi malam teah keluar dari balik awan.

e) Betapa bagusnya kelakukanmu sehingga sudah dua orang tuamu menanggis karena keisenganmu.

Pembahasan :

Jawaban (E)

Majas ironi adalah majas yang menyatakan hal sebaliknya dengan maksud menyindir. Dari kalimat opsi
jawaban yang diberikan, kalimat yang menayatakan sebuah sindiran adalah kalimat jawaban D. Kalimat
ini menunjukkan makna yang bertentangan, tentunya bukan kelakuan yang bagus ketika membuat
teman menangis. Jadi, merupakan majas ironi.
10. Berikut ini yang merupakan golongan majas sindiran pertentangan adalah…..

a) Hiperbola, ironi, paradoks, antitesis.

b) Metonimia, ironi, hiperbola, paradoks.

c) Antitesis, personifikasi, antiklimaks, ironi.

d) Metafora, kontradiksi interminus, ironi.

e) Retorik, metonimia, paradoks, ironi,

Pembahasan :

Jawab (A)

Majas pertentangan ialah kelompok majas yang memiliki ciri khas dengan gaya penuturan yang
mengungkapkan sesuatu yang bertentangan dengan makna yang sesungguhnya. Dalam soal diatas yaitu
jawaban A : Hiperbola, ironi, paradoks, antitesis

Majas

Apa pengertian majas? Secara sederhana dapat dikatakan bahwa majas adalah suatu bentuk kiasan atau
pengibaratan atau figure of speech. Kebanyakan orang menganggap bahwa majas sama dengan gaya
bahasa. Anggapan itu keliru karena majas bukan gaya bahasa, melainkan pendukung pembentukan suatu
gaya bahasa.
Gaya bahasa adalah bentukan dari majas. Majas adalah peristiwa pemakaian kata yang menyimpang dari
arti harfiahnya akibat dari pengkiasan atau pengandaian.

Ada empat jenis majas. Dengan total seluruh majas yaitu lima puluh delapan. Jenis majas yaitu,
penegasan, perbandingan, pertentangan, dan sindiran. Tiap-tiap majas memiliki kekhasan masing-
masing.

Latihan Soal bahasa Indonesia tentang macam majas

MAJAS PENEGASAN

1. Majas Klimaks

Majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut dan makin lama makin meningkat.

Contoh:

a. Semua orang dari anak-anak, remaja, hingga orang tua ikut antri minyak.

b. Ketua RT, ketua RW, gubernur, bahkan presiden sekali pun tidak berhak mencampuri urusan pribadi.

2. Majas Antiklimaks

Majas yang menyatakan beberapa hal berturut-turut yang makin lama menurun.

Contoh :

a. Semua ukuran baju dari Xl, L, M, hingga S pun tidak muat di tubuhku ini.

b. Jangankan mengambil barangnya, pegang, bahkan melihat pun aku belum pernah.

3. Majas Koreksio

Majas yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.

Contoh:

a. Yang memenangkan lomba itu adalah Emma, eh bukan Eka.

b. Aku pergi ke Bandung sekarang, oh tidak besok.

4. Majas Asindeton

Majas yang mengungkapkan frasa, klausa, kalimat, atau wacana tanpa kata sambung (konjungsi).
Contoh:

a. Saya datang, saya menang dalam pertandingan itu.

b. Seminar itu membahas masalah narkoba, seks bebas, kriminalitas yang melibatkan para remaja.

c. Politik kepentingan sering memanfaatkan sentimen agama, suku, ras, antargolongan.

5. Majas Interupsi

Majas yang menggunakan sisipan kata atau frasa ditengah-tengah kalimat untuk menegaskan maksud.

Contoh:

a. Pak Karto, lurah desaku, orangnya sangat baik.

b. Yogyakarta, kota pelajar itu, mulai hari ini menjadi tuan rumah konferensi AFTA.

6. Majas Eksklamasio

Majas yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.

Contoh:

a. Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.

b. Wow, sungguh luar biasa! Ternyata kamu mampu membuat lukisan sekelas Affandi.

7. Majas Enumerasio

Majas yang membentuk beberapa peristiwa menjadi satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap
peristiwa dalam keseluruhannya tampak dengan jelas.

Contoh:

a. Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan.
Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang
gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.

b. Korban meninggal saat itu juga. Motonya hancur lebur. Darah menganak sungai. Mengalir kemana-
mana.
8. Majas Silepsis dan Zeugma

Majas dimana penulis menggunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata
dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama.

Contoh:

a. Ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.

b. Ia sudah kehilangan topi dan semangatnya.

9. Majas Apofasis/Preterisio

Majas dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal.

Contoh:

a. Rasanya berat bibir ini untuk mengatakan bahwa kucing kesayangannya telah mati tadi siang karena
tertabrak mobil.

b. Reputasi Anda di hadapan para karyawan sangat baik. Namun dengan adanya pemecatan karyawan
tanpa alasan saya ingin mengatakan bahwa Anda baru saja menghancurkan reputasi baik itu.

10. Majas Pleonasme

Majas yang menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan
keterangan yang sebenarnya tidak dibutuhkan.

Contoh:

a. Mendengar adanya keributan, Pak Bambang turun ke bawah melihat apa yang terjadi.

b. Bergegas aku maju ke depan beberapa langkah.

11. Majas Aliterasi

Majas dengan pengulangan konsonan pada awal kata secara berurutan

Contoh:

a. Mengalir, menimbu, mendesak, mengepung, memenuhi sukma, menawan tubuh

b. Budi baik bagai bekal bagi kehidupan kita.


12. Majas Paralelisme

Majas yang memakai kata, frase atau klausa yang kedudukan sama atau sejajar.

Contoh:

a. Baik golongan yang tinggi maupun golongan yang rendah harus diadili kalau bersalah.

b. Segala kupinta tiada kauberi. Segala tanya tiada kau sahuti.

13. Majas Tautologi

Majas dengan mengulang beberapa kali sebuah kata dalam sebuah kalimat dengan maksud menegaskan.
Kadang pengulangan itu menggunakan kata bersinonim.

Contoh:

a. Kejadian yang terjadi saat ini tidak pernah saya inginkan dan saya tidak mengharapkannya.

b. Seharusnya sebagai sahabat kita hidup rukun, akur, dan bersaudara.

14. Majas Antanaklasis atau Paronomasia

Majas yang mengandung ulangan kata yang sama dengan makna yang berbeda.

Contoh:

a. Tanggal lima belas Agustus kemarin, gigiku tanggal dua.

b. Bisa ular kobra itu bisa membunuh orang yang digigitnya.

15. Majas Anastrof atau Inversi

Majas yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subjeknya karena lebih diutamakan.

Contoh:

a. Pergilah ia meninggalkan kami, keherenan kami melihat peringainya.

b. Tak terkabul permintaannya.

c. Terpaksa mengemis di jalan bocah itu.


d. Jatuhlah ia dengan suara berdebam keras.

16. Majas Retoris

Mempergunakan kalimat tanya yang sebenarnya tidak memerlukan jawaban. Seringkali kalimat
menyatakan kesangsian atau bersifa mengejek. Dalam bahasa pidato biasanya bukan dimaksudkan untuk
bertanya, tetapi menegaskan.

Contoh:

a. Siapa yang tidak ingin kaya?

b. Mana mungkin orang mati hidup kembali?

c. Inikah yang kau namai bekerja?

d. Dapatkan gajah melompat?

17. Majas Elipsis

Majas yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau
ditafsirkan sendiri oleh pembaca.

Contoh:

a. Kami ke rumah nenek. (Predikat “pergi” dihilangkan).

b. Pergilah! (Penghilang subjek “engkau”).

c. Kalau masih belum jelas akan kuterangkan sekali lagi. (Penghilang objek).

18. Majas Alonim

Penggunaan varian dari nama untuk menegaskan.

Contoh:

a. Dok, apa pasien telah selesai di trepanasi? (“Dok” adalah varian untuk dokter).

b. Bagaimana jika pendarahannya tidak kunjung berhenti, Prof?

19. Majas Kolokasi

Asosiasi tetap antara suatu kata dengan kata lain yang berdampingan dalam kalimat.
Contoh:

a. Ajaib sekali ucapannya, orang-orang pun patuh padanya.

b. Tatapannya sadis menusuk membuatku ketakutan.

20. Majas Pararima

Majas dengan pengulangan konsonan awal dan akhir dalam kata atau bagian kata yang berlainan.

Contoh:

a. Bolak-balik

b. Lika-liku

c. Kocar-kacir

d. Warna-warni

21. Majas Preterito

Majas penegasan yang melukiskan sesuatu dengan menyembunyikan atau merahasiakn sesuatu dan
pembaca harus menerka apa yang disembunyikan itu.

Contoh:

a. Tidak perlu kau sebut namanya, aku sudah tahu siapa penyebab kekacauan itu.

b. Lupakan semua ucapannya, anggap saja angin lalu.

22. Majas Sigmatisme

Majas dengan pengulangan bunyi “s” untuk efek tertentu.

Contoh:

a. Ssst, ini rahasia lho…

b. Ssst, harap diam.

23. Majas Polisindenton


Majas penegasan yang menyebutkan beberapa benda, hal atau keadaan secara berturut-turut dengan
memakai kata penghubung

Contoh:

a. Setelah pekerjaannya selesai, maka berkemas-kemaslah dia siap pulang karena hari sudah mulai gelap,
lagipula mendung tanda hari akan hujan.

b. Ia benar-benar lupa dengan rumah dan ladangnya, termasuk istri dan anak-anaknya, beserta segala
kewajiban.

24. Majas Repetisi

Majas perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi
tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai.

Contoh:

a. Bukan uang, bukan mobil, bukan rumah mewah yang aku harapkan dari ayah dan ibu. Aku

hanya ingin ayah dan ibu ada di sini. Aku hanya ingin perhatian. Hanya itu, tidak lebih.

b. Perusahannya berkembang dan terus berkembang

MAJAS PERBANDINGAN

1. Majas Litotesis

Majas Perbandingan yang melukiskan keadaan dengan kata-kata yang berlawanan artinya dengan
kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri

Contoh:

a. Perjuangan kami hanyalah setitik air di samudera luas.

b. Mampirlah ke gubuk saya.

c. Terimalah barang yang tak berharga ini sebagai tanda mata.

d. Silahkan mencicipin hidangan ala kadarnya ini.

e. Setetes darah anda merupakan nyawa bagi kami.

f. Kami hanya bisa menyediakan teh dingin dan makaanan kampung saja.
g. Ini hanyalah lukisan biasa yang tidak ada harganya.

2. Majas Hiperbola

Majas perbandingan yang melukiskan sesuatu dengan mengganti peristiwa atau tindakan sesungguhnya
dengan kata yang lebih hebat perngertiannya untuk menyangatkan arti.

Contoh:

a. Suara penyanyi itu membuat tuli telingaku.

b. Kata –kata orang itu menususk hatiku.

c. Teriakannya menggelegar membeelah angkasa.

d. Ayah memeras keringat untuk menghidupi keluarganya.

e. Harga bensin membumbung tinggi.

f. Ibu membanting tulang demi menghidupi anaknya.

g. Angan-angannya melambung menembus bataas dunia.

h. Keringatnya mengucur deras.

i. Badannya kurus kering tiada daya karena kurang pangan.

3. Majas Personifikasi

Majas yang memberikan tingkah laku manusia, perbuatan, sifat manusia kepada benda mati atau
makhluk hidup selain manusia sehingga benda-benda tersebut seolah-olah berbuat seperti manusia.

Contoh:

a. Lonceng gereja memanggil-manggil umatnya untuk segera datang.

b. Ombak dipantai berkejar-kejaran menuju pasir putih.

c. Burung diatas pohon bernyanyi-nyanyi riang menyambut pagi nan cerah.

d. Bulan tersenyum melihat kebahagiaan kedua mempelai .

e. Angin membelai rambutnya yang tergerai-gerai.

f. Angin berbisik menyampaikan salamku kepadanya.


g. Bel sekolah dengan nyaringnya memanggil-manggil para siswa.

4. Majas Simile

Majas perbandingan yang membandingkan dua hal dan ditandai dengan kata penghubung perbandingan
(bagai, andai, laksana, bak, dsb).

Contoh :

a. Kecantikan gadis desa itu laksana putri kayangan yang turun ke bumi.

b. Kekikiran tetanggaku seperti kepiting batu.

c. Bedanya seperti langit dan bumi.

d. Serupa dara dibalik tirai.

e. Pembalap itu memacu motornya seperti mengendarai angin.

5. Majas Metafora

Majas yang melukiskan sesuatu dengan membandingkannya dengan sesuatu yang lain secara langsung
(tidak memakai kata-kata yang menyatakan pembanding).

Contoh :

a. Darahku mendidih mendengar umpatan kasar itu.

b. Wajahku memerah melihat dirinya tersenyum.

c. Senyum ibu mengembang seketika.

d. Pemuda adalah tulang punggung negara.

6. Majas Antropomorfisme

Metafora yang menggunakan kata atau bentuk lain yang berhubungan dengan manusia untuk hal yang
bukan manusia.

Contoh:

a. Bibir-bibir pantai membisikkan cerita masa lalu dari desiran ombak.

b. Pelupuk mawar berkaca-kaca menatapmu pergi.


7. Majas Sinestesia

Majas berupa suatu ungkapan rasa dari suatu indra yang dicurahkan lewat ungkapan rasa indra lainnya.

Contoh:

a. Betapa sedap memandang gadis cantik seperti dia.

b. Suaranya enak dan empuk di dengar.

8. Majas Alegori

Majas yang menjelaskan maksud tanpa secara harafiah. Seperti kiasan atau penggambaran.

Contoh:

Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang kadang-kadang
sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada akhirnya berhenti ketika
bertemu dengan laut.

9. Majas Totum pro Parte

Majas dengan mengungkapkan keseluruhan objek dengan maksud hanya sebagian.

Contoh:

a. Indonesia menang 3-2 atas Malaysia dalam pertandingan sepak bola kemarin.

b. SMP Bintang 1 meraih gelar Juara 1 dalam lomba seni tingkat kabupaten.

10. Majas Eufimisme

Majas dengan pengungkapan kata-kata yang dipandang kasar diganti dengan kata-kata lain yang lebih
pantas atau dianggap halus.

Contoh:

a. Tunasusila sebagai ganti pelacur.

b. Tunanetra sebagai ganti orang buta.


11. Majas Disfemisme

Majas yang mengungkapkan pernyataan tabu atau yang dirasa kurang pantas sebagaimana adanya.

Contoh:

a. Orang bisu itu tidak bisa melawan.

b. Bagaimana keadaan wanita tua di sebelah yang kemarin jatuh dari tangga?

c. Apa kita harus mencari babu baru?

12. Majas Fabel

Majas yang menyatakan perilaku binatang sebagai manusia yang dapat berpikir dan bertutur kata.

Contoh:

a. Dia berperilaku seperti kucing yang suka mendengkur.

b. Gigi-giginya ia tunjukkan seperti serigala yang siap menerkam.

c. Cerita Kura-kura dan Kelinci, Kancil dan Buaya, dsb.

13. Majas Parabel

Ungkapan pelajaran atau nilai tetapi dikiaskan atau disamarkan dalam bentuk cerita. Hampir sama
seperti fabel, namun majas ini menggunakan manusia sebagai bentuk penggambarannya.

Contoh:

Biasanya terdapat banyak parabel dalam Injil.

14. Majas Perifrasa

Ungkapan yang panjang sebagai pengganti ungkapan yang lebih pendek.

Contoh:

Setelah enam tahun belajar dengan keras, Siska berhasil menyelesaikan sekolahnya. (Lulus).

15. Majas Eponim


Majas yang menjadikan nama orang sebagai nama tempat atau pranata.

Contoh:

Ali akan bermain di rumah Ana.

16. Majas Simbolik

Majas yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan simbol atau lambang untuk menyatakan maksud.

Contoh:

a. Lelaki adalah buaya darat.

b. Rumah kesayangannya habis di makan si jago merah.

17. Majas Asosiasi

Majas perbandingan terhadap dua hal yang berbeda, namun dinyatakan sama.

Contoh:

a. Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.

b. Persaudaraan mereka bagai keakraban kucing dan anjing.

18. Majas Alusio

Pemakaian ungkapan yang tidak diselesaikan karena sudah dikenal.

Contoh penggunaan :

Sudah dua hari ia tidak terlihat batang hidungnya.

Penjelasan :

Kata 'Batang hidung' dalam kalimat diatas sudah lazim didengar orang dan diketahui artinya, yang mana
'Batang hidung' berarti " Sosok seseorang ". Kalimat diatas berarti: Sudah dua hari ia tidak terlihat
sosoknya ( bersembunyi ).

19. Majas Antonomasia


Majas yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri.

Contoh:

a. Yang Mulia sedang menghadiri rapat kerajaan.

b. Pria berkumis itu sudah pergi sejak pagi.

20. Majas Aptromin

Pemberian nama yang cocok dengan sifat atau pekerjaan seseorang.

Contoh:

a. Karena dia orang yang ramah maka dia dipanggil “Mr. Kind” oleh rekan kerjanya.

b. Karena sehari-hari ia bekerja sebagai kusir gerobak, ia dipanggil Karto Grobak.

21. Majas Metonimia

Pengungkapan berupa penggunaan nama untuk benda lain yang menjadi merek, ciri khas, atau atribut.

Contoh:

a. Rokok diganti Djarum atau Gudang Garam.

b. Mobil diganti dengan Kijang.

Terapan dalam kalimat :

a. Ayah membeli sebatang Djarum Coklat.

b. Kakak pergi naik Kijang hijau.

Penjelasan :

a. Kata Djarum Coklat pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (sebuah jarum berwarna
coklat), melainkan sebuah merek dari sebuah rokok/kretek.

b. Kata Kijang hijau pada kalimat di atas bukanlah merupakan benda aslinya (seekor kijang yang bewarna
hijau), melainkan sebuah merek mobil Toyota

22. Majas Hipokorisme


Penggunaan nama timangan atau kata yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.

Contoh:

a. Lama Otok hanya memandangi ikatan bunga biji mata itu, yang membuat otok kian terkesima.

b. Kucing mina sangat manis menawan, karena itu Mina sangat menyukainya.

23. Majas Depersonifikasi

Depersonifikasi ialah majas yang melekatkan sifat-sifat suatu benda tak bernyawa pada manusia atau
insan. Biasanya memanfaatkan kata-kata: kalau, sekiranya, jikalau, misalkan, bila, seandainya,
seumpama.

Contoh:

a. Kalau engkau jadi bunga, aku jadi tangkainya.

b. Dikau langit, aku bumi.

24. Majas Pars pro toto

Majas yang menyebutkan nama bagian sebagai pengganti nama keseluruhannya.

Contoh:

a. Orang itu bekerja keras siang malam karena lima mulut yang ditanggungnya. (yang dimaksud adalah
anggota keluarganya)

b. Tiap kepala membayar berapa? (yang dimaksud adalah tiap orang)

MAJAS PERTENTANGAN

1. Majas Oksimoron

Majas yang mengungkapkan pendapat yang bertentangan dengan pendapat atau pendirian yang sudah
diungkapkan sebelumnya.

Contoh:

a. Film-film yang ditayangkan RCTA itu baik, namun terlalu banyak iklannya.

b. Bahasa memang dapat dipakai sebagai alat pemersatu tetapi dapat juga sebagai alat pemecah belah.
c. Mendaki gunung memang menarik namun membahayakan.

d. Mencopet merupakan suatu keterampilan yang tercela dan merugikan.

2. Majas Antitesis

Majas pertentangan yang menggunakan kata-kata yang berlawanan.

Contoh:

a. Hidup mati, susah senang, menangis tersenyum, semuanya ada di tangammu.

b. Benar salah, akan kita lihat jawabannya nanti.

c. Keluarga miskin itu tampak sangat bahagia.

3. Majas Anakronisme

Majas yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan
sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu. Atau ketidaksesuaian peristiwa dengan waktu.

Contoh:

a. Dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada).

b. Aku bangun sepagi mungkin di kala matahari terbenam.

c. Ia berencana tidur malam di saat matahari bersinar terang di luar.

4. Majas Paradoks

Majas yang mengungkapkan pendapat yang bertentangan dengan keadaan sebenarnya, namun
mengandung suatu kebenaran.

Contoh:

a. Aku merasa kesepian di tengah keramaian kota ini.

b. Dia kedinginan di kota Jakarta yang panas.

5. Majas Okupasi
Majas yang melukiskan sesuatu dengan bantahan tetapi kemudian diberi penjelasan atau diakhiri
dengan kesimpulan.

Contoh:

Merokok itu dapat merusak kesehatan, tetapi banyak orang tidak dapat menghentikan kebiasaan
merokok sehingga banyaklah berdiri pabrik rokok sebab untungnya banyak.

MAJAS SINDIRAN

1. Majas Ironis

Majas yang menyindir dengan mengatakan kebalikan dari fakta tersebut.

Contoh:

a. Wah, pintar benar kamu, mengerjakan soal sepuluh yang betul hanya satu.

b. Kamu hebat sekali Nak, rapotmu hampir semuanya merah.

c. Pelajaran telah dimulai pukul 07.00 tadi, sekarang baru pukul 11. 00 mengapa sudah datang?

d. Kamu rajin sekali, sampai satu minggu selalu telah.

2. Majas Sinisme

Ungkapan yang bersifat mencemooh pikiran atau ide secara langsung (lebih kasar dari ironis)

Contoh:

a. Perkataanmu tadi sangat tidak sopan, tidak pantas kau ucapkan sebagai orang terpelajar.

b. Kamu kan sudah pintar, mengapa harus bertanya padaku?

3. Majas Sarkasme

Sindiran langsung yang kasar bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.

Contoh:

a. Dasar Kerbau dungu, kerja begini saja tidak becus!

b. Kamu benar-benar seorang bajingan rendahan tak berotak!


4. Majas Satire

Majas yang mengungkapkan sesuatu dengan menggunakan sarkasme, ironi, atau parodi, untuk
mengecam atau menertawakan gagasan, kebiasaan, dll.

Contoh:

a. Kamu ini budek atau tuli? Bertelinga kok tidak mendengar.

b. Ampun deh, pekerjaan semudah ini saja tidak bisa dikerjakan

5. Majas Innuendo

Majas sindiran yang bersifat mengecilkan fakta sesungguhnya.

Contoh:

a. Masa’ dicubit sedikit saja sudah marah.

b. Dia bisa menjadi PNS karena menyogok.

SOAL MAJAS

1. Epos laut

Busa dan buih putih

Menununtun gulungan ombak

Mengendap pasir putih Pantai

Busa dan buih putih

Menuntun lelaki pelaut

Pulang dari kemenangan di laut

Majas yang mendominasi penggalan puisi tersebut adalah ………..

a. Metafora

b. Hiperbola
c. Repetisi

d. Personifikasi

e. Pleonasme

(ujian nasional SMP 2006/2007)

2. Kalimat yang menggunakan majas metafora adalah…

a. Pena menari-nari diatas kertas.

b. Dewi malam bersembunyi dibalik awan.

c. Halilitntar bersahut-sahutan ditengah derasnya hujan.

d. Harimau mengaung memecahkan keheningan malam.

e. Kecantikan gadis itu laksana malaikat tanpa sayap.

(Persiapan UN B .Indonesia SMP 2007/2008 Grafindo )

3. Tikungan itu telah menelan beberapa nyawa

Kalimat yang menggunakan majas yang sama dengan kalimat tersebut adalah ….

a. Putri selalu diantar dengan kijang berwarna merah.

b. Suaranya menggeledek seperti petir di siang hari.

c. Tony menyaksikan peristiwa itu dengan mata kepalanya sendiri.

d. Bel telah memanggil anak-anak masuk ke kelas.

e. Dewi malam mulai memancarkan sinarnya yang lembut.

(Grafindo )

4. Bacalah penggalan puisi berikut dengan seksama!

Sepi menyanyi, maldam dalam mendoa tiba

Meriak muka air kolam jiwa


Dan dalam dadaku memerdu lagu

Menarik menari seluruh aku

Sajak putih, Chairil Anwar

Penggalan puisi diatas menggunakan majas ….

a. Personifikasi

b. Paradoks

c. Eufemisme

d. Hiperbola

e. Pars pro toto

(Primagama “Kiat sukses unas SMK 2010 Teknik )

5. Kalimat yang menggunakan majas Litotes adalah …

a. Gubuk sederhana ini adalah hasil karya kami selama bertahun-tahun.

b. Teman akrab ada kalanya adalah musuh sejati.

c. Hujan memandikan halaman di halaman rumah.

d. Kecantikannya justru yang mencelakakannya.

e. Saya telah mencatat kejadian itu dengan tangan milik saya sendiri.

(Cara Mudah UN 2008 Bindonesia SMA )

6. Cermati penggalan puisi berikut ini!

KOTAK SUARA

Di sebuah kerajinan dilangsungkan pemilihan

Di sebuah pemilihan dilakukan penghitungan

Di sebuah penghitungan berlangsung keajaiban

Di sebuah keajaiban semua mata ditutupkan


(Kotak Suara, Taufik Ismail)

Majas yang terdapat dalam penggalan puisi tersebut adalah . . . .

a. Ironi

b. Litotes

c. Metafora

d. Repetisi

e. Sinisme

(SOAL KUIS FB B. INDONESIA SMK KODE SOAL : 60)

7. (1) O, bebaskan daku dari siksaan ini

(2) Biarkan rembulan menyapaku

(3) Merambah gunung menyeberangi lautan

(4) Dan angin yang menemukanku

Larik yang bermajas sama dalam puisi tersebut adalah?

a. (1) dan (2)

b. (2) dan (3)

c. (1) dan (3)

d. (2) dan (4)

e. (3) dan (4)

(Ringtone Ringkasan Teori dan Evaluasi Bahasa Indonesia SMP/MTs)

8. Bacalah puisi berikut dengan saksama!

Bencana
Deras hujan mendera

Gemuruh sungai meluap

[…]

hanyutkan harapan

yang tersimpan di dada

Desa Pandan Sari tercinta

Larik bermajas untuk melengkapi puisi tersebut agar memiliki kesatuan makna adalah

a. air mengalir

b. menelan jutaan korban

c. membanjiri perkampungan

d. mengairi sawah lading

e. angin bertiup kencang

(Detik-Detik Ujian Nasional Bahasa Indonesia 2012/2013)

9. Menentukan majas dalam puisi.

Oktober

Karya: Mardi Luhung

Ketika kau tertidur napas halusmu melayang menebus jalusi

Dan napasku yang tergopoh pun menyusulnya

Agar dapat menjaganya sampai nanti kau terbangun ….

Puisi di atas menggunakan majas ....

A. metafora

B. tautologi
C. simbolik

D. paradoks

E. personifikasi

(SOAL PREDIKSI UN BAHASA INDONESIA SMK TAHUN AJARAN 2011 / 2012 (BEDAH SKL BAHASA
INDONESIA SMK ))

10. Bacalah puisi berikut!

Oh guruku

Kau laksana pelita dalam gulita

Entah kata apa yang pantas kuucap

Sebagai tanda terima kasih

Majas pada kutipan puis tersebut terletak pada larik…

a. pertama

b. kedua

c. ketiga

d. keempat

e. semua benar

(SPM Plus sukses menghadapi UN SMP/MTs)

KUNCI JAWABAN

1. Jawab: D

Penggalan puisi diatas menggunakan majas personifikasi. Majas personifikasi adalah yang memberikan
sifat, tingkah laku, perbuatan manusia kepada benda sehingga benda tersebut berbuat seperti manusia.
Busa dan buih putih >> benda selain manusia

Menuntun >> sifat manusia

2. Jawab : B

Pilihan a dan c merupakan kalimat bermajas personifikasi. Pilihan d merupakan kalimat bermajas
hiperbola. Pilihan e merupakan majas Simile. Pilihan b merupakan Majas Metafora

3. Jawab : D

Tikungan itu telah menelan beberapa nyawa menggunakan majas personifikasi karena menelan adalah
perbuatan manusia . pilihan a menggunakan majas metonimia . pilihan b menggunakan majas
hiperbola . pilihan d menggunakan majas personifikasi karena memanggil merupakna perbuatan
manusia dan bel merupakan benda selain manusia

4. Jawab : A

Baris pertama dan ketiga menggunakan majas personifikasi

5. Jawab :A

Karena merupakan bentuk perendahan diri. Pilihan b dan d menggunakan majas oksimoron. Pilihan c
menggunakan majas antaklasis atau paronomasia. Dan pilihan e menggunakan majas hiperbola.

6. Jawab : D

Karena terdapat pengulangan kata “di sebuah” pada setiap kalimatnya.

7. Jawab: D

Dalam puisi tersebut terdapat larik yang bermajas personifikasi, yaitu rembulan menyapaku (2) dan
angin menemukanku (4).

8. Jawab: B
Karena kalimat itu memilik majas personifikasi yaitu menelan.

9. Jawab: E

Karena “napasku” pada kalimat ke dua adalah benda selain manusia, yang digabung dengan “tergopoh”
yang merupakan bagian dari tindakan manusia.

10. Jawab : B

Karena menggunakan kata “laksana” yang merupakan bentuk dari majas perbandingan, yaitu majas
simile.

1. Pak Warijo sedang menyemir sepatu.

Makna imbuhan meN- pada kata menyemir dalam kalimat tersebut adalah ….

A. Menghasilkan sesuatu

B. Memberi atau membubuhi

C. Melakukan pekerjaan

D. Mengeluarkan atau menampilkan

2. Pak Rino sedang … barang dagangan di tokonya.

Kata berimbuhan yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang pada kalimat tersebut adalah ….

A. mesurvei

B. memsurvei
C. mensurvei

D. menyurvei

Jawaban: D

Jika ditambahkan pada bentuk dasar yang dimulai dengan fonem /c/, /j/, /s/, bentuk meN- berubah
menjadi meny-.

meN- + survei  menyurvei

3. Penabuh beduk itu terlihat kelelahan.

Makna imbuhan pe- pada kata penabuh dalam kalimat tersebut adalah ….

A. orang atau hal yang dikenai laku

B. alat yang digunakan untuk

C. orang yang melakukan suatu perbuatan

D. yang memiliki

Jawaban: C

Makna yang sesuai dengan kalimat tersebut adalah orang yang melakukan suatu perbuatan.

4. Kalimat berikut yang mengandung imbuhan per-/-an yang bermakna tempat melakukan perbuatan
adalah ….

A. Perampokan yang terjadi tadi malam menyebabkan kerugian jutaan rupiah.

B. Pelabuhan Tanjung Priuk selalu ramai setiap harinya.

C. Kue pesanan Bu Tanti akan dikirim nanti malam.

D. Di dekat rumahku akan dibangun perumahan yang sangat mewah.


Jawaban: B

Pelabuhan bermakna tempat melakukan perbuatan berlabuh.

5. Anak-anak terlihat kepanasan saat upacara bendera.

Makna imbuhan ke-/-an pada kata kepanasan dalam kalimat tersebut adalah ….

A. perbuatan yang tidak disengaja

B. terlalu, terlampau,

C. menderita, terkena

D. keadaan yang berhubungan dengan'

Jawaban: C

Makna yang sesuai dengan kalimat tersebut adalah menderita atau terkena panas.

6. Akhiran -kan pada kalimat di bawah ini yang menyatakan arti 'melakukan sesuatu untuk orang lain'
terdapat pada kalimat …

A. Segera ambilkan tas kerja ayah!

B. dengarkan penjelasanku, ya.

C. keluarkan buku-bukumu!

D. tusukkan jarum itu di kain!

Jawaban B menyatakan arti 'sungguh-sungguh. Jawaban C menyatakan arti 'menjadikan'. Jawaban D


menyatakan arti 'dengan'.

7. Agar semakin enak, … susu itu!

Kata berimbuhan yang tepat untuk mengisi bagian yang rumpang pada kalimat tersebut adalah ….
A. gulakan

B. gulai

C. menggulakan

D. gula

Jawaban: B

Kata yang sesuai dengan kalimat tersebut adalah gulai yang bermakna memberikan gula.

8. Tidak aku sangka, ternyata aku dan dirinya dapat tinggal sekampung sekarang.

Makna imbuhan se- pada kata sekampung dalam kalimat tersebut adalah ….

A. menyatakan arti 'seluruh'

B. menyatakan satu dalam tempat

C. menyatakan saat satu waktu

D. menyatakan sebanyak atau seberapa

Jawaban: B

Makna yang sesuai dengan kalimat tersebut adalah menyatakan satu dalam tempat atau satu kampung.

Pengertian

Kata berimbuhan adalah kata yang telah mengalami proses pengimbuhan atau (afiksasi). Imbuhan atau
afiksasi adalah morfem terikat yang digunakan dalam bentuk dasar untuk membentuk kata. Hasil dari
proses pengimbuhan itu disebut kata berimbuhan atau kata turunan.

Jenis-jenis Imbuhan

Imbuhan menurut posisinya terbagi ke dalam empat bentuk


1. Awalan atau prefiks

Contoh: meN-, ber-, di-, ter-, peN-, per-, se-, dan ke-.

2. Sisipan atau infiks

Contoh: -el, -er, -e-, dan –in-

3. Akhiran atau sufiks

Contoh: -kan, -an, -I, dan –nya

4. Konfiks atau simulfiks : berupa awalan dan akhiran yang pemakaiannya sekaligus.

Contoh: ke-an, per-an, peN-an, ber-an, dan se-nya.

Imbuhan yang diserap dalam bahasa asing.Imbuhan tersebut di antaranya sebagai berikut:

Dari bahasa Arab:-ah, -i.Fungsinya sebagai penbentuk atau penanda kata sifat.

Contohnya; manusiawi, alamiah, alami

Dari bahasa Sansekerta: -man, -wan, -wati,.Fungsinya sebagai pembentuk kata benda. Contohnya,
budiman, wartawan, pragawati.

Dari bahasa Inggris: -is, -if, -al. Fungsinya sebagai pembentuk kata sifat.

Contohnya, egois, deskriptif, formal

Fungsi Imbuhan

a. Membentuk kata benda, yakni

peN-, pe-, per-, ke-, -isme, -wan, -sasi, -tas, peN-an, pe-an, per-an, dan ke-an.

Contoh: pelaut, penyapu, wartawan, dll.

b. Membentuk kata kerja, yakni me-, ber-, per-, ter-, di, -kan, ter-kan,dan di-i.

Contohnya: melaut berlayar, terlihat diminum, bawakan, lempari, menaiki.

c. Membentuk kata sifat,yakni –I, -wi,-iah, dan –is.

Contohnya: manusiawi, duniawi, ilmiah, agamis

d. Membentuk kata bilangan yakni se- dan ke-.


Contohnya: sepuluh dan kedua.

Penggunaan Imbuhan secara benar

Awalan peN-

Imbuhan peN- merupakan salah satu awalan yang pemakaiannya sangat produktif.

Makna yang dikandung awalan peN- bermacam- macam antara lain:

1) Menyatakan yang melakukan perbuatan. Contoh: penulis, & pembaca.

2) Menyatakan pekerjaan. Contoh: pengusaha, pedagang.

3) Menyatakan alat. Contoh: pengerat, penggaris

4) Menyatakan memiliki sifat. Contoh: pemaklum, penggembira.

5) Menyatakan penyebab. Contoh: pemanis, pemutih.

Pemakaian Awalan ber-

Awalan ber- mempunyai kaidah sebagai berikut:

1) Apabila diikuti kata dasar yang berawalan dengan huruf /r/ dan beberapa kata dasar yang suku
pertamanya berakhir dengan /er/, maka ber- menjadi be-.

Contoh: beramal, bekerja

2) Apabila diikuti kata dasar ajar, maka ber- menjadi bel-.

Contoh: bel + ajar = belajar

3) Apabila diikuti kata dasar selain yang disebutkan di atas, maka ber- tetap tanpa perubahan.

Contoh: ber + balik = berbalik

Makna yang terkandung oleh awalan ber-, antara lain:

1. Mempunyai, contoh: beratap, beranak, berhasil.

2. Menggunakan contoh: bersepeda, bersepatu

3. Mengeluarkan contoh: bertelur, berbau, berkata.


4. Menyatakan sikap mental, contoh: berbahagia, berhati-hati,

5. Dalam jumlah, contoh berdua, bertiga.

Dalam beberapa tulisan atau berbagai percakapan sering dijumpai pelesapan-pelesapan imbuhan ber-.
Perhatikan kalimat berikut:

1. Usahanya belum hasil.

2. Pendapat kita memang beda

3. Murid-murid sudah kumpul di muka kelas.

Bentuk-bentuk tanpa ber- seperti pada contoh di atas merupakan pemakaian kalimat yang tidak baku.
Hal tersebut antara lain merupkan unsur pengaruh dari bahasa daerah. Kalimat-kalimat tersebut
seharusnya diucapkan:

4. Usahanya belum berhasil

5. Pendapat kita memang berbeda

6. Murid-murid sudah berkumpul di muka kelas

Awalan meN-

Apabila awalan me- dihubungkan dengan kata dasar, terjadi variasi bentuk, yakni me, mem-, men,
meng-, dan meny-.

Kaidah imbuhan meN-

1. Imbuhan meN- apabila ditambahkan pada kata dasar berfonem awal vokal, /J/ /k/, /h/, /g/ , /kh/
berubah menjadi meng-

Contoh:

meN- + ambil = mengambil

meN- + elak = mengelak

meN- + kalah = mengalah

meN- + harap = mengharap


meN- + khawatirkan = mengkhawatirkan

2. Jika imbuhan meN- ditambahkan pada kata dasar dengan fonem awal /l/, /m/, /n/, /ny/, /ng/,
/r/, /y/, atau /w/, bentuknya berubah menjadi me-

meN- + latih = melatih

meN- + makan = memakan

meN- + namai = menamai

meN- + nyatakan = menyatakan

meN- + nganga = menganga

meN- + rusak =merusak

meN- + yakinkan = meyakinkan

meN- + wabah = mewabah

3. Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang berfonem awal /d/, atau /t/ bentuknya berubah
menjadi men-

meN- + datang = mendatang

meN- + tanam = menanam

4. Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /b/, /p/, atau /f/, bentuknya berubah
menjadi mem-

meN- + babat = membabat

meN- + pukul = memukul

meN- + fokuskan = memfokuskan

5. Jika meN- ditambahkan pada kata dasar berfonem awal /c/, /j/, /s/, dan /sy/, bentuknya berubah
menjadi meny- .

meN- + satu = menyatu meN- + jadi = menjadi


meN- + cari = mencari meN- + syukuri = mensyukuri

6. Jika meN- ditambahkan pada kata dasar yang bersuku satu, bentuknya berubah menjadi menge-.

meN- + bom = mengebom

meN- + cek = mengecek

7. Jika dirasakan masih baru, proses peluluhan kata-kata yang berasal dari bahasa asing tidak berlaku.
Namun, jika kata dasar itu tidak asing lagi, proses penggabungan mengikuti kaidah yang umum.

meN- + produksi = memproduksi

8. Jika kata kerja berkata dasar tunggal direduplikasi, kata dasarnya diulangi dengan mempertahankan
peluluhan konsonan pertamanya.

tulis = menulis-nulis; tulis-menulis

karang = mengarang-ngarang; karang-mengarang

cek = mengecek-ngecek

ulangi = mengulang-ulangi

Makna awalan meN- adalah sebagai berikut:

1. Melakukan perbuatan, tindakan; Contoh: mengambil, menjual

2. Melakukan perbuatan dengan alat: Contoh: mengambil, menyabit

3. Menjadi atau dalam keadaan; contoh: menurun, meluap

4. Membuat kesan; contoh: mengalah, membisu

5. Menuju ke; contoh;mendarat, menepi

6. Mencari;contoh: mendamar

** Fonem /p/ menjadi luluh ke dalam fonem /m/. Namun, peluluhan tidak terjadi jika fonem /p/ adalah
permulaan dari prefiks per- atau kata dasarnya mulai dengan per- atau pe- tertentu.
meN- + pertinggi = mempertinggi

meN- + pertaruhkan = mempertaruhkan

Penulisan yang benar untuk makna ‘membuat jadi lebih tinggi’ adalah mempertinggi atau meninggikan
bukan mempertinggikan.

Awalan di-

Awalan di- bermakna suatu perbuatan yang pasif, sebagai kebalikan dari awalan (me-(N)) yang bermakna
aktif.

Contoh: di- + baca = dibaca ; ambil = diambil ; jual = dijual

Jika di- diikuti oleh kata yang menunjukkan tempat, maka penulisannya dipisah.

Awalan ter-

Imbuhan ter- menyatakan makna sebagai berikut:

1. Sudah di- atau dapat di-; contoh: tertutup, terbuka.

2. Ketidaksengajaan; contoh: terbawa, terambil.

3. Tiba-tiba; contoh: teringat, terjatuh

4. Paling/superlatif; contoh: terindah, terbagus

Awalan se-

Awalan se- mengalami variasi-variasi makna, yakni sebagai berikut:

1. Satu; contoh: seeekor, sebutir

2. Seluruh, seisi; contoh: serumah, sekampung.

3. Sama-sama; contoh: sepermainan, seperjuangan.

4. Sama dengan, seperti; contoh: setinggi, selebar, seenaknya, semaumu.

5. Menyatakan waktu; contoh: sesudah, selagi


Awalan per-

1. Imbuhan per- berubah menjadi pe-, apabila ditambahkan pada kata dasar yang berfonem awal /r/
atau kata dasar yang suku pertamanya berakhir /er/

per- + ringan = peringan

per- + kerja = pekerja

2. Imbuhan per- berubah menjadi pel- apabila ditambahkan pada bentuk dasar ajar

per- + ajar = pelajar

Awalan –an

Pada umumnya akhiran –an membentuk kata benda misalnya, pukulan, manisan, satuan, ratusan.

Makna akhiran –an adalah sebagi berikut;

1. Menyatakan tempat: contoh: pangkalan, kubangan

2. Menyatakan alat; contoh: timbangan, ayunan

3. Menyatakan hal atau cara: contoh: didikan, pimpinan.

4. Menyatakan akibat, hasil perbuatan: contoh: hukuman, balasan.

5. Menyatakan sesuatu yang di; contoh: catatan,suruhan.

6. Menyatakan seluruh, kumpulan; contoh: lautan, sayuran.

Awalan –kan dan -i

Fungsi

a. Membentuk kata kerja. Semua kata yang berakhiran –kan dan –i dengan atau tanpa awalan
merupakan kata kerja. Tanpa awalan, akhiran –kan dan –i itu merupakan kata kerja bentuk imperatif.

Contoh: panas (kata sifat), panaskan (kata kerja), panasi (kata kerja)

b. Menjadikan kata kerja taktransitif menjadi kata kerja transitif.

Contoh: Didi duduk di kursi (traktransitif)


Didi menduduki kursi (transitif)

Didi mendudukkan Adik di kursi (transitif)

c. Mengintensifkan arti.

Contoh: Polisi menangkap penjahat

Polisi menangkapi penjahat (pekerjaan itu dilakukan berulng-ulang karena objeknya lebih dari satu)

Perbedaan-perbedaan

a. Objek yang mengikkuti kata kerja berakhiran –kan berpindah tempatnya dan objek itu merupakan
alat. Objek yang mengikuti kata kerja berakhiran –i tetap tempatnya, tak berpindah, dan objek itu
merupakan tempat berlakunya pekerjaan itu:

Contoh: Petani itu menanamkan benih di sawahnya.

Petani itu menanami sawahnya.

b. Kata kerja berakhiran –kan diikuti oleh objek penderita, sedangkan kata kerja berakhiran –i diikuti
objek penyerta.

Contoh: Dia menawarkan pekerjaan kepada saya.

Dia menawari saya pekerjaan.

c. Adakalanya perbedaan kedua akhiran itu kurang jelas sehingga pemakaiannya seolah-olah sama
saja dan dapat saling menggantikan.

Contoh: Dia menamai anaknya Alam (menamai = memberi nama)

Dia menamakan anaknya Alam (menamakan = menyebabkan bernama)

Konfiks ke-an

Konfiks ke-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda abstrak. Misalnya, kepandaian, kecepatan,
keindahan, kesehatan.

Konfiks ke-an memiliki makna sebagai berikut:

1. Menyatakan keadaaan: contoh; kedinginan, kesakitan

2. Menyatakan intensitas (terlalu, terlampau); contoh: kebesaran, kemahalan.


3. Menyatakan agak, menyerupai: contoh: kehijau-hijauan, kebarat-baratan.

Konfiks pe(N)-an

Konfiks pe(N) –an mempunyai variasi bentuk pe-an, pem-an, peng-an, peny-an.

Makna konfiks pe(N)-an adalah sebagai berikut:

1. Menyatakan hal yang berhubungan dengan kata dasar. Contoh: penanaman, pendidikan.

2. Menyatakan proses/perbuatan. Contoh pemberontakan, pendaftaran.

3. Menyatakan hasil. Contoh: penyamaran, pengakuan.

4. Menyatakan alat. Contoh: penciuman.

5. Menyatakan tempat. Contoh: penampungan, pemandian.

Konfiks per-an

Makna konfiks per-an adalah sebagai berikut:

1. Menyatakan tempat. Contoh: perhentian, percetakan

2. Menyatakan daerah. Contoh: perkebunan.

3. Menyatakan hasil perbuatan. Contoh: pernyataan, pertahanan

4. Menyatakan perihal. Contoh: peristilahan, perhukuman

5. Menyatakan banyak, bermacam-bermacam. Contoh; peralatan, persyaratan.

Konfiks se-nya

Konfiks se-nya umumnya disertakan pada kata ulang. Fungsinya membentuk kata keterangan.

Contoh: Se-nya +putih = seputih-putihnya ; pintar = sepintar-pintarnya

Konfiks se-nya menyatakan superlative atau tingkat paling tinggi yang dapat dicapai.

Contoh: Seputih-putihnya = seputih mungkin ; sepintar-pintarnya = sepintar mungkin


Klitika –ku, -mu, nya

Fungsi

1. Sebagai penunjuk kepunyaan.

Contoh: rumahku, rumahmu, rumahnya

2. Sebagai alat pembentuk kata benda.

Contoh: salah (kata sifat) = salahmu (kata benda);

duduk (kata benda) = duduknya(kata benda)

3. Sebagai objek penderita

Contoh: Sudah beberapa kali ia membujukku.

Ia memandangnya tajam-tajam.

4. Sebagai objek penyerta

Contoh: Surat itu telah kukirimkan kepadanya.

Barang-barang ini sengaja dia bel untukmu.

Khusus untuk –nya, selain sebagai klitika atau kata ganti orang, juga berfungsi sebagai imbuhan.

Fungsi imbuhan –nya adalah sebagai berikut;

1. Sebagai pembentuk kata keterangan

Contoh:

Agaknya akan turun hujan hari ini.

Tidak selamanya orang menderita.

2. Sebagai penunjuk

Contoh:

Penyakit seperti ini sukar dicari obatnya.

Rumah kami besar, kamar-kamarnya luas.

3. Bersama-sama dengan awalan se- menyatakan superlative


Contoh:

Sepandai-pandainya tupai melompat, sekali gagal juga.

Sepeda adik yang baru dibeli bercat merah.

Pemakaian –nya pada kata rumah & sepeda adalah tidak perlu karena rujukannya sudah dinyatakan
langsung. Perhatikan kalimat di bawah ini:

1. a) Rumah paman bertingkat dua. ; b) Rumahnya bertingkat dua.

2. a) Sepeda adik yang baru dibeli bercat merah. ; b) Sepedanya bercat merah.

Lingkungan hidup adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia dan berhubungan timbal balik.
Lingkungan hidup ini mencakupi benda hidup dan benda mati. Benda hidup perlu makanan dan
berkembang biak seperti manusia, binatang, dan tumbuhan. Benda mati antara lain tanah, air, api, batu,
dan udara. Jika terpelihara dengan baik, lingkungan hidup itu dapat menciptakan masyarakat yang sehat,
aman, tenteram, lahir dan batin.

Kata hubung yang terdapat pada teks laporan hasil observasi tersebut adalah ....

a. dan

b. tetapi

c. sehingga

d. atau

Indonesia merupakan paru-paru dunia kedua. Indonesia memiliki hutan lebat yang memberikan banyak
oksigen. Di negara ini terdapat tumbuhan dan hewan yang khas, seperti matoa, kayu cendana, burung
cendrawasih, orang utan, dan komodo.

Kata hubung yang dominan digunakan dalam kutipan teks di atas menyatakan hubungan ....

a. penambahan

b. perlawanan

c. sebab-akibat

d. pemilihan
Tari Kecak diciptakan pada tahun 1930-an oleh I Wayan Limbak yang bekerja sama dengan pelukis
Jerman Walter Spies. Pada awalnya, dua seniman itu terpesona oleh tari-tarian dalam ritual Sanghyang.
Ketika itu, para penari Sanghyang menari dalam kondisi kemasukan ruh atau kerasukan.

Kata hubung yang digunakan dalam kutipan teks deskripsi tersebut adalah ....

a. pada

b. dalam

c. ketika

d. atau

Kami berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi kami dan pembaca.

Konjungsi yang terdapat pada kalimat di atas adalah ....

a. penambahan

b. perlawanan

c. sebab-akibat

d. pemilihan

Gacuk lawan juga tidak boleh terinjak. Jika terinjak akan terkena aturan midak gacuk (menginjak gacuk)
sehingga giliran pun berpindah ke peserta lain.

Konjungsi yang terdapat pada kalimat atas adalah ....

a. penambahan

b. perlawanan

c. sebab-akibat

d. pemilihan

Kalimat definisi ditandai dengan adanya kata penghubung berikut, kecuali ....

a. ialah
b. termasuk

c. seperti

d. merupakan

Kalimat berikut ini yang memiliki konjungsi sebab-akibat adalah .....

a. Keinginan menjadikan anak didik mandiri dan berprestasi begitu kentara pada SMPN 1 Tanjung.

b. Ketika saya akan pulang, tanaman jagung itu sudah tumbuh dengan subur.

c. Pasar akan segera direnovasi sehingga semua pedagang akan dipindahkan untuk sementara waktu

d. Kemungkinan besar pasokan barang impor akan dikurangi atau mungkin ditiadakan.

Pada kurun waktu dekade ini banyak dibudidayakan jenis buah-buahan segar yang bekhasiat sebagai
obat. Buah melodi contohnya. Buah ini merupakan perpaduan dari buah tomat dan mentimun. Buah itu
diyakini berkhasiat menyembuhkan berbagai macam penyakit. Jenis buah berkhasiat lain yang
dibudidayakan, antara lain buah naga dan buah merah.

Konjungsi digunakan dalam teks di atas pada ....

a. kalimat kedua

b. kalimat ketiga

c. kalimat keempat

d. kalimat kelima

Pendidikan kesehatan di sekolah bertujuan agar murid mengetahui fakta-fakta ilmiah tentang kesehatan,
memiliki sikap yang menyetujui keadaan sehat dan melaksanakan kebiasaan baik untuk hidup sehat,...
kesehatan sendiri maupun komunitas bertambah baik.

Konjungsi yang tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah .. ..

a. dan

b. ketika

c. sehingga
d. oleh karena itu

Anita sibuk membersikan rumah, .......Yandi duduk santai.

Konjungsi yang tepat untuk melengkapi kalimat di atas adalah ....

a. saat

b. tetapi

c. dan

d. walaupun

Jagalah kesehatan...tidak terserang penyakit.

Konjungsi yang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut adalah....

a. tetapi

b. namun

c. kalau

d. agar

Anda mungkin juga menyukai