Anda di halaman 1dari 8

Cinta dan Iman

Riri Amelia Putri sering dipanggil Riri yang saat ini duduk di kelas 11 semester 2, dia
memiliki 2 orang sahabat yaitu Niken dan Sarah. Riri adalah anak tunggal yang saat ini
bersekolah di daerah Jawa Timur dan dia adalah salah satu pengurus osis yang sangat di
segani oleh beberapa siswa yang ada di sana karena keaktifannya dalam berorganisasi serta
dalam mengurusi kegiatan, pada suatu ketika saat riri pulang dari sekolah

“Assalamualaikum, riri pulang” kata riri sambil membuka pintu dan masuk ke dalam rumah

“Waalaikumsalam, riri kesini sebentar ayah mau bicara” kata ayah riri yang juga ada mama
nya

“Ada apa yah?” tanya riri kebingungan, karena jarang sekali ayahnya mengajak riri bicara
pada saat jam pulang sekolah, biasanya ayah riri sering menanyakan hal tentang sekolah
waktu mereka makan bersama di meja makan

“Ayah ditugaskan untuk mengambil alih pekerjaan kantor yang ada di Bali, jadi maksud ayah
bicara sama kamu ini mau menawarkan, kamu mau tinggal disini sama mama atau ikut ayah
pindah ke Bali? Kalau kamu ikut ayah ke Bali kita semua akan berangkat minggu depan”
kata ayah riri sambil memegang tangan riri, mama riri disitu juga terkejut mendengar ayah
berbicara tentang hal itu

“Kalau menurut mama lebih baik kita ikut ayah saja ke Bali karena, disana kan tidak ada
saudara ataupun kerabat jadi disana ayah pasti sendirian, dan itu dalam jangka waktu yang
lama pastinya, kalau menurut riri bagaimana?” ucap mama riri

“ Benar kata mama yah, lebih baik kita semua ikut pindah ke Bali menemani ayah disana”
kata riri yang pada kenyataannya dia pun tidak ingin pindah dari tempatnya itu, karena di Bali
pasti dia akan berinteraksi dengan orang baru dan suasana baru

“Terimakasih ya, kalian semua sudah mau menemani ayah tinggal di Bali, ayah sangat
sayang pada kalian” kata ayah riri sambil memeluk riri dan mamanya

Setelah berbicara dengan ayah dan mamanya riri langsung masuk ke dalam kamar kemudian
dia langsung mandi karena jam sudah menunjukkan pukul 18.00 setelah mandi dan sholat riri
masih terus memikirkan tentang kepindahan keluarganya ke Bali, dia tidak bisa berpisah
dengan Niken dan Sarah yang sudah menjadisahabatnya sejak dia masuk SMA

Keesokan harinya....

Pagi-pagi riri sudah berada di sekolah karena dia akan bicara dengan kedua sahabatnya
mengenai kepindahannya ke Bali

“Riri, mau ngomong apa sih kayanya penting banget ya” kata Sarah

“Jadi minggu depan aku, ayah, mama mau pindah ke Bali, sebelumnya aku minta maaf sama
kalian kalau baru kasi tau hal ini sekarang” kata Riri dengan raut wajah yang sedih
“Hah? Kamu mau pindah sekolah gitu? Emangnya kenapa kamu harus pindah sekolah ke
Bali? Ucap Niken yang sama kagetnya dengan sarah

“Ayah ada kerjaan di Bali, jadi aku sama mama nemenin ayah di Bali” Jelas Riri

“Oh, jadi gitu yaudah kamu di sana hati-hati ya,sebenernya kita gamau pisah sama kamu tapi
urusan ayah kamu lebih penting,ri”

“Iya, aku juga sebenernya gamau pindah tapi kasihan ayah kalau sendirian di sana, oh iya
kalian mau ngga bantuin aku packing baju-bajuku besok?” kata Riri menawarkan kepada
sahabatanya agar punya banyak waktu sebelum mereka berpisah

“Boleh tuh sekalian ketemu sama mama mu” Ucap Niken dan Sarah

Selain berpamitan kepada kedua sahabatnya Riri juga berpamitan kepada pengurus OSIS
karena bagaimanapun Riri adalah anggota OSIS yang masa jabatannya belum purna, banyak
anggota OSIS yang ikut sedih mendengar bahwa Riri akan pindah ke Bali bahkan ada yang
sampai menangis karena hari itu adalah hari terakhir Riri di sekolah

Keesokan harinya Sarah dan Niken datang ke rumah Riri untuk membantu membereskan
barang-barang yang akan dipindahkan besok, mereka bertiga meluangkan waktunya di kamar
Riri dari pagi sampai sore, memang Riri kalau sudah bersama kedua sahabatnya itu rasanya
tidak ingat waktu, pasti ada banyak hal yang mereka bicarakan mulai dari hal sekolah sampai
hal-hal random, setelah membantu riri packing Sarah dan Niken pun berpamitan pulang pada
mama Riri yang sedang packing perabotan. Mama Riri sudah sangat mengenal Sarah dan
Niken sejak Riri mulai masuk SMA jadi, mereka sudah sangat akrab seperti halnya akrab
dengan Riri, Sarah sempat menangis pada mama Riri karena mereka sekeluarga akan
berpindah dan suasana haru pun jadi semakin terasa pada saat Niken dan Riri ikut menangis.

Hari Sabtu adalah hari dimana Riri dan keluarganya akan pindah ke Pulau Dewata itu, Niken
dan Sarah ikut mengantar sampai di bandara dan mengucapkan salam perpisahan. Selama di
pesawat Riri gunakan waktunya untuk membaca novel kesayangannya dan akhirnya dia
ketiduran.

Setelah sampai di bandara yang ada di Bali mereka dijemput oleh teman ayahnya yang asli
dari Bali, dan mereka melanjutkan perjalanan ke rumah, pada saat perjalanan Riri
menanyakan pada ayahnya

“Ayah, ini kita mau cari rumah dulu atau menginap di hotel dulu?” tanya riri

“Dari kantor ayah sudah menyediakan rumah dan fasiltas kita untuk tinggal di Bali ri” jelas
ayahnya

Riri hanya menganggukkan kepalanya tanda bahwa dia faham dengan apa ayang di bikatakan
oleh ayahnya, setelah sampai di rumah ayah Riri dan temannya menurunkan barang
sementara Riri dan mamanya langsung masuk untuk beristirahat karena semua perabotan
sudah dipindahkan terlbih dahulu jadi mereka tinggal menata sedikit barang.
Riri sedikit bingung dengan wilayah tempat tinggalnya karena itu adalah kawasan baru yang
mayoritas menggunakan bahasa Bali, kemudian mamanya mengantarkan beberapa makanan
kepada tetangga sebagai tanda bahwa mereka adalah orang baru di daerah tersebut.

Karena waktu itu masih liburan sekolah, riri bingung harus bagaimana, biasanya kalau
liburan dia akan bermain dan pergiliburan bersama Sarah dan Niken, jadi selama liburan dia
habiskan untuk berkeliling agar dia mudah untuk menghafal jalan, sesekali dia juga vc
bersama sahabatanya itu.

Sehari sebelum masuk sekolah, riri bingung dan takut jika teman-teman di sekolah barun
tidak bisa menerimanya tapi, riri tetap optimis dan percaya bahwa dia bisa beradaptasi
dengan sekolah barunya itu.

“Halo teman-teman, perkenalkan saya Riri yang kebetulan murid baru pindahan dari Jawa
Timur, semoga kita bisa berteman baik” Ucap Riri di depan kelas

Setelah perkenalan Riri di persilahkan duduk di kursi yang kosong, dan pelajaran pun dimulai

“Hai, kenalin aku Puspa kita bisa berteman muali sekarang Riri” kata teman yang duduk
disebelah Riri

“Hai, salam kenal ya Puspa” sapa Riri

Puspa mengajak Riri pergi ke kantin dan juga melihat sekitar sekolah agar riri tau ruangan-
ruangan yang ada di sekolah. Brukk!!

“Aduh, maaf ya aku ga sengaja beneran soalnya lagi buru-buru banget, maaf ya nanti
makanannya aku ganti” Kata anak yang menabrak Riri dan langsung pergi meninggalkan Riri
dan Puspa

“Kamu gapapa,Ri? Tenang aja dia teman satu kelas kita nanti biar aku yang ngomong” Kata
Puspa

Riri hanya mengangguk karena dia masih canggung dengan Puspa meskipun mereka sudah
jalan berdua bersama dari kelas ke kantin

“Hei, Dipa gara-gara kamu Riri jadi ga makan tadi”

“Iya-iya ini mau diganti, kamu mau makanan yang tadi? Tanya Dipa

“Gausah gapapa, lagian abis ini pulang bisa makan di rumah aja, udah ayo puspa gapapa,
kamu sih udah dibilangin gausah” omel Riri karena dia sudah melarang Puspa buat minta
makanan ke Dipa itu

“ Tapi ri, itu mak” Riri langsung menarik tangan Puspa pergi dari hadapan Dipa

Sesampainya Riri di rumah, dia langsung mandi dan makan, mamanya menanyakan
bagaimana teman di sekolah barunya, Riri menjawab bahwa dia sudah berteman dengan
Puspa dan teman yang lain pun menerima Riri menjadi temannya
“Tau ga si guys, baru masuk sekolah uda bikin gamood banget sumpah” ucap Riri ketika
melakukan zoom dengan Sarag dan Niken

“Kenapa emangnya, Ri?” tanya Niken

“Tadi pagi uda di tabrak sama anak sana sampe gajadi makan” kata Riri

Mereka bertiga selalu melakukan zoom jika ada waktu luang di malam harinya, bahkan
mereka sering vc saat berada di sekolah hanya untuk sekedar melepas rindunya.

Keesekoan harinya...

“Hai Riri, ini buat kamu” kata Dipa, Riri melihat yang seperti kotak makanan itu dengan
bingung dan bertanya tanya untuk apa dia memberi ku ini

“Ini buat ganti makananmu yang jatuh kemarin”jelas Dipa yang sudah paham

“Gausah gapapa dip, kemarin juga kamu buru-buru” tolak Riri

“Gapapa terima aja”paksa Dipa yang kemudian dia pergi meninggalkan riri

Puspa duduk di sebelah Riri dan melihat kotak makanan itu bertanya

“Wah, kamu bawa bekal makanan ri”

“Itu kotak bekalnya Dipa, katanya mau gantiin makanan yang jatuh kemarin”

Puspa hanya mengangguk mengerti

Pada saat jam pelajaran berlangsung, wali kelas Riri membagi kelompok belajar, dan ternyata
dia satu kelompok dengan Puspa dan Dipa, tidak hanya membagi kelompok saja wali
kelasnya itu juga memberikan tugas yang harus diselesaikan oleh satu kelompok

“Ri, gimana kalau ngerjain tugasnya di rumahmu aja biar sekalian tau rumahmu” tawar Puspa

“Iya boleh, mau ngerjain kapan?”

“Pulang sekolah nanti bagaimana” kata Puspa sambil menanyakannya pada Dipa dan Danu

“Iya boleh biar cepet selesai” kata Danu

Di parkiran sekolah Riri dan Puspa menunggu kedua temannya itu mengambil motor, dan

“Puspa ayo buruan” ucap Danu, kemudian Puspa menaiki motor Danu

Dan akhirnya Riri lah yang menaiki motor Dipa, dalam perjalanan mereka tidak ada obrolan
sama sekali kecuali kalau Riri menunjukkan arah ke rumahnya. Dipa memang dikenal dengan
anak yang dingin di sekolahnya, dia jarang sekali ngobrol dengan orang baru

Setelah sampai di rumah Riri, mamanya langsung menyambut mereka karena riri sudah
bilang kalau akan ada temannya ke rumah
Mereka berempat langsung mengerjakan tugas, Puspa dan Danu pulang lebih awal karena
Puspa sudah dicari oleh orangtuanya, sementara Dipa tetap tinggal karena tugasnya sediikit
lagi selesai, mereka berdua melanjutkan tugas dan tiba-tiba diluar hujan dan ada petir. Riri
sangat takut pada petir meskipun dia sangat menyukai hujan, Dipa yang melihat Riri
ketakutan akhirnya memberanikan diri untuk memegang tangan Riri sambil menenangkannya

Setelah tugas selesai Dipa berpamitan pulang pada Riri dan mamanya

“itu tadi siapa ri?” tanya mama Riri

“temen Riri dong”

“Mama suka sama anak tu, dia sopan dan juga ga banyak bicara” ucap mama Riri dan
langsung pergi. Setelah mendengar ucapan mamanya seketika dia ikut senang dan

“Aku juga suka kok ma” kata Riri yang bicara pada dirinya

“Astaga, Riri inget itu cuma temen” kata Riri lagi sambil menepuk jidatnya

Semenjak dibentuknya kelompok ada banyak tugas yang harus diselesaikan dalam satu
kelompok itu dan Riri dan Dipa semakin hari pun semakin dekat sampai pernah suatu ketika

“Ri, buat tugas yang kemarin kan belum selesai gimana kalau kita kerjain sambil keluar nanti
malam? Tawar Puspa

“boleh tuh, kan aku belum pernah main selama di sini” jawab Riri

“nanti biar Riri aku yang jemput” kata Dipa dengan tiba-tiba

Dipa ini selain dingin juga terkenal tidak pernah dekat dengan cewe, banyak cewe yang
mendekati Dipa tapi dia selalu bersikap dingin sangat berbeda dengan Riri, jika pada orang
lain dia banyak diam maka dengan Riri dia akan banyak menanyakan sesuatu

“Maaf ya lama, tadi aku habis sembahyang dulu” kata Dipa

“Iya gapapa, ini nanti kita mau kemana?” tanya Riri pada Dipa di tengah perjalanan

“di caffe deket pantai, tempatnya enak tapi minusnya ya banyak orang pacaran di sekitar
pantai” jawab Dipa

“oh, gitu tempatnya jauh ga? Soalnya gaboleh pulang malem-malem sama mama” kata Riri

“deket kok, tenang aja kalo masala pulang biar aku bilangin sama temen temen yang lain,
sama aku kamu aman kok gabakal pulang kemaleman” Jawab Dipa

Selama perjalanan Riri dan Dipa banyak mengobrol dari hal sekolah Riri yang dulu, sahabat
Riri, dan masih banyak lagi tentang Riri, tanpa disadari mereka sudah sampai dan sudah ada
Puspa dengan Danu disana
“Waduh, pasangan baru ini lama banget ya datengnya” Kata Danu yang menggoda Riri dan
Dipa

“Gausah gitu ya, hubungannya masi belom di publish dan” timpal Puspa

“kalian ini biacara apa sih, udah ayo mulai ngerjain tugasnya” Jawab Riri

Dipa yang mendengar perkataan Danu dan Puspa sebenarnya senang karena memang dari dia
satu kelompok dengan Riri, dia mengetahui banyak sifat Riri yang menurutnya itu berbeda
dengan cewe lain

“udah jam 9 tapi tugasnya belum selesai, gimana nih” kata Riri yang panik karena hari sudah
malam

“yaudah kita pulang sekarang aja, yuk” ajak Dipa

“kalian gapapa, aku tinggal duluan? Atau ngga tugasnya aku bawa aja biar sisanya aku
kerjain di rumah” tanya Riri pada Puspa dan Danu

“gausah dikerjain ri, besok aja kita kerjain bareng di perpustakaan” jawab Puspa

Belum juga Riri menjawab Dipa langsung menjawab “nanti biar aku yang bantuin Riri
ngerjain di rumahnya”

Danu dan Puspa hanya tersenyum sambil menggoda mereka berdua “Cie gamau pacarnya
capek ya”

Setelah sampai di rumah, Riri masuk bersama Dipa dan duduk di ruang tamu kemudian tidak
lama mamanya mengahmpiri “udah selesai tugasnya,ri?” kemudian Riri menjawab “belum
ma, ini mau dilanjuti disini aja” jawab Riri. “Yaudah kerjain dulu, inget Dipa jangan pulang
malem-malem” Kata mamanya, dalam hati Dipa dia senang sekali bisa mengerjakan tugas
hanya dengan Riri saja

Mama Riri ini sangat baik kepada Dipa dan hanya Dipa yang berani mengajak dan
membonceng Riri meskipun sudah malam begini, dan setelah tugasnya selesai akhirnya Dipa
pulang

Keesoan harinya...

Pagi-pagi sekali teman ayah Riri datang ke rumahnya karena mau pergi bersama ayahnya Riri

“Ri, kamu berangkat sekolahnya naik ojek online aja ya, ayah mau keluar soalnya” kata ayah
kepada Riri

“Gausah, nanti biar Riri bareng sama anak ku aja sama-sama sekolah di sana kok” kata teman
ayahnya Riri

Setelah mendengar seperti itu Riri menunggu siapa anak dari teman ayahnya ini dan
ternyataa...
“Pagi om, mau jemput Riri” kata Dipa

“kenalin, ini anak ku dia juga satu sekolah sama Riri” Kata teman ayahnya Riri

“Oh, jadi Dipa ini anakmu to, dia sudah sering ke sini belajar bareng sama Riri” jelas
Ayahnya Riri

Riri juga ikut kaget ternyata Dipa ini adalah anak teman ayahnya

Waktu perjalanan, Riri bertanya pada Dipa

“Kamu udah tau kalau aku anaknya temen ayahmu, dip?”

“Belum, tadi pagi aku disuruh ayah buat jemput anak temannya dan ternyata itu rumahmu”
jawab Dipa

“Wah, bisa kebetulan gitu ya dip”

“Iya, siapa tau kita dijodohi ri hahahaha” kata Dipa

“Astaga Dipa masih kecil udah bicara jodoh aja”

“Kalau beneran dijodohin enak dong aku gausa susah-susah” kata Dipa

“Susah-susah buat apa?” tanya Riri

“Gajadi lupain aja” jawab Dipa yang langsung mempercepat jalan motornya

Setelah sampai di sekolah, banyak yang kaget karena Dipa sama sekali tidak pernah
berangkat sekolah dengan cewe

Sepulang sekolah Dipa mengajak Riri untuk pergi ke pantai karena dia sempat janji pada Riri
baha dia akan mengajaknya melihat senja

“Ri, kenapa kamu suka banget liat senja apalagi di pantai kaya gini?” tanya Dipa

“Senja itu bagus, liat di pantai gini rasanya tenang aja gitu denger suara ombak sama liat
langit oren” jawab Riri

“Oh iya, aku mau jujur sama kamu” lanjut Dipa

“Jujur soal apa?” tanya Riri karena dia penasaran

“Sebenernya aku suka sama kamu ri, kamu baik unik ga kaya cewe yang pernah aku temuin,
tapi aku ngerti kita beda aku bilang gini biar kamu tau aja perasaan aku dan aku harap kamu
ga berubah setelah aku bilang gini”

“Iya aku ngerti kita beda, tapi kalo boleh jujur sebenernya aku juga nyaman kalau ada di
deket kamu” Jawab Riri
“Kalau jodoh pasti ketemu kok ri, walaupun sekarang kita beda iman siapa tau di masa depan
kita satu iman, satu hati, satu rumah” kata Dipa tertawa mencairkan suasana

Tanpa sadar tangan mereka bergandengan dan Riri bersandar di bahu Dipa sambil melihat
senja disertai dengan suara ombak pantai

Setelah sampai di rumah, Riri menceritakan kejadian tadi kepada mamanya

“Jujur Riri bingung ma, apa harus ngelanjutin rasa suka ini sama dia. Riri jugaa gau
sebenernya kalo dilanjutin ini bakal jadi rasa yang salah” Cerita Riri kepada mamanya

“Rasa suka sama orang itu wajar, Kalo kamu bisa bertahan dengan apa yang kamu suka ya
kenapa tidak? Tapi kamu harus tetap tau apa yang jadi batasan kamu sama dia” Nasihat
mama Riri

Selain bercerita kepada mamanya, Riri juga menceritakan hal tersebutkepada 2 sahabatnya
yaitu Niken dan Sarah. Karena menurutnya mereka adalah tempat curhat paling bisa
dipercaya dan kadang juga bisa memberi Riri solusi, meskipun mereka sudah lama tidak
pernah bertemu tapi mereka tetap selalu bertukar kabar.

Anda mungkin juga menyukai