Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KEGIATAN PELAKSANAAN PROGRAM

KREATIF DAN INOVATIF BERUPA: VIDEO DAN/ATAU


FOTO HASIL KARYA GURU/SISWA, KARYA ILMIAH

- Butir 5.3
- Butir 25.4
BUTIR 5.3
LAPORAN HASIL KARYA DAN PRESTASI TERKAIT
KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI YANG EFEKTIF
SECARA TERTULIS

MACAM KEGIATAN
1. LOMBA CERPEN
2. LOMBA POSTER
3. LOMBA KALIGRAFI
LAPORAN KEGIATAN HASIL LOMBA CERITA PENDEK VIRTUAL
TINGKAT NASIONAL
SISWA SMP PESANTREN TAHFIDZ AZZAYADIY
TAHUN AJARAN 2020/2021

1. Waktu dan Tempat Lomba


2. Penyelenggara Lomba
3. Delegasi Lomba
4. Prestasi yang Diraih
5. Dokumentasi dan Penghargaan
LAPORAN KEGIATAN HASIL LOMBA CERITA PENDEK VIRTUAL
HASIL LOMBA CERITA PENDEK
TINGKAT NASIONAL

1. Waktu dan Tempat Lomba


Hari : Senin – Minggu
Waktu : 09.00 – 12.00
Tanggal : 14 Desember 2020 – 17 Januari 2021
Tempat : SMP Pesantren Tahfidz Azzayadiy
2. Penyelenggara Kegiatan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Universitas Riau Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Himaprodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
3. Delegasi Sekolah

No. Nama Kelas


1 Attalah Rizky Hary Saputra VIII C

Tim Pembina
No. Nama Kelas
1 Achsanul Fiqri, S.Pd Guru Mata Pelajaran

4. Prestasi yang Diraih


Peserta
5. Hasil Karya
(terlampir)
6. Dokumentasi foto dan Penghargaan
Hasil Karya Tulis
JOGO TONGGO
Cahaya matahari mulai memasuki kamar tidur milikku, jam beker terus berbunyi
nyaring, tanda untuk segera lekas bangun. Memulai hari seperti biasa. Kuliah, kerja,
pulang, tidur, itulah rutinitasku. Hanya seperti itu setiap harinya terus dan terus entah
sampai kapan. Perkenalkan aku Hendra Nurhadi Hermawan berasal dari Lampung,
Sumatera Selatan. Orang memanggilku Indra. Aku seorang mahasiswa berusia 20 tahun
yang sedang menempa diri di jurusan Hukum Universitas Negeri ternama di Indonesia.
Sama seperti mahasiswa pada umumnya, aku tinggal di sebuah rumah. Rumah yang aku
tinggali cukup besar. Orang tuaku sengaja mengirim ku kuliah jauh di Semarang supaya
aku bisa mandiri. Selama di Lampung aku terbilang anak yang selalu dimanja hingga
kemudian diputuskanlah untukku merantau dengan harapan aku bisa menjadi seorang
pekerja keras. Setiap hari kulalui hari dengan penuh kerja keras sampai-sampai terkadang
aku tidak punya waktu luang untuk beristirahat.
Pemberitahuan dari gawaiku terus berbunyi, siapa lagi kalau bukan grup karang
taruna dan grup komplek perumahan, yang tidak pernah berhenti membahas tentang
kemajuan perumahan yang tidak jelas pasti terjadi atau tidak. Tidak pernah terbayang
olehku jika aku ikut dalam perkumpulan itu pasti merepotkan sekali. Kesibukanku saja
sudah cukup menguras tenagaku, tak bisa kubayangkan jika harus turut serta dalam
perkumpulan. Seringnya ya semua kegiatanku dapat kubuat alasan agar dapat terhindar
dari itu semua.
Siang ini cuaca sangat panas, cukup membuatku malas bekerja. “Indra...!” teriak
Bu Suci seorang yang aktif dalam kegiatan sosial. “Ya...! Ada apa bu?” jawab ku dengan
malas tentunya. Dia itu memang berulang kali mengajak seluruh warga perumahan
menjenguk pak RW yang sedang sakit dan melemah “Tidak...!” balas ku keras. “loh, la
kenapa?” tanyanya balik “Hemm... saya.. saya.. saya ada acara siang ini maaf gak bisa
ikut!” Aku menjawab sambil mulai menjalankan motor. Bu Suci hanya terlihat diam tidak
menegur.
Dari siang hingga sore tadi restoran tempat aku bekerja terus saja ramai, mungkin
karena hari ini hari Sabtu. Hari dimana orang bahagia setiap malamnya, karena minggu
adalah hari biasanya para pemuda memadu cinta. Tapi tidak bagiku, aku harus bekerja
membanting tulang demi. Boro-boro pacar, hidup saja penuh perjuangan bagiku.
Esok harinya akupun mendapat libur setelah bekerja keras enam hari suntuk. Aku
baru saja memutar sebuah stasiun tv, dan sontak kaget aku mendapati sebuah berita “Para
masyarakat dimohon untuk tetap berada di rumah, dikarenakan kenaikan kasus pasien
poritif covid-19 terus bertambah dengan pesat.” Laporan langsung dari seorang reporter.
“Apa? Tetap di rumah? Apa maksudnya tadi?” sebuah pertayaan terlontar dari mulutku
secara tiba-tiba, sehingga suaraku bergema ke sekeliling rumah, “Pemerintah telah
meliburkan sekolah. Kini para pelajar ataupun mahasiswa bisa mengikuti pembelajaran
secara daring menggunakan gawainya masing-masing.” Lanjut laporan seorang reporter
berita.
“Yes! Kampus diliburkan, belajar dari rumah, jadi gak perlu mondar-mandir lagi,
jam istirahatku juga bertambah.” Ucapku senang. “Tutt..” notifikasi gawai berbunyi. Aku
terkejut setengah mati setelah membaca dari pimpinan restoran bahwa aku secara sepihak
pemutusan hubungan kerja, mimpi buruk apa aku semalam, bisa-bisanya aku di PHK,
memangnya seburuk apasih covid-19 itu, apa cuma karena batuk, pilek, demam, bersin-
bersin bisa bikin semua kegiatan yang biasanya berjalan dengan jadwal padat tiba-tiba
menjadi luang sepenuhnya. Dan mungkin penghasilanku akan berkurang drastis atau
bahkan tidak ada pemasukan.
Satu minggu telah berlalu, benar apa yang aku takutkan, kehabisan bahan pangan,
tagihan listrik meningkat, belum membayar uang semester, hingga akhirnya kuliahku juga
harus tertunda karena biaya. Ditambah lagi grup karang taruna dan grup komplek
perumahan terus mengajakku ikut kegiatan disekitar rumah, “aarghh… aku benar-benar
pusing, bagaimana caraku agar terhindar dari mereka?!” ucapku kesal, rasanya aku ingin
pindah saja. Banyak juga yang menawarkan pinjaman online dengan bunga mulai dari kecil
hingga besar, aku saja terus menolaknya daripada harus tertipu.
Pada akhirnya aku memutuskan untuk keluar mencari pekerjaan baru, agar kembali
seperti semula. Aku mulai dengan melamar pekerjaan di sekitar rumahku, kemudian ke
yang lebih jauh, antisipasi supaya tidak terjangkit. Dua hari setelah aku melamar kerja,
akhirnya aku diterima di sebuah toko kelontong, dan aku diminta untuk menjaga toko
tersebut. Walau bayarannya tidak sebesar gajiku sebelumnya, namun setidaknya cukup
untukku makan dan tabungan.
Setelah kurang lebih bekerja selama tiga hari, entah kenapa tubuhku terasa berat.
Badanku menjadi panas, terkadang juga batuk. Pemilik toko kelontong menyuruhku untuk
beristirahat dan periksa ke dokter. Akupun menuruti kata atasanku. Aku pulang dan
akhirnya pergi ke sana.
Dokter itu pun berkata aku harus menjalani beberapa tes dan menunggu hasilnya
selama kurang lebih dua hari, dengan catatan aku tidak boleh ke manapun. Suatu hari
berselang tiada kabar apapun dan hari setelah aku melakukan pemeriksaan belum juga ada
kabar tentang penyakitku.
Tepat pukul 23.00, gawaiku berdering dengan keras. Aku melihat siapa yang
menelfon. “Nak Indra anda positif terkena Covid-19” ucap seseorang dari nomor yang
tidak dikenal. “Siapa ya? Jangan coba-coba menipuku!” ujarku panik sekaligus ketakutan.
“ Mohon maaf saya adalah Dokter yang kemarin anda temui untuk konsultasi” jawabnya
dengan lembut. Aku mengingat-ingat kembali suara dokter yang lucu kemarin. Ternyata
benar dia orangnya. “Oh, iya maaf baru bangun tidur, tadi bagaimana?” sahutklu dengan
malu. Ia pun menjelaskan bahwa aku terkonfirmasi virus Covid-19. Ia juga menjelaskan
caranya isolasi mandiri. Yang pasti adalah tidak boleh keluar romah sama sekali. Tidak
habis pikir, jika aku benar-benar hanya berdiam diri dirumah. Lalu bagaimana caraku
membeli kebutauhan sehari-hariku. Kalau iya pasti aku mati kelaparan, bukan karena
Covid-19.
Ku lalui hari-hariku isolasi mandiri di rumah dengan makan sebanyak satu kali
sehari. Agar persediaan makanan juga tidak cepat habis. Namun nasib berkata lain, baru
satu minggu aku isolasi mandiri makananku benar-benar habis tanpa sisa.
Satu terlewati tanpa makan. Di hari kedua aku benar-benar seperti orang lemah tak
berdaya, tanpa makan dan minum. “Indra…Indra… “ Terdengar suara seseorang dari luar
akupun berteriak “Ya sebentar” ternyata ada Bu Suci dan tetangga lainnya yang sedang
membawa banyak makanan. Sebenarnya apa yang mereka lakukan.
Ketika aku keluar mereka menyambut ku dengan meriah. “Apa yang kalian
lakukan?” Tanyaku bingung, “Kami adalah bagian dari satuan tugas Jogo Tonggo, selain
itu kita adalah tetangga, tetangga yang baik ialah tetangga yang selalu ada ketika
dibutuhkan. Maka dari itu maka dari itu kami disini” jawab Bu Suci dari luar pagar rumah
ku.
“Kalian mempedulikan ku? setelah yang kulakukan selama ini? Menjauhi kalian,
tidak ikut kegiatan dan hal yang lainnya? “Aku terharu” Sudah kami katakan kita adalah
tetangga dan kita harus saling membantu “ Ucap sambil tersenyum . Tubuhku melemah,
air mata ku bercucuran, suara tangis tak dapat kutahan hanya itu yang bisa terucap. Beribu
terimakasih, tak mungkin cukup untuk membalas kebaikannya.
Mulai dari hari itu tetangga-tetanggaku setiap hari mengirimkan bahan pangan
mulai dari sayur, lauk, beras, dan lainya. Mereka menaruh bahan pangan dari pagar, lalu
aku tinggal mengambilnya, seperti itu setiap hari sampai seminggu.
Mungkin inilah memang Budaya Indonesia yang sebenarnya. Budaya gotong
royong dalam segala situasi, bekerja sama dalam satu tujuan yaitu membantu tetangga.
Seperti program Jogo Tonggo yang termanifestasikan dari budaya gotong royong bangsa
Indonesia yang dilaksanakan oleh Gubernur Jawa Tengah yaitu bapak Ganjar Pranowo.
Dari sini aku sadar betapa pentingnya arti tetangga. Tetangga bukan hanya orang
asing yang tidak kita kenal, melainkan keluarga dan penjaga paling dekat tatkala semua
tidak dalam jangkauan kita.
TAMAT
LAPORAN KEGIATAN HASIL LOMBA POSTER
HASIL LOMBA POSTER
TINGKAT NASIONAL
1. Waktu dan Tempat Lomba
Hari : Sabtu
Waktu : 09.00 – 12.00
Tanggal : 6 Februari 2021
Tempat : SMP Pesantren Tahfidz Azzayadiy
2. Penyelenggara Kegiatan
Rajawali Competition 2021 tingkat SMP/MTs Nasional
3. Delegasi Sekolah

No. Nama Kelas


1 Ahmad Ilham Khoiry VIII
2 Bariiqul Jawaahirurrobani VIII

Tim Pembina
No. Nama Kelas
1 Achsanul Fiqri, S.Pd Guru Mata Pelajaran

4. Prestasi yang Diraih


Peserta
5. Hasil Karya
(terlampir)
6. Dokumentasi foto dan Penghargaan
Hasil Karya Poster
LAPORAN KEGIATAN HASIL LOMBA KALIGRAFI
HASIL LOMBA KALIGRAFI
1. Waktu dan Tempat Lomba
Hari : Kamis
Waktu : 09.00 – 11.00 WIB
Tanggal : 11 Maret 2021
Tempat : SMP Pesantren Tahfidz Azzayadiy
2. Penyelenggara Kegiatan
SMP Pesantren Tahfidz Azzayadiy Sukoharjo
3. Peserta Lomba

4. Prestasi yang Diraih


Juara I : Muhammad Aulan Najih
Juara II : Wahyu Baqiatus Sholihin
Juara III : Muhammad Madda masruro
5. Hasil Karya
(terlampir)
6. Dokumentasi foto dan Penghargaan
Piagam Penghargaan

Anda mungkin juga menyukai