A. Pengertian
Ungkapan atau idium adalah gabungan kata yang maknanya tidak dapat diturunkan dari
makna kata-kata yang membentuknya.
B. Contoh:
1. Angkat bicara : mulai berbicara
2. Angkat mata : member isyarat dengan mata
3. Angkat sumpah : mengucapkan sumpah
4. Angkat tangan : menyerah atau tidak sanggup
5. Angkat topi : memuji/salut/menyatakan hormat
6. Alas perut : sarapan
7. Adu domba : memecah belah
8. Bertangan dingin : semua yang dilaksanakan berhasil
9. Buku putih : buku yang berisi keterangan pemerintah mengenai suatu
peristiwa politik
10. Bunga rampai : kumpulan/kutipan cerita/karangan
11. Buah mulut/buah bibi r: pembicaraan orang
12. Buah tangan : oleh-oleh/hasil karya
13. Di bawah tangan : tidak dilaksanakan di muka umum
14. Hilang akal : putus asa/bingung
15. Jalan buntu : tidak menghasilkan kesepakatan atau persetujuan
(tidak menemukan cara pemecahan masalah)
16. Jalan tengah : tidak memihak/bersikap netral
17. Jalan pikiran : cara berpikir
18. Jalan pintas : cara penyelesaian yang cepat
19. Kabar angin : desas-desus/isu/berita yang belum tentu benar
20. Membawa diri : menyesuaikan diri
21. Mencari muka : berbuat baik agar dikasihi lebih dari yang lain
22. Merah telinga/muka merah: marah
23. Naik daun : terkenal/bernasib baik
24. Panjang mulut : suka membicarakan orang lain
25. Panjang tangan : suka mencuri
26. Rendah budi : hina/tidak berbudi
27. Rendah hati : tidak sombong/baik hati
28. Rendah diri : tidak percaya diri
29. Sempit hati : cepat marah
30. Tinggi hati/besar kepala: sombong
1
1. Saya angkat topi atas keberhasilan usahamu.
2. Ketika dia angkat bicara semua hadirin terdiam.
3. Puisi itu buah karya Chairil Anwar.
4. Dokter itu memang bertangan dingin.
5. Jika hidup merantau harus pandai membawa diri.
D. LATIHAN:
JAWAB:
*****
PERIBAHASA
2
A. Pengertian
Peribahasa adalah kelompok kata atau kalimat yang tetap susunannya dan
biasanyamengisahkan maksud tertentu sertta berisi perbandingan, perumpamaan,
nasihat, prinsip hidup atau aturan tingkah laku.
2. Pepatah adalah peribahasa yang mengandung nasihat atau ajaran dari orang-
orang tua.
Contoh: a. Tiada gading yang tak retak.
b. Tong kosong berbunyi nyaring.
c. Anjing menggonggong kalifah berlalu.
C. Contoh:
1. Ada gula ada semut.
Arti : dimana ada kesenangan atau keberuntungan, disitu banyak orang yang
Dating (dimana ada gadis cantik, disitu banyak pemuda yang dating).
3
9. Bunga gugur putik pun gugur.
Arti : maut tidak memandang umur, baik tua maupun muda pasti akan mati.
4
26. Siapa berkokok dia bertelur.
Arti : biasanya yang mula-mula menuduh, dialah yang berbuat.
D. CONTOH:
1. Contoh penggunaan dalam kalimat:
a. Sebenarnya tidak terlalu sukar untuk mengetahui perilakunya sehari-hari
sebab buah dikenal pohonnya.
b. Kita harus selalu berusaha, patah sayap bertongkat paruh, meskipun sampai
sekarang kegagalan terus menghadang.
c. Dengan melewati jalan ini, sekali membuka pura dua tiga utang terbayar.
d. Karena peristiwa itu banyak orang mengatakan harimau menunjukkan
belangnya.
e. Kalau melakukan pekerjaan hendaknya berat sama dipikul ringan sama
dijinjing sehingga pekerjaan itu terasa ringan.
*****
5
Majas (Gaya bahasa) adalah pemakaian kata-kata kiasan dan perbandingan yang
tepat untuk melukiskan sesuatu maksud untuk membentuk plastik bahasa. Yang dimaksud
dengan plastik bahasa ialah daya cipta pengarang dalam membuat karya cipta sastra
dengan mengemukakan pemilihan kata yang tepat memungkinkan “tenaga” yang sesuai
dengan buah pikiran dan perasaan yang terkandung dalam karya itu.
A. MAJAS PERBANDINGAN
1. Metafora
Gaya bahasa perbandingan dengan memperbandingkan suatu benda dengan benda
yang lain karena mempunyai sifat yang sama atau hampir sama .
Misalnya : a. Raja siang telah pergi ke peraduannya (matahari).
b. Dewi malam telah keluar dari balik awan (bulan).
c. Kupu-kupu malam itu sudah berterbangan di taman maluku (pelacur).
2. Simile/Asosiasi
Majas yang membandingkan sesuatu hal dengan hal yang lainnya, dengan
menggunakan kata penghubung atau kata pembanding, contohnya seperti, bagaikan,
bak, layaknya, laksana, dll.
Misalnya: a. Matanya bagaikan bintang timur
b. Bibirnya laksana delima merekah
c. Rambutnya bak mayang mengurai
3. Personifikasi
Gaya bahasa perbandingan yang membandingkan benda mati atau tidak dapat
bergerak seolah-olah bernyawa dan dapat berperilaku seperti manusia .
Misalnya: a. Angin berbisik , membelai gadis itu .
b. Hatinya berkata bahwa perbuatan itu tak boleh dilakukannya.
c. Hujan mencerahkan kainnya di bumi.
d. Pagi itu pucuk-pucuk teh menggeliat ditimpa cahaya mentari.
4. Alegori
Gaya bahasa yang memperlihatkan perbandingan utuh , perbandingan itu membentuk
kesatuan yang menyeluruh.
6
Misalnya: Mendayung bahtera hidup merupakan perbandingan yang utuh dan
menyeluruh bagi seseorang dalam rumah tangga , bahtera merupakan
perbandingan dari rumah tangga , sedang pengemudi dan awaknya
merupakan perbandingan dari suami-istri .
5. Parabel
Gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan perumpamaan dalam hidup .
Gaya bahasa ini terkandung dalam seluruh isi karangan . Dengan halus tersimpul
berupa pedoman hidup .
Misalnya : Bhagawat Gita , Mahabharata Bayan Budiman mengandung gaya
bahasa ini.
6. Tropen
Gaya bahasa perbandingan dengan membandingkan suatu pekerjaan atau perbuatan
dengan kata-kata lain yang mengandung pengertian yang sejalan .
Misalnya : a. Ia mengubur dirinya saja. Lalu tiada terdengar lagi suaranya .
b. Kemarin dia terbang menuju Timor-Timur .
c. Setiap malam ia menjual suaranya untuk nafkah anak istrinya.
7. Metonimia
Gaya bahasa perbandingan yang mengemukakan merk dagang atau nama barang
untuk melukiskan sesuatu yang dipergunakan atau dikerjakan , sehingga kata itu
berasosiasi dengan benda keseluruhan.
Misalnya : a. Ia naik Honda setiap hari ke kantornya ( maksudnya naik motor merek
b. Honda , bukan Kijang , Daihatsu dll.)
d. Kemarin ia memakai Fiat (maksudnya mobil merek Fiat)
e. Kami berkodak di tepi pantai ( maksudnya berfoto dengan tustelnya
bermerek Kodax)
8. Litotes
Gaya bahasa perbandingan yang melukiskan keadaan sesuatu dengan kata-kata yang
berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri.
Misalnya : a. Datanglah ke gubuk orang tuaku.
b. Perjuangan kami hanya setitik air dalam samudra luas.
9. Sinekdok
Gaya bahasa penegasan yang melukiskan sebagian untuk seluruhnya (pars prototo)
atau melukiskan untuk sebagian (totem proparte ) selanjutnya tulisan dua bahasa itu!
a. Pars prototo
gaya bahasa yang melukiskan sebagian untuk seluruh tanggapan.
Contoh: a. Berapa kepala yang tidak hadir hari ini?
b. Sejak tadi dia tidak kelihatan batang hidungnya.
10. Eufemisme
7
Gaya bahasa perbandingan yang mengganti satu pengertian dengan kata lain yang
hampir sama artinya dengan maksud untuk menghindarkan pantang atau sopan
santun.
Contoh: a. Rupanya anak saudara kurang pandai, sehingga tidak naik tahun ini
(=bodoh)
c. Orang itu sudah berubah akal (=gila)
11. Hiperbola
Gaya bahasa yang dipakai jika seseorang hendak melukiskan peristiwa atau
keadaan dengan cara berlebihan daripada sesungguhnya.
Contoh : a. Hatiku terbakar, darahku terasa mendidih, mendengar berita itu.
b. Tangisnya menyayat hati orang lain.
12. Alusio
Gaya bahasa perbandingan dengan mempergunakan ungkapan atau peribahasa
yang sudah lazim dipergunakan orang.
Contoh: a. Daritadi engkau menggantang asap saja, apa hasilnya?
b. Kakek itu tua-tua keladi sudah tua makin menjadi.
13. Antonomasia
Gaya bahasa perbandingan dengan menyebutkan nama lain terhadap seseorang
yang sesuai dengan sifat seseorang tersebut.
Contoh : Si pincang itu kini telah tiada.
14. Prifase
Gaya bahasa perbandingan dengan mengganti sebuah kata dengan beberapa kata
atau sebuah kalimat.
Contoh: Kami baru sampai ke tempat itu sore hari; menjadi kami baru sampai ke
tempat itu ketika matahari akan tenggelam di ufuk barat.
15. Simetri
Gaya bahasa yang menyatakan kalimat dengan kalimat yang lain tetapi isinya
sebanding.
Contoh : Anak itu dididik. Anak itu dituntun dan diajari kearah kebaikan.
B. MAJAS PENEGASAN:
1. Pleonasme
Gaya pennegasan yang mempergunakan sepatah kata yang sebenarnya tidak perlu
dikatakan lagi karena arti kata tersebut sudah terkandung dalam kata yang
diterangkannya.
Contoh: a. Lepas dari Selat Malaka, mulailah kami mengarungi samudera luas.
b Salju putih sudah mulai turun.
c.Ia tidak naik ke atas.
2. Repetisi
Gaya bahasa penegasan dengan mengulang sepatah kata berkali-kali dalam kalimat
yang lain dan biasanya dipergunakan oleh ahli pidato.
Contoh: a. Cinta adalah keindahan.Cinta adalah kebahagiaan.Cinta adalah
pengorbanan.
b. Kita telah bebas.Kita telah merdeka.Kita telah bebas dari segala belenggu
yang mengikat kemerdekaan kita.
3. Paralelisme
8
Gaya bahasa penegasan yang dipakai dalam puisi dengan mengulang kata.
Paralelisme dibagi atas anafora dan epifora.
a. Anafora
Salah satu gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan kata atau
kelompok kata (frase) yang sama didepan tiap-tiap larik dalam puisi secara
berulang-ulang.
Contoh: Kalau ‘lah diam malam yang kelam
Kalau ‘lah tenang sawang yang lapang
Kalau ‘lah lelap orang dilawang
b. Epifora
Gaya bahasa paralelisme dengan menempatkan kata atau kelompok kata
(frase yang sama pada akhir larik dalam puisi secara berulang-ulang).
(bandigkan pula dengan anapora!)
Contoh: Kalau kau mau,aku akan datang
Jika kau kehendaki,aku akan datang
Bila kau minta aku akan datang.
4. Tautologi
Gaya bahasa penegasan dengan mengulang kata beberpa kali dalam sebuah
kalimat.
Contoh: Disuruhnya aku bersabar,bersabar dan sekali lagi bersabar,tetapi kini aku
tak tahan lagi.
5. Klimaks
Gaya bahasa penegasan dan menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama
makin memuncak(bandingkan dengan anti klimaks).
Contoh: Sejak menyemai benih,tumbuh,hingga menuainya,aku sendiri yang
mengerjakannya.
6. Antiklimaks
Gaya bahasa penegasan yang bertentangan dengan gaya bahasa anti klimaks.
Pada anti klimaks makna yang tergantung dalam kata-kata diucapkan berturut-turut
makin lama makin melemah ( menurun ) tingkatannya.
Contoh : a. Jangankan seribu,atau seratus , serupiah pun tak ada .
c. Dari para pejabat tinggi , menengah ¸sampai rendah turut merasakan
rasa kebersamaan itu.
7. Retoris
Gaya bahasa penegasan dengan mempergunakan kalimat tanya yang sebenarnya
tidak memerlukan jawaban karena sudah diketahuinya .
Contoh : a. Mana mungkin orang mati hidup kembali?
b. Siapakah yang melarangmu berbuat bijak?
c. O, Tuhan, apakah salahku hingga aku miskin begini?
8. Koreksio
Gaya bahasa penegasan berupa membetulkan ( mengoreksi ) kembali kata-kata
yang salah atau sengaja salah diucapkan sebelumnya .
Contoh : Hari ini dia sakit ingatan ……. E maaf , sakit kepala maksudku.
9. Asindenton
9
Gaya bahasa penegasan dengan menyatakan beberapa benda , hal atau keadaan
secara berturut-turut tanpa memakai kata penghubung .
Contoh : Kemeja , sepatu , kaos kaki, di belinya di toko itu
10. Polisindenton
Gaya bahasa penegasan dengan menyebutkan beberapa benda, hal,atau keadaan
secara berturut-turut dengan menggunakan kata sambung.
(Bandingkan dengan gaya bahasa Asindenton)
Contoh : Sebelum naik ke rumah , maka ditanggalkannya sepatunya karena takut
akan mengotorkan lantai
11. Interupsi
Gaya bahasa penegasan dengan mempergunakan kata-kata atau bagian kalimat
yang disisipkan diantara kalimat pokok guna lebih menjelaskan dan penekanan
bagian kalimat sebelumnya.
Contoh : Aku, orang yang sepuluh tahun bekerja di sini ,belum pernah dinaikkan
pangkat .
12. Praterito
Gaya bahasa penegasan dengan menyembunyikan sesuatu , serta seolah-olah
menyuruh; pembaca harus menerka apa yang disembunyikannya itu . Biasanya
pembaca sudah dianggap memakluminya .
Contoh: Kehirukpikukan masyarakat Yogyakarta dalam menyambut Gerhana
Matahari total yang langka ini tidak usah saya ceritakan lagi.
13. Enumerasio
Gaya bahasa penegasan dengan melukiskan satu peristiwa agar keseluruhan
maksud kalimat lebih jelas dan lugas .
Contoh : Angin berhembus , Laut tenang , bulan memancar lagi.
C . MAJAS PERTENTANGAN
1. Paradoks
Gaya bahasa pertentangan yang hanya kelihatan pada arti kata yang berlawanan
padahal maksud sesungguhnya tidak karena objek nya berlainan .
Contoh: a. Hatinya sunyi tinggal di kota Jakarta yang ramai ini .
d. Ia mati kelaparan ditengah-tengah kekayaan yang berlimpah .
2. Antitesis
Gaya bahasa bertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan
artinya .
Contoh: a. Cantik atau tidak , kaya atau miskin bukanlah suatu ukuran nilai
seorang wanita
e. Tinggi rendah derajatmu ditentukan oleh tingkah lakumu sendiri.
3. Okupasi
Gaya bahasa pertentangan yang mengandung bantahan , tetapi kemudian diberi
penjelasannya .
Contoh: a. Candu merusak kehidupan. Itu sebabnya pemerintah mengawasi
dengan keras .
b. Tetapi si pecandu tetap tidak dapat menghentikan kebiasaannya.
4. Kontradiksio interminis
10
Gaya bahasa pertentangan yang memperlihatkan pertentangan dengan
penjelasan semula.
Contoh: a. Semua murid kelas ini hadir, kecuali si Hasan yang sedang ikut
Jambore.
b. Semua anak-anakku tak pernah tinggal kelas, kecuali yang ketiga
yang sudah dua kali tak lulus ujian akhir.
D. MAJAS SINDIRAN
1. Ironi
Gaya bahasa sindiran yang menyatakan sebaliknya dengan maksud menyindir.
Contoh: a. Merdu benar suaramu, hingga terbangun aku.
b. Pagi benar kau datang, padahal orang lain sudah lama menunggu.
2. Sinisme
Gaya bahasa sindiran yang menggunakan kata-kata sebaliknya seperti ironi tetapi
lebih kasar.
Contoh: a. Pukullah aku kalau kau berani!
b. Muntah aku melihat mukamu.
c. Harum benar badanmu, ya?
3. Sarkasme
Gaya bahasa sindiran yang paling kasar dengan menggunakan kata-kata yang
dianggap tidak sopan. (Coba dipelajari dan dibandingkan dengan ironi dan sinisme)
Contoh: a. Cih, mukamu seperti monyet, jika aku melihatmu.
b. Bagaimana mungkin aku dapat mengambil menantu monyet itu.
c. He, anjing ….. pergi dari sini.
*****
11