Anda di halaman 1dari 8

Rencana Tuhan

Karya oleh Andhika J. Sinuhaji

Mendung tak selalu hujan, ia seorang pemuda yang memiliki


cita-cita yang tinggi menjadi seorang abdi negara, selain dari pada itu
ayahnya adalah seorang tentara dan ibunya adalah seorang perawat.
Cita-citanya tersebut sudah ia idam idamkan sejak ia duduk di bangku
SD, sekarang pemuda itu sudah berumur tujuh belas tahun,
semangatnya sedari dulu tak pernah berubah demi mewujudkan
mimpinya tersebut.

Pada saat malam hari ia bercerita kepada ibu dan ayahnya


bahwasanya ia ingin sekali menjadi seorang polisi namun ayahnya
menentang hal itu dan meninginkan anaknya menjadi seorang tentara.

“Rendy nantinya kamu harus bisa sama seperti ayah, menjadi


seorang tentara dan jangan pernah kamu coba untuk menjadi yang
lain.” Ucap ayah Rendy kepada Rendy.

Mendengar hal itu Rendy mulai terdiam dan merasa sedih


karena itu adalah cita-citanya dari kecil. “Biarkan saja Rendy memilih
pilihannya sendiri karena ini juga kan untuk masa depannya sendiri
yah.” Ucap ibu Rendy kepada ayahnya Rendy.

Mendengar hal itu aya Rendy merasa kesal dan terus memaksa
Rendy untuk tetap menjadi seorang tentara. Mendengar perkataan
ayahnya Rendy merasa sedih. Namun ibunya tetap memberi semangat.

“Sudah pergi tidur sana udah sangat larut malam ini." ucap ayah
Rendy kepada Rendy.

Mendengar hal ini tanpa berlama lama Rendy langsung pergi ke


kamarnya untuk tidur dan tidak lupa berdoa agar Tuhan meluluhkan
hati ayahnya agar dapat memberi izin untuk Rendy mencoba AKPOL.
Pagi harinya, ia coba melupakan apa yang terjadi tadi malam
dan tetap semangat untuk mengejar cita-citanya.

“Selamat pagi anak ibu, sudah rapi aja. Semangat ya anakku


sekolahnya.” Ucap ibu Rendy kepada Rendy.

“Iya bu namanya anak ibu hahahaha.” Ucap Rendy kepada


ibunya sambil ia memakan sarapan yang telah disiapkan oleh ibunya.

“Anak ayah juga dong.” Ucap ayah Rendy sambil berjalan ke


meja makan.

“Hehe iya ayah.” Ucap Rendy.

Mereka pun sarapan bersama sama sambil bercerita-cerita.


Sesampainya Rendy di sekolah ia bertemu dengan sahabat ceweknya
bernama Salsa.

“Rendy… akhirnya datang juga lo lama banget datangnya.”


Ucap Salsa kepada Rendy.

“Ah elah Sal. Lo baru jam berapa juga ini lo aja yang kecepatan
datang”. Ucap Rendy sambil menaruh tasnya ke atas mejanya

“Ren entar sore jadi kan lari bareng?” Tanya Salsa kepada
Rendy “Ya jadi lah calon polwan hahahaha.” Jawab Rendy kepada
Salma sambil memberantakan rambut Salsa.

“Iiihh.. iya deh calon pak polisi.” Jawab Salsa dan mereka pun
tertawa bersama.

Setelah pulang sekolah Rendy dan Salsa pun langsung pulang


ke rumah masing-masing. Sesampainya di rumah Rendy mencium
aroma yang begitu harum sehingga membuat perut terasa lapar. Ya
benar saja itu adalah wangi dari masakan ibunya.
“Emmm…. Wangi sekali bu, Rendy jadi semakin lapar.” Ucap
Rendy kepada ibunya sambil meletakkan tasnya di atas kursi meja
makan.

“Anak ibu udah pulang, iya dong langsung makan saja Ren, ibu
juga sudah selesai masaknya.” Jawab ibu Rendy sambil meletakkan
masakannya di meja makan.

“Yey, aku langsung makan ya bu.” Ucap Rendy kepada ibunya.

“Iya nak, ayo makan.” Jawab ibunya. Dan mereka makan


bersama-sama,

Setelah selesai makan, ibu Rendy menyuruhnya untuk istirahat.


Rendy pun langsung pergi ke kamar dan mengganti bajunya dan
beristirahat. Rendy pun langsung pergi ke kamar dan mengganti
bajunya dan beristirahat. Dering-dering handphone Rendy pun
berbunyi. Ya benar itu adalah Salsa.

“Halo ada apa Sal?” Tanya Rendy kepada Salsa.

“Jadi kan Ren hari ini jam berapa?” Jawab Salsa kepada Rendy.
Sambil bertanya.

“Ya jadi dong, jam 4 ya…” Jawab Rendy.

“Oke baiklah.” Jawab Salsa

Tepat pukul tiga sore Rendy pun bersiap siap untuk pergi
berolahraga bersama Salsa dan jam tiga tiga puluh ia pergi menjemput
Salsa ke rumah nya.

"Bu Rendy pergi dulu ya olahraga sama Salsa." ucap Rendy


kepada ibunya.

"Iya nak semangat ya." ucap ibu Rendy.


Rendy pun langsung berangkat ke rumah Salsa. Sesampainya
Rendy di rumah Salsa , Salsa sudah menunggu Rendy di depan
rumahnya. Melihat Rendy yang sudah datang, Salsa langsung keluar
pagar rumahnya dan menjumpai Rendy.

"Yok Sal langsung naik aja." ucap Rendy.

"Iya Ren ayok" ucap Salsa sambil naik ke motor Rendy.

Sesampainya di tempat, mereka berolahraga Salsa dan Rendy


pemanasan terlebih dahulu dan langsung berolahraga. Selesai
berolahraga mereka pun duduk sebentar. Rendy pun bercerita kepada
Salsa bahwasanya ayah Rendy tidak setuju kalau coba masuk polisi

"Sal gue bingung banget ayah gue gak setuju kalo gue coba
AKPOL sedangkan itu cita cita ku dari kecil." curhat Rendy kepada
Salsa.

"Kalo kata gue sih Ren lo coba usaha aja dulu trus lo buktiin
sama ayah lo kalo lo bisa lolos polisi.” ucap Salsa kepada Rendy.

Dan setelah mereka duduk beberapa waktu sambil bercerita


keluh kesah mereka pun memutuskan untuk pulang kerumah masing
masing dan Rendy pun kembali kembali mengantarkan Salsa pulang ke
rumahnya. Sesampainya Rendy di rumah. Ia langsung mandi dan
bersiap untuk makan malam. Setelah selesai bersih bersih Rendy pun
keluar kamar dan ingin makan malam ternyata kedua orang tuanya
sudah menunggu ia di meja makan "Sini Ren makan sama ayah dan
ibu, kami udah menunggu kamu dari tadi." ucap ibu Rendy

"Iya bu." jawab Rendy kepada ibunya sambil berjalan ke arah


meja makan.
Di tengah mereka yang asik makan " Rendy kamu harus tetap
jadi tentara ya nak." ucap ayahnya

Mendengar hal itu Rendy tidak ada berkata apa apa dia hanya
tetap fokus menghabiskan makanannya. Setelah selesai makan Rendy
langsung pergi ke kamarnya tanpa berpamitan kepada ayah dan ibunya.

Pagi hari nya seperti biasanya ia pergi kesekolah dan sorenya ia


pergi untuk berolahraga bersama Salsa dan seperti biasa di tengah
makan malam ayah Rendy berkata kepada Rendy "anak ku Rendy
kamu harus jadi tentara ya" dan Rendy tetap menghiraukan hal itu.
Setelah seminggu kemudian ibu Rendy mengenal kan Rendy kepada
pelatih yang akan mengajari Rendy untuk berolahraga agar Rendy
dapat mencapai cita citanya menjadi AKPOL. Setelah ibu Rendy
mengenalkan Rendy kepada pelatih tersebut Rendy merasa bahagia
karena ada seseorang yang mendukung cita citanya menjadi AKPOL.
Rendy pun berterima kasih kepada ibunya.

Sementara itu tanpa Rendy ketahui pelatih yang di berikan oleh


ibunya juga adalah seorang pelatih dari sahabat nya sendiri yaitu Salsa
sehingga membuat Salsa dan Rendy dapat terus berlatih bersama.
Seminggu kemudian adalah hari ulang tahun Rendy ayah Rendy
memberikan Rendy alat untuk Rendy berolahraga sehingga Rendy
dapat menjadi AKMIL berbeda dengan impian Rendy. Melihat hadiah
dari ayahnya Rendy merasa sangat bahagia dan ia menggunakan alat itu
setelah ia selesai berolahraga bersama pelatihnya .

Ia selalu berolahraga dan berlatih tanpa telah demi mencapai


cita citanya menjadi AKPOL dan ia juga tidak lupa berdoa kepada
tuhan agar saat dia mencoba AKPOL dia bisa lulus. Karena selalu
berolahraga dan berlatih Rendy merupakan murid yang memiliki tubuh
paling bagus di kelasnya itu lah sebabnya banyak yang menyukai
Rendy di sekolah nya tetapi Rendy menghiraukan hal itu.

Satu minggu lagi adalah hari kelulusan sekolah mereka, dan tak
terasa sudah dekat tes angkatan. Mengetahui hal itu Rendy tetap
berusaha dan tak kenal lelah dalam berlatih agar masuk AKPOL. Satu
minggu kemudian dimana hari yang sangat di tunggu tunggu ialah anak
anak angkatan Rendy dan mereka pun lulus sekolah. Setelah
mengambil surat kelulusan Rendy pun pulang.

"Ibu Rendy pulang." ucap Rendy kepada ibunya.

"Rendy udah pulang selamat ya nak udah lulus" ucap ibu nya
"iya bu terimakasih." ucap Rendy kepada ibunya

Ibu Rendy mengajak Rendy untuk makan siang bersama dan


mereka pun makan siang bersama, setelah selesai makan siang seperti
biasa Rendy istirahat dan setelah istirahat ia akan pergi berlatih dan
berolahraga. Pada saat makan malam seperti biasanya di tengah malam
ayah Rendy memulai pembicaraan.

"Rendy bulan depan sudah saatnya tes AKMIL ayah harap


kamu tidak lupa akan hal itu dan kamu tidak mencoba yang lain." ucap
ayah Rendy.

Mendengar hal itu Rendy yang Mendengar kan hal itu tak kuasa
menahan emosinya.

"Ayah cukup ayah selalu memaksa ku untuk masuk AKMIL


padahal ayah tau kalo aku pengen menjadi AKPOL ayah gak mikirin
perasaan ku yah ini masa depan Rendy yah, Rendy tau mana yang baik
buat Rendy yah Rendy kecewa sama ayah, ayah kayak gak menghargai
perjuangan Rendy selama ini." ucap Rendy kepada ayahnya.
Rendy tidak melanjutkan makannya ia langsung pergi ke
kamarnya dan mengunci pintu kamarnya. Melihat hal itu ibu Rendy
mencoba untuk membujuk ayah Rendy dan memberikan penjelasan.

"Yah Rendy ini sudah dewasa dia sudah tidak anak anak lagi dia
tau apa yang harus ia lakukan apa yang baik sama dia toh juga AKPOL
sama kok kayak AKMIL sama sama angkatan dan juga ini udah jadi
cita cita Rendy ya coba ayah bayangkan gimana bahagianya Rendy
kalo semua perjuangan nya selama ini berbuah manis dan dia menjadi
AKPOL tetapi coba ayah banyakan betapa sedih nya Rendy kalo
perjuangan nya ini tidak seperti yang ia harapkan hasilnya kasian yah."
Ucap ibu Rendy kepada ayah Rendy.

Mendengar penjelasan itu ayah Rendy mulai terbuka


pikirannya dan merasa bersalah karena telah memaksa Rendy masuk
AKMIL selama ini.

"Iya juga bu ayah baru sadar hal itu, ayah benar benar merasa
bersalah bu sekarang sama Rendy." ucap ayah Rendy.

"Tidak apa apa yah besok ayah bisa minta maaf sama Rendy
dan kita sama sama mendukung Rendy menjadi AKPOL" Ucap ibu
Rendy.

"Iya bu." ucap ayah nya.

Keesokan harinya ayah Rendy pun menemui Rendy yang


sedang duduk di depan teras.

"Rendy maaf kan ayah nak karena telah memaksa mu untuk


tetap masuk AKMIL sekarang ayah paham nak ayah setuju kamu
masuk AKPOL nak kejar lah cita cita mu nak." ucap ayah Rendy
kepada Rendy
Mendengar hal itu Rendy pun merasa bahagia "Iya yah makasih
banyak ya Rendy janji bakal jadi AKPOL." Dan mereka pun
berpelukan.

Satu bulan kemudian Rendy dan sahabatnya pun mengikuti tes


penerimaan calon AKPOL, tes demi tes mereka lalui bersama, sampai
pada akhirnya perjuangan mereka selama ini tidak sia sia dan berbuah
manis, mereka berdua dinyatakan lolos seleksi penerimaan calon siswa
AKPOL. Seketika Rendy pun langsung memberi tau kepada ibu dan
ayahnya. Mendengar hal itu kedua orang tua Rendy merasa bahagia dan
bangga akan keberhasilan anaknya karena perjuangannya selama ini
tidak sia-sia.

Akhirnya Rendy bersama sahabatnya mengikuti masa


pendidikan selama 4 tahun lama nya di AKPOL Semarang dengan doa
dari kedua orang tua nya. Empat tahun kemudian Rendy dan
sahabatnya dilantik oleh presiden RI menjadi Perwira polisi. Ayah dan
ibu Rendy pun kemudian menangis bahagia dan bangga akan
keberhasilan Rendy.

TAMAT

Anda mungkin juga menyukai