Di pagi yang cerah, suara kicauan burung membangunkanku. Aku bergegas mandi karena hari ini aku
tes di sekolah baruku untuk menentukan kelas. Aku berlalu dari pandangan mama dan menuju rumah
sahabatku untuk menjemputnya menggunakan sepeda, karena sekolahku tak begitu jauh dari rumah.
Aku sekolah di salah satu sekolah swasta ternama di kotaku.
Sesampainya di sana aku dan rivka memarkirkan sepeda lalu menghampiri kawan kawanku.
Untungnya tes belum dilangsungkan. Tak lama setelah berbincang bincang, pengumuman untuk
memasuki kelas pun dikumandangkan. Aku pun memasuki kelas, sayangnya aku tak sebangku
dengan rivka tetapi dengan aela, teman SD ku. Setelah semua soal kukerjakan aku pun beranjak
pergi ke luar kelas, lalu berkumpul di lapangan untuk mendengarkan pengumuman yang bapak
kepsek sampaikan bahwa satu minggu ke depan libur karena bertepatan dengan bulan ramadhan.
Setelah hari raya, mos pun dilakukan dan didampingi dengan acara pemilihan ketua osis baru.
Kegiatan itu dibuka dengan permainan band kakak kelas.
“Mil, vocalisnya ganteng banget ya?” ucap rivka, sahabatku.
“Hmmm” jawabku
Tanpa kusadari permainan itu telah berakhir, mereka turun menghampiri aku dan rivka, atau mungkin
seorang perempuan cantik di sampingku yang sedari tadi tidak berhenti memanggil nama randy.
“Randy? siapakah dia?” batinku.
Salah satu dari anggota band itu menarik tangan seorang perempuan di sampingku itu, membawanya
menjauh, entah apa yang mereka bicarakan, aku tidak terlalu mempedulikannya.
Pemilihan ketua osis baru pun dilangsungkan. Beberapa jam kemudian telah ditetapkan bahwa ketua
osis baru adalah randy.
“Randy lagi?” batinku
Setelah itu mos pun dilangsungkan dan kita menginap di sekolahan.
Besoknya pelajaran pun mulai aktif. Jam istirahat aku dan rivka pergi ke kantin, namun tanpa sengaja
aku berpapasan dengan anggota band kemarin.
“Eh ketemu lagi, yang kemarin deket cewek berisik kan? kenalin aku randy” ucapnya
“Randy?” batinku
Rivka menyenggol lenganku.
“Aku mily kak, ini sahabatku, rivka.” ucapku
“O. iya ini temanku, yang ini hevan, yang itu andi”
“Ya udah kak, kita duluan mau ke kelas” ucapku dan berlalu dari hadapan mereka.